TINJAUAN PUSTAKA Pemupukan

dokumen-dokumen yang mirip
4. Jenis pupuk. Out line. 1. Definisi pupuk 2. Nutrien pada tanaman dan implikasinya 3. Proses penyerapan unsur hara pada tanaman

PUPUK DAN PEMUPUKAN PADA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

TINJAUAN PUSTAKA. sangat diperlukan untuk memprediksi produktivitas kelapa sawit tersebut dalam

PUPUK DAN PEMUPUKAN PADA BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Selada merupakan tanaman semusim polimorf (memiliki banyak bentuk),

II. TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang mempunyai

I. PENDAHULUAN. untuk dikembangkan di Indonesia, baik sebagai bunga potong maupun tanaman

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Botani Kelapa Sawit

PENYERAPAN UNSUR HARA OLEH AKAR DAN DAUN

PEMBAHASAN. Pengelolaan Pupuk

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA Agronomis Kelapa Sawit

PEMBAHASAN Prosedur Gudang

VII. KEHARAAN DAN PEMUPUKAN

TINJAUAN PUSTAKA. saat ini adalah pembibitan dua tahap. Yang dimaksud pembibitan dua tahap

Fungsi Hara bagi Tanaman AGH 322

II. TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA Pupuk dan Pemupukan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Melon (Cucumis melo L.) merupakan tanaman sayuran buah termasuk Famili

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Mentimun (Cucumis sativus L.) merupakan salah satu tanaman sayuran yang

PEMBAHASAN Konsep Pemupukan Tepat Jenis

PEMBAHASAN. Keefektifan Pemupukan dengan Prinsip Empat Tepat

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

TINJAUAN PUSTAKA Morfologi Kelapa Sawit

HASIL DAN PEMBAHASAN

LEAF SAMPLING UNIT (LSU) SOIL SAMPLING UNIT (SSU) & MANFAATNYA. ILHAM, S.Si ASOSIASI SAMADE SAWITKU MASA DEPANKU

HASIL DAN PEMBAHASAN Konsep Pemupukan (4T) BPE Jenis Pupuk

Lampiran1. Dosis. Konsentrasi Hara Makro dan Mikro dalam Larutan Pupuk Siap Pakai untuk Produksi Sayuran Daun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. Tanaman penutup tanah atau yang biasa disebut LCC (Legume Cover

PEMBAHASAN. Aspek Teknis

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung merupakan salah satu komoditas strategis yang bernilai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 7 INDUSTRI PUPUK. Pengantar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Keinginan untuk berswasembada kedelai telah beberapa kali dicanangkan, namun

Desti Diana Putri/ I.PENDAHULUAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Jagung Manis. dalam siklus kehidupan tanaman. Pertumbuhan dan perkembangan berlangsung

II. TINJAUAN PUSTAKA. Padi termasuk golongan tumbuhan Graminae dengan batang yang tersusun

PEMUPUKAN TANAMAN CABAI Oleh : Isnawan BP3K Nglegok

MATERI-10 Evaluasi Kesuburan Tanah

II. TINJAUAN PUSTAKA. vegetatif dan generatif. Stadia pertumbuhan vegetatif dihitung sejak tanaman

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. SOCIATE FINANCIARE DES CHACILUS MEDANSA oleh bangsa belgia. Pada tahun 1996-

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas

2015 KAJIAN PENGARUH PENAMBAHAN BIONUTRIEN S267 TERHADAP PRODUKTIVITAS TANAMAN KELAPA SAWIT TM-03

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Unsur Hara Penyusun Tanaman

I. PENDAHULUAN. Tingkat konsumsi sayuran rakyat Indonesia saat ini masih rendah, hanya 35

@BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Nutrien tersebut memiliki

MENINGKATKAN KUALITAS BUAH DURIAN DENGAN PEMUPUKAN TEPAT DAN BERIMBANG

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kebanyakan sawah digunakan untuk bercocok tanam padi (Sofyan dkk., 2007).

Perimbangan dan Pengendalian Fase Pertumbuhan (Vegetatif-Reproduktif)

AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

OPTIMASI PUPUK DOLOMIT PADA TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) BELUM MENGHASILKAN UMUR SATU TAHUN FITRIYA A

NERACA HARA PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO

I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annuum L.) merupakan suatu komoditas hortikultura yang

TINJAUAN PUSTAKA. A. Limbah Cair Industri Tempe. pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karna tidak

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara agraris, sebagian besar mata

MENINGKATKAN KUALITAS BUAH DURIAN DENGAN PEMUPUKAN TEPAT DAN BERIMBANG

I. PENDAHULUAN. Buncis (Phaseolus vulgaris L.) adalah anggota sayuran genus Phaseolus yang

I. PENDAHULUAN. Rhizobium sp. merupakan hal yang penting dalam bidang pertanian saat ini. Salah

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. daya hidup benih yang ditunjukan dengan gejala pertumbuhan atau gejala

I. TINJAUAN PUSTAKA. dalam, akar dapat tumbuh hingga sekitar 1 m. Dengan adanya bakteri Rhizobium, bintil

I. PENDAHULUAN. peranan penting dalam pembangunan nasional. Keberhasilan pembangunan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai varietas Grobogan memiliki umur polong berkisar 76 hari, bobot biji

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki keanekaragaman tumbuhtumbuhan,

PENGEMBANGAN SISTEM PAKAR UNTUK FORMULASI TAKARAN PUPUK BERIMBANG (N, P, K) UNTUK TANAMAN PADI SAWAH. Oleh : NOVI ANDARYANI F

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

PELATIHAN TEKNIS BUDIDAYA PADI BAGI PENYULUH PERTANIAN DAN BABINSA PEMUPUKAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN

KARYA ILMIAH TENTANG. Oleh SUSI SUKMAWATI NPM

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

I. PENDAHULUAN. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu komoditi tanaman

Pupuk hidroponik A-B mix vegetatif merupakan ramuan pupuk untuk. kelompok tanaman vegetatif. Pupuk tersebut mengandung total N 200 ppm

SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN AIR DAN TANAMAN STAF LAB. ILMU TANAMAN

Pengaruh ph tanah terhadap pertumbuhan tanaman

TINJAUAN PUSTAKA. Faktor Lingkungan Tumbuh Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA. Kemasaman (ph) tanah yang cocok untuk kacang tanah adalah

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. udara yang baik untuk pertumbuhan tanaman cabai adalah 25-27º C pada siang

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

I. PENDAHULUAN. tanpa mengurangi tingkat kesuburan tanah atau kelestariannya. Dalam usaha

HASIL DAN PEMBAHASAN

HUBUNGAN AIR DAN TANAMAN STAF LAB. ILMU TANAMAN

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. dicotyledoneae. Sistem perakaran kailan adalah jenis akar tunggang dengan

Pupuk Organik Cair AGRITECH

REKOMENDASI PEMUPUKAN UMUM KARET, KELAPA SAWIT, KOPI DAN KAKAO. Pendahuluan

Transkripsi:

TINJAUAN PUSTAKA Pemupukan Pupuk adalah penyubur tanaman yang ditambahkan ke tanah untuk menyediakan unsur-unsur yang diperlukan tanaman. Pemupukan merupakan suatu upaya untuk menyediakan unsur hara yang cukup guna mendorong pertumbuhan vegetatif tanaman yang sehat dan produksi tandan buah segar (TBS) secara maksimum dan ekonomis, serta ketahanan terhadap hama dan penyakit. Pemupukan yang baik mampu meningkatkan produksi hingga mencapai produktivitas standar sesuai dengan kelas kesesuaian lahannya (Sutarta et al., 2003). Poeloengan et al. (2003) menyatakan bahwa pemupukan dalam suatu usaha perkebunan kelapa sawit merupakan salah satu usaha perawatan tanaman untuk meningkatkan pertumbuhan dan potensi produksi. Ditinjau dari segi biaya, pemupukan menjadi sangat penting karena usaha tersebut memerlukan biaya sebesar 40 60 % dari biaya pemeliharan tanaman atau sekitar 30 % dari total biaya produksi. Strategi pemupukan kelapa sawit yang baik harus mengacu pada konsep keefektifan dan efisiensi yang maksimum (Pahan, 2010). Selanjutnya Sutarta (2002) menambahkan bahwa pemupukan yang ideal harus berprinsip pada 4 T, yaitu: tepat jenis pupuk, tepat dosis, tepat cara aplikasi, dan tepat waktu aplikasi. Menurut Pahan (2010), pemupukan kelapa sawit dilakukan pada 3 tahap perkembangan tanaman, yaitu pada tahap pembibitan dan TBM yang mengacu pada dosis baku, tahap TM yang ditentukan berdasarkan perhitungan faktor-faktor dasar serta konsep neraca hara. Pengamatan terhadap faktor lingkungan seperti iklim, topografi, sistem konservasi tanah dan air, drainase, dan kronologi terjadinya serangan hama/penyakit, serta keakuratan data riwayat tanaman dan sistem perawatannya akan sangat membantu dalam penentuan rekomendasi pemupukan yang tepat. Unsur hara yang dibutuhkan tanaman dibagi atas unsur hara makro dan mikro. Unsur hara makro adalah unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah banyak. Ada enam unsur hara makro, yaitu Nitrogen (N), fosfor (P),

4 kalium (K), kalsium (Ca), Magnesium (Mg), dan Sulfur (S). Unsur mikro dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang sedikit. Namun, unsur ini harus selalu tersedia di dalam jaringan tanaman. Unsur mikro itu adalah besi (Fe), mangan (Mn), tembaga (Cu), boron (Bo), Molibdenum (Mo), klorida (Cl), dan seng (Zn) (Pahan, 2010). Nitrogen (N). Sebagian besar senyawa kimia tumbuhan mengandung nitrogen. Protein dan enzim tersusun atas asam amino yang mengandung nitrogen. Kekurangan nitrogen memberikan gejala perubahan warna daun daun bawah menjadi kekuningan (Mangoensoekarjo dan Tojib, 2005). Tanaman mengabsorpsi nitrogen dalam bentuk nitrat (NO - 3 ), walaupun ternyata ammonium (NH + 4 ) dapat juga langsung diabsorpsi tanaman. Efisiensi relatif absorpsi ammonium dan nitrat dipengaruhi oleh ph tanah (Hakim, 2007). Fosfor (P). Menurut Mangoensoekarjo dan Tojib (2005) fosfor merupakan bagian dari senyawa yang mengatur pertumbuhan tanaman. Asam nukleat dan senyawa yang mengatur pernapasan dan pematangan juga mengandung fosfor. Kekurangan fosfor menghambat pertumbuhan tanaman. Unsur fosfor diserap oleh tanaman dalam bentuk H 2 PO - 4. Kalium (K). Fungsi utama kalium adalah sebagai katalisator (pendorong dan mempercepat reaksi reaksi biokimia). Fungsi lainnya untuk mengatur kegiatan fotosintesis, transpirasi, serta reaksi biokimia dalam daun dan titik tumbuh. Kekurangan kalium dapat mengurangi produksi buah (Mangoensoekarjo dan Tojib, 2005). Unsur kalium (K) diserap oleh tanaman dalam bentuk kation K +. Magnesium (Mg). Mangoensoekarjo dan Tojib (2005) menyatakan bahwa magnesium merupakan bagian dari molekul klorofil dan berasosiasi dengan fosfor (P) dalam proses pembentukan senyawa senyawa fosfolipid yang merupakan bagian dari minyak yang diproduksi. Kekurangan magnesium ditandai dengan gejala klorosis (warna kekuningan). Magnesium dari jaringan tua ditransfer ke jaringan yang lebih muda, sehingga gejala klorosis terlihat pada daun daun tua (daun bawah). Magnesium diserap oleh tanaman dalam bentuk kation Mg 2+. Hara Mg merupakan hara makro sekunder yang berperan penting sebagai bahan pembentuk molekul klorofil dan komponen enzim esensial, serta berperan

5 dalam proses metabolisme P dan respirasi tanaman. Mg juga diperlukan dalam transfer ATP, transfer energi dalam proses fotosintesis, glikolisis, siklus kreb, dan respirasi (Rankine dan Fairhurst, 1999; Havlin et al., 2004). Belerang (S). Belerang merupakan bagian dari protein, penelitian tentang belerang masih kurang karena kasus kekurangan belerang jarang ditemui dimana unsur belerang sudah tersedia dalam pupuk lain seperti pupuk ZA (ammonium sulfat) (Mangoensoekarjo dan Tojib, 2005). Unsur belerang diserap oleh tanaman dalam bentuk anion SO 2-4. Defisiensi unsur belerang (S) terjadi pada daun kelapa sawit yang termuda dengan gejala yang terjadi yaitu daun menjadi hijau kekuningan dengan tulang daun kekuning kuningan (Pahan, 2010). Kalsium (Ca). Menurut Mangoensoekarjo dan Tojib (2005) kalsium merupakan bagian dari dinding sel dan kandungan kalsium terbesar terdapat pada daun. Kalsium berguna untuk menjaga membran membran dalam sel tetap berfungsi; berperan dalam bagian bagian meristem tanaman; dan mendorong pertumbuhan akar. Kalsium memiliki kemampuan menekan aktivitas kalium (K) dan mempengaruhi penyerapan unsur nitrogen. Unsur kalsium (Ca) diserap oleh tanaman dalam bentuk kation Ca 2+. Dosis Pemupukan Untuk mengetahui dosis pupuk yang harus ditambahkan ke dalam tanah yaitu dengan mempertimbangkan jumlah hara yang diserap tanaman, status hara dalam daun, hara yang terangkut bersama hasil panen, hara yang kembali ke tanah, hara yang hilang dari zona perakaran, dan kemampuan tanah dalam menyediakan unsur hara (Siahaan dan Buma, 1992). Kisaran dosis optimal yang dapat diaplikasikan pada tanaman kelapa sawit dapat dilihat pada Tabel 1.

6 Tabel 1. Kisaran Dosis Optimal Pada Pemupukan Kelapa Sawit Tanaman Menghasilkan Umur Jenis Pupuk (dosis kg/pokok/tahun) Tanaman Sulphate of Rock Muriate of Kieserite (tahun) Amonia (ZA) Phosphate Potash (MOP) (Kies) (RP) 3.0-5.0 1.0-2.0 0.5-1.0 0.4-1.0 0.5-1.0 6.0-12.0 2.0-3.0 1.0-2.0 0.5-3.0 1.0-2.0 >12.0 1.5-3.0 0.5-1.0 1.5-2.0 0.5-1.5 Sumber: Lubis (2008) Tanaman kelapa sawit membutuhkan pupuk N, P, dan K yang sangat banyak sehingga diperlukan takaran pupuk yang tepat dan optimal. Sementara itu, berdasarkan analisis tanah dan daun yang telah dilakukan, diperoleh hasil bahwa tanaman kelapa sawit memerlukan koreksi takaran pupuk yang akan diberikan. Namun, takaran pupuk tersebut hanya berlaku 1 tahun sehingga setiap tahun harus dilakukan analisis ulang tentang tanah dan daun untuk menentukan takaran pupuk yang tepat bagi tanaman kelapa sawit. Kebutuhan pupuk untuk setiap lokasi berbeda-beda, tergantung dari kondisi lokasi terebut. Secara umum terdapat dosis optimal untuk pemupukan tanaman kelapa sawit (Riwandi, 2002). Tempat dan Cara Penyebaran Pupuk Tempat penyebaran pupuk adalah tempat dimana pupuk dapat ditaburkan. Ada yang di dalam bokoran di tempat yang bersih dari gulma, ada juga yang ditempatkan di luar bokoran dimana gulma lunak masih dapat tumbuh. Sebelum kegiatan pemupukan dilakukan pencampuran pupuk, apabila ada jenis pupuk yang tidak boleh dicampur maka tempat penaburannya harus dipisahkan atau paling tidak ada jarak sekitar 12 hari antara aplikasi pupuk yang satu dengan pupuk lainnya. Tempat penyebaran pupuk pada tanaman belum menghasilkan (TBM) dengan umur 1 bulan sampai pelepah menutupi bokoran adalah seluruh tempat di bokoran, kecuali Rock Phosphate yang harus ditaburkan di luar bokoran, di atas penutup tanah. Cara tersebut juga dilakukan pada TBM yang pelepahnya sudah melewati bokoran. Sedangkan tempat penaburan pupuk pada tanaman yang sudah menghasilkan (TM) dibedakan berdasarkan sifat masing-masing pupuk yaitu:

7 (a) nitrogen sebaiknya ditaburkan antara batang tanaman sampai ujung bokoran, (b) P 2 O 5 dan MgO (Phosphate dan magnesium) ditaburkan sekitar 25 cm dari tanaman sampai ujung bokoran. Namun, apabila Rock phosphate yang digunakan, maka tempat penaburan pupuk adalah di gawangan di pinggir rumpukan pelepah dan di atas gulma lunak yang tumbuh disana (Hakim, 2007). Tempat dan cara penyebaran pupuk dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1. Tempat dan Cara Penebaran Pupuk di Piringan Cara Aplikasi Pemupukan Menurut Sastrosayono (2003), cara menempatkan pupuk akan mempengaruhi jumlah pupuk yang diserap akar tanaman. Penempatan pupuk juga berpengaruh terhadap hasil TBS (PPKS, 2003). Cara pemupukan yang direkomendasikan oleh PPKS berdasarkan hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan adalah dengan cara menabur pupuk (P, K, Mg) secara merata di piringan pada jarak 1.5 m dari pangkal batang ke arah pinggir piringan, sedangkan pupuk N dianjurkan agar dibenam dalam tanah. Pada daerah piringan yang belum dilengkapi dengan tapal kuda, pemupukan dianjurkan dilakukan dengan cara dibenamkan (untuk seluruh jenis pupuk) pada beberapa lubang di sekitar pohon. Waktu dan Frekuensi Pemupukan Menurut Adiwiganda (2007) waktu dan frekuensi pemupukan ditentukan oleh keadaan iklim terutama curah hujan dan hari hujan, sifat fisik tanah dan kondisi relief, dan proses pengadaan pupuk. Setyamidjaja (2006) menambahkan bahwa waktu pemberian pupuk pada TBM didasarkan kepada umur tanaman. Jadi, pemupukan tidak dilaksanakan pada patokan pemupukan pada awal atau akhir musim hujan. Pahan (2010) menyatakan bahwa

8 manfaat pemupukan secara maksimal didapat pada bulan-bulan dengan curah hujan berkisar 100-250 mm/bulan. Pada masa ini, kondisi tanah cukup basah (tetapi belum jenuh), sehingga memudahkan terserapnya unsur hara oleh tanaman.