5009 Sintesis tembaga ftalosianin

dokumen-dokumen yang mirip
5007 Reaksi ftalat anhidrida dengan resorsinol menjadi fluorescein

5012 Sintesis asetilsalisilat (aspirin) dari asam salisilat dan asetat anhidrida

5013 Sintesis dietil 2,6-dimetil-4-fenil-1,4-dihidropiridin-3,5- dikarboksilat

5001 Nitrasi fenol menjadi 2-nitrofenol dan 4-nitrofenol

4008 Sintesis 2-dimetilaminometil-sikloheksanon hidroklorida

5004 Asetalisasi terkatalisis asam 3-nitrobenzaldehida dengan etanadiol menjadi 1,3-dioksolan

4009 Sintesis asam adipat dari sikloheksena

4023 Sintesis etil siklopentanon-2-karboksilat dari dietil adipat

4005 Sintesis metil 9-(5-oksotetrahidrofuran-2-il)nonanoat

4026 Sintesis 2-kloro-2-metilpropana (tert-butil klorida) dari tert-butanol

4016 Sintesis (±)-2,2'-dihidroksi-1,1'-binaftil (1,1'-bi-2-naftol)

4013 Sintesis benzalasetofenon dari benzaldehida dan asetofenon

4002 Sintesis benzil dari benzoin

4010 Sintesis p-metoksiasetofenon dari anisol

4025 Sintesis 2-iodopropana dari 2-propanol

4014 Resolusi enantiomer (R)- dan (S)-2,2'-dihidroksi-1,1'- binaftil ((R)- dan (S)-1,1-bi-2-naftol)

4019 Sintesis metil asetamidostearat dari metil oleat

4006 Sintesis etil 2-(3-oksobutil)siklopentanon-2-karboksilat

4028 Sintesis 1-bromododekana dari 1-dodekanol

4027 Sintesis 11-kloroundek-1-ena dari 10-undeken-1-ol

4022 Sintesis etil (S)-(+)-3-hidroksibutirat

4001 Transesterifikasi minyak jarak menjadi metil risinoleat

5026 Oksidasi antrasena menjadi antrakuinon

3 Metodologi Penelitian

3. Metodologi Penelitian

4024 Sintesis enantioselektif pada etil (1R,2S)-cishidroksisiklopentana

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian. Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang-

Bab III Metodologi. III.1 Alat dan Bahan. III.1.1 Alat-alat

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cihideung Lembang Kab

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2014, yang

3 Metodologi Penelitian

Preparasi Sampel. Disampaikan pada Kuliah Analisis Senyawa Kimia Pertemuan Ke 3.

PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU. Oleh : Dra. ZULTINIAR,MSi Nip : DIBIAYAI OLEH

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli sampai bulan Oktober 2011 di

3. Metodologi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

EKSTRAKSI Ekstraksi padat-cair Ekstraksi cair-cair Ekstraksi yang berkesinambungan Ekstraksi bertahap Maserasi metode ekstraksi padat-cair bertahap

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK PERCOBAAN 2 SINTESIS DAN KARAKTERISASI CIS DAN TRANS KALIUM DIOKSALATODIAKUOKROMAT ( III )

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA

I. ISOLASI EUGENOL DARI BUNGA CENGKEH

LAMPIRAN. Lampiran 1. Sertifikat analisis kalium diklofenak

PENGARUH KONSENTRASI NaOH PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU

BAB III METODE PENELITIAN

PENYEHATAN MAKANAN MINUMAN A

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA II KLINIK

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli 2015 di Laboratorium

LAMPIRAN. Lampiran 1. Sertifikat analisis bahan baku (kalium diklofenak)

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan November 2014 sampai dengan bulan

LAMPIRAN A RANGKAIAN ALAT UNTUK SINTESIS

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan, dimulai dari bulan

LAMPIRAN. I. SKEMA KERJA 1. Pencucian Abu Layang Batubara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA LAMPIRAN

Penetapan kadar Cu dalam CuSO 4.5H 2 O

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanah dan di Laboratorium Limbah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan mengenai metode penelitian yang telah

PRAKTIKUM KIMIA DASAR I

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

BAB III METODE PENELITIAN

Reaksi Dehidrasi: Pembuatan Sikloheksena. Oleh : Kelompok 3

Bab III Metodologi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN. yang umum digunakan di laboratorium kimia, set alat refluks (labu leher tiga,

BAB III METODA PENELITIAN. Secara umum, proses penelitian ini terdiri dari tiga tahap. Tahap pertama

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan dari bulan Februari - Juli tahun 2012

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama ± 2 bulan (Mei - Juni) bertempat di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekperimental.

BAB III METODE PENELITIAN. Laboratorium Riset Jurusan Pendidikann Kimia UPI. Karakterisasi dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tahun 2011 di Laboratorium riset kimia makanan dan material untuk preparasi

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April Januari 2013, bertempat di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Jurusan Pendidikan Kimia dan

BAB 3 METODE PERCOBAAN

Sintesis Organik Multitahap: Sintesis Pain-Killer Benzokain

Laporan Tugas Akhir Pembuatan Pupuk Organik dari Limbah Cair Etanol BAB III METODOLOGI

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Riset Kimia, Laboratorium Riset

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel dan Tempat Penenlitian. Sampel yang diambil berupa tanaman MHR dan lokasi pengambilan

BAB III METODE PENELITIAN. selulosa Nata de Cassava terhadap pereaksi asetat anhidrida yaitu 1:4 dan 1:8

GRAVIMETRI PENENTUAN KADAR FOSFAT DALAM DETERJEN RINSO)

LAPORAN PRAKTIKUM SINTESIS KIMIA ORGANIK

Bab III Metodologi Penelitian. Sintesis CaCu(CH 3 COO) 4.xH 2 O. Karakterisasi. Penentuan Rumus kimia

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2012 sampai Januari 2013 di

BAB III METODE PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian dimulai sejak Februari sampai dengan Juli 2010.

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei 2015 sampai bulan Oktober 2015

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah cincau hijau. Lokasi penelitian

2018 UNIVERSITAS HASANUDDIN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia dan Laboratorium Kimia Instrumen

Transkripsi:

P 59 Sintesis tembaga ftalosianin (H H ) 6 Mo 7 2 2. H2 + 8 + CuCl H 2-8 H 3-8 C 2 - H 2 - HCl Cu C 8 H 3 CH 2 CuCl H 2 Mo 7 6 2. H 2 C 32 H 16 8 Cu (18.1) (6.1) (99.) (1235.9) (576.1) Literatur Classic synthesis: F. H. Moser, A. L. Thomas, Phthalocyanine Cotlounds, Reinhold, ew York 1963; microwave application: A. Shaabani, J. Chem. Research (S) 1998, 672-673 Klasifikasi Tipe Reaksi dan Penggolongan bahan reaksi pada gugus karbonil turunan asam karboksilat, reaksi penutupan cincin asam karboksilat anhidrida, turunan asam karboksilat, heterosiklis, pewarna Teknik Laboratorium Reaksi dengan mikrowave, pengadukan dengan batang pengaduk magnet, pemanasan dengan refluk, ekstraksi, penyaringan, pembuangan gas Instruksi (skala batch,5 mmol) Peralatan Sistem microwave ETHS 16, tabung gelas ( cm, S 29), labu leher dua 1 ml, pengaduk magnet, batang pengaduk magnet, pendingin refluk, 2 botol pencuci, adaptor dengan penyambung gelas dan selang penghubung. Bahan urea (tl 132,5-13,5 C) ftalat anhidrida (tl 129-132 C) tembaga(i) klorida ammonium heptamolibdat 5,53 g (92, mmol) 2,67 g (18, mmol) 5 mg (5, mmol) 75 mg (,61 mmol) 1 Juli 27

P Asam hidroklorida pekat (32%) etanol (td 78 C) 5 ml 8 ml Reaksi Peralatan reaksi terdiri dari dua labu leher-dua 1 ml dengan sensor temperatur dan pendingin refluk. Pendingin refluk dilengkapi dengan adaptor penghubung gelas dan selang penghubung, yang dihubungkan dengan pipa pembuangan gas yang terbentuk selama reaksi. Pipa dihubungkan dengan botol pencuci pengaman yang kosong dan dihubungkan dengan botol pencuci lainnya yang berisi 3 ml air. Campuran 5,53 g (92, mmol) urea, 2,67 g (18, mmol) ftalat anhidrida, 5 mg (5, mmol) tembaga(i) khloridá and 75 mg (,61 mmol) amonium heptamolibdat dimasukkan ke dalam labu reaksi. Setelah penambahan dua tetes air, peralatan reaksi dipasang dalam sistem microwave dengan tabung gelas (lihat Petunjuk teknis : peralatan refluk standar untuk sistem mikrowave ). Homogenasi campuran reaktan tidak perlu dilakukan karena pelelehan sempurna terjadi setelah 2 menit. Campuran reaksi diiradiasi selama 1 menit pada temperatur pembatas 25 C dengan daya 1 W. Segera setelah separuh waktu, padatan yang meleleh menjadi massa berpori yang berwarna violet Penyelesaian Padatan yang didinginkan pada temperatur kamar dibuat potongan kecil di dalam labu reaksi, kemudian 5 ml air dan 5 ml asam klorida pekat ditambahkan dan labu dipasang dalam sistem mikrowave-sebagaimana disebutkan sebelumnya- dengan batang pengaduk magnet, sensor temperatur dan pendingin refluk, tetapi tanpa pipa pembuangan gas. Campuran dipanaskan dengan pengadukan 8 W selama 1 menit pada 12 C, sedangkan reaktan yang berlebih atau tidak bereaksi diekstraksi dari padatan. Setelah didinginkan, padatan disaring dengan kertas lipat, dicuci dengan 5 ml air dan kemudian sedikit etanol serta dikeringkan. Filtrat air coklat-kuning dibuang. Hasil kotor: 2, g, padatan violet Dengan 5 ml etanol, produk kotor dimasukkan kembali ke dalam labu leher-dua dan dipasang dalam sistem mikrowave-sebagaimana disebutkan sebelumnya- dengan batang pengaduk magnet, sensor temperatur dan pendingin refluk. Dengan radiasi 5 W, dipanaskan dengan pengadukan sampai 8 C selama 1 menit, sedangkan produk samping dihidroftalosianin harus diekstrak dari padatan. Setelah didinginkan hingga 5 C, produk disaring dengan kertas saring lipat, dicuci dengan 2 ml etanol pada kertas saring dan dikeringkat dalam desikator dengan pengurangan tekanan. Hasil: 2,15 g (3,73 mmol, 83%); bersinar, violet, senyawaa kristal halus, tidak larut dalam pelarut organik. Kemampuan melebur senyawa dapat dijadikan kriteria kemurnian: Produk tersebut murni jika sampai suhu diatas 2 C tidak terjadi pelelehan atau dekomposisi. Senyawa yang terisolasi stabil sampai 36 C. Produk samping dihidroftalosianin meleleh dengan dekomposisi pada 195-197 C. Komentar Penambahan dua tetes air sebelum awal reaksi menfasilitasi pelepasan energi microwave dalam campuran padatan. 2 Juli 27

P Manajemen Limbah Pembuangan Limbah Filtrat air Filtrat etanol Limbah Pembuangan dinetralkan, kemudian: campuran pelarut air, mengandung halogen, mengandung logam berat campuran pelarut air, bebas halogen Waktu 1 sampai 2 jam Penghentian sementara Diantara perlakuan dengan mikrowave Tingkat kesulitan Mudah Analisis Hubungan temperatur-waktu- bergantung pada tahap kerja dengan energi mikrowave Sintesis tembaga (II)-ftalosianin 25 12 2 1 15 1 8 6 Energie [W] 5 2 2 6 8 1 12 1 3 Juli 27

P Ekstraksi tembaga (II)-ftalosianin kotor dengan HCl encer 12 6 1 5 8 6 3 2 Energie [W] 2 1 2 6 8 1 12 1 Ekstraksi tembaga (II)-ftalosianin dengan etanol 9 8 7 6 5 3 2 1 2 6 8 1 12 1 Juli 27

P Spektrum IR produk tembaga(ii)-ftalosianin (KBr) 5 Juli 27