BAB VI STRATEGI NAFKAH MASYARAKAT SEBELUM DAN SESUDAH TERJADINYA KONVERSI LAHAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU KONVERSI LAHAN PERTANIAN

BAB II TINJAUAN TEORITIS

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia hingga saat ini masih tergolong negara yang sedang berkembang dengan tingkat pertumbuhan penduduk yang

BAB I PENDAHULUAN. makin maraknya alih fungsi lahan tanaman padi ke tanaman lainnya.

BAB V KONVERSI LAHAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONVERSI LAHAN

PENDAHULUAN. Latar Belakang

ppbab I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Tabel 15. Hubungan Luas Lahan dengan Tingkat Pendapatan Tahun 2011

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI

BAB V GAMBARAN UMUM 5.1. Kondisi Wilayah

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB VIII ALIH SUMBERDAYA DALAM PEMANFAATAN PELUANG USAHA DAN KERJA

BAB IV PERUBAHAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Bab I PENDAHULUAN. memegang peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional.kondisi ini

BAB V STRUKTUR PENGUASAAN TANAH LOKAL

V. GAMBARAN UMUM LOKASI DAN RESPONDEN

BAB I PENDAHULUAN. daerah pesisir pantai yang ada di Medan. Sebagaimana daerah yang secara

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah mempunyai dasar pertimbangan yang kuat untuk memberikan

1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV PROFIL DESA 4.1. Aspek Geografis

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan dan membangun pertanian. Kedudukan Indonesia sebagai negara

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Desa Purwasari terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor.

BAB V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA. serta pendorong dan penarik tumbuhnya sektor sektor ekonomi, dapat. dan pengangguran serta dapat mensejahterakan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap manusia harus memenuhi kebutuhannya, guna kelangsungan hidup.

VI. ALOKASI WAKTU KERJA, KONTRIBUSI PENDAPATAN, DAN POLA PENGELUARAN RUMAHTANGGA PETANI LAHAN SAWAH

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV KARAKTERISTIK RESPONDEN DAN SISTEM PERTANIAN

BAB VI HUBUNGAN FAKTOR-FAKTOR PENGUASAAN LAHAN TERHADAP TINGKAT PENGUASAAN LAHAN

BAB V GAMBARAN UMUM RESPONDEN

I. PENDAHULUAN. Lahan sudah menjadi salah satu unsur utama dalam menunjang. kelangsungan kehidupan sejak manusia pertama kali menempati bumi.

BAB V STRUKTUR AGRARIA DAN STATUS PENGUASAAN LAHAN

BAB I PENDAHULUAN. tanaman pangan (palawija), merupakan makanan pokok bagi masyarakat. total pendapatan domestik bruto (id.wikipedia.org).

PETA SOSIAL DESA CURUG

BAB I PENDAHULUAN. tidak melakukannya, namun pada sisi yang lain selalu menganggap hal

I. PENDAHULUAN. dan pada umumnya penduduk negara ini tinggal di daearah pedesaan yang bekerja

ANALISIS SITUASI DAN PERMASALAHAN PETANI MISKIN

BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1. Gambaran Umum Desa

BAB VI KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN RUMAHTANGGA PETANI PESERTA PROGRAM PEMBERDAYAAN PETANI MELALUI TEKNOLOGI DAN INFORMASI PERTANIAN (P3TIP)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap negara memiliki tujuan untuk memakmurkan atau

BAB V PROSES AKUMULASI MODAL: RUMAH TANGGA PETANI LAPISAN ATAS

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan SDM yang optimal demi meningkatkan pembangunan. pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi. Hal ini di karenakan tidak

I. PENDAHULUAN. Padi merupakan salah satu komoditi pangan yang sangat dibutuhkan di

BAB V STRATEGI NAFKAH MASYARAKAT LOKAL DESA GOROWONG. 5.1 Strategi Nafkah Kampung Ater dan Kampung Ciawian

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.

V. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal,

I. PENDAHULUAN. bahan pangan utama berupa beras. Selain itu, lahan sawah juga memiliki

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

V GAMBARAN UMUM DESA CIMANGGIS

I. PENDAHULUAN. pada setiap tahunnya juga berpengaruh terhadap perkembangan pembangunan

Bab V Analisis, Kesimpulan dan Saran

LOKASI PENELITIAN. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada

I. PENDAHULUAN. upaya pemenuhan kebutuhan hidupnya sangat erat kaitannya dengan pemanfaatan

BAB V PERAN USAHA KAYU RAKYAT DALAM STRATEGI NAFKAH RUMAH TANGGA PETANI

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah. Kecamatan Kersana mempunyai 13

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN AJIBATA KABUPATEN TOBA SAMOSIR ( )

BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Jawa Barat merupakan salah satu sentra produksi tanaman bahan makanan di

I. PENDAHULUAN. Sebagian besar wilayah Indonesia merupakan pedesaan yang kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan produktivitas faktor-faktor produksi, memperlancar perdagangan

I. PENDAHULUAN. Sasaran pembangunan pertanian tidak saja dititik-beratkan pada. peningkatan produksi, namun juga mengarah pada peningkatan

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Indonesia saat ini tengah menghadapi sebuah kondisi krisis pangan seiring

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mempertahankan eksistensinya. Penggunaan lahan yang semakin meningkat

BAB V PROFIL RUMAHTANGGA MISKIN DI DESA BANJARWARU

1. PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan didukung dengan kondisi kesuburan tanah dan iklim tropis yang dapat

KINERJA DAN PERSPEKTIF KEGIATAN NON-PERTANIAN DALAM EKONOMI PEDESAAN *

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pulau Jawa merupakan wilayah pusat pertumbuhan ekonomi dan industri.

Bab IV Alih Fungsi Lahan Pertanian dan Pengaruhnya Terhadap Ketahanan Pangan

RINGKASAN. sistem kekerabatan dan segala aspek yang berkenaan dengan relasi gender dalam. pemilikan dan penguasaan sumberdaya agraria.

BAB I PENDAHULUAN. sektor pertanian merupakan sektor yang mendasari kehidupan setiap

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Purbolinggo Kabupaten Lampung Timur.

II. TINJAUAN PUSTAKA. sumberdaya lahan (land resources) sebagai lingkungan fisik terdiri dari iklim, relief,

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

RELASI GENDER DALAM PEMILIKAN DAN PENGUASAAN SUMBERDAYA AGRARIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. merupakan salah satu keunggulan bangsa Indonesia. Pada hakikatnya

BAB III PETANI DAN HASIL PERTANIAN DESA BENDOHARJO. A. Monografi dan Demografi Desa Bendoharjo

ANALISIS USAHA MODEL TUMPANGSARI PADA LAHAN PERHUTANI Studi Kasus Di RPH Cipondok BKPH Cibingbin KPH Kuningan

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB VII PENERAPAN RAGAM STRATEGI NAFKAH

BAB I PENDAHULUAN. Lahan menjadi salah satu unsur utama dalam menunjang kehidupan. manusia. Fungsi lahan sebagai tempat manusia beraktivitas untuk

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. keadaan penduduk, keadaan sarana dan prasana, keadaan pertanian, dan

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI SEHAT

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

KETERKAITAN JENIS SUMBERDAYA LAHAN DENGAN BESAR DAN JENIS PENGELUARAN RUMAH TANGGA DI PEDESAAN LAMPUNG

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB V SUMBER DAYA ALAM

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB V PENUTUP. kehidupan sosial ekonomi masyarakat akan meningkat, ketika masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. peran pertanian bukan hanya menghasilkan produk-produk domestik. Sebagian

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB VII KETERKAITAN ANTARA SEKTOR PERTANIAN DAN LUAR PERTANIAN DI PULAU PRAMUKA

Transkripsi:

BAB VI STRATEGI NAFKAH MASYARAKAT SEBELUM DAN SESUDAH TERJADINYA KONVERSI LAHAN 6.1. Strategi Nafkah Sebelum Konversi Lahan Strategi nafkah suatu rumahtangga dibangun dengan mengkombinasikan aset-aset (modal) yang dimiliki, yaitu: modal alami, modal fisik, modal finansial, modal sumber daya manusia, dan modal sosial, Widiyanto (2009). Strategi nafkah merupakan pilihan yang harus dilakukan oleh seorang atau sekelompok orang dalam memenuhi kebutuhannya. Dalam membangun strategi nafkah tertentu membutuhkan sarana permodalan tergantung jenis strategi nafkah yang dilakukan. Strategi nafkah yang dilakukan oleh masyarakat di Kelurahan Mulyaharja sangat jauh berbeda sebelum adanya konversi lahan dengan sesudah adanya konversi lahan. Sebelum konversi lahan terjadi di Kelurahan Mulyaharja, sebagian besar mata pencaharian masyarakat adalah petani pemilik lahan. Mereka mengusahakan lahannya sendiri untuk memenuhi kebutuhan hidup. Disamping itu, terdapat pula petani penggarap yang menggarap lahannya di lahan milik orang lain. Sistem kekerabatan sosial patron-klien sangat erat sekali. Petani pemilik lahan maupun petani penggarap bersedia berbagi pada saat panen dengan sistem paro atau bagi hasil. Sistem bagi hasil dilakukan berdasarkan kesepakatan antara petani penggarap dengan pemilik lahan. Pembagian hasil panen yang umum terjadi di Kelurahan Mulyaharja adalah 40:60 persen atau 30:70 persen tergantung dari kesepakatan awal. Dalam pelaksanaannya, jika dalam masa satu kali panen didapat beras sebanyak satu ton, maka petani penggarap berhak mendapat sebanyak 300 kilogram, dan petani pemilik lahan mendapat bagian 700 kilogram, jika persentase pembagiannya adalah 30:70 persen. Pembagian hasil panen berdasarkan kesepakatan antara petani pemilik lahan dengan penggarap berdasarkan atas dasar kekeluargaan. Sektor pertanian merupakan mata pencaharian hidup yang paling dominan di Kelurahan Mulyaharja. Sebagian besar masyarakat saat itu bermata pencaharian sebagai petani, baik petani pemilik lahan maupun petani penggarap. Disamping sektor pertanian, masyarakat juga ada yang menggeluti usaha sampingan seperti 43

beternak hewan, memelihara ikan, berdagang bahkan menjadi buruh. Strategi nafkah usaha sampingan dilakukan semata-mata untuk memenuhi kebutuhan hidup. Karena, mengandalkan pendapatan di bidang pertanian saja tidak mencukupi. Apalagi semua warga asli Mulyaharja yang memiliki lahan kurang dari satu hektar. Bahkan, ada pula warga yang tidak mempunyai lahan sama sekali. Sebagian besar hasil panen tidak mereka jual, tetapi untuk dikonsumsi sendiri. Sedangkan, kebutuhan sehari-hari mereka mengandalkan dari usaha sampingan. Berikut adalah hasil wawancara dengan salah seorang petani di Kelurahan Mulyaharja bernama Bapak ZDN (60 tahun): dari dahulu hasil panen tidak pernah saya jual, tapi untuk konsumsi sendiri. Makanya saya tidak pernah membeli beras. Sesusah-susahnya hidup, saya masih bisa makan nasi, tapi untuk mencukupi kebutuhan lainnya saya mengandalkan usaha ayam, dulu saya peternak ayam, bahkan pernah menjadi tengkulak ayam Petani di Kelurahan Mulyaharja selain mengandalkan usaha sampingan, tidak sedikit dari warga yang istrinya ikut mencari nafkah. Biasanya, istrinya membantu suaminya dengan membuka warung. Strategi nafkah ini dikenal dengan pola nafkah ganda, dimana suami maupun istri dalam suatu rumah tangga kedua-duanya mencari nafkah bersama-sama. Pola nafkah ganda muncul karena sektor pertanian maupun usaha sampingan masih belum mencukupi kebutuhan hidup. Semua strategi nafkah yang dilakukan oleh sebagian besar masyarakat di Kelurahan Mulyaharja semata-mata untuk bisa memenuhi kebutuhan hidup. 6.2. Strategi Nafkah Setelah Konversi Lahan Kasus konversi lahan yang terjadi di Kelurahan Mulyaharja mulai marak terjadi sekitar tahun 2000-an. Pertambahan penduduk karena faktor kelahiran yang tinggi maupun migrasi penduduk yang masuk membuat jumlah warga di Kelurahan Mulyaharja terus mengalami peningkatan. Apalagi di dukung oleh pertumbuhan penduduk Indonesia yang terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Fenomena ini telah membuat kebutuhan akan lahan untuk peruntukan pemukiman semakin meningkat. Kebutuhan lahan untuk pemukiman di Kelurahan 44

Mulyaharja terus mengalami peningkatan. Ketika perusahaan PTR mulai masuk, terjadi konversi lahan secara besar-besaran. Awalnya hanya lahan kosong dan kurang termanfaatkan saja yang diincar oleh PTR. Namun, dalam pelaksanaannya lahan pertanian produktif pun ikut diambilnya. Fenomena konversi lahan di Kelurahan Mulyaharja telah membawa dampak perubahan terhadap strategi nafkah masyarakat Mulyaharja. Konversi lahan pertama kali marak terjadi di sepanjang jalan utama Kelurahan Mulyaharja. Banyak warga yang membangun rumah dan tempat usaha seperti warung, toko, lembaga pendidikan, maupun sarana dan prasarana umum lainnya. Fenomena ini didukung pula dengan dibangunnya kawasan perumahan real estate dan tempat wisata oleh PTR. Sehingga, membuat lahan yang diperuntukan untuk kegiatan pertanian semakin lama semakin sempit. Dengan berbagai strategi yang dilakukan oleh PTR, akhirnya lahan-lahan di Kelurahan Mulyaharja jatuh kepada pihak PTR. Sebagian besar sudah di konversi menjadi perumahan dan tempat wisata. Namun, masih terdapat lahan milik PTR yang belum dimanfaatkan. Lahan tersebut bisa dimanfaatkan oleh warga yang mau mengolah lahan dengan membayar sejumlah uang sewa. Akan tetapi, jika sewaktu-waktu pihak PTR membutuhkan lahan tersebut, maka petani yang mengolah lahan itu harus menyerahkan lahan yang sedang digarapnya. Kasus konversi lahan telah membawa dampak yang besar terhadap perubahan strategi nafkah masyarakat maupun hubungan sosialnya. Perubahanperubahan tersebut antara lain: a. Berubahnya status mata pencaharian petani dari pemilik lahan menjadi buruh tani; b. Pudarnya hubungan kekerabatan sosial yaitu sistem paro antara petani pemilik lahan dengan buruh tani digantikan dengan sistem sewa dengan uang; dan c. Munculnya strategi nafkah baru setelah adanya konversi lahan pertanian. 6.2.1. Perubahan Status Mata Pencaharian Petani Kasus konversi lahan yang terjadi di Kelurahan Mulyaharja membawa dampak yang besar terhadap mata pencaharian utama di bidang pertanian. Warga Mulyaharja yang tadinya memiliki lahan yang diusahakan untuk kegiatan 45

pertanian, banyak yang menjual lahannya kepada pihak PTR baik sebagian maupun seluruhnya. Dari kegiatan tersebut, terjadi perubahan status petani pemilik lahan menjadi petani penggarap. Berikut adalah hasil wawancara dengan salah seorang petani bernama Bapak OCM (58 tahun): dahulu saya punya lahan seluas 3800 meter dan saya usahakan menanam padi maupun palawija, namun semua lahan tersebut saya jual kepada PTR, sekarang saya hanya menggarap lahan PTR yang belum dimanfaatkan. Bapak OCM (58 tahun) adalah salah satu contoh petani Mulyaharja yang menjual lahannya kepada pihak PTR. Masih banyak para petani lainnya di Kelurahan Mulyaharja yang menjual lahannya kepada PTR. Sebagian besar menjadi petani penggarap karena banyak dari mereka yang sudah tidak punya lahan lagi. Bagi petani yang menggarap lahan PTR, diberi kesempatan untuk mengolah lahan selama belum dimanfaatkan oleh PTR. Jika Petani dari awalnya sudah tidak mempunyai lahan, maka dampak yang dirasakan adalah semakin sulitnya mencari lahan milik warga yang mau digarap karena lahan yang diperuntukan untuk kegiatan pertanian semakin menyempit dan telah berubah menjadi kawasan perumahan. 6.2.2. Strategi Nafkah Ganda dan Serabutan Fenomena konversi lahan yang terjadi di Kelurahan Mulyaharja membawa dampak besar terhadap perubahan strategi nafkah masyarakat. Salah satunya yaitu semakin beragamnya strategi nafkah masyarakat di Kelurahan Mulyaharja. Strategi nafkah yang umum dijumpai di Kelurahan Mulyaharja adalah strategi nafkah ganda dan serabutan. Strategi nafkah ganda merupakan salah satu strategi dimana suami maupun istri dalam sebuah keluarga bersama-sama mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan hidup. Strategi nafkah ganda memang banyak di jumpai pada masyarakat pedesaan. Salah satu contoh strategi nafkah ganda yang dijumpai di Kelurahan Mulyaharja adalah di keluarga petani. Sang suami bekerja sebagai petani penggarap, sementara istrinya membantu berdagang dengan cara membuka warung. Berikut adalah hasil wawancara dengan Bapak SJA (53 tahun): 46

"saya adalah petani penggarap, penghasilan saya tidak seberapa, apalagi anak saya banyak. Untuk memenuhi kebutuhan hidup, maka saya dibantu oleh istri saya jualan pecel dan gorengan Strategi nafkah ganda cukup banyak dijumpai di Kelurahan Mulyaharja. Suami maupun istri bersama-sama mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Selain strategi nafkah ganda, terdapat pula strategi nafkah serabutan. Strategi nafkah serabutan muncul berdasarkan kemampuan dan keahlian dari masing-masing petani. Berdasarkan fakta di lokasi penelitian, strategi nafkah serabutan terbagi menjadi beberapa kategori yang disebut dengan tipolologi nafkah serabutan. Tipologi strategi nafkah serabutan meliputi: a. Strategi Nafkah Serabutan Tunggal Strategi nafkah serabutan tunggal meliputi strategi nafkah yang hanya fokus pada satu bidang saja yaitu bidang pertanian dalam arti luas. Artinya, jenis pekerjaan yang dilakukan beragam tetapi masih dalam satu bidang pertanian. Biasanya, strategi nafkah jenis ini muncul karena seseorang memiliki kemampuan dan waktu yang terbatas hanya di bidang pertanian saja. Contoh kasus di Kelurahan Mulyaharja, disamping petani yang mempunyai lahan di daerah lain, mereka juga menggarap lahan milik PTR. Selesai melakukan pekerjaan di sawah, banyak yang mengurus ternak maupun menjual hasil panen dari kebun palawija mereka. Petani yang melakukan strategi nafkah jenis ini sebanyak 33,3 persen. b. Strategi Nafkah Serabutan Ganda Strategi nafkah serabutan jenis ini meliputi bidang pertanian dan bidang non-pertanian. Biasanya, anggota rumahtangga setelah selesai dalam mengerjakan pekerjaan utama, mereka akan mengerjakan pekerjaan di bidang lainnya selama ada kesempatan dan pekerjaan tersebut bisa mereka lakukan. Strategi nafkah jenis ini muncul dikarenakan petani memiliki keahlian lainnya di luar bidang pertanian. Di Kelurahan Mulyaharja, banyak dijumpai seorang petani selain mengolah lahan milik PTR, mereka juga melakukan pekerjaan lainnya seperti menjadi buruh sandal maupun pekerja bangunan. Petani yang melakukan strategi nafkah jenis ini sebanyak 51,9 persen. 47

c. Strategi Nafkah Serabutan Campuran Strategi nafkah jenis ini merupakan perpaduan antara strategi nafkah serabutan tunggal dengan strategi nafkah serabutan ganda. Selain menguasai di bidang pertanian dalam arti luas, para petani juga memiliki keterampilan di luar bidang pertanian. Di Kelurahan Mulyaharja ditemukan petani yang mengolah lahan milik PTR, mereka juga membuka usaha penggilingan. Namun, untuk menambah penghasilan, mereka juga membuka usaha lain seperti menjual kain. Petani yang melakukan strategi nafkah jenis ini sebanyak 14,8 persen. Fenomena konversi lahan yang terjadi di Kelurahan Mulyaharja membawa dampak yang besar terhadap perubahan strategi nafkah masyarakat disana. Semakin besar kegiatan konversi lahan, maka semakin beragam strategi nafkah yang ada. Keberagaman jenis dan bentuk strategi nafkah mulai berkembang sejak dimulainya konversi lahan di Kelurahan Mulyaharja. Pertambahan penduduk dan perkembangan teknologi memacu masyarakat dalam mengembangkan ide-ide baru. Dibeberapa RW yang letaknya dekat dengan jalan utama maupun lokasi PTR membuat strategi nafkah masyarakat menjadi beragam. Dahulu strategi nafkah yang paling dominan adalah petani, akan tetapi setelah terjadinya konversi lahan, maka strategi nafkah yang dominan adalah karyawan/buruh. Keputusan dalam menjual lahan memang telah membawa perubahan yang besar terhadap keberagaman strategi nafkah masyarakat. Terutama daerah yang paling besar terkena dampak konversi lahannya. Fenomena konversi lahan ternyata tidak selalu membawa perubahan yang lebih baik kepada kehidupan masyarakat di Kelurahan Mulyaharja. Banyak dari warga yang menjual lahan kepada PTR nasibnya malah semakin buruk dari sebelumnya. Berikut adalah kutipan hasil wawancara dengan Bapak MHI (72 tahun): dengan adanya PTR tidak selalu membawa dampak yang baik terhadap kehidupan masyarakat Mulyaharja, banyak warga yang menyesal lahan dan rumahnya dijual kepada PTR, malah dari mereka hidupnya menjadi sulit setelah lahannya dijual 48

Banyak dari warga Mulyaharja yang nasibnya malah semakin buruk setelah mereka menjual lahannya kepada perusahaan. Padahal, lahan milik warga yang masuk dalam zona pengembangan PTR ditawari dengan harga tinggi. Penawaran tertinggi yang pernah ditawar oleh PTR mencapai Rp.250.000 per meter. Namun, akibat gaya hidup konsumtif membuat banyak warga tidak mau untuk menginvestasikan kepada hal yang lebih baik. Sehingga uang hasil penjualan lahan tersebut habis entah kemana. Bahkan tidak sedikit dari warga yang berfoya-foya dari uang hasil penjualannya. Banyak warga yang akhirnya menyesal karena tidak menggunakan uang tersebut untuk berinvestasi di sektor pertanian atau perekonomian lainnya yang lebih bermanfaat. Akan tetapi, ada saja warga yang menggunakan uang hasil penjualan untuk diinvestasikan ke sektor perekonomian lainnya. Keputusan dalam menjual lahan memang tidak selamanya berdampak buruk terhadap perubahan kehidupan masyarakat, ada beberapa warga yang justru hidupnya lebih baik setelah menjual lahannya. Warga yang hidupnya lebih baik mempunyai pola pikir yang lebih maju. Perbedaan tingkat pengetahuan dan pengalaman serta pola pikir yang maju membuat sebagian kecil warga untuk mau menginvestasikan uang hasil penjualan lahannya kepada sektor perekonomian lainnya. Berikut adalah hasil wawancara dengan Bapak OCM (58 tahun): sebelum tahun 2004 saya punya lahan lebih dari 3800 meter, saat itu PTR berani membeli dengan harga lumayan, maka uang hasil penjualan saya gunakan untuk membeli lahan di desa tetangga. Sisa uangnya saya gunakan untuk merenovasi rumah dan membeli sepeda motor, agar lebih irit jika mau pergi kemana-mana. Saat ini pun saya sedang menggarap lahan PTR, jika sewaktuwaktu lahan saya diambil oleh PTR saya tetap punya lahan cadangan di tempat lainnya. Sebagian kecil masyarakat ternyata mempunyai pemikiran yang jauh kedepan. Mereka melakukan spekulasi modal, dimana uang hasil penjualan lahan mereka gunakan untuk membeli lahan di tempat lain. Sehingga penghasilan mereka di bidang pertanian tetap ada bahkan meningkat. Bahkan, keuntungan dari 49

penjualan bisa mereka investasikan di bidang yang lain seperti membuka warung, dan bisnis lainnya. 6.3. Ikhtisar Strategi nafkah masyarakat di Kelurahan Mulyaharja berbeda sebelum adanya konversi lahan dengan sesudah adanya konversi lahan. Sebelum konversi lahan, strategi nafkah yang dominan adalah petani pemilik lahan dan sebagian kecil petani penggarap. Setelah konversi lahan, terjadi perubahan yang signifikan, petani penggarap lebih besar jumlahnya dibandingkan dengan petani pemilik lahan. Hal itu dikarenakan, lahan-lahan yang diusahakan untuk kegiatan pertanian telah dijual kepada pihak PTR. Keputusan dalam menjual lahan telah berdampak besar terhadap keberagaman strategi nafkah masyarakat di Kelurahan Mulyaharja. Salah satu perubahannya yaitu adanya strategi nafkah baru yakni strategi nafkah serabutan. Strategi nafkah ini terbagi dalam beberapa tipe yang disebut dengan tipologi. Tipologi strategi nafkah serabutan ini meliputi serabutan tunggal, ganda dan campuran. 50