Arman Christiawan, David Perdanakusuma Departemen / SMF Ilmu Bedah Plastik Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, RSUD Dr.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III. METODE PENELITIAN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

Uji konsentrasi hambat minimum (KHM) ekstrak daun binahong (Anredera cordifolia Steenis) sebagai antibakteri terhadap pertumbuhan Streptococcus mutans

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Rumah Sakit

ABSTRAK. EFEK ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL BUNGA ROSELLA (Hibiscus sabdariffa Linn) TERHADAP Staphylococcus aureus SECARA IN VITRO

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional laboratorik.

KARYA TULIS ILMIAH. Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Kedokteran Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

ABSTRAK. Pembimbing I : Widura, dr., MS. Pembimbing II : Yenni Limyati, dr., Sp.KFR., S.Sn., M.Kes. Selly Saiya, 2016;

Analisis Hayati KEPEKAAN TERHADAP ANTIBIOTIKA. Oleh : Dr. Harmita

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

ABSTRAK. EFEK ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL BAWANG PUTIH (Allium sativum Linn.) TERHADAP Staphylococcus aureus DAN Escherichia coli SECARA IN VITRO

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, dilaksanakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. dari saluran napas bagian atas manusia sekitar 5-40% (Abdat,2010).

BAB III METODE PENELITIAN

DAYA HAMBAT EKSTRAK SABUT KELAPA (COCOS NUCIFERA) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI ESCHERICHIA COLI DAN

ABSTRAK AKTIVITAS TEH HIJAU SEBAGAI ANTIMIKROBA PADA MIKROBA PENYEBAB LUKA ABSES TERINFEKSI SECARA IN VITRO

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Jenis penelitian adalah eksperimental laboratories dengan rancangan. penelitian The Post Test Only Control Group Design.

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

Efek Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Teh Hijau (Camellia. Bakteri Staphylococcus Aureus dan Escherichia coli secara In. Vitro. Oleh: MICHAEL

BAB III METODE PENELITIAN

ABSTRAK. EFEK ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN SALAM (Syzygium polyanthum) TERHADAP Escherichia coli DAN Bacillus subtilis SECARA IN VITRO

Sekolah Farmasi, Institut Teknologi Bandung Jl. Ganesa No. 10 Bandung. 2

BAB 1 PENDAHULUAN. pada wanita seperti kanker, tumor, mastitis, penyakit fibrokistik terus meningkat,

BAB I PENDAHULUAN. pada infeksi yang disebabkan oleh bakteri seperti mycobacterium, staphylococcus,

BAB III METODE PENELITIAN. reaksi, piring kultur sel atau di luar tubuh makhluk hidup, syarat penelitian

ABSTRAK EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN BINAHONG

ABSTRAK. AKTIVITAS ANTIBAKTERIAL EKSTRAK ETANOL LIDAH BUAYA (Aloe vera) TERHADAP Staphylococcus aureus SECARA IN VITRO TAHUN 2014

AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL BIJI BUAH PEPAYA (Carica papaya L.) TERHADAP Escherichia coli DAN Staphylococcus aureus

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. lumut. Tumbuhan lumut merupakan sekelompok tumbuhan non vascular yang

BAB III METODE PENELITIAN. Asam Jawa (Tamarindus indica L) yang diujikan pada bakteri P. gingivalis.

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode eksperiment.

INTISARI. UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL RIMPANG TEMU GIRING (Curcuma Heyneana Val) TERHADAP PERTUMBUHAN Shigella Dysentriae SECARA IN VITRO

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAUN ASAM JAWA

BAB I PENDAHULUAN. Luka bakar khususnya luka bakar di atas derajat 1, sampai saat ini masih

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan 1,5 juta kematian setiap hari di seluruh dunia (Anonim, 2004).

ABSTRAK. Kata Kunci : Streptococcus mutans, avokad, in vitro.

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan obat-obatan tradisional khususnya tumbuh-tumbuhan untuk

ABSTRAK. EFEK INHIBISI EKSTRAK ETANOL BATANG KAYU MANIS (Cinnamomum burmanni) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Salmonella Typhi SECARA In Vitro

I. PENDAHULUAN. Bentuk jeruk purut bulat dengan tonjolan-tonjolan, permukaan kulitnya kasar

BAB I. A. Latar Belakang Masalah. baik bagi masyarakat yang tinggal di perkotaan maupun pedesaan. Tanaman obat

ABSTRAK. AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK KULIT MANGGIS (Garcinia mangostana L.) TERHADAP BAKTERI PENYEBAB JERAWAT SECARA IN VITRO

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ABSTRAK. EFEK ANTIMIKROBA EKSTRAK DAUN MIMBA (Azadirachta indica A. Juss) TERHADAP Enterococcus faecalis

BAB IV METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. diramu sendiri dan memiliki efek samping merugikan yang lebih kecil

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN BELIMBING WULUH ( Averrhoa bilimbi L.) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Staphylococcus aureus SECARA IN VITRO

AKTIVITAS ANTIBAKTERI SARI BUAH BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi Linn.) TERHADAP BAKTERI PSEUDOMONAS AERUGINOSA DAN STAPHYLOCOCCUS EPIDERMIDIS

SKRINING FITOKIMIA DAN UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK n-heksana DAN ETILASETAT SERTA ETANOL ALGA MERAH (Galaxaura oblongata)

Prosiding Seminar Nasional Kefarmasian Ke-1

ABSTRAK. AKTIVITAS ANTIMIKROBA INFUSA DAUN ASAM JAWA (Tamarindus indica Linn.) TERHADAP Escherichia coli SECARA IN VITRO

JFL Jurnal Farmasi Lampung Vol. 6. No. 2 Desember 2017

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Kersen. (Muntingia calabura L.) Terhadap Bakteri Klebsiella pneumoniae TUGAS AKHIR

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dunia setelah Brazil (Hitipeuw, 2011), Indonesia dikenal memiliki tanaman-tanaman

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN BELIMBING WULUH (AVERRHOA BILIMBI L.) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI STAPHYLOCOCCUS AURES SECARA IN VITRO

UJI ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN SAWO (Manilkara zapota) TERHADAP BAKTERI Eschericia coli, dan Staphylococcus aureus SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. diisolasi dari saluran akar yang terinfeksi dengan pulpa terbuka adalah obligat

BAB I PENDAHULUAN. banyak ditemui pada penderita periodontitis. Pertumbuhan Porphyromonas gingivalis

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik untuk menguji

Lampiran 1. Skema Alur Pikir

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. ekstrak kulit nanas (Ananas comosus) terhadap bakteri Porphyromonas. Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme di Indonesia masih mengkhawatirkan kehidupan masyarakat.

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI FRAKSI DAUN ALPUKAT (PERSEA AMERICANA MILL) TERHADAP BAKTERI ESCHERICHIA COLI DAN STAPHYLOCOCCUS AUREUS

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN PEPAYA (CARICA PAPAYA L.) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI PSEUDOMONAS AERUGINOSA SECARA IN VITRO

ABSTRAK AKTIVITAS ANTIMIKROBA MADU IN VITRO TERHADAP ISOLASI BAKTERI DARI LUKA

Kata kunci: Infusa Siwak, Staphylococcus aureus, konsentrasi, waktu kontak.

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

ABSTRAK. PENGARUH EKSTRAK ETANOL DAUN KEMANGI (Ocimum americanum) TERHADAP PERTUMBUHAN Staphylococcus aureus DAN Escherichia coli SECARA IN VITRO

BAB I PENDAHULUAN. saluran akar dan menggantinya dengan bahan pengisi. Perawatan saluran akar

Kata Kunci: infusa daun Binahong, Staphylococcus aureus

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL TANAMAN YODIUM

ABSTRAK EFEKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK DAUN BINAHONG

BAB I PENDAHULUAN. maupun anaerob. Bakteri Streptococcus viridans dan Staphylococcus aureus

BAB I PENDAHULUAN. Propolis adalah campuran dari sejumlah lilin lebah dan resin yang

Daya Antibakteri Ekstrak Tumbuhan Majapahit (Crescentia cujete L.)Terhadap Bakteri Aeromonas hydrophila

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

SKEMA ALUR PIKIR. Kulit Buah Manggis

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Sampel penelitian ini adalah biakan murni S. mutans yang berasal dari

* ABSTRAK ABSTRACT

Uji daya hambat ekstrak daun lidah mertua (Sansevieriae trifasciata folium) terhadap pertumbuhan bakteri Escherichia coli dan Streptococcus sp

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya adalah dengan menggunakan obat kumur antiseptik. Tujuan berkumur

UJI EFEKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK BIJI PEPAYA (CARICA PAPAYA L.) TERHADAP PERTUMBUHAN ESCHERICHIA COLI SECARA IN VITRO

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN LIDAH BUAYA. TERHADAP BAKTERI PENGHASIL EXTENDED SPECTRUM β- LACTAMASE (ESBL) ISOLAT INFEKSI LUKA OPERASI

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. diare. Infeksi enteric yang disebabkan oleh bakteri E.coli dapat terjadi pada usus

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL BUAH BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) ASAL KOTA WATAMPONE. St. Maryam, Saidah juniasti, Rachmat Kosman

Efek Pasca Antibiotik Ciprofloxacin terhadap Staphylococcus aureus ATCC dan Escherichia coli ATCC 25922

Keywords: Mahkota dewa folium, Antibacterials, Potential, Minimum Inhibitory Concentration (MIC) and Minimum Kill Concentration (MBC)

Aktivitas Antioksidan dan Antibakteri dari Ekstrak Etanol dan Metanol Daun Kapehu (Guioa diplopetala)

Transkripsi:

AKTIVITAS ANTIMIKROBA DAUN BINAHONG TERHADAP Pseudomonas aeruginosa dan Staphylococcus aureus YANG SERING MENJADI PENYULIT PADA PENYEMBUHAN LUKA BAKAR Arman Christiawan, David Perdanakusuma Departemen / SMF Ilmu Bedah Plastik Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, RSUD Dr. Soetomo Surabaya Abstrak Pendahulauan : Luka bakar jika tidak dirawat dengan benar maka akan sangat rentan oleh infeksi bakteri maupun jamur. Beberapa bakteri aerob seperti Pseudomonas aeruginosa, Staphylococcus aureus, Escherichia coli, Klebsiella spp., Enterococcus spp diketahui sering menjadi kontaminan utama pada luka bakar disamping jamur Candida spp., Aspergillus, dan Fusarium. Antibiotika yang ada saat ini memang sudah dapat merawat luka bakar dengan baik dan dapat mencegah terjadinya infeksi, namun kecenderungan menggunakan tanaman tradisional sebagai obat di kalangan masyarakat Indonesia terutama di pedesaan masih tinggi, Salah satu tanaman tradisional yang sering digunakan sebagai obat adalah Anredera cordifolia atau yang oleh masyarakat disebut dengan nama Binahong. Daun Binahong yang memiliki kandungan senyawa flavonoid dan saponin dipercaya berkhasiat untuk mencegah infeksi pada luka bakar, sehingga secara tidak langsung dapat mempercepat proses penyembuhan luka bakar. Tujuan : Untuk menguji tingkat efektifitas ekstrak daun binahong dalam membunuh dan menghambat bakteri Pseudomonas aeruginosa dan Staphylococcus aureus. Desain Penelitian : Bentuk penelitian ini adalah eksperimental sejati Metode : metode penelitian yaitu uji dilusi dan dilanjutkan uji konfirmasi dengan melakukan streaking pada Nutrient Agar Plate. Konsentrasi ekstrak etanol binahong yang diuji pada penelitian ini adalah 10%, 5%, 2,5%, 1,25%, 0,625% dan 0,3125%. Hasil : Tidak terlihat aktivitas anti bakteri ekstrak etanol binahong terhadap Staphylococcus aureus pada semua konsentrasi yang diujikan. Sementara itu, dari data yang diperoleh diketahui bahwa ekstrak etanol binahong memiliki aktivitas anti bakteri terhadap Pseudomonas aeruginosa. Dan setelah dilakukan replikasi diketahui bahwa Konsentrasi Bunuh Minimal ekstrak binahong ini yaitu sebesar 10% terhadap 60% sampel kuman yang diuji. 1

ANTIMICROBIAL ACTIVITY OF BINAHONG LEAVES TOWARD Pseudomonas aeruginosa AND Staphylococcus aureus WHICH OFTEN BECOMES A COMPLICATION OF BURNS WOUND HEALING Arman Christiawan, David Perdanakusuma Departemen / SMF Ilmu Bedah Plastik Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, RSUD Dr. Soetomo Surabaya Abstract Background: Several bacteria such as Pseudomonas aeruginosa, Staphylococcus aureus, Escherichia coli, Klebsiella spp., Enterococcus spp are well known in causing infection in burn wound. A traditional herbal plant called as binahong (Anredera Cordifolia) have been used in society to treat burn wound. It is considered to have antibacterial activity against contaminat germ in burn wound so that it might help the recovery of burn wound. This research tests antibacterial activity of binahong ethanol extract against Pseudomonas aeruginosa dan Staphylococcus aureus. Objective: To test the effectiveness of antibacterial activity of binahong ethanol extract against Pseudomonas aeruginosa and Staphylococcus aureus. Design: True experimental Methods: Dilution methode followed with confirmation test by streaking in Nutrient Agar Plate. Concentrations tested are 10%, 5%, 2,5%, 1,25%, 0,625%, and 0,3125%. Results: shows that there is no antibacterial activity against Staphylococcus aureus. Meanwhile against Pseudomonas aeruginosa, it is seen that at 10% of concentration binahong extract can kill germ colonies. Key words: Binahong (Anredera Cordifolia), Pseudomonas aeruginosa, Staphylococcus aureus, antibacterial activity 2

1. Pendahuluan Luka bakar merupakan salah satu jenis trauma yang paling umum terjadi di masyarakat. Diperkirakan sekitar 1,2 juta orang Amerika mengalami luka bakar setiap tahunnya dan 100.000 diantaranya memerlukan rawat inap di rumah sakit (Church dkk, 2006). Kasus-kasus yang terjadi pun bervariasi penyebab maupun tingkat kegawatannya. Umumnya, tingkat kegawatan dipengaruhi oleh luas dan kedalaman permukaan tubuh yang mengalami luka bakar (Goodis, 2008). Semakin luas dan dalam permukaan tubuh yang terlibat, semakin sulit dan lama proses penyembuhannya. Selain itu, luka yang dalam dan luas juga akan meningkatkan resiko terjadinya infeksi baik itu lokal maupun sistemik (Church dkk, 2006). Luka bakar jika tidak dirawat dengan benar maka akan sangat rentan oleh infeksi bakteri maupun jamur. Hilangnya kontinuitas kulit dan jaringan membuat banyak kuman dan mikroorganisme untuk masuk dan membentuk koloni di tempat yang tidak seharusnya. Diperkirakan 75 persen kematian yang diakibatkan oleh luka bakar disebabkan karena infeksi, baik sistemik maupun lokal. ( Bowler, 2001). Maka dari itu kontrol bakteri pada perawatan luka bakar merupakan hal yang vital untuk dilakukan. Meskipun permukaan luka berada dalam keadaan steril sesaat setelah luka bakar terjadi, namun beberapa mikroorganisme dengan segera akan membentuk koloni jika tidak dilakukan perawatan yang tepat (Bowler, 2001). Penelitian yang lebih lanjut menemukan adanya pola-pola kuma n tertentu yang biasanya sering menjadi penyebab infeksi pada luka bakar. Flora normal pada kulit, saluran nafas, maupun saluran cema manusia utamanya sering membentuk koloni pada luka-luka luar, termasuk luka bakar. Beberapa bakteri aerob seperti Pseudomonas aeruginosa, Staphylococcus aureus, Escherichia coli, Klebsiella spp., Enterococcus spp diketahui sering menjadi kontaminan utama pada luka bakar disamping jamur Candida spp., Aspergillus, dan Fusarium ( Al' Akayleh, 1999). Antibiotik yang ada sekarang memang sudah dapat merawat luka bakar dengan baik dan dapat mencegah terjadinya infeksi, namun tak dipungkiri juga bahwa kecenderungan menggunakan tanaman tradisional sebagai obat di kalangan masyarakat Indonesia terutama di pedesaan masih tinggi. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya akses dan biaya untuk pengobatan modern yang relatif lebih mahal dan sulit dijangkau oleh mereka. Salah satu tanaman tradisional yang sering digunakan sebagai obat adalah Anredera cordifolia atau yang oleh masyarakat disebut dengan nama Binahong. Daun Binahong yang dihancurkan dipercaya berkhasiat untuk mencegah infeksi pada luka bakar, sehingga secara tidak langsung dapat mempercepat proses penyembuhan luka bakar. Berdasarkan latar belakang masalah diatas, ditambah dengan studi tentang kandungan kimia binahong yang menunjukkan adanya flavonoid sebagai zat antibakteri, peneliti akan menilai konsentrasi bunuh minimal dari ekstrak daun binahong terhadap bakteri Pseudomonas. aeruginosa dan Staphylococcus aureus yang sering menjadi penyebab infeksi pada luka bakar. 2. Metode Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Airlangga Surabaya, pada bulan Desember 2009 sampai Januari 2010. Penelitian ini berjenis penelitian eksperimental laboratorik, berupa Randomized Post Test Only Controlled Group Design. Sampel penelitian ini adalah bakteri Pseudomonas aeruginosa ATCC 27853 dan Staphylococcus aereus ATCC 25923 di dalam media Mueller Hinton Broth yang dibiakkan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga. Bahan - bahan yang dipakai adalah kuman Pseudomonas aeruginosa dan Staphylococcus aureus, ekstrak etanol binahong dengan konsentrasi 10%, 5%,2,5%, l,25%, 0,625%, O,3l25%, aquades, media Mueller Hinton Broth,dan media Nutrient Agar Plate. Besar sampel yang digunakan dalam penelitian kali ini tergantung pada jumlah perlakuan dan replikasi yang akan dilakukan. Jumlah perlakuan menunjukkan jumlah konsentrasi ekstrak binahong yang dipakai dalam penelitian ini. Pada penelitian ini akan dilakukan 6 perlakuan, berdasarkan 3

konsentrasi ekstrak terpilih. Replikasi pada penelitian ini dihitung menggunakan rumus, dan didapatkan jumlah replikasi sebanyak 4 kali, untuk masing perlakuan. Sampel diambil secara random dari biakan bakteri Pseudomonas aeruginosa dan Staphylococcus aureus yang terdapat di Laboratorium Mikrobiologi FK UNAIR. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah ekstrak daun binahong dalam berbagai konsentrasi, dengan variabel terikat adalah kekeruhan tabung reaksi dan pertumbuhan koloni kuman pada Nutrient Agar Plate. Variabel kendali dalam penelitian ini adalah suhu, masa inkubasi, umur bakteri. Pengumpulan data dilakukan secara langsung saat penelitian dengan membuat tabel hasil dari penelitian dan mencatatkan hasil penelitian di dalam tabel tersebut untuk selanjutnya dilakukan analisis secara deskriptif. Alur bagan penelitian sebagai berikut : (Gambar 1) 3. Hasil Data yang diperoleh dari hasil penelitian menggunakan uji dilusi dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 1. Hasil perlakuan ekstrak binahong dalam Mueller Hinton Borth Tabel 2. Hasil perlakuan ekstrak binahong dalam Nutrient Agar Plate Gambar 1. Alur bagan penelitian Pada Tabel 1 yang mencatat hasil percobaan dengan menggunakan uji dilusi terlihat bahwa semua tabung dari konsentrasi tertinggi sampai terendah tampak keruh. Hasil ini sama pada percobaan dengan menggunakan kuman Pseudomonas aeruginosa maupun Staphylococcus aureus. Dari hasil yang didapatkan ini maka tidak dapat ditentukan Konsentrasi Hambat Minimal (KHM) ekstrak etanol Binahong terhadap kuman Pseudomonas aeruginosa dan Staphylococcus aureus. Kekeruhan pada tabung sudah terlihat sejak awal pencampuran ekstrak etanol ke dalam media Mueller Hinton Broth dan sebelum diinkubasikan selama 24 jam. Hal ini disebabkan karena ekstrak etanol yang digunakan itu sendiri sudah keruh dan berwarna gelap. Oleh karena itu untuk 4

membedakan kekeruhan pada tabung adalah hasil dari pertumbuhan koloni kuman atau disebabkan karena kekeruhan pada ekstrak itu sendiri maka dilakukan streaking terhadap setiap konsentrasi di Nutrient Agar Plate untuk memastikan ada tidaknya pertumbuhan kuman. Tabel 2. mencatat ada tidaknya pertumbuhan kuman pada Nutrient Agar Plate. Dari tabel ini dapat dilihat bahwa untuk kuman Pseudomonas aeruginosa tidak tampak pertumbuhan koloni pada konsentrasi ekstrak 10%. Hal ini teriadi pada percobaan pertama, ketiga, dan keempat. Sedangkan pada percobaan kedua dan kelima tampak adanya pertumbuhan kuman pada Nutrient Agar Plate. Sedangkan untuk konsenstrasi lainnya yaitu 5%, 2,5%, 1,25%, 0,625% dan 0,3125% tampak adanya pertumbuhan kuman mulai dari percobaan pertama sampai terakhir. Sedangkan untuk kuman Staphylococcus aureus didapatkan data bahwa ekstrak etanol Binahong tidak memiliki aktivitas anti bakteri terhadap bakteri ini pada konsentrasi tertinggi, yaitu 10% sampai konsentrasi terendah, yaitu 0,3125%. Hal ini terlihat dari adanya pertumbuhan koloni kuman pada Nutrient Agar Plate. Dan hasil ini konsisten pada replikasi-replikasi berikutnya. Berdasarkan hasil penelitian diatas, dari konsentrasi-konsentrasi ekstrak yang diujikan terhadap kuman Staphylococcus aureus tidak didapatkan Konsentrasi Bunuh Minimal (KBM). 4. Pembahasan Penelitian ini menggunakan uji dilusi karena bertujuan untuk mencari konsenstrasi yang dapat menghambat pertumbuhan kuman. Setelah dilakukan percobaan, maka didapatkan warna keruh pada setiap tabung coba. Hal ini dapat berarti dua hal. Yang pertama adalah memang benar terdapat pertumbuhan kuman di dalam tabung, dan yang kedua adalah kekeruhan pada tabung disebabkan oleh karena ekshak yang digunakan itu sendiri pada awalnya memang keruh dan berwarna gelap. Maka dari itu, dilakukan uji konfirmasi dengan melakukan streaking pada Nutrient Agar Plate untuk memastikan adanya pertumbuhan kuman. Hasil yang didapat yaitu Konsentrasi Bunuh Minimal (KBM) ekstrak etanol binahong sebesar 10% terhadap 60% sampel bakteri Pseudomtonas aeruginosa Sedangkan terhadap bakteri Staphylococcus aureus tidak didapatkan konsenstrasi yang dapat menghentikan pertumbuhan kuman ini. Banyak faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang tanaman, bila faktor-faktor ini tidak sesuai dengan karakteristik dan kondisi yang dibutuhkan oleh tanaman tersebut untuk tumbuh, maka dapat mempengaruhi kandungan zat yang terdapat pada tanaman tersebut. Pengaruh itu dapat berupa sintesis dan akumulasi dari bahanbahan yang tidak diharapkan meningkat atau sintesis dan jumlah dari bahan-bahan yang diharapkan menurun dalam hal ini kandungan senyawa flavonoid dan saponin dalam tanaman binahong, Pada penelitian ini, daun binahong yang digunakan berasal dari kota Batu, Malang, propinsi Jawa Timur. Karakteristik daerah ini yang sejuk dapat mempengaruhi perkembangan tanaman ini dan dapat memberikan hasil yang berbeda mengenai kandungan zat aktif tanaman ini jika ditanam di tempat lain yang memiliki karakteristik berbeda. Selain itu penggunaan pelarut yang sesuai dalam melakukan ekstraksi juga sangat penting dalam penelitian ini karena dengan pelarut yang benar dapat mengikat zat-zat aktif yang terkandung dalam tanaman tersebut. Pada penelitian ini menggunakan ekstraksi etanol. Penggunan etanol dalam ekstraksi ini diharapkan dapat mengikat semua zat aktif yang dapat terikat dengan etanol. Namun, dengan demikian penggunaan cara ini memiliki kelemahan, yaitu zat aktif yang tidak larut dalam etanol tidak dapat diisolasi dalam ekstrak tersebut. Hasil yang didapat pada penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Paz pada tahun 1994, dimana dalam percobaannya didapatkan bahwa tanaman binahong memiliki aktivitas anti mikroba terhadap Staphylococcus aureus. Faktor yang diperkirakan mempengaruhi perbedaan hasil ini adalah penggunaan teknik ekstraksi yang berbeda, dimana Paz (1994) dalam penelitiannya menggunakan ekstraksi air. Selain itu perbedaan karakteristik habitat 5

tanaman binahong yang menjadi subyek penelitian diperkirakan ikut mempengaruhi kandungan zat aktif tanaman ini. Selain kedua faktor di atas, kemungkinan penyebab lain ekstrak etanol binahong tidak memiliki aktivitas anti bakteri terhadap Staphylococcus aureus adalah konsentrasi yang diujikan tidak adekwat. Hal ini menyebabkan bakteri ini tetap dapat tumbuh dengan subur pada tabung reaksi. Oleh karena itu kemungkinan dibutuhkan korisentrasi ekstrak yang lebih tinggi dari 10% untuk menghasilkan efek bakterisidal yang diinginkan. Selain itu, faktor lain yang berpengaruh dalam pelaksanaan percobaan ini adalah alat dan bahan yang digunakan tidak berada dalam kondisi steril. Kurang lamanya pemanasan ose yang digunakan untuk melakukan streaking pada Nutrient Agar Plate merupakan kemungkinan penyebab adanya kontaminan kuman yang tampak pada percobaan. Di samping itu teknik sterilisasi ekstrak dengan menggunakan autoclave juga diperkirakan dapat mempengaruhi bahkan menginaktifkan zat aktif yang terkandung didalamnya, sehingga dapat meniadakan efek bakterisidal ekstrak itu sendiri. 5. Kesimpulan Pada penelitian ini didapatkan hasil bahwa Ekstrak etanol binahong tidak memiliki efek anti bakteri terhadap Staphylococcus aureus pada konsentrasi 10%. Konsentrasi Bunuh Minimal (KBM) ekstrak etanol binahong terhadap Pseudomonas aeruginosa yaitu sebesar 10%. Untuk penelitian lebih lanjut dapat digunakan ekstrak etanol binahong dengan konsentrasi yang lebih tinggi. Selain itu dapat dicoba penggunaan teknik ekstraksi dengan pelarut lain untuk mendapatkan zat aktif yang diharapkan. Sedangkan untuk sterilisasi ekstrak dapat dicoba dengan teknik filtrasi dengan pori maksimal 0,2 µm. 6. Daftar Pustaka Al-Akayleh, A.T. 1999. Invasive Burn Wound Infection. Annals of Burns and Fire Disasters. vol. XII; no 4. Bowler, P.G, Duerden, B.I, Armstrong, D.G. 2001. Wound Microbiology and Associated Approaches to Wound Management. Clinical Microbiology Reviews. April vol l4 (2);hal: 244-269. Church, Deirdre, Elsayed, Sameer, Reid, Owen, Winston, Brent, Lindsay, Robert. 2006. Burn Wound Infection. Clinical Microbiology Reviews. April vol. 19, No. 2; hal: 403-434. Goodis, Jamie. 2008. Burns, ThermaL. retrieved: Juli 7,2009. From http://emedicine.medscape. com/article/769193-overview Paz,E. Alonso, Cerdeiras, M.P, FernandezrJ, Ferreira, F, Moyna, P, Soubes, M, Yfrzquez, A, Vero, S, Zunino, L.1994. Screening of Uruguayan medicinal plantsfor antimicrobial activity. Journal of Ethnopharmacology. Vol45 (1995); hal:67-70. 6