BABI PENDAHULUAN 1-1. Bab I-Pendahuluan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Bab I-Pendahuluan I-1. I.1. Latar Belakang. Indonesia sejak dahulu dikenal sebagai negara yang kaya akan sumber

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rut, 2014 Peningkatan Kadar Mentol Pada Minyak Permen Dementolized Menggunakan Katalis Raney Nikel

atsiri dengan nilai indeks bias yang kecil. Selain itu, semakin tinggi kadar patchouli alcohol maka semakin tinggi pula indeks bias yang dihasilkan.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Prarancangan Pabrik Dietil Eter dari Etanol dengan Proses Dehidrasi Kapasitas Ton/Tahun Pendahuluan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSTRASI

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

2014 OPTIMASI KONDISI HIDROGENASI ETANOL-NATRIUM UNTUK MENINGKATKAN KADAR MENTOL PADA MINYAK PERMEN

BAB I PENDAHULUAN. terbang (essential oil, volatile oil) dihasilkan oleh tanaman. Minyak tersebut

Karya Ilmiah Bisnis Kulit Jeruk dijadikan sebagai Alternatif Pengganti Bahan Bakar Fosil

C3H5 (COOR)3 + 3 NaOH C3H5(OH)3 + 3 RCOONa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Memiliki bau amis (fish flavor) akibat terbentuknya trimetil amin dari lesitin.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan Ca-Bentonit. Na-bentonit memiliki kandungan Na +

Penggolongan minyak. Minyak mineral Minyak yang bisa dimakan Minyak atsiri

BAB I PENDAHULUAN. diutamakan. Sedangkan hasil hutan non kayu secara umum kurang begitu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Prarancangan Pabrik Metil Salisilat dari Asam Salisilat dan Metanol dengan Kapasitas ton/tahun BAB I PENGANTAR. A.

I. ISOLASI EUGENOL DARI BUNGA CENGKEH

PROSES EKSTRAKSI MINYAK BUNGA MELATI (JASMINUM SAMBAC) DENGAN METODE ENFLEURASI. Elwina, Irwan, Ummi Habibah *) ABSTRAK

B. Struktur Umum dan Tatanama Lemak

BAB I PENDAHULUAN. barang (good product) maupun jasa (services product) dan konservasi. Produk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Lemak dan minyak adalah golongan dari lipida (latin yaitu lipos yang

Dan langit itu kami bangun dengan kekuasaan (kami) dan sesungguhnya kami benar-benar berkuasa. Dan bumi itu kami hamparkan, maka sebaik-baik yang

BAB I PENDAHULUAN Kapasitas Pabrik Dalam pemilihan kapasitas pabrik acetophenone ada beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan yaitu:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

JURNAL PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK : Identifikasi Gugus Fungsional Senyawa Organik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Asam asetat dalam ilmu kimia disebut juga acetid acid atau acidum aceticum,

rambut kelenjar dari daun nilam dengan menggunakan enzim yang terdapat dalam mikroorganisme. Hancurnya dinding sel dan rambut kelenjar mengakibatkan

KIMIA TERAPAN LARUTAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Alkena dan Alkuna. Pertemuan 4

Reaksi Dehidrasi: Pembuatan Sikloheksena. Oleh : Kelompok 3

KIMIA TERAPAN (APPLIED CHEMISTRY) (PENDAHULUAN DAN PENGENALAN) Purwanti Widhy H, M.Pd Putri Anjarsari, S.Si.,M.Pd

BAB I PENDAHULUAN. sehingga mengakibatkan konsumsi minyak goreng meningkat. Selain itu konsumen

UJIAN AKHIR SEMESTER 1 SEKOLAH MENENGAH TAHUN AJARAN 2014/2015 Mata Pelajaran : Kimia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

Atom unsur karbon dengan nomor atom Z = 6 terletak pada golongan IVA dan periode-2 konfigurasi elektronnya 1s 2 2s 2 2p 2.

Struktur Aldehid. Tatanama Aldehida. a. IUPAC Nama aldehida dinerikan dengan mengganti akhiran a pada nama alkana dengan al.

membantu pemerintah dalam menanggulangi masalah pengangguran dengan

Prarancangan Pabrik Propilen Glikol dari Proplilen Oksida dan Air dengan Proses Hidrasi Kapasitas Ton / Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

4 Pembahasan Degumming

Bab IV Hasil dan Pembahasan

dapat mencapai hingga 90% atau lebih. Terdapat dua jenis senyawa santalol dalam minyak cendana, yaitu α-santalol dan β-santalol.

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

SKRIPSI PEMBUATAN KALSIUM KARBONAT DARI BIJI DURIAN MENGGUNAKAN H 2 SO 4 DAN H 2 C 2 O 4 DISUSUN OLEH : ANDI TRIAS PERMANA

BAB I PENDAHULUAN. Perancangan Pabrik Mononitrotoluena dari Toluena dan Asam Campuran dengan Proses Kontinyu Kapasitas 25.

Senyawa Alkohol dan Senyawa Eter. Sulistyani, M.Si

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

APAKAH LUMPUR DI SIDOARJO MENGANDUNG SENYAWA HIDROKARBON?

EKSTRAKSI MINYAK SEREH DAPUR SEBAGAI BAHAN FLAVOR PANGAN I N T I S A R I

BAB VI REAKSI KIMIA. Reaksi Kimia. Buku Pelajaran IPA SMP Kelas IX 67

BABI PENDAHULUAN. carbonate dapat mengurangi penggunaan rninyak burni dan gas a1am, sebagai bahan. Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. suhu kamar mudah menguap. Istilah esensial dipakai karena minyak atsiri

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK

BAB I PENDAHULUAN. desinfektan, insektisida, fungisida, solven untuk selulosa, ester, resin karet,

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL PENANGANAN PASCA PANEN KUNYIT. Feri Manoi

Gugus Fungsi Senyawa Karbon

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pangan merupakan kebutuhan yang paling esensial bagi manusia untuk

Gun Gun Gumilar, Zackiyah, Gebi Dwiyanti, Heli Siti HM Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan Indinesia

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya alam tersebut adalah tumbuh-tumbuhan. Berbagai macam tumbuhan tersebut

I. PENDAHULUAN. organik disamping pupuk anorganik (Rubiyo dkk., 2003). Pupuk organik tersebut

:!,1G():5kr'W:5. JURnAl EKOlOGI DAn SAlns ISSN : ISSN : VOLUME 01, No: 01. Agustus 2012

MAKALAH PRAKTIKUM KIMIA DASAR REAKSI-REAKSI ALKOHOL DAN FENOL

BAB I PENDAHULUAN. gel pengharum ruangan tersebut menghambat pelepasan zat volatile, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. penghasil minyak atsiri yang cukup penting, dikenal dengan nama Patchauly Oil,

Pemurnian Gliserin dari Produk Samping Pembuatan Biodiesel

PENDAHULUAN. Es lilin merupakan salah satu jajanan pasar yang telah lama dikenal oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENENTUAN KADAR KARBONAT DAN HIDROGEN KARBONAT MELALUI TITRASI ASAM BASA

PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II KI1201

Prarancangan Pabrik Propilen Glikol dari Proplilen Oksida dan air dengan Proses Hidrasi Kapasitas Ton / Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. 1. Neraca Analitik Metter Toledo. 2. Oven pengering Celcius. 3. Botol Timbang Iwaki. 5. Erlenmayer Iwaki. 6.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Minyak atsiri dikenal dengan nama minyak eteris (Essential oil volatile) yang

LAPORAN PENDAHULUAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

UJI IDENTIFIKASI ETANOL DAN METANOL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Taksonomi Dan Morfologi Tanaman Durian. Kingdom : Plantae ( tumbuh tumbuhan ) Divisi : Spermatophyta ( tumbuhan berbiji )

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK PERCOBAAN II SIFAT-SIFAT KELARUTAN SENYAWA OGANIK

BAB V METODOLOGI. Gambar 6. Pembuatan Minyak wijen

TUGAS AKHIR METODE DISTILASI VAKUM UNTUK PEMBUATAN MINYAK JERUK PURUT DENGAN MENGGUNAKAN AIR SEBAGAI PELARUT. Solvent)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Disusun oleh: Jamaludin Al Anshori, S.Si

PENGARUH WAKTU UNTUK MENINGKATKAN KADAR PATCHOULI ALCOHOL DALAM PEMURNIAN MINYAK NILAM DENGAN MENGGUNAKAN DISTILASI VAKUM GELOMBANG MIKRO

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Penetapan Kadar Sari

PRARANCANGAN PABRIK DIMETIL ETER DARI METANOL KAPASITAS TON/TAHUN

I. PENDAHULUAN. Indonesia. Tanaman sereh banyak dibudidayakan pada ketinggian dpl.

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

MENGELOMPOKKAN SIFAT-SIFAT MATERI

Transkripsi:

Bab I-Pendahuluan 1-1 BABI PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jeruk adalah salah satu jenis buah yang mudah diperoleh dan disukai oleh masyarakat. Biasanya jeruk dikonsumsi sebagai buah segar atau dibuat sebagai minuman segar (jus jeruk). Konsumsi jeruk tidak pemah mengalami penurunan dari masa ke masa, hal ini terbukti dengan semakin banyaknya produk-produk makanan atau minuman yang dihasilkan dari jeruk. Dengan makin banyaknya pemanfaatan jeruk, maka makin banyak pula kulit jeruk yang dibuang sebagai Iimbah. Limbah kulit jeruk ini sering kali dimanfaatkan sebagai manisan yang juga banyak disukai oleh masyarakat. Selain dimanfaatkan sebagai manisan, Iimbah kulit jeruk juga dapat diproses lebih lanjut menjadi minyak atsiri yang memiliki nilai ekonomis yang lebih tinggi daripada manisan kulit jeruk. Minyak atsiri yang berasal dari kulitjeruk seringkali dinamakan sebagai minyakjeruk. Dalam dunia industri, minyak atsiri yang berasal dari kulit jeruk (selanjutnya disebut minyak jeruk) telah mengalami suatu perkembangan yang besar. Kebutuhan minyak jeruk ini mengalami peningkatan dari masa ke masa, seiring dengan makin banyaknya produk-produk kosmetika, farmasi, makanan, dan minuman yang membutuhkan aroma jeruk di dalamnya. Dengan melihat data ekspor dan impor dari rninyakjeruk di Indonesia selama periode tahun 1996-2001 (Tabel L 1 dan Tabel 1.2), kebutuhan minyak jeruk di Indonesia dan di luar negeri mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Hal ini menandakan makin banyaknya penggunaan minyak jeruk ini oleh masyarakat baik di Indonesia maupun di luar negeri.

Bab I-Pendahuluan 1-2 I Tabel 1.1. Data Ekspor minyak atsiri dari kuht jeruk di Indonesia selama periode tahun 1996-2001 [1] Tahun Volume (kg) 1996 4479 1999 4986 1998 6122 1999 6831 2000 7590 200] 7907 I Tabel I.2. Data lmpor minyak atsiri dari kulitjeruk di Indonesia selama periode tahun ]996-2001 [1] Tahun Volume (kg) 1996 8960 1997 7822 1998 9701 1999 I ]0248 2000 32500 2001 76580 1.2. Minyak Atsiri Minyak atsiri adalah minyak yang mudah menguap pada suhu kamar tanpa mengalami dekomposisi, mempunyai rasa getir (pungent taste), berbau wangi sesuai dengan bau tanaman penghasilnya, umumnya lamt dalam pelamt organik, dan tidak lamt dalam air. Dalam bidang industri, minyak atsiri digunakan untuk pembuatan kosmetik, parfum, antiseptik, obat-obatan, flavouring agent dalam makanan atau minuman serta sebagai pencampur rokok kretek. Minyak atsiri dapat dibuat dari setiap bagian tanaman (daun, bunga, buah, biji, batanglkulit, dan akar). Tanaman yang menghasilkan minyak atsiri diperkirakan beijumlah 150-200 spesies tanaman yang termasuk dalam famili Pinaceae, Labiatae, Compositae, Lauraceae, Myrtaceae, dan Umbelliferaceae [2].

Bab I-Pendahuluan 1-3 1.2.1. Sifat-Sifat Fisika Minyak Atsiri [2]: Beberapa sifat fisika yang dimiliki minyak atsiri adalah sebagai berikut 1. Wama: minyak atsiri yang baru dipisahkan biasanya tidak berwama. Oleh karena penguapan dan proses oksidasi, wamanya dapat bermacam-macam seperti: hijau, coklat, kuning, biru, dan merah. 2. Rasa: bermacam-macam, ada yang manis, pedas, asam, pahit, dan ada pula yang mempunyai rasa membakar. 3. Bau: merangsang dan khas untuk tiap jenis minyak atsiri. 4. Berat jenis: berkisar antara 0,696-1,188 (kg/l) pada 15 C. Kisaran nilai koreksinya adalah antara 0,00042-0,00084 untuk tiap perubahan 1 C. 5. Kelarutan: tidak larut dalam air tetapi larut dalam aikohol, eter, kloroform, asam asetat pekat, dan pelarut organik lain. Kurang larut dalam alkohol encer «70%). 6. Sifat: pelarut yang baik untuk lemak, minyak, resin, kamfer, sulfur, dan fosfor. 7. Indeks bias: berkisar antara 1,3-1,7 pada suhu 20 C. Kisaran nilai koreksinya adalah 0,00039-0,00049 untuk tiap perubahan ] 0c. 1.2.2.Sifat-Sifat Kimia Minyak Atsiri Minyak atsiri secara umum terdiri atas unsur-unsur karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (0), kadang-kadang juga terdiri atas nitrogen (N) dan belerang (S). Minyak atsiri mengandung resin dan lilin dalamjumlah kecil yang merupakan komponen yang tidak dapat menguap. Berdasarkan komposisi kimia dan unsurunsurnya minyak atsiri dibagi dua, yaitu: hydrocarbon dan oxygenated hydrocarbon. Hidrokarbon memiliki unsur-unsur hidrogen (H) dan karbon (C). Hidrokarbon terdiri atas senyawa terpene. Jenis hidrokarbon yang terdapat dalam minyak atsiri sebagian besar terdiri atas: monoterpen (2 unit isoprene), sesouiterpen (3 unit isoprene), diterpen (4 unit isoprene), politerpen, parafin, olefin, dan hidrokarbon aromatik. Komponen hidrokarbon yang dominan

Bab 1-Pendahuluan 1-4 menentukan bau dan sifat khas dari setiap jenis minyak. Sebagai contoh minyak jeruk mengandung 94% Iimonene dan mempunyai bau khasjeruk [3]. 1.2.3. Perubahan Sifat Kimia Minyak Atsiri Perubahan sifat kimia minyak atsiri merupakan ciri dari kerusakan minyak yang mengakibatkan penurunan mutu. Beberapa proses yang dapat mengakibatkan perubahan sifat kimia minyak adalah [2]: 1. Oksidasi Reaksi oksidasi pada minyak atsiri terutama terjadi pada ikatan rangkap dalam terpene. Proses oksidasi minyak atsiri mengakibatkan perubahan bau dan dapat menurunkan jumlah persenyawaan kimia tertentu dalam minyak atsiri. Untuk menghambat atau menghindari proses oksidasi maka minyak atsiri harus dihindarkan dari pengaruh sinar matahari, panas, oksigen, atau udara. 2. Hidrolisa Proses hidrolisa terjadi dalam minyak atsiri yang mengandung ester. Dengan adanya air dan asam sebagai katalisator, ester akan terhidrolisa secara sempurna. Asam organik yang terdapat secara alamiah dan yang dihasilkan dari proses hidrolisa ester, dapat bereaksi dengan ion logam sehingga membentuk garam. Hal ini mengakibatkan minyak atsiri berubah menjadi berwarna gelap. 3. Resinifikasi Resin dapat terbentuk dari hasil polimerisasi aldehida atau persenyawaan tidak jenuh. Resin ini dapat terbentuk selama proses pengolahan (ekstraksi) minyak yang menggunakan tekanan dan suhu tinggi serta selama penyimpanan. 4. Penyabunan Minyak jeruk yang mengandung senyawa ester dan asam-asam organik dapat bereaksi dengan basa (NaOH atau KOH) membentuk sabun.

Bab I-Pendahuluan 1-5 Perubahan sifat kimia yang diakibatkan oleh beberapa proses di atas dapat terjadi pada saat [3]: I. Penyimpanan bahan: Penyimpanan bahan sebelum dilakukan pengecilan ukuran bahan mempengaruhi jumlah minyak atsiri, terutama dengan adanya penguapan secara bertahap yang sebagian besar disebabkan oleh udara yang bersuhu cukup tinggi. Oleh karena itu bahan disimpan pada udara kering bersuhu rendah. 2. Proses ekstraksi, distilasi, dan pengepresan Proses ekstraksi Perubahan sifat kimia yang teijadi selama proses ekstraksi terutama disebabkan karena suhu yang terlalu tinggi. Proses distilasi Perubahan sifat kimia yang terjadi selama proses distilasi terutama disebabkan karena adanya air, uap air, dan suhu yang terlalu tinggi. Proses pengepresan Perubahan sifat kimia yang terjadi selama proses pengepresan terutama disebabkan karena minyak hasil pengepresan langsung berkontak dengan udara. 1.3. Sifat-Sifat Bahan Baku dan Produk 1.3.1. Bahan Baku 1.3.1.1. KuHt jeruk Kulit jeruk yang digunakan adalah limbah dari industri makanan dan minuman. Komposisi fisika dari kulit jeruk adalah sebagai berikut: Tabel 1.3. Komposisi fisika kulitjeruk [4] Sifat Keterangan Kandungan essential oil 2,3 % massa kulit jeruk Kandungan air 12 % massa kulitjeruk Retention liquid 7 % massa kulit jeruk kering Kandungan pengotor 0,5 % massa kulitjeruk

Bab I-Pendahuluan 1-6 1.3.1.2. Etanol Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan jenis pelarut yang digunakan dalam proses ekstraksi adalah : Selektifitas yaitu keefektifan pelamt dalam melarutkan zat yang dikehendaki dengan cepat dan baik. Mempunyai titik didih rendah agar pelarut dapat didistilasi pada suhu yang tidak terlalu tinggi. Harga relatif murah Bersifat inert sehingga tidak bereaksi dengan komponen minyak. Salah satu pelarut yang dipilih adalah etanol. Etanol dapat digunakan untuk. proses ektraksi minyak karena etanol tidak bereaksi dengan minyak dan dari percobaan dapat dilihat bahwa minyak jeruk. dapat lamt dalam etanol. Selain itu etanol mudah menguap [2]. Sifat fisika dan kimia dari etanol dapat dilihat pada tabella. \ Sifat! Rumus kimia I Berat molekul i Densitas I Titik beku Titik didih TabellA. Sifat fisika dan kimia dari etanol I 1 Keterangan CH 3 CH 2 0H 46,07 gr/grmol 0,815 (gr I cm 3 ) -117.3 C 78,5 C 1.3.2.Produk Produk yang dihasilkan dari kulit jeruk. adalah minyak atsiri dari kulit jeruk. (selanjutnya disebut minyakjeruk). Prarencana Pabrik Minyak Jeruk. dengan Proses Ekstraksi

Bab I-Pendahuluan 1-7 1.3.2.1. Minyak Jeruk Kandungan dari minyak jeruk adalah: limonene (94%), f)-pinene (0,8%), y-terpinene (1,2%), linalool (0,5%), oktanal (0,5%), decanal (0,4%), sitronelal (0,1%), neral (0,1%), geranial (0,1%), valensen (0,05%), sinnsial (0,02%), dan sinensial (0,01 %) [5]. Dengan kandungan minyak jeruk seperti di atas maka minyak jeruk memiliki sifat-sifat yang diberikan pada tabel I.S. Tabel 1.5. Sifat-sifat dari minyakjeruk [5] Sifat Keterangan Berat jenis (1 SoC) 0,842-0,846 (kg/l) I Putaran optic (25 C) lndek bias (20 C) 1 1,4723-1,476 R esl d u penguapan 3555, -, 0 /0 / Kelarutan Larut dalam 7 bagian etanol 90 % dan tidak larut dalam air Titik didih 173 C Rasa Agak pahit Bau Khasjeruk Warna Oranye sampat oranye kemerahmerahan I 1.4. Kegunaan Produk Minyak jeruk memegang peranan penting sebagai flavoring agent untuk berbagai minuman beralkohol dan non-alkohol, biskuit, kembang gula, puding, gelatin dessert, permen karet, dan obat-obatan. Minyak atsiri ini juga digunakan dalam parfum, toilet water, kosmetik, dan sebagai bahan pewangi sabun. Hampir seluruh industri makanan, minuman, sabun, kosmetik, dan parfum menggunakan sedikit minyakjeruk sebagai pengharum [4].

Bab I-Pendahuluan 1-8 1.5 Komponen-Komponen Utama dalam Minyak Jeruk Komponen-komponen utama yang memegang pemnan penting dalam pembuatan minyakjeruk adalah [6]: 1. Limonene Komponen ini mempunyai rumus molekul C lo H 16 (BM=136,24) dan mempunyai titik didih pada 101,3 kpa sebesar 178 C. Komponen ini yang paling banyak ditemukan pada minyak jeruk. Limonen berbentuk cair dengan bau seperti jeruk. 2. y-terpinene Komponen ini mempunyal rumus molekul ClOH 1 6 (BM=136,24) dan mempunyai titik didih pada 101,3 kpa sebesar 183 C. Komponen ini adalah caimn yang tidak berwama dengan bau jeruk. 3. ~-Pinene Komponen ini mempunyai rumus molekul C lo H 16 (BM=136,24) dan mempunyai titik didih pada 101,3 kpa sebesar 164 C. Komponen 1m merupakan caimn dengan aroma jeruk dengan sedikit aroma pepper. 4. Decanal Komponen ini mempunyai rumus molekul CH 3 (CH 2 )gcho (BM = 156,67) dan mempunyai titik didih pada 101,3 kpa sebesar 190-192 C. Komponen ini memberikan bau jeruk yang kuat. Komponen ini digunakan dalam konsentrasi yang rendah biasanya hanya ingin memberikan nuansa jeruk. Decanal ini tidak berwama. 5. Lain-lain Komponen yang lain terdiri dari : Iinalool, oktanal, neral, geranial, valensen, sinnsial, sinensial, sitronelal. 1.6 Kapasitas Produksi Bahan baku kulit jeruk yang akan dipakai pada industri minyak jeruk ini diperoleh dari pabrik makanan dan minuman yang menggunakan jeruk sebagai bahan bakunya dan menghasilkan kulit jeruk sebagai salah satu limbahnya.

Bab I-Pendahuluan 1-9 Berikut ini adalah data limbah kulit jeruk: yang dihasilkan oleh industri makanan dan minuman: Tabel 1.6. JumIah kulit jeruk: yang dihasilkan pada tahun 1999 dan perkiraan pada tahun 2006 Industri: Limbah kulit jeruk: tahun Limbah kulit jeruk: tahun 1999 (kg) 2006 (kg) Industri makanan 307.933,33 369.519 lndustri minuman 6.846.635,83 8.215.963 Keterangan: dlasumsl bahwa pada tahun 2006 teljadi kenaikan produksl sebesar 20 % dari kapasitas produk tahun 1999 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pada tahun 2006 akan dihasilkan Iimbah kulit jeruk sebanyak 8.586 tonltahun. Diperkirakan tahun 2006, impor minyakjeruk sebesar 120.000 kg/tahun. Hasil ekstrapolasi tabel 1.2, direncanakan pabrik akan memenuhi kebutuhan 50% dari jumlah impor yaitu 60 tonltahun dengan harapan bahwa kita dapat mengurangi kebutuhan impor sebesar 50%. Kandungan essential oil sebesar 2,3% [4J. Sehingga untuk memproduksi 60 tonltahun minyak jeruk: diperlukan kulit jeruk: sebanyak 2600 tonltahun.