INTISARI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN PNEUMONIA DAN PNEUMONIA SERTA TB PARU STUDI DESKRIPTIF PADA PASIEN RAWAT INAP DI RUANG DAHLIA (PARU) DI RSUD ULIN BANJARMASIN TAHUN 2013 Lisa Ariani 1 ; Erna Prihandiwati 2 ; Rachmawati 3 Pneumonia merupakan infeksi di ujung bronkhiol dan alveoli yang dapat disebabkan oleh berbagai patogen seperti bakteri, jamur, virus dan parasit. Pneumonia dapat terjadi sepanjang tahun dan dapat melanda semua usia. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat gambaran penggunaan antibiotik dengan standar terapi serta mengidentifikasi adanya Drug Related Problems (DRP) pada pemberian antibiotik dan dosis yang digunakan dalam terapi rawat inap pasien pneumonia dan pneumonia penyerta TB paru. Jenis penelitian ini adalah penelitian non eksperimen dengan metode penelitian survei yang bersifat deskriptif berupa studi retrospektif dengan melihat rekam medik pasien pneumonia dan pneumonia serta TB paru yang di rawat inap di Ruang Dahlia RSUD Ulin Banjarmasin selama tahun 2013. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 27 sampel didapatkan 13 pasien yang memenuhi kriteria inklusi. Diperoleh data rata-rata kesesuaian perhari penggunaan antibiotik sebagai berikut: Injeksi ceftriaxon 86,83%, Injeksi Levofloxacin 56,67%, Injeksi meropenem 35%, Injeksi Ciprofloxacin 70,83%, Isoniazid 70,97%, Rifampicin 79,97%, Pirazinamid 72,53%, Etambutol 67,97% dan Streptomicin 75%. DRP kategori over dose yang terjadi yaitu terapi Etambutol 7,70% pada 1 pasien dan kategori under dose yaitu injeksi ciprofloxacin 15,38% pada 2 pasien. Kata kunci: Infeksi saluran napas, Pneumonia, Pasien rawat inap, Drug Related Problems.
ABSTRACT USE OF ANTIBIOTICS IN PATIENTS WITH PNEUMONIA PNEUMONIA AND PULMONARY TB DESCRIPTIVE STUDY IN HOSPITAL PATIENTS IN THE DAHLIA (LUNG) IN Hospital ULIN BANJARMASIN YEAR 2013 Lisa Ariani 1 ; Erna Prihandiwati 2 ; Rachmawati 3 Pneumonia is an infection at the end bronkhiol and alveoli which can be caused by various pathogens such as bacteria, fungi, viruses and parasites. Pneumonia can occur throughout the year and can hit all ages. The purpose ofthis study was to see the picture of antibiotic use with standard therapy and to identify the presence of Drug Related Problems (DRP) in the administration of antibiotics and doses used in the treatment of hospitalized pneumonia patients concomitant pulmonary tuberculosis and pneumonia. This research is non-experimental research method was descriptive survey research in the form of a retrospective study of medical records of patients seen pneumonia and pneumonia and pulmonary tuberculosis hospitalized at Dahlia Ulin Banjarmasin Hospital during 2013. The results showed that 27 samples were obtained from13 patients who met the inclusion criteria. Data obtained average daily appropriateness of antibiotic use as follows: Ceftriaxon injection 86.83%, Levofloxacin injection 56.67%, Meropenem injection 35%, Ciprofloxacin injection 70.83%, Isoniazid 70.97%, Rifampicin 79.97%, Pyrazinamide 72.53%, Ethambutol 67.97% and Streptomycin75%. DRP category overdose occurred is Ethambutol therapy 7.70% in 1 patient and category underdose Ciprofloxacin injection 15.38% in 2 patients. Keywords: respiratory infections, pneumonia, Inpatients, Drug Related Problems
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infeksi pada saluran napas merupakan penyakit yang umum terjadi pada masyarakat. Infeksi saluran napas berdasarkan wilayah infeksinya terbagi menjadi infeksi saluran napas atas dan infeksi saluran napas bawah. Infeksi saluran napas atas meliputi rhinitis, sinusitis, faringitis, laringitis, epiglotitis, tonsilitis, otitis. Sedangkan infeksi saluran napas bawah meliputi infeksi pada bronkhus, alveoli seperti bronkhitis, bronkhiolitis, pneumonia. Pneumonia merupakan infeksi di ujung bronkhiol dan alveoli yang dapat disebabkan oleh berbagai patogen seperti bakteri, jamur, virus dan parasit (Depkes RI.2005). Pneumonia menjadi penyebab kematian tertinggi pada balita dan bayi serta menjadi penyebab penyakit umum terbanyak. Pneumonia dapat terjadi sepanjang tahun dan dapat melanda semua usia. Manifestasi klinik menjadi sangat berat pada pasien dengan usia sangat muda, manula serta pada pasien dengan kondisi kritis. Pneumonia adalah penyakit yang banyak terjadi yang menginfeksi kira-kira 450 juta orang per tahun dan terjadi di seluruh penjuru dunia. Penyakit ini merupakan penyebab utama kematian pada semua kelompok yang menyebabkan jutaan kematian (7% dari kematian total dunia) setiap tahun. Angka ini paling besar terjadi pada anakanak yang berusia kurang dari lima tahun, dan dewasa yang berusia lebih dari 75 tahun. Penyakit ini terjadi lima kali lebih sering dinegara-negara berkembang dari pada dinegara maju.
Di Indonesia pneumonia merupakan penyebab kematian nomor tiga setelah kardiovaskuler dan TBC. Menurut WHO sekitar 800.000 hingga 1 juta anak meninggal dunia tiap tahun akibat pneumonia, bahkan UNICEF dan WHO menyebutkan pneumonia sebagai penyebab kematian anak balita tertinggi. Bakteri penyebab yang paling utama adalah Streptococcus pneumoniae, Staphylococcus aureus untuk bakteri yang tergolong gram positif dan Haemophilus influinzae, klebisella pneumonia untuk bakteri yang tergolong gram negatif. Pneumonia tuberkulosis sering diidentifikasi sebagai penyebab kegagalan pernafasan akut. Pneumonia tuberkulosis akut muncul sebagai kejadian gabungan parenkrim dengan atau tanpa penyebaran endobronkial yang menyerupai bakteri pneumonia dan merupakan reaksi hipersensitivitas eksudatif untuk tuberculoprotein bukan peradangan yang sebenarnya yang disebabkan oleh mycrobacterium tuberculosis. Kejadian ini dapat muncul dalam hitungan hari dan secara klinis dapat menggambarkan pneumonia bakteri akut. Pengobatan antituberkulosis adalah faktor penting dalam pengobatan yang mempengaruhi keberhasilan terapi pasien. Pemilihan penggunaan terapi antibiotika yang tepat dan rasional akan menentukan keberhasilan pengobatan untuk menghindari terjadinya resistensi bakteri. Selain itu tidak tertutup kemungkinan penggunaan obat-obat yang lain dapat meningkatkan peluang terjadinya Drug Related Problem (DRP). Sehubungan dengan adanya DRP, setiap farmasis harus dapat mendeteksi, mengatasi dan mencegah masalah-masalah yang terjadi atau akan terjadi dalam pengelolaan dan penggunaan antibiotika. Penanganan pengobatan kasus infeksi saluran pernafasan merupakan kunci keberhasilan pelayananan kesehatan. Pemberian dengan dosis takar yang tepat sangat membantu proses percepatan penyembuhan. Salah satu ruangan di Rumah Sakit Umum
Daerah Ulin dengan jumlah kunjungan pasien infeksi saluran pernafasan merupakan tempat yang perlu dilakukan penelitian untuk menggambarkan kesesuaian terapi, terutama banyaknya penggunaan antibiotika terhadap infeksi saluran pernafasan akut pneumonia pada pasien rawat inap di Ruang Dahlia. Hasil survei jumlah pasien di ruang dahlia (paru) sebanyak 742 pasien selama tahun 2013 dan didapatkan 46 kasus penyerta dengan 61 pasien, untuk pneumonia tunggal 1 pasien dan pneumonia dengan penyakit penyerta terbanyak adalah pneumonia beserta TB paru sebanyak 26 pasien. Oleh karena itu peneliti mengambil penelitian pneumonia dengan penyerta TB paru. Sehubungan permasalahan penggunaan antibiotik yang banyak terjadi, peneliti tertarik untuk meneliti mengenai insidensi Drug Related Problems (DRP) dalam penanganan terapi pasien penderita pneumonia dengan kategori berupa dosis dan jenis antibiotik, serta meneliti kesesuaian antara terapi dengan standar terapi oleh Clinical Practice Guideline Adult Pneumonia tahun 2009, Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2005 dan CDHS/CTCA Joint Guidelines (Guidelines For The Treatment Of Active Tuberculosis Disease) tahun 2003. Peneliti hanya melakukan penelitian pada dosis dan jenis antibiotik dalam kategori Drug Related Problems karena adanya keterbatasan waktu dalam melakukan penelitian. Penelitian ini dilakukan di RSUD Ulin karena rumah sakit ini merupakan tempat rujukan terakhir dari pasien pneumonia dari Puskesmas dan Rumah Sakit lain.