BAB I PENDAHULUAN. perilaku menyimpang. Dalam perspektif perilaku menyimpang masalah sosial

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dalam usaha mencapai tujuan bangsa Indonesia yaitu mewujudkan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KENAKALAN REMAJA PELAKU TATO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sampai pelanggaran status hingga tindak kriminal (Kartono, 2013:6).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB XII PERILAKU MENYIMPANG

BAB I PENDAHULUAN. proses perkembangan yang serba sulit dan masa-masa membingungkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja awal merupakan masa transisi, dimana usianya berkisar

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai pengertian yang berbeda. Dimana secara yuridis-formal, kejahatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah merupakan lembaga pendidikan dasar dan menengah dijajaran

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa yang penting di dalam suatu kehidupan. manusia. Teori Erikson memberikan pandangan perkembangan mengenai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kembang remaja. Istilah remaja sendiri berasal dari bahasa latin yaitu adolescere

PERILAKU MENYIMPANG.

I. PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan suatu masa, dimana individu berjuang untuk tumbuh menjadi sesuatu,

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara logis anak memiliki dua nilai fungsi, yakni fungsi sebagai

PERILAKU MENYIMPANG: DEFINISI PENYIMPANGAN

BAB I PENDAHULUAN. terbitan kota Medan seperti Waspada, Posmetro dan lain sebagainya tentang

BAB I PENDAHULUAN 1.5. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada masa remaja, terjadi proses pencarian jati diri dimana remaja banyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bagi sebagian besar orang, masa remaja adalah masa yang paling berkesan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa seorang individu mengalami peralihan dari

I. PENDAHULUAN. masa sekarang dan yang akan datang. Namun kenyataan yang ada, kehidupan remaja

Dinamika Pelanggaran Hukum

LAPORAN PENELITIAN HUBUNGAN ANTARA EGOSENTRISME DAN KECENDERUNGAN MENCARI SENSASI DENGAN PERILAKU AGRESI PADA REMAJA. Skripsi

PENYIMPANGAN SOSIAL, DAMPAK DAN UPAYA PENCEGAHANNYA

BAB 1 PENDAHULUAN. Kriminalitas berasal dari kata crimen yang berarti kejahatan. Berbagai sarjana

MAKALAH PANCASILA OLEH : MIKHAEL ALEXIUS WAHIDMA NIM : : SYSTEM INFORMASI(S1-SI) DOSEN. : MOHAMMAD IDRIS.P,Drs,MM

BAB I PENDAHULUAN. Hampir setiap hari kasus perilaku agresi remaja selalu ditemukan di media

BAB II LANDASAN TEORI. oleh orang dewasa maka akan mendapat sangsi hukum.

BAB 1 PENDAHULUAN. perilaku agresi, terutama di kota-kota besar khususnya Jakarta. Fenomena agresi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Intany Pamella, 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. dalam maupun luar negeri mudah diakses oleh setiap individu, khususnya

I. PENDAHULUAN. Anjarsari (2011: 19), mengatakan bahwa kenakalan adalah perbuatan anti. orang dewasa diklasifikasikan sebagai tindakan kejahatan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. cepat dari proses pematangan psikologis. Dalam hal ini terkadang menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. harapan-harapan dari orang tua dan negara ini berada. Dapat dikatakan

BAB I PENDAHULUAN. adalah aset yang paling berharga dan memiliki kesempatan yang besar untuk

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman modern ini, banyak sekali persoalan yang dihadapi para remaja antara

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan dewasa Sulistyawati (2014). fisik, psikis dan lingkungan Willis (2014). Tuntutan-tuntutan inilah

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Masalah. menyenangkan, dimana terjadi juga perubahan pada dirinya baik secara fisik,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. psikis, maupun secara sosial (Hurlock, 1973). Menurut Sarwono (2011),

A. LatarBelakangMasalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang menghubungkan masa kanak-kanak dan masa dewasa (Santrock,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tercermin dalam perilaku yang dianggap menimbulkan masalah di sekolah dan

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sekolah. Perkelahian tersebut sering kali menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PERILAKU AGRESIF PADA REMAJA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam diri manusia selalu terdapat ketidak puasan, oleh sebab itu ia akan

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. peralihan dari satu tahap anak-anak menuju ke tahap dewasa dan mengalami

BAB II TINJAUAN TEORI. yang luas, dari tingkah laku yang tidak dapat diterima secara sosial

BAB I PENDAHULUAN. Erni Purnamasari, 2015 PENGARUH RELIGIUSITAS TERHADAP ETIKA PADA SISWA KELAS XI MIA 4 DAN XI IIS 2 SMA NEGERI 14 KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menimbulkan konflik, frustasi dan tekanan-tekanan, sehingga kemungkinan besar

BAB I PENDAHULUAN. juga adalah apa yang dikerjakan oleh organisme tersebut, baik dapat diamati secara langsung

BAB I PENDAHULUAN. kenakalan remaja? Harapan remaja sebagai penerus bangsa yang menentukan

Singgih D. Gunarso mengatakan dari segi hukum kenakalan remaja digolongkan dalam dua kelompok yang berkaitan dengan norma-norma hukum yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu komponen dalam sistem pendidikan adalah adanya siswa, siswa

2016 IMPLEMENTASI NILAI-NILAI KEDISIPLINAN SISWA DALAM MEMATUHI NORMA TATA TERTIB SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masa remaja merupakan masa dimana seseorang akan mulai

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN Oleh DANIEL ARNOP HUTAPEA, S.Pd Materi Ke-3 Menampilkan sikap yang sesuai dengan hukum

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa yang sangat kompleks. Banyak hal yang

mereaksi dengan cara yang khas pula terhadap situasi sosial yang ada. dengan perkembangan tehnologi industrialisasi dan urbanisasi.

BAB I PENDAHULUAN. besar peranannya di dalam mewujudkan cita-cita pembangunan. Dengan. mewujudkan suatu masyarakat yang adil dan makmur.

BAB I PENDAHULUAN. Remaja berasal dari bahasa latin adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa yang penuh konflik, karena masa ini adalah

BAB II LANDASAN TEORI Remaja, Karakteristik dan Tugas Perkembangannya. adolescence yang diadopsi dari bahasa latin adolescere yang artinya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tidak termasuk golongan dewasa dan juga bukan golongan anak-anak, tetapi remaja

BAB I PENDAHULUAN. touring. Namun, geng motor telah bergeser dari kumpulan hobi mengendarai motor menjadi

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Akhir-akhir ini masalah kenakalan remaja semakin dirasa meresahkan

BAB I PENDAHALUAN. A. Latar Belakang Masalah. status sebagai orang dewasa tetapi tidak lagi sebagai masa anak-anak. Fase remaja

BAB I PENDAHULUAN. manusia, yang menjembatani masa kanak-kanak dengan masa dewasa (Santrock,

I. PENDAHULUAN. Keluarga merupakan tempat pendidikan yang utama dan pertama dalam. terhadap pembentukan kepribadian dan perkembangan tingkah laku anak

BAB I PENDAHULUAN. psikis, maupun secara social (Sudarsono, 2004). Inilah yang disebut sebagai

I. PENDAHULUAN. Remaja sebagai bagian dari masyarakat merupakan mahluk sosial yang

I. PENDAHULUAN. Pada dasarnya pandangan hukum terhadap narapidana anak di Indonesia tidak

BAB I PENDAHULUAN. yang menjembatani masa kanak-kanak dengan masa dewasa. Pada usia ini individu

I. PENDAHULUAN. transisi, dimana terjadi perubahan-perubahan yang sangat menonjol dialami. fisik dan psikis. Sofyan S.

Kenakalan Remaja Ditinjau dari Tempat Tinggal Padat Penduduk. : Andri Sudjiyanto

BAB I PENDAHULUAN. Mitra Pustaka, 2006), hlm 165. Rhineka Cipta,2008), hlm 5. 1 Imam Musbikiin, Mendidik Anak Kreatif ala Einstein, (Yogyakarta:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Parigi Moutong provinsi Sulawesi Tengah. Terbentuknya kecamatan Taopa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Citra suatu negara ditunjukkan oleh citra sistem lalu lintas di negara

BAB I PENDAHULUAN. indah itu adalah masa remaja, karena pada saat remaja manusia banyak

HUBUNGAN ANTARA KETERGANTUNGAN TERHADAP TEMAN SEBAYA DENGAN PERILAKU ANTISOSIAL PADA REMAJA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam teknologi informasi dengan penyebaran norma-norma dan nilai-nilai

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kebingungan, kecemasan dan konflik. Sebagai dampaknya, orang lalu

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan budaya dan ilmu pengetahuan (iptek), perilaku

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja merupakan suatu periode yang disebut sebagai masa strum and drang,

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. di masyarakat adalah berkisar pada permasalahan Juvenile (remaja), pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bahkan hal ini sudah terjadi sejak dulu. Kenakalan remaja, seperti sebuah

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN. anak-anak, remaja, dan generasi muda pada umumnya (Waluyo, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kenakalan remaja dalam studi masalah sosial dapat dikategorikan ke dalam perilaku menyimpang. Dalam perspektif perilaku menyimpang masalah sosial terjadi karena terdapat penyimpangan perilaku dari berbagai aturan-aturan sosial ataupun dari nilai dan norma sosial yang berlaku. Perilaku menyimpang dapat dianggap sebagai sumber masalah karena dapat membahayakan tegaknya sistem sosial. Suyanto (2007:101) menuliskan yang termasuk sebagai perilaku menyimpang, antara lain: 1. Tindakan yang nonconform Yaitu perilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai atau norma-norma yang ada. Misalnya: membolos pada jam belajar, merokok di area dilarang merokok, membuang sampah bukan ditempat yang semestinya dan sebagainya. 2. Tindakan yang antisosial atau asosial Yaitu tindakan yang melawan kebiasaan masyarakat atau kepentingan umum. Misalnya: minum minuman keras, menggunakan narkotika atau obat-obat berbahaya, pelacuran, dan sebagainya. 3. Tindakan-tindakan kriminal Yaitu tindakan yang nyata-nyata telah melanggar aturan-aturan hukum tertulis dan mengancam jiwa atau keselamatan orang lain. Misalnya: pencurian, perampokan, pembunuhan, pemerkosaan, dan berbagai bentuk kejahatan lainnya. Hal ini karena remaja adalah generasi penerus yang masih memungkinkan potensi sumberdaya manusianya berkembang, sehingga dapat menggantikan generasi sebelumnya menjadi pemimpinpemimpin bangsa. Pada saat ini semakin berkembang bentuk perilaku menyimpang yang dilakukan remaja. Kenakalan remaja biasanya dilakukan oleh remaja-remaja yang gagal dalam menjalani proses-proses perkembangan jiwanya, baik pada saat 1

2 remaja maupun pada masa kanak-kanaknya. Dimana masa kanak-kanak dan masa remaja berlangsung begitu singkat, dengan perkembangan fisik, psikis, dan emosi yang begitu cepat. Menurut Havighurst (dalam Sarwono 2011:48) tugas perkembangan pada remaja adalah: 1. Menerima kondisi fisiknya dan memanfaatkan tubuhnya secara efektif 2. Menerima hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya dari jenis kelamin yang mana pun. 3. Berusaha melepaskan diri dari ketergantungan emosi terhadap orang tua dan orang dewasa lainnya. 4. Mempersiapkan karier ekonomi. 5. Merencanakan tingkah laku sosial yang bertanggung jawab. 6. Mencapai sistem nilai dan etika tertentu sebagai pedoman tingkah lakunya. Untuk itu orang tua mempunyai peranan di dalam pertumbuhan dan perkembangan pribadi seorang anak. Sebab keluarga merupakan lingkungan pertama dari tempat kehadirannya dan mempunyai fungsi untuk menerima, merawat, dan mendidik seorang anak. Jelaslah keluarga menjadi tempat pendidikan pertama yang dibutuhkan seorang anak. Sebab pendidikan itu pada prinsipnya adalah untuk meletakkan dasar dan arah bagi seorang anak. Pendidikan yang baik akan mengembangkan kedewasaan pribadi anak tersebut. Anak bisa menjadi mandiri, penuh tanggung jawab terhadap tugas dan kewajibannya, menghormati sesama manusia dan hidup sesuai martabat dan citranya. Sebaliknya pendidikan yang salah dapat membawa akibat yang tidak baik bagi perkembangan pribadi anak. Secara psikologis, kenakalan remaja merupakan wujud dari konflik-konflik yang tidak terselesaikan dengan baik pada masa kanak-kanak maupun remaja para pelakunya. Kenakalan-kenakalan yang dilakukan oleh remaja di bawah usia 17 tahun sangat beragam mulai dari perbuatan yang amoral dan anti sosial.

3 Kenakalan remaja ini sering dilakukan oleh remaja yang kebutuhan ekonominya kurang sehingga mereka melakukan kenakalan bahkan bukan hanya kenakalan saja tetapi tindakannya sudah termasuk kejahatan kriminal atau pidana. Kenakalan remaja salah satunya dipengaruhi oleh faktor keluarga. Gaya komunikasi orang tua terhadap remaja yang kurang baik justru dapat mengakibatkan kenakalan remaja, meskipun demikian gaya komunikasi orang tua terhadap anak juga dapat di lakukan untuk mengatasi kenakalan remaja. Hal ini dikarenakan keluarga merupakan tempat pembentukan karakter dan kepribadian seorang anak remaja dalam lingkungan pergaulan, sebab kepribadian seorang remaja masih labil sehingga perlu pengawasan dan perhatian keluarga. Keluarga memiliki peranan penting dalam menghadapi situasi lingkungan yang dapat mempengaruhi tingkah laku atau kehidupan remaja. Fenomena-fenomena yang terjadi saat ini menunjukkan bahwa apabila konflik-konflik yang berkembang antara orang tua dan remaja menjadi berlarutlarut, dapat menimbulkan berbagai hal yang negatif, baik bagi remaja itu sendiri maupun dalam hubungannya antara remaja dan orang tuanya. Kondisi demikian merupakan suatu keadaan yang tidak baik bagi remaja yang dapat menimbulkan berbagai permasalahan yang kompleks, baik fisik maupun sosial termasuk pendidikan, antara lain dapat menimbulkan keluhan fisik yang tidak jelas penyebabnya maupun berbagai permasalahan yang berdampak pada perilaku anti sosial yang sering terjadi pada remaja. Bentuk kenakalan remaja tersebut seperti: kabur dari rumah, membawa senjata tajam, dan kebut-kebutan di jalan, sampai pada perbuatan yang sudah menjurus pada perbuatan kriminal atau perbuatan

4 yang melanggar hukum seperti pembunuhan, perampokan, pemerkosaan, seks bebas, pemakaian obat-obatan terlarang, dan tindak kekerasan lainnya yang sering diberitakan pada media-media massa. Mengingat remaja sebagai generasi muda yang merupakan sumber daya manusia yang sangat potensial sebagai penerus cita-cita bangsa, yang memiliki peranan yang sangat penting. Mereka memerlukan perlindungan dan pembinaan serta bimbingan untuk menjamin pertumbuhan fisik, mental dan spritual secara utuh. Dalam memberikan perlindungan dan bimbingan kepada remaja, diperlukan dukungan yang positif, dan partisipasi aktif dari semua pihak terutama orang tua. Dalam hal ini orang tua perlu membina mentalitas anak remaja dengan menanamkan ajaran agama. Bagi anak remaja sangat diperlukan adanya pemahaman, pendalaman serta ketaatan terhadap ajaran-ajaran agama yang dianut. Dalam kenyataan sehari-hari menunjukkan, bahwa remaja yang melakukan kejahatan sebagian besar kurang memahami norma-norma agama bahkan lalai menunaikan perintah-perintah agama sehingga menimbulkan kenakalan remaja seperti melakukan pencurian, penganiayaan, pembunuhan, penggelapan, dan kejahatan-kejahatan lainnya. Dalam Sofyan (2010:89), menurut Dr. Kusumanto, kenakalan anak dan remaja adalah tingkah laku individu yang bertentangan dengan syarat-syarat dan pendapat umum yang dianggap sebagai accepteble dan baik oleh masyarakat yang berkebudayaan. Hal yang sama sebagaimana diungkapkan oleh Kartono (2010:21), bahwa remaja tersebut dapat dilihat dari berbagai bentuk antara lain: a. Kebut-kebutan di jalan raya yang terkadang dapat mengganggu keamanan lalu lintas dan membahayakan jiwanya sendiri atau orang lain.

5 b. Perilaku ugal-ugalan, brandalan dan urakan yang dapat mengganggu ketentraman dilingkungan sekitarnya. Perilaku ini bersumber pada dorongan primitif yang tidak terkendali serta suka menteror lingkungan. c. Perkelahian antar sekolah, antar suku (tawuran) yang dapat mengakibatkan korban jiwa. d. Membolos sekolah, lalu bergelandangan sepanjang jalan atau bersembunyi ditempat-tempat terpencil untuk melakukan bermacam-macam eksperimen kedurjanaan dan tidak a-susila. Meskipun orang tua telah berusaha, membimbing dan membina anak remajanya semaksimal mungkin tapi, masih banyak terdapat anak remaja yang masih melakukan penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan sudah jelas berdampak negatif bagi masa depannya maupun bagi masyarakat sekitarnya. Hal ini dapat kita lihat karena masih banyaknya terdapat kenakalan remaja. Demikian juga halnya yang terjadi di desa yang menjadi tempat penelitian saya, masih terdapat anak remaja yang melakukan perilaku-perilaku menyimpang seperti, meminum minuman keras, bolos dari sekolah, main judi bersama temantemannya, serta tawuran antar pemuda setempat. Hal inilah yang mendasari penulis ingin melakukan penelitian mengenai Peran Orang Tua Dalam Pencegahan Kenakalan Remaja di Desa Sosorgonting Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan. B. Identifikasi Masalah Agar penelitian menjadi terarah dan jelas tujuannya maka perlu dijelaskan identifikasi masalah. Jika suatu masalah sudah diidentifikasi tentu penelitian akan dapat dilakukan secara lebih mendalam. Ali (2004:234) mengatakan untuk keperluan karya ilmiah suatu hal yang perlu diperhatikan masalah penelitian sedapat mungkin dapat diusahakan tidak terlalu luas masalah yang akan

6 menghasilkan analisa sempit, sebaliknya bila ruang lingkup masalah dipersempit dapat diharapkan analisa secara lebih mendalam dan luas. Dengan demikian yang menjadi identifikasi masalah dalam proposal ini adalah: 1. Peran orang tua dalam pencegahan kenakalan remaja. 2. Cara orang tua memberikan bimbingan kepada anak remaja. 3. Faktor faktor yang menyebabkan terjadinya kenakalan remaja. 4. Sikap orang tua dalam mencegah terjadinya kenakalan remaja. 5. Bentuk-bentuk kenakalan remaja. C. Pembatasan Masalah Dalam sebuah penelitian hendaknya memiliki batasan masalah. Hal ini bertujuan untuk memberikan kejelasan terhadap batasan-batasan masalah yang hendak dibahas agar ruang lingkup masalah tidak terlalu luas sehingga tidak menyimpang dari latar belakang dan identifikasi masalah. Maka sehubungan dengan itu batasan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Faktor faktor yang menyebabkan kenakalan remaja di Desa Sosorgonting Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan. 2. Usaha orang tua dalam mencegah terjadinya kenakalan remaja di Desa Sosorgonting Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan. D. Rumusan Masalah Berdasarkan penjelasan di atas maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

7 1. Apakah faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kenakalan remaja di Desa Sosorgonting Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan? 2. Bagaimana usaha orang tua dalam pencegahan kenakalan remaja di Desa Sosorgonting Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan? E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian pada dasarnya merupakan titik tujuan yang akan dicapai seseorang melalui kegiatan penelitian yang akan dilakukan. Itulah sebabnya tujuan penelitianyang akan dilakukan harus mempunyai rumusan yang tegas, jelas terperinci serta operasional. Berdasarkan uraian di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kenakalan remaja di Desa Sosorgonting Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan. 2. Untuk mengetahui usaha orang tua dalam mencegah terjadinya kenakalan remaja di Desa Sosorgonting Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan. F. Manfaat Penelitian Adapun yang menjadi manfaat dilakukannya penelitian ini adalah: 1. Bagi orang tua

8 Agar dapat meningkatkan perannya untuk membimbing anak guna mencegah terjadinya kenakalan remaja. 2. Bagi masyarakat Sebagai informasi kepada masyarakat bahwa peranan orang tua sangat bermanfaat dalam mencegah terjadinya kenakalan remaja. 3. Bagi penulis Sebagai bahan masukan untuk memperoleh data yang akurat mengenai faktor-faktor penyebab terjadinya kenakalan remaja dan bagaimana cara untuk mencegah terjadinya kenakalan remaja serta dapat menambah wawasan penulis tentang kenakalan remaja yang terjadi saat ini.