ANALISIS KARAKTERISTIK GELOMBANG DAN PASANG SRT PADA DAERAH PANTAI PAAL KECAMATAN LIKPANG TIMR KABPATEN MINAHASA TARA Chandrika Mulyabakti M. Ihsan Jasin, J. D. Mamoto Fakultas Teknik Jurusan Sipil niversitas Sam Ratulani Manado email: chan_drika49@yahoo.co.id ABSTRAK Penelolaan wilayah pantai sanatlah pentin dalam mempertahankan bentuknya dimana wilayah pantai berperan khusus dalam bidan rekreasi, pelabuhan, naviasi, dan lain sebaainya. Pantai Paal yan merupakan salah satu wilayah pantai yan berpotensi sebaai daerah wisata. Oleh sebab itu dalam penembanan dan penamanan daerah pesisir serta perlindunan penduduk maka perlu menetahui karakteristik elomban dan pasan surut yan terjadi di pantai tersebut. Dalam penelitian ini perlu dilakukan pendekatan teori dan analisis transformasi elomban yan terjadi di kawasan pantai Paal. Peramalan elomban dihitun denan metode hindcastin elomban berdasarkan data anin selama 10 tahun dari stasiun BMG Bitun untuk mendapatkan tini dan periode elomban sinifikan. Serta menentukan komponnen, tipe pasan surut, elevasi muka air laut yan terjadi Pantai Paal denan Metode Admiralty dimana data pasan surut yan diunakan ialah data penukuran yan dilakukakan selama 15 hari. Dari hasil perhitunan elomban di perairan Bulo Rerer didominasi oleh elomban arah Tenara denan elomban maksimum terjadi pada bulan Juli 006 denan H = 1.30 m dan T = 4.698 det. Koefisien refraksi yan terjadi berkisar antara 0.997 sampai 1.446 dan koefisien shoalin yan terjadi berkisar pada 0.857 sampai 1.148. Tini elomban yan didapat dari hasil perhitunan berkisar pada 1.051 sampai 1.0 m pada kedalaman 1 m sampai 5 m. memiliki pasan surut tipe Harian Ganda (semidiurnal) denan elevasi muka air laut tini tertini (HHWL) terjadi sebesar 360 cm dan elevasi muka air laut rendah terendah (LLWL) terjadi sebesar 0 cm. Kata kunci: Pantai Paal, karakteristik elomban, refraksi, shoalin, elomban pecah, Pasan surut, Metode Admiralty. PENDAHLAN Latar Belakan Pantai merupakan daerah ditepi perairan yan dipenaruhi oleh air pasan tertini dan surut terendah. Garis pantai adalah aris batas pertemuan antara daratan dan air laut, dimana posisinya tidak tepat dan dapat berubah atau berpindah. Pantai di Indonesia memiliki potensi yan sanat besar sebaai daerah yan dimanfaatkan untuk keiatan manusia. Peninkatan pemanfaatan daerah pantai diirini oleh meninkatnya masalah terhadap pantai, seperti mundurnya aris pantai akibat erosi yan disebabkan oleh elomban dan berdampak bai pemukiman dipesisir pantai. Gelomban laut merupakan salah satu parameter laut yan dominan terhadap laju mundurnya aris pantai. Gelomban laut terjadi karena hembusan anin dipermukaan laut, perbedaan suhu air laut, perbedaan kadar aram dan letusan unun berapi yan berada dibawah atau permukaan laut. Proses mundurnya aris pantai dari kedudukan semula antara lain disebabkan oleh elomban dan arus, serta tidak adanya keseimbanan sedimen yan masuk dan keluar. Daerah pantai Paal yan terletak di Desa Marinsow, Kecamatan Likupan Timur Kabupaten Minahasa tara. Daerah ini merupakan salah satu pusat pariwisata yan ada di daerah Minahasa tara. Daerah pantai sepanjan ± 1000 meter ini memiliki elomban yan tini. Pada bulan-bulan tertentu tini elomban cukup besar dan menanu aktifitas pariwisata sehina menanu proses mata pencaharian wara desa marinsow. Sehubun denan kondisi tersebut, maka diperlukan informasi tentan karakteristik elomban dan pasan surut. Rumusan Masalah 585
Menetahui fenomena elomban dan fenomena pasan surut yan perlu dianalisa aar dapat diunakan dalam perencanaan pembanunan di daerah pantai Paal Kecamatan Likupan Timur Kabupaten Minahasa tara. Batasan Masalah Aar studi dapat terarah dan sesuai denan tujuan maka diambil batasan masalah sebaai berikut : 1. Karakteristik elomban yan ditinjau ialah Tini elomban, periode elomban, dan proses transformasi elomban.. Anapan elomban yan diunakan adalah jenis elomban linear. 3. Analisa yan dilakukan yaitu analisa besaran serta jenis pasan surut yan terjadi di pantai paal 4. Analisis pasan surut menunakan metode Atmiralty 5. Penentuan elevasi muka air laut terhadap fenomena pasan surut Tujuan Penelitian. Tujuan yan inin dicapai dari penelitian ini adalah menetahui karakteristik elomban dan mendapatkan besaran jenis pasan surut menunakan metode admiralty serta menentukan elevasi muka air laut di pantai paal. Manfaat Penelitian Sebaai sumber literature bai khasanah ilmu penetahuan dalam menkaji atau meneliti lebih lanjut tentan elomban dan pasan surut di pantai paal Kecamatan Likupan Timur Kabupaten Minahasa tara. LANDASAN TEORI Gambaran mum Pantai Istilah pantai serin rancu dalam pemakaiannya yaitu antara coast (pesisir) dan shore (pantai). Gelomban Gelomban laut adalah satu fenomena alam yan serin terjadi di laut. Gelomban laut merupakan peristiwa naik turunnya permukaan laut secara vertikal yan membentuk kurva/rafik sinusoidal. Teori Gelomban Amplitudo Kecil ( Airy ) Teori palin sederhana adalah teori elomban Airy, yan jua disebut teori elomban linier atau teori elomban amplitudo kecil, yan pertama kali dikemukakan oleh Sir. Geore Biddell Airy pada tahun 1845. Selain mudah dipahami, teori tersebut sudah dapat diunakan sebaai dasar dalam merencanakan banunan pantai. Gambar. Sketsa Definisi Gelomban Sumber : Triatmodjo B. Perencanaan Banunan Pantai Hindcastin Gelomban Hindcastin elomban adalah teknik peramalan elomban yan akan datan denan menunakan data anin dimasa lampau. Data anin dapat diunakan untuk memperkirakan tini dan periode elomban di laut. Terjadinya elomban di laut palin dipenaruhi oleh tiupan anin. Fetch Fetch adalah daerah pembankit elomban laut yan dibatasi oleh daratan yan menelilini laut tersebut. Daerah fetch adalah daerah denan kecepatan anin konstan. Sedankan jarak fetch merupakan jarak tanpa rintanan dimana anin sedan bertiup 3. Arah fetch bisa datan dari seala arah, yan besarnya dapat dihitun sebaai berikut : Feff ΣFcos....(1) cos Gambar 1. Definisi Pantai dan Batasan Pantai Sumber : http://eprints.undip.ac.id/ dimana : Feff : Fetch efektif F : Panjan semen fetch yan diukur dari titik observasi elomban ke ujun akhir fetch. 586
α : Deviasi pada kedua sisi dari arah anin, denan menunakan pertambahan 6º sampai sudut sebesar 4º pada kedua sisi dari arah anin. Estimasi Anin Permukaan ntuk Peramalan Gelomban Sebaai lankah awal dalam menanalisis data anin, hal yan harus diperhatikan adalah mendapatkan nilai Wind Stress Factor ( A ), sebaai nilai yan akan diunakan dalam melakukan peramalan elomban. Prosedur untuk mendapatkan Wind Stress Factor ( A ) adalah denan melakukan koreksi koreksi terhadap data anin yan kita miliki sebaai berikut : Koreksi Elevasi Kecepatan anin yan diunakan adalah kecepatan anin yan diukur pada elevasi 10 meter. Jika data anin didapat dari penukuran pada elevasi yan lain (misalnya y meter), maka dapat dikonversi denan persamaan : 1 10 y 7 10...() y Dimana : (10) = Kecepatan anin pada ketinian 10 m. y = Ketinian penukuran anin (y < 0 m) Koreksi Stabilitas Koreksi ini diperlukan, jika terdapat perbedaan temperatur antara udara dan air laut. Besarnya koreksi dilambankan denan R T, dimana : =R T 10...(3) Jika tidak terdapat perbedaan data temperature, maka R T = 1.1 (SPM 88, hal 3-30) Koreksi Lokasi Penamatan Jika data anin yan dimiliki adalah data anin penukuran di darat, perlu dilakukan koreksi untuk mendapatkan nilai kecepatan di laut. Faktor koreksi dilambankan denan R L, yan nilainya disajikan Gambar. Di dalam ambar tersebut, w adalah kecepatan anin di atas laut, sedankan L adalah kecepatan anin di darat. Apabila data kecepatan anin disuatu perairan memerlukan penyesuaian atau koreksi terhadap elevasi, koreksi stabilitas dan efek lokasi maka dapat diunakan persamaan: =R T R L 10 (4) Gambar 4. Hubunan antara kecepatan anin di laut dan di darat Sumber : SPM 84 Pembentukan Gelomban di Laut Dala Peramalan elomban di laut dalam dilakukan denan metode SMB (Sverdrup Munk Bretschneider). Transformasi Gelomban Proses Refraksi Penaruh perubahan kedalaman laut akan menyebabkan refraksi. Di laut dalam, daerah dimana kedalaman air lebih besar dari setenah panjan elomban, elomban menjalar tanpa dipenaruhi dasar laut. Pendankalan Gelomban (Wave Shoalin) Koefisien pendankalan Ks merupakan funsi panjan elomban dan kedalaman air. Gambar 3. Faktor koreksi beda suhu di laut dan di darat. Sumber : SPM 84 Pasan Surut Apabila seseoran berdiri di pantai dalam waktu yan cukup lama, maka oran tersebut akan merasakan bahwa kedalaman selalu berubah-ubah sepanjan waktu. Pada mulanya muka air rendah, beberapa waktu kemudian menjadi tini dan akhirnya mencapai maksimum. Setelah itu muka air turun kembali 587
STAR 10, A, F eff T i = 6 Catatan : Open Water bilamana panjan dan lebar fetch hampir sama dan tidak dibatasi oleh pulau-pulau dekat atau sunai. t fetch Y (Open Water) F 3 68.8 1 1 3 3 A Apakah Open N (Restricted Fetch) t fetch 51.09 0.7 F 0.8 0.44 Û Y (Duration Limited) ti < fetch N (Fetch Limited) Y (Duration Limited) ti < fetch N (Fetch Limited) 5 7 5 A t H 8.51x10 i A 0,411 A t T 0.07 i A 1 A F H 0.0016 A 1 3 A F T 0.857 A Û t A H 0.000103 i A Û t T 0.08 A i A 0,69 1 Û A F H 0.0015 A 0,8 Û A F T 0.3704 A H T 0.433 Û (10) Û 10 8.134 Y (Fully Developed) Apakah Open Water Y (Open Water) Feff < 16 km YES N (Restriced Fetch) N (Non Fully Developed) 10 = 0.9 10 Feff < 16 km YES Ho = H To = T NO 10 = 0.9 10 NO STOP H T 0,433 (10) 10 8,134 H T 0,433 Û (10) Û 10 8,134 STOP Gambar 5. Baan Hindcastin Gelomban sampai elevasi terendah dan kemudian naik kembali. Perubahan elevasi muka air laut sebaai funsi waktu tersebut disebabkan oleh adanya pasan surut. Pasan Surut Metode Admiralty Metode Admiralty merupakan metode empiris berdasarkan tabel-tabel pasan surut yan dikembankan pada awal abad ke 0. Metode ini terbatas untuk menuraikan data pasan surut selam 15 atau 9 hari denan interval pencatatan 1 jam. Metode ini menhitun amplitudo dan ketertinalan phasa dari sembilan komponen pasut serta muka laut rata-rata (MSL). Tini muka air laut rata-rata (MSL) biasanya ditetapkan dari suatu bench mark tertentu yan dijadikan acuan levelin di daerah survey. 588
METODOLOGI PENELITIAN Tahapan pelaksanaan studi : Perhitunan Fetch : Tabel 1. Perhitunan Panjan Fetch ntuk Delapan Arah Mata Anin Gambar 7. Tahapan Pelaksanaan Studi ANALISA DAN PEMBAHASAN Analisa Data Perhitunan Fetch Efektif Analisa Anin Data anin yan dianalisa adalah data anin maksimum harian dalam 10 tahun terakhir. Data anin diambil dari BMKG Bitun, yakni data anin pada tahun 005-014. Data anin dinyatakan dalam satuan knot, 1 knot = 1,85 km/jam = 0,5144 m/d. Perhitunan faktor teanan anin Perhitunan untuk mendapatkan nilai A (perhitunan pada data anin tl 6 April 005) : Tabel. Perhitunan Hindcastin Gelomban Maksimum Bulan April 005 Gambar 8. Fetch Arah Tenara, Selatan, Barat laut Sumber : Autocad Tabel. Lanjutan 589
Tabel. Lanjutan Perhitunan Koefisien Refraksi Tabel 4. Perhitunan Refraksi ntuk Potonan 1 Arah Tenara Hindcastin elomban dilakukan untuk setiap data anin maksimum harian selama 10 tahun. Dari hasil hindcastin ini disusun rekapitulasi tini, periode dan arah elomban terbesar dan dominan bulanan dari tahun 005 s/d 014. Tabel 3. Tabel rekapitulasi arah, tini dan periode elomban dari masin masin fetch berdasarkan Hindcastin Gelomban tahun 005 014. Ket : untuk tabel berwarna biru, nilai tersebut didapat secara manual menunakan tabel pembacaan d/l dari bukutriatmodjo B, Teknik Pantai" (dapat dilihat pada lampiran) Tabel 4. Lanjutan Perhitunan Koefisien Shoalin Tabel 5. Perhitunan Shoalin ntuk Potonan 3 arah tenara Perhitunan Gelomban Pecah Tabel 6. Perhitunan elomban pecah ntuk Potonan 1 arah tenara Dari tabel rekapitulasi di atas dapat diketahui bahwa elomban dominan dan maksimum berasal dari arah tenara. Hal ini disebabkan elomban dari arah tenara mempunyai daerah pembankitan elomban yan lebih besar. Berdasarkan rafik hubunan H dan T didapat persamaan : y = -3.74x + 7.688x + 0.346 (persamaan didapat menunakan trendline di proram MS. Excel) ntuk arah Tenara Potonan 1 : Ho = 1.303 T = -3.74.Ho + 7.688.Ho + 0.346 = 4.1405 Analisis berikutnya dibuat pada tabel 4. Selanjutnya dibuat rafik hubunan tini, kedalaman dan sudut datan elomban. Gambar 9. Grafik Hubunan Tini, Kedalaman & Sudut Datan Gelomban Arah Tenara Pot. 1 590
Berdasarkan rafik hubunan tini, kedalaman, dan sudut datan elomban di potonan 1 maka diperoleh : Gelomban pecah pada kedalaman = 3. m Pasan Surut Perhitunan Pasan Surut Metode Admiralty Hal yan terpentin dalam perencanaan suatu struktur/banunan pantai adalah denan mendapatkan nilai dari konstanta-konstanta pasan surut. Data pasan surut tersebut diunakan untuk penentuan tipe pasan surut serta elevasi muka air laut yan terjadi setelah dianalisis denan metode Admiralty. Berdasarkan Skema Perhitunan Pasan Surut Metode Admiralty, maka analisa data pasan surut di Pantai Paal yan telah didapat dan disusun sebaai berikut. Tabel 7. Susunan Hasil Penamatan Pasan Surut Pantai Paal (cm) Periode 1 s/d 15 Desember 015 Menurut Skema 1 Tabel 9. Penentuan X1 pada tanal 1 dan Desember015 Tabel 10. Penyusunan Hasil Perhitunan Hara X1, Y1, X, Y, X4, dan Y4 dari Skema. Tabel 11. Penyusunan Hasil Perhitunan Hara X dan Y Indeks ke Satu dari Skema 3. Tabel 8. Konstanta Penali Dalam Menyusun Skema Tabel 1. Konstanta Penali ntuk Menhitun Hara X00, X10, dan Y10 591
Tabel 13. Perhitunan Hara X00 Tabel 16. Penyusunan Hasil Perhitunan Besaran X dan Y dari konstanta - konstanta Pasut untuk 15 Piantan yan diperoleh dari Skema 5 dan 6. Tabel 14. Penyusunan Hasil Perhitunan X dan Y Indeks ke Dua dari Skema 4 Tabel 17. Perhitunan Besaran-besaran w dan (1+W) dari konstanta - konstanta Pasan Surut Tabel 15. Bilanan Penali ntuk 15 Piantan. Tabel 18. Susunan Hasil Perhitunan Skema 7 ntuk Besaran-besaran dari Konstanta-konstanta Pasan Surut 59
Catatan : M, O1, M4 W = 0 w = 0 f = 1 S V = 0 u = 0 N, MS4 f = f (M) u = u (M) f = f (M)² M4 V = *V(M) u = *u(m) MS4 V = V(M) K P1 A A = = A(S)*0.7 A(K1)*0.33 = = (S) (K1) Tabel 0. Elevasi Muka Air Laut Gambar 10. Tipe Pasan Surut Sumber : Grafik Pasan Surut Pantai Paal PENTP Tabel 19. Susunan Skema 8 Penentuan Tipe Pasan Surut Berdasarkan komponen-komponen Pasan Surut yan didapat dari hasil analisis denan menunakan metode Admiralty maka dapat ditentukan tipe pasan surut yan terjadi di pantai Paal denan menunakan anka pasan surut F (tide form number Formzahl ). Dimana F ditentukan sebaai berikut : Pasan Surut termasuk tipe Pasan Surut Harian Ganda (semi diurnal) denan nilai 0 < F <.5 Kesimpulan Berdasarkan analisa yan dilakukan terhadap Pantai Paal, dapat disimpulkan sebaai berikut : Tini elomban maksimum (Hb) = 1.35 m Gelomban pecah pada kedalaman (db) = 3. m Tipe pasan surut yan terjadi di Pantai Paal ialah tipe Pasan Surut Harian Ganda (semi diurnal) denan nilai 0 < F=0.1336 < 0.5. Elevasi muka air laut tini tertini (HHWL) terjadi sebesar 360 cm (+170 cm dari MSL) dan elevasi muka air laut rendah terendah terjadi sebesar 0 cm (-170 cm dari MSL). Saran Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan pererakan dari sedimen, bankitan arus dan jua pelepasan eneri yan terjadi di Pantai Paal, aar diketahui apakah perlu ada banunan penaman pantai atau tidak. DAFTAR PSTAKA Aya Duck. Gelomban.http://www.academia.edu/350863/Gelomban_Laut, diakses Desember 015. BAB II Dasar Teori. Teknik Pantai. www.eprints.ac.id diakses februari 016. CERC. 1984. Shore Protection Manual. S Army Coastal Enineerin, Research Center. Washinton. 593
Hadikusumah. Karakteristik Gelomban Dan Arus Di Eretan, Indramayu. Bidan Dinamika Laut, Pusat Penelitian Oseanorafi, LIPI, Jakarta. Kramadibrata, S. 00. Perencanaan Pelabuhan. ITB. Bandun. Modul 1 Admiralty. www.academia.edu/70338/modul_1_admiralty diakses februari 016. Musrifin. Analisis Pasan Surut Perairan Muara Sunai Mesjid Dumai.. Jurnal Perikanan dan Kelautan. niversitas Riau. Novian Sankop, 015. Analisis Pasan Surut di Panai Bulo Rere Kecamatan Kombi Kabupaen Minahasa Denan Mettode Admiralty, Fakultas Teknik niversitas Sam Ratulani Manado. Penolahan Data Pasan Surut Denan Metode Admiralty. Laboseanorafi.mipa.unsri.ac.id diakses Januari 016. Samulano, I. 01. Refraksi Dan Difraksi Gelomban Laut Di Daerah Dekat Pantai Pariaman. Proram Pascasarjana niversitas Andalas. Padan. Triatmodjo, B. 1999. Teknik Pantai. Beta Offset. Yoyakarta. Triatmodjo, B. 01. Perencanaan Banunan Pantai. Beta Offset. Yoyakarta. 594