BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada PT. First Media Production yang beralamat di Gedung Berita Satu Plaza Lantai 5 Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 35-36 Jakarta 12950. Penelitian ini dilakukan bulan Januari 2016 sampai dengan Juni 2016. 3.2 Desain Penelitian Desain yang digunakan dalam Penelitian ini adalah penelitian kausal untuk mengetahui pengaruh antara satu atau lebih variabel bebas (independent variable) terhadap satu atau lebih variabel terikat (dependent variable). 3.3 Defenisi dan Operasionalisasi Variabel Operasionalisasi Variabel adalah memecah variabel-variabel yang terkandung dalam masalah tersebut menjadi bagian-bagian terkecil sehingga dapat diketahui klasifikasi ukurannya, hal ini dilakukan untuk mempermudah mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian. Adapun variabel yang digunakan yaitu 1) Variabel X yakni variabel disiplin kerja 2) Variabel Y yakni variabel prestasi kerja 3) Variabel Z yakni variabel promosi jabatan 32
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel Variabel Defenisi Dimensi Indikator Tujuan dan kemampuan Teladan pimpinan 1. Kejelasan tujuan 2. Beban kerja Keteladanan Pimpinan Kepuasan terhadap Balas jasa balas jasa yang diberikan Disiplin Kesadaran dan kesediaan seseorang mentaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku. (Hasibuan 2013;193) Keadilan Waskat Sanksi hukuman Adanya persamaan hak dan kewajiban Keaktifan pimpinan dalam melaksanakan pengawasan Pelaksanaan hukuman ketika melakukan kesalahan Penindakan yang Ketegasan konsisten dalam melaksanakan peraturan Hubungan Keharmonisan kemanusiaan hubungan 33
Ketepatan waktu hasil pekerjaan Keterampilan yang dimiliki karyawan Mutu Kerja Ketelitian dalam melaksanakan Suatu hasil kerja yang pekerjaan dicapai seseorang dalam Kepribadian yang melaksanakan tugas-tugas dimiliki karyawan Prestasi Kerja yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas Kualitas Karyawan Pemberian tugas tambahan oleh pimpinan kecakapan, pengalaman Kehadiran/keaktifan dan kesungguhan serta karyawan waktu ( Hasibuan (2002:94) Ketangguhan Keterlambatan karyawan Pemberian waktu lembur Tanggung jawab Sikap sesama teman Tanggung jawab kepada pimpinan 34
Tingkat kerja sama dalam menyelesaikan tugas Perpindahan yang memperbesar authority dan responsibility karyawan pada jabatan Kejujuran Disiplin Prestasi kerja Kerja sama Kecakapan Kejujuran karayawan Karyawan yang berdisiplin Prestasi kerja yang dimiliki karyawan Karyawan dapat bekerja sama Karyawan harus cakap, kreatif dan Promosi yang lebih tinggi dalam suatu organisasi sehingga inovaif Karyawan yang kewajiban, hak, status dan penghasilannya semaki n besar ( Hasibuan 2006:169) Loyalitas Kepemimpin an Komunikatif memiliki loyalitas yang tinggi Karyawan mampu membina dan memotivasi bawahannya Karyawan mampu berkomunikasi secara efektif 35
Karyawan memiliki Pendidikan ijasah dari pendidikan formal 3.4 Populasi dan Sampel Sugiyono (2007;90) menyatakan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Populasi penelitian ini yaitu seluruh pegawai PT. First Media Production. Sugiyono (2013;85) menyatakan bahwa sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 50 orang, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel. Maka data yang diperoleh dari data ini adalah data yang sebenarnya, teknik pengumpulan data yang dipilih adalah metode sensus atau sampling jenuh yaitu metode yang mengambil semua populasi untuk dijadikan responden dalam penelitian ini. Respondennya sebanyak 30 orang karyawan dari populasi karyawan PT. First Media Production. 36
3.5 Teknik Pengumpulan Data Untuk mendapatkan data yang relevan dalam penelitian maka dilakukan dengan cara survey yang dibantu dengan instrumen penelitian yaitu kuesioner yang diberikan kepada responden, wawancara kepada karyawan PT. First Media Production serta studi kepustakaan. Teknik pengumpulan data melalui kuesioner dilakukan dengan mengajukan pertanyaan kepada pihak yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Untuk menilai tanggapan responden maka penulis menggunakan skala Likert dalam Sugiyono (2007;132) yaitu dengan menghitung bobot setiap pertanyaan. Nilai tersebut kemudian dijadikan variabel. Bobot jawaban responden diberi nilai rinci sebagai berikut : a. Sangat setuju diberi bobot 5 b. Setuju diberi bobot 4 c. Ragu-ragu diberi bobot 3 d. Tidak setuju diberi bobot 2 e. Sangat Tidak Setuju diberi bobot 1 Materi wawancara dan kuesioner meliputi pertanyaan-pertanyaan yang berkenaan dengan keadaan perusahaan yang berkaitan dengan disiplin kerja, prestasi kerja dan promosi jabatan karyawan. Selain itu dilakukan pula observasi yaitu melakukan pengamatan langsung terhadap aktivitas keseharian, lingkungan dan saran kerja yang berhubungan dengan penulisan ini. Jenis Data yang digunakan yang diperlukan dalam penelitian ini terdiri dari data primer yaitu data yang dikumpulkan sendiri oleh perorangan atau organisasi langsung melalui 37
obyeknya. Data primer dalam penelitian ini diperoleh dengan cara mendistribusikan kuesioner kepada responden yang terpilih. 3.6 Metode Analisa Data Dalam penelitian ini analisis data menggunakan pendekatan Partial Least Square (PLS). PLS adalah model persamaan Structural Equation Modeling (SEM) yang berbasis komponen atau varian. Menurut Ghozali (2006), PLS merupakan pendekatan alternatif yang bergeser dari pendekatan SEM berbasis kovarian menjadi berbasis varian. SEM yang berbasis kovarian umumnya menguji kausalitas/teori sedangkan PLS lebih bersifat predictive model. PLS merupakan metode analisis yang Powerfull (Ghozali 2006), karena tidak didasarkan pada banyak asumsi. Misalnya data harus terdistribusi normal, sampel tidak harus besar. Selain dapat digunakan untuk mengkonfirmasi teori, PLS juga dapat digunakan untuk menjelaskan ada tidaknya hubungan antara variabel laten. PLS dapat sekaligus menganaisis konstruk yang dibentuk dengan indikator reflektif dan formatif. Menurut Ghozali (2006) tujuan PLS adalah membantu peneliti untuk tujuan prediksi. Model formalnya mendefinisikan variabel laten adalah linear agregat dari indikator-indikatornya. Weight Estimate untuk menciptakan komponen skor variabel laten didapat berdasarkan bagaimana inner model (model struktural yang menghubungkan antar variabel laten) dan outer model (model pengukuran yaitu hubungan antara indikator dengan konstruknya) dispesifikasi. Hasilnya adalah residual variance dari variabel dependen. 38
Estimasi parameter yang didapat dengan PLS dapat dikategorikan menjadi tiga. Pertama adalah weight estimate yang digunakan untuk menciptakan score variabel laten. Kedua mencerminkan estimasi jalur (path estimate) yang menghubungkan variabel laten dan antar variabel dan indikatornya (loading). Ketiga berkaitan dengan means dan lokasi parameter (nilai konstansa regresi) untuk indikator dan variabel laten. Untuk memperoleh ketiga estimasi ini, PLS menggunakan proses iterasi 3 tahap dan setiap tahap iterasi menghasilkan estimasi. Tahap pertama menghasilkan weight estimated, tahap kedua menghasilkan estimasi untuk inner model dan outer model, dan tahap ketiga menghasilkan estimasi means dan lokasi (Ghozali, 2006) 3.6.1 Model Pengukuran atau Outer Model Convergent Validity dari model pengukuran dengan model reflektif indikator dinilai berdasarkan korelasi antara item score/component square dengan construct score yang dhitung dengan PLS. Ukuran reflektif dikatakan tinggi jika berkorelasi lebih dari 0,70 dengan konstruk yang ingin diukur. Namun demikian untuk penelitian tahap awal dari pengembangan skala pengukuran nilai loading 0,50 sampai dengan 0,60 dianggap cukup (Chin 1998 dalam Ghozali 2006). Discrimant validity dari model pengukuran dengan reflectif indikator dinilai berdasarkan cross loading pengukuran dengan konstruk. Jika korelasi konstruk dengan item pengukuran lebih besar daripada ukuran konstruk lainnya, maka akan menunjukkan bahwa konstruk laten memprediksi ukuran pada blok yang lebih baik daripada ukuran blok lainnya. 39
Metode lain untuk menilai discrimant validity adalah membandingkan nilai square root of Average Variance Extracted (AVE) setiap konstruk dengan korelasi antara konstruk lainnya dalam model. Jika nilai akar AVE setiap konstruk lebih besar daripada nilai korelasi antar konstruk dengan konstruk lainnya dalam model, maka dikatakan memiliki nilai discriminant validity yang baik. Pengukuran ini dapat digunakan untuk mengukur reabilitas component square variabel laten dan hasilnya lebih konservatif dibandingkan dengan composite reability. Direkomendasikan nilai AVE harus lebih besar 0,50 (Fornel dan Larcker, 1981 dalam Ghozali 2006). Composite reability yang mengukur suatu konstruk dapat dievaluasi dengan dua macam ukuran yaitu internal consistencydan Cronbach s Alpha (Ghozali, 2006) 3.6.2 Model Structural atau Inner Model Inner Model (inner relation, structural model dan substantive theory) menggambarkan hubungan antara variabel laten berdasarkan pada teori substantif. Model strucutural dievaluasi dengan menggunakan R-Square untuk konstruk dependen, Stone-GeisserQ-square test untuk predictive relevance dan uji t serta signifikansi dari koefisien parameter jalur struktural. Dalam menilai model dengan PLS dimulai dengan melihat R-Square untuk setiap variabel laten dependen. Interpretasinya sama dengan interpretasi pada regresi. Perubahan nilai R-Square dapat digunakan untuk menilai pengaruh variabel laten independen tertentu terhadap variabe laten dependen apakah mempunyai pengaruh yang substantif (Ghozali, 2006). Disamping melihat nilai R-Square, 40
model PLS juga dievaluasi dengan melihat Q-Square prediktif relevansi untuk model konstruktif. Q-Square mengukur seberapa baik nilai observasi dihasilkan oleh model dan juga estimasi parameternya. 41