Gambar 2.1 Bagian-bagian mesin press BTPTP[3]

dokumen-dokumen yang mirip
Gambar 2.1 Bagian-bagian mesin press BTPTP [9]

PENGARUH BEBAN PENGGETAR MESIN PRESS BATAKO PADA PROSES PRODUKSI BATAKO TANPA PLESTER DAN TANPA PEREKAT (BTPTP) TERHADAP KEKUATAN DINDING

STUDI EKSPERIMENTAL PEMBERIAN TEGANGAN AWAL PADA DINDING BATAKO TANPA PLESTER DAN TANPA PEREKAT (BTPTP) DALAM MENERIMA BEBAN

BAB II TEORI DASAR. Gambar 2.1 Tipikal struktur mekanika (a) struktur batang (b) struktur bertingkat [2]

III. METODELOGI. satunya adalah menggunakan metode elemen hingga (Finite Elemen Methods,

BAB I PENDAHULUAN. Ekstrusi merupakan salah satu proses yang banyak digunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. fisik menuntut perkembangan model struktur yang variatif, ekonomis, dan aman. Hal

I.1 Latar Belakang I-1

METODE PENELITIAN. Model tabung gas LPG dibuat berdasarkan tabung gas LPG yang digunakan oleh

BAB III PROSEDUR PENGUJIAN LABORATORIUM DAN PEMODELAN DENGAN FINITE ELEMEN METHOD. Gambar 3.1 Proses pencampuran bahan BTPTP pada mesin pengaduk

ANALISA STRUKTUR PORTAL RUANG TIGA LANTAI DENGAN METODE KEKAKUAN DIBANDINGKAN DENGAN PROGRAM ANSYS HERY SANUKRI MUNTE

BAB III PROSEDUR PENGUJIAN LABORATORIUM DAN PEMODELAN METODE ELEMEN HINGGA

III. METODE PENELITIAN

Laporan Tugas Akhir Analisis Pondasi Jembatan dengan Permodelan Metoda Elemen Hingga dan Beda Hingga BAB III METODOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai Mei 2013 di

ANALISA STRUKTUR METODE MATRIKS (ASMM)

Jurnal Flywheel, Volume 1, Nomor 2, Desember 2008 ISSN :

III. METODE PENELITIAN. Hal yang paling dasar dalam pemodelan sebuah komponen (part) adalah pembuatan

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Turbin Air

ANALISA TEGANGAN DAN DEFLEKSI PADA PELAT DUDUKAN PEMINDAH TRANSMISI TIPE FLOOR SHIFT DENGAN RIB DAN TANPA RIB

ANALISA KEGAGALAN POROS DENGAN PENDEKATAN METODE ELEMEN HINGGA

PROGRAM ANALISIS GRID PELAT LANTAI MENGGUNAKAN ELEMEN HINGGA DENGAN MATLAB VERSUS SAP2000

BAB I PENDAHULUAN. Beton adalah material buatan yang sejak dahulu telah digunakan dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. dengan ilmu rekayasa struktur dalam bidang teknik sipil. Perkembangan ini

PENGARUH VARIASI BENTUK PAVING BLOCK TERHADAP KUAT TEKAN

BAB I PENDAHULUAN. terciptanya suatu sistem pemipaan yang memiliki kualitas yang baik. dan efisien. Pada industri yang menggunakan pipa sebagai bagian

PENENTUAN PERBANDINGAN DIAMETER NOZZLE TERHADAP DIAMETER SHELL MAKSIMUM PADA AIR RECEIVER TANK HORISONTAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

PRINSIP DASAR MEKANIKA STRUKTUR

Sumber :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. konstruksi untuk atap, jembatan, menara atau bangunan tinggi lainnya. Bentuk

STUDI NUMERIK SAMBUNGAN DENGAN BAUT-GUSSET PLATE PADA STRUKTUR GABLE FRAME TIGA SENDI

Adapun langkah-langkah metodologi dalam menyelesaikan tugas akhir ini dapat dilihat pada flow chart sebagai berikut. Mulai.

II. METODE MATRIKS UNTUK ANALISA STRUKTUR

ANALISIS PENGARUH RAKE ANGLE TERHADAP DISTRIBUSI TEGANGAN PADA EXCAVATOR BUCKET TEETH MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

Analisa Kekuatan Material As Pendulum Yang Terpasang Pada PLTGL-SB

BAB I PENDAHULUAN. yang paling utama mendukung beban luar serta berat sendirinya oleh momen dan gaya

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Gambar 1.1. Susunan ruas tulang belakang manusia (Mow dan Hayes, 1997).

STUDI ANALISIS PEMODELAN BENDA UJI BALOK BETON UNTUK MENENTUKAN KUAT LENTUR DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE KOMPUTER

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I. PENDAHULUAN. Sampah merupakan salah satu permasalahan yang tengah dihadapi oleh kota-kota

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

LAMPIRAN A. Tabel A-1 Angka Praktis Plat Datar

BAB I PENDAHULUAN. terbuat dari beton, baja atau keduanya tidak lepas dari elemenelemen. pelat, kolom maupun balok kolom. Masing-masing elemen

LEMBAR PENGESAHAN MOTTO

BAB 4 ANALISA PANAS HIDRASI PONDASI BORED PILE JEMBATAN SURAMADU. mengenai diameter dan kedalaman pondasi, kedalaman air laut, dan kedalaman

ANALISA ELEMEN HINGGA UNTUK DINDING BANGUNANMENGGUNAKAN BAHAN BATAKO TANPA PLESTER DAN TANPA PEREKAT SAAT MENERIMA BEBAN

TEGANGAN MAKSIMUM DUDUKAN STANG SEPEDA: ANALISIS DAN MODIFIKASI PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. dan efisien.pada industri yang menggunakan pipa sebagai bagian. dari sistem kerja dari alat yang akan digunakan seperti yang ada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODE ELEMEN HINGGA. Jurusan Teknik Kelautan FTK ITS. Handayanu Metode Elemen Hingga (LL1206) JTK-FTK-ITS 1

METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pesat, terutama terjadi di daerah perkotaan. Seiring dengan hal tersebut,

PERANCANGAN MEKANISME ALAT ANGKUT KAPASITAS 10 TON TESIS

PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan merupakan tanah berbutir halus yang. diambil dari Desa Yoso Mulyo, Kecamatan Metro Timur, Metro.

III. METODE KEKAKUAN

Jurnal Teknika Atw 1

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN MESIN ADUK BERBASIS MESIN BOR Jefri Adera Bukit. Fakultas Industri, jurusan Teknik Mesin.

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS CANTILEVER BEAM DENGAN MENGGUNAKAN METODE SOLUSI NUMERIK TUGAS KULIAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

RELEVANSI METODE RITTER DAN METODE ELEMEN HINGGA DENGAN PROGRAM MATLAB PADA RANGKA BATANG

PENGEMBANGAN PROGRAM ANALISIS STRUKTUR BERBASIS INTERNET UNTUK PEMBELAJARAN DAN PENELITIAN METODE ELEMEN HINGGA

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 tegangan bidang pada (a) pelat dengan lubang (b) pelat dengan irisan (Daryl L. Logan : 2007) Universitas Sumatera Utara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISA PERKIRAAN UMUR PADA CROSS DECK KAPAL IKAN KATAMARAN 10 GT MENGGUNAKAN METODE FRACTURE MECHANICS BERBASIS METODE ELEMEN HINGGA

Disusun oleh: Nama: Eko Warsito Nrp :

ANALISIS PENGARUH BENTUK GEOMETRI TERHADAP KUAT TEKAN PADA PAVING BLOCK FAJAR AWALUDIN

BAB I PENDAHULUAN UMUM

ESTOMIHI SITOMPUL

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR PERNYATAAN ABSTRACT DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR NOTASI BAB I.

TUGAS AKHIR MODELING PROSES DEEP DRAWING DENGAN PERANGKAT LUNAK BERBASIS METODE ELEMEN HINGGA

Analisis Numerik Bilah Kipas Mesin Turbofan TAY Menggunakan Metode Elemen Hingga

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PENGUJIAN SIFAT MEKANIK MATERIAL

STUDI PEMANFAATAN SERBUK GERGAJIAN KAYU SEBAGAI BAHAN TAMBAH CAMPURAN BATAKO

PERBANDINGAN ANALISA BALOK BAJA DENGAN CARA TEORITIS DAN FINITE ELEMENT ANALYSIS

APLIKASI METODE ELEMEN HINGGA PADA RANGKA RUANG (SPACE TRUSS) DENGAN MEMBANDINGKAN CARA PERHITUNGAN MANUAL DENGAN PROGRAM SAP2000

APLIKASI METODE ELEMEN HINGGA UNTUK ANALISA STRUKTUR STATIK LINIER DENGAN PROGRAM MSC/NASTRAN

PERANCANGAN TEMPAT TIDUR PASIEN BERBAHAN ALUMUNIUM MENGGUNAKAN CAD. Jl. Grafika No.2, Yogyakarta

Pengaruh Jenis Tanah Terhadap Kestabilan Struktur Embankment Di Daerah Reklamasi (Studi Kasus : Malalayang)

PENGEMBANGAN PENGHALUSAN JARING ELEMEN SEGITIGA REGANGAN KONSTAN SECARA ADAPTIF

ANALISIS PERPINDAHAN KALOR YANG TERJADI PADA RECTANGULAR DUCT DENGAN ANSYS 11 SP1 DAN PERHITUNGAN METODE NUMERIK

III. METODOLOGI PENELITIAN. Dalam menganalisis tegangan yang terjadi pada balok beton dengan beban yang

BAB 3 METODE PENELITIAN

Desain dan Simulasi Frame dan Bodi Kendaraan Konsep Urban Menggunakan Software CAD

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Dosen Pembimbing: 1. Tavio, ST, MS, Ph.D 2. Bambang Piscesa, ST, MT

BAB 3 MODEL ELEMEN HINGGA

MATA KULIAH ANALISIS NUMERIK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS KONSTRUKSI BERTAHAP STRUKTUR RANGKA BETON BERTULANG DENGAN PERKUATAN DINDING PENGISI BERLUBANG COVER TUGAS AKHIR

Transkripsi:

BAB II DASAR TEORI MESIN PRESS BTPTP, KARAKTERISTIK BTPTP DAN FINITE ELEMEN METHOD 2.1 Mesin Press BTPTP Pada dasarnya prinsip kerja mesin press BTPTP sama dengan mesin press batako pada umumnya dipasaran dengan perbedaan cetakan produk batako yang dihasilkan memiliki geometri tersendiri yang nantinya memudahkan dalam pemasangan pada konstruksi dinding. Mesin ini bersifat semi otomatis menggunakan sistem ungkit manual untuk menurunkan beban memanfaatkan gravitation drop yang berfungsi menekan cetakan batako yang digetarkan sebagai pemadat batako hasil cetakannya. Dengan demikian keseragaman mutu hasil cetakan terjamin.[3] Bagian-bagian mesin press BTPTP: 6 7 8 9 1 2 3 4 Keterangan: 1. Kerangka 2. Pemberat/beban 3. Pengengkol 4. Dies 5. Landasan Dies 6. Pengungkit 7. Penekan dies 8. Peluncur (slider) 9. Batang penghubung 5 Gambar 2.1 Bagian-bagian mesin press BTPTP[3] 6

7 Proses produksi BTPTP dapat di gambarkan dengan diagram sebagai berikut: mulai pasir semen Diaduk sampai rata dengan pengaduk +air Dicetak dgn mesin pencetak Dikeluarkan dari mesin pencetak Memenuhi dimensi tidak ya Dikeringkan Ada cacat? tidak ya Mutu 2 Mutu 1 pasar selesai Gambar 2.2 Diagram alir proses produksi BTPTP[3]

8 2.2 Karakteristik Material BTPTP BTPTP memiliki keunggulan daripada batako yang ada dipasaran pada umumnya. Sesuai dengan namanya Batako Tanpa Plester dan Tanpa Perekat ini tidak memerlukan perekat untuk menyusunnya dalam suatu bangunan, hal ini dikarenakan BTPTP memiliki geometri yang saling mengunci antar pasangan batako. Gambar 2.3 Geometri BTPTP Material yang digunakan tidak berbeda dengan batako pada umumnya. BTPTP ini terbuat dari campuran semen, air dan pasir. Campuran tersebut kemudian diletakan kedalam cetakan yang ada di mesin press batako, kemudian di press dengan beban dan waktu penggetaran tertentu untuk mendapatkan hasil yang optimal. Setelah digetarkan, batako tersebut dikeringkan secara alami, dengan waktu pengeringan (ageing) selama 40 hari. Dalam kondisi operaksi aktual dilapangan terdapat ketidak seragaman mutu karakteristik material yang diproduksi dikarenakan belum diketahui waktu penggetaran optimal yang dapat digunakan oleh mesin press dalam proses produksi BTPTP ini. Karakteristik material BTPTP yang dibutuhkan meliputi densitas (density), kuat tekan (compressive strength), modulus young, dan poisson ratio. Karakteristik material ini dapat dicari dengan melakukan pengujian di laboratorium. Hasil dari pengujian dapat divariasikan tanpa harus melakukan pengujian dengan melakukan pendekatan metode elemen hingga, dalam hal ini menggunakan bantuan software ABAQUS 6.10-1.

9 2.2.1 Densitas (Desity) Untuk pengukuran densitas dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut: (2.1) 2.2.2 Kuat tekan (Compressive strength) Untuk kuat tekan (compressive strenght) kubus dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut: (2.2) 2.2.3 Modulus young Untuk modulus young dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut: f c = kuat tekan x 0,83 (2.3) 2.2.4 Poisson ratio Untuk poisson ratio diasumsikan v = 0,12. 2.3 Finite Elemen Method (FEM) Finite elemen method (FEM) diperkenalkan pertama kali pada tahun 1954 oleh Turner at al. Finite element method (FEM) merupakan suatu metode analisa perhitungan dengan membagi suatu obyek yang kompleks menjadi beberapa bagian (block) sederhana, atau dengan membagi obyek menjadi bagian yang sangat kecil dengan pengaturan secara kepingan-kepingan.metode ini dapat berperan sebagai research tool dalam penyelesaian secara numerik pada berbagai penelitian yang berkembang saat ini.[4]

10 Gambar 2.4 Aplikasi FEM dalam bidang teknik[5] 2.3.1 Konsep dasar FEM Konsep Dasar Metode Elemen Hingga adalah sebagai berikut: a. Menjadikan elemen-elemen diskrit untuk memperoleh simpangan-simpangan dan gaya-gaya anggota dari suatu struktur. b. Menggunakan elemen-elemen kontinum untuk memperoleh solusi pendekatan terhadap permasalahan-permasalahan perpindahan panas, mekanika fluida dan mekanika solid. Secara umum prosedur analisa struktur adalah sebagai berikut: a. Membagi struktur menjadi kepingan-kepingan (elements dengan nodes). b. Memberikan sifat-sifat fisik pada tiap elemen. c. Hubungkan elemen-elemen pada tiap nodal untuk membentuk sebuah sistem perkiraan dari persamaan untuk struktur tersebut. d. Menyelesaikan sistem persamaan tersebut yang disertai dengan jumlah yang tidak dikenal di titik simpul (contoh: perpindahan). e. Menghitung jumlah yang diinginkan (contoh: strains dan stresses).

11 2.3.2 Jenis elemen pada FEM a. Elemen satu dimensi (garis) Jenis elemen ini meliputi pegas (spring), truss, beam, pipe dan lain sebagainya, seperti terlihat pada Gambar 2.5. Gambar 2.5 Elemen garis b. Elemen dua dimensi (bidang) Jenis elemen ini meliputi membran, plate, shell dan lain sebagainya seperti pada Gambar 2.6. Gambar 2.6 Elemen bidang c. Elemen tiga dimensi (volume) Jenis elemen ini meliputi (3-D Fields-temperature, displacement, stress, flow velocity), seperti pada Gambar 2.13 Gambar 2.7 Elemen volume 2.3.3 Sistem persamaan Salah satu metode analisis elemen hingga yang mendasar adalah menggunakan pendekatan langsung. Pendekatan ini digambarkan oleh sistem pegas linier.

12 2.3.4 Pegas linier Pegas linier mempunyai kekakuan k dan mempunyai dua titik. Setiap titik diberikan sebuah beban aksial sebesar f 1 pada titik 1 dan f 2 pada titik 2. Beban tersebut menghasilkan displacement sebesar u 1 dan u 2 pada masing-masing titik. Karena beban yang diberikan kepada dua titik, resultan dari displacement menjadi: 1 k 2 (2.5) x f 1, u 1 f 2, u 2 Gambar 2.9 Diagram benda bebas dari elemen pegas linier Gaya pada sistem adalah: ( ) (2.6) Sedangkan kesetimbangan gaya pada sistem: Maka, (2.7) ( ) (2.8) Penggabungan antara persamaan 2.6 dan 2.8 dalam matriks adalah: k k k u1 k u 2 = f 1 f = 2 f f 1 2 (2.9) Atau

13 ( ) ( ) ( ) (2.10) Dimana u (e) adalah vektor titik displacement yang belum diketahui nilainya. Sedangkan k (e) adalah vektor kekakuan dan f (e) adalah vektor beban dan kondisi batas. (e) merepresentasikan sebagai nomer elemen. 2.3.5 Persamaan umum Pemodelan masalah teknik menggunakan metode elemen hingga membutuhkan penggabungan matriks karakteristik elemen (kekakuan) dan vektor gaya, seperti persamaan berikut: (2.11) Dimana, ( ) (2.12) Dan ( ) (2.13)