LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG Nomor 5 Tahun 2000 Seri B PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 10 TAHUN 2000 TENTANG RETRIBUSI PENYEDOTAN DAN PENGGUNAAN FASILITAS PENGOLAHAN LUMPUR TINJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG Menimbang : a. bahwa dengan ditetapkannya Undang-undang Nomor 22 Tahun1999 tentang Pemerintahan Daerah maka Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Tangerang Nomor 42 Tahun 1995 tentang Retribusi Pemakaian Penyedotan Tinja perlu disesuaikan; b. bahwa dalam rangka penyesuaian sebagaimana dimaksud huruf a, perlu ditetapkan dengan Peraturan Daerah. Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (LN Tahun 1981 Nomor 76, TLN Nomor 3209); 2. Undang-undang Nomor 2 Tahun 1993 tentang Pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat II Tangerang (LN Tahun 1993 Nomor 18, TLN Nomor 3518); 3. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah (LN Tahun 1999 Nomor 60, TLN Nomor 3839); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana; 5. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom (LN Tahun 2000 Nomor 54, TLN Nomor 3952); 6. Keputusan Presiden Nomor 44 Tahun 1999 tentang Teknik Penyusunan Peraturan Perundang-undangan Dan Bentuk Rancangan Undang-undang, Rancangan Peraturan Pemerintah Dan Rancangan Keputusan Presiden;
7. Keputusan Menteri Kehakiman Nomor M-04-PW07.03 Tahun 1984 tentang Wewenang Penyidik Pegawai Negeri Sipil; 8. Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Tangerang Nomor 31 Tahun 1995 tentang Pembentukan Dinas Teknik Penyehatan Kotamadya Daerah Tingkat II Tangerang; 9. Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Tangerang Nomor 32 Tahun 1994 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Teknik Penyehatan Kotamadya Daerah Tingkat II Tangerang. Dengan Persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Tangerang. MEMUTUSKAN Menetapkan : PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG TENTANG RETRIBUSI PENYEDOTAN, DAN PENGGUNAAN FASILITAS PENGOLAHAN LUMPUR TINJA. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kota Tangerang; 2. Pemerintah Daerah adalah Kepala Daerah beserta Perangkat Daerah; 3. Walikota adalah Walikota Tangerang; 4. Dinas adalah Dinas Teknik Penyehatan Kota Tangerang; 5. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Teknik Penyehatan Kota Tangerang; 6. Mobil Pompa Tinja adalah sarana penyedotan dan pengangkutan tinja untuk diolah pada Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) milik Pemerintah Kota Tangerang; 7. Pelayanan Penyedotan Tinja adalah Pelayanan Penyedotan Tinja yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Tangerang termasuk yang dikelola oleh swasta atau badan hukum lainnya; 8. Tinja adalah kotoran manusia yang ditampung dalam septictank; 9. Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja yang selanjutnya disebut IPLT adalah Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja milik Pemerintah Kota Tangerang; 10. Instalasi Pengolahan Air Limbah yang selanjutnya disebut IPAL adalah Instalasi Pengolahan Air Limbah milik dan atau dikelola oleh Pemerintah Kota Tangerang termasuk sistem jaringan perpipaannya;
11. Kolam Oksidasi adalah kolam oksidasi milik Pemerintah Kota Tangerang termasuk jaringan perpipaannya; 12. Retribusi Penyedotan dan Penggunaan Fasilitas Pengolahan Lumpur Tinja yang selanjutnya disebut Retribusi, adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas pelayanan penyedotan tinja, penggunaan fasilitas IPLT, IPAL dan Kolam Oksidasi beserta sistem jaringan perpipaannya yang dimiliki/dikelola oleh Pemerintah Kota Tangerang untukkepentingan orang pribadi atau badan; 13. Kas Daerah adalah Kas Daerah Kota Tangerang. BAB II JOBYEK DAN SUBYEK RETRIBUSI Pasal 2 (1) Obyek Retribusi Penyedotan Tinja adalah pelayanan penyedotan dan penggunaan fasilitas IPLT, IPAL dan Kolam Oksidasi yang dilakukan dan/atau dimiliki/dikelola oleh Pemerintah Kota Tangerang; (2) Subyek Retribusi adalah orang pribadi atau badan hukum yang memperoleh pelayanan penyedotan tinja dan/atau menerima pelayanan fasilitas APLT, IPAL dan Kolam Oksidasi. BAB III PEMAKAIAN MOBIL PENYEDOTAN TINJA Pasal 3 (1) Setiap orang atau badan hukum yang akan melakukan penyedotan tinja harus mengajukan permohonan kepada Kepala Dinas; (2) Tata cara pengajuan permohonan sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini akan diatur lebih oleh Walikota; Pasal 4 (1) Setiap perusahaan swasta arau badan hukum yang melakukan penyedotan tinja di wilayah daerah diwajibkan membuang ke IPLT; (2) Untuk melaksanakan pelayanan dan atau usaha penyedotan, pembuangan dan atau pengelolaan Lumpur tinja, Pemerintah Daerah dapat mengadakan kerjasama dengan pihak swasta/pihak ketiga; (3) Tata cara kerjasama sebagaimana dimaksud ayat (2) pasal ini diatur kemudian oleh Walikota. BAB IV PERIJINAN Pasal 5
(1) Perusahaan swasta dan/atau badan hukum di luar Pemerintah Daerah yang bergerak dalam bidang pelayanan dan atau usaha penyedotan tinja diwajibkan memiliki ijin dari Walikota; (2) Tata cara untuk mendapatkan ijin sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini, diatur lebih lanjut oleh Walikota. Pasal 6 Untuk kepentingan pengawasan dan pengendalian ijin sebagimana dimaksud Pasal 5 ayat (1) Peraturan Daerah ini, dilakukan perpanjangan setiap 1 (satu) tahun sekali. BAB V GOLONGAN RETRIBUSI DAN CARA MENGUKUR BESARAN JASA PELAYANAN Pasal 7 Retribusi Penyedotan, dan Penggunaan Fasilitas Pengolahan Lumpur Tinja digolongkan sebagai retribusi jasa pelayanan. Pasal 8 Besaran jasa pelayanan dihitung berdasarkan volume penggunaan fasilitas dan jarak angkutan. BAB VI DASAR PERHITUNGAN DAN KLASIFIKASI PENETAPAN BESARNYA TARIF Pasal 9 (1) Untuk setiap penyedotan tinja dan pemanfaatan IPLT oleh Perusahaan Swasta dikenakan retribusi; (2) Perhitungan dan klasifikasi penetapan besarnya tariff retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini, didasarkan pada pertimbangan efisiensi pelayanan dan tingkat kemampuan masyarakat serta terjaminnya lingkungan yang sehat; (3) Klasifikasi besarnya tariff retribusi penggunaan fasilitas IPAL ditetapkan sebagai berikut : a. Rumah Tinggal di dalam kota. 1. Rumah Tinggal. - Rumah mewah/real estate. Rp. 25.000,-/M 3 - Rumah KPR/BTN Rp. 17.500,-/M 3 - Perumnas/Rumah Tinggal lainnta Rp. 15.000,-/M 3 2. Asrama Kantor Pemerintah, Lembaga Pendidikan, Lembaga Sosial dan sejenisnya dikenakan biaya sebesar. Rp. 17.500,-/M 3
3. Kantor sawsta, Toko dan tempat usaha lainnya yang sejenis dikenakan biaya sebesar... Rp. 20.000,-/M 3 b. Penyedotan Tinja di Luar Kota. 1. Rumah Tinggal. - Rumah mewah/real estate. Rp. 25.000,-/M 3 - Rumah KPR/BTN Rp. 20.000,-/M 3 - Perumnas/Rumah Tinggal lainnta Rp. 17.500,-/M 3 2. Asrama Kantor Pemerintah, Lembaga Pendidikan, Lembaga Sosial dan sejenisnya dikenakan biaya sebesar. Rp. 22.500,-/M 3 3. Kantor sawsta, Toko dan tempat usaha lainnya yang sejenis dikenakan biaya sebesar... Rp. 25.000,-/M 3 (4) Lebih dari jarak maksimum 2 (dua) Km dari batas wilayah administrasi Kota Tangerang dikenakan biaya tambahan jarak, untuk setiap Kilometernya..Rp. 5000,-/M 3 (5) Setiap pembuangan tinja ke Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja dikenakan retribusi : a. Swasta dan Badan Hukum di luar Pemerintah Kota Tangerang Rp. truck tinja dengan maksimum 3 9tiga) M 3 10.000,per b. Instansi Pemerintah Kota Tangerang Rp. 4.000,-per truck tinja dengan maksimum 3 (tiga) M 3 c. Setiap kelebihan dari 3 (tiga) M3 dikenakan retribusi tambahan Rp. 1.000,-/M 3 (6) Klasifikasi besarnya tariff retribusi penyediaan fasilitas IPAL ditetapkan sebagai berikut : a. Rumah Tinggal di dalam kota. 1. Rumah Tinggal. - Rumah mewah/real estate. Rp. 7.000,-/M 3 - Rumah KPR/BTN Rp. 5.00,-/M 3 - Perumnas/Rumah Tinggal lainnta Rp. 4.500,-/M 3 2. Asrama Kantor Pemerintah, Lembaga Pendidikan, Lembaga Sosial dan sejenisnya dikenakan biaya sebesar. Rp. 6000,-/M 3 3. Kantor sawsta, Toko dan tempat usaha lainnya yang sejenis dikenakan biaya sebesar... Rp. 10.000,-/M 3 (7) Klasifikasi besarnya tariff retribusi penyediaan fasilitas Kolam Oksidasi ditetapkan sebagai berikut : a. Rumah Tinggal di dalam kota. 1. Rumah Tinggal. - Rumah mewah/real estate. Rp. 6.000,-/M 3
- Rumah KPR/BTN Rp. 4.00,-/M 3 - Perumnas/Rumah Tinggal lainnta Rp. 5.000,-/M 3 2. Asrama Kantor Pemerintah, Lembaga Pendidikan, Lembaga Sosial dan sejenisnya dikenakan biaya sebesar. Rp. 5000,-/M 3 3. Kantor sawsta, Toko dan tempat usaha lainnya yang sejenis dikenakan biaya sebesar... Rp. 8.000,-/M 3 (8) Setiap penyedotan tinja kurang dari 1 (satu) M 3 dihitung menjadi 1 (satu) M 3 ; (9) Setiap pemberian ijin usaha penyedotan tinja dikenakan retribusi sebesar Rp. 100.000,-/tahun per kendaraan dan untuk daftar ulang dikenakan 75 % (tujuh puluh lima persen) dari retribusi pemberian ijin. BAB VII TATA CARA PEMBAYARAN Pasal 10 (1) Hasil retribusi sebagaimana dimaksud pada Pasal 9 Peraturan Daerah ini, disetor ke Kas Daerah; (2) Dalam hal pembayaran dilakukan di tempat lain yang ditunjuk, maka hasil penerimaan retribusi harus disetor ke Kas Daerah selambat-lambatnya 1 x 24 jam sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pasal 11 (1) Pembayaran Retribusi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 Peraturan Daerh ini, diberikan tanda bukti pembayaran; (2) Bentuk isi, kualitas, ukuran buku dan tanda bukti pembayaran retribusi ditetapkan oleh Walikota. BAB VIII TATA CARA PENGURANGAN DAN PEMBEBASAN RETRIBUSI Pasal 12 (1) Walikota dapat memberikan pengurangan dan pembebasan retribusi; (2) Tata cara pemberian pengurangan dan pembebasan retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini ditetapkan oleh Walikota. BAB IX PENGAWASAN Pasal 13 Pengawasan atas pelaksanaan ketentuan dalam Peraturan Daerah ini, ditugaskan kepada kepala dinas dan atau instansi terkait. BAB X
KETENTUAN PIDANA Pasal 14 (1) Barang siapa melanggar pasal 4, pasal 5 ayat (1), dan pasal 9 ayat (1) Peraturan Daerah ini, diancam pidana kurungan paling lama 6 (enam) bulan atau denda paling tinggi sebesar Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah); (2) Tindak pidana dimaksud ayat (1) pasal ini adalah pelanggaran. Pasal 15 (1) Penyidikan terhadap pelanggaran sebagaimana dimaksud dalam pasal 14 ayat 91) Peraturan Daerah ini, dilaksanakan oleh Penyidik Umum atau Pentidik Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Pemerintah Daerah yang pengangkatannya ditetapkan menurut ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku. Pasal 16 (1) Penyidik Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud pasal 47 Peraturan Daerah ini mempunyai tugas dan wewenang sebagai berikut : a. Menerima laporan atau pengaduan dari seseorang tentang adanya tindak pidana; b. Melakukan tindakan pertama pada saat itu ditempat kejadian dan melakukan pemeriksaan; c. Menyuruh berhenti seorang tersangka dan memeriksa tanda pengenal diri tersangka; d. Melakukan penyitaan benda dan atau surat; e. Mengambil sidik jari dan memotret seseorang; f. Memanggil orang untuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka; g. Mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam hubungan dengan pemeriksaan perkara; h. Mengadakan penghentian penyidikan setelah mendapat petunjuk dari Penyidik Umum bahwa tidak terdapat cukup bukti atau peristiwa tersebut bukan merupakan tindak pidana dan selanjutnya melalui Penyidik Umum memberitahukan hal tersebut kepada Penuntut Umum, Tersangka atau keluarganya; i. Mengadakan tindakan lain menurut hokum yang dapat dipertanggungjawabkan. (2) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini memberitahukan dimulainya penyidikan dan menyampaikan hasil penyidikannya kepada penuntut umum sesuai yang diatur dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang-undanga Hukum Acara Pidana. BAB XI KETENTUAN PENUTUP Pasal 17 Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini, sepanjang mengenai teknis pelaksanaannya akan diatur kemudian oleh Walikota. Pasal 18
Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Tangerang Nomor 42 Tahun 1995 tentang Retribusi Pemakaian Penyedot Tinja dinyatakan tidak berlaku lagi. Pasal 19 Peraturan Daerah ini, mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang dapat mengetahuinya memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah. Ditetapkan di Tangerang Pada tanggal 27 Juni 2000. WALIKOTA TANGERANG Cap/ Ttd Drs. H. MOCHAMAD THAMRIN Diundangkan di Tangerang Pada tanggal 8 Juli 2005 SEKRETARIS DAERAH KOTA TANGERANG Cap/ttd Drs. H. ACHMAD SUDJAI Pembina Tingkat I NIP. 010 047 670 LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG TAHUN 2000 NOMOR 5 SERI B