PERAN IDENTITAS ETNIS DALAM KOMUNIKASI ANTARBUDAYA PADA KOMUNITAS INDIA TAMIL DI KAMPUNG MADRAS KOTA MEDAN SRI HANDAYANI TAMPUBOLON

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I (Times New Roman 16, Bold) PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

KOMUNIKASI ANTARBUDAYA DALAM PROSES ASIMILASI PERNIKAHAN JAWA DAN MINANGKABAU

Sugeng Pramono Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Komunikasi dan Informatika Universitas Muhammadiyah Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Konteks Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Kota Medan merupakan ibukota Provinsi Sumatera Utara, juga termasuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kota Binjai merupakan kota multi etnik yang dihuni oleh etnis Melayu,

BAB III METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. yang merupakan seperangkat pengetahuan tentang langkah langkah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Manusia terlahir dibumi telah memiliki penyesuaian terhadap lingkungan

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadinya interaksi sosial disebabkan interkomunikasi. pengirim, dan diterima serta ditafsirkan oleh penerima.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sumatera Timur adalah wilayah yang ada di Pulau Sumatera. Kawasan ini

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara

BAB II KAJIAN PUSTAKA

I.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Sumarsono (2009) mengemukakan bahwa bahasa sebagai alat manusia untuk. apabila manusia menggunakan bahasa. Tanpa bahasa, manusia akan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era keterbukaan dan globalisasi yang sudah terjadi sekarang yang

DINAMIKA KOMUNIKASI ANTARBUDAYA DI KALANGAN MAHASISWA FISIP USU DALAM MENJAGA HARMONISASI. Fipit Novita Sari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Hubungan Komunikasi Antar Pribadi Antara Warga Amerika dan Warga Medan yang tergabung di Lembaga Language and Cultural Exchange Medan.

STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM MENGEMBANGKAN KEMANDIRIAN ANAK USIA DINI (Studi Kasus Pada Sekolah Alam Bukit Hijau Medan) HELFRAN F SIPAYUNG

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap objek yang diteliti. Secara ontologi aliran ini bersifat critical realism yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PASAR SEBAGAI SARANA KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA (Studi Deskriptif Pedagang Pasar Segiri Samarinda)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Harmon dalam buku yang ditulis oleh Moleong 22, paradigma

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Paradigma menunjukkan pada mereka apa yang penting, absah, dan masuk akal.

BAB II URAIAN TEORITIS. diuraikan oleh beberapa ahli, diantaranya Fred. E. Jandt yang mengartikan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Utara yang berjarak ± 160 Km dari Ibu Kota Provinsi Sumatera Utara (Medan). Kota

BAB I PENDAHULUAN. Bugis, Makassar, Toraja, dan Mandar. Setiap kelompok etnik tersebut memiliki

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1.1 Peserta Program Student Exchange Asal Jepang Tahun (In Bound) No. Tahun Universitas Jumlah

IDENTITAS ETNIS DAN KOMUNIKASI ANTARBUDAYA SKRIPSI YUANITA EVIANI BR SITEPU

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV ANALISIS DATA. pada orang tua dengan anak dan berdasarkan data-data yang telah. disajikan dalam Bab III didapatkan, sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. dan sangat mendasar dalam proses belajar manusia. Manusia dibesarkan, diasuh

BAB I PENDAHULUAN. mengubah atau mengembangkan karakter individu. Karakter yang dimaksud

KOMUNIKASI ANTARBUDAYA MAHASISWA THAILAND DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI KELAS FARMAKOLOGI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan berbagai jenis metodologi penelitian. Dalam penelitian ini,

AKULTURASI BUDAYA ISLAM DAN BUDAYA HINDU (Studi Tentang Perilaku Keagamaan Masyarakat Islam Tradisional di Gununggangsir Beji Pasuruan)

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi dalam hidupnya. Kebutuhan akan komunikasi diawali dengan asumsi

BAB I PENDAHULUAN. Upacara Adat Pencucian Pusaka Nyangku merupakan suatu upacara

Kecakapan Antar Personal. Mia Fitriawati, S. Kom, M.Kom

BAB I PENDAHULUAN. warung kopi modern sekelas Starbucks. Kebiasaan minum kopi dan. pertandingan sepak bola dunia, ruang pertemuan, live music dan lain

BAB III METODE PENELITIAN. untuk meneliti kondisi obyek yang alamiah. Data yang diperoleh dapat berbentuk

BAB I PENDAHULUAN. timur dunia. Kebudayaan barat memang sudah tidak asing lagi dan sudah lebih

BAB I PENDAHULUAN. Kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta buddhayah yang merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Pendekatan Penelitian. penelitian. Serta menyajikan hasil penelitian ini. 31

ABSTRAK. Kata kunci : akomodasi, jawa, batak, interaksi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. sesamanya dalam kehidupan sehari-hari. Untuk menjalankan kehidupannya

BAB I PENDAHULUAN. Pendapatan Asli Daerah yang cukup potensial. Pariwisata telah menjadi industri yang

BAB I PENDAHULUAN. Bima itu. Namun saat adat istiadat tersebut perlahan-lahan mulai memudar, dan

POLA KOMUNIKASI MAHASISWA ETNIS MINANGKABAU YANG MENGALAMI CULTURE SHOCK

BAB III METODE PENELITIAN. proses kreatif proses kreatif program acara Young Creative di Balikpapan Televisi.

BAB VII RAGAM SIMPUL

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Teknik Pengumpulan Data, 6) Teknik Analisis Data

BAB I PENDAHULUAN. bantuan dari sesama di sekitarnya, dan untuk memudahkan proses interaksi manusia

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif dengan menggunakan jenis penelitian studi deskriptif yaitu memaparkan

BAB III PENDEKATAN PENELITIAN. korban perkosaan di LRC-KJHAM adalah pendekatan fenomenologi yang

Oleh : Mark Febri Rincap, Debby.D.V.Kawengian, Antonius Boham

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari

BAB I PENDAHULUAN. dalam mencari pekerjaan. Alasan pelarangan yang dikemukakanpun sangat tidak rasional,

METODE PENELITIAN. demikian dimungkinkan munculnya suatu unsur yang penting seperti yang akan

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan mahasiswa harus ikut bermigrasi ke berbagai daerah. Kadang

AKTIVITAS KOMUNIKASI ORANG TUA DENGAN ANAK TUNARUNGU

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menjawab persoalan-persoalan dalam penelitian tersebut. Paradigma merupakan

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih dikenal dengan multikultural yang terdiri dari keragaman ataupun

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dengan pendekatan studi kasus. Menurut Sugiyono (2012), metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

KOMUNIKASI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DENGAN TEMAN SEBAYA DI SMK NEGERI 4 PADANG By:

Komunikasi Antar Budaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumatera Utara pada umumnya dan Kota Medan khususnya adalah salah

BAB I PENDAHULUAN. Persada,2007), p.1 2 Jalaluddin Rakhmat, Retorika Modern, pendekatan praktis (Bandung ; PT. Remaja Rosdakarya, 2011), p.1.

BAB I PENDAHULUAN. tersebut membuat banyak orang Korea berdatangan di negara di mana mereka. satunya di Indonesia. Selain ingin melakukan perjalanan

BAB I PENDAHULUAN. kekayaan yang sampai saat ini merupakan hal yang berpengaruh besar pada sikap

commit to user BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. serta kebiasaan dan lingkungan yang berbeda-beda, itulah yang sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. Pada makanan tertentu bukan hanya sekedar pemenuhan kebutuhan biologis,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sebagai manusia kita telah dibekali dengan potensi untuk saling

BAB 1. Pendahuluan. kepada manusia lainnya. Karena itu, manusia disebut sebagai makhluk sosial. Manusia

BAB I PENDAHULUAN. makna bagi dunianya melalui adaptasi ataupun interaksi. Pola interaksi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal

BAB I PENDAHULUAN. memberi makna kepada orang lain sesuai dengan konteks yang terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. antarbudaya yang tidak terselesaikan. Dan lanjutnya, Umumnya orang menaruh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah jenis penelitian deskriptif.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. konstruktivistik. Paradigma konstruktivistik merupakan antithesis terhadap paham

BAB I PENDAHULUAN. pedoman hidup sehari-hari. Keberagaman tersebut memiliki ciri khas yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah

Transkripsi:

PERAN IDENTITAS ETNIS DALAM KOMUNIKASI ANTARBUDAYA PADA KOMUNITAS INDIA TAMIL DI KAMPUNG MADRAS KOTA MEDAN SRI HANDAYANI TAMPUBOLON 100904024 ABSTRAK Penelitian ini berjudul Peran Identitas Etnis dalam Komunikasi Antarbudaya pada Komunitas India Tamil di Kampung Madras Kota Medan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peran identitas etnis dalam komunikasi antarbudaya pada Komunitas India Tamil. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus dengan metode analisis kualitatif. Subjek penelitian ini adalah enam orang masyarakat Etnis India Tamil sebagai informan dilakukan dengan teknik snowball. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam. Hasil penelitian menunjukkan komunikasi antarbudaya pada Komunitas India Tamil di Kampung Madras sudah efektif. Baik sesama etnis India Tamil atau pun dengan etnis lain. Hal ini yang membuat seluruh masyarakat yang ada di Kampung Madras menjalin hubungan dan komunikasi yang baik dengan toleransi yang cukup tinggi. Masyarakat Komunitas India Tamil di Kampung Madras tetap menjaga peran identitas etnis mereka walaupun saat ini tidak begitu kental. Kebiasaan memakai pottu, kalung dan gelang tetap menjadi identitas etnis Inida Tamil. Hanya saja pakaian India tetap digunakan saat beribadah dan acara tertentu. Penggunaan bahasa Tamil pun mulai jarang digunakan. Saat berkomunikasi mereka lebih sering berbahasa Indonesia. Mulai lunturnya kebudayaan India Tamil di Kampung Madras dikarenakan kurangnya kepedulian orang tua dan anak muda sebagai generasi penerus. Kata Kunci : Komunikasi antarbudaya, peran identitas etnis, India Tamil, Kota Medan PENDAHULUAN Konteks Masalah Sumatera Utara merupakan salah satu dari 34 provinsi di Indonesia dengan ibu Kota Medan sebagai kota nomor tiga terbesar setelah Jakarta dan Surabaya. Data terbaru dari pemerintahan tahun 2013 Kota Medan mencatat penduduknya sebanyak 2.983.868 jiwa (http://www.pemko.go.id). Berdasarkan data tersebut tidak semua penduduk Kota Medan adalah penduduk asli. Banyak penduduk pendatang seperti etnik India Tamil, India Punjab, Hindustan, Arab, Hokkian, Khek, Hakka dan Kwantung yang tersebar hampir diseluruh Kota Medan. India Tamil salah satu etnis yang mendatangi Kota Medan. India Tamil salah satu etnis yang mendatangi Kota Medan sebagai Bangsa Dravida dari India bagian Selatan yang sudah mendiami India kira-kira 100 tahun SM. India Tamil mendatangi Sumatera Utara diperkirakan akhir abad ke-9. Mereka datang ke Sumatera Utara saat itu dipekerjakan oleh Nienhuys, seorang 1

Belandawan sebagai pengusaha perkebunan tembakau, dan dikenal dengan Tembakau Deli (Sinar, 2008: 1). Tembakau menjadikan tanah Deli menjadi termasyur di dunia internasional. Hingga akhirnya dikenal sebagai Tanah Sejuta Dollar. Masyarakat yang didatangkan dari India dengan jumlah yang banyak dipekerjakan sebagai buruh perkebunan, supir, penjaga malam, sais kereta lembu dan membangun jalan serta waduk. Komunitas adalah wujud masyarakat yang kongkret, memiliki rasa identitas bersama yang dimiliki kesatuan masyarakat, terikat oleh suatu lokasi yang nyata dan kesadaran wilayah yang kongkret (Koentjaraningrat, 2011: 122). Komunitas India Tamil sampai saat ini masih banyak menyebar di beberapa titik di Kota Medan. Kampung Madras merupakan salah satu daerah dimana etnis India Tamil menetap. Kampung Madras merupakan nama salah satu kelurahan yang ada di Kota Medan terletak Jl. Zainul Arifin. Kampung Madras yang identik dengan Komunitas India Tamil lebih dikenal dengan sebutan Kampung Keling. Orang-orang menyebutnya Kampung Keling karena disana tinggal Komunitas India Tamil yang berkulit gelap atau keling. Masyarakat etnis India Tamil yang menetap di Kampung Madras sudah sangat lama. Mereka bukan hanya memiliki sejarah sebagai buruh zaman kolonial Belanda. Masyarakat India Tamil yang sudah menetap di Kampung Madras masih menjalankan beberapa kegiatan yang berhubungan dengan budaya mereka. Itulah alasan peneliti mengambil daerah Kampung Madras sebagai objek penelitian. Berbicara tentang budaya tak lepas dari proses komunikasi. Sebagai makhluk sosial manusia membutuhkan komunikasi. Segala kegiatan dan budaya di Kmapung Madras pastilah ada proses komunikasi. Baik itu komunikasi verbal maupun non verbal. Apalagi dalam hal ini Komunitas Etnik Tamil ini hidup tidak di lingkungan aslinya, tentu tidak mudah untuk memahami antara budaya yang dimiliki dengan budaya di mana kita tinggal. Beradaptasi di lingkungan baru, juga mengharuskan belajar serta memahami budaya baru. Tentunya tidak mudah jika lingkungan yang baru berbeda jauh budayanya dengan lingkungan sebelumnya. Sebuah lingkungan yang baru, di mana realitas etnisnya amat berbeda. Memasuki dunia baru yang benar-benar berbeda, karena pada dasarnya manusia mempunyai mental, kemauan dan kemampuan untuk berkomunikasi sehingga dapat mengenal dan mengevaluasi siapa yang berkomunikasi dengan dia (Liliweri, 2004: 90). Karakteristik budaya adalah simbol, tumbuh, berubah dari satu generasi ke generasi berikutnya, dipelajari dan dipertukarkan. Melalui budaya manusia bertukar dan belajar banyak hal, karena pada kenyataannya identitas individu adalah realitas budaya yang diterima dan pelajari. Proses komunikasi menuntun individu bertemu dan bertukar simbol dengan orang lain. Komunitas India Tamil merupakan satu contoh yang hidup dan menetap di lingkungan dan bersosialisasi dengan beragam kebudayaanya. Perbedaan yang dipahami individu dengan budaya lain menyebabkan individu sulit menyesuaikan diri. Begitu pun dengan masyarakat Tamil dan bagaimana fenomena yang mereka alami ketika hidup di lingkungan dengan kebudayaan yang jauh berbeda, serta dapatkah mereka mempertahankan identitas etnisnya. Identitas etnis menurut Alba, dinilai sebagai orientasi subjektif seseorang yang mengarahkan pada etnis asalnya (Lubis, 2012: 163). Identitas etnis 2

sebenarnya merupakan bentuk identitas budaya yang dilihat sebagai kumpulan ide tentang kepemilikan keanggotaan kelompok etnis. Identitas etnis secara sederhana yaitu sebagai sense tentang self individu sebagai anggota atau bagian dari suatu kelompok etnik tertentu. Identitas etnis dipertukarkan dan dipelajari dari generasi ke generasi melalui budaya. Jika dilihat pada Komunitas Etnis India Tamil yang ada di Kampung Madras identitas etnis adalah apa yang mereka tunjukkan pada etnis lain. Apalagi saat ini Kampung Madras juga banyak di datangi oleh etnis lain yang ada di Kota Medan, seperti Tionghoa, Batak, Jawa serta Minang. Adanya identitas etnis Tamil dapat membedakan mereka dengan etnis lain. Hal tersebut bisa dilihat dari pargaulan mereka dan atribut yang mereka pakai. Komunitas Tamil dan masyarakat etnis lain sebagai masyarakat asli Medan memiliki banyak perbedaan budaya. Perbedaan itu seperti bahasa, adat kebiasaan sehari-hari serta nilai atau norma yang dianut. Mengenai hal ini, kita pasti menyadari bahwa komunikasi antarbudaya pasti terjadi. Usaha untuk menjalin komunikasi antarbudaya dalam praktiknya bukanlah hal yang sederhana. Lewis dan Slade menguraikan tiga kawasan yang paling problematika dalam lingkup pertukaran antarbudaya, yaitu kendala bahasa, perbedaan nilai dan perbedaan pola perilaku kultural (Rahardjo, 2005: 54). Dalam penelitian ini, identitas etnis dalam komunikasi antarbudaya menjadi penting untuk diperhatikan, mengingat pembahasan identitas etnis selama ini masih kurang disadari. Perlu diketahui saat berkomunikasi dalam lingkup komunikasi antarbudaya, pernahkah seseorang itu menyadari dirinya sebagai bagian dari satu kelompok etnis tertentu, dan lawan bicaranya sebagai anggota kelompok etnis lain. Fokus Masalah Adapun yang menjadi fokus masalah adalah: 1. Bagaimanakah proses komunikasi antarbudaya pada Komunitas India Tamil di Kampung Madras? 2. Bagaimanakah peran identitas etnis dalam komunikasi antarbudaya pada Komunitas India Tamil di Kampung Madras Medan? 3. Apa saja upaya-upaya yang dilakukan masyarakat Komunitas India Tamil di Kampung Madras dalam mempertahankan identitas etnis? Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan penelitian adalah: 1. Mengetahui proses komunikasi antarbudaya pada Komunitas India Tamil di Kampung Madras kota Medan. 2. Mengetahui peran identitas etnis dalam komunikasi antarbudaya pada Komunitas India Tamil di Kampung Madras kota Medan. 3. Mengetahui upaya-upaya yang dilakukan masyarakat Komunitas India Tamil di Kampung Madras dalam mempertahankan identitas etnis. KAJIAN LITERATUR Komunikasi Antar Budaya Secara sederhana komunikasi adalah sebuah proses penyampaian pesan atau simbol. Sedangkan budaya berasal dari kata buddhi, yang artinya budi atau 3

akal. Kebudayaan diartikan sebagai hal yang berkaitan dengan budi atau akal (Lubis, 2012: 10). Tindakan komunikasi berasal dari konsep kebudayaan. Kontribusi latarbelakang kebudayaan dinilai sangat penting pada perilaku komunikasi seseorang dalam memahami makna-makna terhadap komunikasi yang bersumber dari kebudayaan yang berbeda. Komunikasi antar dua orang atau lebih yang berbeda latarbelakang budaya itu dikenal sebagai komunikasi antarbudaya. Secara kompleks komunikasi antarbudaya dipahami sebagai proses komunikasi pernyataan diri antar pribadi yang paling efektif antara dua orang yang saling berbeda latar belakang budaya (Liliweri, 2004: 10). Interaksionisme Simbolik Komunikasi verbal maupun non verbal yang terjadi dalam proses komunikasi antarbudaya terkandung dalam teori interaksi simbolik. Interaksi simbolik berusaha memahami perilaku manusia dari sudut pandang subjektivitas. Perilaku manusia harus dilihat sebagai proses yang memungkinkan manusia membentuk serta mempertimbangkan ekspektasi orang lain saat berinteraksi. Esensi interaksi simbolik adalah suatu aktivitas yang merupakan siri khas manusia, seperti komunikasi dan pertukaran simbol yang diberi makna. Menurut teoritis interaksi simbolik, kehidupan sosial pada dasarnya adalah interaksi manusia dengan menggunakan simbol-simbol (Mulyana, 2001: 71). Komunikasi melibatkan proses verbal dan nonverbal. Komunikaasi verbal adalah proses penyampaian makna secara lisan atau tulisan yaitu berupa kata, frase atau kalimat yang diucapkan dan didengar. Komunikasi nonverbal adalah proses yang dijalani seseorang saat menyampaikan makna dengan isyarat nonverbal yang akan dimaknai oleh orang lain. Proses nonverbal meliputi isyarat, ekspresi wajah, kontak mata, postur dan gerakan tubuh sentuhan, pakaian, artefak, diam, temporalitas dan ciri paralinguistik (Mulyana, 2001: 79). Identitas Etnis Istilah identitas etnis bermakna sama dengan etnisitas (ethnicity), konsep diri kultural atau rasial. Istilah-istilah ini kadang-kadang digunakan identik atau punya makna yang sama oleh para ahli (Mulyana dan Rahmat, 2005: 151). Identitas etnis sendiri merupakan bentuk spesifik dari identitas budaya. Ting- Toomey dalam Rahardjo, mendefinisikan identitas kultural merupakan perasaan (emotional significance) dari seseorang untuk ikut dalam memiliki (sense of belonging) atau berafiliasi dengan kultur tertentu (Rahardjo, 2005: 1-2). Identitas merupakan produk dari keanggotaan seseorang dalam suatu kelompok. Seperti yang bisa dipahami dari Ting-Tomey yaitu manusia memperoleh dan mengembangkan identitas mereka melalui interaksi dalam kelompok budaya mereka. Selanjutnya perkembangan identitas terdapat dalam proses keluarga dan sosialisasinya dipengaruhi oleh budaya lain dan perkembangan pribadinya (Samovar, 2010: 194). Identitas awal berasal dari keluarga, di mana mulai untuk belajar secara budaya mengenai kepercayaan, nilai dan peranan sosial. 4

Pendekatan Terhadap Identitas Etnis Ada dua pendekatan terhadap identitas etnis yaitu pendekatan objektif (struktural) dan pendekatan subjektif (fenomenologis). Pendekatan objektif melihat sebuah kelompok etnis sebagai kelompok yang bisa dibedakan dari kelompok-kelompok lainnya berdasarkan ciri-ciri budayanya seperti bahasa, agama atau asal-usul kebangsaan. Sedangkan pendekatan subjektif merumuskan etnisitas (identitas etnis) sebagai suatu proses dalam di mana orang-orang mengalami atau merasakan diri mereka sebagai bagian dari suatu kelompok etnis dan diidentifikasi demikian oleh orang lain dan memusatkan perhatiannya pada keterikatan dan rasa memiliki yang dipersepsi kelompok etnis yang diteliti (Mulyana dan Rahmat, 2005: 152). METODOLOGI PENELITIAN Kampung Madras Kampung Madras merupakan salah satu kelurahan yang ada di Kota Medan, yang luasnya sekitar 10 hektare. Kampung Madras membentang di antara Jalan Zainul Arifin dan Jalan Teuku Umar. Daerah tersebut adalah permukiman orang-orang keturunan India selatan di Kota Medan dengan mayoritas Etnis Tamil. Di kawasan Kampung Madras terdapat kuil Shri Mariamman yang merupakan kuil yang paling tua di Medan berdiri pada tahun 1884. Rumah ibadah agama Hindu tersebut adalah tanda bahwa Kampung Madras merupakan tempat yang pertama kali didatangi oleh masyarakat Etnis India Tamil. Selain India Tamil ada juga beberapa Etnis India lainnya yang juga berdomisili di Kampung Madras seperti Etnis Punjabi dan Syikh. Namun kedua etnis tersebut tidak sebanyak jumlah India Tamil. Uniknya bukan hanya masyarakat India saja yang hidup di Kampung Madras tersebut bahkan Etnis Batak, Minang, Jawa dan Tionghoa pun ada di sana. Penelitian ini berlangsung mulai bulan April hingga Juni 2014. Metode Penelitian Metodologi penelitian yang digunakan yaitu dengan pendekatan kualitatif dengan menggunakan studi kasus. Penelitian dengan pendekatan kualitatif adalah memusatkan perhatian pada prinsip umum agar dapat memahami ataupun memaknai dari gejala sosial yang terjadi dalam masyarakat (Bungin, 2006: 300). Studi Kasus Studi kasus adalah suatu pendekatan untuk mempelajari, menerangkan, atau menginterpretasi sauatu kasus (cases) dalam konteksnya secara natural tanpa adanya intervensi dari pihak luar (Salim, 2001: 93). Studi kasus merupakan riset dengan menggunakan sumber data yang banyak untuk menjelaskan berbagai aspek individu, kelompok, organsisasi atau suatu peristiwa secara sistematis. Instrument pengumpulan data dapat menggunakan wawancara mendalam, observasi, kuesioner, rekaman dan bukti lainnya. 5

Objek Penelitian Objek penelitian sebutan untuk orang atau sesuatu yang diteliti. Objek merujuk pada masalah atau tema yang sedang teliti (Idrus, 2009: 91). Objek penelitian merupakan sifat dari suatu benda, orang atau yang menjadi pusat perhatian dan sasaran penelitan dapat berupa kuantitas dan kualitas. Adapun yang menjadi objek penelitian ini adalah peran identitas etnis dalam komunikasi antarbudaya. Subjek Penelitian Subjek penelitian merupakan individu, benda atau organisme yang dijadikan sumber informasi dalam pengumpulan data penelitian, dengan kata lain subjek penelitian disebut juga sebagai informan. Pemilihan subjek dilakukan dengan teknik snowball sampling (bola salju). Dengan teknik ini, jumlah informan yang akan menjadi subjeknya akan terus bertambah sesuai dengan kebutuhan dan terpenuhinya informasi (Idrus, 2009: 97). Teknik Pengumpulan Data Adapun pengumpulan data dalam penelitian ini adalah: 1. Wawancara mendalam (in-depth interview) Wawancara mendalam adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara, di mana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama (Bungin, 2006: 108). 2. Observasi Observasi merupakan metode pengumpulan data yang digunakan pada riset kualitatif. Hal yang diobservasi adalah interaksi (perilaku) dan percakapan yang terjadi antara subjek yang diriset (Kriyantono, 2012:110). Observasi lain yaitu penelitian kepustakaan. Observasi ini dilakukan dengan mengumpulkan data yang ada mengenai permasalahan dengan membaca atau mencari literature yang bersangkutan dengan penelitian, untuk mendukung penelitian. Penelitian kepustakaan ini dilakukan melalui buku-buku, majalah, surat kabar, jurnal, internet dan sebagainya. Teknik Analisis Data Adapun teknik analisis data dalam penelitian ini adalah: 1. Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan dan sebagai tranformasi data yang muncul dari catatancatatan di lapangan. 2. Penyajian data yaitu sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan simpulan dan pengamatan tindakan. 3. Penarikan kesimpulan dalam hal ini simpulan tergantung pada besarnya kumpulan catatan di lapangan. PEMBAHASAN 6

Proses komunikasi antarbudaya yang terjadi pada masyarakat India Tamil dengan berbagai etnis lainnya yang ada di Kampung Madras pada umumnya berjalan secara efektif. Proses komunikasi yang terjadi antarbudaya terjadi antara pemberi dan penerima pesan berbeda latarbelakang budaya. Bila dikaji penduduk Kampung Madras saat ini bukan hanya masyarakat India Tamil, banyak masyarakat pendatang penduduk asli Medan yang masuk ke sana seperti Batak, Minang, Jawa bahkan Tionghoa. Proses komunikasi antarbudaya yang ada di sana dapat memahami makna-makna komunikasi yang bersumber dari latarbelakang kebudayaan yang berbeda yang mereka miliki. Hal tersebut dilihat dari hubungan dan komunikasi penduduk India Tamil yang ada di sana dengan masyarakat pendatang lainnya terjalin baik dengan toleransi yang tinggi. Proses komunikasi antarbudaya di Kampung Madras dapat memahami makna-makna komunikasi yang bersumber dari latarbelakang kebudayaan yang berbeda yang mereka miliki. Hal tersebut dilihat dari hubungan dan komunikasi penduduk India Tamil yang ada di sana dengan masyarakat pendatang lainnya terjalin baik dengan toleransi yang tinggi. Bergaul dengan semua etnis dan terbiasa hidup dalam kemajemukan yang ada disana membuat proses komunikasi antarbudaya diantara mereka juga berjalan efektif. Fungsi dari budaya adalah cara berkomunikasi, keadaan komunikasi, bahasa dan gaya bahasa yang digunakan sehari-hari. Perbedaan kebudayaan antara masyarakat etnis Tamil dengan etnis lainnya yang ada di Kampung Madras tidak menghambat adanya proses komunikasi antarbudaya di antara mereka. Pada komunikasi antarbudaya dapat dilihat dari identitas etnis yang dimiliki suatu kelompok atau komunitas tertentu. Identitas etnis atau etnisitas terbentuk lewat interpretasi realitas fisik dan sosial sebagai pemilik atribut-atribut etnis. Identitas etnis berkembang melalui internalisasi pengkhasan diri oleh orang lain yang dianggap penting, tentang siapa aku dan siapa orang lain berdasarkan latar belakang etnis mereka (Mulyana, 2001: 231). Mengenai pengkhasan dalam masyarakat India Tamil yang ada di Kampung Madras biasanya ditandai dengan atribut yang biasa digunakan. Mereka menggunakannya dalam kehidupan seharihari seperti pottu, kalung, dan gelang. Lainnya halnya dengan pakaian khas India Tamil yang digunakan hanya saat beribadah dan saat ada perayaan hari besar atau sebuah acara. Identitas etnis sebenarnya bentuk identitas budaya yang dilihat sebagai kumpulan ide tentang kepemilikan keanggotaan kelompok etnis. Hal ini menyangkut pengetahuan, kesadaran, komitmen dan perilaku terkait etnisnya. Artinya, identitas etnis dibangun atas kesadaran akan budaya yang dimiliki. Bahkan melalui konteks budaya lah, identitas etnis dipertukarkan dan dipelajari dari generasi ke generasi. Identitas etnis masyarakat Komunitas Etnis India Tamil di Kampung Madras tentunya mendapatkan kebudayaan yang dibawa oleh para leluhur dan diwariskan dari generasi ke generasi. Kekurangan masayarakat etnis India Tamil di Kampung Madras saat ini adalah kebiasaan dalam penggunaan atau pengaplikasian kebudayaan dalam kehidupan sehari-hari. Agar identitas itu tetap ada bukan hanya dengan memberitahukan saja namun tidak membiasakannya. Membiasakan menggunakan bahasa Tamil dalam lingkungan keluarga. Membiasakan diri atau keluarga secara 7

sadar atau tidak mereka akan tetap mempertahankannya. Selain itu juga usaha untuk mencari tahu sendiri kebudayaan asli India Tamil sangat jarang dijumpai. Seperti misalnya beberapa dari informan yang berusaha sendiri dalam hal mempertahankan identitas etnisnya dengan membaca literatur dan menonton televisi tentang kebudayaan asli India Tamil. Apalagi anak muda saat ini kurang memanfaatkan teknologi yang ada dalam hal mempertahankan identitas entis mereka. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Beberapa simpulan yang dapat diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Proses komunikasi antarbudaya pada Komunitas India Tamil di Kampung Madras kota Medan terjalin dengan baik dan toleransi yang cukup tinggi antar sesama etnis maupun berlainan etnis. 2. Peran identitas etnis Tamil ternyata tampaknya tidak terlalu dipertahankan. Mereka lebih sering menggunakan Bahasa Indonesia dari pada bahasa Tamil. Atribut sebagai penanda identitas etnis seperti pottu, gelang dan kalung pada masyarakat India Tamil di Kampung Madras masih mereka gunakan dalam kehidupan sehari-hari. 3. Upaya-upaya yang dilakukan masyarakat Komunitas India Tamil di Kampung Madras dalam mempertahankan identitas etnis melalui warisan secara turun-temurun dari lingkungan keluarga. Saran Saran yang akan dikemukakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Hendaknya masyarakat Komunitas Etnis India Tamil tetap memiliki rasa keinginan untuk mencari tahu nilai-nilai kebudayaannya sendiri mulai dari keluarga, lingkungan sekitar atau pun dengan literatur yang lain agar kebudayaan etnis India Tamil tidak hilang ditelan zaman. 2. Meskipun Kampung Madras kini dipadati oleh penduduk lain selain masyarakat etnis India Tamil diharapkan agar anak mudanya tidak terpengaruh dan tetap bisa melestarikan kebudayaan etnis India Tamil. 3. Penelitian ini diharapkan bisa menjadi acuan dalam melihat identitas etnis yang dimiliki etnis pendatang dan minoritas. Serta juga bisa dijadikan referensi untuk penelitian sejenis pada kondisi yang berbeda. DAFTAR PUSTAKA Sumber buku Bungin, Burhan. 2006. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Raja Grafindo Perkasa Idrus, Muhammad. 2009. Metode Penelitian Ilmu Sosial : Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif. Yogyakarta: Erlangga Koentjaraningrat. 2011. Pengantar Ilmu Antropologi I. Jakarta: PT Rineka Cipta Kriyantono, Rachmat. 2012. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana. 8

Liliweri, Alo. 2004. Dasar-Dasar Komunikasi Antarbudaya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Lubis, Lusiana Andriani. 2012. Pemahaman Praktis Komunikasi AntarBudaya. Medan: USU Press Mulyana, Deddy dan Jalaluddin Rakhmat. 2005. Komunikasi Antarbudaya Panduan Berkomuniaksi Dengan Orang-Orang Berbeda Budaya. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Mulyana, Dedy. 2001. Metode Penelitain Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Rahardjo, Turnomo. 2005. Menghargai Perbedaan Kultural. Jakarta: PT. Ripteka Salim, Agus. 2001. Teori Paradigma Penelitian Sosial. Yogyakarta: PT Tiara Wacana Yogya Samovar, dkk. 2010. Komunikasi Lintas Budaya. Jakarta: Salemba Humanika Sinar, Tuanku Luckman. 2008. Orang India Di Sumatera Utara. Medan: Forkala SUMUT Sumber internet Pemerintah Kota Medan. 2013. Jumlah penduduk Kota Medan tahun 2013 dalam http://www.pemko.go.id/. Diakses Tanggal 25 Januari 2014. 9