BAB I PENDAHULUAN. cukup penting peranannya dalam perekonomian Indonesia. Hal ini didasarkan

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Volume dan Nilai Ekspor Minyak Sawit Indonesia CPO Turunan CPO Jumlah. Miliar)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian Berawal dari kebutuhan manusia yang beraneka ragam, perusahaanperusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan biaya menambah pelanggan baru (Chang et al., 2012:24) Produk bersaing atas merek memudahkan pembeli mengidentifikasi

BAB I PENDAHULUAN. baru diluncurkan oleh perusahaan-perusahaan yang sudah jauh lebih dulu

BAB I PENDAHULUAN. minyak goreng. Sebagian besar permintaan terhadap minyak goreng ialah untuk

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan produk yang mudah dijangkau konsumen, dalam hal ini juga. perusahan. Lingkungan bisnis yang bergerak sangat dinamis dan

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. utility atau konsumsi. Dimana salah satu aktifitas konsumen tersebut adalah

BAB I PENDAHULUAN Sejarah PT Carrefour di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. yang mengandung lemak merupakan hal yang harus dihindari. Di zaman ini

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman saat ini telah menyebabkan adanya pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. banyak apabila dinilai dapat memberikan kepuasan bagi konsumen. Terciptanya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan harus mampu memikirkan, membuat dan menetapkan merek yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam persaingan yang semakin ketat di zaman modern sekarang ini, pemasaran

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan banyak perusahaan produsen minyak goreng di Indonesia lebih

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kebutuhan mereka di pasar. Perusahaan akan mendapat tempat di

BAB I PENDAHULUAN. dengan banyaknya produk yang ditawarkan oleh pihak pemasar kepada

BAB 1 PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan dan keinginan para konsumen sangat tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. eksitensinya dalam usaha, keunggulan bersaing nantinya menjadi kekuatan. mempunyai brand image yang kuat dibenak konsumen.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Era globalisasi menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis bagi suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. penting yang perlu diperhatikan dan dilakukan adalah mempertahankan pelanggan

BAB I PENDAHULUAN. mengelola pelanggan mereka. Selain itu teknologi informasi yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. Loyalitas erat hubungannya dengan perkembangan media massa dan selalu

ABSTRAK Universitas Paramadina Program Studi Ilmu Komunikasi 2014

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia dari tahun ke tahun mengalami perkembangan

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. dunia usaha ke persaingan yang sangat ketat untuk memperebutkan

BAB I PENDAHULUAN. Teh Hijau merupakan jenis teh tertua yang dalam pembuatannya mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Dalam memasarkan suatu produk kita dapat menggunakan pendekatan bauran

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini di mana perubahan teknologi dan arus informasi

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari usaha pemasaran yang harus dipikirkan dan direncanakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Selain menciptakan produk yang memiliki keunikan tersendiri dan dengan

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung ke konsumen akhir untuk keperluan konsumsi pribadi dan/atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. arah pasar konsumen artinya kondisi pasar di tangan konsumen. Konsumen. bebas menggunakan uang yang dimilikinya serta bebas untuk

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pasar pada saat ini semakin meningkat sehingga membuat

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan yang harus dipenuhi oleh masyarakat sangatlah beraneka

BAB I PENDAHULUAN. keinginan dan kebutuhan konsumen maka produsen perlu memahami perilaku

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah perekonomian yang berorientasi perdagangan pasar maka. kesuksesan sebuah perusahaan ditentukan oleh kemampuan untuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. hubungan yang kuat antara kategori produk dengan merek yang dilibatkan.

BAB I PENDAHULUAN. besar bagi perubahaan gaya hidup. Manusia selalu berusaha untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. tiap tahun naik sekitar 14%-15%, dalam rentang waktu tahun 2004 sampai dengan

Dewasa ini kondisi persaingan bisnis semakin ketat, pasar menjadi. heterogen dan tersegmentasi mendetail, serta kognitif dari konsumen yang

BAB I PENDAHULUAN. dengan pertumbuhan dan lahirnya perusahaan-perusahaan, baik itu bergelut dalam

BAB I PENDAHULUAN. ini, semua lapisan masyarakat dari lapisan elit sampai pembantu rumah tangga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat

BAB I PENDAHULUAN. industri. Satu hal yang sangat berarti dalam meningkatkan kinerja

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dapat bertahan dan memenangi persaingan, sehingga tujuan dari perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. semakin terintegrasi tanpa rintangan dan batas teritorial negara. Hal ini membuat

TESIS IMAGE, PROGRAM

I. PENDAHULUAN. Pemasaran pada dasarnya adalah membangun merek di benak konsumen. Merek menjadi semakin penting karena konsumen tidak lagi puas hanya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Market Size No. Industri Telekomunikasi 27% 30%

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. 5.1 Kesimpulan Setelah dilakukan analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang tropis menjadi salah satu penyebab masyarakat banyak

BAB I PENDAHULUAN. produk lain, sehingga konsumen tertarik terhadap produk tersebut. Niat beli dapat

BAB I PENDAHULUAN. PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk. merupakan salah satu perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam keunggulan dan manfaatnya masing-masing. Salah satu

BAB III PERUMUSAN MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. bersaing untuk meningkatkan kualitas produk masing-masing. Perubahan konsep

BAB I PENDAHULUAN. menuntut korporasi baik di dalam maupun di luar korporasi. Walaupun proses

BAB I PENDAHULUAN. amat menjanjikan ( Sebagai buktinya, Revlon memenangkan Top Brand Award 2013 kategori

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

@UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan zaman saat ini membuat orang- orang menyukai halhal

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan tiap perusahaan salah satunya adalah untuk menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang ada, baik politik, sosial budaya, ekonomi dan teknologi. Sebagian

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi dan industri saat ini telah mengalami kemajuan

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dan kemajuan yang sangat pesat. Lahirnya produk-produk baru membuat persaingan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu keputusan pemasaran yang penting dalam strategi produk

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2008, berbagai sektor industri mengalami tantangan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. berupa pusat-pusat pertokoan, plaza, minimarket baru bermunculan di berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dewasa ini yang menuju era globalisasi dan perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. Pada kondisi pasar seperti sekarang ini, kosumen memiliki. berbagai alasan memilih suatu produk untuk memenuhi kebutuhannya.

BAB I PENDAHULUAN. kerja, sekaligus dapat digunakan untuk mengetahui image dari suatu produk di. pasar, termasuk preferensi yang dikehendaki konsumen.

I. PENDAHULUAN. Minyak goreng merupakan salah satu dari sembilan kebutuhan pokok

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan populasi manusia yang semakin meningkat telah membuat

Studi Deskriptif Brand Image Minyak Goreng Bimoli, Filma, Tropical, Sania dan Kunci Mas di Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia tercatat menempati peringkat ketiga pasar retail terbaik di Asia. Setiap

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan besar maupun perusahaan kecil, bersama-sama berjuang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kota Surabaya saat ini banyak dipenuhi dengan bangunan-bangunan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengarah pada yang terkuat yang tetap bertahan. Keberhasilan akan dicapai oleh

CATUR WIJAYANTO B

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terus terpuruk dalam kekalahan dan kemunduran bisnisnya. Keberhasilan perusahaan dalam pemasaran ditentukan oleh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Shampoo merupakan salah satu kategori produk dengan tingkat persaingan

BAB I PENDAHULUAN. pertempuran persepsi konsumen dan tidak lagi sekedar pertempuran produk. Bagi

BAB I PENDAHULUAN. menjaga kebersihan dan kesehatan gigi. Kebutuhan akan produk ini sudah

BAB I PENDAHULUAN. 68 juta US$. Angka ini diperkirakan akan terus meningkat mengingat

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini perkembangan dunia usaha berjalan sangat pesat, banyak bidang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam mengkombinasikan fungsi-fungsi pemasaran. produk tersebut dipasaran. Salah satunya adalah bagaimana perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. dengan meningkatkan kegiatan komunikasi pemasaran terpadu. Komunikasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. menjadi pertimbangan bagi calon konsumen dalam memilih sebuah brand. Sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Minyak goreng adalah salah satu komoditas dari sembilan bahan pokok yang cukup penting peranannya dalam perekonomian Indonesia. Hal ini didasarkan pada pengalaman selama ini yang menunjukkan bahwa kelangkaan minyak goreng ikut menyebabkan timbulnya dampak ekonomis yang cukup berarti bagi perekonomian nasional. Oleh karena itu, minyak goreng dikategorikan sebagai komoditas yang cukup strategis. Selain strategis, minyak goreng juga merupakan komoditas yang bersifat multiguna karena minyak goreng termasuk komoditas pangan yang dapat dikonsumsi langsung atau menjadi bahan baku bagi banyak industri, seperti industri makanan (snack), kerupuk, mie instant dan industri lainnya (Sumaryanto dan Marcellus (1996) dalam Supriyana (2006:20)). Minyak goreng yang dikonsumsi masyarakat adalah minyak yang berasal dari lemak tumbuhan atau hewan yang dimurnikan dan berbentuk cair dalam suhu kamar dan biasanya digunakan untuk menggoreng bahan makanan. Minyak goreng tersebut berbentuk cair pada suhu kamar. Minyak goreng nabati biasa diproduksi dari kelapa sawit, kelapa dan jagung. Minyak goreng yang berkualitas dilihat dari kehalalan, faktor cita rasa, stabilitas atau ketahanan terhadap panas, nilai gizi, aspek kesehatan dan harga (Supriyana, 2006:23). 1

2 Industri minyak goreng sawit dalam negeri terbagi menjadi dua, yaitu minyak goreng curah dan minyak goreng kemasan bermerek. Minyak goreng curah merupakan minyak goreng yang dijual ke pasar tanpa menggunakan merek dan label produk yang biasanya ditempatkan di dalam jerigen besar atau drum lalu dijual kepada konsumen secara eceran. Minyak goreng kemasan bermerek adalah minyak goreng yang ditawarkan ke pasar dengan menggunakan kemasan, merek, dan label produk. Walaupun minyak goreng curah masih mendominasi lebih dari 60 persen pangsa pasar, namun semakin banyak konsumen menggunakan minyak goreng merek (Supriyana, 2006:23). Peralihan pola konsumsi dari minyak goreng curah ke minyak goreng bermerek pun semakin besar. Minyak goreng yang dikemas dalam botol atau plastik dianggap lebih bersih dan higienis oleh masyarakat daripada minyak goreng yang dijual eceran oleh pedagang keliling yang ditempatkan di dalam jerigen dan drum. Hal ini semakin membuka lebar peluang pasar bagi industri minyak goreng bermerek. Selain itu, minyak goreng merupakan bahan pokok kebutuhan sehari-hari sehingga hampir seluruh masyarakat Indonesia mengkonsumsinya. Bimoli, Filma, Sania dan lainnya adalah nama-nama merek yang bergerak dalam bisnis minyak goreng bermerek. Brand atau merek awalnya berperan untuk membedakan jenis produk yang sama dari produsen atau perusahaan yang berbeda. Merek yang berupa simbol dari produk unggulan atau perusahaan ditujukan untuk memudahkan konsumen mengenali, dan mengingat produk atau perusahaan tersebut. Merek juga merupakan cara dari para produsen untuk

3 mendemonstrasikan bahwa produknya berbeda atau lebih baik dari produk lainnya di pasar (Supriyana, 2006:27). Seiring tumbuhnya persaingan dalam dunia industry, merek menjadi strategi perusahaan untuk mendapatkan keuntungan dalam situasi persaingan penjualan produk yang sejenis (Lee, et al, 2010:95). Menurut data dari Frontier Consulting Group, terdapat lima merek besar minyak goreng yang bermain di pasar Indonesia, yakni Bimoli, Filma, Tropical, Sania, dan Kunci Mas. Tiga merek Indofood meraih penghargaan Indonesia Best Brand Award (IBBA) 2011 yang digelar Marketing Research Specialist (MARS) bekerja-sama dengan Majalah SWA. Penghargaan Merek Terbaik diraih Indomie, Pop Mie, dan Bimoli. Pada tahun 2011, Bimoli meraih Platinum Best Brand Award untuk kategori minyak goreng (www.tempo.com., 2013). Penghargaan itu diberikan berdasarkan survei yang dilakukan oleh Majalah SWA Sembada dan MARS-Marketing Research dengan melibatkan 4,100 responden di lima kota besar di Indonesia. Ada enam variabel yang dijadikan tolak ukur dalam penilaian Brand Value (nilai merek) yaitu popularitas merek, persepsi kualitas merek, tingkat kepuasan dan kesetiaan pelanggan, pangsa pasar, serta potensi merek untuk mengakuisisi konsumen di masa depan. Peluang pasar yang semakin terbuka lebar menyebabkan semakin banyak muncul perusahaan yang bergerak dalam industri minyak goreng kelapa sawit terutama minyak goreng bermerek. Sampai saat ini, banyak merek minyak goreng sawit muncul dengan skala distribusi lokal maupun nasional. Jika sebelumnya masyarakat hanya mengenal merek Bimoli, Barco, dan Filma, pada saat ini banyak bermunculan merek-merek baru seperti Tropical, Sania, Sanco, Hemat,

4 Happy Oil, Sunrise dan lainnya. Menurut SWA (2011), saat ini tercatat lebih dari 30 merek yang beredar di pasaran. Adapun lima pemain besar dalam industri minyak goreng sawit kemasan bermerek, yaitu Bimoli, Filma, Sania, Tropical dan Kunci Mas (www.frontier.co.id diakses pada 7 Januari 2013). Tabel 1.1 Lima Merek Pemain Besar dalam Industri Minyak Goreng Sawit Kemasan Bermerek No Merek Produsen 1 Bimoli PT Salim Ivomas Pratama, Tbk. 2 Filma PT. Sinar Mas Agro Resources and Technology 3 Tropical PT. Bina Karya Prima 4 Sania PT Multimas Nabati Asahan 5 Kunci Mas PT Smart Tbk Surabaya Sumber : www.marketing.co.id diakses Februari 2013 Tantangan minyak goreng Bimoli semakin besar ketika banyak bermunculan merek-merek minyak goreng kemasan lainnya dengan harga yang jauh lebih murah. Penulis memfokuskan penelitian ini pada Minyak Goreng Bimoli karena Minyak Goreng Bimoli merupakan produk turunan dari PT Salim Ivomas Pratama, Tbk. yang paling unggul dan mampu menghadapi persaingan dengan produk dari perusahaan Sania, Filma, Kunci Mas dan lain-lain. Terlihat dari Top Brand Index minyak goreng selama 10 tahun terakhir minyak goreng Bimoli menempati posisi pertama. Berikut gambar Top Brand Index minyak goreng selama 10 tahun terakhir :

5 Gambar 1.1 Top Brand Index Minyak Goreng (Sumber: www.frontier.co.id diakses pada 7 Januari 2013) Berdasarkan grafik lembaga survey marketing Frontier dalam Gambar 1.1 di atas, dapat dilihat bahwa brand image minyak goreng Bimoli mengalami penurunan. Oleh karena itu, PT Salim Ivomas Pratama, Tbk. mencoba meningkatkan penjualan minyak goreng Bimoli dengan pengelolaan brand image dan strategi pemasaran lainnya. Strategi menumbuhkan purchase intention. pemasaran tersebut bertujuan untuk Purchase intention diperoleh dari suatu proses belajar dan proses pemikiran yang membentuk suatu persepsi. Purchase intentionn ini menciptakan suatu motivasi yang terus terekam dalam benaknya dan menjadi suatu keinginan yang sangat kuat yang pada akhirnya mengaktualisasikan apa yang ada di dalam benaknya itu. Salah satu untuk mempertahankan purchase intention konsumenn adalah mempertahankan brand image dari produk tersebut. Pengelolaan brand image sangat berperan penting untuk menghadapi perubahan yang pesat pada pasar global dan persaingan pasar. Pengelolaan merek yang efektif dapat menciptakan diferensiasi produk yang jelas, loyalitas dan

6 preferensi konsumen, sehingga memperluas penguasaan pasar (market share) (Lee, et al, 2010:95). Pengelolaan brand image itu sangat penting karena pada umumnya konsumen tidak memiliki product knowledge yang cukup untuk membeli suatu barang. Dalam situasi itu, konsumen kerap kali memilih produk yang terkenal kendatipun produk itu memiliki harga yang lebih tinggi daripada produk sejenis. Brand image dianggap sebagai penjamin kualitas produk itu sendiri. Brand image tidak hanya mempengaruhi konsumen untuk menilai suatu produk tetapi bermanfaat untuk mengurangi resiko pembelian (Loudon dan Bitta (1988) dalam Lin dan Lin (2007:121)). Konsumen akan selalu membeli produk yang dibutuhkan, tetapi produk yang mana yang dibeli dan bagaimana membuat keputusan itu erat hubungannya dengan perasaan terhadap merek-merek produk yang ditawarkan. Pada titik inilah brand image sangat penting, karena image konsumen terhadap merek adalah hal yang biasanya diingat oleh konsumen. Image adalah faktor penting dalam pengambilan keputusan pembelian, dan terkadang tidak hanya berhubungan dengan image yang ingin dimiliki atau diimpikan konsumen tapi juga dengan serangkaian nilai yang dipercayainya (Marconi, 1994: xiii, 29). Pada masa sekarang ini, konsumen sangat rentan untuk berpindah-pindah merek. Perpindahan merek telah menjadi keputusan yang relatif mudah dilakukan saat ini, karena banyaknya produk atau jasa dengan kualitas yang setara menjadi hal yang biasa ditemukan, dan penawaran dari pesaing yang memberikan keuntungan-keuntungan tertentu bagi konsumen atau mempromosikan harga

7 murah pada produk baru. Konsumen juga relatif menjadi lebih berpengalaman mengenai peristiwa-peristiwa yang terjadi pada dunia bisnis. Informasi informasi mengenai merek produk lebih mudah didapat, kesalahan yang dilakukan perusahaan ditanggapi dan diawasi reaksinya, janji yang diberikan oleh produsen melalui iklan dan promosi ditanggapi lebih kritis (Upshaw, 1995: 34-35). Perebutan konsumen baru dan pengadaan program-program untuk mempertahankan pelanggan lama serta memastikan timbulnya loyalitas merek dilakukan oleh semua perusahaan yang bergerak di dunia bisnis, tidak terlepas juga pada produsen minyak goreng bermerek di Indonesia ini. Di antara produsen minyak goreng bermerek terjadi persaingan untuk mendapatkan pelanggan baru dengan mempromosikan price discount. Dengan strategi promosi yang tepat, konsumen akan mengingat produk yang akan dipasarkan (kesadaran merek). Dengan kesadaran konsumen terhadap produk yang dipasarkan maka perusahaan akan jauh lebih mudah memasarkan produk tersebut. Artinya dengan sedikit saja promosi konsumen sudah mengetahui bahwa produk tersebut adalah produk dari perusahaan tertentu. Salah satu strategi promosi yang tepat adalah product display yang dapat menumbuhkan purchase intention suatu produk. Berkaitan dengan strategi pemasaran, sales promotion di dunia retail modern sangat disukai oleh konsumen. Menurut AC Nielsen (2007) dalam Arifianti (2008:3), sebagian besar konsumen Indonesia menyukai aktivitas promosi yang memberikan benefit langsung. Ini terlihat dari 66 % responden yang memilih promosi khusus yang menawarkan tambahan ekstra kuantitas.

8 Masyarakat Indonesia juga terbiasa untuk mencari harga spesial di outlet dan tertarik untuk membeli jika sebuah produk ada free sample yang terlampir diproduknya. Hadiah dan diskon sangat efektif untuk menumbuhkan purchase intention walaupun efek tersebut hanya cocok untuk konsumen yang berfikiran jangka pendek. Survey yang dilakukan Hendriani (2007) di tiga kota Indonesia menunjukkan bahwa 76 % pembeli menyukai diskon harga dan 18 % menyukai hadiah langsung. Hal ini merupakan daya tarik untuk konsumen Indonesia. Hal ini dapat digambarkan sebagai berikut: Kegiatan Promosi Penjualan Yang disukai Konsumen 18% 4% 2% price discount free giftt banded others 76% Gambar 1.2. Kegiatan Promosi Penjualan Yang disukai Konsumen Sumber: Mix-Marketing, 2007 Pernyataan di atas didukung dengan observasi dan wawancara dengan 50 orang konsumen yang berbelanja di beberapa hypermarket. Para konsumen ratarata menyukai penurunan harga (sekitar 80 %), harga promosi (15 %), sampel di

9 produk (3%), dan kupon belanja (2%). Dari data Nielsen di beberapa negara, di Indonesia ternyata low price masuk dalam tiga besar alasan orang untuk loyal terhadap ritel modern tertentu. Itulah sebabnya diskon besar menjadi perang yang terjadi di retail modern Indonesia (Setiawan, 2007 : 16). Beberapa studi terdahulu (Lim, Darley dan Summer (1994) dalam Lin dan Lin (2007:121)) menggunakan product knowledge sebagai variabel moderasi, atau melibatkan berbagai tingkat product knowledge terhadap evaluasi konsumen. Akan tetapi, masih jarang riset yang membahas bagaimana brand image maupun product knowledge mempengaruhi purchase intention. Penelitian Lee, et al (2010) memang menggunakan brand image sebagai variabel moderasi dalam menganalisis pengaruh price discount terhadap purchase intention. Akan tetapi, penelitian ini memilih karakteristik produk intrinsik dan ekstrinsik - brand image, product knowledge dan product display sebagai variabel independen dan menggunakan price discount sebagai variabel moderasi. Bagian pertama penelitian ini akan menguji pengaruh brand image, product knowledge dan product display terhadap purchase intention secara parsial. Bagian kedua penelitian ini akan menganalisis pengaruh brand image dan product knowledge terhadap purchase intention yang dimoderasi oleh price discount. Ruang lingkup penelitian ini akan dilaksanakan di perumahan-perumahan Kecamatan Depok. Pemilihan lokasi Kecamatan Depok berdasarkan banyaknya perumahan di tempat ini dan sesuai dengan target pasar minyak goreng Bimoli. Target pasar minyak goreng Bimoli adalah masyarakat yang mempunyai tingkat ekonomi menengah ke atas. Oleh karena itu, penelitian ini mengambil judul

10 PENGARUH BRAND IMAGE, PRODUCT DISPLAY DAN PRODUCT KNOWLEDGE TERHADAP PURCHASE INTENTION MINYAK GORENG BIMOLI DENGAN PRICE DISCOUNT SEBAGAI VARIABEL MODERASI. B. Perumusan Masalah Salah satu perusahaan yang bergerak dalam industri minyak goreng bermerek adalah PT Salim Ivomas Pratama, Tbk. Perusahaan ini menghasilkan minyak goreng Bimoli. Minyak goreng Bimoli muncul dengan dua jenis, yaitu Bimoli Klasik dan Bimoli Spesial. Bimoli Special dikeluarkan sebagai evolusi dari Bimoli. Bedanya, kemasan Bimoli Spesial lebih menarik, kualitasnya lebih, dan warnanya lebih transparan. Minyak goreng Bimoli merupakan pioner dalam industri minyak goreng bermerek. Sampai dengan tahun 2011, minyak goreng Bimoli merupakan merek yang memegang pangsa pasar terbesar dari industri minyak goreng bermerek, yakni 40,2% (AC Nielsen Marketing Research, 2011). Pesaing terbesarnya adalah Sania, Filma dan Tropical. Ketiga merek ini sama-sama mengedepankan kualitas minyak goreng yang diproduksinya seperti tag line yang digunakan oleh kedua merek, Filma: Sejernih akal sehat dan Tropical: Minyak goreng 2x penyaringan. Kondisi persaingan yang semakin pesat mendorong PT Salim Ivomas Pratama, Tbk. sebagai produsen merek Bimoli menerapkan berbagai strategi pemasaran. Salah satunya adalah perusahaan terus mengelola brand image Bimoli di tengah-tengah konsumen melalui iklan, product display dan price discount.

11 Persaingan yang kompetitif akan membuat pelanggan lebih mudah berpindah ke merek lain. Perpindahan ke merek pesaing sangat erat hubungannya dengan tingkat kepuasan pelanggan terhadap produk. Apabila pelanggan puas, maka kecenderungan untuk membeli produk secara berulang akan terjadi. Kenaikan harga barang-barang kebutuhan pokok juga berpengaruh terhadap daya beli masyarakat. Selain memperhatikan mutu, tingkat harga juga merupakan pertimbangan masyarakat di dalam membeli minyak goreng. Hal ini disebabkan minyak goreng merupakan bahan kebutuhan pokok sehari-hari, sehingga sangat sensitif terhadap perubahan harga. Minyak goreng branded yang akan mengusai pangsa pasar adalah minyak goreng yang mempunyai harga sesuai dengan daya beli masyarakat (harga murah). Persaingan yang kompetitif akan membuat pelanggan lebih mudah berpindah ke merek lain. Perpindahan ke merek pesaing sangat erat hubungannya dengan tingkat kepuasan pelanggan terhadap produk. Apabila pelanggan puas, maka kecenderungan untuk membeli produk secara berulang akan besar. Sepanjang tahun 2007 sampai dengan tahun 2013 terjadi kenaikan harga barang-barang kebutuhan pokok, salah satunya minyak goreng. Kenaikan harga ini sangat berpengaruh terhadap daya beli masyarakat. Selain memperhatikan mutu, tingkat harga juga merupakan pertimbangan masyarakat di dalam membeli minyak goreng. Hal ini disebabkan minyak goreng merupakan bahan kebutuhan pokok sehari-hari, sehingga sangat sensitif terhadap perubahan harga. Minyak goreng branded yang akan mengusai pangsa pasar adalah minyak goreng yang mempunyai harga sesuai dengan daya beli masyarakat (harga murah).

12 Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana brand image, product knowledge dan product display memengaruhi purchase intention konsumen? 2. Bagaimana price discount memoderasi pengaruh brand image, product knowledge dan product display terhadap purchase intention konsumen? C. Ruang Lingkup Studi Agar penelitian ini lebih terfokus dan sesuai dengan tujuan penelitian, maka perlu dilakukan pembatasan penelitian sebagai berikut: 1. Strategi pemasaran yang dianalisis pada penelitian ini dibatasi khusus hanya pada brand image, product knowledge, product display dan price discount. 2. Responden penelitian ini mempunyai kriteria sebagai berikut: a. Responden adalah ibu rumah tangga yang berdomisili di Kecamataan Depok. Hal ini dikarenakan ibu rumah tangga adalah orang yang paling bertanggung jawab terhadap konsumsi makanan keluarga b. Responden adalah ibu rumah tangga yang sedang atau pernah mengkonsumsi minyak goreng kemasan merek Bimoli minimal enam bulan ke belakang dari waktu dilakukannya penelitian. Waktu enam bulan dianggap cukup untuk menilai dan merasakan

13 adanya kecocokan terhadap produk minyak goreng yang dikonsumsi. 3. Atribut yang dipakai dalam penelitian ini mengikuti Lin dan Lin (2007) dan Han, et al. (2011). Atribut yang dipakai adalah Brand Image, Product Knowledge, Product Display, Price Discount dan Purchase Intention D. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Menganalisis pengaruh brand image, product knowledge, product display terhadap purchase intention konsumen. 2. Menganalisis peran price discount memoderasi pengaruh brand image, product knowledge dan product display terhadap purchase intention konsumen. E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Manajerial Penelitian ini dapat menjadi sarana bahan referensi bagi pembuat kebijakan PT Salim Ivomas Pratama, Tbk. untuk meningkatkan volume penjualan minyak goreng Bimoli di Kecamatan Depok, Yogyakarta. Penelitian ini juga dapat menjadi rujukan bagi perusahaan penjualan minyak goreng dalam kaitannya dengan peningkatan penjualan serta peningkatan mutu sehingga dapat memenuhi kebutuhan konsumen dan dapat bersaing di pasar.

14 2. Manfaat Akademik Penelitian ini juga menambah wawasan dan pemahaman tentang manajemen pemasaran. Penelitian ini juga dapat digunakan sebagai pembanding hasil riset penelitian dan bahan referensi bagi pembaca dan informasi untuk penelitian lebih lanjut. F. Sistematika Penulisan Secara garis besar, penelitian ini dijabarkan dalam lima bab dengan sistematika sebagai berikut: Bab 1 : Pendahuluan Bagian pendahuluan merupakan bentuk ringkasan dari keseluruhan isi penelitian dan gambaran umum permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini. Bab ini menjelaskan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan, dan kegunaan penelitian serta sistematika penulisan. Bab 2 : Tinjauan Pustaka Bab ini berisi penelitian terdahulu, landasan teori dan hipotesis. Ketiga hal penting ini merupakan penyempurnaan dan perluasan tesis. Tinjauan pustaka memuat uraian sistematis tentang hasil-hasil penelitian yang didapat oleh peneliti terdahulu dan pustaka yang berhubungan dengan penelitian ini. Penelitian ini mencoba untuk menjawab dan memecahkan permasalahan yang akan diteliti.

15 Landasan teori dijabarkan dari tinjauan pustaka dan disusun untuk memecahkan masalah penelitian dan untuk merumuskan hipotesis. Hipotesis memuat pernyataan singkat yang disimpulkan dari landasan teori atau tinjauan pustaka. Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang dihadapi dan masih akan dibuktikan kebenarannya. Bab 3 : Metodologi Penelitian Bab ini membahas mengenai pengidentifikasian variabel-variabel penelitian, penjelasan mengenai cara pengukuran variabel-variabel tersebut dan gambaran populasi dan sampel yang digunakan dalam studi empiris. Selain itu, teknik pemilihan data dan metode analisis data dikemukakan dalam bab ini. Bab 4 : Analisis Data dan Pembahasan Bab ini menjelaskan mengenai deskripsi obyek penelitian, seluruh proses dan teknik analisis data hingga hasil dari pengujian seluruh hipotesis penelitian sesuai dengan metode yang digunakan. Bab 5 : Kesimpulan dan Saran Bab ini menjelaskan mengenai kesimpulan dari keseluruhan hasil yang telah diperoleh dalam penelitian ini. Selain itu, bab ini menjelaskan keterbatasan dan saran untuk perusahaan dan penelitian penelitian selanjutnya.