IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Provinsi Kalimantan Barat Propinsi Kalimantan Barat terdiri atas 12 kabupaten dan 2 kota di mana dari 12 kabupaten tersebut, 5 diantaranya berada pada garis batas dengan Serawak Malaysia. Lima kabupaten yang merupakan daerah perbatasan yaitu Kabupaten Sambas, Bengkayang, Sanggau, Sintang dan Kapuas Hulu. Panjang garis batas pada lima kabupaten ini mencapai 966 kilometer yang melintasi 147 desa pada 15 kecamatan (Gambar 5). Daerah perbatasan negara di Kalimantan Barat sebagian besar terdiri atas dataran rendah dengan ketinggian kurang dari 200 meter di atas permukaan laut (dpl), kecuali sebagian kecil dataran tinggi di sekitar Gunung Niut di Bengkayang dan Gunung Lawit di Kapuas Hulu. Kondisi geografis tersebut, berpengaruh terhadap persebaran penduduk yang sebagian besar berada di daerah dataran rendah. Misalnya wilayah Kapuas Hulu yang memiliki daerah dataran tinggi lebih banyak memiliki kepadatan penduduk rendah. Gambar 5 Peta Daerah Perbatasan di Kalimantan Barat. Gambar 5 di atas memperlihatkan daerah perbatasan di Propinsi Kalimantan Barat. Dari lima kabupaten yang merupakan daerah perbatasan di
38 Kalimantan Barat, terdapat dua pintu lintas batas yang resmi yaitu di Entikong Kabupaten Sanggau dan di Nanga Badau Kabupaten Kapuas Hulu. Pada dua entry point ini terdapat fasilitas Custom, Immigration, Quarantyne and Security (CIQS) yang cukup baik. Pada tiga Kabupaten lainnya yaitu Kabupaten Sambas, Bengkayang dan Sintang pintu lintas batas yang resmi masih dalam proses pembangunan. 4.2 Kabupaten Sambas Kabupaten Sambas yang berada di bagian utara Propinsi Kalimantan Barat merupakan daerah dengan luas 6.395,70 km 2 atau sekitar 4,36 % persen dari total luas Propinsi Kalimantan Barat yang sebesar 614.807 km². Secara astronomis Kabupaten Sambas terletak pada posisi 0 0 33 2 0 08 Lintang Utara dan 108 0 39-110 0 04 Bujur Timur. Secara administratif wilayah Kabupaten Sambas dibatasi oleh: - Sebelah Utara : Sarawak (MalaysiaTimur) - Sebelah Selatan : Kabupaten Bengkayang dan Kota Singkawang - Sebelah Timur : Sarawak dan Kabupaten Bengkayang - Sebelah Barat : Laut Natuna. Sampai dengan tahun 2008, Kabupaten Sambas terbagi dalam 16 wilayah kecamatan dan 183 desa. Jumlah penduduk pada tahun 2008 mencapai 491.077 jiwa dengan kepadatan penduduk mencapai 77 jiwa/km². Panjang garis batas Negara Indonesia dengan Malaysia pada Kabupaten Sambas mencapai + 97 km yang terbentang pada dua kecamatan yaitu Kecamatan Sajingan Besar dan Kecamatan Paloh. Wilayah Kecamatan Sajingan Besar dan Kecamatan Paloh meliputi 39,71 persen dari luas wilayah Kabupaten Sambas Tabel 5 memperlihatkan perkembangan kondisi makro ekonomi Kabupaten Sambas. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sambas pada tahun 2008 mencapai 5,56 persen atau mengalami percepatan dibandingkan dengan tahun 2007 yang mencapai 5,38 persen. Sedangkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per kapita tahun 2008 sebesar Rp. 9,554 juta.
39 Tabel 5. Kondisi Makro Ekonomi Kabupaten Sambas Tahun 2004-2008 Tahun PDRB Per Kapita (Rp) Pertumbuhan Ekonomi (%) 2004 6.044.279 7,95 2005 6.854.527 3,35 2006 7.664.360 3,95 2007 8.554.411 5,38 2008 9.554.534 5,56 Sumber : BPS Kabupaten Sambas (2009). Struktur ekonomi Kabupaten Sambas tahun 2008 sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 7 didominasi oleh sektor pertanian yang mencapai 43 persen, sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 29 persen dan sektor industri pengolahan sebesar 11 persen. Sektor lain seperti konstruksi, pengangkutan dan komunikasi, pertambangan dan penggalian, listrik, gas dan air bersih, keuangan, real estate dan jasa perusahaan kontribusinya sangat kecil yaitu antara 3-5 persen. Gambar 6 Struktur Ekonomi Kabupaten Sambas Tahun 2008. Tabel 6 menunjukan perkembangan capain kinerja pembangunan manusia Kabupaten Sambas. Indeks pembangunan manusia Kabupaten Sambas dari tahun ke tahun memperlihatkan kecenderungan yang meningkat. Pada tahun 2007 IPM Kabupaten Sambas mencapai 63,01, mengalami peningkatan sebesar 1,11 poin dibandingkan dengan tahun 2005 atau meningkat 7,21 poin dibandingkan dengan periode sebelum otonomi daerah tepatnya tahun 1999. Pencapaian harapan hidup, kemampuan baca tulis dan standar hidup layak juga mengalami peningkatan dibandingkan dengan periode sebelumnya. Pada tahun 2007 angka harapan hidup mencapai 60,48 tahun, angka melek huruf mencapai 89,50 persen, dan pengeluaran riil per kapita mencapai Rp. 607.200,-.
40 Tabel 6. Indeks Pembangunan Manusia dan Komponen Penyusunnya serta Angka Kemiskinan Kabupaten Sambas Tahun 1999-2007 Tahun Komponen 1999 2002 2004 2005 2006 2007 1. Angka Harapan Hidup (Thn) 56,8 58,0 59,1 60,1 60,30 60,48 2. Angka Melek Huruf (%) 3. Pengeluaran riil per kapita (ribu Rp) 4. Indeks Pembangunan Manusia 5. Angka Kemiskinan (%) 82,0 89,3 88,7 89,5 89,50 89,50 569,5 580,1 593,2 596,2 597,04 607,20 55,8 59,3 60,8 61,9 62,13 63,01 - - - 15,10 16,77 14,00 Sumber : BPS Propinsi Kalimantan Barat (2009). Peningkatan pertumbuhan ekonomi dan pendapatan per kapita Kabupaten Sambas tahun 2006 ternyata tidak berdampak pada angka kemiskinannya yang justru mengalami peningkatan menjadi 16,77 persen atau meningkat 1,67 persen dibanding tahun 2005. Pada tahun 2007, jumlah penduduk miskin di Kabupaten Sambas mengalami penurunan menjadi 14 persen. Kabupaten Sambas merupakan salah satu kabupaten dari 5 kabupaten yang berbatasan langsung dengan Serawak Malaysia yang membentang dari Barat sampai Timur Provinsi Kalimantan Barat. Pada Kabupaten Sambas terdapat dua kecamatan yang berbatasan langsung dengan Serawak-Malaysia pada Kabupaten Sambas yaitu Kecamatan Paloh dan Kecamatan Sajingan Besar. Pada Kecamatan Sajingan besar terdapat dua desa perbatasan yaitu Desa Sebunga dan Desa Kaliau sedangkan pada Kecamatan Paloh desa Temajok merupakan desa yang berbatasan langsung dengan Teluk Melano Serawak Malaysia. Pos Pemeriksaan Lintas Batas (PPLB) Kabupaten Sambas terdapat di Kecamatan Sajingan Besar yaitu PPLB Aruk. 4.3 Kabupaten Bengkayang Kabupaten Bengkayang yang berada di bagian utara Propinsi Kalimantan Barat merupakan daerah dengan luas 5.396,50 km² atau mencapai 3,68 persen dari total luas Propinsi Kalimantan Barat yang sebesar 614.807 km². Secara atronomis Kabupaten Bengkayang terletak pada posisi 0 0 33 2 0 08 Lintang Utara dan 108 0 39 110 0 04 Bujur Timur. Secara administratif wilayah Kabupaten Bengkayang dibatasi oleh:
41 - Utara : Sarawak - Selatan : Kab. Pontianak - Timur : Kab. Sangau dan Kab.Landak - Barat : Laut Natuna dan Kota Singkawang Sampai dengan tahun 2008, Kabupaten Bengkayang terbagi dalam 17 wilayah kecamatan dan 124 desa. Jumlah penduduk pada tahun 2008 mencapai 205.675 jiwa dengan kepadatan penduduk mencapai 38 jiwa/km². Jarak tempuh untuk mencapai ibukota propinsi mencapai 267 km. Garis batas Negara Indonesia dengan Malaysia pada Kabupaten Bengkayang terbentang pada dua kecamatan yaitu Kecamatan Jagoi Babang dan Kecamatan Siding. Wilayah Kecamatan Jagoi Babang dan Kecamatan Siding meliputi 6,6% dari luas wilayah Kabupaten Bengkayang. Kecamatan Jagoi Babang memiliki luasan 655 km 2 atau 3%, dan Kecamatan Siding 563,3 Km 2 atau 3,3%. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bengkayang pada tahun 2008 mencapai 5,77 persen atau mengalami perlambatan dibanding tahun 2007 yang mencapai 6,12 persen. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per kapita tahun 2008 sebesar Rp. 9,396 juta. Perkembangan makro ekonomi Kabupaten Bengkayang tertera pada Tabel 7. Tabel 7. Kondisi Makro Ekonomi Kabupaten Bengkayang Tahun 2004-2008 Tahun PDRB Per Kapita (Rp) Pertumbuhan Ekonomi (%) 2004 5.471.735 6,68 2005 6.552.837 9,07 2006 7.386.998 6,29 2007 8.338.576 6,12 2008 9.396.527 5,77 Sumber : BPS Kabupaten Bengkayang (2009). Struktur ekonomi Kabupaten Bengkayang tahun 2008 seperti terlihat pada Gambar 7 didominasi oleh sektor pertanian yang mencapai 46 persen dan sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 26 persen. Sektor lain seperti konstruksi, pengangkutan dan komunikasi, pertambangan dan penggalian, listrik, gas dan air bersih, keuangan, real estate dan jasa perusahaan kontribusinya sangat kecil yaitu antara 2-7 persen.
42 Gambar 7 Struktur Ekonomi Kabupaten Bengkayang Tahun 2008. Indeks pembangunan manusia Kabupaten Bengkayang dari tahun ke tahun memperlihatkan kecenderungan yang meningkat. Pada tahun 2007 IPM Kabupaten Bengkayang mencapai 66,32, mengalami peningkatan sebesar 1,72 point dibanding tahun 2005 atau meningkat 3,22 point dibanding periode awal pelaksanaan otonomi daerah tepatnya tahun 2002. Pencapaian harapan hidup, kemampuan baca tulis dan standar hidup layak juga mengalami peningkatan dibanding periode sebelumnya. Pada tahun 2007 angka harapan hidup mencapai 68,40 tahun, angka melek huruf mencapai 88,68 persen dan pengeluaran riil per kapita mencapai Rp. 594.100,-. Pencapaian kinerja pembangunan manusia Kabupaten secara lengkap terlihat pada Tabel 8. Tabel 8. Indeks Pembangunan Manusia dan Komponen Penyusunnya serta Angka Kemiskinan Kabupaten Bengkayang Tahun 1999-2007 Tahun Komponen 1999 2002 2004 2005 2006 2007 1. Angka Harapan Hidup (Thn) - 67,1 67,2 68 68,30 68,40 2. Angka Melek Huruf (%) 3. Pengeluaran riil per kapita (ribu Rp) 4. Indeks Pembangunan Manusia 5. Angka Kemiskinan (%) - 83,5 85,4 85,9 86,79 88,68-577,8 588,5 591,5 592,23 594,10-63,1 63,9 64,6 65,70 66,32 - - - 13,63 14,63 11,88 Sumber : BPS Propinsi Kalimantan Barat (2009). Sama halnya dengan Kabupaten Sanggau, peningkatan pertumbuhan ekonomi dan pendapatan per kapita Kabupaten Bengkayang tahun 2006 ternyata tidak berdampak pada angka kemiskinannya yang justru mengalami peningkatan menjadi 14,63 persen atau meningkat 1 persen dibanding tahun 2005. Pada tahun
43 2007, jumlah penduduk miskin di Kabupaten Bengkayang mengalami penurunan menjadi 11,88 persen. Kabupaten Bengkayang merupakan salah satu kabupaten dari 5 kabupaten yang berbatasan langsung dengan Serawak Malaysia yang membentang dari Barat sampai Timur Provinsi Kalimantan Barat. Pada Kabupaten Bengkayang terdapat dua kecamatan yang berbatasan langsung dengan Serawak-Malaysia yaitu Kecamatan Jagoi Babang dan Kecamatan Siding. Pada kecamatan Jagaoi Babang berbatasan dengan Serikin yang merupakan pos lintas batas bagi Serawak- Mayasia sedangkan Kecamatan Siding berbatasan dengan wilayah Stass dan Kumbang Serawak-Malaysia. Pos Pemeriksaan Lintas Batas (PPLB) Kabupaten Bengkayang terdapat di Kecamatan Jagoi Babang. 4.4 Kabupaten Sanggau Kabupaten Sanggau yang berada di bagian utara Propinsi Kalimantan Barat merupakan daerah dengan luas 12.858 km² atau mencapai 12,47 persen dari total luas Propinsi Kalimantan Barat yang sebesar 614.807 km². Secara atronomis Kabupaten Sanggau terletak pada posisi 10 LU 0,60 LS & 109,80-111,30 BT. Secara administratif wilayah Kabupaten Sanggau dibatasi oleh: - Utara : Malaysia Timur (Serawak) - Selatan : Kab. Ketapang - Timur : Kab. Sekadau dan Sintang - Barat : Kab. Landak dan Kab. Pontianak Sampai dengan tahun 2008, Kabupaten Sanggau terbagi dalam 15 wilayah kecamatan, 166 desa/kelurahan. Jumlah penduduk pada tahun 2008 mencapai 388.909 jiwa dengan kepadatan penduduk mencapai 30 jiwa/km². Laju pertumbuhan penduduk tahun 2008 mengalami penurunan, yaitu dari 1,43% tahun 2007 menjasi 1,29%. Dilihat dari penyebaran penduduk di Kabupaten Sanggau, Kecamatan Kapuas yang terletak di Ibukota Kabupaten Sanggau menduduki urutan pertama jumlah penduduk terbanyak, sedangkan Kecamatan Noyan adalah kecamatan yang jumlah penduduknya paling sedikit. Jarak tempuh untuk mencapai ibukota propinsi mencapai 267 km. Panjang garis batas Negara Indonesia dengan Malaysia pada Kabupaten Sanggau mencapai +129,5 km yang terbentang pada dua kecamatan yaitu Kecamatan Sekayam dan
44 Kecamatan Entikong. Wilayah Kecamatan Sekayam dan Kecamatan Entikong meliputi 10,48 persen dari luas wilayah Kabupaten Sanggau. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sanggau pada tahun 2008 mencapai 3,49 persen atau mengalami perlambatan dibanding tahun 2007 yang mencapai 5,48 persen. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per kapita tahun 2008 sebesar Rp. 11,043 juta. Tabel 9 memperlihatkan perkembangan kondisi makro ekonomi Kabupaten Sanggau. Tabel 9. Kondisi Makro Ekonomi Kabupaten Sanggau Tahun 2004-2008 Tahun PDRB Per Kapita (Rp) Pertumbuhan Ekonomi (%) 2004 6.833.346 4,96 2005 7.830.829 5,68 2006 8.897.426 8,23 2007 10.126.851 5,48 2008 11.043.154 3,49 Sumber : BPS Kabupaten Sanggau (2009). Struktur ekonomi Kabupaten Sanggau tahun 2008 sebagaimana ditunjukan pada Gambar 8 didominasi oleh sektor pertanian yang mencapai 38 persen, sektor industri pengolahan sebesar 25 persen dan sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 19 persen. Sektor lain seperti konstruksi, pengangkutan dan komunikasi, pertambangan dan penggalian, listrik, gas dan air bersih, keuangan, real estate dan jasa perusahaan kontribusinya sangat kecil yaitu antara 2-8 persen. Gambar 8 Struktur Ekonomi Kabupaten Sanggau Tahun 2008. Salah satu indikator yang dipergunakan untuk melihat perkembangan kinerja pembangunan manusia di suatu daerah dari tahun ke tahun adalah Indeks Pembangunan Manusia (IPM). IPM merupakan indeks komposit yang
45 menggambarkan pencapaian dan tantangan dalam bidang harapan hidup, kemampuan baca tulis dan standar hidup layak. Indeks pembangunan manusia Kabupaten Sanggau dari tahun ke tahun memperlihatkan kecenderungan yang meningkat. Pada tahun 2007 IPM Kabupaten Sanggau mencapai angka 67,64, mengalami peningkatan sebesar 1,44 point dibandingkan dengan tahun 2005 atau meningkat 6,64 point dibanding periode sebelum otonomi daerah tepatnya tahun 1999. Pencapaian harapan hidup, kemampuan baca tulis dan standar hidup layak juga mengalami peningkatan dibandingkan dengan periode sebelumnya. Pada tahun 2007 angka harapan hidup mencapai 67,61 tahun, angka melek huruf mencapai 89,92 persen, rata-rata lama sekolah mencapai 6,4 tahun dan pengeluaran riil per kapita mencapai Rp. 609.800,-. Perkembangan secara lengkap capaian kinerja pembangunan manusia dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10. Indeks Pembangunan Manusia dan Komponen Penyusunnya serta Angka Kemiskinan Kabupaten Sanggau Tahun 1999-2007 Tahun Komponen 1999 2002 2004 2005 2006 2007 1. Angka Harapan Hidup (Thn) 66,5 66,3 66,9 67 67,50 67,61 2. Angka Melek Huruf (%) 3. Pengeluaran riil per kapita (ribu Rp) 4. Indeks Pembangunan Manusia 5. Angka Kemiskinan (%) 81,8 83,9 88,5 89,1 89,10 89,92 567,6 572,4 593,7 597,4 604,43 609,80 61,0 62,2 65,5 66,2 66,98 67,64 - - - 9,84 10,55 7,97 Sumber : BPS Propinsi Kalimantan Barat (2009). Peningkatan pertumbuhan ekonomi dan pendapatan per kapita Kabupaten Sanggau tahun 2006 ternyata tidak berdampak pada angka kemiskinannya yang justru mengalami peningkatan menjadi 10,5 persen atau meningkat 0,7 persen dibandingkan dengan tahun 2005. Pada tahun 2007, jumlah penduduk miskin di Kabupaten Sanggau mengalami penurunan menjadi 7,9 persen. Kabupaten Sanggau merupakan salah satu kabupaten dari 5 kabupaten yang berbatasan langsung dengan Serawak Malaysia. Pada Kabupaten Sanggau terdapat dua kecamatan yang berbatasan langsung dengan Serawak-Malaysia yaitu Kecamatan Entikong dan Kecamatan Sekayam. Pos Pemeriksaan Lintas
46 Batas (PPLB) Kabupaten Sanggau terdapat di Kecamatan Entikong, sedangkan pos pemeriksaan lintas batas pada bagian Serawak Malaysia terdapat di Tebedu. 4.5 Kabupaten Sintang Kabupaten Sintang yang berada di bagian utara Propinsi Kalimantan Barat merupakan daerah dengan luas wilayah 21.635 Km2 atau 3,51 persen dari total luas Propinsi Kalimantan Barat yang sebesar 614.807 km². Kabupaten Sintang merupakan kabupaten yang memiliki luas wilayah terbesar ketiga di Provinsi Kalimantan Barat setelah Kabupaten Ketapang dan Kapuas Hulu. Wilayah terluas terdapat di Kecamatan Ambalau yaitu 6386,40 km² atau sebesar 29,52 persen, sedangkan kecamatan yang terkecil adalah Kecamatan Sintang dengan luas wilayah 277,05 km² atau hanya sebesar 1,28 persen dari total luas wilayah Kabupaten Sintang. Secara atronomis Kabupaten Sintang terletak pada posisi 1 5 LU & 1 21 LS dan 109, 110º50 & 113 20 BT 10 LU 0,60 LS & 109,80-111,30 BT. Secara administratif wilayah Kabupaten Sintang dibatasi oleh: - Utara : Malaysia Timur / Serawak - Selatan : Provinsi Kalimantan Tengah dan Kabupaten Melawi - Barat : Kabupaten Sanggau, Sekadau dan Ketapang - Timur : Kabupaten Kapuas Hulu Sampai dengan tahun 2008, Kabupaten Sintang terbagi dalam 14 wilayah kecamatan, 210 desa, 6 kelurahan. Jumlah penduduk pada tahun 2008 mencapai 365.058 jiwa dengan kepadatan penduduk mencapai 17 jiwa/km². Panjang garis batas Negara Indonesia dengan Malaysia pada Kabupaten Sintang mencapai +143 km yang terbentang pada dua kecamatan yaitu Kecamatan Ketungau Hulu, dan Ketungau Tengah. Luas total kecamatan yang menempati wilayah perbatasan meliputi luasan 4.320,6 Km2 atau 19,97% dari total luas Kabupaten Sintang. Kecamatan Perbatasan terluas adalah Kecamatan Ketungau Tengah yang meliputi 10,1% dari Luas Kabupaten Sintang. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sintang pada tahun 2008 mencapai 4,63 persen atau mengalami perlambatan dibandingkan dengan tahun 2007 yang mencapai 5,16 persen. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per kapita tahun 2008 sebesar Rp. 8,502 juta. Capaian kinerja ekonomi Kabupaten Sintang terlihat
47 pada Tabel 11. Tabel 11. Kondisi Makro Ekonomi Kabupaten Sintang Tahun 2004-2008 Tahun PDRB Per Kapita (Rp) Pertumbuhan Ekonomi (%) 2004 5.815.248 2,86 2005 6.359.097 4,61 2006 6.936.474 5,01 2007 7.676.791 5,16 2008 8.502.524 4,63 Sumber : BPS Kabupaten Sintang (2009) Struktur ekonomi Kabupaten Sintang tahun 2008 seperti terlihat pada Gambar 9 di bawah didominasi oleh sektor pertanian yang mencapai 41 persen, sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 24 persen dan sektor industri pengolahan sebesar 9 persen. Sektor lain seperti konstruksi, pengangkutan dan komunikasi, pertambangan dan penggalian, listrik, gas dan air bersih, keuangan, real estate dan jasa perusahaan kontribusinya sangat kecil yaitu antara 3-7 persen. Gambar 9 Struktur Ekonomi Kabupaten Sintang Tahun 2008. Indeks pembangunan manusia Kabupaten Sintang dari tahun ke tahun memperlihatkan kecenderungan yang meningkat. Pada tahun 2007 IPM Kabupaten Sintang mencapai 67,64, mengalami peningkatan sebesar 1,44 poin dibandingkan dengan tahun 1995 atau meningkat 6,64 poin dibandingkan dengan periode sebelum otonomi daerah tepatnya tahun 1999. Pencapaian harapan hidup, kemampuan baca tulis dan standar hidup layak juga mengalami peningkatan dibandingkan dengan periode sebelumnya. Pada tahun 2007 angka harapan hidup mencapai 67,61 tahun, angka melek huruf mencapai 89,92 persen, rata-rata lama
48 sekolah mencapai 6,4 tahun dan pengeluaran riil per kapita mencapai Rp. 609.800,-. Perkembangan capaian kinerja pembangunan manusia Kabupaten Sintang secara lengkap terlihat pada Tabel 12. Tabel 12. Indeks Pembangunan Manusia dan Komponen Penyusunnya serta Angka Kemiskinan Kabupaten Sintang Tahun 1999-2007 Tahun Komponen 1999 2002 2004 2005 2006 2007 1. Angka Harapan Hidup (Thn) 66,0 66,6 67,0 67,4 67,50 67,68 2. Angka Melek Huruf (%) 79,6 82,8 85,4 86,2 86,20 90,41 3. Pengeluaran riil per kapita (ribu Rp) 596,4 569,6 592,4 595,8 597,15 599,60 4. Indeks Pembangunan Manusia 60,3 61,6 64,3 65,1 65,66 66,89 5. Angka Kemiskinan (%) - - - 19,09 19,80 17,10 Sumber : BPS Propinsi Kalimantan Barat (2009). Peningkatan pertumbuhan ekonomi dan pendapatan per kapita Kabupaten Sintang tahun 2006 ternyata tidak berdampak pada angka kemiskinannya yang justru mengalami peningkatan menjadi 19,80 persen atau meningkat 0,71 persen dibandingkan dengan tahun 2005. Pada tahun 2007, jumlah penduduk miskin di Kabupaten Sintang mengalami penurunan menjadi 17,10 persen. Kabupaten Sintang berbatasan langsung dengan Serawak Malaysia yang pada dua kecamatan, yaitu Kecamatan Ketungau Tengah dan Kecamatan Ketungau Hulu. Pos Pemeriksaan Lintas Batas (PPLB) Kabupaten Sintang terdapat di Kecamatan Ketungau Hulu yaitu PPLB Jasa. 4.6 Kabupaten Kapuas Hulu Kabupaten Kapuas Hulu yang terletak di ujung paling Timur Provinsi Kalimantan Barat merupakan daerah dengan luas 29.842 km 2 atau setara dengan 20,33 persen dari luas Kalimantan Barat secara keseluruhan yang mencapai 146.807 km 2. Kecamatan Hulu Kapuas merupakan kecamatan yang paling luas di Kabupaten Kapuas Hulu dengan luas 5.279,85 km 2 sedangkan kecamatan dengan luas wilayah terkecil adalah Putussibau Selatan. Secara astronomis Kabupaten Kapuas Hulu terletak pada posisi 0 0 08 LU sampai 1 0 36 LU dan 111 0 32 sampai 114 0 09 BT, dengan batas-batas wilayah sebagai berikut : - Utara : Serawak (Malaysia Timur)
49 - Selatan : Provinsi Kalimantan Tengah dan Kabupaten Sintang - Barat : Kabupaten Sintang - Timur : Provinsi Kalimantan Timur dan Provinsi Kalimantan Tengah. Sampai dengan tahun 2008 Kabupaten Kapuas Hulu terbagi dalam 25 wilayah kecamatan, 214 desa dan 4 kelurahan dengan jumlah penduduk pada mencapai 218.804 jiwa dengan kepadatan penduduk mencapai 7 jiwa/km². Konsentrasi penduduk berada di kecamatan Putusibau yang persentasenya mencapai 8 persen. Kabupaten Kapuas Hulu memiliki tujuh kecamatan yang berbatasan langsung dengan Negara tetangga Malaysia, yaitu Kecamatan Puring Kencana, Badau, Batang Lupar, Embaloh Hulu, Putussibau, Kecamatan Kedamin, dan Empanang. Luas total kecamatan yang menempati wilayah perbatasan sebesar 15.770,6 km2 atau 52,85% dari total luas Kabupaten Kapuas Hulu. Kecamatan Perbatasan terluas adalah Kecamatan Kedamin seluas 5.352,3 Km2 (17,94%), sedangkan Kecamatan perbatasan terkecil seluas 357,25 km2 (1,20%). Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kapuas Hulu pada tahun 2008 mencapai 3,55 persen atau mengalami perlambatan dibandingkan dengan tahun 2007 yang mencapai 3,42 persen. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per kapita tahun 2008 sebesar Rp. 8,801 juta. Perkembangan kinerja makro ekonomi Kabupaten Kapuas Hulu terlihat pada Tabel 13. Tabel 13. Kondisi Makro Ekonomi Kabupaten Kapuas Hulu Tahun 2004-2008 Tahun PDRB Per Kapita (Rp) Pertumbuhan Ekonomi (%) 2004 6.400.090-0,76 2005 6.665.280 0,56 2006 7.367.918 4,07 2007 7.800.718 3,42 2008 8.801.660 3,55 Sumber : BPS Kabupaten Kapuas Hulu (2009). Struktur ekonomi Kabupaten Kapuas Hulu tahun 2008 didominasi oleh sektor pertanian yang mencapai 35 persen, sektor konstruksi 22 persen, sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 16 persen serta sektor jasa-jasa sebesar 12 persen. Sektor lain seperti konstruksi, pengangkutan dan komunikasi, pertambangan dan penggalian, listrik, gas dan air bersih, keuangan, real estate dan
50 jasa perusahaan kontribusinya sangat kecil yaitu antara 2-6 persen. Gambar 10 memperlihatkan struktur ekonomi Kabupaten Kapuas Hulu secara lengkap. Gambar 10. Struktur Ekonomi Kabupaten Kapuas Hulu Tahun 2008. Capaian kinerja pembanguna manusia Kabupaten Kapuas Hulu terlihat pada Tabel 14 di bawah ini. Indeks pembangunan manusia Kabupaten Kapuas Hulu dari tahun ke tahun memperlihatkan kecenderungan yang meningkat. Pada tahun 2007 IPM Kabupaten Kapuas Hulu mencapai 69,26, mengalami peningkatan sebesar 1,06 poin dibandingkan dengan tahun 2005 atau meningkat 8,34 poin dibandingkan dengan periode sebelum otonomi daerah tepatnya tahun 1999. Pencapaian harapan hidup, kemampuan baca tulis dan standar hidup layak juga mengalami peningkatan dibandingkan dengan periode sebelumnya. Pada tahun 2007 angka harapan hidup mencapai 66,26 tahun, angka melek huruf mencapai 92,55 persen dan pengeluaran riil per kapita mencapai Rp. 626.310,-. Tabel 14. Indeks Pembangunan Manusia dan Komponen Penyusunnya serta Angka Kemiskinan Kabupaten Kapuas Hulu Tahun 1999-2007 Tahun Komponen 1999 2002 2004 2005 2006 2007 1. Angka Harapan Hidup (Thn) 64,5 65,3 65,8 65,9 66,20 66,28 2. Angka Melek Huruf (%) 3. Pengeluaran riil per kapita (ribu Rp) 4. Indeks Pembangunan Manusia 5. Angka Kemiskinan (%) 82,8 85,1 89,3 90,2 90,16 92,55 570,1 579,6 615,3 621,9 626,31 626,31 60,8 62,7 67,4 68,2 68,70 69,26 - - - 16,90 17,76 15,05 Sumber : BPS Propinsi Kalimantan Barat (2009). Peningkatan pertumbuhan ekonomi dan pendapatan per kapita Kabupaten Kapuas Hulu tahun 2006 ternyata tidak berdampak pada angka kemiskinannya yang justru mengalami peningkatan menjadi 17,76 persen atau meningkat 0,86
51 persen dibandingkan dengan tahun 2005. Pada tahun 2007, jumlah penduduk miskin di Kabupaten Kapuas Hulu mengalami penurunan menjadi 15,05 persen. Kabupaten Kapuas Hulu merupakan kabupaten perbatasan yang terdapat dibagian paling timur Kalimantan Barat. Pada Kabupaten Kapuas Hulu dibandingkan dengan 5 Kabupaten perbatasan lainnya memiliki paling banyak kecamatan yang berbatasan langsung dengan Serawak-Malaysia yaitu Kecamatan Putussibau Utara, Kecamatan Embaloh Hulu, Kecamatan Batang Lupar, Kecamatan Badau dan Kecamatan Puring Kencana. Pos Pemeriksaan Lintas Batas (PPLB) Kabupaten Kapuas Hulu terdapat di Kecamatan Badau tepatnya di Desa Nanga Badau yaitu PPLB Badau. 4.7 Perbandingan Kinerja Pembangunan, Ekonomi dan Manusia dengan Negara Malaysia Apabila capaian kinerja pembangunan ekonomi yang direfleksikan oleh PDRB per kapita dan capaian kinerja pembangunan manusia yang direfleksikan oleh IPM dibandingkan dengan negara tetanga yaitu Malaysia maka akan terlihat perbedaan yang cukup besar dari capaian kinerja kedua indikator tersebut. Indeks Pembangunan Manusia Malaysia dan kabupaten perbatasan di Propinsi Kalimantan Barat sama-sama menunjukkan trend yang meningkat dengan besaran yang jauh berbeda. Pada tahun 2005 IPM Malaysia mencapai 82,1 dan mengalami peningatan menjadi sebesar 82,90 pada tahun 2007. Kabupaten perbatasan di Propinsi Kalimantan Barat pada tahun 2005 memiliki IPM maksimal sebesar 67,4 yang dicapai oleh Kabupaten Kapuas Hulu dan meningkat menjadi 69,26 pada tahun 2007. Perbedaan nilai kedua daerah ini pada tahun 2005 sebesar 13,9 point dan mengalami penurunan menjadi sebesar 13,6 pada tahun 2007. Menurunnya perbedaan ini bermakna bahwa akselerasi capaian kinerja pembangunan manusia daerah perbatasan lebih baik dibandingkan Negara Malaysia. Capaian kinerja pembangunan ekonomi yang diperlihatkan oleh nilai PDRB per kapita kabupaten perbatasan di Propinsi Kalimantan Barat menunjukkan peningkatan, begitu pula dengan PDB per kapita Negara Malaysia yang juga memperlihatkan trend yang meningkat. Pada tahun 2004, PDRB per kapita terbesar kabupaten perbatasan di Propinsi Kalimantan Barat dicapai oleh Kabupaten Sanggau yaitu sebesesar 736 US Dollar (kurs tengah BI tahun 2004, 1
52 US Dollar = Rp. 9.290) yang selanjutnya meningkat menjadi 986 US Dollar (kurs tengah BI tahun 2006, 1 US Dollar = Rp. 9.020) pada tahun 2006. PDB per kapita Malaysia pada tahun 2004 mencapai 4.758 US Dollar dan pada tahun 2006 meningkat menjadi 5.780 US Dollar. Perbedaan capain kinerja ekonomi kedua wilayah pada tahun 2004 sebesar 4.022 US Dollar dan pada tahun 2006 meningkat menjadi 4.794 US Dollar. Kondisi ini memperlihatkan akselerasi capaian kinerja ekonomi negara tetangga lebih baik dibandingkan kabupaten perbatasan di Propinsi Kalimantan Barat. Kondisi ini disebabkan karena struktur ekonomi yang berbeda dimana kelima kabupaten perbatasan bertumpu pada sektor pertanian sedangkan Malaysia lebih bertumpu pada sektor industri, perdagangan dan jasa-jasa. Selain itu, juga kelima daerah perbatasan tersebut juga merupakan pasar yang potensial bagi produk Malaysia sehingga interaksi kedua wilayah lebih menguntungkan Malaysia.