BAB I PENDAHULUAN. dari hubungan dengan lingkungan sekitarnya. individu dan memungkinkan munculnya agresi.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Data Sebaran Responden

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. mengikuti perkuliahan yang berjumlah 31 mahasiswi.

BAB I PENDAHULUAN. untuk pembentukan konsep diri anak menurut (Burns, 1993). bagaimana individu mengartikan pandangan orang lain tentang dirinya.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Data Sampel Penelitian. 1. Teknik Komputer Jaringan siswa. 2. Multimedia siswa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keluarga merupakan lingkungan pertama yang memberikan pengaruh

BAB I PENDAHULUAN. tantangan. Restu dan Yusri (2013) mengungkapkan bahwa mitos yang sering

BAB I PENDAHULUAN. perilaku agresi, yaitu; agresif fisik (Physical Aggression), agresi verbal (Verbal

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1, tabel 4.2 dan tabel 4.3 sebagai berikut: Tabel 4.1 Sampel penelitian dilihat dari usia (N=134)

BAB I PENDAHULUAN. mengalami berbagai perubahan salah satunya perubahan emosi. Menurut Goleman

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. VIII B, VIII C, VIII D, VIII E, VIII F dan VIII G di SMP Negeri 1 Suruh.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA HASIL PENULISAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Subyek penelitian adalah siswa kelas X SMK PGRI 1 Salatiga dengan total siswa 90

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Garmen. Dimana jurusan ini diambil pada saat kelas X. SMK Muhammadiyah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. bersangkutan memiliki kemampuan untuk mengelaborasi masalah dari

BAB lv HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sejumlah 30 siswa agar layak dan cukup memenuhi kriteria sampel skripsi.

BAB I PENDAHULUAN. pada masa awal periode akhir masa remaja (Hurlock, 1999). Buss dan Perry (1992) mendefinisikan perilaku agresif sebagai suatu

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas X Otomotif SMKSaraswati

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Mutia Ramadanti Nur,2013

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

LAPORAN PENELITIAN HUBUNGAN ANTARA EGOSENTRISME DAN KECENDERUNGAN MENCARI SENSASI DENGAN PERILAKU AGRESI PADA REMAJA. Skripsi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SMK Negeri 1 Salatiga merupakan salah satu dari 3 SMK Negeri yang

BAB I PENDAHULUAN. Perilaku altruistik adalah salah satu dari sisi sifat manusia yang dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berbicara tentang siswa sangat menarik karena siswa berada dalam kategori

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Deskripsi Proses Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian

PENDAHULUAN. dengan apa yang ia alami dan diterima pada masa kanak-kanak, juga. perkembangan yang berkesinambungan, memungkinkan individu

BAB I PENDAHULUAN. penuh kepada keadaan yang relatif lebih mandiri.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dan tolong menolong. Memberikan pertolongan atau menolong sesama termasuk

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. berdampingan, manusia membutuhkan adanya interaksi sosial.

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian yang digunakan berjumlah 146 siswa. Tabel 4.1 Subyek Penelitian Sebaran Subyek Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. memerlukan sarana dan prasarana umum yang memenuhi semua aspek kehidupan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. Gedung SMP Negeri 1 Gemawang terletak di Jl. Muncar Kecamatan

BAB I PENDAHULUAN. lain, saling memberikan pengaruh antara satu dengan yang lain dan ingin

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peristiwa merosotnya moral di kalangan remaja, akhir-akhir ini

BAB I PENDAHULUAN. penuh dengan kenangan yang tidak mungkin akan terlupakan. Menurut. dari masa anak ke masa dewasa yang mengalami perkembangan semua

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMABAHASAN

I. PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan suatu masa, dimana individu berjuang untuk tumbuh menjadi sesuatu,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masa remaja ini disebut sebagai masa penghubung atau masa

BAB I PENDAHULUAN. dan lain sebagainya yang semuanya menyebabkan tersingkirnya rasa

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. Salatiga. Surat ijin dari fakultas pada tanggal 26Juli 2013, Diantar ke Progdi

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bahwa aksi-aksi kekerasan baik individual maupun massal sudah merupakan

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. dilaporkan dalam tabel 4.1 ; 4.2 ; 4.3 berikut ini : Tabel 4.1 Disribusi responden menurut kelompok umur

BAB I PENDAHULUAN. yang menunjukkan kebaikan dan perilaku yang terpuji. Akan tetapi, banyak kita

BAB I PENDAHULUAN. Proses timbulnya perilaku tersebut ialah ketika seseorang dalam suatu titik. perilaku yang dinamakan perilaku agresif.

BAB IV PEMBAHASAN. Negeri 3 Satu Atap Kedungjati berjumlah 177 siswa. Untuk kelas VIII berjumlah. Kedungjati A B

HUBUNGAN KEMANFAATAN LAYANAN INFORMASI KARIR DENGAN KESIAPAN KERJA SISWA KELAS XII TEKNIK SEPEDA MOTOR SMK BAKTI PRAJA JEPARA SKRIPSI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PERUMUSAN

BAB IV. HASIL dan PEMBAHASAN PENELITIAN. Tabel 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian. Identitas Subjek Frekuensi Presentase.

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan. Kartika III-I Banyubiru berdiri pada tanggal 1 Juli Kartika III-I Banyubiru Tahun Ajaran 2012/2013 :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. pertengahan tahun (Monks, dkk., dalam Desmita, 2008 : 190) kerap

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini banyak sekali ditemukan permasalahan dalam belajar khususnya

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nurlaela Damayanti, 2013

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Perhatian Orang Tua dalam Belajar Siswa. Tabel Perhatian Orang Tua dalam Belajar Siswa

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH DEMOKRATIS ORANG TUA DAN KEMANDIRIAN DENGAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN MASALAH PADA REMAJA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. remaja (Hurlock, 2003). Di dalam masa remaja juga terdapat tahapan perkembangan yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. SMP N 1 Bancak terletak di desa Rejosari Kec. Bancak, Jl. Rejosari-

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. di dunia ini, makin bertambah kompleks masalah-masalah kehidupan manusia dan

BAB I PENDAHULUAN. Sisten Kredit Semester UKSW, 2009). Menurut Hurlock (1999) mahasiswa

BAB I PENDAHULUAN. muda, kenakalan ini merupakan gejala sakit secara sosial pada anak-anak dan

BAB I PENDAHULUAN. merebak dan hal tersebut merupakan suatu bentuk agresi. ditujukan pada seseorang atau benda. Chaplin (2005) juga menyebutkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Remaja merupakan generasi penerus bangsa di masa depan, harapanya

BAB I PENDAHULUAN. dijalanan maupun ditempat-tempat umum lainnya (Huraerah, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masa dewasa awal adalah suatu masa dimana individu telah

BAB I PENDAHULUAN. Kecerdasan awalnya dianggap sebagai kemampuan general manusia untuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan fase yang disebut Hall sebagai fase storm and stress

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi, namun cenderung rasa penasaran itu berdampak negatif bagi remaja,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. psikis, maupun secara sosial (Hurlock, 1973). Menurut Sarwono (2011),

BAB I PENDAHULUAN. Tuhan satu jenis kecerdasan saja, karena kecerdasan merupakan kumpulan kepingan

HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS TEMAN SEBAYA DENGAN PERILAKU AGRESIF PADA SISWA KELAS XI SMK SARASWATI SALATIGA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan salah satu tempat bertumbuh dan berkembangnya

BAB I PENDAHULUAN. tetapi merambah di semua kalangan. Merokok sudah menjadi kebiasaan di

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Hampir setiap hari kasus perilaku agresi remaja selalu ditemukan di media

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA DAN KEPERCAYAAN DIRI REMAJA YANG MENGALAMI KELEBIHAN BERAT BADAN PADA SISWA KELAS VIII SMP N 06 SALATIGA

HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DENGAN KECENDERUNGAN PERILAKU BULLYING PADA REMAJA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Membolos merupakan salah satu perilaku siswa di sekolah yang dapat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tepatnya berada di Jln KH.Ahmad Dahlan.Lokasi sekolah SMA Muhammadiyah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Siswanto (2007) menjelaskan bahwa agresi merupakan salah satu koping tindakan langsung. Koping dalam tindakan langsung merupakan usaha tingkah laku yang dijalankan oleh individu untuk mengatasi kesakitan atau tantangan dengan cara mengubah hubungan yang bermasalah dengan lingkungan. Koping sendiri adalah cara untuk memecahkan masalah dalam kaitanya terhadap penyesuaian diri sehari-hari atau dengan kata lain koping merupakan bagaimana sikap seseorang ketika menghadapi stres atau tekanan yang timbul dari hubungan dengan lingkungan sekitarnya. Koeswara (1998) menjelaskan beberapa faktor yang mempengaruhi agresivitas, faktor agresivitas tersebut adalah faktor sosial dan lingkungan. Faktor sosial berkaitan dengan hubungan interaksi individu tersebut dengan individu yang lain. Sedangkan faktor lingkungan mengacu terhadap keadaan lingkungan disekitar individu tersebut yang mempengaruhi persepsi pribadi individu dan memungkinkan munculnya agresi. Sedangkan Hurlock (1990) menyatakan bahwa penyesuaian sosial merupakan keberhasilan seseorang untuk menyesuaikan diri terhadap orang lain pada umumnya dan terhadap kelompok pada khususnya. Schneiders (dalam Agustian, 2006) membagi penyesuaian diri ke dalam beberapa kategori. Salah satu pembagian itu adalah pembagian berdasarkan konteks situasional dari respon yang dimunculkan individu yang terdiri dari 1

penyesuaian personal, penyesuaian sosial, penyesuaian perkawinan dan penyesuaian vokasional. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Aula (2010) dengan judul penelitian hubungan antara penyesuaian sosial dengan kecenderungan agresivitas siswa di SMK N 2 Malang. Menghasilkan nilai r = -0,355 dengan p = 0,001 (p< 0,1) yang berarti ada hubungan yang negatif dan signifikan antara penyesuaian sosial dengan kecenderungan agresi siswa. Hal serupa terjadi dengan penelitian yang dilakukan Setijandari (1998) dengan judul hubungan antara kecenderungan agresi dengan penyesuaian diri pada remaja kelas II SMU Kristen Petra 3 Surabaya. Pengertian penyesuaian diri dalam penelitian tersebut, menjelaskan bahwa penyesuaian diri adalah perilaku yang mendorong seseorang untuk menyesuaikan diri terhadap orang lain dan terhadap kelompok sesuai dengan tuntutan dari dalam diri yang dapat diterima oleh lingkungan. Menunjukkan terdapat hubungan hubungan yang negatif dan signifikan antara kecenderungan agresi dengan penyesuaian diri remaja. Dikatakan oleh Krahe (2005) bahwa hubungan dengan teman sebaya merupakan sumber pengaruh sosial lain yang sangat relevan dengan agresi. Anak yang ditolak teman sebayanya maka perilakunya semakin didominasi agresi. Karena anak yang agresif sedikit banyak dikucilkan secara sosial dengan teman- temanya, maka bersama anak- anak agresif lain bermungkinan untuk memasuki sistem sosial seperti geng yang melakukan tindak kekerasan. Hal ini mendorong perilaku agresif yang semakin jauh lagi. Loeber dan Hay 2

(dalam Krahe, 2005) mengemukakan bahwa angka kejahatan memuncak pada masa remaja atau dewasa awal kemudian menurun sejalan dengan pertambahan usia. Di bawah ini contoh indikasi perilaku agresivitas pelajar yang terjadi karena kurangnya interaksi dan penyesuaian sosial siswa yang rendah dikutip dari manteb.com. Seorang pelajar mengalami luka parah setelah dikeroyok puluhan pelajar di SMA N 2 Salatiga. Penyebab pengeroyokan diduga pelaku merasa diejek oleh korban yang merupakan adik kelas. Korban kemudian dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Salatiga. Kasus pengeroyokan tersebut sudah ditangani oleh Polres Salatiga. Kejadian bermula saat jam istirahat, pada Kamis siang korban berjalan di teras kelas melewati gerombolan kakak kelas 12. Korban tidak sengaja melihat kakak kelas bernama Edgar. Tidak terima dipelototi, pelaku memanggil korban menanyakan maksud melihat pelaku. Pelaku akhirnya menantang berkelahi setelah pulang sekolah. Saat jam pulang sekolah, pelaku Edgar bersama puluhan siswa kelas 12 mencegat korban. Korban pun melarikan diri namun berhasil ditangkap dan selanjutnya dibawa ke lapangan Kecandran yang berjarak sekitar tiga kilometer dari sekolah (Rahmanta, 2012). Dari contoh kasus di atas menunjukkan bahwa penyesuaian sosial siswa yang kurang memungkinkan timbulnya agresi pada siswa. Oleh karena itu diperlukan penelitian yang sesuai, untuk dijadikan bahan pertimbangan dalam menyusun suatu program yang tentunya dari kebutuhan siswa, khusunya pada aspek penyesuaian sosial dan agresivitas siswa. 3

Pengertian penyesuaian sosial menurut Chaplin (dalam Kartono, 1993) menyebutkan bahwa penyesuaian sosial adalah menjalin secara harmonis suatu relasi dengan lingkungan sosial, mempelajari tingkah laku yang diperlukan atau mengubah kebiasaan yang ada sedemikian rupa sehingga cocok bagi suatu masyarakat sosial. Penyesuaian sosial merupakan penyesuaian diri yang dilakukan individu terhadap lingkungan di luar dirinya, seperti lingkungan rumah, sekolah, dan masyarakat (Agustian, 2006) Penjelasan tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Putri (2011) dengan judul hubungan perilaku sosial dengan agresivitas siswa di SMK N 1 Cikarang Barat. Menjelaskan bahwa perilaku sosial merupakan sikap yang ditunjukkan secara berbeda untuk menanggapi orang lain dan agar diterima sesuai lingkungan sekitar. Sampel yang digunakan sebanyak 116 siswa dan menunjukkan hasil analisis bahwa perilaku sosial buruk diikuti agresivitas siswa yang tinggi. Maka dapat disimpulkan terdapat hubungan antara perilaku sosial dengan agresivitas siswa di SMK N 1 Cikarang Barat. Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian sosial siswa di sekolah terdiri atas faktor internal dan eksternal. Faktor internal dengan faktor kekuatan yang ada dalam diri individu yang meliputi kondisi jasmaniah, penentu psikologis seperti kematangan, perkembangan sosial, moral, emosional kecerdasan, bakat, dan minat. Faktor internal yang dimaksud mencakup semua aspek yang ada dalam diri siswa meliputi konsep diri, kepercayaan diri yang timbul maupun penyesuaian diri siswa tersebut. Sedangkan faktor eksternal sebagai faktor kekuatan yang berada diluar 4

individu seperti iklim kehidupan keluarga, kehidupan sekolah dan masyarakat (Nurdin, 2009). Fenomena agresi telah berkembang menjadi masalah umum terutama pada remaja, yaitu kenakalan remaja. Agresivitas remaja selama ini menunjukkan gejala yang meningkat, hal ini dapat diketahui dari peristiwa yang kurang terpuji bahkan seringkali justru merupakan pelanggaran-pelanggaran terhadap norma - norma yang ada. Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu guru BK di SMA N 2 Salatiga. Mengungkapkan bahwa permasalahan siswa masing-masing kelas sangat beragam dan berbeda. Tetapi untuk kelas XI IPS kecenderungan kenakalan dan agresi yang terjadi lebih besar dibandingkan dengan kelas-kelas yang lain. Dari keterangan yang diperoleh melalui wawancara yang dilakukan dengan guru BK SMA N 2 Salatiga, penulis tertarik melakukan pra penelitian pada siswa kelas XI IPS SMA N 2 Salatiga. Penulis memilih XI IPS 3 SMA N 2 Salatiga. Penulis kemudian membagikan skala sikap penyesuaian sosial dan agresivitas siswa. Hasil yang diperoleh sebanyak 33 siswa yang mengisi skala sikap penyesuaian sosial dan agresivitas, dapat dilihat pada Tabel 1.1 dan Tabel 1.2 5

Tabel 1.1 Distribusi frekuensi tingkat penyesuaian sosial XI IPS 3 SMA N 2 Salatiga Kategori Range Frekuensi Prosentase (%) Rendah 71 78 6 18,18 Agak rendah 79 83 8 24,24 Sedang 84 86 6 18,18 Agak tinggi 87-88 7 21,21 Tinggi 89 100 6 18,18 Jumlah 33 100 % Minimum 71 Maksimum 100 Dari tabel 1.1 distribusi frekuensi tingkat penyesuaian sosial diperoleh hasil bahwa penyesuaian sosial sebagian besar siswa kelas XI IPS 3 SMA N 2 Salatiga berada pada kategori agak rendah sebesar (24,24%). Skor terendah 71 dan tertinggi 100. Tabel 1.2 Distribusi frekuensi tingkat agresivitas XI IPS 3 SMA N 2 Salatiga Kategori Range Frekuensi Prosentase (%) Rendah 55 64 7 21,21 Agak rendah 65 68 6 18,18 Sedang 69 73 7 21,21 Agak tinggi 74 82 7 21,21 Tinggi 83 95 6 18,18 Jumlah 33 100 % Minimum 55 Maksimum 95 Dari tabel 1.2 distribusi frekuensi tingkat agresivitas diperoleh hasil bahwa sebagian siswa kelas XI IPS 3 SMA N 2 Salatiga berada pada kategori agak tinggi, sedang dan rendah (21,21%). Skor terendah 55 dan tertinggi 95. 6

Tabel 1.3 Korelasi penyesuaian sosial dengan agresivitas XI IPS 3 SMA N 2 Salatiga Kendall's tau_b NTILES of SOSIAL NTILES of AGRESI NTILES of SOSIAL NTILES of AGRESI Correlation Coefficient 1,000 -,272 Sig. (2-tailed).,056 N 33 33 Correlation Coefficient -,272 1,000 Sig. (2-tailed),056. N 33 33 Hasil analisis SPSS for Windows Release 11.5 penyesuaian sosial dan agresivitas kelas XI IPS SMA N 2 Salatiga, sampel yang digunakan sebanyak 33 siswa kemudian menggunakan analisis korelasi Kendall Tau, nilai r = -0.272* ; p = 0.056 (p > 0.05) artinya tidak terdapat hubungan yang signifikan antara penyesuaian sosial dengan agresivitas XI IPS 3 SMA N 2 Salatiga. Hasil pra penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian dari Aula (2010) yang menyatakan ada hubungan yang signifikan dengan arah hubungan negatif antara penyesuaian sosial dengan agresivitas siswa. Dari teori yang telah dijelaskan, kejadian di lapangan dan perbedaan antara pra penelitian dengan penelitian yang telah dilakukan Aula (2010) mengindikasikan bahwa interaksi sosial memiliki hubungan dengan agresi. Maka penulis tertarik untuk melaksanakan penelitian dengan judul hubungan antara penyesuaian sosial dengan agresivitas siswa kelas XI IPS SMA N 2 Salatiga. 7

1.2 Rumusan Masalah Berdasar latar belakang di atas, maka penulis merumuskan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah ada hubungan yang signifikan antara penyesuaian sosial dengan agresivitas siswa kelas XI IPS SMA N 2 Salatiga? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui signifikansi hubungan antara penyesuaian sosial dengan agresivitas siswa kelas XI IPS SMA N 2 Salatiga. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis Bila hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara penyesuaian sosial remaja dengan agresivitas siswa, maka penelitian penyesuaian sosial dengan agresivitas ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Aula (2010) dengan judul hubungan antara penyesuaian sosial dengan kecenderungan agresivitas siswa di SMK N 2 Malang. Menyatakan bahwa penyesuaian sosial tinggi diikuti agresivitas siswa yang rendah. 1.4.2 Manfaat Praktis Melalui penelitian ini dapat memberi sumbangan bagi ilmu pengetahuan khususnya dalam pendidikan, yaitu sumbangan informasi tentang tingkat hubungan antara penyesuaian sosial dengan agresivitas siswa di SMA. Selain itu temuan penelitian ini 8

dapat dijadikan sebagai landasan guru pembimbing untuk merancang dan melaksanakan kegiatan layanan yang berhubungan dengan penyesuaian sosial dan agresivitas. 1.5 Sistematika Penelitian BAB I. PENDAHULUAN Meliputi latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II. LANDASAN TEORI Bab ini diuraikan tentang teori agresivitas, teori penyesuaian sosial, hubungan antara variabel, dan hipotesis. BAB III. METODE PENELITIAN Bab ini berisi tentang jenis penelitian, populasi dan sampel, variabel penelitian, definisi operasional, metode pengumpulan data, dan teknik analisis data. BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi tentang gambaran umum subjek penelitian, penyajian data, analisi data, pengujian hipotesis, dan hasil pembahasan penelitian. BAB V. PENUTUP Bab ini berisi simpulan dan saran-saran. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN 9