AKTIVITAS KOMUNIKASI ORANG TUA DENGAN ANAK TUNARUNGU

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "AKTIVITAS KOMUNIKASI ORANG TUA DENGAN ANAK TUNARUNGU"

Transkripsi

1 AKTIVITAS KOMUNIKASI ORANG TUA DENGAN ANAK TUNARUNGU (Studi Kasus Aktivitas Komunikasi Verbal dan Nonverbal Orang Tua dengan Anak Tunarungu di SLB Negeri Kota Kisaran) DIAN ANDHYKA PUTRY ABSTRAK Penelitian ini berjudul Aktivitas Komunikasi Orang Tua dengan Anak Tunarungu (Studi Kasus Aktivitas Komunikasi Verbal dan Nonverbal Orang Tua dengan Anak Tunarungu di SLB Negeri Kota Kisaran). Tujuan penelitian ini adalah untuk menggambarkan aktivitas komunikasi verbal dan nonverbal yang dialami orang tua dengan anak tunarungu. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan studi kasus. Kerangka analisis dalam penelitian ini menggunakan model Miles dan Huberman dan dilakukan pada sembilan informan orang tua anak tunarungu, terdiri dari enam orang ibu dan tiga orang ayah dengan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam dan observasi nonpartisipan. Hasil penelitian ini menemukan bahwa komunikasi orang tua dengan anak tunarungu masih terbatas pada aktivitas sehari-hari. Aktivitas komunikasi verbal orang tua anak tunarungu masih berbentuk lisan memerlukan bantuan komunikasi nonverbal. Isyarat emblems dan illustrator memiliki banyak variasi untuk setiap makna tertentu yang disampaikan dan belum tentu sama antara informan yang satu dengan informan yang lainnya. Isyarat spasial berupa jarak intim dan digunakan semua informan. Isyarat vokal tidak banyak mendukung keberhasilan komunikasi dan hanya berlaku bagi anak tunarungu yang dapat mendengar suara dalam frekuensi tertentu. Bahasa isyarat baku belum dapat diterapkan meskipun terdapat empat informan yang sudah menguasainya karena anak tidak mengerti dan memahami bahasa isyarat baku. Kata kunci: Komunikasi Verbal, Komunikasi Nonverbal, Tunarungu. 1

2 Konteks Masalah Keberadaan manusia sebagai makhluk sosial tidak terlepas dari kegiatan komunikasi dengan manusia lainnya. Panca indera memiliki peranan penting dalam jalinan komunikasi antar manusia. Apabila salah satu indera tidak ada, manusia akan sulit menjalin komunikasi, misalnya tunarungu. Tunarungu adalah keadaan kehilangan pendengaran yang mengakibatkan seseorang tidak dapat menangkap berbagai rangsangan, sehingga mengalami hambatan dalam perkembangan bahasa. Perlu adanya penanaman sikap positif pada orang tua agar anak tunarungu dapat berkembang dan mencapai potensi yang dimilikinya. Salah satunya adalah kemampuan berbahasa anak, yang pertama kali didapat dari keluarga, khususnya pengasuh utama (Tubbs & Moss, 2008:219). Sekolah Luar Biasa Negeri Kota Kisaran, Kabupaten Asahan adalah satu-satunya lembaga pendidikan di Kota Kisaran bagi anak berkebutuhan khusus seperti anak tunarungu. SLB Negeri dapat berperan sebagai agen sosialisasi pengenalan bahasa isyarat Indonesia dan sebagai agen pembentuk pengetahuan dan keterampilan berbahasa penyandang tunarungu. Penelitian ini ingin melihat bagaimana bentuk pesan dalam komunikasi verbal dan nonverbal yang digunakan orang tua dan anak tunarungu dalam aktivitas komunikasinya. Atas dasar inilah peneliti tertarik untuk mengetahui lebih jauh mengenai aktivitas komunikasi verbal dan nonverbal orang tua dengan anak tunarungu di SLB Negeri Kota Kisaran, Kabupaten Asahan.

3 Fokus Masalah Fokus masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimana bentuk aktivitas komunikasi verbal dan nonverbal orang tua dengan anak tunarungu di SLB Negeri Kota Kisaran, Kabupaten Asahan? Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah: 1. Menggambarkan karakteristik orang tua dengan anak tunarungu. 2. Menggambarkan aktivitas komunikasi verbal orang tua dengan anak tunarungu. 3. Menggambarkan aktivitas komunikasi nonverbal orang tua dengan anak tunarungu. KAJIAN PUSTAKA Komunikasi Verbal. Komunikasi verbal adalah komunikasi menggunakan kata-kata (verbs), baik lisan maupun tulisan. Bentuk komunikasi verbal adalah bahasa, yang dapat dibayangkan sebagai sistem simbol, yang digunakan untuk membentuk pesan-pesan verbal. Komunikasi Nonverbal. Komunikasi nonverbal menggunakan tanda melalui tubuh. Klasifikasi pesan dikategorikan menjadi isyarat spasial, isyarat temporal, isyarat visual, dan isyarat vokal (Tubbs & Moss, 2008: ). Fungsi komunikasi nonverbal yaitu: untuk

4 menekankan, melengkapi, menunjukkan kontradiksi, mengatur, mengulangi, menggantikan (DeVito, 1997:177). Bahasa Isyarat. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (dalam Kuswarno, 2008:158) bahasa isyarat adalah salah satu media yang membantu komunikasi sesama tunarungu dalam masyarakat yang lebih luas. Interaksi Simbolik. George Herbert Mead menyatakan bahwa orang bertindak berdasarkan makna simbolik yang muncul di dalam sebuah situasi tertentu, karena makna diciptakan dari interaksi pada sebuah realitas. Blumler mengajukan tiga premis utama yang mendasari interaksi simbolik (Kuswarno, 2008:22), yaitu: 1. Manusia bertindak terhadap manusia lainnya berdasarkan makna-makna yang diberikan kepada mereka. 2. Makna itu diperoleh dari hasil interaksi sosial yang dilakukan oleh orang lain. 3. Makna-makna tersebut disempurnakan di saat proses interaksi sosial sedang berlangsung. Manajemen Makna Terkoordinasi Manajemen makna terkoordinasi merujuk pada bagaimana individu menetapkan aturan untuk menciptakan dan menginterpretasikan makna, dan bagaimana aturan-aturan tersebut terjalin dalam percakapan. Pearce dan Cronen (dalam West dan Turner, 2009:119) menggunakan hierarki makna sebagai suatu model dalam mengkoordinasikan makna. Tiga hasil yang mungkin muncul yaitu mereka mencapai koordinasi, tidak mencapai koordinasi, mencapai koordinasi pada tingkat tertentu.

5 METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dalam bentuk studi kasus, melalui wawancara mendalam (depth interview) dan observasi dengan menggunakan teknik analisis data model Miles dan Huberman yang terdiri dari tiga alur kegiatan yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi. Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah aktivitas komunikasi verbal dan nonverbal orangtua dengan anak tunarungu di SLB Negeri Kisaran. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah orang tua dari anak tunarungu yang dipilih dengan teknik purposive sampling dengan kriteria: orangtua dari anak tunarungu di SLB Negeri Kisaran, memiliki waktu luang, dan bersedia diwawancarai. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian ini dimulai pada 14 Mei sampai 28 Juni Di bawah ini adalah tabel hasil penelitian untuk memudahkan pembaca melihat hasil penelitian. Tabel 4.1 Karakteristik Umum Orang Tua Anak Tunarungu Nama No. informan/u mur 1. Ibu Vicky/ (28 tahun) Agama/ suku Islam/ Batak Pend. terakhir Pekerjaan Pendapatan keluarga/ bulan SMA Ibu Rumah Tangga Rp ,00

6 2. Ibu Putri/ (34 tahun) 3. Ibu Rida/ (28 tahun) 4. Ibu Ilham/ (41 tahun) 5. Ibu Dandi/ (28 tahun) 6. Ibu Wulan/ (30 tahun) 7. Ayah Dhepa/ (31 tahun) 8. Ayah Rizal/ (35 tahun) 9. Ayah Aldo/ (50 tahun) Islam/ Jawa M.Ts Ibu Rumah Tangga Rp ,00 Islam/ SMP Ibu Rumah Tangga Rp ,00 Jawa Islam/ SMP Ibu Rumah Tangga Rp ,00 Batak Islam/ SMP Ibu Rumah Tangga Rp ,00 Batak Islam/ Wirausaha Rp ,00 Jawa Islam/ STM Buruh harian lepas Rp ,00 Batak Islam/ SMA Wiraswata Rp ,00 Batak Kristen/ SMA Wiraswasta Rp ,00 Batak Sumber: Hasil Penelitian Tabel 4.2 Aktivitas Komunikasi Orang Tua Anak Tunarungu No. Nama informan 1. Ibu Vicky Usia/kelas anak 6 tahun Kelas 1 2. Ibu Putri 6 tahun Kelas 1 3. Ibu Rida 7 tahun Kelas 1 4. Ibu Ilham 8 tahun Kelas 1 5. Ibu Dandi 6. Ibu Wulan 7. Ayah Dhepa 11 tahun Kelas 2 8 tahun Kelas 2 6 tahun Kelas 1 Kesediaan menemani di sekolah/alasan Bersedia/ Anak belum bisa mandiri di sekolah Bersedia/ Anak belum bisa mandiri di sekolah Bersedia/ Anak belum bisa mandiri di sekolah Kadang-kadang/ Anak belum bisa mandiri di sekolah Bersedia/ Anak belum bisa mandiri di sekolah Kadang-kadang/ Ingin melatih anaknya untuk belajar mandiri di sekolah Hanya mengantar jemput/ Anak sudah Perlakuan orang tua pada anak tunarungu Berbeda dengan anak normal, Sama dengan anak normal, Sama dengan anak normal, Sama dengan anak normal, Sama dengan anak normal, jika anak tidak mau Sama dengan anak normal, Sama dengan anak normal, tidak

7 8. Ayah Rizal 9. Ayah Aldo 12 tahun Kelas 4 9 tahun Kelas 3 mandiri di sekolah Hanya mengantar jemput/ Anak sudah mandiri di sekolah Hanya mengantar jemput/ Anak sudah mandiri di sekolah Sumber: Hasil Penelitian Sama dengan anak normal, tidak Berbeda dengan anak normal, tidak melonggarkan disiplin bersekolah Tabel 4.3 Klasifikasi Hasil Wawancara Mengenai Bentuk Pesan Verbal Dalam Aktivitas Komunikasi Orang Tua No. Nama 1. Ibu Vicky 2. Ibu Putri 3. Ibu Rida 4. Ibu Ilham Bentuk Pesan Verbal Oral/Lisan Makan, mandi, minum, tidur, sekolah, mama, ayah, kakek, nenek, abang, adik, bermain, terima kasih, maaf, pulang. Menonton televisi, bermain laptop, pergi jalan-jalan. Bobo (tidur), mimik (minum), makan, pulang, tidak boleh, sekolah, PR, jajan, teman, mamak, ayah, abang, kakak, nenek dari ibu, nenek dari ayah. Tulisan Bantuan Pesan Nonverbal - Isyarat gerakan tangan, - Tidak ada - Isyarat gerakan bibir. Makan (mam) - Isyarat gerakan bibir. Mandi di sungai, minum, tidur, susu, rindu, sekolah, PR, belajar, warnet, mamak, ayah, adik, nenek, kakek, sakit, teman, maaf, terima kasih, malam hari, jalan-jalan, kibod, rumah sepupu, minta ampun, memancing, tampar. - Isyarat gerakan tangan, Makan, minum, tidur, mandi, belajar, sekolah, PR, mamak, - Isyarat gerakan tangan,

8 5. Ibu Dandi 6. Ibu Wulan 7. Ayah Dhepa 8. Ayah Rizal 9. Ayah Aldo ayah, kakak, abang, adik, kakek, nenek, Minta maaf, jalan-jalan, pulang. Menonton televisi, bermain - Tidak ada Makan, minum, mandi, meminta jajan, pulang, sekolah, mamak, ayah, adik, nenek, kakek, mati, jalan-jalan, maaf, memancing, tidur. Bermain, menonton televisi, tidur. Mamak, ayah, nenek, abang, Maya, terima kasih Makan, minum, tidur, mandi, Minta maaf, pulang, pergi. - Isyarat gerakan tangan, - Tidak ada - Isyarat gerakan bibir. Isyarat gerakan tangan, Sekolah, mengerjakan PR - Tidak ada Ayah, mamak, adik (Ouli) - Isyarat gerakan bibir. Belajar, sekolah, mengerjakan - Isyarat gerakan tangan, PR, makan, minum, mandi, pergi, bermain dengan teman, tidur. Sekolah, ayah, kakak, abang, adik, kakek, nenek, mamak, maaf, pergi, makan, minum. Mencuci piring, menyapu, bermain bola, mengerjakan PR, mandi, tidur. Makan, minum, tidur, mandi, ayah, mamak, abang, kakak, Sekolah, maaf, terima kasih/baik, tidak baik, naik sepeda motor, naik mobil. Sumber: Hasil Penelitian - Isyarat gerakan tangan, - Tidak ada - Isyarat gerakan tangan, Tabel 4.4 Klasifikasi Hasil Wawancara Mengenai Bentuk Pesan Nonverbal Dalam Aktivitas Komunikasi Orang Tua No Nama informan 1. Ibu Vicky jarak intim, Bentuk pesan nonverbal yang digunakan Spasial Temporal Visual Vokal - gerakan tangan, gerakan wajah Bahasa isyarat baku Menguasai

9 2. Ibu Putri jarak intim, 3. Ibu Rida jarak intim, 4. Ibu Ilham jarak intim, 5. Ibu Dandi jarak intim, 6. Ibu jarak intim, Wulan 7. Ayah Dhepa 8. Ayah Rizal 9. Ayah Aldo jarak intim, jarak intim, jarak intim, - gerakan tangan, gerakan bibir Volume agak besar Menguasai - gerakan tangan, Volume Menguasai gerakan bibir agak besar - gerakan tangan, - Tidak gerakan wajah menguasai - gerakan tangan - Tidak menguasai - gerakan tangan, Volume Menguasai gerakan wajah, agak besar gerakan bibir - gerakan tangan, - Tidak gerakan bibir menguasai - gerakan tangan - Tidak menguasai - gerakan tangan - Tidak menguasai Sumber: Hasil Penelitian Pembahasan Pada dasarnya aktivitas komunikasi orang tua dan anak tunarungu berdasarkan kegiatan sehari-hari. Komunikasi verbal melalui tulisan tidak dapat dilakukan karena anak tunarungu belum ada yang memahami makna tulisan. Pesan verbal lisan masih memerlukan bantuan isyarat nonverbal berupa gerakan tangan. Komunikasi nonverbal berperan penting dalam aktivitas komunikasi orang tua. Dalam penelitian ini jenis gerakan tubuh yang paling banyak digunakan adalah illustrator, dan emblems dengan gerakan tangan dan gerakan wajah. Isyarat spasial (jarak intim dan ) selalu dipakai karena keharusan menyentuh anak sebelum memulai komunikasi. Isyarat vokal hanya dipakai oleh Ibu Putri, Ibu Rida, Ibu Wulan, dan Ayah Dhepa karena anak mampu mendengar suara dalam frekuensi tertentu.

10 Bahasa isyarat baku belum dapat diterapkan meskipun telah dipelajari orang tua. Anak sering kebingungan dan tidak mengerti makna bahasa isyarat baku ketika diajarkan, sehingga informan kembali pada isyarat nonverbal sebelumnya. Orang tua dan anak tunarungu telah sepakat untuk memberikan simbol (verbal dan nonverbal) pada makna. Hal ini berkaitan dengan asumsi Blumer yaitu: 1. Manusia bertindak terhadap manusia lainnya berdasarkan makna yang diberikan orang lain. Orang tua dan anak tunarungu menyepakati sebuah makna simbol yang sama melalui tindakan mereka. 2. Makna diperoleh dari hasil interaksi sosial yang dilakukan oleh orang lain. Tidak ada manusia yang lahir dan langsung mengetahui makna dari suatu simbol sebaliknya tanpa adanya interaksi sosial terlebih dahulu. 3. Makna-makna tersebut disempurnakan saat proses interaksi sosial sedang berlangsung. Setelah memperoleh makna, manusia memilih makna-makna yang lebih berarti baginya dan memodifikasinya dalam konteks dimana ia berada. Makna dalam komunikasi memiliki aturan-aturan yang terjalin dalam sebuah percakapan dimana makna selalu dikoordinasikan. Manajemen Makna Terkoordinasi dapat menjelaskan aturan tersebut melalui hierarki makna dalam percakapan antara orang tua dan anak tunarungu. 1. Level isi merupakan awal dimana data mentah dikonversikan menjadi makna. Ketika anak tunarungu menyampaikan sebuah pesan (simbol nonverbal) kepada orang tua, maka

11 orang tua berada pada level isi (orang tua mengonversi simbol yang diamatinya menjadi makna). 2. Level tindak tutur adalah tindakan yang kita lakukan melalui berbicara. Pada level tindak tutur, orang tua atau anak akan merespon makna dengan verbal dan/atau nonverbal. Pada level tindak tutur, respon bergantung pada konversinya terhadap makna. Ada kemungkinan orang tua mengerti makna yang disampaikan anak atau tidak mengerti. 3. Level episode mendeskripsikan konteks dimana orang bertindak dan kita melihat pengaruh konteks terhadap makna. Episode merupakan hal yang tidak pasti karena aktor sering berada pada episode yang beragam. Level episode akan beragam bentuknya sesuai dengan tindak tutur yang dilakukan orang tua atau anak dan dipengaruhi oleh budaya mereka masing-masing. 4. Level hubungan merupakan kesepakatan dan pengertian antara dua orang dalam memberikan batasan-batasan pada tindakan dan perilaku. Level hubungan lebih menekankan pada bagaimana batasan orang tua dan anak dalam berperilaku selama komunikasi terjadi. 5. Naskah kehidupan adalah kelompok episode masa lalu dan masa kini yang menciptakan sistem makna yang datanya dikelola bersama dengan orang lain. Pada level naskah kehidupan, orang tua memunculkan kembali pengalaman komunikasinya di masa lalu dalam dirinya saat ini. Pada level ini orang tua atau anak yang menentukan seperti apa komunikasi selanjutnya nanti.

12 6. Level pola budaya adalah gambaran mengenai dunia dan bagaimana hubungan seseorang dengan hal tersebut. Orang tua mengaitkan nilai-nilai yang dianut oleh keluarga pada anak agar anak memahami nilai dalam percakapan itu. Level pola budaya ini juga mempengaruhi level-level sebelumnya yaitu episode, hubungan, dan naskah kehidupan. Koordinasi dalam hierarki makna tidak selamanya tercapai. Koordinasi tercapai bila orang tua dan anak tunarungu memiliki koordinasi makna yang sama dari level isi hingga budaya. Koordinasi tidak tercapai bila mulai dari level isi, orang tua tidak dapat memahami makna yang ingin disampaikan oleh anak. Sedangkan koordinasi tercapai pada level tertentu terjadi bila orang tua dan anak sepakat untuk menengahi level isi yang tidak sama tersebut. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil analisis, maka dapat disimpulkan: 1. Orang tua dalam penelitian ini memberikan perlakuan sama pada anak tunarungu seperti anak normal agar tidak manja, kecuali Ibu Vicky dan Ayah Aldo yang memberikan perhatian khusus. Sebagian besar informan (Ibu Vicky, Ibu Putri, Ibu Rida, Ibu Ilham, dan Ibu Dandi) masih melonggarkan kedisiplinan dan tidak memaksakan anak pergi ke sekolah. Ibu Wulan, Ayah Rizal, Ayah Dhepa, dan Ayah Aldo selalu mengantar anak ke sekolah setiap hari.

13 2. Aktivitas komunikasi verbal orang tua masih dalam bentuk lisan dan belum dapat menggunakan tulisan. Aktivitas komunikasi verbal umumnya memerlukan dampingan komunikasi nonverbal. Beberapa orang tua seperti Ibu Vicky, Ibu Ilham, Ibu Dandi, Ibu Wulan, dan Ayah Rizal memiliki beberapa kegiatan yang tidak memiliki simbol verbal tetapi dilakukan oleh anak. 3. Aktivitas komunikasi nonverbal orang tua sangat penting perannya karena fungsinya sebagai pendamping dan pengganti. Isyarat spasial (jarak intim dan ) digunakan semua informan. Isyarat vokal tidak banyak mendukung keberhasilan komunikasi karena hanya berlaku bagi anak tunarungu yang dapat mendengar suara dalam frekuensi tertentu. Isyarat visual adalah isyarat yang paling banyak membantu keberhasilan komunikasi orang tua dan anak tunarungu. Isyarat emblems dan illustrator memiliki banyak variasi untuk setiap makna yang disampaikan dan belum tentu sama pada tiap informan. Bahasa isyarat baku belum dapat diterapkan orang tua meskipun sudah menguasainya karena anak tidak mengerti dan memahami bahasa isyarat baku. Saran Berdasarkan kesimpulan diatas maka peneliti merasa perlu untuk mengajukan beberapa saran seperti studi kasus mengenai aktivitas komunikasi verbal dan nonverbal orang tua dengan anak tunarungu ini tentu masih memiliki banyak kekurangan dan

14 memerlukan perbaikan. Diharapkan nantinya akan ada penelitian lanjutan terkait aktivitas komunikasi orang tua dan anak tunarungu yang dapat menggali fakta lebih luas lagi. Dengan metodologi dan teori yang berbeda agar tercipta keragaman dalam penelitian. DAFTAR PUSTAKA DeVito, Joseph A Komunikasi Antar Manusia. Jakarta: Professional Books. Kuswarno, Engkus Etnografi Komunikasi: Suatu Pengantar dan Contoh Penelitiannya. Bandung: Widya Padjadjaran. Tubbs, Stewart L. dan Sylvia Moss Human Communication: Prinsip-Prinsip Dasar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. West, Richard dan Lynn H. Turner Pengantar Teori Komunikasi: Analisis dan Aplikasi. Jakarta: Salemba Humanika.

AKTIVITAS KOMUNIKASI ORANG TUA DENGAN ANAK TUNARUNGU

AKTIVITAS KOMUNIKASI ORANG TUA DENGAN ANAK TUNARUNGU AKTIVITAS KOMUNIKASI ORANG TUA DENGAN ANAK TUNARUNGU (Studi Kasus Aktivitas Komunikasi Verbal dan Nonverbal Orang Tua dengan Anak Tunarungu di SLB Negeri 017700 Kota Kisaran) DIAN ANDHYKA PUTRY ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu yang Relevan Banyak sekali penelitian yang telah dilakukan sebelumnya mengenai etnografi komunikasi. Untuk mendukung penelitian ini, penelitian yang sudah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Manusia merupakan makhluk sosial yang memerlukan interaksi dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Manusia merupakan makhluk sosial yang memerlukan interaksi dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Manusia merupakan makhluk sosial yang memerlukan interaksi dengan sesamanya dengan salah satunya berkomunikasi. Komunikasi merupakan suatu hal yang saling mengirim

Lebih terperinci

BAB IV INTERPRESTASI HASIL PENELITIAN. telah dipilih selama penelitian berlangsung. Selain itu juga berguna untuk

BAB IV INTERPRESTASI HASIL PENELITIAN. telah dipilih selama penelitian berlangsung. Selain itu juga berguna untuk BAB IV INTERPRESTASI HASIL PENELITIAN A. ANALISIS DATA PENELITIAN Dalam penelitian kualitatif analisis data merupakan tahap yang bermanfaat untuk menelaah data yang diperoleh dari beberapa informan yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, dan cara menarik kesimpulan yang bertujuan memperbaiki. prosedur dan kriteria baku dalam penelitian ilmiah.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, dan cara menarik kesimpulan yang bertujuan memperbaiki. prosedur dan kriteria baku dalam penelitian ilmiah. 59 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah suatu pembelajaran tentang metode ilmiah yang meliputi penetapan masalah penelitian, premis, hipotesis, tujuan, kegunaan, tinjauan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. bermanfaat untuk menalaah data yang diperoleh dari beberapa informan yang. dengan proses pengumpulan data dilapangan

BAB IV ANALISIS DATA. bermanfaat untuk menalaah data yang diperoleh dari beberapa informan yang. dengan proses pengumpulan data dilapangan 70 BAB IV ANALISIS DATA A. Temuan Penelitian Dalam penelitian kualitatif analisis data merupakan tahap yang bermanfaat untuk menalaah data yang diperoleh dari beberapa informan yang telah dipilih selama

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. proses perkenalan melalui interaksi antar SFCK, interaksi antara anggota

BAB IV ANALISIS DATA. proses perkenalan melalui interaksi antar SFCK, interaksi antara anggota BAB IV ANALISIS DATA A. Temuan Penelitian 1. Proses komunikasi interpersonal anggota SFCK di awali dengan tahap proses perkenalan melalui interaksi antar SFCK, interaksi antara anggota SFCK dan interaksi

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Kesimpulan akhir dari penelitian ini dikemukakan berdasarkan

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Kesimpulan akhir dari penelitian ini dikemukakan berdasarkan 136 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Kesimpulan akhir dari penelitian ini dikemukakan berdasarkan rumusan masalah yang menjadi acuan dalam melakukan penelitian. Berdasarkan analisis data yang peneliti dapatkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. pada orang tua dengan anak dan berdasarkan data-data yang telah. disajikan dalam Bab III didapatkan, sebagai berikut:

BAB IV ANALISIS DATA. pada orang tua dengan anak dan berdasarkan data-data yang telah. disajikan dalam Bab III didapatkan, sebagai berikut: 74 BAB IV ANALISIS DATA A. Temuan Penelitian Dari hasil penelitian yang dilakukan di keluarga Bapak Mardianto, pada orang tua dengan anak dan berdasarkan data-data yang telah disajikan dalam Bab III didapatkan,

Lebih terperinci

STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM MENGEMBANGKAN KEMANDIRIAN ANAK USIA DINI (Studi Kasus Pada Sekolah Alam Bukit Hijau Medan) HELFRAN F SIPAYUNG

STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM MENGEMBANGKAN KEMANDIRIAN ANAK USIA DINI (Studi Kasus Pada Sekolah Alam Bukit Hijau Medan) HELFRAN F SIPAYUNG STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM MENGEMBANGKAN KEMANDIRIAN ANAK USIA DINI (Studi Kasus Pada Sekolah Alam Bukit Hijau Medan) HELFRAN F SIPAYUNG 100904084 Abstrak Skripsi ini berisi penelitian mengenai strategi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam menggali informasi yang dibutuhkan dari para penyedia data. Kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. dalam menggali informasi yang dibutuhkan dari para penyedia data. Kemampuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemampuan komunikasi merupakan salah satu faktor yang penting dalam menggali informasi yang dibutuhkan dari para penyedia data. Kemampuan komunikasi merupakan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : akomodasi, jawa, batak, interaksi

ABSTRAK. Kata kunci : akomodasi, jawa, batak, interaksi ABSTRAK Judul Skripsi : Pengalaman Akomodasi Komunikasi (Kasus: Interaksi Etnis Jawa dengan Etnis Batak) Nama : Osa Patra Rikastana NIM : 14030111140104 Jurusan : Ilmu Komunikasi Geografis Indonesia yang

Lebih terperinci

1. a. Seberapa sering kamu dan seluruh keluargamu menghabiskan waktu bersamasama? b. Apa saja yang kamu lakukan bersama dengan keluargamu?

1. a. Seberapa sering kamu dan seluruh keluargamu menghabiskan waktu bersamasama? b. Apa saja yang kamu lakukan bersama dengan keluargamu? Lampiran 1 Kerangka Wawancara Anamnesa Dimensi Cohesion Separateness/Togetherness 1. a. Seberapa sering kamu dan seluruh keluargamu menghabiskan waktu bersamasama? b. Apa saja yang kamu lakukan bersama

Lebih terperinci

PERILAKU KOMUNIKASI REMAJA DENGAN LINGKUNGAN SOSIAL DARI KELUARGA SINGLE PARENT. Disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan Pendidikan Strata 1

PERILAKU KOMUNIKASI REMAJA DENGAN LINGKUNGAN SOSIAL DARI KELUARGA SINGLE PARENT. Disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan Pendidikan Strata 1 PERILAKU KOMUNIKASI REMAJA DENGAN LINGKUNGAN SOSIAL DARI KELUARGA SINGLE PARENT Skripsi Disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan Pendidikan Strata 1 Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia terkenal dengan keragaman budayanya. Ragam budaya yang terdapat di Indonesia memiliki nilai-nilai budaya yang tinggi di tiap-tiap penganutnya.

Lebih terperinci

PENGALAMAN KOMUNIKASI REMAJA YANG DIASUH OLEH ORANGTUA TUNGGAL

PENGALAMAN KOMUNIKASI REMAJA YANG DIASUH OLEH ORANGTUA TUNGGAL PENGALAMAN KOMUNIKASI REMAJA YANG DIASUH OLEH ORANGTUA TUNGGAL SUMMARY SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan Pendidikan Strata 1 Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Lebih terperinci

PENDAMPINGAN ORANGTUA DENGAN AKTIVITAS ANAK MENONTON TELEVISI

PENDAMPINGAN ORANGTUA DENGAN AKTIVITAS ANAK MENONTON TELEVISI PENDAMPINGAN ORANGTUA DENGAN AKTIVITAS ANAK MENONTON TELEVISI (Studi kasus pada keluarga di Perumahan Meranti Permai, Kecamatan Siantar utara, Kota Pematangsiantar) Julius Osvaldo Situmorang 100904041

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sangat berperan penting di samping bahasa tulis. Percakapan itu terjadi apabila

I. PENDAHULUAN. sangat berperan penting di samping bahasa tulis. Percakapan itu terjadi apabila I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Taman kanak-kanak merupakan salah satu sarana pendidikan yang baik dalam perkembangan komunikasi anak sejak usia dini. Usia empat sampai enam tahun merupakan masa

Lebih terperinci

Bab 7 Memilih dan Belajar Bahasa

Bab 7 Memilih dan Belajar Bahasa Bab 7 Memilih dan Belajar Bahasa Bila seorang anak merasa nyaman menggunakan ketrampilan berkomunikasi dasar yang diuraikan di Bab 4, dia siap untuk belajar suatu bahasa. Seorang anak yang tunarungu atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai makhluk sosial, komunikasi menjadi hal terpenting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai makhluk sosial, komunikasi menjadi hal terpenting dalam kehidupan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai makhluk sosial, komunikasi menjadi hal terpenting dalam kehidupan yang mana manusia tidak bisa terhindar dari proses komunikasi. Pentingnya proses komunikasi

Lebih terperinci

MANAJEMEN DIRI UNTUK MENGELOLA KETIDAKPASTIAN DAN KECEMASAN DALAM KOMUNIKASI ANTARBUDAYA MAHASISWA ASAL KALIMANTAN BARAT DI SURAKARTA

MANAJEMEN DIRI UNTUK MENGELOLA KETIDAKPASTIAN DAN KECEMASAN DALAM KOMUNIKASI ANTARBUDAYA MAHASISWA ASAL KALIMANTAN BARAT DI SURAKARTA MANAJEMEN DIRI UNTUK MENGELOLA KETIDAKPASTIAN DAN KECEMASAN DALAM KOMUNIKASI ANTARBUDAYA MAHASISWA ASAL KALIMANTAN BARAT DI SURAKARTA Naskah Publikasi Skripsi Ilmu Komunikasi Oleh: DESTRIADI YUNAS JUMASANI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bagi seseorang telah menjadi kebutuhan pokok dan hak-hak dasar baginya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bagi seseorang telah menjadi kebutuhan pokok dan hak-hak dasar baginya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan bagi seseorang telah menjadi kebutuhan pokok dan hak-hak dasar baginya selaku warga negara, mempunyai peranan yang sangat penting dalam mengembangkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sedangkan pedoman wawancara (semi terstruktur) dan pengamatan langsung menyangkut

BAB III METODE PENELITIAN. sedangkan pedoman wawancara (semi terstruktur) dan pengamatan langsung menyangkut BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini, peneliti menguraikan metode dan teknik penelitian yang akan dijadikan acuan dalam menganalisis data. A. Desain Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemampuan komunikasi lisan dianggap mencerminkan kemampuan komunikasi lisan seorang anak secara keseluruhan. Komunikasi lisan terdiri dari berbagai bunyi yang dibuat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan suatu proses atau kegiatan yang sukar dihindari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan suatu proses atau kegiatan yang sukar dihindari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan suatu proses atau kegiatan yang sukar dihindari dalam kehidupan sehari-hari, komunikasi merupakan suatu hal yang penting dalam berbagai strategi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak mampu mendengar atau kurang mampu mendengar suara. Anak tuna rungu

BAB I PENDAHULUAN. tidak mampu mendengar atau kurang mampu mendengar suara. Anak tuna rungu 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Tunarungu diambil dari kata Tuna dan Rungu. Tuna artinya kurang dan rungu artinya pendengaran. Orang atau anak dikatakan tuna rungu apabila ia tidak mampu mendengar

Lebih terperinci

Komunikasi dan Etika Profesi

Komunikasi dan Etika Profesi Modul ke: 01Fakultas Ekonomi & Bisnis Program Studi Manajemen Komunikasi dan Etika Profesi Perspektif Komunikasi Dosen : Nia Kusuma Wardhani, S.Kom, MM. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk sosial

Lebih terperinci

BABI. PENDAillJLUAN. Ketika anak mulai menginjak masa awal kanak-kanak (2-6 tahun), anak

BABI. PENDAillJLUAN. Ketika anak mulai menginjak masa awal kanak-kanak (2-6 tahun), anak BABI PENDAillJLUAN 1.1. Latar Belakang Ketika anak mulai menginjak masa awal kanak-kanak (2-6 tahun), anak memerlukan perhatian dan pengawasan dari orangtua atau orang dewasa disekitarnya. Hal ini penting

Lebih terperinci

PERILAKU REMAJA PENGGUNA GAME ONLINE

PERILAKU REMAJA PENGGUNA GAME ONLINE PERILAKU REMAJA PENGGUNA GAME ONLINE (Studi Deskriptif Kualitatif Perilaku Remaja Pengguna Game Online di Saribudolok Kecamatan Silimakuta Kabupaten Simalungun) Saidah H. Naibaho 100904120 ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

KOMUNIKASI PADA KELOMPOK KLIEN BERBEDA BY. NS. SRI EKA WAHYUNI, S.KEP

KOMUNIKASI PADA KELOMPOK KLIEN BERBEDA BY. NS. SRI EKA WAHYUNI, S.KEP KOMUNIKASI PADA KELOMPOK KLIEN BERBEDA BY. NS. SRI EKA WAHYUNI, S.KEP Komunikasi pada masa dewasa Kematangan fisik, mental dan kemampuan sosial (+) Peran & tanggungjawab serta tuntutan sosial telah menuntut

Lebih terperinci

MEMAHAMI ANTILOKUSI PADA POLISI

MEMAHAMI ANTILOKUSI PADA POLISI MEMAHAMI ANTILOKUSI PADA POLISI Skripsi Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan Pendidikan Strata 1 Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro Penyusun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Komunikasi merupakan aktivitas makhluk sosial. Menurut Carl I. Hovland (dalam Effendy, 2006: 10) komunikasi adalah proses mengubah perilaku orang lain. Dalam praktik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan salah satu kebutuhan manusia, sekaligus dasar

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan salah satu kebutuhan manusia, sekaligus dasar 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan salah satu kebutuhan manusia, sekaligus dasar eksistensi suatu masyarakat yang dapat menentukan struktur suatu masyarakat dalam suatu

Lebih terperinci

DATA DAN ANALISA PERANCANGAN B. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ESTETIKA FUNGSI PRODUK RANCANGAN

DATA DAN ANALISA PERANCANGAN B. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ESTETIKA FUNGSI PRODUK RANCANGAN III. DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI Kegitatan yang kita lakukan sehari-hari banyak menggunakan air seperti mandi, mencuci, minum dan masih banyak lain sebagainya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi dilakukan oleh setiap orang sejak zaman dahulu sampai sekarang. Sebagai makhluk sosial, setiap orang tentu melakukan interaksi dengan orang lain.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diinginkan karena adanya keterbatasan-keterbatasan, baik fisik maupun mental.

BAB I PENDAHULUAN. diinginkan karena adanya keterbatasan-keterbatasan, baik fisik maupun mental. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Setiap manusia berharap dilahirkan dalam keadaan yang normal dan sempurna, akan tetapi tidak semua manusia mendapatkan kesempurnaan yang diinginkan karena adanya keterbatasan-keterbatasan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia sebagai makhluk sosial, dituntut untuk memiliki berbagai keterampilan. Salah satu keterampilan yang harus dimiliki yaitu keterampilan berkomunikasi.

Lebih terperinci

3.2 Partisipan Penelitian/sumber data

3.2 Partisipan Penelitian/sumber data BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian kualitatif dengan pendekatan studi deskriptif. Studi deskriptif merupakan alat untuk

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Hasil Penelitian 1. Data Umum Hasil Penelitian a. Profil Desa 1) Demografi Desa Caruban mempunyai jumlah penduduk 4.927 Jiwa. Tabel 4.1 Statistik penduduk

Lebih terperinci

Apa respons masyarakat terhadap individu yang sukses atau gagal dalam hidup?

Apa respons masyarakat terhadap individu yang sukses atau gagal dalam hidup? PENGASUHAN POSITIF KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN KELUARGA 2017 Apa respons masyarakat terhadap

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. SLB B YRTRW Solo dalam mengakses informasi berita televisi Seputar

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. SLB B YRTRW Solo dalam mengakses informasi berita televisi Seputar BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Dari pembahasan mengenai cara tuna rungu non alat bantu dengar di SLB B YRTRW Solo dalam mengakses informasi berita televisi Seputar Indonesia RCTI, maka dapat

Lebih terperinci

KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA TUNARUNGU DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DIDASARKAN PADA TEORI SCHOENFELD

KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA TUNARUNGU DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DIDASARKAN PADA TEORI SCHOENFELD KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA TUNARUNGU DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DIDASARKAN PADA TEORI SCHOENFELD DI SMALB DHARMA BAKTI DHARMA PERTIWI BANDAR LAMPUNG MUJIB Pendidikan Matematika, IAIN Raden Intan Lampung,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan (ide, gagasan) dari satu

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan (ide, gagasan) dari satu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan (ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi diantara keduanya. Melalui komunikasi,

Lebih terperinci

PROSES KOMUNIKASI ANTARPRIBADI DALAM KELUARGA IBU BEKERJA

PROSES KOMUNIKASI ANTARPRIBADI DALAM KELUARGA IBU BEKERJA PROSES KOMUNIKASI ANTARPRIBADI DALAM KELUARGA IBU BEKERJA (Studi Deskriptif Kualitatif Proses Komunikasi Antarpribadi Ibu Bekerja dengan Suami dan Anak dalam Keluarga Ibu Bekerja pada Subbagian Tata Laksana

Lebih terperinci

PERAN SIGNIFICANT OTHERS

PERAN SIGNIFICANT OTHERS PERAN SIGNIFICANT OTHERS DALAM PEMBENTUKAN KONSEP DIRI (Studi Kasus tentang Peran Romo dalam Pembentukan Konsep Diri Kaum Muda melalui Komunikasi Interpersonal di Gereja Paroki Santa Maria Assumpta Babarsari)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam melakukan penelitian, peneliti membutuhkan sistematika yang jelas

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam melakukan penelitian, peneliti membutuhkan sistematika yang jelas BAB III METODE PENELITIAN Dalam melakukan penelitian, peneliti membutuhkan sistematika yang jelas tentang langkah-langkah yang akan diambil sehubungan dengan tujuan penelitian yang ingin dicapainya. Sukmadinata

Lebih terperinci

KOMUNIKASI ADAPTASI KELUARGA DALAM REMARRIAGE SUMMARY SKRIPSI. Disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan Pendidikan Strata 1.

KOMUNIKASI ADAPTASI KELUARGA DALAM REMARRIAGE SUMMARY SKRIPSI. Disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan Pendidikan Strata 1. KOMUNIKASI ADAPTASI KELUARGA DALAM REMARRIAGE SUMMARY SKRIPSI Disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan Pendidikan Strata 1 Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berdasarkan Pendataan Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat tahun 2014, terdapat 15.096 orang penyandang tunarungu/wicara. Data ini tersebar di seluruh kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya. Perkembangan anak terjadi melalui beberapa tahapan dan setiap

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya. Perkembangan anak terjadi melalui beberapa tahapan dan setiap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap anak mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan dalam hidupnya. Perkembangan anak terjadi melalui beberapa tahapan dan setiap tahapan mempunyai ciri

Lebih terperinci

SOSIALISASI KEMANDIRIAN KERJA ANAK PETANI MISKIN ( STUDI KASUS: KELUARGA PETANI MISKIN DI NAGARI TALU KECAMATAN TALAMAU KABUPATEN PASAMAN BARAT )

SOSIALISASI KEMANDIRIAN KERJA ANAK PETANI MISKIN ( STUDI KASUS: KELUARGA PETANI MISKIN DI NAGARI TALU KECAMATAN TALAMAU KABUPATEN PASAMAN BARAT ) SOSIALISASI KEMANDIRIAN KERJA ANAK PETANI MISKIN ( STUDI KASUS: KELUARGA PETANI MISKIN DI NAGARI TALU KECAMATAN TALAMAU KABUPATEN PASAMAN BARAT ) Dewifebrina 1 Dra. Fachrina,M.Si 2 Erningsih,S.Sos 3 Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Deniaty Sinaga, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Deniaty Sinaga, 2015 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Komunikasi adalah hal yang sangat mendasar bagi setiap makhluk hidup. Ziberman (dalam Mulyana, 2000, hlm. 4) merumuskan bahwa tujuan komunikasi dapat dibagi

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA. Jalan Babarsari No.

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA. Jalan Babarsari No. Proses Identifikasi Rumah Sakit Siloam Sriwijaya Palembang (Studi Kualitatif tentang Upaya Penerimaan Publik dengan Pendekatan Dramatisme Kenneth Burke ) Stephani Agustina/ MC Ninik Sri Rejeki Abstrak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (PTK). PTK merupakan salah satu pendekatan dalam penelitian yang berbasis

BAB III METODE PENELITIAN. (PTK). PTK merupakan salah satu pendekatan dalam penelitian yang berbasis 42 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang dipergunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK merupakan salah satu pendekatan dalam penelitian yang berbasis pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa merupakan sarana yang sangat penting bagi kehidupan manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa merupakan sarana yang sangat penting bagi kehidupan manusia untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan sarana yang sangat penting bagi kehidupan manusia untuk berkomunikasi. Sebagai alat komunikasi, bahasa mempunyai kaidah-kaidah yang sudah disepakati

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk hidup sosial yang tidak dapat hidup sendiri dan saling membutuhkan satu sama lain, selain makhluk sosial manusia juga membutuhkan yang namanya

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mereka dapat

BAB V PEMBAHASAN. mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mereka dapat BAB V PEMBAHASAN Menurut Ratna Megawangi, pendidikan karakter adalah sebuah usaha untuk mendidik anak agar dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Manusia diciptakan dengan berbagai kesempurnaan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Manusia diciptakan dengan berbagai kesempurnaan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia diciptakan dengan berbagai kesempurnaan. Kesempurnaan yang diciptakan tidak hanya dilihat dari segi fisik namun kelebihaannya yang dimilikinya. Pada

Lebih terperinci

Pendekatan pendidikan yang benar bagi anak tunarungu sangat berpengaruh pada pemenuhan kompetensi belajar mereka. Santrock (2004: 222) menambahkan

Pendekatan pendidikan yang benar bagi anak tunarungu sangat berpengaruh pada pemenuhan kompetensi belajar mereka. Santrock (2004: 222) menambahkan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Wajib belajar 12 tahun merupakan salah satu program pemerintah di bidang pendidikan sehingga semua anak Indonesia wajib masuk sekolah baik itu siswa biasa maupun siswa

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR

KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Buku Deteksi dan Stimulasi Perkembangan Anak Usia 0-36 bulan ini dikembangkan oleh peneliti untuk dijadikan pedoman bagi kader posyandu dalam rangka mengamati perkembangan

Lebih terperinci

PASAR SEBAGAI SARANA KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA (Studi Deskriptif Pedagang Pasar Segiri Samarinda)

PASAR SEBAGAI SARANA KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA (Studi Deskriptif Pedagang Pasar Segiri Samarinda) ejournal lmu Komunikasi, 2014, 2 (1): 155-165 ISSN 0000-0000, ejournal.ilkom.fisip-unmul.ac.id Copyright 2014 PASAR SEBAGAI SARANA KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA (Studi Deskriptif Pedagang Pasar Segiri Samarinda)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menetap dari hasil interaksi dan pengalaman lingkungan yang melibatkan proses

BAB I PENDAHULUAN. menetap dari hasil interaksi dan pengalaman lingkungan yang melibatkan proses BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan kegiatan yang fundamental dalam pendidikan, dimana dalam belajar terjadi tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap

Lebih terperinci

KONSEP DIRI DALAM KOMUNIKASI ANTARPRIBADI (Studi Kasus pada Anggota Language and Cultural Exchange Medan) RICO SIMANUNGKALIT

KONSEP DIRI DALAM KOMUNIKASI ANTARPRIBADI (Studi Kasus pada Anggota Language and Cultural Exchange Medan) RICO SIMANUNGKALIT KONSEP DIRI DALAM KOMUNIKASI ANTARPRIBADI (Studi Kasus pada Anggota Language and Cultural Exchange Medan) RICO SIMANUNGKALIT 100904069 ABSTRAK Penelitian ini berjudul Konsep Diri dalam Komunikasi Antarpribadi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Komunikasi merupakan hal terpenting dalam melakukan interaksi. Komunikasi adalah pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih dengan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Judi Perjudian adalah permainan di mana pemain bertaruh untuk memilih satu pilihan di antara beberapa pilihan dimana hanya satu pilihan saja yang benar dan menjadi

Lebih terperinci

repository.unisba.ac.id BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Bukti eksistensi warga muslim Tionghoa di kota Bandung yaitu kita dapat

repository.unisba.ac.id BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Bukti eksistensi warga muslim Tionghoa di kota Bandung yaitu kita dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Bukti eksistensi warga muslim Tionghoa di kota Bandung yaitu kita dapat melihat Masjid Lautze di sekitaran Jalan Tamblong. Bangunan dengan dominan warna berwarna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial. Ia hanya hidup, berkembang, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial. Ia hanya hidup, berkembang, dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial. Ia hanya hidup, berkembang, dan berperan sebagai manusia dengan berhubungan dan bekerja sama dengan manusia lain. Salah satu

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. Kupang sebagai alat bantu pelajaran Alkitab bagi tunarungu, pesan disampaikan dengan

BAB VI PENUTUP. Kupang sebagai alat bantu pelajaran Alkitab bagi tunarungu, pesan disampaikan dengan BAB VI PENUTUP 5.1.Kesimpulan Berdasar hasil penelitian yang telah dianalisis dan diinterpretasikan, peneliti menarik kesimpulan bahwa dalam video bahasa isyarat yang digunakan Komunitas Bahasa Isyarat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hubungan sosial yaitu hubungan berpacaran atau hubungan romantis.

BAB I PENDAHULUAN. hubungan sosial yaitu hubungan berpacaran atau hubungan romantis. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan aktivitas manusia yang dasar, dengan berkomunikasi manusia melakukan hubungan karena manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. satu potensi mereka yang berkembang ialah kemampuan berbahasanya. Anak dapat

I. PENDAHULUAN. satu potensi mereka yang berkembang ialah kemampuan berbahasanya. Anak dapat I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Taman kanak-kanak merupakan salah satu sarana pendidikan yang baik dalam perkembangan komunikasi anak sejak usia dini. Usia empat sampai enam tahun merupakan masa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Komunikasi Pengertian komunikasi secara umum (Uchjana, 1992:3) dapat dilihat dari dua sebagai: 1. Pengertian komunikasi secara etimologis Komunikasi berasal dari

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Riset Partisipan Berdasarkan Usia

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Riset Partisipan Berdasarkan Usia BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Riset Partisipan Penelitian 4.1.1 Gambaran Riset Partisipan Berdasarkan Usia Berdasarkan usia riset partisipan dikategorikan menjadi 5 yaitu 20-25 tahun,

Lebih terperinci

Bab 2 Anak-anak yang tidak dapat mendengar dengan baik membutuhkan bantuan dini

Bab 2 Anak-anak yang tidak dapat mendengar dengan baik membutuhkan bantuan dini Bab 2 Anak-anak yang tidak dapat mendengar dengan baik membutuhkan bantuan dini Di Dalam tahun-tahun pertama kehidupannya, semua anak, termasuk anakanak tunarungu atau yang tidak dapat mendengar dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang ditujukan untuk menggambarkan

Lebih terperinci

BAB. I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. proses kultural budaya di masa lalu, kini telah berganti sebab. Di masyarakat

BAB. I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. proses kultural budaya di masa lalu, kini telah berganti sebab. Di masyarakat BAB. I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bukan merupakan hal yang tabu ketika terdapat fenomena pernikahan dini yang masih terjadi dewasa ini, pernikahan dini yang awal mulanya terjadi karena proses kultural

Lebih terperinci

Public Speaking. Komunikasi Sebagai Tool Kompetensi Bagi Pembicara yaitu Human Relations melalui Komunikasi NonVerbal dan Verbal. Sujanti, M.Ikom.

Public Speaking. Komunikasi Sebagai Tool Kompetensi Bagi Pembicara yaitu Human Relations melalui Komunikasi NonVerbal dan Verbal. Sujanti, M.Ikom. Public Speaking Modul ke: 03 Ety Fakultas ILMU KOMUNIKASI Komunikasi Sebagai Tool Kompetensi Bagi Pembicara yaitu Human Relations melalui Komunikasi NonVerbal dan Verbal Sujanti, M.Ikom. Program Studi

Lebih terperinci

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Manusia merupakan makhluk sosial, mempunyai rasa peduli terhadap sesama makhluk hidup lainnya, serta manusia memiliki kebutuhan dan kemampuan untuk berkomunikasi dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persada,2007), p.1 2 Jalaluddin Rakhmat, Retorika Modern, pendekatan praktis (Bandung ; PT. Remaja Rosdakarya, 2011), p.1.

BAB I PENDAHULUAN. Persada,2007), p.1 2 Jalaluddin Rakhmat, Retorika Modern, pendekatan praktis (Bandung ; PT. Remaja Rosdakarya, 2011), p.1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai makhluk sosial manusia senantiasa ingin berhubungan dengan manusia lainnya. Ia ingin mengetahui lingkungan sekitarnya, bahkan ingin mengetahui apa yang

Lebih terperinci

Prosiding SNaPP2014 Sosial, Ekonomi, dan Humaniora ISSN EISSN

Prosiding SNaPP2014 Sosial, Ekonomi, dan Humaniora ISSN EISSN Prosiding SNaPP2014 Sosial, Ekonomi, dan Humaniora ISSN 2089-3590 EISSN 2303-2472 STRATEGI KOMUNIKASI TOTAL DAN INTERAKSI SIMBOLIK DENGAN ANAK TUNARUNGU DI SEKOLAH LUAR BIASA (SLB) DHARMA ASIH PONTIANAK

Lebih terperinci

Manfaat Deteksi Dini. Tumbuh Kembang Anak SERI BACAAN ORANG TUA

Manfaat Deteksi Dini. Tumbuh Kembang Anak SERI BACAAN ORANG TUA 03 SERI BACAAN ORANG TUA Manfaat Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Tipe Penelitian. kebutuhan-kebutuhan partisipan (Santoso & Royanto, 2009). Menurut Denzin & Lincoln

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Tipe Penelitian. kebutuhan-kebutuhan partisipan (Santoso & Royanto, 2009). Menurut Denzin & Lincoln 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tipe Penelitian Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif yaitu dengan menggali informasi tentang suatu gejala berdasarkan pengalaman, persepsi,

Lebih terperinci

KONSEP DIRI DALAM PROSES KOMUNIKASI REMAJA GAY (Studi Kasus Konsep Diri dalam Proses Komunikasi Remaja Gay di Kota Medan) AISYAH ARFANI S

KONSEP DIRI DALAM PROSES KOMUNIKASI REMAJA GAY (Studi Kasus Konsep Diri dalam Proses Komunikasi Remaja Gay di Kota Medan) AISYAH ARFANI S KONSEP DIRI DALAM PROSES KOMUNIKASI REMAJA GAY (Studi Kasus Konsep Diri dalam Proses Komunikasi Remaja Gay di Kota Medan) AISYAH ARFANI S 110904020 ABSTRAK Penelitian ini berjudul Konsep Diri Dalam Proses

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian membantu peneliti dalam menjelaskan sistematika mengenai langkah-langkah yang akan diambil beruhubungan dengan tujuan penelitian yang ingin dicapainya. Menurut

Lebih terperinci

Bab 4 Kecakapan Komunikasi Dasar

Bab 4 Kecakapan Komunikasi Dasar Bab 4 Kecakapan Komunikasi Dasar Orang biasanya berkomunikasi dengan menggunakan kata-kata atau isyarat. Tetapi anak-anak mulai berkomunikasi jauh sebelum mereka mempelajari kecakapan-kecakapan ini. Komunikasi

Lebih terperinci

SEKOLAH UNTUK ANAK AUTISTIK

SEKOLAH UNTUK ANAK AUTISTIK SEKOLAH UNTUK ANAK AUTISTIK Oleh Augustina K. Priyanto, S.Psi. Konsultan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus dan Orang Tua Anak Autistik Berbagai pendapat berkembang mengenai ide sekolah reguler bagi anak

Lebih terperinci

(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2014), p.4. 1 Ruben Brent D, dan Lea P Stewart, Komunikasi dan Perilaku Manusia

(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2014), p.4. 1 Ruben Brent D, dan Lea P Stewart, Komunikasi dan Perilaku Manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi adalah suatu proses dalam mana seseorang atau beberapa orang, kelompok, organisasi, dan masyarakat menciptakan, dan menggunakan informasi agar terhubung

Lebih terperinci

Pengaruh Menyimak Cerita terhadap Kemampuan Bercerita Fiksi pada Anak

Pengaruh Menyimak Cerita terhadap Kemampuan Bercerita Fiksi pada Anak Pengaruh Menyimak Cerita terhadap Kemampuan Bercerita Fiksi pada Anak Tri Wahyono Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Abstrak Penulisan makalah ini bertujuan untuk 1) mengetahui apakah menyimak cerita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari seseorang melakukan komunikasi, baik

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari seseorang melakukan komunikasi, baik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari seseorang melakukan komunikasi, baik antarindividu maupun dengan kelompok. Selama proses komunikasi, komunikator memiliki peranan yang sangat

Lebih terperinci

KOMUNIKASI YANG EFEKTIF

KOMUNIKASI YANG EFEKTIF KOMUNIKASI YANG EFEKTIF Oleh: Muslikhah Dwihartanti Disampaikan pada kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat Tahun 2004 Penyuluhan tentang Komunikasi yang Efektif bagi Guru TK di Kecamatan Panjatan A. Pendahuluan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan ( field reseach) dengan metode kualitatif, yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan

Lebih terperinci

KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU DENGAN SISWA TUNARUNGU DI SEKOLAH LUAR BIASA IDAYU PAKIS SKRIPSI

KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU DENGAN SISWA TUNARUNGU DI SEKOLAH LUAR BIASA IDAYU PAKIS SKRIPSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU DENGAN SISWA TUNARUNGU DI SEKOLAH LUAR BIASA IDAYU PAKIS SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang Sebagai Persyaratan

Lebih terperinci

PENYUSUNAN PESAN BISNIS

PENYUSUNAN PESAN BISNIS 1 MODUL 4 ISI MODUL 4 TUJUAN MODUL A. B. C. Perencanaan Pesan Bisnis Pengorganisasian Pesan Bisnis Revisi Pesan Bisnis Setelah mempelajari modul 4 mahasiswa diharapkan mampu Mendiskusikan perencanaan pesanpesan

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI BAGI PENGEMBANGAN DIRI MAHASISWA

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI BAGI PENGEMBANGAN DIRI MAHASISWA EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI BAGI PENGEMBANGAN DIRI MAHASISWA Indah Wahyu Utami, S.T., M.Si. 1, Margaretha Evi Yuliana, S.S, M.Si Teknik Informatika 1, Sistem Informasi 2 STMIK Duta Bangsa Surakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera utara. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera utara. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Komunikasi adalah suatu hal yang tidak bisa dilepaskan dari kehidupan manusia. Kata komunikasi atau communication dalam bahasa Inggris berasal dari kata Latin (communicatio)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode. penelitian kualitatif karena peneliti lebih menekankan pada

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode. penelitian kualitatif karena peneliti lebih menekankan pada BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif karena peneliti lebih menekankan pada kedalaman informasi sehingga sampai pada tingkat

Lebih terperinci

BAHASA ISYARAT SEBAGAI POLA KOMUNIKASI ANAK TUNARUNGU

BAHASA ISYARAT SEBAGAI POLA KOMUNIKASI ANAK TUNARUNGU BAHASA ISYARAT SEBAGAI POLA KOMUNIKASI ANAK TUNARUNGU (Studi Analisis Etnografi Komunikasi pada Anak Tunarungu dalam Film Sebuah Lagu Untuk Tuhan Di SCTV) PROPOSAL SKRIPSI Disusun Oleh: ZUMA KARIMA 1401026117

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. kepada komunikannya, sehingga dapat dapat menciptakan suatu persamaan makna antara

BAB IV ANALISIS DATA. kepada komunikannya, sehingga dapat dapat menciptakan suatu persamaan makna antara BAB IV ANALISIS DATA a. Temuan Penelitian 1. Proses Komunikasi Proses komunikasi adalah bagaimana sang komunikator menyampaikan pesan kepada komunikannya, sehingga dapat dapat menciptakan suatu persamaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. kualitatif deskriptif. Peneliti akan mendeskripsikan secara tertulis hal-hal yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. kualitatif deskriptif. Peneliti akan mendeskripsikan secara tertulis hal-hal yang 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Dalam penelitian ini, rancangan penelitian menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Peneliti akan mendeskripsikan secara tertulis hal-hal yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menurut Mulyana (2010:108), salah satu prinsip komunikasi adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menurut Mulyana (2010:108), salah satu prinsip komunikasi adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Mulyana (2010:108), salah satu prinsip komunikasi adalah setiap perilaku mempunyai potensi komunikasi. Oleh karena itu, manusia tidak dapat tidak berkomunikasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tanggung jawab atas kesejahteraan anak, baik jasmani, kesehatan, rohani serta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tanggung jawab atas kesejahteraan anak, baik jasmani, kesehatan, rohani serta BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak merupakan makhluk kecil ciptaan Allah SWT yang telah diamahkan pada sepasang suami - isteri untuk menjalankan perannya sebagi figur sebagai orangtua. Anak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bicara merupakan salah satu komunikasi yang dilakukan dengan menggunakan alat ucap manusia. Bicara berarti memproduksi suara yang sistematis dari dua aspek yaitu

Lebih terperinci