BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Metode Eksperimen dalam Konsep Perubahan Wujud Benda

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II REMEDIASI HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN. A. Pembelajaran Remediasi Menggunakan Metode Eksperimen

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

2 BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. 2.1 Hakikat Hasil Belajar Siswa Tentang Perubahan Wujud Benda

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 13. SIFAT DAN PERUBAHAN BENDALatihan soal 13.2

BAB II KAJIAN PUSTAKA

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya.

KALOR. Peta Konsep. secara. Kalor. Perubahan suhu. Perubahan wujud Konduksi Konveksi Radiasi. - Mendidih. - Mengembun. - Melebur.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENERAPAN METODE ESKPERIMEN DALAM KONSEP PERUBAHAN WUJUD BENDA UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA KELAS IV

KALOR. Keterangan Q : kalor yang diperlukan atau dilepaskan (J) m : massa benda (kg) c : kalor jenis benda (J/kg 0 C) t : kenaikan suhu

LEMBAR PENGESAHAN JURNAL

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. cara berfikir dan dapat diterapkan oleh guru-guru untuk menemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Kajian Teori Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam Ruang Lingkup IPA SD/MI

BAB II KAJIAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Proses belajar mengajar merupakan proses kegiatan interaksi antara dua unsur

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teori Hasil Belajar. Sudjana, (2004:22) berpendapat hasil Belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. mengikuti suatu proses, mengamati suatu objek, keadaan atau proses sesuatu,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Henti Sulistiowati, 2015

LEMBAR KEGIATAN SISWA IPA TERPADU

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 40 Undang-Undang RI No 20 Tahun 2013 Pendidik dan Kependidikan berkewajiban :

TINJAUAN PUSTAKA. A. Model Pembelajaran Inkuiri dalam Pembelajaran IPA. menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan.

Meningkatkan Pemahaman Konsep Perubahan Wujud Benda Pada Siswa Kelas IV SDN 3 Siwalempu Melalui Pendekatan

KALOR. Kelas 7 SMP. Nama : NIS : PILIHAN GANDA. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat!

BAB II KAJIAN PUSTAKA

SMP kelas 7 - FISIKA BAB 2. Klasifikasi BendaLatihan Soal 2.2

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna memperoleh derajat Sarjana S-1. Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

LEMBAR CATATAN OBSERVASI PENDAHULUAN KEADAAN PROSES PEMBELAJARAN IPA KELAS IV SD NEGERI PASEKAN 2 AMBARAWA KAB. SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN. pemeriksaan, penyelidikan (Trianto, 2009). Menurut (Majid, 2014)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai pengertian-pengertian, sikapsikap,

KALOR. Peristiwa yang melibatkan kalor sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab terdahulu telah dikemukakan bahwa penelitian tindakan kelas ini

LEMBAR KEGIATAN SISWA IPA TERPADU

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB XII KALOR DAN PERUBAHAN WUJUD

Penerapan Metode Eksperimen dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Energi Panas pada Siswa Kelas IV SDN No. 1 Balukang 2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Kompetensi Dasar 3.1 Menganalisis alat-alat optik secara kualitatif dan kuantitatif.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Putri Anggraini, 2015

LAMPIRAN I. Tes Hasil Belajar Observasi Awal

PEMETAAN STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR. Tahap Berpikir

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

Berbicara tentang hasil belajar ada beberapa pendapat yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di dalam kehidupan

BAB 7 PERUBAHAN SIFAT BENDA. Kamu dapat menyimpulkan hasil penyelidikan tentang perubahan sifat benda, baik sementara maupun tetap.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. 1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

LEMBAR KERJA SISWA PERPINDAHAN KALOR

BAB I PENDAHULUAN. IPA merupakan mata pelajaran yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Oleh Fathorrasi (1), Hasan Muchtar Fauzi (2)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum, semua aktivitas yang melibatkan psiko-fisik yang menghasilkan

: Model pembelajaran inkuiri, keaktifan siswa, hasil belajar siswa, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB XII KALOR DAN PERUBAHAN WUJUD

BAB 10 KALOR DAN PERPINDAHAN KALOR

Penerapan Metode Eksperimen pada Materi Sifat Cahaya Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SDN 1 Balukang Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Nama : Mutik Hamitayani NIM : POKJAR : Gantiwarno, Klaten Tugas : IPA 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Neni Trisiwi, 2013

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 11. KLASIFIKASI BENDALatihan Soal 11.2

BAB II KAJIAN TEORI. Pengertian hasil (product) menunjuk pada suatu perolehan akibat

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Karunia Kecamatan Palolo Melalui Model Pembelajaran Langsung Pada Materi Sifat Dan Perubahan Wujud Benda

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Kelas IV SDN Lariang Melalui Metode Demonstrasi

2.1 Perkembangan anak sekolah dasar. Perkembangan anak usia sekolah disebut juga perkembangan masa

EKSPERIMEN 1 FISIKA SIFAT TERMAL ZAT OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2006 Waktu 1,5 jam

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

BAB II KAJIAN TEORI. jawab dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa (Mulyasa, 2005 :70).

BAB III METODE PENELITIAN. metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK memiliki tiga unsur atau

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MATERI DAUR AIR

Ada berapa jenis materi atau zat? Bagaimanakah struktur materi suatu benda?

Kegiatan belajar mengajar sangat ditentukan oleh kerjasama antara guru dan. dimaksud adalah kemampuan seorang guru dalam memilih metode,

LAMPIRAN I (TBL. 01) Hasil Belajar Siswa pada Observasi Awal

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Titin Novita, 2016

BAB II PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES DAN HASIL BELAJAR. perbuatan secara efisien dan efektif untuk mencapai suatu hasil tertentu,

1. Contoh Desain Pembelajaran tentang Keterampilan Mengobservasi, Mengklasifikasi, Mengukur, dan Desain dan Langkah-Langkah Pembelajaran

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Nama : Niken Palupi Utami NIM : POKJAR : Gantiwarno Mata Kuliah : PDGK4202/Pembelajaran IPA SD. 1. Pembelajaran IPA Dengan Teori Ausubel

BAB II KAJIAN PUSTAKA

SMP kelas 7 - KIMIA BAB 1. MATERI Latihan Soal 1.3

BAB I PENDAHULUAN. tentang apa yang telah kita kerjakan. Energi didefinisikan oleh ilmuwan

BAB II KAJIAN TEORI. Metode berasal dari Bahasa Yunani Methodos yang berarti cara atau jalan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewi Elyani Nurjannah, 2013

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL INQUIRY PADA MATA PELAJARAN IPA

Volume 07, Nomor 02, Desember Kata Kunci: Peningkatan Kemampuan Pemahaman, Talking Stick

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORI. mencapai penguasaan atas sejumlah bahan yang diberikan dalam proses

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PERUBAHAN WUJUD BENDA

Transkripsi:

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Metode Eksperimen dalam Konsep Perubahan Wujud Benda Yang dimaksud dengan metode eksperimen dalam konsep perubahan wujud benda pada penelitian ini adalala pembelajaranya menggunakan metode eksperimen. Sebagaimana telah diuraikan pada bab I mengenai poin definisi operasional. Djamarah (dalam Hamdayama. 2014. Hal 125) menyatakan bahwa metode eksperimen adalah cara penyajian pelajaran, di mana siswa melakukan percobaan dengan mengalaminya sendiri sesuatu yang dipelajarinya. Dalam proses belajar mengajar, dengan menggunakan metode ini siswa diberi kesempatan untuk mengalami suatu objek, keadaan atau proses. Dengan demikian, siswa dituntut untuk mengalami sendiri, mencari kebenaran, mencoba mencari hukum atau dalil, dan menarik kesimpulan dari proses yang dialaminya. Proses pembelajaran dimana siswa melakukan percobaan mengenai materi yang disampaikan. Dalam metode eksperimen ini siswa diberi kesempatan untuk mengalaminya secara langsung melalui percobaan yang dilakukannya. Dengan menggunakan metode ini siswa dapat membuktikan atau mengalaminya secara langsung serta dapat menarik kesimpulan dari hasil percobaan tersebut. Dengan siswa melakuka ekpserimen mengenai perubahan wujud benda siswa dapat melihat secara nyata perubahan wujud benda dan diharapkan siswa lebih memahami materi tersebut. Demikian pula pendapat dari Schoenherr (dalam Heriawan, dkk. Hal.86) metode eksperimen adalah metode yang sesuai untuk pembelajaran sains, karena metode ini mampu memberikan kondisi belajar yang dapat mengembangkan kemampuan berfikir dan 9

10 kreativitas siswa. Siswa diberi kesempatan untuk menyusun konsep-konsep dalam struktur kognitifnya. Pembahasan diatas menyatakan bahwasannya metode eksperimancocok digunakan untuk pembelajaran IPA. Dalam mennyusun konsep-konsep tersebut siswa diberi kesempatan untuk mencobanya secara langsung. Agar mereka mendapatkan jawabannya sendiri melalui percobaan tersebut. Peran guru dalam pembelajaran menggunakan metode eksperimen ini sangat penting, khususnya berkaitan dengan ketelitian dan kecermatan sehingga tidak terjadi kesalahan dalam melakukan kegiatan eksperimen tersebut. Dalam pembelajaran menggunakan metode eksperimen guru berperan penting dari sebelum pembelajaran yaitu mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan saat melakukan percobaan, pada saat proses pembelajaran guru membimbing siswa agar tidak terjadinya kesalahan atau kekeliruan. Pembelajaran menggunakan metode eksperimen sangat membantu peserta didik untuk dapat berperan aktif dalam proses pembelajaran. Karena ketika melakukan eksperimen semua siswa bekerja melakukan proses eksperimen tersebut. Pembelajaran menggunakan metode inipun dapat membantu siswa dalam menemukan jawaban dari apa yang belum mereka ketahui. Rusyan (dalam Sagala, 2013, hlm. 220) menyatakan bahwa eksperimen adalah percobaan untuk membuktikan suatu pertanyaan atau hipotes tertentu. Eksperimen bisa dilakukan pada suatu laboratorium atau diluar laboratorium, pekerjaan eksperimen mengandung makna belajar untuk berbuat. Metode eksperimen adalah cara penyajian bahan pelajaran dimana siswa melakukan

11 percobaan dengan mengalami untuk membuktikan sendiri sesuatu pertanyaan atau hipotesis yang dipelajari. Berdasarkan pengertian para ahli yang telah dipaparkan diatas dapat disimpulkan bahwasannya metode eksperimen adalah metode pembelajaran yang dialami langsung oleh siswa melalui kegiatan percobaan yang dilakukannya. Dengan menggunakan metode ini siswa dapat menemukan atau menyimpulkan sendiri materi yang sedang dipelajari, oleh sebab itu siswa dapat lebih memahami materi karena mereka menemukan suatu konsep secara nyata dan dari kegiatan percobaan tersebut aktivitas belajar siswa dapat terlihat lebih aktif. Proses pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen guru harus mempersiapkan bahan dan alat yang akan digunakan pada saat percobaan. Pada proses percobaanya guru membimbing siswa untuk menemukan hasil dari percobaan tersebut. Penerapan metode eksperimen agar efektif dan efisien yang harus diperhatikan oleh guru (dalam Hamdayama. 2014. Hal 126-127) yaitu: a. Alat dan bahan percobaan harus cukup agar semua siswa dapat melakukan percobaan b. Kondisi alat dan mutu percobaan harus baik dan bersih c. Siswa perlu teliti dan konsentrasi dalam mengamati proses percobaan d. Guru harus memilih objek eksperimen yang sesuai dengan pengetahuan siswa dan memberikan petunjuk yang jelas untuk melakukan proses eksperimen tersebut. Tahpan-tahapan pembelajaran metode eksperimen menurut Palendeng(dalam Hamdayama. 2014, hal 126-127), yaitu: 1. Percobaan awal, pembelajaran diawali dengan melakukan percobaan yang didemonstrasikan guru.

12 2. Pengamatan merupakan kegiatan siswa saat guru melakukan percobaan. Siswa diharapkan untuk mengamati dan mencatat peristiwa tersebut. 3. Hipotesis awal, siswa dapat merumuskan hipotesis sementara berdasarkan hasil pengamatan. 4. Verifikasi, kegiatan untuk memberikan kebenaran dari dugaan awal yang telah dirumuskan yang dilakukan melalui kerja kelompok. Siswa diharapkan merumuskan hasil percobaan dan membuat kesimpulan, dan melaporkan hasilnya. 5. Evaluasi, merupakan kegiatan akhir setelah selesai satu konsep. Penerapan pembelajaran dengan metode eksperimen akan membantu siswa untuk memahami konsep. Kelebihan metode eksperimen (dalam Hamdayama. 2014, hal 126 ), yaitu: a. Metode ini dapat membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaanya sendiri dari pada menerima kata guru atau buku. b. Anak didik dapat mengembangkan sikap untuk mengadakan studi eksploraso (menjelajahi) tentang ilmu dan teknologi, suatu sikap yang dituntut dari seorang ilmuan. c. Dengan metode ini akan terbina manusai yang dapat membawa terobosan-terobosan baru dengan penemuan sebagai hasil percobaannya yang diharapkan dapat bermanfaat bagi kesejahteraan hidup manusia. Kelemahan metode eksperimen yang harus diperhatikan guru dalam melakukan pembelajaran melalui metode ini agar hal tersebut tidak terjadi (dalam Hamdayana. 2014. Hal 126) yaitu:

13 a. Tidak cukupnya alat-alat mengakibatkan tidak setiap anak didik berkesempatan mengadakan eksperimen b. Jika eksperimen memerlukan jangkan waktu yang lama, anak didik harus menenti untuk melanjutkan pelajaran. c. Metode ini lebih sesuai untuk menyajikan bidang-bidang ilmu dan teknologi. Cara mengatasi kelemahan-kelemahan metode eksperimen yaitu: a. Hendaknya guru menerangkan sejelas-jelasnya tentang hasil yang ingin dicapai sehingga siswa mengetahui pertanyaan-pertanyaan yang perlu dijawab dengan eksperimen. b. Guru membicarakan bersama-sama dengan siswa tentang langkah yang baik untuk memecahkan maslah dalam eksperimen, serta mempersiapkan dengan matang bahan-bahan yang akan diperlukan. c. Guru dan siswa bersama-sama mempersiapkan bahan dan alat yang akan digunakan agar lebih mudah didapat. d. Guru perlu merangsang agar setelah eksperimen selesai, dapat mendiskusikan bila ada perbedaan hasil. Penggunaan metode eksperimen ini dilakukan pada pelajaran IPA dalam materi perubahan wujud benda. Karena menurut peneliti materi ini sangat baik jika anak memperaktikannya secara langsung. Marjono (dalam Susanto 2015, hlm. 167), hal yang diutamakan pada jenjang sekolah dasar dalam pembelajaran IPA adalah bagaimana mengembangkan rasa ingin tahu dan daya berfikir kritis mereka terhadap masalah. Sikap ilmiah harus dikembangkan dalam pembelajaran sains. Menurut Sulistyorini (dalam Susanto, 2015 hal. 169) terdapat sembilan aspek yang dikembangkan dari sikap ilmiah dalam pembelajaran sains,

14 yaitu: sikap ingin tahu, ingin mendapat sesuatu yang baru, sikap kerja sama, tidak putus asa, tidak berprasangka, mawas diri, bertanggung jawab, berpikir bebas, dan disiplin. Sikap ilmiah tersebut dikembangkan melalui kegiatan-kegiatan siswa dalam pembelajaran IPA pada saat melakukan diskusi, percobaan, dan kagiatan proyek di lapangan. Pengembangan sikap ilmiah di sekolah dasar di sesuaikan dengan tingkat perkembangan kognitifnya. Menurut Piaget (dalam Susanto, 2015 hal. 170) anak usia dasar yang berkisar antara 7-12 tahun masuk dalam kategori fase operasional konkret. Pada fase ini anak memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwasanya dalam menyampaikan materi khususnya pembelajaran IPA untuk anak sekolah dasar disajikan pembelajaran yang menarik dan pembelajarannya secara konkrit menggunkan media, metode atau strategi pembelajaran yang sifatnya konkrit. Materi IPA yang disampaikan pada penelitian ini yaitu mengenaiperubahan wujud benda. Perubahan wujud benda terjadi karena adanya pelepasan dan penyerapan kalor atau karena faktor suhu panas dan suhu dingin. Perubahan wujud benda yang dipengaruhi oleh suhu dingin yaitu: 1. Membeku, ialah perubahan wujud benda cair menjadi benda padat Contohnya: Air yang dimasukan kedalam preezer lama-lama akan menjadi beku, lilin cair yang didinginkan,dll. 2. Mengembun, yaitu perubahan wujud benda gas menjadi benda cair. Contohnya: Tetesan air diluar gelas yang terdapat es didalam gelasnya,embun yang terdapat didaun pada waktu pagi. Perubahan wujud benda yang dipengaruhi oleh suhu panas yaitu:

15 1. Mencair, ialah perubahan wujud benda padat menjadi benda cair Contohnya: es yang disimpan diluar prizzer atau di ruangan yang memiliki suhu panas lama-lama akan mencair, mentega yang dipanaskan, dll. 2. Menguap, yaitu perubahan wujud benda cair menjadi benda gas Contohnya: memasak air atau air yang dipanaskan mengeluarkan asap atau uap lama-lama akan habis, pakain yang dijemur. 3. Menyublim, yaitu perubahan benda padat menjadi benda gas Contohnya: kamper bila disimpan ditempat terbuka lama-lama akan habis dikarenakan efek suhu panas dalam ruangan tersebut. B. Pemahaman Siswa Setiap pembelajaran atau menyampaikan materi guru berharap siswa dapat memahami apa yang disampaikan. Untuk mengatahui sejauh mana pemahaman siswa biasanya diakhir pembelajaran guru mengadakan tanya jawab dan memberikan soal evaluasi mengenai materi yang disampaikan. Jika siswa mampu mengulang dan menyampaikan kembali dengan bahasanya sendiri tetapi maksud yang sama maka siswa sudah dapat memahami apa yang telah disampaikan guru. Selain itu guru mengadakan evaluasi dengan memberikan soal-soal mengenai materi tersebut. Kesimpulan dari hasil siswa menjawab soal dapat mengetahui pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan. Salah satu metode yang digunakan untuk membantu siswa memahami materi pada konsep perubahan wujud benda yaitu dengan menggunakan metode eksperimen. Pemahaman menurut Bloom (dalam Susanto, 2015, hal. 6) yaitu sebagai kemampuan untuk menyerap arti dari materi atau bahan yang telah dipelajari. Pemahamn menurut Bloom adalah seberapa besar siswa mampu menerima, menyerap dan memahami materi yang disampaikan, atau

16 sejauh mana siswa dapat memahami serta mengerti apa yang ia baca, yang dilihat, dialami, atau yang ia rasakan berupa hasil percobaan yang siswa lakukan. Pemahaman seseorang terbentuk karena adanya pengalaman yang pernah mereka alami sendiri. Dari pengalaman tersebut mereka mendapatkan pengetahuan baru serta pemahaman. Sebagaimana disampaikan Confrey (dalam Barlia, 2014, hal.174) pada hakikatnya manusia tidak bisa secara langsung (tanpa media lain) mendapatkan pengetahuan realitas objek dari luar diri kita. Kita membentuk suatu pemahaman melalui pengalaman kita, dan karakter dari pengalaman kita dipengaruhi oleh pandangan menurut kacamata kita sendiri. Menurut uraian diatas pemahaman yaitu kemampuan individu untuk mengungkapkan suatu materi yang telah dipelajarinya. Dalam mengungkapkan secara lisan siswa atau tulisan dalam pertanyaan siswa tidak harus menjawab menggunakan bahasa yang sama atau mirip seperti apa yang telah dijelaskan oleh guru atau seperti yang ada dalam buku pelajaran tetapi mereka boleh menggunakan bahasa sendiri dengan maksud yang sama untuk melatih mengungkapkan pendapat sendiri. Aiken (dalam Rahardjo dan Gudnanto, 2013, hlm. 1-2) Appraising the presence or magnitude of one or moree personal characteristic. Assessing human behavior and mental processes includes such procedures as observations, interviews, rating scale, checklist, inventories, projective techniques and tests. Dapat diartikan bahwa pemahaman individu adalah suatu cara untuk memahami, menilai atau menaksir karakteristik, potensi, dan atau masalah-masalah yang ada pada individu atau sekelompok individu. Cara yang digunakan meliputi observasi, interview, skala penilaian, daftar cek, inventori, teknik projektif, dan beberapa jenis tes. Berdasarkan penjelasan di atas bahwasannya pemahamanyaitu seseorang yang mampu menggambarkan suatu gagasan atau pikiran dari apa yang didapatinya. Misalnya seorang siswa setelah mendaptkan

17 pembelajaran dari seorang guru mengenai materi perubahan wujud benda, siswa tersebut mampu menyampaikan pikirannya atau gagasannya mengenai materi yang telah dipelajarinya. Pemahaman dapat diketahui apabila siswa mampu mengutarakan secara lisan, tulisan, maupun aplikasi dalam kehidupan sehari-harinya. Dengan kata lain, siswa memiliki kemampuan untuk menjelaskan, menyebutkan, memberi contoh, dan menerapkan konsep terkait dengan pokok bahasan. C. Penelitian Yang Relevan Temuan tentang penerapan metode eksperimen untuk meningkatkan pemahaman siswa di sekolah dasar, penulis paparakan peneliti yang mendukung penelitian ini: a. Menurut hasil penelitian Riyawati (2015) yang berjudul Penggunaan Metode Eksperimen Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa pada Materi Wujud dan Sifat Benda ( Penelitian Tindak Kelas di Kelas IV SDN Sumampir). Hasil penelitiannya mengungkapkan bahwa penggunaan metode eksperimen dapat meningkatkan pemahaman siswa pada materi wujud dan perubahan wujud benda. Hasil peneliannya terdapat peningkatkan pemahaman siswa terlihat dari nilai hasil setiap siklusnya yang terdapat peningkatan dengan rata-rata pada siklus I memperoleh nilai 73,44% dan pada siklus II memperoleh nilai 84,48%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan pemahaman siswa dengan menggunalkan penerapan

18 metode eksperimen pada pembelajaran IPA yang dapat dilihat dari hasil rata-rata yang mengalami peningkatan dari siklus I hingga siklus II. b. Penelitian dilakukan oleh Wawan Ikhwanuddin tahun 2014 dalam penelitiannya dengan menggunakan metode eksperimen dengan judul Penerapan Metode Eksperimen Pada Materi Energi Panas Di Kelas IV SDN Pontang 1 Kecamatan Pontang Kabupaten Serang. Hasil penelitiannya pada setiap siklusnya yaitu pada siklus I pertemuan I 30, pertemuan 2 adalah 52,6 siklus II pertemuan 1 adalah 60 dan pada pertemuan ke 2 adalah 80,66. Nilai raa-rata siswa pada pra siklus adalah 33,3 siklus I 52,66 dan pada siklus II memperoleh 80,66. Dari hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwasanya penerapan metode eksperimen dapat meningkatkan pemahaman dan aktivitas belajar siswa. c. Penelitian dilakukan oleh Mayangsari, Dewi, dkk tahun 2013 dalam penelitian menggunakan metode eksperimen dengan judul Penerapan Metode Ekpserimen Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas VI Pokok Bahasan Konduktor dan Isolator SDN Semboro Probolinggo. Hasil penelitian pada siklus I mengenai aktivitas belajar siswamemperoleh nilai presentase sebesar 65,53 % 9 (kategori aktiv) dan siklus II memperoleh nilai 80,6% (kategori sangat aktif) meningkat dan hasil belajar siswa memperoleh nilai pada siklus I yaitu 55% dan pada siklus II mencapai 85%. Berdasarkan paparan di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPA dengan menggunakan eksperimen dapat meningkatkan aktivitas dan pemahaman siswa yang dapat dilihat dari proses pembelajaran dan hasil belajarnya. Hal tersebut juga dapat

19 dilihat dari nilai rata-rata siswa yang mengalamai kenaikan pada setiap siklusnya. Dari hasil penelitian terdahulu dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen dapat meningkatkan pemahaman siswamaka dari itu peneliti berharap penelitian yang akan dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen pada materi perubahan wujud benda dapat meningkatkan pemahamn siswa.