BAB VI HUBUNGAN FAKTOR INTERNAL DAN FAKTOR EKSTERNAL DENGAN EFEK KOMUNIKASI DALAM PEMASARAN LANTING UBI KAYU

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KARAKTERISTIK RESPONDEN

BAB VI HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN TINGKAT KETERDEDAHAN

BAB VI FAKTOR-FAKTOR YANG BERKAITAN DENGAN KOMPETENSI DALAM MENGIKUTI PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA (PKM)

HASIL DAN PEMBAHASAN. Sumber: Data primer Profil Kelurahan Lenteng Agung 2009.

BAB VII HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK RESPONDEN DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN TINGKAT KESUKAAN PADA IKLAN MARJAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V TERPAAN TAYANGAN JIKA AKU MENJADI DAN FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB VI MOTIVASI KHALAYAK LANGSUNG ACARA MUSIK DERINGS TRANS TV DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V KETERDEDAHAN, PENILAIAN RESPONDEN TERHADAP PROGRAM SIARAN RADIO, DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

V. KARAKTERISTIK, MOTIVASI KERJA, DAN PRESTASI KERJA RESPONDEN

BAB VII HUBUNGAN BAURAN PROMOSI TERHADAP EFEKTIVITAS KOMUNIKASI PEMASARAN HONEY MADOE

BAB VI PERSEPSI RELAWAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Tabel 9. Jumlah dan Presentase Responden Berdasarkan Jenis Kelamin. Jenis Kelamin Jumlah (orang) Presentase (%) Perempuan Laki-Laki

SIKAP PETANI TERHADAP KONVERSI LAHAN PERTANIAN

Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PETANI DENGAN AKSESIBILITAS TERHADAP MEDIA KOMUNIKASI CYBER EXTENSION

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penentuan Lokasi Penelitian

BAB VI HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK ANGGOTA KOMUNITAS DAN DINAMIKA KELOMPOK DENGAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI

BAB V PENUTUP. penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh terpaan iklan kopi Good day versi

4. ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA

BAB VII HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK SEKUNDER DAN PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KESADARAN GENDER

III. METODE PENELITIAN

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA

BAB VII OPINI KHALAYAK LANGSUNG ACARA MUSIK DERINGS TRANS TV DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR DIAGRAM... DAFTAR LAMPIRAN Identifikasi Masalah...

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DESKRIPSI KARAKTERISTIK PETANI, KETERDEDAHAN TERHADAP MEDIA KOMUNIKASI DAN PERILAKU KOMUNIKASI PETANI

BAB I PENDAHULUAN. Informasi sudah menjadi kebutuhan setiap manusia untuk mencapai suatu tujuan.

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

METODE PENELITIAN. Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian

KETERDEDAHAN IKLAN LAYANAN MASYARAKAT KELUARGA BERENCANA VERSI SHIREEN SUNGKAR DAN TEUKU WISNU

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1, tabel 4.2 dan tabel 4.3 sebagai berikut: Tabel 4.1 Sampel penelitian dilihat dari usia (N=134)

Keterangan: ** berhubungan sangat nyata pada (p <0,01) * berhubungan nyata pada (p <0,05)

ABSTRAK. pendidikan formal yang ada di Bandung menghadapi persaingan yang semakin

BAB VI ANALISIS HUBUNGAN KARAKTERISTIK ANGGOTA DAN RELASI GENDER DALAM KOWAR

HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik Peternak

HASIL DAN PEMBAHASAN. profil Desa Sukanegara, Kecamatan Carita, Kabupaten Pandeglang tahun 2016.

LAMPIRAN 1 KUESIONER

Hasil Pengujian Chi-Squere. 1. Hubungan Jenis Kelamin dan Kondisi Kerja

BAB VII MOTIVASI RELAWAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

HUBUNGAN PERILAKU KOMUNIKASI IBU RUMAH TANGGA DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN INOVASI PENGGEMUKAN SAPI POTONG DI KECAMATAN DANAU TELUK KOTA JAMBI

7. LAMPIRAN Lampiran 1. Foto Pelaksanaan Survey 1.1. Foto Survey di SMP Yohanes XXIII Semarang

Lampiran 1. Panduan Pertanyaan

BAB VII HUBUNGAN TINGKAT KETERDEDAHAN DENGAN EFEKTIVITAS IKLAN LAYANAN MASYARAKAT

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Modern Superindo Godean Kota Yogyakarta yang bersedia diwawancarai.

ABSTRAK Pengaruh Iklan di Televisi terhadap Minat Beli Konsumen Akan Produk Beng-beng di PT Mayora Indah Cibitung,

PERILAKU RER/IAJA TAHAP AWAL DALAM MENONTON TELEVISI DAN UNGANNYA DENGAN PENGGUNAAN WAKTU MEREKA UNTUK KEGIATAN SEmRI-NARI

PERILAKU RER/IAJA TAHAP AWAL DALAM MENONTON TELEVISI DAN UNGANNYA DENGAN PENGGUNAAN WAKTU MEREKA UNTUK KEGIATAN SEmRI-NARI

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

Diarsi Eka Yani. ABSTRAK

DAFTAR ISI. TINJAUAN PUSTAKA A. Modernisasi B. Perubahan Sosial BAB III METODE DAN OBJEK PENELITIAN

KUESIONER. Tayangan Sinetron India dan Pemenuhan Kebutuhan akan Hiburan

Lampiran 1. Uji Validitas Jiwa Kewirausahaan dan Motivasi Berwirausaha

METODOLOGI. Lokasi dan Waktu Penelitian

DAFTAR ISI. Halaman DAFTAR TABEL... vi. DAFTAR GAMBAR... vii. DAFTAR LAMPIRAN... viii

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Karakteristik Responden Menurut Usia. responden adalah 9 tahun dan tertinggi 15 tahun. Selanjutnya distribusi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. perilaku yang berbeda. Informasi yang disajikan memberi peluang bagi produsen

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. tengah keluarga, Kecap manis ABC Mantap meluncurkan desain kemasan

BAHASA IKLAN DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN: SEBUAH KAJIAN KOMUNIKASI DAN BAHASA TERHADAP IKLAN TV PRODUK CITRA

BAB VIII SIKAP PEMILIH PEMULA DI PEDESAAN TERHADAP PEMILU PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN 2009

BAB III PENYAJIAN & ANALISIS DATA. uraian mengenai data jawaban dari masing-masing variabel dengan sampel

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. itu telah disebarkan kuesioner kepada 50 orang responden. Oleh karena itu

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kecamatan Wonosari merupakan salah satu dari 7 kecamatan yang ada di

BAB VI EMPATI REMAJA TERHADAP KEMISKINAN SEBAGAI AKIBAT TERPAAN TAYANGAN JIKA AKU MENJADI

EFEKTIVITAS PROMOSI IKLAN ROKOK DJARUM 76 DI MEDIA TELEVISI VERSI KONTES JIN TERHADAP PEMIRSA

t (5,1961) > t ABSTRAK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum ADA Swalayan Kudus. Ada swalayan adalah perusahaan yang bergerak di bidang retail

HUBUNGAN PERILAKU MENONTON DAN KEPUASAN MENONTON REPORTASE INVESTIGASI

BAB II PENDEKATAN TEORITIS

PENGARUH USIA, TINGKAT PENDIDIKAN, DAN JENIS KELAMIN TERHADAP PERILAKU KONSUMSI MEDIA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. No.23 Grobogan, telpon : (0292) Subyek penelitian adalah siswa kelas X

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU RUMAH TANGGA NELAYAN DALAM MENGGUNAKAN MEDIA MASSA SEBAGAI SUMBER INFORMASI

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN Latar Belakang... 1

BAB 4 ANALISIS HASIL. (10%); 31, 34, dan 35 tahun berjumlah 3 orang (7,5%); 27 tahun. tahun masing-masing 1 orang (2,5%).

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Kayumerah Kecamatan Limboto

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Lampiran 1. Kuisioner Penelitian KUESIONER PENELITIAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM PEMBELIAN KERIPIK BUAH DI MALANG

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Peneliti menempuh beberapa tahap penelitian dalam pengumpulan data.

HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Siswa SMA Negeri 5 Bogor Tabel 1. Karakteristik Siswa SMA Negeri 5 Bogor Jenis kelamin - Tempat tinggal -

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data pada penelitian ini digunakan untuk menjawab permasalahan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Kuesioner. Sebelumnya, saya mohon maaf telah menggangu waktu anda untuk mengisi. untuk memenuhi syarat kelulusan program studi S-1.

BAB VI HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN, TINGKAT KEPEDULIAN DAN EKUITAS MEREK

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Deskripsi data hasil pengamatan. data yang diperoleh melalui kuesioner.

BAB 4 HASIL PENELITIAN

MOTIF DAN KEPUASAN AUDIENCE TERHADAP PROGRAM ACARA SEKILAS BERITA DI BANTUL RADIO 89.1 FM YOGYKARTA YUNIATI PATTY / YOHANES WIDODO

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian adalah peran bauran pemasaran terhadap perilaku

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KESADARAN GENDER DENGAN PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP CITRA PEREMPUAN DriLAM IKLAN DI TELEVISI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Periklanan merupakan salah satu kegiatan pemasaran yang penting bagi produsen

Transkripsi:

68 BAB VI HUBUNGAN FAKTOR INTERNAL DAN FAKTOR EKSTERNAL DENGAN EFEK KOMUNIKASI DALAM PEMASARAN LANTING UBI KAYU 6.1 Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Efek Komunikasi dalam Pemasaran Lanting Ubi Kayu Faktor yang berpotensi berhubungan dengan efek komunikasi dalam pemasaran lanting ubi kayu adalah dua faktor utama yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Kedua faktor tersebut selanjtunya berpotensi memiliki hubungan dengan pengambilan keputusan pembelian yang dilakukan konsumen. Faktor internal yang merupakan karakteristik individu yang terdiri dari jenis kelamin, tingkat pendidikan, waktu produktif, lama bekerja, dan motivasi bekerja. Faktor eksternal yang berpotensi berhubungan dengan efek komunikasi dalam pemasaran lanting ubi kayu yaitu penggunaan media komunikasi (televisi, radio, koran, pameran, penyuluh), tenaga kerja, dan modal usaha. Faktor-faktor yang berhubungan dengan efek komunikasi dalam pemasaran lanting ubi kayu dapat dijelaskan sesuai dengan hasil pengolahan data. 6.2 Hubungan Faktor Internal dengan Efek Komunikasi dalam Pemasaran Lanting Ubi Kayu Variabel-variabel yang berhubungan dengan efek komunikasi dalam pemasaran lanting ubi kayu adalah faktor internal dan faktor eksternal yang lebih lanjut berhubungan dengan pengambilan keputusan dalam pembelian konsumen. Salah satu variabel tersebut adalah faktor internal yang terdiri dari jenis kelamin, tingkat pendidikan, waktu produktif, lama bekerja, dan motivasi bekerja. Hasil pengujian hubungan antara faktor internal dengan efek komunikasi dalam pemasaran lanting ubi kayu yang didalamnya termasuk aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek konatif dijelaskan secara ringkas pada Tabel 37.

69 Tabel 37. Faktor Internal Jenis Kelamin Tingkat Pendidikan Waktu Produktif Lama Bekerja Motivasi Bekerja Hasil Pengujian Hubungan Faktor Internal dengan Efek Komunikasi dalam Pemasaran Lanting Ubi Kayu Kognitif Afektif Konatif Koefisien Koefisien Koefisien Koefisien Koefisien Koefisien hitung tabel hitung tabel hitung tabel (X 2 / r s ) (X 2 / r s ) (X 2 / r s ) (X 2 / r s ) (X 2 / r s ) (X 2 / r s ) χ 2 = 12,857 C 2 = 0,459 4,605 χ 2 = 17,302 C 2 = 0,502 4,605 χ 2 = 17,460 C 2 = 0,133 4,605 r s = 0,067 0,306 r s = -0,112 0,306 r s = -0,110 0,306 r s = 0,549 * 0,306 r s = 0,631 * 0,306 r s = 0,542 * 0,306 r s = 0,159 0,306 r s = 0,247 0,306 r s = 0,221 0,306 r s = 0,622 * 0,306 r s = 0,666 * 0,306 r s = 0,707 * 0,306 Keterangan : *. Correlation is significant at the 0.1 level (2-tailed). Hipotesis penelitian ini menduga adanya hubungan antara faktor internal dengan efek komunikasi dalam pemasaran lanting ubi kayu yang didalamnya terdapat aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek konatif. Hasil analisis data antara variabel faktor internal dengan efek komunikasi menunjukkan bahwa hipotesis tersebut tidak terbukti sepenuhnya. Artinya, tidak keseluruhan variabel dapat menunjukkan adanya hubungan. Faktor internal seperti tingkat pendidikan dan lama bekerja tidak berhubungan dengan efek komunikasi baik aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek konatif. Variabel internal yang berhubungan dengan efek komunikasi dalam pemasaran lanting ubi kayu adalah jenis kelamin, waktu produktif, dan motivasi bekerja. 6.2.1 Hubungan Jenis Kelamin dengan Efek Komunikasi (Aspek Kognitif, Jenis kelamin dalam penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu laki-laki dan perempuan. Responden laki-laki terdiri dari 30 persen dan responden perempuan terdiri dari 70 persen. Berdasarkan hasil analisis data menggunakan uji korelasi Chi-Square menunjukan bahwa jenis kelamin berhubungan dengan efek komunikasi dalam pemasaran lanting ubi kayu baik dalam aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek konatif.

70 Aspek kognitif atau pengetahuan dalam memasarkan lanting ubi kayu menunjukkan adanya perbedaan antara responden laki-laki dan perempuan. Hal ini dikarenakan dalam usaha pembuatan dan pemasaran lanting ubi kayu, perempuan cenderung lebih banyak mengetahui karena tenaga kerja yang digunakan dalam usaha ini sebagian besar ibu rumah tangga yang bekerja di rumah. Usaha pembuatan lanting ubi kayu hanya terdapat sedikit laki-laki yang mengetahui tentang pemasaran karena sebagian besar dari responden laki-laki tidak ikut serta dalam pemasaran hanya membantu proses pembuatan saja. Aspek afektif atau kemauan responden dalam memasarkan produk lanting ubi kayu menunjukkan adanya perbedaan antara responden laki-laki dan perempuan. Hal ini dikarenakan dalam usaha pembuatan lanting ubi kayu dan pemasaran lanting ubi kayu, perempuan cenderung lebih memiliki kemauan karena tenaga kerja yang digunakan dalam usaha ini sebagian besar ibu rumah tangga yang bekerja di rumah. Usaha pembuatan lanting ubi kayu hanya terdapat sedikit laki-laki yang memiliki kemauan untuk memasarkan lanting ubi kayu karena sebagian dari mereka bekerja diluar rumah sehingga tidak memiliki waktu untuk ikut serta dalam pemasaran. Aspek konatif atau tindakan responden dalam memasarkan produk lanting ubi kayu menunjukkan adanya perbedaan antara responden laki-laki dan perempuan. Hal ini dikarenakan dalam usaha pembuatan lanting ubi kayu dan pemasaran lanting ubi kayu, perempuan lebih banyak menggunakan waktunya untuk usaha ini dan tenaga kerja yang digunakan dalam usaha ini sebagian besar ibu rumah tangga yang bekerja di rumah. Usaha pembuatan lanting ubi kayu hanya terdapat sedikit laki-laki yang memasarkan lanting ubi kayu ke pasar lokal atau menjual ke toko terdekat karena sebagian dari mereka bekerja di luar rumah sehingga tidak memiliki waktu untuk ikut serta dalam pemasaran. Hal ini sejalan dengan penelitian Milindri (2007) yang menjelaskan adanya hubungan antara jenis kelamin dengan efek komunikasi. Komunikasi yang dilakukan oleh responden dalam pembuatan maupun pemasaran lanting ubi kayu yang sebagian besar dilakukan oleh perempuan dapat meningkatkan pengetahuan, kemauan, dan tindakan responden. Intensitas responden untuk berinteraksi dalam

71 pembuatan dan pemasaran mengakibatkan responden yang kurang menguasai menjadi bisa melakukan pembuatan maupun pemasaran lanting ubi kayu. 6.2.2 Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Efek Komunikasi (Aspek Kognitif, Tingkat Pendidikan dalam penelitian ini dibagi menjadi empat tingkatan yaitu Tidak Sekolah, SD, SMP, dan SMA. Berdasarkan hasil uji korelasi rank Spearman (r s ) menunjukkan bahwa tingkat pendidikan tidak berhubungan dengan efek komunikasi dalam pemasaran lanting ubi kayu baik dalam aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek konatif. Hal ini berarti bahwa tingkat pendidikan tidak menentukan pengetahuan dalam pemasaran lanting ubi kayu. Pengetahuan responden mengenai pemasaran lanting ubi kayu tidak diperoleh dalam pendidikan formal yang telah ditempuh responden, tetapi diperoleh dari pengalaman dan pengamatan terhadap usaha yang telah berdiri lebih dulu. Aspek afektif dalam pemasaran lanting ubi kayu juga tidak ditentukan berdasarkan tingkat pendidikan responden. Kemauan responden berkaitan dengan pemasaran lanting ubi kayu diperoleh dari motivasi mereka dalam mengembangkan usaha agar bisa berkembang secara besar sehingga mereka memiliki kemauan untuk memasarkan meskipun sementara ini hanya dalam lingkup lokal. Aspek konatif dalam pemasaran lanting ubi kayu tidak ditentukan berdasarkan tingkat pendidikan responden. Tindakan pemasaran dilakukan berdasarkan pengalaman, pengamatan, serta informasi dari berbagai sumber untuk memasarkan secara baik sehingga usaha dapat mendapatkan keuntungan yang besar dan berkembang sesuai harapan. Komunikasi yang dilakukan responden tidak dipengaruhi oleh tingkat pendidikan responden karena komunikasi antara responden dalam pemasaran lanting ubi kayu tidak perlu melalui pendidikan formal dan responden memperoleh pengetahuan, kemauan, dan melakukan pemasaran berdasarkan pengalaman atau pengamatan terhadap produsen yang telah ada sebelumnya. 6.2.3 Hubungan Waktu Produktif dengan Efek Komunikasi (Aspek Kognitif, Waktu produktif dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga kategori yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Berdasarkan hasil uji korelasi rank Spearman (r s )

72 menunjukkan bahwa waktu produktif berhubungan dengan efek komunikasi dalam pemasaran lanting ubi kayu baik dalam aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek konatif. Waktu produktif diukur berdasarkan jumlah jam kerja responden dalam sehari yang menyebabkan semakin banyak jam kerja yang digunakan untuk bekerja dalam usaha produksi lanting ubi kayu, maka semakin tinggi komunikasi yang dilakukan dengan sesama pekerja sehingga meningkatkan pengetahuan mengenai pembuatan dan pemasaran lanting ubi kayu. Waktu produktif yang digunakan untuk bekerja dalam usaha produksi lanting ubi kayu semakin meningkatkan interaksi antara masing-masing tenaga kerja sehingga meningkatkan kemauan responden untuk dapat ikut memasarkan lanting ubi kayu baik ke pasar lokal maupun kepada pembeli besar. Waktu produktif yang semakin tinggi meningkatkan produksi yang dihasilkan sehingga sebagian responden ada yang ikut dalam memasarkan lanting ubi kayu baik ke pasar lokal maupun kepada pembeli besar. 6.2.4 Hubungan Lama Bekerja dengan Efek Komunikasi (Aspek Kognitif, Lama bekerja dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga kategori yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Hasil uji korelasi rank Spearman (r s ) menunjukkan bahwa lama bekerja tidak berhubungan dengan efek komunikasi dalam pemasaran lanting ubi kayu baik dalam aspek kognitif, aspek afektif, maupun aspek konatif. Hal ini berarti bahwa lama bekerja tidak menentukan pengetahuan, kemauan, dan tindakan responden dalam pemasaran lanting ubi kayu. Lama bekerja diukur berdasarkan tahun kerja responden dalam usaha pembuatan lanting ubi kayu yang menunjukan bahwa semakin lama responden bekerja dalam usaha ini tidak menambah pengetahuan, kemauan, dan tindakan dalam memasarkan lanting ubi kayu. Komunikasi yang dilakukan oleh responden dalam kegiatan pembuatan dan pemasaran tidak mengalami banyak perubahan dari tahun ke tahun. Alat yang digunakan dari awal pembuatan masih sama dan strategi pemasaran masih fokus pada pasar lokal. Responden yang bekerja dalam waktu yang lama biasanya merupakan produsen yang meneruskan usaha keluarga dan hanya mengerjakan proses pembuatan saja tanpa ikut dalam pemasaran produk lanting ubi kayu.

73 6.2.5 Hubungan Motivasi Bekerja dengan Efek Komunikasi (Aspek Kognitif, Motivasi bekerja dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga kategori yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Hasil uji korelasi rank Spearman (r s ) menunjukan bahwa motivasi bekerja berhubungan dengan efek komunikasi pemasaran lanting ubi kayu dalam aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek konatif. Hal ini berarti bahwa motivasi bekerja menentukan pengetahuan, kemauan, dan tindakan dalam pemasaran lanting ubi kayu. Motivasi bekerja diukur berdasarkan penjumlahan skor atas pertanyaan yang berkaitan dengan alasan bekerja sebagai produsen lanting ubi kayu. Motivasi kerja yang semakin tinggi ditunjukan dengan jawaban responden yang menjawab alasan bekerja sebagai produsen lanting ubi kayu yaitu untuk meningkatkan pendapatan keluarga dan meningkatkan status. Hal ini menyebabkan responden mempunyai pengetahuan dan kemauan dalam pemasaran lanting ubi kayu. Komunikasi yang dilakukan dalam pembuatan dan pemasaran lanting ubi kayu juga dapat meningkatkan motivasi untuk melakukan tindakan dalam memasarkan lanting ubi kayu. Responden yang memiliki motivasi tinggi dalam bekerja untuk meningkatkan pendapatan dapat meningkatkan motivasi dalam pembuatan maupun pemasaran lanting ubi kayu. 6.3 Hubungan Faktor Eksternal dengan Efek Komunikasi dalam Pemasaran Lanting Ubi Kayu. Variabel-variabel yang berhubungan dengan efek komunikasi adalah faktor internal dan faktor eksternal yang lebih lanjut berhubungan dengan pengambilan keputusan dalam pembelian konsumen. Selain faktor internal yang telah disebutkan diatas, terdapat faktor eksternal yang terdiri dari penggunaan media komunikasi (televisi, radio, koran, pameran, dan penyuluh), jumlah tenaga kerja, dan modal usaha. Hasil pengujian hubungan antara faktor eksternal dengan efek komunikasi pemasaran lanting ubi kayu yang didalamnya termasuk aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek konatif disajikan secara ringkas pada Tabel 38.

74 Tabel 38. Faktor Eksternal Hasil Pengujian Hubungan Faktor Eksternal dengan Efek Komunikasi dalam Pemasaran Lanting Ubi Kayu Koefisien hitung (X 2 / r s ) Kognitif Afektif Konatif Koefisien Koefisien Koefisien Koefisien tabel hitung tabel hitung (X 2 / r s ) (X 2 / r s ) (X 2 / r s ) (X 2 / r s ) Koefisien tabel (X 2 / r s ) Media Televisi r s = 0,09 0,306 r s = 0,109 0,306 r s = 0,036 0,306 Media Radio r s = -0,046 0,306 r s = 0,074 0,306 r s = -0,017 0,306 Pameran r s = 0,159 0,306 r s = 0,093 0,306 r s = -0,078 0,306 Tenaga Kerja r s = -0,210 0,306 r s = - 0,278 0,306 r s = -0,416 * 0,306 Modal Usaha r s = 0,224 0,306 r s = 0,123 0,306 r s = 0,166 0,306 Keterangan: *. Correlation is significant at the 0.1 level (2-tailed). Hipotesis penelitian menduga adanya hubungan antara faktor eksternal dengan efek komunikasi dalam pemasaran yang didalamnya terdapat aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek konatif. Hasil analisis data antara variabel faktor eksternal dengan efek komunikasi dalam pemasaran lanting ubi kayu menunjukan bahwa hipotesis tersebut tidak terbukti sepenuhnya. Artinya, tidak keseluruhan variabel dapat menunjukkan adanya hubungan. Faktor eksternal seperti penggunaan media komunikasi (televisi, radio, koran, pameran, dan penyuluh), dan modal usaha tidak berhubungan dengan efek komunikasi dalam pemasaran lanting ubi kayu pada aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek konatif. Jumlah tenaga kerja berhubungan negatif dengan aspek konatif efek komunikasi dalam pemasaran lanting ubi kayu. 6.3.1 Hubungan Penggunaan Media Televisi dengan Efek Komunikasi (Aspek Kognitif, Media televisi dalam penelitian ini dibagi menjadi dua kategori yaitu petani yang pernah menonton televisi berkaitan dengan pemasaran lanting ubi kayu dan petani yang tidak pernah menonton acara televisi berkaitan dengan pemasaran lanting ubi kayu. Hasil uji korelasi rank Spearman (r s ) menunjukkan bahwa penggunaan media televisi tidak berhubungan dengan efek komunikasi dalam pemasaran lanting ubi kayu pada aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek

75 konatif. Hal ini berarti bahwa media televisi tidak menentukan pengetahuan, kemauan, dan tindakan responden dalam pemasaran lanting ubi kayu. Pengetahuan responden berkaitan dengan pemasaran lanting ubi kayu tidak didapatkan dari televisi karena hanya sebagian kecil responden yang menonton televisi dan program yang mereka tonton merupakan strategi pemasaran produk pertanian lokal, tidak secara khusus merupakan strategi pemasaran lanting ubi kayu. Kemauan responden dapat berasal dari motivasi bekerja yang tinggi untuk meningkatkan pendapatan keluarga dan hobi dalam pemasaran berbagai macam produk sehingga memiliki kemauan yang tinggi dalam pemasaran lanting ubi kayu. Tindakan responden berkaitan dengan pemasaran lanting ubi kayu tidak didapatkan dari televisi karena hanya sebagian kecil responden yang menonton televisi dan program yang mereka tonton merupakan strategi pemasaran produk pertanian lokal, tidak secara khusus merupakan strategi pemasaran lanting ubi kayu. 6.3.2 Hubungan Penggunaan Media Radio dengan Efek Komunikasi (Aspek Kognitif, Media radio dalam penelitian ini dibagi menjadi dua kategori yaitu petani yang pernah mendengarkan radio berkaitan dengan pemasaran lanting ubi kayu dan petani yang tidak pernah mendengarkan radio berkaitan dengan pemasaran lanting ubi kayu. Hasil uji korelasi rank Spearman (r s ) menunjukkan bahwa penggunaan media radio tidak berhubungan dengan efek komunikasi dalam pemasaran lanting ubi kayu dalam aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek konatif. Hal ini berarti bahwa media radio tidak menentukan pengetahuan, kemauan, dan tindakan dalam pemasaran lanting ubi kayu. Pengetahuan responden berkaitan dengan pemasaran lanting ubi kayu tidak didapatkan dari media radio karena hanya sebanyak 13,3 persen responden yang mendengarkan radio dan program yang mereka dengarkan merupakan strategi pemasaran produk pertanian lokal, tidak secara khusus merupakan strategi pemasaran lanting ubi kayu. Kemauan responden berkaitan dengan pemasaran lanting ubi kayu dapat berasal dari intensitas berinteraksi antar produsen lanting ubi kayu sehingga menumbuhkan kemauan untuk memasarkan lanting ubi kayu

76 hingga lokasi yang luas untuk mengembangkan usaha. Tindakan responden dalam melakukan pemasaran lanting ubi kayu berkaitan dengan kemampuan dalam memasarkan dan adanya waktu untuk memasarkan produk lanting ubi kayu. 6.3.3 Hubungan Penggunaan Media Koran dengan Efek Komunikasi (Aspek Kognitif, Berdasarkan wawancara dengan responden diketahui bahwa tidak ada responden yang membaca koran berkaitan dengan pemasaran lanting ubi kayu di Kecamatan Pituruh. Hal ini menunjukkan bahwa aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek konatif sama sekali tidak mendapatkan pengaruh dari penggunaan media massa seperti koran atau majalah pertanian. Koran atau majalah yang terdapat di Kecamatan Pituruh sebagian besar berkaitan dengan hiburan karena permintaan pasar yaitu para remaja yang membutuhkan informasi tentang gosip atau fashion. Permintaan pasar mengenai informasi pertanian melalui koran atau majalah di Kecamatan Pituruh sedikit sehingga distributor koran tidak mempunyai banyak stok koran pertanian. 6.3.4 Hubungan Media Pameran dengan Efek Komunikasi (Aspek Kognitif, Pameran dalam penelitian ini dibagi menjadi dua kategori yaitu petani yang pernah melihat pameran produk pertanian lokal dan petani yang tidak pernah melihat pameran produk pertanian lokal terutama lanting ubi kayu. Hasil uji korelasi rank Spearman (r s ) yang menunjukan bahwa pameran tidak berhubungan dengan efek komunikasi dalam pemasaran lanting ubi kayu pada aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek konatif. Hal ini berarti bahwa pameran tidak menentukan pengetahuan, kemauan, dan tindakan responden dalam pemasaran lanting ubi kayu. Pengetahuan responden berkaitan dengan pemasaran lanting ubi kayu tidak didapatkan dari pameran yang setiap tahun diadakan di Kecamatan Pituruh berkaitan dengan produk pertanian lokal. Akan tetapi, pengetahuan responden dapat diperoleh dari pengamatan dan pengalaman produsen ubi kayu yang telah ada sebelumnya. Kemauan dan tindakan responden dalam pemasaran lanting ubi kayu tidak dipengaruhi oleh pameran karena pameran merupakan strategi promosi

77 yang tidak mungkin dilakukan secara personal sebab acara pameran hanya diadakan setiap tahun pada acara tujuh belas agustus. Pameran yang diadakan setiap tahun oleh Kecamatan Pituruh hanya digunakan responden sebagai hiburan dan tidak berpengaruh terhadap pengetahuan, kemauan, dan tindakan responden dalam pemasaran lanting ubi kayu. 6.3.5 Hubungan Media Penyuluhan dengan Efek Komunikasi (Aspek Kognitif, Berdasarkan wawancara dengan responden diketahui bahwa tidak ada responden yang mendapatkan penyuluhan berkaitan dengan pemasaran lanting ubi kayu di Kecamatan Pituruh. Responden melakukan pengolahan dan pemasaran lanting ubi kayu sesuai dengan kemampuan dan kreativitasnya berdasarkan pengalaman dan pengamatan yang dilakukan terhadap usaha yang telah ada sebelumnya. 6.3.6 Hubungan Tenaga Kerja dengan Efek Komunikasi (Aspek Kognitif, Tenaga kerja dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga kategori yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Hasil uji korelasi rank Spearman (r s ) menunjukkan bahwa tenaga kerja tidak berhubungan dengan efek komunikasi dalam pemasaran lanting ubi kayu baik dalam aspek kognitif dan aspek afektif. Hal ini berarti bahwa jumlah tenaga kerja tidak menentukan pengetahuan dan kemauan responden dalam pemasaran lanting ubi kayu. Pengetahuan dan kemauan responden berkaitan dengan pengolahan lanting ubi kayu diperoleh dari pengamatan terhadap pemilik tempat produksi yang memulai usaha ini sejak awal. Pengetahuan dan kemauan tentang pemasaran diperoleh dari cerita atau pengalaman yang diberikan oleh pemilik usaha yang merupakan orang yang selalu memasarkan produk lanting ubi kayu bukan dari tenaga kerja yang lain. Jumlah tenaga kerja berhubungan negatif dengan efek komunikasi dalam pemasaran lanting ubi kayu pada aspek konatif. Hal ini berarti bahwa semakin banyak jumlah tenaga kerja yang dimiliki oleh setiap produsen maka semakin rendah tindakan responden dalam pemasaran karena mereka saling mengandalkan dan merasa cukup maksimal dua orang saja yang memasarkan lanting ubi kayu

78 setiap tempat produksi. Hal ini juga menunjukkan bahwa semakin banyak tenaga kerja dalam suatu industri, tindakan dalam pemasaranya semakin rendah karena mereka lebih senang membantu dalam proses pembuatan. 6.3.7 Hubungan Modal Usaha dengan Efek Komunikasi (Aspek Kognitif, Modal usaha dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga kategori yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Hasil uji korelasi rank Spearman (r s ) menunjukkan bahwa modal usaha tidak berhubungan dengan efek komunikasi dalam pemasaran lanting ubi kayu dalam aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek konatif. Hal ini berarti bahwa modal usaha yang dimiliki usaha lanting ubi kayu tidak menentukan pengetahuan, kemauan, dan tindakan dalam pemasaran lanting ubi kayu. Modal awal usaha yang dimiliki diperoleh dari tabungan responden dan responden meningkatkan modal usaha dari keuntungan yang diperoleh sebelumnya. Modal usaha digunakan untuk membeli mesin dan bahan baku produksi. Hal ini berarti modal usaha yang dimiliki oleh produsen yaitu modal yang telah dikeluarkan oleh produsen baik untuk pembelian mesin maupun untuk pembelian bahan baku tidak menentukan pengetahuan, kemauan, dan tindakan responden dalam pemasaran lanting ubi kayu. 6.4 Hubungan Efek Komunikasi Penjual dalam Pemasaran Lanting Ubi Kayu dengan Keputusan Pembelian Konsumen (Jumlah Pembelian dan Motivasi Pembelian) Variabel-variabel yang berhubungan dengan keputusan pembelian konsumen yaitu jumlah pembelian dan motivasi pembelian konsumen. Hipotesis penelitian ini menduga adanya hubungan antara efek komunikasi penjual lanting ubi kayu dengan keputusan pembelian konsumen yang didalamnya terdapat jumlah pembelian dan motivasi pembelian. Hasil pengujian hubungan efek komunikasi dalam pemasaran lanting ubi kayu dengan keputusan pembelian konsumen yang didalamnya termasuk jumlah pembelian dan motivasi pembelian disajikan secara ringkas pada Tabel 39.

79 Tabel 39. Efek Komunikasi Hasil Pengujian Hubungan Efek Komunikasi(Kognitif, Afektif, dan Konatif) dengan Keputusan Pembelian Konsumen (Jumlah Pembelian dan Motivasi Pembelian) Jumlah Pembelian Motivasi Pembelian Koefisien hitung (X 2 / r s ) Koefisien tabel (X 2 / r s ) Koefisien hitung (X 2 / r s ) Koefisien tabel (X 2 / r s ) Kognitif r s =0,006 0,306 r s = 0,082 0,306 Afektif r s = - 0,132 0,306 r s = 0,199 0,306 Konatif r s = - 0,108 0,306 r s = 0,079 0,306 Hipotesis yang menyebutkan terdapat hubungan antara efek komunikasi (aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek konatif) dalam pemasaran lanting ubi kayu dengan pengambilan keputusan pembelian konsumen dalam hal jumlah pembelian dan motivasi pembelian tidak terbukti karena tidak menunjukkan adanya hubungan. 6.4.1 Hubungan Aspek Kognitif Penjual dengan Keputusan Pembelian Konsumen (Jumlah Pembelian dan Motivasi Membelian) Aspek kognitif adalah seberapa besar tingkat pengetahuan responden tentang pemasaran lanting ubi kayu. Hasil uji korelasi rank Spearman (r s ) menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara aspek kognitif dengan jumlah pembelian dan motivasi pembelian konsumen. Hal ini berarti bahwa pengetahuan yang dimiliki responden dalam usaha memasarkan lanting ubi kayu baik cara pemasaran maupun pengetahuan mengenai produk tidak menentukan jumlah pembelian yang dilakukan oleh pembeli berapapun jumlahnya. Pengetahuan yang dimiliki responden juga tidak menentukan motivasi pembelian yang dilakukan oleh pembeli karena pembelian konsumen bukan merupakan pengaruh dari implementasi pengetahuan yang dimiliki penjual. 6.4.2 Hubungan Aspek Afektif dengan Keputusan Pembelian Konsumen (Jumlah Pembelian dan Motivasi Pembelian) Aspek afektif adalah sikap responden terhadap kemauan dalam usaha lanting ubi kayu. Hasil uji korelasi rank Spearman (r s ) menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara aspek afektif dengan jumlah pembelian konsumen dan motivasi pembelian konsumen. Hal ini berarti bahwa kemauan responden dalam usaha memasarkan lanting ubi kayu tidak menentukan jumlah pembelian dan

80 motivasi pembelian yang dilakukan oleh pembeli karena pembelian konsumen dapat dilakukan karena pengaruh dari tetangga atau keluarga. 6.4.3 Hubungan Aspek Konatif dengan Keputusan Pembelian Konsumen (Jumlah Pembelian dan Motivasi Pembelian) Aspek konatif adalah perilaku konkrit responden berkaitan dengan pelaksanaan pemasaran lanting ubi kayu. Hasil uji korelasi rank Spearman (r s ) menunjukkan bahwa aspek konatif tidak berhubungan dengan jumlah pembelian dan motivasi pembelian konsumen. Hal ini berarti bahwa tindakan yang dilakukan responden dalam usaha memasarkan lanting ubi kayu seperti menawarkan produk tidak menentukan jumlah pembelian dan motivasi pembelian konsumen. Jumlah pembelian dan motivasi pembelian yang dilakukan oleh konsumen sesuai dengan kemampuan dan keinginan konsumen dalam mengkonsumsi lanting ubi kayu. Berdasarkan wawancara dengan informan dapat diketahui pula bahwa konsumen membeli karena pengaruh dari saudara atau teman. Selain itu konsumen yang membeli dalam jumlah yang banyak merupakan pedagang pengecer yang membeli untuk dijual kembali. Informasi yang diperoleh dari informan yang dapat memperkuat keputusan pembelian konsumen. Konsumen membeli karena pengaruh dari tetangga yang pernah memkonsumsi lanting ubi kayu atau membeli karena mereka pedagang besar untuk dijual kembali. (SPY, 64 tahun)