Rumah Impian Mahasiswa

dokumen-dokumen yang mirip
Preferensi Masyarakat dalam Memilih Karakteristik Taman Kota Berdasarkan Motivasi Kegiatan

Definisi Kebetahan dalam Ranah Arsitektur dan Lingkungan- Perilaku

Kriteria Ruang Publik untuk Masyarakat Usia Dewasa Awal

Kriteria Fasilitas Olahraga Ideal bagi Masyarakat Perkotaan

Ruang Hobi Ideal. Dimas Nurhariyadi. Abstrak

Pentingnya Ruang Terbuka di dalam Kota

Korespondensi antara Kriteria Tempat Kerja Alternatif Impian terhadap Profesi Pekerja

Peran Panca Indra dalam Pengalaman Ruang

Faktor Faktor yang Mempengaruhi Suatu Kota Menurut Tanggapan Masyarakat Studi Kasus : Kota Bandung, Jawa Barat

Korespondensi antara Faktor Penyebab Kemacetan dan Solusinya

Persepsi Masyarakat terhadap Permukiman Bantaran Sungai

Persepsi Kriteria Kenyamanan Rumah Tinggal

Ekspektasi Wisatawan dalam Memilih Penginapan sesuai Anggaran

Kota Impian: Perspektif Keinginan Masyarakat

Persepsi Masyarakat dalam Penerapan Rumah Hemat Energi

Persepsi Pengguna terhadap Kualitas Pencahayaan di Meja Kerja

Kepentingan Ruang Terbuka di dalam Kota

Lingkungan Rumah Ideal

Tingkat Kenyamanan Jalur Pejalan Kaki Jalan Asia Afrika, Bandung

Analisis Faktor-faktor Penyebab Membeli Apartemen

Citra Kota Bandung: Persepsi Mahasiswa Arsitektur terhadap Elemen Kota

Keluhan dan Harapan Masyarakat terhadap Karakteristik Toilet Umum di Indonesia

Persepsi Penilaian dan Keinginan Pengunjung terhadap Pasar Dadakan Sunday Morning (Sunmor) di Kawasan Kampus Universitas Gadjah Mada, D.

Ruang Favorit dalam Rumah

Respon Masyarakat terhadap Konsep Perumahan Berbasis Agama: Perumahan Islami

Karakteristik Fisik-Sosial dan Kriteria Kamar yang Membuat Betah

Studi Preferensi dalam Pemilihan Apartemen Ideal

Tingkat Kenyamanan Taman Kota sebagai Ruang Interaksi- Masyarakat Perkotaan

Kegiatan Joging dan Tempat-Tempat Aktivitas Joging di Lingkungan Kota

Penilaian Masyarakat terhadap Penggunaan Material Bambu pada Bangunan

Studi Persepsi Masyarakat tentang Museum Ideal

Moda Transportasi yang Efektif dan Efisien bagi Mahasiswa ITB

Hubungan Karakteristik Penduduk dengan Pemilihan Ruang Publik di Kampung Luar Batang, Jakarta Utara

Rumah Baca sebagai Representasi Pemikiran Arsitektur Achmad Tardiyana

Potret Kualitas Wajah Kota Bandung

Kriteria Ruang yang Mendukung Motivasi Membaca

Preferensi Pejalan Kaki terkait Kondisi Lingkungan untuk Menciptakan Kenyamanan Termal di Jalan Rajawali Surabaya

KORELASI TINGKAT KEPENTINGAN DAN KEPUASAN ELEMEN KOTA BERDASARKAN PERSEPSI MASYARAKAT INDONESIA

Alternatif Pemilihan Kawasan Pusat Olahraga di Kota Bandung

Penggunaan Langgam Rumoh Aceh pada Bangunan Perkantoran di Kota Banda Aceh

Pengaruh Penggunaan Skylight & Sidelight pada Shopping Mall terhadap Perilaku Manusia

Teritorialitas Masyarakat Perumahan Menengah ke Bawah

Awareness dan Pemanfaatan BIM : Studi Eksplorasi

Persepsi Masyarakat terhadap Konsep Bangunan Pintar sebagai Usaha Penghematan Energi

Persepsi Masyarakat terhadap Suasana pada Bangunan Kolonial yang Berfungsi sebagai Fasilitas Publik

korespondensi antara kerusakan ekologi dan penyebabnya.

Preferensi Masyarakat dalam Menikmati Streetscape Perkotaan yang Ideal

Pemahaman Masyarakat Mengenai Dampak Pembangunan HunianTerkait Global Warming dan Penerapan Green Building

Penilaian Jalur Pedestrian oleh Masyarakat Urban dan Kriteria Jalur Pedestrian yang Ideal Menurut Masyarakat

Preferensi Hunian yang Ideal Bagi Pekerja dan Mahasiswa pada Kelompok Umur Dewasa Awal / Early Adulthood

Kafe Ideal. Devi J. Tania. Abstrak

Hasil Observasi Karakter Gang di Kawasan Kampung Kota Bantaran Sungai di Babakan Ciamis, Bandung

Identifikasi Pola Perumahan Rumah Sangat Sederhana di Kawasan Sematang Borang Kota Palembang

Faktor-Faktor yang Berpengaruh pada Persepsi Publik terhadap Kawasan Bersejarah

Kajian Angkutan Umum yang Baik terkait Korespondensi Lokasi Tempat Tinggal dan Profesi Komuter

Persepsi dan Harapan Masyarakat Kota terhadap Keberadaan Permukiman Padat

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebetahan di Kafe: Perbedaan Preferensi Gender dan Motivasi

PERANCANGAN KOTA BAB IV ANALISA ALUN ALUN KABUPATEN WONOGIRI MENURUT 8 ELEMEN KOTA HAMID SHIRVANI. 4.1 Analisa Tata Guna Lahan Alun alun Wonogiri

Eksplorasi Desain Kualitas Ruang pada Perpustakaan Sekolah untuk Meningkatkan Minat Baca pada Siswa

Faktor Dominan yang Mempengaruhi Kebetahan di Kafe: Motivasi dan Preferensi Gender

Eksplorasi Desain Kualitas Ruang pada Perpustakaan Sekolah untuk Meningkatkan Minat Baca pada Siswa

Kajian Karakteristik Fisik Kawasan Komersial Pusat Kota

Kriteria Ruang Terbuka menurut Persepsi Masyarakat di Kota Palembang

Kriteria Ruang Terbuka menurut Persepsi Masyarakat di Kota Palembang

Persepsi Pengguna terhadap Kualitas Pencahayaan Ideal Kantor

Evaluasi Purna Huni pada Ruang Terbuka Publik di

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Tempat dengan Desain Menarik di Bandung

Konsep Pengembangan Ruang Terbuka Publik Pantai Bahari, Kabupaten Polewali Mandar, Provinsi Sulawesi Barat

Pengaruh Desain Fasade Bangunan terhadap Kondisi Pencahayaan Alami dan Kenyamanan Termal

Preferensi Masyarakat terhadap Material Bangunan

Kecenderungan Penggunaan Software Pemodelan dalam Proses Desain Terkait Alasan dan Usia Pengguna

Preferensi Pasangan Berlibur Terhadap Jenis Penginapan dan Keadaan Interior

Korespondensi antara Kualitas Hunian Sewa dan Tingkat Kepuasan Mahasiswa

Daya Tarik dan Karakteristik Taman Idaman pada Rumah

Preferensi Ruang Hobi

Karakter Fisik Spasial Tempat Favorit Dewasa Muda

BAB VI HASIL PERANCANGAN

Prioritas Pengembangan Kawasan Pusat Olahraga berdasarkan Tingkat Kepentingan dan Kepuasan Pengunjung

Identifikasi Ragam Aktivitas Outdoor : Karakteristik Pedestrian Mall di Jalan Dalem Kaum, Bandung

PERSEPSI TENTANG LINGKUNGAN APARTEMEN DI KOTA BANDUNG SEBAGAI TEMPAT TINGGAL TETAP PADA MAHASISWA PERANTAU FITRIYANTI

MENARA SINAR MAS DI KAWASAN MEGA KUNINGAN, JAKARTA DRAFT LAPORAN TUGAS AKHIR AR 4099

Natural Friendly Neoclassical Style. Architecture

Kualitas Ruang Terbuka pada Permukiman Industri di Kelurahan Cigondewah Kaler, Bandung, Jawa Barat

Preferensi Masyarakat tentang Tipologi Sekolah yang Meningkatkan Semangat dan Minat Belajar Siswa

Konsep Desain Partisi Dengan Sistem Modular Untuk Hunian Dengan Lahan Terbatas Di Surabaya

Kebutuhan Area Transisi bagi Pejalan Kakidi Kawasan Pusat Kota Bandung

Perencanaan Fasilitas Permukiman di Kawasan Periferi Kasus : Kelurahan Sudiang Raya, Kecamatan Biringkanaya, Makassar

BAB I PENDAHULUAN. yang dominan berupa tampilan gedung-gedung yang merupakan karya arsitektur dan

BAB V KONSEP DASAR. Konsep dasar yang digunakan dalam perancangan Kepanjen Educaion. Prinsip-prinsip tema Arsitektur Perilaku

Mushola di dalam Rumah

Kinerja Ruang Publik Kampus Ditinjau dari Faktor Attraction

Physical Milieu Ruang Komunal Desa Adat (Pakraman) Tenganan Pegeringsingan Bali

HASIL DAN PEMBAHASAN

KONSEP RANCANGAN. Latar Belakang. Konteks. Tema Rancangan Surabaya Youth Center

MENGIDENTIFIKASI ISU-MASALAH & MERUMUSKAN JUDUL PENELITIAN 1

B A B 4 A N A L I S I S

I. PENDAHULUAN. Padang Golf Sukarame (PGS) merupakan Lapangan Golf pertama dan satu-satunya di

BAB 4 PRINSIP-PRINSIP PERANCANGAN TAMAN LINGKUNGAN

BAB I PENDAHULUAN.

Identifikasi Faktor Kebutuhan Area Transisi :

Transkripsi:

TEMU ILMIAH IPLBI 2013 Rumah Impian Mahasiswa R. Kartika Abdassah (1), Gustav Anandhita (2), Mega Sesotyaningtyas (3) (1) Program Studi Magister Arsitektur, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan, Institut Teknologi Bandung (2) Program Studi Magister Arsitektur, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan, Institut Teknologi Bandung (3) Program Studi Magister Arsitektur, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan, Institut Teknologi Bandung Abstrak Kebutuhan manusia akan rumah yang diinginkan selalu berbeda, baik berdasarkan umur, jenis kelamin, pekerjaan, bahkan jumlah pendapatan. Jika menggunakan pendekatan psikologi, manusia memiliki kecenderungan ingin memiliki rumah yang damai, tenang, dan aman. Untuk lebih melihat kecenderungan ini, maka dilakukan penelitian mengenai rumah impian terhadap 20 responden mahasiswa magister arsitektur ITB 2013. Metode penelitian rumah impian ini adalah grounded theory, dengan pengumpulan data secara online melalui kuesioner yang bersifat open-ended. Sedangkan, metode analisis data yang digunakan adalah analisis data teks. Dari hasil analisis, didapatkan suatu temuan bahwa secara psikologis, responden cenderung menginginkan rumah dengan halaman luas beserta rumput hijau dan pohon rindang yang mengitari rumah, ukuran bangunan rumah sederhana yang nyaman namun tetap estetis, berada di dataran tinggi dan udara sejuk, serta memiliki ruang khusus yang dapat menunjang segala aktivitas ataupun hobi. Kata-kunci : preferensi, rumah impian, mahasiswa Pengantar Preferensi manusia terhadap rumah impian tentu akan berbeda sesuai dengan umur, jenis kelamin, pendapatan, pekerjaan, dan sebagainya. Gambaran akan rumah impian ini tidak lepas dari kebutuhan masyarakat akan hal-hal dasar yang dibutuhkan dalam hidup. Jika menggunakan pendekatan psikologi, sejatinya manusia menginginkan sebuah rumah sebagai tempat yang damai, tenang dan aman. Hal tersebut merupakan representasi dari rahim ibu yang dianggap rumah pertama kali bagi manusia. Rumah adalah tempat manusia beristirahat dan meninggalkan dunia luar agar dapat menikmati kehidupan pribadinya sendiri (Marc, 1977). Perbedaan keinginan setiap manusia terhadap rumah menjadi suatu hal yang menarik untuk diteliti. Oleh karena itu, untuk mendapatkan suatu pemahaman baru mengenai rumah impian, maka dilakukan suatu penelitian terhadap mahasiswa magister arsitektur ITB 2013. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mencari tahu preferensi mahasiswa Magister Arsitektur ITB 2013 terhadap rumah impian. Metode Menurut Creswell (2008), penelitian kualitatif dapat dikelompokkan menjadi lima, narrative study, ethnography, grounded theory, phenomenology dan case-study Dalam penelitian rumah impian ini, strategi penelitian yang digunakan adalah grounded theory Strategi penelitian ini dimaksudkan untuk mendapatkan suatu teori baru dari pemahaman yang timbul berdasarkan hasil analisis. Paradigma yang mendasari penelitian ini adalah Social-Constructivism (Cresswell, 2008) yang merupakan perspektif dari penelitian kualitatif. Sebuah penelitian kualitatif dapat bersifat deskriptif atau eksploratif (Kumar, 2005). Namun dalam penelitian kali ini lebih ditekankan pada penelitian yang bersifat eksploratif. Penelitian eksploratif adalah salah satu penelitian sosial yang bertujuan untuk memberikan gam- Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2013 A - 29

Rumah Impian Mahasiswa baran atau gagasan baru mengenai topik yang dibahas. Metode pengumpulan data Metode pengumpulan data dalam penelitian rumah impian dilakukan secara online melalui kuesioner yang bersifat open-ended. Responden adalah 20 orang mahasiswa magister arsitektur ITB 2013 yang mengikuti perkuliahan AR5142. Masing-masing responden diminta untuk mendeskripsikan rumah impiannya masing-masing. keseharian responden yang bekerja sebagai perancang atau arsitek, di mana mereka memang bertugas untuk mendengarkan klien untuk merancang atau membuat organisasi kebutuhan ruang sesuai kebutuhan klien agar merasa nyaman tinggal didalamnya. Metode analisis data Metode analisis data yang digunakan adalah analisis data teks. Analisis ini dapat memberikan gambaran harapan responden terhadap rumah impian. Analisis data dilakukan secara berkelompok terdiri dari 3 orang untuk mengurangi kemungkinan bias. Langkah pertama yang dilakukan dalam analisis adalah mencari kata kunci. Kemudian, kata kunci tersebut dikategorikan ke dalam kategori yang lebih umum. Setelah dikategorikan, dilakukan perhitungan frekuensi dari masing-masing kategori kata kunci tersebut. Berdasarkan perhitungan frekuensi, didapatkan hasil mayoritas harapan responden terhadap rumah impian yang dapat digunakan untuk melihat keinginan sebagian besar responden terhadap rumah impian yang diinginkan. Analisis dan Interpretasi Dari hasil analisis terhadap kuesioner responden terhadap harapan mengenai rumah impian, diperoleh kata-kunci dengan frekuensi dari paling tinggi dan terendah (Gambar 1). Masing-masing kata-kunci tersebut mewakili beberapa kalimat yang dituliskan oleh responden. Melalui kalimat tersebut dapat diketahui bahwa mayoritas responden menulis tentang bagaimana tentang fisik atau spasial (Hall, dalam Altman, 1980) rumah impian mereka. Para responden memiliki latar belakang keilmuan yang sama dalam hal ini adalah Magister Arsitektur, hasil analisis lebih banyak membicarakan tentang kondisi fisik atau spasial yang diinginkan. Hal tersebut berkaitan erat dengan Gambar 1. Diagram Frekuensi Harapan Responden Terhadap Rumah Impian A - 30 Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2013

Kalimat yang dideskripsikan oleh responden, diwaliki oleh kata-kunci dapat dilihat pada tabel di bawah. Tabel 1. Tabel Frekuensi Harapan Responden Terhadap Rumah Impian, kata-kunci dan kalimat yang mewakili. No Kata Kunci 1 halaman luas Memiliki halaman belakang rumah yang luas 2 vegetasi Halaman dipenuhi dengan hamparan rumput yang terawat baik, dengan pohonpohon besar melingkupi halaman rumah. 3 sederhana Rumah yang tidak terlalu kecil dan tidak terlalu besar sehingga interaksi dalam keluarga masih terasa. 4 nyaman... jika saya berpikir tentang rumah impian, ada banyak yang saya inginkan, tapi yang utama adalah nyaman untuk saya tinggali 5 estetis dengan beberapa repetisi sebagai elemen maupun struktur bangunan yang dapat menambah estetika rumah saya 6 kolam ikan Memiliki kolam ikan yang luas dengan air yang terus mengalir. 7 Interaksi keluarga 8 dataran tinggi ada ruangan yang cukup luas untuk berkumpul dengan keluarga, Berada di daerah perbukitan atau kaki pegunungan dengan pemandangan langit dan pengunungan. 9 view dengan akses pandangan bisa secara langsung dari dalam rumah ke lingkungan keluar untuk menikmati pemandangan. 10 material alami Bangunan penuh dengan material alam, bambu, kayu, dinding plesteran kasar,sehingga kesan hangat dan dekat dengan alam sekitar. Dari keseluruhan kata-kunci, dapat dibagi lagi kedalam 9 kategori yang mendasari sebuah desain rumah yang bagus, yaitu: Livability, Activities, Relations, Process, Style, Environment, Site, Structure, Expression (Kennedy, Robert W. 1959). Pembahasan ini dilengkapi R. Kartika Abdassah dengan diagram frekuensi 3 kata kunci tertinggi dari tiap kategori. Livability, adalah kebutuhan dasar manusia atau keluarga yang diterjemahkan menjadi sebuah rumah. Dari kuisioner diperoleh tiga kata kunci terbesar yaitu nyaman, adanya interaksi keluarga dan ruang optimal/tercukupinya kebutuhan ruang (Gambar 2). Menurut Woods (1959), rasa nyaman adalah salah satu hal utama yang harus diperhatikan dari sebuah rumah. Adanya ruang yang dapat mendukung adanya interaksi, komunikasi dan kerjasama antar anggota keluarga juga menjadi syarat rumah yang ideal. Selain itu, rumah yang ideal juga harus memenuhi keseluruhan kebutuhan ruang untuk aktivitas penghuninya. Gambar 2. Diagram Frekuensi Livability Tabel 2. Tabel kata-kunci dan kalimat yang mewakili kategori Livability Nyaman Interaksi Keluarga Ruang Optimal... jika saya berpikir tentang rumah impian, ada banyak yang saya inginkan, tapi yang utama adalah nyaman untuk saya tinggali Cukup untuk membuat penghuninya merasa saling memiliki satu sama lain Proporsi rumah impian yang saya inginkan adalah 60:40, yaitu 60% untuk bangunan rumah dan 40% untuk open space (ruang terbuka hijau) Activities, adalah aktivitas individu yang mempengaruhi sebuah program ruang, aktivitas tersebut juga termasuk hobi atau kegiatan khusus lainnya. Tiga kata kunci tertinggi yang mewakili kategori ini adalah halaman luas, vegetasi dan kolam ikan (Gambar 3). Memiliki halaman rumah yang luas menjadi idaman Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2013 A - 31

Rumah Impian Mahasiswa hampir sebagian responden, di halaman tersebut mereka ingin menghabiskan waktunya untuk membaca, bermain dengan anak, berkebun ataupun kegiatan yang bersifat kontemplasi. Kegiatan bercocok tanam seperti menanam bunga dan memelihara ikan dalam kolam juga menjadi aktivitas yang ingin dilakukan di rumah idaman tersebut. Style, hal-hal yang berkaitan dengan langgam, gaya atau penampilan bangunan. Dan tiga kata kunci yang mewakili kategori ini adalah estetis, material alami dan minimalis (Gambar 4). Citra atau tampilan bangunan juga menjadi hal yang disebutkan koresponden dalam mendefinisikan rumah impiannya. Dikarenakan latar belakang koresponden adalah mahasiswa arsitektur, unsur estetis dalam bangunan mendominasi keinginan koresponden dalam hal tampilan bangunan. Gaya bangunan dengan menggunakan material alami menempati urutan kedua, hal ini berkaitan dengan sifat manusia yang selalu ingin dekat dengan alam membuat manusia ingin memasukan unsur alam dalam rumahnya (Marc, 1977). Sedangkan urutan ketiga dalam kategori gaya bangunan adalah minimalis. Gaya bangunan minimalis saat ini memang sedang populer di masyarakat Indonesia. Hal ini mungkin yang menyebabkan responden cenderung memilih gaya bangunan tersebut untuk diaplikasikan pada desain rumah impiannya. Gambar 4. Diagram Frekuensi Style Tabel 4. Tabel kata-kunci dan kalimat yang mewakili kategori Style Gambar 3. Diagram Frekuensi Activities Tabel 3. Tabel kata-kunci dan kalimat yang mewakili kategori Activities Halaman Luas Memiliki halaman belakang rumah yang luas Vegetasi Halaman dipenuhi dengan hamparan rumput yang terawat baik, dengan pohon-pohon besar melingkupi halaman rumah. Kolam Ikan Memiliki kolam ikan yang luas dengan air yang terus mengalir. Estetis dengan beberapa repetisi sebagai elemen maupun struktur bangunan yang dapat menambah estetika rumah saya Material Alami Bangunan penuh dengan material alam, bambu, kayu, dinding plesteran kasar,sehingga kesan hangat dan dekat dengan alam sekitar. Minimalis Rumah bergaya minimalis Environment, adalah kondisi tetangga dan lingkungan sekitar rumah akan mempengaruhi bentuk rencana tapak dan rumah. Tiga kata kunci yang mewakili kategori tersebut adalah adanya interaksi sosial, aksesibilitas mudah dan terdapat fasilitas publik (Gambar 5). Lingkungan tempat manusia tinggal akan mempengaruhi perilaku manusia itu terhadap interaksi sosial dan struktur sosial dalam lingkungan tersebut (Altman, 1980) Dari hasil diagram dapat terlihat bahwa interaksi sosial dengan tetangga sekitar adalah hal yang penting demi tercapainya rumah impian. Gambar 5. Diagram Frekuensi Environment A - 32 Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2013

Tabel 5. Tabel kata-kunci dan kalimat yang mewakili kategori Environment. Interaksi Sosial Aksesibilitas Mudah Fasilitas Publik Sesekali kami mengundang kerabat dan tetangga untuk bersama-sama menikmati pesta kebun sambil bakar jagung. relatif dekat dengan rumah sakit, pusat hiburan dan tempat kerja memiliki pendopo yang dapat dipakai sesama tetangga, tidak perlu berpagar Site, adalah kondisi tapak rumah. Dan tiga hal yang dinginkan koresponden adalah tapak yang memiliki pemandangan yang bagus, sejuk dan sirkulasi udara yang baik (Gambar 6). Hal ini sejalan dengan pendapat Marc (1977) dalam bukunya Pshychology of the House, bahwa unsur seperti kebun atau halaman yang luas, air dan pepohonan sudah sangat lama menjadi bagian dari sebuah rumah. Pada halaman yang luas manusia dapat berdialog atau melakukan kontemplasi dengan alam semesta. Pada halaman yang luas manusia bisa merasakan keberadaan dirinya sebagai bagian dari alam. Gambar 6. Diagram Frekuensi Site Tabel 6. Tabel kata-kunci dan kalimat yang mewakili kategori Site. Dataran Tinggi View Sejuk Berada di daerah perbukitan atau kaki pegunungan dengan pemandangan langit dan pengunungan. dengan akses pandangan bisa secara langsung dari dalam rumah ke lingkungan keluar untuk menikmati pemandangan. Berada di daerah dataran tinggi sehingga udara sejuk R. Kartika Abdassah Expression, adalah sifat personal pemilik rumah yang diterjemahkan dalam desain rumah. Tiga kata kunci yang mewakili kategori tersebut adalah sederhana, cahaya alami dan bukaan lebar (Gambar 7). Menurut contoh kata-kunci yang disebutkan oleh responden bisa disimpulkan bahwa ekspresi akan rumah impian itu adalah yang secara ukuran tidak terlalu besar atau kecil. namun dapat memenuhi kegiatan penghuninya dan secara fisika bangunan nyaman bagi penghuni (Tabel 7). Bagaimanapun ekspresi yang akan ditampilkan oleh rumah impian mereka nanti, tetap yang terpenting adalah kenyamanan penghuni. Gambar 7. Diagram Frekuensi Expression Tabel 7. Tabel kata-kunci dan kalimat yang mewakili kategori Expression. Sederhana Cahaya Alami Bukaan Lebar Rumah yang tidak terlalu kecil dan tidak terlalu besar sehingga interaksi dalam keluarga masih terasa. serta dapat memanfaatkan pencahayaan alami semaksimal mungkin. Rumah yang sejuk dengan berbagai bukaan Relations, adalah interaksi antara arsitek/perancang dengan klien. Dalam kategori ini tidak ada kata-kunci yang muncul dari respon-den. Process, adalah bagaimana arsitek dan klien bersama-sama melalui proses pembangunan rumah. Dalam kategori ini tidak ada kata-kunci yang muncul dari responden. Structure, adalah struktur pembentuk rumah. Dalam kategori ini tidak ada kata-kunci yang muncul dari responden. Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2013 A - 33

Rumah Impian Mahasiswa Diskusi Berdasarkan pembagian 9 kategori diatas, terdapat kategori yang tidak memiliki kata-kunci. Kata kunci ini adalah relation, process dan structure. Hal ini disebabkan oleh per-tanyaan yang kurang spesifik dan deskripsi yang kurang lengkap dari responden. Marc, Olivier (1977). Psychology of the House. Thames & Hudson Ltd. Woods Kennedy, Robert (1955). The House, and The Art of its Design. USA: Reinhold Publishing Corporation. Kesimpulan Dari hasil analisa data teks di atas dan dengan mengambil frekuensi paling tinggi pada tiap kategori maka dapat disimpulkan bahwa sebuah rumah impian menurut mahasiswa memiliki kriteria antara lain (1). rumah yang bersuasana nyaman; (2). rumah yang memilki halaman luas untuk melakukan berbagai aktivitas; (3). desain rumah memenuhi unsur estetis; (4). lingkungan sekitar rumah memiliki interaksi sosial yang baik; (5). lokasi rumah berada di dataran tinggi; dan (6). rumah yang sederhana. Dari berbagai kriteria rumah impian di atas, diharapkan dapat memberikan gambaran kepada para perancang dan pengembang tentang kriteria rumah impian. Rekomendasi Responden dalam penelitian ini hanya 20 mahasiswa magister arsitektur, sehingga lingkup generalisasi hasil penelitian sangat terbatas. Penelitian dengan responden yang lebih banyak dan beragam latar belakang diperlukan untuk menghasilkan temuan yang lebih dapat dipercaya. Daftar Pustaka Altman I, Chemers M. (1980). Culture and Environment. California: Brooks/Cole Publishing Company USA Creswell, J.W. (2008). Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approaches. California: Sage Publications, Inc. Groat, L. & Wang, D. (2002). Architectural Research Methods. New York: John Wiley & Sons. Inc. Kumar, Ranjit. (2005). Research Methodology: A Step by Step Guide For Beginners. California: Sage Publications, Inc. A - 34 Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2013