I. PENDAHULUAN. Setiap perusahaan atau badan usaha termasuk di dalamnya BUMN perkebunan

dokumen-dokumen yang mirip
JIIA, VOLUME 2 No. 3, JUNI 2014

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan devisa. PT. Perkebunan Nusantara VII (Persero) adalah satu Badan

IV. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN. Berdasarkan monografi wilayah Kabupaten Lampung Selatan dan Pesawaran

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dimana sektor pertanian merupakan

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor penting yang patut. diperhitungkan dalam meningkatkan perekonomian Indonesia.

I. PENDAHULUAN. dan melibatkan beberapa orang sebagai pelaksana tugas yang didisain untuk

BAB I PENDAHULUAN. dicapai. Ketiga tujuan tersebut antara lain: laba perusahaan yang maksimal,

I. PENDAHULUAN. Banyak cara dilakukan pemerintah sebagai otoritas kebijakan publik untuk

I. PENDAHULUAN. pada 2009 (BPS Indonesia, 2009). Volume produksi karet pada 2009 sebesar 2,8

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah PT Perkebunan Nusantara IX (Persero)

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Sejarah PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) penataan kembali (Restrukturisasi / Konsolidasi) BUMN Sub Sektor

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Sejarah Singkat dan Keadaan Umum Desa Rejosari

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk

I. PENDAHULUAN. Karet di Indonesia merupakan salah satu komoditas penting perkebunan. selain kelapa sawit, kopi dan kakao. Karet ikut berperan dalam

I. PENDAHULUAN. Tembakau merupakan salah satu komoditas ekspor, produksi tembakau selain

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Produksi (Ton) Luas (Ha) Produksi (Ton) Karet , , , , , , ,01

I. PENDAHULUAN. Kondisi krisis perekonomian yang berlanjut pada kr~sis multi dimens~ di

I. PENDAHULUAN. Salah satu sasaran pembangunan nasional adalah pertumbuhan ekonomi dengan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor pertanian khususnya subsektor perkebunan merupakan

IV. PROFILE PTPN VII

BAB I PENDAHULUAN. para stakeholdernya. Keberhasilan dalam pencapaian tujuan perusahaan

I. PENDAHULUAN. Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang memiliki kekayaan

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Luas Lahan Komoditi Perkebunan di Indonesia (Ribu Ha)

I. PENDAHULUAN. pertanian. Indonesia memiliki beragam jenis tanah yang mampu. menyuburkan tanaman, sinar matahari yang konsisten sepanjang tahun,

I. PENDAHULUAN. tanah yang mampu menyuburkan tanaman, sinar matahari yang konsisten

BAB I PENDAHULUAN. ketat, kinerja perusahaan dituntut harus terus meningkat agar perusahaan dapat

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan sektor terbesar yang mendorong

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

I. PENDAHULUAN. umum yang meliputi segi-segi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan

KEADAAN UMUM. Wilayah Administratif

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada BT dan

BAB I. PENDAHULUAN. kegiatan pertanian yang mendominasi perekonomian masyarakat desa, dimana

SEMINAR TUGAS AKHIR DISUSUN OLEH : NAMA :HENRIK FRANSISKUS AMBARITA NIM : : BUDIDAYA PERKEBUNAN PEMBIMBING : Ir. P.

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris mempunyai peluang yang cukup besar dalam

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia merupakan faktor terpenting dalam setiap kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Persaingan antar perusahaan di era globalisasi semakin tajam, sehingga

KATA PENGANTAR. Samarinda, Juli 2016 Kepala, Ir. Hj. Etnawati, M.Si NIP

I. PENDAHULUAN. Pembangunan nasional bertujuan untuk memperbaiki kehidupan masyarakat di segala

I. PENDAHULUAN. devisa non migas, penyedia lapangan kerja, dan berkaitan langsung dengan

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sektor perkebunan merupakan salah satu sektor yang menjadi. andalan lndonesia untuk rnengail devisa dari luar dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Komoditi teh merupakan salah satu andalan dari hasil alam yang diekspor

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif kualitatif

I. PENDAHULUAN. besar penduduk, memberikan sumbangan terhadap pendapatan nasional yang

KAJIAN KESENJANGAN GAP PRODUKTIVITAS KELAPA SAWIT PADA KELAS KESESUAIAN LAHAN S2 DI AFDELING I KEBUN PAYA PINANG PT. PAYA PINANG GROUP.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pengembangan sektor perkebunan merupakan salah satu upaya untuk

PERANAN PERKEBUNAN KARET JALUPANG TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL-EKONOMI MASYARAKAT CIPEUNDEUY KABUPATEN SUBANG

IV. GAMBARAN UMUM Letak Wilayah, Iklim dan Penggunaan Lahan Provinsi Sumatera Barat

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan Badan Usaha Milik Negara ( BUMN) memiliki peran, dan fungsi

I. PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi daerah dan nasional. Pertanian yang berkelanjutan

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. merupakan cikal bakal berdirinya Kebun/Unit PT. Perkebunan Nusantara V

OLEH : ALEXANDER MAHA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA - III

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian merupakan salah satu tindakan yang mendukung untuk

I. PENDAHULUAN. kualitas produk melalui usaha diversifikasi, intensifikasi, ekstensifikasi dan

I. PENDAHULUAN. sektor yang mempunyai peranan yang cukup strategis dalam perekonomian

KAJIAN KORELASI KARAKTERISTIK AGROEKOLOGI TERHADAP PRODUKSI KELAPA SAWIT DAN KARET DI PROVINSI LAMPUNG

Gambar 1. 1 Bagian Pucuk Daun Teh (Ghani, 2002)

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN. Perumusan visi dan misi Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten

I. PENDAHULUAN. sawit terbesar di Indonesia. Menurut Direktorat Jenderal Perkebunan dalam Yusuf

BAB I PENDAHULUAN. masa ke masa agar dapat diketahui apakah perusahaan mengalami kemajuan atau

I. PENDAHULUAN. sawit terbesar di Indonesia. Menurut Direktorat Jenderal Perkebunan dalam Yusuf

BAB I PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sektor ekonomi yang tangguh dalam menghadapi

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) didirikan berdasarkan Peraturan

JIIA, VOLUME 4, No. 2, MEI 2016

BAB I PENDAHULUAN. kelompok orang yang bekerja secara terpimpin dan terkendali dalam

Jumlah Produksi Bubuk Teh (kg)

BAB 1 PENDAHULUAN. pada tahun 2007 Indonesia dikenal sebagai negara penghasil teh terbesar nomor

I.1 Latar Belakang. (Sumber: Badan Pusat Statistik) Sumber : Annual Report PTPN VIII Tahun Tabel I. 1 Perkembangan Ekspor Teh di Indonesia

DAFTAR ISI. 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Waktu dan Lokasi Penelitian Konsep Dasar Balanced Scorecard...

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi dewasa ini memicu setiap organisasi bisnis untuk beroperasi

I. PENDAHULUAN. Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki areal perkebunan yang luas.

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan potensi yang terkandung dalam

I. PENDAHULUAN. Setiap perusahaan pada umumnya didirikan dengan tujuan untuk mencapai profit

KATA PENGANTAR. Samarinda, September 2015 Kepala, Ir. Hj. Etnawati, M.Si NIP

III. METODOLOGI PENELITIAN. wawancara langsung kepada aparatur desa dan masyarakat desa Negara Tulang

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

I. PENDAHULUAN. ternak. Penanaman tanaman dengan sistem agroforestri ini dapat meningkatkan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kantor Direksi PT. Perkebunan Nusantara VII (Persero) yang bertempat di jalan

BAB 1 PENDAHULUAN. Tbk. Sumatera Utara. Tema ini penting dibahas karena karyawan merupakan aset

KEADAAN UMUM PERKEBUNAN

I. PENDAHULUAN. jangkauan pemasaran mencakup dalam (lokal) dan luar negeri (ekspor). Kopi

BAB V KARAKTERISTIK RESPONDEN

I. PENDAHULUAN. dan jasa menjadi kompetitif, baik untuk memenuhi kebutuhan pasar nasional. kerja bagi rakyatnya secara adil dan berkesinambungan.

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang pada masa itu mendukung Indonesia menjadi bagian dari perdagangan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Lampung yang memiliki luas wilayah 3.921,63 km 2 atau sebesar 11,11% dari

BAB I PENDAHULUAN. telah mengubah cara perusahaan dalam menjalankan bisnisnya serta perilaku,

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB III PROFIL PERUSAHAAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Bagi perekonomian Indonesia, sektor pertanian merupakan sektor yang

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia merupakan makhluk sosial yang mana itu berarti manusia

BAB I PENDAHULUAN. kerja yang aman dan nyaman serta karyawan yang sehat dapat mendorong

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. akan dapat memanfaatkan dan mengoptimalkan faktor-faktor tersebut jika

BAB I PENDAHULUAN. Kelapa Sawit Merupakan salah satu komoditas penting di Indonesia. Hal

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap perusahaan atau badan usaha termasuk di dalamnya BUMN perkebunan seperti PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) dalam menjalankan fungsinya sebagai pelayan publik harus mempunyai visi dan misi yang hendak dicapai. Menurut Handoko (2001), manajemen sumber daya manusia merupakan bagian dari manajemen keorganisasian dalam perusahaan yang harus mampu membangun dan meningkatkan kinerja di dalam lingkungannya. Keberhasilan perusahaan tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satu faktor penting adalah SDM, karena merupakan pelaku dari keseluruhan tingkat perencanaan sampai dengan evaluasi yang mampu memanfaatkan sumber daya lainnya untuk menghasilkan kinerja yang baik. Suatu perusahan yang telah berjalan seperti PTPN VII (Persero) sebaiknya memantau seluruh kegiatan operasionalnya. Sebuah pengendalian digunakan untuk membantu memantau kegiatan perusahaan. Wilopo (2006), menjelaskan bahwa pengendalian eksternal dan internal sangat penting, antara lain untuk memberikan perlindungan terhadap kelemahan sumberdaya manusia serta untuk mengurangi kemungkinan kesalahan dan tindakan yang tidak sesuai dengan aturan perusahaan.

2 Pengelolaan dan penerapan pengendalian eksternal yang baik dengan memperhatikan sistem monitoring maka suatu perusahaan akan lebih mudah dalam pencapaian tujuannya melalui evaluasi hasil kerja secara rutin. Menurut Wilopo (2006), evaluasi kerja dalam perusahaan dapat dilakukan dengan memastikan perusahaan memiliki tenaga kerja yang bermotivasi dan berkinerja tinggi, serta dilengkapi dengan sarana untuk menghadapi perubahan yang dapat memenuhi kebutuhan pekerjaannya. Kesediaan karyawan untuk mencurahkan kemampuan, pengetahuan, keterampilan, tenaga dan waktunya, sebenarnya mengharapkan adanya kompensasi dari pihak perusahaan yang dapat memuaskan kebutuhannya. Sistem kompensasi akan membantu menciptakan kemauan kerja diantara orangorang yang berkualitas untuk bergabung dengan organisasi dan melakukan tindakan yang diperlukan organisasi. Secara umum berarti bahwa karyawan harus merasa bahwa dengan melakukannya, mereka akan mendapatkan kebutuhan penting yang mereka perlukan seperti interaksi sosial, status, penghargaan, pertumbuhan dan perkembangan. Menurut Wilopo (2006), upaya-upaya dalam meningkatkan kinerja karyawan selain pengendalian eksternal, pengendalian internal seperti tingkat motivasi karyawan juga perlu diperhatikan. Untuk mendukung pencapaian kinerja yang optimal maka dibutuhkan SDM yang memiliki motivasi tinggi serta pemberian kompensasi yang sesuai dengan beban kerja dan kebutuhan hidupnya, dengan demikian tujuan perusahaan untuk meningkatkan kinerjanya dapat tercapai.

3 Mangkunegara (2007), menyatakan bahwa Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Kinerja bukan.merupakan hasil yang dapat diukur pada saat pekerjaan tersebut diselesaikan melainkan hasil evaluasi dari suatu pekerjaan masa lalu dalam periode tertentu. Untuk mendukung pencapaian kinerja yang optimal maka dibutuhkan orang-orang yang akan ditempatkan sesuai dengan pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki orang tersebut agar dapat menghasilkan suatu prestasi yang diharapkan oleh perusahaan. Mahmudi (2007), menyatakan bahwa kinerja merupakan fungsi dari pengetahuan, keterampilan, dan motivasi, sementara Mathis dan Jackson (2000), menyebutkan bahwa salah satu cara manajemen untuk meningkatkan kinerja para karyawan adalah melalui pemberian motivasi dan kompensasi. Salah satu alasan utama seseorang bekerja adalah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, seseorang akan bekerja secara maksimal agar mendapat kompensasi yang sesuai dengan beban kerja yang diterimanya. Oleh karena itu kompensasi memegang peranan penting dalam meningkatkan kinerja pegawai. Tingkat kinerja para karyawan di perusahaan dapat dilihat dari output yang dihasilkan pada periode sebelumnya. Perusahaan PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) merupakan perusahaan BUMN yang bergerak di bidang usaha agribisnis perkebunan memiliki 25 Unit Usaha dengan komoditas yang diusahakan adalah tanaman kelapa sawit, kakao, karet, teh, tebu, dan holtikultura. Ada tujuh dari 25 unit usaha yang ada mengusahakan komoditas karet dengan luas areal yang

4 berbeda-beda, dua diantaranya adalah Unit Usaha Kedaton dan Unit Usaha Way Berulu dengan output getah karet (lateks). Luas areal tanaman tidak menjamin tingginya tingkat produksi yang dihasilkan karena hal ini berhubungan dengan banyaknya faktor yang mempengaruhi capaian produksi tersebut. Berdasarkan buku laporan Dinas Perkebunan Provinsi Lampung (2012), sebaran luas areal dan tingkat produksi tanaman karet perkebunan besar negara (PBN) di Provinsi Lampung dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Luas areal dan tingkat produktivitas tanaman karet perkebunan besar negara (PBN) Provinsi Lampung berdasarkan administratur, 2012 No Unit Usaha TBM (ha) Komposisi Areal TM TU Jumlah (ha) (ha) (ha) Produksi (kg) Produktivitas (kg/ha) 1 Kedaton 2.374 2.607 0 4.981 2.600 997 2 Bergen 2.259 1.482 0 3.741 1.48 998 3 Way Berulu 108 1.975 0 2.083 2.660 1.347 4 Way Lima 1.059 1.362 369 2.790 2.683 1.970 5 Tulung Buyut 180 5.315 0 5.495 6.510 1.225 6 Pirsus 3.200 0 0 3.200 0 0 7 Tanggamus 701 0 0 701 0 0 Sumber : Dinas Perkebunan Provinsi Lampung, 2012 Keterangan: TBM = Tanaman Belum Menghasilkan TM = Tanaman Menghasilkan TU = Tanaman Ulang Tabel 1 menunjukkan bahwa Unit Usaha Kedaton memiliki areal tanaman terluas kedua setelah Unit Usaha Tulung Buyut namun tingkat produktivitas yang dihasilkan justru sebaliknya yaitu paling rendah, sedangkan Unit Usaha Way Berulu menempati Urutan tertinggi kedua setelah Unit Usaha Way Lima.

5 Oleh karena itu Unit Usaha Kedaton di pilih sebagai lokasi penelitian, sedangkan Unit Usaha Way Berulu dipilih sebagai unit usaha pembanding bagi Unit Usaha Kedaton karena masih dalam satu wilayah kerja pengelolaan yaitu dalam manajemen Distrik Way Sekampung yang sama-sama membudidayakan komoditas karet dengan curah hujan dan topografi wilayah yang relatif sama yaitu berkisar antara 2.053-2.150 mm per tahun dengan topografi yang datar dan sedikit bergelombang. Tingkat produktivitas perusahaan dipengaruhi oleh kinerja pegawai yang dimiliki, salah satu pegawai yang menentukan produktivitas perusahaan di lingkungan kedua unit usaha ini adalah mandor sadap. Mandor sadap secara garis organisasi perusahaan berada di bawah pengawasan mandor besar afdelling dan merupakan atasan langsung bagi para penyadap yang berperan untuk mengatur penempatan kerja, memberikan arahan, serta penjelasan kepada setiap penyadap mengenai capaian target produksi dan kualitas sadapan. Mandor sadap memiliki tanggung jawab kepada mandor besar yaitu pencapaian target produksi karet baik jumlah maupun mutunya. Capaian target produksi merupakan salah satu indikator penting dalam melakukan penilaian kinerja mandor sadap. Menurut Mahmudi (2007), Kinerja mandor sadap dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan, keterampilan, dan motivasi yang dimiliki oleh mandor sadap sedangkan menurut Mathis dan Jackson (2000), salah satu cara manajemen untuk meningkatkan kinerja para karyawan adalah melalui pemberian motivasi dan kompensasi. Pengukuran kinerja mandor sadap pada

6 masing-masing unit usaha dilakukan dengan menilai prestasi kerja mandor sadap berdasarkan panduan yang telah ditentukan oleh perusahaan. Kinerja mandor sadap di nilai oleh atasan lansung yaitu mandor besar afdeling. Panduan dalam penilaian kinerja mandor sadap yang digunakan oleh PTPN VII (Persero) di lingkungan kedua unit usaha yaitu dengan menilai kemampuan, kepribadian dan penampilan, serta hubungan antar manusia. Realisasi capaian produksi mandor sadap dapat dikatakan baik apabila mampu mencapai realisasi produksi lebih dari 80 persen dari target produksi yang telah ditentukan sebelumnya oleh perusahaan. Sebaran target produksi dan realisasi produksi mandor sadap pada masing-masing unit usaha pada tahun 2012 dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Evaluasi pencapaian produksi Unit Usaha Kedaton dan Unit Usaha Way Berulu Tahun 2012 Unit Usaha Kedaton Way Berulu Luas Target Real Σ Afdeling Mandor Pencapaian (ha) (kg) (kg) >80% 80% (orang) (orang) (orang) I 403 488.808 422.468 5 4 1 II 246 548.488 312.377 4-4 III 264 261.875 327.365 4 3 1 IV 118 183.382 134.954 3 1 2 Jumlah 1.031 1.482.553 1.197.164 16 8 8 I 302 596.600 619.208 5 4 1 II 190 373.800 395.393 3 3 - III 455 1.088.000 962.628 6 6 - IV 189 554.000 406.537 3 1 2 Jumlah 1.136 2.612.400 2.383.766 17 14 3 Sumber : Monitoring bagian tanaman unit usaha 2012 (tidak dipublikasikan) Keterangan: > 80% = Tercapai 80% = Tidak Tercapai

7 Tabel 2 menunjukkan bahwa mandor sadap di Unit Usaha Kedaton berjumlah 16 orang, yang mampu mencapai di atas 80 persen dari target yang ditentukan hanya 8 orang atau sekitar 50 persen, sedangkan di Unit Usaha Way Berulu yang mampu mencapai target produksi adalah berjumlah 14 orang dari 17 orang mandor sadap yang ada atau sekitar 82 persen. Banyaknya mandor sadap yang tidak mampu mencapai target produksi yang telah ditentukan perusahaan merupakan gambarkan bahwa kinerja mandor sadap di Unit Usaha Kedaton lebih rendah dari pada di Unit Usaha Way Berulu. Rendahnya pencapaian terhadap target produksi oleh mandor sadap merupakan salah satu gambaran bahwa kegiatan kemandoran di lingkungan unit usaha PTPN VII (Persero) Provinsi Lampung belum berjalan dengan optimal terutama di Unit Usaha Kedaton, untuk itu perlu di upayakan peningkatan motivasi dan kualitas kerja para penyadap. Kondisi ini tidak terlepas dari peranan mandor sadap sebagai atasan langsung bagi penyadap yang dapat mendukung dan mengarahkan penyadap dalam meningkatkan kegiatannya sehingga tujuan mandor sadap untuk meningkatkan kinerjanya dapat tercapai. Oleh karena itu layak untuk dilakukan kajian pengaruh pengetahuan, keterampilan, motivasi, dan kompensasi, terhadap kinerja mandor sadap Unit Usaha Kedaton dan Unit Usaha Way Berulu PTPN VII (Persero). B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian-uraian tersebut, maka dapat diidentifikasi permasalahan sebagai berikut

8 1. Bagaimanakah kinerja mandor sadap di Unit Usaha Kedaton dan Unit Usaha Way Berulu? 2. Apakah pengetahuan, keterampilan, motivasi, dan kompensasi berhubungan dengan kinerja mandor sadap? C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk : 1. Mengetahui kinerja mandor sadap di Unit Usaha Kedaton dan Unit Usaha Way Berulu. 2. Mempelajari hubungan pengetahuan, keterampilan, motivasi, dan kompensasi terhadap kinerja mandor sadap. D. Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi : 1. Pemerintah, sebagai bahan pertimbangan dan masukan berupa pemikiran yang dapat bermanfaat bagi instansi yang terkait. 2. Perusahaan, dapat memberikan sumbangsih terhadap perkembangan manajemen sumber daya manusia khususnya mengenai kinerja karyawan (mandor sadap). 3. Peneliti lain, sebagai bahan pembanding atau pustaka untuk penelitian sejenis.