BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pengumpulan Data Lapangan. konstruksi yang mengikuti tender di Layanan Pengadaan Secara Elektronik

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV METODE PENELITIAN. A. Tahapan Penelitian. Tahapan penelitian ditampilkan dalam bentuk flow chart pada Gambar 4.1.

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Tahapan Penelitian. Tahapan penelitian ditampilkan dalam bentuk flow chart pada Gambar 4.1.

NASKAH SEMINAR STRATEGI HARGA PENAWARAN UNTUK PROYEK KONSTRUKSI DENGAN MODEL FRIEDMAN, ACKOFF & SASIENI

STRATEGI HARGA PENAWARAN PADA TENDER PROYEK KONSTRUKSI DENGAN MEMPERHITUNGKAN FAKTOR RESIKO

ANALISIS HARGA PENAWARAN KONTRAKTOR PADA PROSES PELELANGAN UNTUK MENDAPATKAN NILAI EXPECTED PROFIT DAN MARK UP

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Maraknya pembangunan di Indonesia membuat sektor konstruksi di tanah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masyarakat adil dan makmur yang merata materiil dan spiritual berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kegiatan proyek telah dikenal sejak dahulu, baik membuat rumah tinggal

BAB III LANDASAN TEORI. A. Strategi Penawaran. bergantung pada tujuan perusahaan diantaranya adalah memaksimumkan

BAB III LANDASAN TEORI. A. Strategi Penawaran. disepakati bersama (Nugraha, 1985). Dalam melakukan penawaran, kontraktor

STRATEGI HARGA PENAWARAN DENGAN MEMPERHITUNGKAN FAKTOR RESIKO PADA PROYEK PEMBANGUNAN PERUMAHAN PT.PP. LONSUM DI MUARA RUPIT PROVINSI SUMATERA SELATAN

MODEL STRATEGI PENAWARAN UNTUK PROYEK KONSTRUKSI DI INDONESIA

STRATEGI PENAWARAN UNTUK MEMENANGKAN TENDER PROYEK KONSTRUKSI. Abstrak

BAB III LANDASAN TEORI. A. Strategi Penawaran. penting. Melalui tahap ini maka pihak penawar atau kontraktor harus saling

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya mendapatkan pekerjaan ( proyek ) pada sector jasa konstruksi hampir

SURAT PERNYATAAN. Yang bertanda tangan dibawah ini:

ANALISIS STRATEGI PENAWARAN UNTUK MEMENANGKAN TENDER PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG DI KOTA DENPASAR DENGAN MODEL FRIEDMAN TUGAS AKHIR

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Dalam menyusun strategi penawaran untuk memenangkan tender, model

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Konsultan untuk mendapatkan penawaran bersaing sesuai spesifikasi dan dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Layanan Pengadaan Secara Elektronik. sistem e-procurement (pengadaan secara elektronik) yang dikembangkan oleh

STRATEGI DAN ANALISIS PENETAPAN HARGA PROYEK OLEH KONTRAKTOR TUGAS AKHIR SARJANA STRATA SATU. Oleh: CHANDRA No. Mhs : NPM :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STRATEGI PENAWARAN UNTUK PROYEK KONSTRUKSI DENGAN MODEL FRIEDMAN DAN GATES

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Lembaga Pengadaan barang dan jasa secara elektronik (LPSE) mulai

TUGAS AKHIR METODE STRATEGI PENAWARAN PROYEK KONTRUKSI

STUDI HARGA PENAWARAN DAN FAKTOR PENENTU PEMENANG TENDER PROYEK KONSTRUKSI DI DIY UNTUK KUALIFIKASI NON KECIL (234K)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERMODELAN MARK UP HARGA PENAWARAN KONTRAKTOR PADA PROSES PELELANGAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia sektor jasa konstruksi selama ini sudah terbukti sebagai salah

BAB I PENDAHULUAN. dari hari ke hari. Oleh karenanya strategi menentukan harga penawaran menjadi

STUDI KASUS PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM STRATEGI PENAWARAN PT.BUMI KARSA MENGGUNAKAN MODEL FRIEDMAN. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. serta memberi nilai pada masing-masing kejadian tersebut.

BAB 1 PENDAHULUAN. Untuk melaksanakan pembangunan konstruksi memerlukan kontraktor yang

Adapun pengukuran produktivitas tenaga kerja dapat diketahui dengan beberapa metode sebagai berikut:

Probabilitas dan Statistika Analisis Data Lanjut. Adam Hendra Brata

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi. sasarannya telah digariskan dengan jelas.

STUDI TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BIAYA PENAWARAN KONTRAKTOR PADA SUATU PROYEK KONSTRUKSI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. proyek. Pada tahap awal, estimasi biaya digunakan untuk mengetahui berapa

PENYEMPURNAAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENGGUNAKAN MODEL FRIEDMAN DENGAN BANTUAN MODEL TEORI UTILITAS DAN AHP ( ANALYTIC HIERARCHY PROCESS )

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Project life cycle. Construction. Tender Document. Product

STUDI PENGARUH PERBEDAAN HARGA PENAWARAN DAN HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS) TERHADAP KINERJA PENYELESAIAN PROYEK-PROYEK PEMERINTAH

BAB I PENDAHULUAN. Dalam merencanakan harga suatu proyek, perusahaan. transaksi dalam hal ini adalah antara owner dan kontraktor.

BAB 1 - PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BABn TINJAUAN PUSTAKA. Adapun literatur yang berhubugan dengan masalah yang dibahas dalam tugas akhir

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Minat dan Pengetahuan Dasar Pemesinan serta satu variabel terikat

BAB II LANDASAN TEORI. Biaya merupakan sebuah elemen yang tidak dapat dipisahkan dari aktivitas

BAB III METODE ANALISIS INCREMENTAL

BAB I PENDAHULUAN. penentu baik buruknya pelaksanaan proyek kosntruksi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pengadaan merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BID EVALUATION SYSTEM

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. proyek, serta aspek waktu penyelesaian konstruksi.

Analisa Time Cost-Trade Off Pada Pembangunan Perluasan Rumah Sakit Petrokimia Gresik

lelang, melakukan lelang, sampai tanda tangan kontrak untuk menangani

1.4 Manfaat Manajemen Konstruksi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Faktor-faktor yang mempengaruhi strategi harga penawaran pada

Anggaran dan Borongan ( Rencana Anggaran Biaya Bangunan ), 1990

No. Kode Nilai No. Kode Nilai 1 E K E K E K E K E K E K-06 36

BAB I PENDAHULUAN. Negara berkembang Hal ini dilakukan guna meningkatkan taraf hidup dan

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

Skema harga satuan pekerjaan, yang dipengaruhi oleh faktor bahan/material, upah tenaga kerja dan peralatan dapat dirangkum sebagai berikut :

BAB III METODE PENELITIAN

INFORMASI EKONOMI: MEAN DAN VARIANCE

BAB I PENDAHULUAN. mencari penyedia barang dan jasa. Proses lelang (procurement) biasanya dilakukan

BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ANALISA HARGA SATUAN PEKERJAAN DENGAN ANALISA BOW, HSPK DAN LAPANGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis risiko..., Darma Hendra, FT UI, Universitas Indonesia

IDENTIFIKASI FAKTOR DOMINAN YANG BERPENGARUH PADA KEGAGALAN MEMENANGKAN TENDER DENGAN PENDEKATAN MANAJEMEN RISIKO SKRIPSI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, MEMUTUSKAN:

PENGANTAR PENGADAAN BARANG/JASA

PENILAIAN ACUAN NORMA

MENGHITUNG NILAI RATA-RATA SUATU DISTRIBUSI DATA

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengelolaan risiko..., Mohamad Taufik H.A., FT UI, Universitas Indonesia

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tepat terhadap suatu persoalan dan obyek yang diteliti, yaitu strategi konsultan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pelelangan/Pengadaan Barang atau Jasa Kosntruksi. sampai diselesaikannya seluruh kegiatan untuk memperoleh barang/jasa.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. hasil penelitian yang telah dilakukan adalah sebagai berikut :

LARANGAN NEGOSIASI DALAM PROSES LELANG Oleh Abu Sopian Widyaiswara pada Balai Diklat Keuangan Palembang

TUGAS AKHIR. Evaluasi Efektifitas Pengambilan Keputusan Dalam Lelang Pengadaan Peralatan Laboratorium

ANALISIS FAKTOR PENAWARAN RENDAH PADA PELELANGAN PROYEK DI LINGKUNGAN PEMERINTAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR KUANTITAS BANGUNAN GEDUNG

BAB I PENDAHULUAN. konstruksi, teknologi telah menjadi salah satu upaya pemerintah untuk dapat

BAB II LANDASAN TEORI. berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya. Sistem informasi dapat

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. tertinggi, standar deviasi, varian, modus, dan sebagainya.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh barang dan jasa oleh Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat

PENENTUAN NILAI MARK-UP PADA PROYEK-PROYEK KONSTRUKSI MENGGUNAKAN REGRESI DUMMY. Disampaikan di : RUANG SIDANG JURUSAN TEKNIK SIPIL 17 JANUARI 2012

Pengadaan Barang/Jasa harus sesuai dengan kebutuhan dan sasaran yang telah ditetapkan serta memberikan manfaat yang sebesarbesarnya.

Transkripsi:

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengumpulan Data Lapangan Pengambilan datadata penawaran dilakukan terhadap perusahaan konstruksi yang mengikuti tender di Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Provinsi DKI Jakarta. Data yang diambil adalah data pelelangan pekerjaan konstruksi dari tahun 2013 sampai 2015 yang pelelangannya sudah selesai dilakukan. Ketentuan proyek yang diambil adalah proyek dengan anggaran lebih dari p. dengan minimal perusahaan yang mengikuti lelang sebanyak lima perusahaan. Pada pengumpulan data tahap pertama diperoleh proyek sebanyak proyek dan jumlah pesaing sebanyak perusahaan kontraktor. Banyaknya perusahaan membuat kondisi data tidak ideal untuk diuji sehingga dilakukan seleksi data yang nantinya hanya beberapa data yang digunakan untuk dilakukan penelitian. Dari sekumpulan data yang terkumpul diperoleh proyek konstruksi dengan pesaing yang akan diteliti perilaku penawarannya. Untuk lebih jelas mengenai data tersebut dapat dilihat pada Lampiran 4. B. Pengolahan Data dengan Pendekatan Statistik Data penawaran yang sudah terkumpul dan diseleksi diubah menjadi rasio penawaran terhadap estimasi biaya (bid/cost) yang hasilnya dapat dilihat pada Lampiran 6. Selanjutnya dilakukan analisis dengan menggunakan pendekatan statistik berikut ini :

1. Multi Discrete Distribution Langkah pertama yang dilakukan dengan metode ini adalah mengubah anggaran biaya menjadi estimasi biaya. Sebagai contoh, diambil data penawaran perusahaan A dengan nomor urut 1 pada tabel penawaran Lampiran 4. Diketahui anggaran sebesar = p.... Estimasi Biaya = Anggaran x 90 % = p. x 90 % = p.... Setelah didapat estimasi biaya, dicari rasio penawaran terhadap estimasi biaya sebagai berikut : Harga Penawaran S = p... asio Penawaran = c b = /, Untuk lebih lengkap hasil rasio penawaran dapat dilihat pada Lampiran 6. setelah hasil rasio diperoleh, data rasio dikelompokkan berdasarkan nilai yang dengan interval mark up % sampai %, lebih jelasnya perhatikan Lampiran. Setelah itu dilakukan komulatif dengan mengurangkan tiap data terhadap total data dari masingmasing perusahaan seperti pada Lampiran 8. Selanjutnya dihitung probabilitas menang pada masingmasing rasionya dengan cara membagikan komulatif rasio dengan total penawaran yang dilakukan masingmasing perusahaan. Hasil analisis ditampilkan pada Lampiran 9. Sebagai contoh diambil untuk perusahaan S. Komulatif data =

Total penawaran = Probabilitas menang = / 2. Multi normal Distribution Langkah awal dalam analisis distribusi ini adalah menghitung ratarata, standar deviasi dan varian yang hasilnya disajikan pada Tabel 5.1. Tabel 5.1 nilai Mean, Standar Deviasi dan Varian Multi normal Distribution NO PESAING MEAN TOTAL (X) TOTAL X^2 A 1 D 1 I 1 L 1 S 1 STANDA DEVIASI VAIAN Sebagai contoh analisis Tabel 5.1 diambil data perusahaan S. sebagai berikut : Total asio = + + + =, Mean = Total asio / Total data = / = Untuk mencari standar deviasi perlu dicari terlebih dahulu nilai rasio kuadratnya sebagai berikut :

Total asio = + + + + + + ) Standar Deviasi = = X 2 26,87 X 2 / n 1 28,7316 31 1 2 n / 31 =, Varian = Standar Deviasi =, Untuk mencari probabilitas menang pada Multi normal Distribution, terlebih dahulu harus mencari nilai Z yang berfungsi menentukan angka probabilitas pada tabel distribusi normal. Untuk lebih lengkap hasil analisisnya dapat dilihat pada Lampiran 11. Sebagai contoh hitungannya diambil pada perusahaan S sebagai berikut : Mark Up % +

= Z = ( Mean) / Standar Deviasi = ( ) /, =, Selanjutnya dilihat pada tabel distribusi normal pada komulatif nilai Z. Untuk nilai Z =, didapat probabilitas menang sebesar 0,0. Untuk melihat lengkapnya probabilitas menang seluruh pesaing dapat dilihat pada Lampiran 12. 3. Single normal Distribution Langkah awal dalam menganalisis single normal Distribution adalah menghitung mean, standar deviasi dan varian terhadap rasio tertinggi dan rasio terendah. Hasil analisisnya dapat dilihat pada Tabel 5.2. Tabel 5.2 Mean, Standar Deviasi dan Varian single normal Distribution HASIL STATISTIK 1. Bid / Cost Mean Total X Total X^2 Standar Deviasi Varian 2. Low Bid / Cost Mean Total X Total X^2 Standar Deviasi Varian Perhitungan hasil statistik dibedakan menjadi dua bagian yaitu bid/cost dan low bid/cost dimana bid/cost adalah komulatif rasio tertinggi seluruh proyek,

sedangkan low bid/cost adalah komulatif seluruh rasio terendah pada seluruh tender. Analisis dari seluruh data dapat dilihat pada Lampiran 6 dan Lampiran 13. Setelah selesai perhitungan pada Tabel 5.2 dilanjutkan menghitung nilai Z untuk single normal Distribution terhadap semua pesaing, hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 5.3. Nilai Z di hitung tidak berbeda rumusnya dengan perhitungan Multi normal Distribution, sebagai contoh, diambil pada nilai = sebagai berikut : Mark Up % = Z = ( Mean ) / Standar Deviasi = ( ) /, = Nilai mean dan standar deviasi yang digunakan adalah nilai bid/cost. Hal ini dikarenakan kemungkinan dengan harapan mendapatkan nilai rasio terbesar sehingga memperoleh nilai Z yang besar dan akan memperoleh nilai probabilitas yang besar juga. Probabilitas menang pada single normal Distribution didapat dari tabel distribusi komulatif Z sama seperti Multi normal Distribution, sebagai contoh, nilai didapat niali Z = dari tabel didapat probabilitas 0,. Lebih lengkapnya perhatikan Tabel 5.4

Tabel 5.3 Nilai Z untuk Single normal Distribution semua pesaing =(Mark Up + 1) Z ( 2013 Tabel 5.4 Probabilitas Menang dengan Single normal Distribution P ( 2013 C. Pengolahan Data dengan Model Strategi Penawaran Hasil analisis probabilitas menang menggunakan pendekatan statistik dengan metode Multi Discrete Distribution, Multi normal Distribution dan single normal Distribution digunakan sebagai elemen dalam penggunaan rumus probabilitas dari model strategi penawaran dan menghasilkan profit maksimum. Adapun analisis menggunakan model strategi penawaran sebagai berikut :

1. Friedman Method a. Multi Discrete Distribution Hasil analisis probabilitas menang dengan Multi Discrete Distribution dapat dilihat pada Lampiran 9. Selanjutnya dilakukan perhitungan probabilitas menang menggunakan metode friedman dengan Persamaan dan menghitung Expected profit dengan menggunakan Persamaan. Adapun hasil analisis model friedman dengan Multi Discrete Distribution ditampilkan pada Tabel 5.5. Tabel 5.5 Probabilitas menang dengan Multi Discrete Distribution untuk model Friedman MAK UP ( % ) P win Nilai mark up pada titik dan 1 % dengan probabilitas menang yang dihasilkan adalah maka jika menggunakan mark up % dan 1 % tidak dapat memenangkan tender. Hasil analisis selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 16. Contoh hitungan probabilitas menang dengan Multi Discrete Distribution untuk model friedman pada mark up % adalah sebagai berikut : Mark Up = %

% + ( = P Win = P (Bo<Bi) x P (Bo<B ) x..... x P ( Bo<Bn ) = P mdd1 x P mdd2 x Pmdd3 x..... x P mdd = x x x x =, P mdd adalah Probabilitas menang dari Multi Discrete Distribution yang dapat dilihat pada Lampiran 9. Selanjutnya dihitung Expected profit untuk mengetahui keuntungan maksimum yang akan diperoleh dengan metode friedman. Hasil analisis dapat dilihat pada Tabel 5.6. Dari tabel tersebut didapat mark up optimum sebesar % dengan expected profit yang didapat sebesar %. Hasil perhitungan expected profit Multi Discrete Distribution untuk model friedman selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 17. Tabel 5.6 Expected profit dengan Multi Discrete Distribution untuk model Friedman MAK UP ( % ) E (P)

Axis Title Contoh analisis pada nilai mark up % adalah sebagai berikut : Mark Up = % = E ( P ) = Mark Up x P Win = % x = % 00.000 00.005 00.010 00.015 00.020 00.025 00.030 00.035 00.000 00.000 00.000 00.000 30 25 20 15 00.003 10 5 0 5 10 00.008 00.015 00.023 00.030 Axis Title Gambar 5.1 Hubungan antara Expected Profit dengan Mark up menggunakan Multi Discrete Distribution untuk model Friedman b. Multi normal Distribution Hasil perhitungan probabilitas menang dengan Multi normal Distribution untuk model friedman, dapat dilihat pada Tabel 5.7. Tabel 5.7 Probabilitas menang dengan Multi normal Distribution untuk Model Friedman MAK UP ( % ) P win

Untuk hasil analisis selengkapnya bisa dilihat pada Lampiran 18. Contoh hitungan analisis probabilitas menang dengan Multi normal Distribution untuk model friedman pada nilai mark up % adalah sebagai berikut : Mark Up = % % = P Win = P (Bo<Bi) x P (Bo<B ) x..... x P ( Bo<Bn ) = P mdn1 x P mdn2 x Pmdn3 x..... x P mdn = x x x x P mdn adalah probabilitas menang untuk Multi normal Distribution yang dapat dilihat pada Lampiran. Setelah selesai menghitung probabilitas menang Multi normal Distribution, dilakukan perhitungan expected profit yang disajikan pada Tabel 5.8 dan selengkapnya pada Lampiran 19.

Tabel 5.8 Expected profit dengan Multi normal Distribution untuk model Friedman MAK UP ( % ) E(P) Contoh hitungan pada nilai mark up % adalah sebagai berikut : Mark Up = % = E ( P ) = Mark Up x P Win = % x = % Nilai P Win didapat dari Tabel 5.7. Dari hasil analisis Tabel 5.8 didapatkan mark up optimum % dengan probabilitas expected profit yang didapat sebesar %.

Expected Profit (%) 0.010 0.009 0.008 0.007 0.006 0.005 0.004 0.003 0.002 0.001 0.000 0.001 30 25 20 15 10 5 0 5 10 Mark Up (%) Gambar 5.2 hubungan antara expected profit dengan mark up menggunakan Multi normal Distribution untuk model friedman. c. Single normal Distribution Analisis model friedman untuk single normal Distribution menggunakan Persamaan 3.6 yaitu probabilitas untuk pesaing yang tidak dikenal. Hal ini dikarenakan single normal Distribution hanya diketahui jumlah pesaingnya saja dan tidak diketahui siapa pesaingnya. Probabilitas menang dengan single normal Distribution dengan model friedman disajikan pada Tabel 5.9 dan tampilan lengkapnya pada Lampiran 20. Contoh analisis hitungan pada nilai mark up % sebagai berikut : Mark up = % % P Win = P ( Bo<Ba) n

=, = P ( Bo<Ba) didapat dari probabilitas menang single normal Distribution dari Tabel 5.4. Tabel 5.9 probabilitas menang dengan single normal Distribution untuk model Friedman MAK UP ( % ) P win Setelah selesai menghitung probabilitas menang dengan single normal Distribution untuk model friedman dilanjutkan dengan menghitung expected profit yang caranya sama seperti pengerjaan diatas. Hasil analisis ditampilkan pada Tabel 5.10 dan lengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 21. Tabel 5.10 Expected Profit dengan single normal Distribution MAK UP ( % ) untuk model Friedman E(P)

Expected Profit (%) Contoh analisis hitungan diambil pada nilai mark up % adalah sebagai berikut : Mark Up = % E ( P ) = Mark Up x P Win = x = % Nilai P Win didapat dari Tabel 5.9. dari hasil analisis Tabel 5.10 didapat mark up optimum pada % dengan expected profit maksimum sebesar %. 00.003 00.002 00.002 00.001 00.001 00.000 00.001 30 25 20 15 10 5 0 5 10 Mark Up (%) Gambar 5.3 Hubungan antara expected profit dengan mark up menggunakan single normal Distribution untuk model Friedman

2. Gates Method a. Multi Discrete Distribution Analisis model gates dengan Multi Discrete Distribution menggunakan Persamaan 3.8 yang telah dibahas sebelumnya. Langkah pertama adalah menghitung P Bo<Bi untuk dimasukkan pada Persamaan 3.8 tersebut Hasil dari analisis P Bo<Bi dapat dilihat pada Lampiran 22. Sebagai contoh untuk mencari total rasio probabilitas menang mengikuti langkah sebagai berikut. Diambil contoh pada S interval dengan kata lain mark up % sebagai berikut : = P(Bo<Bi) S = ( 1 P mdd S ) / P mdd A1 = ( 1 ) / P Bo<Bi = P(Bo<Bi) + P(Bo<Bi) +..... + P(Bo<Bi) = + + + + = Nilai P mdd didapat dari analisis Multi Discrete Distribution pada Lampiran 9. Hitungan lengkap mengenai P Bo<Bi) ditampilkan pada Lampiran 22. Setelah mendapatkan hasil perhitungan P Bo<Bi dilanjutkan dengan menghitung probabilitas menang model gates dengan Multi Discrete Distribution. Hasil hitungan ditampilkan dalam Tabel 5.11 atau bisa dilihat tampilan lengkapnya pada Lampiran 23.

Tabel 5.11 Probabilitas menang dengan Multi Discrete Distribution untuk model Gates Contoh diambil pada nilai mark up % adalah sebagai berikut : Mark Up = % MAK UP 20132015 ( % ) P win 30 0,70 1,0000 25 0,75 0,9375 20 0,80 0,7550 15 0,85 0,6049 10 0,90 0,3990 5 0,95 0,1165 0 1,00 0,0166 5 1,05 0,0182 10 1,10 1,0000 = 1 + Mark Up % = P Win = = = Setelah selesai menghitung probabilitas menang model gates dengan Multi Discrete Distribution, dilanjutkan menghitung Expected Profit yang disajikan pada Tabel 5.12 atau pada Lampiran 24. Contoh hitungan diambil pada nilai mark up % adalah sebagai berikut :

Expected Profit (%) Mark Up = % E ( P ) = P Win x Mark Up = 1,0000 x = % P Win didapat dari Tabel 5.11. Tabel 5.12 Expected Profit dengan Multi Discrete Distribution untuk model gates MAK UP ( % ) E (P) Dari Tabel 5.12 dapat dilihat mark up optimum yang dihasilkan sebesar % dengan Expected profit maksimum sebesar 00.015 00.010 00.005 00.000 00.005 00.010 00.015 00.020 00.025 00.030 00.035 00.010 00.001 00.000 00.000 30 25 20 15 10 5 0 5 10 00.009 00.004 00.015 00.023 00.030 Mark Up (%) Gambar 5.4 Hubungan antara Expected Profit dengan Mark Up dengan Multi Discrete Distribution untuk model Gates

b. Multi normal Distribution Analisis model gates dengan Multi normal Distribution sama halnya dengan analisis Multi Discrete Distribution, hanya pada penggunaan data yang berbeda Langkah pertama adalah menghitung P Bo<Bi yang disajikan pada Lampiran 25, dan contoh hitungannya diambil pada S interval nilai sebagai berikut : = P(Bo<Bi) = ( 1 P mdn) / P mdn = ( 1 = P Bo<Bi = P(Bo<Bi) + P(Bo<Bi) +..... + P(Bo<Bi) = + + + = P mdn adalah probabilitas menang Multi normal Distribution pada Lampiran 12. Setelah nilai P Bo<Bi selesai dihitung dilanjutkan dengan menganalisis probabilitas menang menggunakan Persamaan 3.9. hasil perhitungan probabilitas menang model gates dengan Multi normal Distribution disajikan dalam Tabel 5.13 atau pada Lampiran 26. Contoh hitungan diambil pada nilai mark up % sebagai berikut : Mark Up = % = P Win =

= Tabel 5.13 Probabilitas menang dengan Multi normal Distribution untuk model Gates MAK UP ( % ) P win Setelah selesai menghitung probabilitas menang diatas dilanjutkan menghitung expected profit yang akan diperoleh. Hasil analisis ditampilkan pada Tabel 5.14 atau pada Lampiran 27. Tabel 5.14 Expected profit dengan Multi normal Distribution untuk model Gates MAK UP ( % ) E (P)

EXPECTED POFIT (%) Contoh hitungan pada nilai mark up % adalah sebagai berikut : Mark Up = % E ( P ) = P Win x Mark Up x % = % P Win didapat dari Tabel 5.13. Dari Tabel 5.14 dapat dilihat bahwa mark up optimum terletak pada 10 % dengan expected profit maksimum sebesar 8,699 %. 00.010 00.008 00.006 00.004 00.002 00.000 00.002 30 25 20 15 10 5 0 5 10 MAK UP (%) Gambar 5.5 hubungan antara Expected profit dengan mark up menggunakan Multi normal Distribution untuk model Gates c. Single normal Distribution Analisis menggunakan single normal Distribution lebih mudah dari pada analisis menggunakan Multi normal Distribution. Untuk menghitung probabilitas menang model gates single normal Distribution sama dengan probabilitas menang single normal Distribution pada Tabel

5.4. agar lebih jelasnya lagi, probabilitas menang single normal Distribution akan disajikan pada Tabel 5.15 berikut ini : Tabel 5.15 Probabilitas menang single normal Distribution untuk Model Gates MAK UP ( % ) P win Contoh diambil pada nilai mark up % dengan nilai sebagai berikut : Mark Up = % P Win = Probabilitas menang Single normal Distribution Setelah selesai menghitung probablitas menang, dilanjutkan menghitung expected profit yang ditampilkan pada Tabel 5.16 atau Lampiran 29.

EXPECTED POFIT (%) Tabel 5.16 Expected profit dengan single normal Distribution untuk model gates MAK UP 20132015 ( % ) E(P) 30 0,7 0,0000 25 0,75 0,0000 20 0,8 0,0440 15 0,85 0,3030 10 0,9 1,0750 5 0,95 1,6680 0 1 0,0000 5 1,05 4,3950 10 1,1 9,7560 Contoh diambil pada nilai mark up % adalah sebagai berikut: Mark Up = % = E ( P ) = P Win x Mark Up x % Dari Tabel 5.6 didapat mark up optimum sebesar 10 % dengan expected profit maksimum sebesar %. 00.015 00.010 00.005 00.000 00.005 30 25 20 15 10 5 0 5 10 MAK UP (%) Gambar 5.6 Hubungan antara Expected Profit dengan mark up menggunakan single normal Distribution untuk model Gates

3. Ackoff & Sasieni Method Metode ackoff & sasieni hanya mengambil satu data yang merupakan perusahaan dengan penawaran terendah selama rentang pelelangan berlangsung. Namun halnya dilapangan yang terjadi tidak ada sebuah perusahaan yang terus menerus menjadi penawar terendah. Sehingga diambil suatu analisis dengan pendekatan perusahaan yang paling banyak menawarkan harga dengan penawaran terendah meskipun tidak semua penawaran menjadi yang terendah. a. Multi Discrete Distribution Analisis penawaran menggunakan Persamaan 3.11 dimana hanya diambil satu perusahaan saja. Dalam hal ini diambil perusahaan S. Hasil probabilitas menang ditampilkan dalam Tabel 5.17 atau pada Lampiran 30. Tabel 5.17 Probabilitas menang dengan Multi Discrete Distribution untuk model ackoff & sasieni MAK UP 20132015 ( % ) P win 30 0,70 1,0000 25 0,75 0,9677 20 0,80 0,9355 15 0,85 0,8710 10 0,90 0,7742 5 0,95 0,3548 0 1,00 0,0968 5 1,05 0,0000 10 1,10 0,0000 Nilai P Win pada Tabel 5.17 didapat dari Lampiran untuk perusahaan berkode S. Setelah selesai menganalisis probabilitas menang,

dilanjutkan menghitung expected profit yang hasilnya ditampilkan pada Tabel 5.18 atau pada Lampiran 31. Tabel 5.18 Expected profit dengan Multi Discrete Distribution untuk model ackoff & sasieni Untuk menghitung expected profit sama caranya dengan modelmodel sebelumnya yang telah dibahas. Contoh diambil pada nilai mark up % adalah sebagai berikut : Mark Up = % = MAK UP 20132015 ( % ) E (P) 30 0,70 30,0000 25 0,75 24,1935 20 0,80 18,7097 15 0,85 13,0645 10 0,90 7,7419 5 0,95 1,7742 0 1,00 0,0000 5 1,05 0,0000 10 1,10 0,0000 E ( P ) = P Win x Mark Up = x % = % Nilai P Win didapat dari Tabel 5.17 yang merupakan probabilitas menang model ackoff dan sasieni dengan Multi Discrete Distribution. Dari Tabel 5.18 dapat dilihat bahwa mark up optimum didapat sebesar % dengan expected profit sebesar %.

Expected profit (%) 00.000 00.005 00.010 00.015 00.020 00.025 00.030 00.035 30 25 20 15 10 5 0 5 10 Mark Up (%) Gambar 5.7 Hubungan antara Expected Profit dengan Mark Up dengan Multi Discrete Distribution untuk model ackoff & sasieni b. Multi normal Distribution Sama halnya dengan Multi Discrete Distribution, dengan Multi normal Distribution juga diambil satu perusahaan yang merupakan perusahaan dengan penawaran terendah. Dalam hal ini diambil probabilitas menang Multi normal Distribution pada lampiran 12 dengan perusahaan terendah yang diberi kode A. Langkah pertama yang dilakukan adalah menghitung probabilitas menang model ackoff dan sasieni yang sebenarnya sama dengan probabilitas menang Multi Discrete Distribution. Hasil hitungan akan ditampilkan pada Tabel 5.19 atau dapat dilihat hasil selengkapnya pada Lampiran

Tabel 5.19 Probabilitas menang dengan Multi normal Distribution untuk model ackoff & sasieni MAK UP ( % ) P win Setelah selesai menghitung probabilitas menang, dilanjutkan dengan menghitung expected profit yang ditampilkan pada Tabel 5.20 atau lengkapnya pada Lampiran 33. contoh hitungan diambil pada interval mark up % berikut ini : Mark Up = % = E ( P ) = P Win x Mark Up = x % = %

Expected profit (%) Tabel 5.20 Expected profit dengan Multi normal Distribution untuk model ackoff dan saseni MAK UP 20102011 ( % ) E (P) 30 0,70 0,1080 25 0,75 0,4150 20 0,80 1,1880 15 0,85 2,3805 10 0,90 3,3360 5 0,95 2,7585 0 1,00 0,0000 5 1,05 4,4810 10 1,10 9,6640 Dari hasil perhitungan Tabel 5.20 padat dilihat bahwa nilai mark up optimum dihasilkan sebesar % dengan expected profit sebesar % pada nilai sebesar. Tentu saja nilai tersebut tidak bisa dipastikan secara nyata karena sangat bergantung dari penawaran terendah dari masingmasing perusahaan. untuk lebih jelasnya lagi dapat dilihat pada grafik hubungan antara expected profit dengan mark up untuk Multi normal Distribution menggunakan model ackoff & sasieni pada Gambar 5.8. 00.015 00.010 00.005 00.000 00.005 30 25 20 15 10 5 0 5 10 mark up (%) Gambar 5.8 Hubungan antara expected profit dengan mark up menggunakan Multi normal Distribution untuk model ackoff & sasieni

c. Single normal Distribution Model ackoff & sasieni sama persis dengan Multi normal Distribution karena Multi normal Distribution hanya menggunakan satu data. Pada single normal Distribution tidak menggunakan analisis probabilitas menang untuk single normal Distribution karena analisis probabilitas tersebut menggunakan data keseluruhan dari pesaing yang mengikui pelelangan.langkah pertama yang dilakukan adalah menghitung probabilitas menang model ackoff dan sasieni yang sebenarnya sama dengan probabilitas menang Multi Discrete Distribution. Hasil hitungan akan ditampilkan pada Tabel 5.21 atau dapat dilihat tampilan lengkapnya pada Lampiran 34. Tabel 5.21 Probabilitas menang dengan single normal Distribution untuk model ackoff & sasieni MAK UP ( % ) P win Setelah selesai menghitung probabilitas menang, dilanjutkan dengan menghitung expected profit yang ditampilkan pada Tabel 5.22 atau

lengkapnya pada lampiran 35. Contoh hitungan diambil pada interval mark up % berikut ini : Mark Up = % E ( P ) = P Win x Mark Up = x = % Tabel 5.22 Expected profit dengan single normal Distribution untuk model ackoff dan saseni MAK UP ( % ) E (P) Dari hasil perhitungan Tabel 5.20 padat dilihat bahwa nilai mark up optimum dihasilkan sebesar % dengan expected profit sebesar 9,6640 % pada nilai sebesar Tentu saja nilai tersebut tidak bisa dipastikan secara nyata karena sangat bergantung dari penawaran terendah dari masingmasing perusahaan. Dan untuk lebih jelasnya lagi dapat dilihat pada grafik hubungan antara expected profit dengan mark up untuk Multi normal Distribution menggunakan model ackoff & sasieni pada Gambar 5.9.

EXPECTED POFIT (%) 00.012 00.010 00.008 00.006 00.004 00.002 00.000 00.002 00.004 30 25 20 15 10 5 0 5 10 MAK UP (%) Gambar 5.9 Hubungan antara expected profit dengan mark up menggunakan single normal Distribution untuk model ackoff & sasieni D. Analisis Expected Profit Dari analisis keseluruhan diatas, disimpulkan nilai mark up optimum dengan expected profit maksimum sebagai berikut : JENIS DISTIBUSI MULTI DISCETE DISTIBUTION MULTI NOMAL DISTIBUTION SINGLE NOMAL DISTIBUTION Tabel 5.23 Hasil Maksimum Expected Profit dan Mark Up MODEL MAK UP OPTIMUM (%) FIEDMAN GATES ACKOFF & SASIENI FIEDMAN GATES ACKOFF & SASIENI FIEDMAN GATES ACKOFF & SASIENI EXPECTED POFIT Untuk melihat jelas hasil analisis diatas, dapat diperhatikan pada Gambar.10, 5.11 dan 5.12.

Expected profit (%) Expected profit (%) 00.015 00.010 00.005 00.000 00.005 00.010 00.015 00.020 00.025 00.030 00.035 MF MG MA 30 25 20 15 10 5 0 5 10 Mark Up (%) Gambar 5.10 Hubungan antara expected profit dengan mark up menggunakan Multi Discrete Distribution 00.012 MF MG MA 00.010 00.008 00.006 00.004 00.002 00.000 00.002 00.004 30 25 20 15 10 5 0 5 10 Mark Up (%) Gambar 5.11 Hubungan antara expected profit dengan mark up menggunakan Multi normal Distribution

Expected profit (%) 00.012 00.010 00.008 00.006 00.004 00.002 00.000 00.002 00.004 MF MG MA 30 25 20 15 10 5 0 5 10 Mark Up (%) Gambar 5.12 Hubungan antara expected profit dengan mark up menggunakan single normal Distribution E. Pengujian Model dengan Data Pilihan Mark Up yang telah didapat dari analisis perhitungan dari ketiga metode di atas diuji terhadap harga penawaran yang menang dari kontrak nomor dan kontrak nomor 2 untuk melihat apakah penawaran akan lebih rendah atau lebih tinggi. Apabila lebih rendah maka akan menang, namun bila hasil pengujian lebih tinggi maka akan kalah terhadap penawaran terendah. Harga penawaran didapat dengan mengalikan estimasi biaya dari biaya kontrak dengan masingmasing mark up optimum pada Tabel 5.21. Dari pengujian ini akan diketahui menang atau kalahnya bila menggunakan variasi mark up yang dihasilkan dari analisis hitungan sebelumnya. Untuk hasil pengujian akan ditampilkan pada Tabel 5.22 atau bisa dilihat pada Lampiran 43.

Tabel 5.24 Pengujian Mark Up dengan data pilihan NO. DATA TENDE ESTIMASI BIAYA PENAWAAN TEENDAH JENIS DISTIBUSI MODEL MAK UP OPTIMUM (%) 27 29 p 1.175.546.700,00 p 1.344.614.373,00 p 1.145.068.400,00 p 1.311.935.000,00 HASIL KETEANGAN HASIL KETEANGAN MULTI DISTIBUSI DISCETE MULTI DISTIBUSI NOMAL SINGLE DISTIBUSI NOMAL FIEDMAN 5 p 1.116.769.365,00 MENANG p 1.277.383.654,35 GATES 10 p 1.293.101.370,00 KALAH p 1.479.075.810,30 ACKOFF & SASIENI 5 p 1.116.769.365,00 MENANG p 1.277.383.654,35 FIEDMAN 10 p 1.293.101.370,00 KALAH p 1.479.075.810,30 GATES 10 p 1.293.101.370,00 KALAH p 1.479.075.810,30 ACKOFF & SASIENI 10 p 1.293.101.370,00 KALAH p 1.479.075.810,30 FIEDMAN 10 p 1.293.101.370,00 KALAH p 1.479.075.810,30 GATES 10 p 1.293.101.370,00 KALAH p 1.479.075.810,30 ACKOFF & SASIENI 10 p 1.293.101.370,00 KALAH p 1.479.075.810,30 MENANG KALAH MENANG KALAH KALAH KALAH KALAH KALAH KALAH Sebagai contoh hitungan diambil pada proyek nomor dengan jenis distribusi yaitu Multi Discrete Distribution pada model Friedman sebagai berikut : Etimasi Biaya = p. Penawaran terendah = p. Mark Up = % Penawaran Friedman = Estimasi Biaya + ( Estimasi Biaya x Mark Up ) = + ( x ( %)) = p. Dikarenakan penawaran model friedman lebih rendah dibandingkan dengan penawaran terendah yang sudah ada, maka apabila menggunakan mark up sebesar % akan menang dalam pelelangan.

F. Pembahasan Dari uraian masingmasing analisis perhitungan mark up dan expected profit diatas, didapatkan beberapa hasil pembahasan yang penting. Terlihat dari hasil analisis dengan model friedman menghasilkan mark up optimum terkecil dari ketiga pendekatan statistik yang digunakan yaitu bernilai % untuk Multi Discrete Distribution, % untuk Multi normal Distribution dan % untuk single normal Distribution. Analisis dengan model ackoff & sasieni menghasilkan mark up optimum terkecil kedua yaitu bernilai % untuk Multi Discrete Distribution, % untuk Multi normal Distribution dan % untuk single normal Distribution. Analisis model gates menghasilkan mark up optimum paling besar yaitu % untuk Multi Discrete Distribution, % untuk Multi normal Distribution dan 10% untuk single normal Distribution. Hal ini membuktikan bahwa model friedman dan model ackoff & sasieni menghasilkan mark up terkecil serta model gates menghasilkan mark up yang lebih besar. Mark up dapat bernilai positif dikarenakan penawaran kontraktor pada data yang dianalisis lebih tinggi dan jika lebih rendah namun tidak terpaut jauh dibawah biaya langsung yang ditentukan oleh layanan pengadaan secara elektronik. Dari hasil pengujian dengan menggunakan data pilihan nomor san pada Tabel 5.24 mendapatkan hasil pelelangan bahwa akan menang bila menggunakan mark up dengan model friedman untuk Multi Discrete Distribution yaitu %, dan Ackoff dan Sasieni untuk Multi Discrete Distribution yaitu %.

Dari hasil pengujian data diatas, ada suatu kesimpulan bahwa penawaran terendah lebih kecil dari estimasi biaya, padahal seharusnya penawaran terendah harus lebih besar dari estimasi biaya sehingga untuk memenangkan proyek dengan profit maksimal sangat tinggi peluangnya. Modelmodel ini dapat diaplikasikan dengan baik jika iklim kompetisi dalam pelelangan mengikuti peraturan yang berlaku dan merupakan pelelangan terbuka yang bisa diikuti oleh seluruh perusahaan kontraktor yang memenuhi kualifikasi yang ditentukan. Kebiasaan peserta lelang mendokumentasikan riwayat penawaran pesaingnya akan sangat membantu dalam mendeteksi besarnya mark up yang biasa diterapkan oleh pesaing. Kontraktor sebaiknya memilih model yang sesuai dengan kebutuhan pekerjaan perusahaan. Apabila kontraktor sangat membutuhkan pekerjaan demikian pula para pesaing yang lain membutuhkan pekerjaan dan samasama menguasai modelmodel strategi penawaran, sebaiknya menggunakan mark up terkecil yaitu model Friedman dengan Multi Discrete Distribution. Sedangkan apabila para pesaing tidak terlalu membutuhkan pekerjaan atau sedang banyak melakukan pekerjaan maka sebaiknya menggunakan model Gates atau model Ackoff & Sasieni dengan nilai mark up lebih besar. Sehingga dapat menentukan nilai mark up yang tepat juga untuk memenangkan tender.