II. TINJAUAN PUSTAKA. kebutuhan dan keinginan konsumen, mengembangkan produk, menetapkan harga,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN PUSTAKA. pembelian konsumen dan mengembangkan pemahaman mengenai bagaimana. konsumen memiliki banyak pertimbangan pertimbangan yang pada

BAB II KERANGKA TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KERANGKA TEORI Pengertian Pemasaran dan Manajemen Pemasaran. mengembangkan produk, menetapkan harga, mempromosikan produk

I. PENDAHULUAN. Perkembangan usaha dewasa ini telah memasuki era globalisasi dan perdagangan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pemasaran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. nilai yang terkandung didalam produk tersebut. Salah satu nilai yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. LANDASAN TEORI. Sebagian besar produk konsumen dan industrial memiliki merek. Merek-merek

BAB I PENDAHULUAN. untuk mempertahankan unit bisnis nya masing-masing. Salah satu cara mempertahankan

BAB II LANDASAN TEORI. Pemasaran merupakan pekerjaan rumah yang harus dikerjakan manajer

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Pemasaran pada umumnya dipandang sebagai tugas un tuk menciptakan,

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut American Marketing Association (AMA) mendefinisikan merek sebagai:

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. semakin mengembangkan potensinya untuk dapat bersaing dan merebut market

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. LANDASAN TEORI. menjadi sasaran dan penyesuaian kegiatan perusahaan sedemikian rupa sehingga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. dengan kegiatan bisnis lainnya. Pada kegiatan pemasaran para manajer

KERANGKA PEMIKIRAN. dan jasa, termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului dan

BAB II LANDASAN TEORI. pembeli. Merek merupakan nama, istilah, tanda, simbol atau rancangan atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dan program pemasaran yang digunakan untuk melayani pasar sasaran tersebut.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu

Brand adalah identitas tambahan dari suatu produk yang tak hanya. membedakannya dari produk pesaing, namun merupakan janji produsen atau

BAB I PENDAHULUAN Sumber : BPS di internet

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen Pemasaran, mendefinisikan Pemasaran adalah suatu proses. mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.

Bab I: Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. Konsep pemasaran mengarahkan perusahaan pada seluruh usaha untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. American Marketing Association dalam Kotler dan Keller (2009:5), Pemasaran adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hubungan pelanggan yang menguntungkan. Dua sasaran pemasaran adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. LANDASAN TEORI. Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan pokok yang dilakukan oleh

BAB I. dari unsur-unsur tersebut (Kotler dan Keller, 2009). Tujuannya untuk. mengidentifikasi produk dan layanan dari kelompok penjual serta untuk

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan (Kotler dan Keller, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam hidup, manusia tidak lepas dari berbagai macam kebutuhan,

Produksi Media PR Cetak. Modul ke: 05FIKOM. Brand Image. Fakultas. Program Studi HUMAS. Mintocaroko, S.Sos., M.Ikom

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemasaran umumnya dipandang sebagai tugas untuk menciptakan,

BAB I PENDAHULUAN. kualitasnya dengan melihat pentingnya sebuah brand image. Konsumen dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. orang lain yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, penempatan, pengarahan dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu Negara yang memiliki potensi bisnis yang

II. LANDASAN TEORI. Pemasaran adalah suatu fungsi organisasi dan serangkaian proses untuk

Integrated Marketing Communication I

BAB I PENDAHULUAN. terus terpuruk dalam kekalahan dan kemunduran bisnisnya. Keberhasilan perusahaan dalam pemasaran ditentukan oleh

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Menurut Kotler dan Armstrong (2019:253) produk adalah segala sesuatu yang dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. topik penelitian selama beberapa dekade terakhir. Budaya dan sejarah yang

II. LANDASAN TEORI. pelanggan. Bila pemasar memahami kebutuhan pelanggan, menetapkan harga, maka produk atau jasa tersebut mudah dijual.

BAB I PENDAHULUAN. yang akan dikonsumsi atau digunakannya. Banyak faktor yang digunakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Pada bab sebelumnya, telah dijabarkan tentang latar belakang dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berpengaruh secara signifikan terhadap dimensi citra merek yang secara tidak

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN UKDW. perusahaan salah satunya adalah dengan menciptakan brand. Brand suatu produk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LANDASAN TEORI. Pemasaran pada umumnya dipandang sebagai tugas untuk menciptakan, memperkenalkan dan menyerahkan barang dan jasa kepada konsumen dan

BAB I PENDAHULUAN. yang dituntut untuk menjaga penampilannya melainkan kaum pria telah mulai

PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN MOTOR SCUTER MATIC YAMAHA DI MAKASSAR SKRIPSI

BAB 2 LANDASAN TEORI. dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun

BAB I PENDAHULUAN. dapat dihindari dengan adanya persaingan maka perusahaan-perusahaan akan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Keputusan merupakan suatu pemecahan masalah sebagai suatu hukum situasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merupakan filosofi yang menarik. Konsep ini menyatakan bahwa alasan

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS. Sebagaimana diketahui bahwa merek merupakan pembeda antar satu produk dengan produk

PENGARUH BRAND IMAGE MINUMAN COCA-COLA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN (Studi pada Konsumen di Medan)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Griffin (2003:5) menyatakan bila seseorang merupakan pelanggan loyal, ia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kotler dan Keller (2009:258) merek (brand) sebagai nama,

Bab II TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini membahas mengenai teori-teori yang mendukung dalam konteks

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. besar bagi perubahaan gaya hidup. Manusia selalu berusaha untuk memenuhi

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. produk atau jasa yang dihasilkan oleh suatu perusahaan. produk para penjual dan membedakannya dari produk pesaing.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Loyalitas Merek. Menurut (Griffin, 2005; dalam Mamang, 2014) menyatakan Loyalty is

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. sebuah produk (Aaker, 1991). Model asli dari ekuitas merek pelanggan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Kotler & Keller (2012 : 41) :

Pertemuan Pertemuan 7 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau jasa dari seseorang atau penjual dan untuk membedakannya dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan macam-macam pilihan dan keistimewaannya. mereka dalam kaitannya menghadapi persaingan yang ketat dengan competitor.

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kebutuhan konsumen. Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan-kegiatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

penting sejalan dengan perkembangan zaman. Perkembangan teknologi selalu prinsip-prinsip sentral pemasaran. Pemasaran adalah mengenai memahami

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah Proses pengambilan keputusan dan aktivitas masing-masing individu yang

Subagja (2005), dengan judul: Pengaruh Differensiasi Produk Terhadap. Brand Image B Burger Di Bandung. Dengan hasil penelitian sebagai berikut :

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. penjualan dan periklanan. Tjiptono (2007 : 37) memberikan definisi pemasaran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gambar, nama, kata, huruf, angka-angka, susunan atau kombinasi. digunakan dalam kegiatan perdagangan barang dan jasa.

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. keinginan dan kebutuhan konsumen maka produsen perlu memahami perilaku

Transkripsi:

11 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan suatu faktor penting dalam suatu siklus yang bermula dan berakhir dengan kebutuhan. Pemasar harus dapat menafsirkan, mengidentifikasi kebutuhan dan keinginan konsumen, mengembangkan produk, menetapkan harga, mempromosikan produk secara efektif, mendistribusikan produk serta mengkombinasikannya dengan data pasar seperti lokasi konsumen, jumlah dan keseluruhan konsumen. Menurut Kotler dan Keller (2009) Pemasaran adalah mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia dan sosial atau suatu usaha memenuhi kebutuhan dengan cara yang menguntungkan. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pemasaran mencakup segala proses untuk memperoleh apa yang diinginkan individu dan organisasi melalui pertukaran dan penciptaan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan dan keinginan individu dan organisasi. Selain itu, dalam pemasaran diperlukan suatu cara untuk mengatur proses pertukaran yaitu Manajemen Pemasaran.

12 2.2 Pengertian Manajemen Pemasaran Manajemen Pemasaran terjadi ketika setidaknya satu pihak dalam sebuah pertukaran potensial berpikir tentang cara cara untuk mencapai respons yang diinginkan pihak lain. Menurut Kotler dan Keller (2009) Manajemen Pemasaran sebagai seni dan ilmu memilih pasaran dan meraih, mempertahankan, serta menumbuhkanpelanggan dengan menciptakan, menghantarkan, dan mengkomunikasikan nilai pelanggan yang unggul. Beradasarkan definisi tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa manajemen pemasaran adalah suatu kegiatan yang sangat kompleks dan kuat yang memerlukan perhatian dari pimpinan perusahaan atau organisasi agar tujuan organisasi perusahaan dapat tercapai. 2.3 Merek Merek adalah salah satu atribut yang penting dari sebuah produk yang penggunaannya pada saat ini sudah sangat meluas. Keahlian paling unik dari pemasar adalah kemampuannya menciptakan, memelihara, melindungi dan meningkatkan merek. Para pemasar mengatakan bahwa pemberian merek adalah seni dan bagian penting dalam pemasaran. Merek juga dapat membantu perusahaan memperluas lini produk serta mengembangkan posisi pasar yang spesifik bagi suatu produk. Sebagai aset perusahaan yang tak ternilai harganya, pengelolaan merek merupakan suatu permasalahan yang sangat serius bagi produsen. Pengelolaan ini dilakukan sebaik mungkin sehingga konsumen bisa mengidentifikasi sebuah produk, agar

13 terjalin suatu hubungan antara konsumen dengan produk yang dipasarkan. Salah satu yang menjadi pertimbangan konsumen dalam mengambil keputusan membeli adalah merek. 2.3.1 Pengertian Merek Merek merupakan janji penjual untuk secara konsisten memberikan keistimewaan, manfaat dan jasa tertentu kepada pembeli. Merek-merek terbaik memberikan jaminan mutu. Agar dapat memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai pengertian merek, berikut ini pengertian merek menurut para ahli : Menurut Bilson Simamora (2001) Merek adalah nama, tanda, istilah, simbol, desain, atau kombinasinya yang ditujukan untuk mengidentifikasi dan mendiferensiasi (membedakan) barang atau layanan suatu penjual dari barang atau layanan penjual lain. Menurut Kotler dan Amstrong (2003) Merek adalah suatu nama, kata, tanda, symbol, atau desain atau kombinasi dari semuanya yang mengidentifikasikan pembuat atau penjual produk dan jasa tertentu. Dari pengertian-pengertian di atas simbol, tanda mengidentifikasi produk dan membedakan perusahaan dengan produk asing. 2.3.2 Manfaat Merek Belakangan ini, hampir semua produk diberi merek bahkan produk-produk yang sebelumnya tidak memerlukan merek. Merek sangat diperlukan oleh suatu produk, karena selain merek memiliki nilai yang kuat merek juga bermanfaat bagi konsumen, produsen, publik, seperti yang dikemukakan oleh Bilson Simamora (2001), yaitu:

14 a. Bagi konsumen, manfaat merek adalah : 1) Merek dapat menceritakan sesuatu kepada pembeli tentang mutu. 2) Merek membantu menarik perhatian pembeli terhadap produk-produk baru yang mungkin bermanfaat bagi mereka. b. Bagi produsen, manfaat merek adalah : 1) Merek memudahkan penjual mengolah pesanan dan menelusuri masalah- masalah yang timbul. 2) Merek memberikan perlindungan hukum atas keistimewaan atau ciri khas produk. 3) Merek memungkinkan menarik sekelompok pembeli yang setia dan menguntungkan. 4) Merek membantu penjual melakukan segmentasi pasar. c. Bagi publik, merek bermanfaat dalam hal : 1) Pemberian Merek memungkinkan mutu produk lebih terjamin dan lebih konsisten. 2) Merek meningkatkan efisiensi pembeli karena Merek dapat menyediakan informasi tentang produk dan dimana membelinya. 3) Meningkatkan inovasi produk baru, karena produsen terdorong untuk menciptakan keunikan baru guna mencegah peniruan dari pesaing.

15 2.3.3 Tingkatan Merek Pada hakikatnya, merek mengidentifikasi penjual dan pembeli. Merek dapat berupa nama, merek dagang, logo atau symbol lain. Merek memiliki enam level pengertian menurut Kotler dan Keller (2009) : 1. Atribut, Merek pertama-tama mengingatkan orang pada atribut-atribut tertentu. Atribut tersebut mencirikan produk sehingga menjadi hal pertama yang diingat oleh konsumen. 2. Manfaat, pelanggan tidak hanya membeli atribut, mereka juga membeli manfaat. Oleh karena itu, atribut harus diterjemahkan menjadi manfaat fungsional dan emosional. 3. Nilai, Merek juga mencerminkan sesuatu mengenai nilai-nilai oleh pembeli. Yang dinilai oleh pembeli adalah prestasi, keamanan dan persentase tinggi. Pemasar harus mengetahui nilai yang sesuai dengan paket manfaat yang diinginkan oleh konsumen. 4. Budaya, Merek mencerminkan budaya tertentu. 5. Kepribadian, Merek juga menggambarkan kepribadian. Konsumen biasanya mencocokkan kepribadian mereka yang sesuai dengan Merek. 6. Pemakai, Merek yang menunjukkan jenis konsumen yang membeli atau menggunakan produk. Jika suatu perusahaan memperlakukan merek hanya sebagai nama, maka perusahaan tersebut tidak melihat tujuan perusahaan yang sebenarnya.

16 Tantangan dalam pemberian merek adalah mengembangkan satu kumpulan makna yang mendalam untuk merek tersebut. 2.3.4 Karakteristik Merek Setelah diputuskan untuk member merek pada produk, selanjutnya perlu diputuskan merek apa yang digunakan. Merek apapun yang digunakan semestinya mengandung sifat berikut ini seperti yang dikemukakan oleh Bilson Simamora (2001) : 1. Mencerminkan manfaat dan kualitas 2. Singkat dan sederhana 3. Mudah diucapkan, didengar, dibaca, dan diingat 4. Memiliki kesan berbeda dari merek-merek yang sudah ada 5. Mudah diterjemahkan ke dalam bahasa asing dan tidak mengandung konotasi negatif dalam bahasa asing 6. Dapat didaftarkan dan mendapat perlindungan hukum sebagai hak paten. Setiap perusahaan dalam menentukan merek bagi produknya harus mempunyai dan memenuhi karakteristik di atas. Apabila merek sudah mempunyai dan memenuhi karakteristik tersebut, maka merek itu dapat diterima konsumen. 2.4 Pengertian Citra Citra merupakan suatu komponen pendukung bagi sebuah merek, dimana ia mewakili wajah dan juga mutu suatu produk. Jika merek ibarat mengenal manusia dari namanya, maka Citra bagaikan kesan yang kita lihat dari manusianya. Citra merupakan suatu hal yang penting bagi produsen, sebab Citra adalah salah satu kriteria yang digunakan konsumen dalam membuat keputusan membeli. Untuk itu,

17 produsen perlu membangun Citra yang baik di mata konsumen dengan usaha yang keras, karena belum tentu apa yang diproyeksikan sama dengan apa yang dipersepsikan oleh konsumen. Menurut Kotler dan Keller (2009) Citra adalah persepsi masyarakat terhadap perusahaan atau produknya. Pengertian Citra secara umum, merupakan sekumpulan keyakinan, ide, kesan, dan persepsi dari seseorang, suatu komunitas, atau masyarakat terhadap suatu produk, merek, figur, organisasi, perusahaan bahkan Negara yang dibentuk melalui suatu proses informasi yang diperoleh melalui berbagai sumber. Menurut Kotler dan Keller (2009) Citra yang positif mempunyai 3 fungsi, yaitu : 1. Membentuk karakter produk atau perusahaan. 2. Citra membentuk karakter tersebut dengan cara tersendiri, sehingga tidak keliru dengan pesaing. 3. Citra menyalurkan kekuatan emosional. Citra lahir dari suatu persepsi dan setiap oran akan memiliki persepsi yang berbeda dari objek yang sama karena ada tiga proses pembentukan persepsi, yaitu : a. Selective Attention. Dimana individu tidak dapat merawat seluruh stimuli atau rangsangan yang diterima karena kapasitas untuk

18 memperoleh stimuli tersebut terbatas, maka rangsangan-rangsangan tersebut diseleksi. b. Selective Distortion. Kecenderungan untuk merubah informasi yang didapat menjadi sesuai dengan yang diduga olehnya. 2.5 Pengertian Citra Merek c. Selective Retention. Individu mempunyai kecenderungan untuk merubah informasi tetapi mereka akan tetap menyimpan informasi yang mendukung sikap dan kepercayaan mereka. Dalam sebuah Citra Merek terkandung beberapa hal yang menjelaskan tentang merek sebagai produk, merek sebagai organisasi merek sebagai simbol. Menurut Rangkuty (2002) Citra Merek adalah sekumpulan asosiasi merek yang terbentuk dibenak konsumen. Menurut Kotler dan Keller (2009) Citra Merek adalah sejumlah keyakinan tentang merek. Citra Merek bisa juga tercipta dari faktor-faktor lainnya. Citra Merek tercipta bisa dengan waktu yang sangat lama bisa juga dengan waktu yang singkat. Hal ini tergantung dengan perusahaan itu sendiri bagaimana cara membangun Citra Merek dan memeliharanya. 2.6 Variabel Citra Merek Menurut Biel dalam jurnal penelitian Setyaningsih dan Didit Darmawan (2004) variabel Citra Merek adalah :

19 1. Citra Pembuat (Corporate Image), citra yang ada dalam perusahaan itu sendiri. Perusahaan sebagai organisasi berusaha membangun Citranya dengan tujuan tak lain agar nama perusahaan ini bagus, sehingga akan mempengaruhi segala hal mengenai apa yang dilakukan oleh perusahaan. 2. Citra Pemakai (User Image), dapat dibentuk langsung dari pengalaman dan kontak dengan pengguna merek tersebut. Manfaat adalah nilai pribadi konsumen yang diletakkan terhadap atribut dari produk atau layanan yaitu apa yang konsumen pikir akan mereka dapatkan dari produk atau layanan tersebut. 3. Citra Produk (Produk Image), citra konsumen terhadap suatu produk yang dapat berdampak positif maupun negative yang berkaitan dengan kebutuhan, keinginan, dan harapan konsumen. Sedangkan menurut Sutisna (2001), Citra Merek memiliki 3 variabel pendukung, yaitu : 1. Citra Pembuat (Corporate Image) merupakan sekumpulan asosiasi yang dipersepsikan konsumen terhadap perusahaan yang membuat suatu produk atau jasa. 2. Citra Pemakai (User Image) merupakan sekumpulan asosiasi yang dipersepsikan konsumen terhadap pemakai yang menggunakan suatu barang atau jasa.

20 3. Citra Produk (Product Image) merupakan sekumpulan asosiasi yang dipersepsikan konsumen terhadap suatu produk. 2.7 Manfaat Citra Merek Pandangan konsumen terhadap suatu merek merupakan hal yang sangat penting dalam strategi pemasaran. Suatu citra dapat membantu perusahaan untuk mengetahui apakah strategi pemasaran yang dijalankan sudah tepat atau belum. Menurut Sutisna (2001), ada beberapa manfaat dari citra merek yang positif, yaitu : 1. Konsumen dengan Citra yang positif terhadap suatu Merek, lebih memungkinkan untuk melakukan pembelian. 2. Perusahaan dapat mengembangkan lini produk dengan memanfaatkan Citra positif yang telah terbentuk terhadap Merek produk lama. 3. Kebijakan family branding dan leverage branding dapat dilakukan jika Citra Merek produk yang telah ada positif. 2.8 Pengertian Perilaku Konsumen Perilaku konsumen terpusat pada ciri individu mengambil keputusan untuk memanfaatkan sumber daya mereka yang sudah tersedia seperti waktu, uang, dan usaha guna memperoleh barang-barang yang berhubungan dengan konsumsi. Perilaku konsumen dapat dipengaruhi oleh ilmu pengetahuan seperti psikologi, sosiologi, sosial, antropologi, dan juga ilmu ekonomi, sehingga dapat dikatakan bahwa perilaku kosumen merupakan gabungan dari semua bidang ilmu.

21 Menurut Kotler diterjemahkan oleh Molan (2005) Perilaku konsumen adalah mempelajari cara individu, kelompok dan organisasi memilih, membeli, memakai serta memanfaatkan barang, jasa, gagasan, atau pengalaman dalam rangka memuaskan kebutuhan dan hasrat mereka. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumen adalah suatu proses pengambilan keputusan seseorang untuk melakukan pembelian dan menggunakan barang atau jasa dengan melakukan tindakan yang langsung terlibat untuk memperoleh barang atau jasa yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan mereka. 2.8.1 Jenis-jenis Perilaku Pembelian Konsumen Kotler yang diterjemahkan oleh Molan (2005) membagi empat jenis perilaku pembelian konsumen berdasarkan tingkat keterlibatan pembeli dan tingkat perbedaan antara merek, yaitu : 1. Complex Buying Behaviour (Perilaku pembeli yang kompleks) Dalam perilaku pembelian yang rumit terdiri dari tiga tahap, yaitu : a) Pembelian mengembangkan keyakinan mengenai produk tertentu. b) Mengembangkan dan membangun sikap terhadap produk tersebut. c) Membuat pilihan yang penuh pemikiran.

22 Konsumen termasuk ke dalam Complex Buying Behaviour ketika mereka sangat dilibatkan dalam pembelian dan sadar akan perbedaan signifikan di antara Merek. 2. Dissonance-Reducing Buyer Behaviour (Perilaku pembelian yang mengurangi ketidakefisienan). Kadang-kadang konsumen sangat terlibat dalam pembelian tetapi melihat sedikit perbedaan di antara Merek. Keterlibatan tinggi didasari oleh fakta bahwa pembelian mahal, jarang dilakukan, dan berisiko. 3. Habitual Buying Behaviour (Perilaku pembelian karena kebiasaan) Banyak produk dibeli di bawah kondisi keterlibatan konsumen rendah dan tidak ada perbedaan nyata di antara berbagai Merek. 4. Variety-Seeking Buying Behaviour (Perilaku pembeli mencari keragaman) Beberapa situasi pembelian dikarakteristikan oleh keterlibatan rendah, tetapi perbedaan Merek yang signifikan. Konsumen banyak melakukan pertukaran Merek, hal ini terjadi karena alasan variasi bukan karena ketidakpuasan. 2.9 Pengertian Minat Beli Ulang Keputusan pembelian ulang konsumen merupakan suatu keputusan konsumen untuk membeli produk lebih dari satu kali dimana keputusan ini juga diiringi faktor-faktor yang mempengaruhinya, terutama tentang informasi mengenai produk yang akan mereka dapatkan.

23 Menurut Howard (1994) dalam Durianto dan Liana (2004), minat beli ulang merupakan sesuatu yang berhubungan dengan rencana konsumen untuk membeli produk tertentu serta berapa banyak unit produk yang dibutuhkan pada periode tertentu Minat beli ulang merupakan komponen dari perilaku mengkonsumsi suatu produk yang membuat minat beli menjadi tahap kecendrungan seorang konsumen atau responden bertindak sebelum keputusan membeli benar benar dilaksanakan. Sedangkan minat membeli ulang merupakan minat membeli produk yang telah dilakukan di masa lalu. Menurut Margaretha (2008) Minat beli ulang (repurchase intention), merupakan minat pembelian ulang yang menunjukan keinginan pelanggan untuk melakukan pembelian ulang. Menurut Bilson Simamora (2003) Konsumen mendapatkan informasi tentang preferensi atau keinginan mereka untuk membuat keputusan terakhir apakah akan membeli secara berulangulang atau tidak. Konsumen mempunyai kebutuhan akan mencari manfaat tertentu dari suatu atribut produk dan diferensiasi produk. Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa minat beli ulang terjadi dari beberapa faktor yang terdapat di dalam suatu produk. Salah satunya adalah citra merek yang mempengaruhi persepsi konsumen dalam menilai suatu produk. 2.10 Pengaruh Citra Merek Terhadap Minat Beli Ulang Menurut Andreani et al (2012) Pembelian ulang dipengaruhi oleh faktor citra merek yang positif, karena dengan citra merek yang kuat dapat menyebabkan konsumen menjadi loyal dan citra merek yang kuat dapat membuat pelanggan melakukan pembelian secara berulang-ulang.

24 Minat (intention) dapat digambarkan sebagai situasi seseorang sebelum melakukan suatu tindakan (over action), yang dapat dijadikan dasar untuk memprediksi perilaku atau tindakan tersebut. Menurut Ogilvy &Mather dalam Andreani et al (2012), juga mengatakan bahwa citra merek yang kuat dapat membuat pelanggan melakukan pembelian secara berulang-ulang. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa citra merek merupakan salah satu faktor seorang konsumen dalam melakukan pembelian ulang, karena citra merek yang positif tersebut dapat membuat konsumen melakukan pembelian secara berulang-ulang. Dengan penjelasan beberapa teori yang telah dibahas sebelumnya maka konsep minat beli ulang dalam penelitian ini diartikan kecendrungan konsumen untuk membeli suatu merek atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan minat pembelian produk kembali yang telah dilakukan di masa lalu. Maka variabel minat beli yang terbentuk adalah sebagai berikut : 1. Frekuensi Pembelian, berapa kali konsumen membeli produk Wellborn. 2. Komitmen Pelanggan, apakah konsumen akan membeli produk Wellborn kembali 3. Rekomendasi Positif, konsumen akan membeli produk Wellborn kembali setelah Wellborn mengeluarkan produk baru dan memperbaiki kinerja pelayanannya

25 Tabel 2.1 Penelitian terdahulu Peneliti Judul Hasil Penelitian 1. Nila Kasuma Dewi,SE, Gus Andri,SE.,MM, Sepris Yonaldi,SE.,M M 2. Ari Bagus Wiyono 3. Adhi Laksita Winda Pradini Pengaruh Iklan, Citra Merek, dan Kepuasan Konsumen Terhadap Loyalitas Konsumen dalam Menggunakan Vaseline Hand and Body Lotion di Kota Padang ( Studi Kasus Di PT. Unilever Cabang Padang) Pengaruh Brand image atau citra merek terhadap keputusan pembelian konsumen Analisis Pengaruh Kualitas Layanan dan Brand Image terhadap Minat beli Ulang pada restoran KFC Variabel Iklan, Citra Merek, Kepuasan Konsumen secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Loyalitas Konsumen Vaseline Hand and Body Lotion di kota Padang. Hal ini berarti, dengan adanya variabel tersebut akan mempengaruhi Loyalitas Pelanggan Vaseline Hand and Body Lotion di kota Padang. Citra merek berpengaruh pada keputusan pembelian serta penjelasan tentang faktor-faktor yang mempengaruhinya Pelayanan perusahaan berpengaruh terhadap minat beli ulang, citra merek menjadi faktor terbesar dalam minat beli ulang.