STUDI TENTANG KESETARAAN GENDER

dokumen-dokumen yang mirip
GENDER DALAM PERSPEKTIF AGAMA (ISLAM)

HANIFAH MUYASSARAH FAK. DAKWAH INSTITUT AGAMA ISLAM IMAM GHAZALI CILACAP

GENDER DALAM PERKEMBANGAN MASYARAKAT. Agustina Tri W, M.Pd

BAB 1 PENDAHULUAN. Gender adalah perbedaan jenis kelamin berdasarkan budaya, di mana lakilaki

STRATEGI PEMBELAJARAN PERSPEKTIF GENDER

BAB I PENDAHULUAN. manusia kedua setelah laki-laki. Tatanan sosial memberi kedudukan perempuan

1Konsep dan Teori Gender

STUDI TENTANG KESETARAAN GENDER DALAM BERBAGAI ASPEK 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. perempuan atau laki-laki secara terpisah, tetapi bagaimana menempatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. upaya dari anggota organisasi untuk meningkatkan suatu jabatan yang ada.

I. PENDAHULUAN. Indonesia. Pada tahun 2010 diperhitungkan sekitar 0,8 juta tenaga kerja yang

BAB II GENDER DALAM ISLAM

KESETARAAN GENDER DALAM ISLAM. Jihan Abdullah *

Analisis Gender dan Transformasi Sosial Pembahas: Luh Anik Mayani

Hakekat Perencanaan. Model Perencanaan. Proses Perencanaan Program 5/24/2017. Community Development Program. Prinsip community development program

Pemahaman Analisis Gender. Oleh: Dr. Alimin

KESEHATAN REPRODUKSI DALAM PERSPEKTIF GENDER. By : Basyariah L, SST, MKes

II. TINJAUAN PUSTAKA

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM. ISLAM DAN ISU-ISU KONTEMPORER Oleh E.S

BAB IV ANALISIS PERLINDUNGAN HAK NAFKAH PEREMPUAN DALAM KOMPILASI HUKUM ISLAM DALAM PERSPEKTIF FEMINISME

KEKERASAN GENDER DALAM TAFSIR KEAGAMAAN PERSPEKTIF ISLAM. Oleh: Dr. Marzuki, M.Ag.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB VII HUBUNGAN SOSIALISASI PERAN GENDER DALAM KELUARGA ANGGOTA KOPERASI DENGAN RELASI GENDER DALAM KOWAR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V PENUTUP. Pada bagian ini peneliti akan mengungkapkan hal-hal yang berkaitan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia (NKRI) tidaklah kecil. Perjuangan perempuan Indonesia dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Kesehatan reproduksi dalam perspektif gender. By : Fanny Jesica, S.ST

PERANAN WANITA DALAM PEMBANGUNAN BERWAWASAN GENDER

BAB II KAJIAN PUSTAKA. gender dengan kata seks atau jenis kelamin yang ditentukan secara biologis. Misalnya

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan Peradilan Agama, lingkungan Peradilan Militer, lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. yang luas. Tanaman tertentu adalah tanaman semusim dan atau tanaman

BAB I PENDAHULUAN. Gender merupakan konstruksi sosial mengenai perbedaan peran dan. kesempatan antara laki-laki dan perempuan. Perbedaan peran dan

PENDIDIKAN ADIL GENDER DALAM KELUARGA 1. Siti Rohmah Nurhayati, M.Si. 2

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Pusat Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. berperan penting atau tokoh pembawa jalannya cerita dalam karya sastra.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. sesuatu yang kita miliki, melainkan sesuatu yang kita lakukan dan kita

GENDER DAN PENDIDIKAN: Pengantar

BAB I PENDAHULUAN. sehingga banyak perusahaan go publik yang ikut berperan dalam peningkatan

MEMAHAMI GENDER UNTUK MENGATASI KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

Buku Kesehatan dan Hak Seksual serta Reproduksi GWLmuda. Jadi singkatnya Seks bisa disebut juga sebagai Jenis kelamin biologis.

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERSPEKTIF FEMINISME. emansipasi atau kesamaan dan keadilan hak dengan lelaki baik bersifat struktural

Kesetaraan gender di tempat kerja: Persoalan dan strategi penting

PERINGATAN!!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ISU KESETARAAN LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN (BIAS GENDER) Nan Rahminawati **

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perempuan adalah tiang penyangga dalam rumah tangga. Istilah tersebut

GENDER DALAM REALITAS SOSIAL DAN PERSPEKTIF ISLAM

Konsep Dasar Gender PERTEMUAN 4 Ira Marti Ayu Kesmas/ Fikes

BAB II LANDASAN TEORI

2015 PERANAN ALICE PAUL DALAM MEMPEROLEH HAK SUARA BAGI WANITA DI AMERIKA SERIKAT

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi dan dengan pilihan jurusan jurnalistik, broadcasting dan public

Perpustakaan Unika LAMPIRAN

BAB 6 PEMBAHASAN. Pada bab ini akan membahas dan menjelaskan hasil dan analisis pengujian

MATERI MODUL MATA KULIAH KESEHATAN REPRODUKSI. Disusun Oleh : Dewi Nur Andhika Sari (11)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alfian Rizanurrasa Asikin, 2014 Bimbingan pribadi sosial untuk mengembangkan kesadaran gender siswa

BAB IV TAFSIR QUR AN SURAT AL-NISÂ AYAT 34 PERSPEKTIF ASGHAR ALI ENGINEER. A. Konsep Kesetaraan Gender Perspektif Asghar Ali Engineer

PERAN PEREMPUAN DALAM SEKTOR PERTANIAN DI KECAMATAN PENAWANGAN KABUPATEN GROBOGAN TUGAS AKHIR. Oleh: TITIES KARTIKASARI HANDAYANI L2D

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi manusia banyak dipengaruhi oleh budaya yang diyakini yaitu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 104).Secara historis keluarga terbentuk paling tidak dari satuan yang merupakan

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN. gagasan anti poligami (Lucia Juningsih, 2012: 2-3). keterbelakangan dan tuntutan budaya.

KELUARGA BERENCANA DAN KESEHATAN REPRODUKSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ALASAN PEMILIHAN JURUSAN PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (STUDI KASUS DI SMK NEGERI 3 SUKOHARJO TAHUN 2012)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SEX EDUCATION. Editor : Nurul Misbah, SKM

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengambil peran yang cukup besar daripada ayah terutama pada. perkembangan anak perempuan, karena kesamaan gender dan

1. Mata Kuliah. 2. Kode Mata Kuliah. 3. Komponen. 4. Jurusan. 5. Program Studi. 6. Program. 7. Bobot. : Tafsir II. Tafsir II. Written by Administrator

2016 EKSISTENSI MAHASISWI D ALAM BERORGANISASI D I LINGKUNGAN FAKULTAS PEND ID IKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

Data terkini milik Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) pada tahun 2010 menunjukkan, 51% remaja di Jabodetabek telah melakukan seks

Laki-laki, Perempuan, dan Kelompok Masyarakat Rentan dalam Pengelolaan Sumberdaya Alam

BAB I PENDAHULUAN. masih dapat kita jumpai hingga saat ini. Perbedaan antara laki- laki dan

MAKALAH ISLAM. Urgensi Sumpah Dalam Perspektif Islam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN UMUM Tentang HUKUM ISLAM SYARIAH, FIKIH, DAN USHUL FIKIH. Dr. Marzuki, M.Ag. PKnH-FIS-UNY 2015

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya, manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa

BAB I PENDAHULUAN. struktur sosial dan sistemnya sendiri (Widianingsih, 2014). Di dalam rumah

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR. a. Pengertian Pemberdayaan Perempuan

Artikel HUMANIORA: KEKERASAN GENDER DALAM WACANA TAFSIR KEAGAMAAN DI INDONESIA DALAM PERSPEKTIF ISLAM 1. Oleh: Marzuki 2

BAB I PENDAHULUAN. terstruktur, dan konsepsi-konsepsi ideologis mengenai laki-laki dan

BAB I PENDAHULUAN. kepada setiap warganegara untuk memperoleh pendidikan. Karena itu

2015 PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA DAN MENULIS PADA IBU-IBU AISYIYAH MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN PARTISIPATIF BERORIENTASI KECAKAPAN HIDUP

TUJUAN 3. Mendorong Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sama. Hal ini terlihat jelas dalam kamus bahasa Indonesia yang tidak secara jelas

PERSAMAAN GENDER DALAM PENGEMBANGAN DIRI. Oleh Marmawi 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mana perbedaan perempuan dan laki-laki yang bersifat kodrat sebagai ciptaan

RESPON ISLAM TERHADAP ISU GENDER

BAB IV TINJAUAN FIQH SIYASAH DAN UU NO. 8 TAHUN 2012 MENGENAI IMPLEMENTASI KUOTA 30% KETERWAKILAN CALON LEGISLATIF PEREMPUAN DI DAPIL 4 GRESIK

BAB I PENDAHULUAN. antara lain sepeda, sepeda motor, becak, mobil dan lain-lain. Dari banyak

KOLABORASI ANTAR STAKEHOLDER DALAM MENANGANI TINDAK KEKERASAN ANAK BERBASIS GENDER DI KOTA SURAKARTA

Bab 2 LANDASAN ETIKA DALAM ISLAM

DEFINISI & TERMINOLOGI ANALISIS GENDER

KESETARAAN GENDER DALAM PENDIDIKAN. Sriharini Dosen Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. masih belum berakhir dan akan terus berlanjut. bekerja sebagai ibu rumah tangga dan diartikan sebagai kodrat dari Tuhan,

Transkripsi:

STUDI TENTANG KESETARAAN GENDER Oleh: Dr. Marzuki PKnH FIS -UNY

Pendahuluan 1 Isu-isu tentang perempuan masih aktual dan menarik Jumlah perempuan sekarang lebih besar dibanding laki-laki Perempuan belum banyak mengisi dan menempati sektor-sektor publik Posisinya perempuan selalu berada di bawah laki-laki, terutama dalam bidang politik Ada upaya untuk mengangkat derajat dan posisi perempuan agar setara dengan laki-laki melalui berbagai institusi

Pendahuluan 2 Tujuan akhir yang ingin dicapai adalah terwujudnya keadilan gender Pemberian kesempatan yang sama terhadap perempuan untuk melakukan aktivitas di berbagai bidang sebagaimana laki-laki ternyata tidak menjamin untuk terealisasikannya keadilan gender Kualitas SDM kaum perempuan yang rendah mengakibatkan ketidakmampuan mereka bersaing dengan kaum lelaki dalam pembangunan

Permasalahan 1. Apa yang dimaksud dengan gender? 2. Apa perbedaan antara gender dan seks? 3. Bagaimana kesetaraan gender dalam Islam? 4. Bagaimana kesetaraan gender dalam bidang pendidikan?

Pengertian Gender 1 Secara etimologis: 1. Gender berarti jenis kelamin 2. Sex juga berarti jenis kelamin

Pengertian Gender 2 Secara terminologis: Perbedaan yang tampak antara laki-laki dan perempuan dilihat dari segi nilai dan tingkah laku. Harapan-harapan budaya terhadap laki-laki dan perempuan. Pembedaan laki-laki dan perempuan dilihat dari konstruksi sosial budaya. Perbedaan antara laki-laki dan perempuan dilihat dari segi kondisi sosial dan budaya.

Sex Vs Gender No. Sex Gender 1. Digunakan untuk mengidentifikasi perbedaan laki-laki dan perempuan dari segi anatomi biologis 2. Menekankan kepada perkembangan aspek biologis, komposisi kimia dan hormon dalam tubuh, anatomi fisik, reproduksi, serta karakteristik biologis lainnya 3. Studi sex lebih menekankan kepada aspek anatomi biologi dan komposisi kimia dalam tubuh lakilaki (maleness) dan perempuan (femaleness) Berkonsentrasi kepada aspek sosial, budaya, dan aspekaspek nonbiologis lainnya Menekankan kepada perkembangan aspek sosial, budaya, psikologis, dan aspekaspek non biologis lainnya Studi gender lebih menekankan pada aspek maskulinitas (masculinity) dan (femininity) femininitas seseorang

Ilustrasi Sex No. Laki-laki Perempuan 1. Memiliki penis, memiliki jakala, dan memproduksi sperma 2. Tidak memiliki kebiasaan rutin seperti perempuan Memiliki vagina, rahim, dan saluran untuk melahirkan, payudara, dan memproduksi sel telur Memiliki kebiasaan rutin: menstruasi, mengandung, melahirkan, menyusui 3. Ciri-ciri ini tidak bisa dipertukarkan

Ilustrasi Gender No. Laki-laki Perempuan 1. Kuat, rasional, gagah, perkasa, dan jantan 2. Berpendidikan tinggi, pencari nafkah, menjadi pemimpin, dll. 3. Bergerak di sektor publik Cantik, lemah lembut, emosional, dan keibuan Berpendidikan rendah, tidak kerja, ibu rumah tangga, pengasuh anak, dll. Bergerak di sektor domistik 4. Ciri-ciri ini bisa dipertukarkan

Pangkal Stereotip Gender Asal-usul Kejadian Manusia Hampir semua agama dan kepercayaan membedakan asal-usul kejadian laki-laki dan perempuan Agama Yahudi, Agama Kristen, dan Agama Islam menyatakan bahwa laki-laki (Adam) diciptakan lebih awal dari pada perempuan Di Dalam Bibel ditegaskan bahwa perempuan (Hawwa/Eva) diciptakan dari tulang rusuk Adam Penegasan yang sama ada dalam hadits

Kesetaraan Gender Perspektif Islam 1 Selama berabad-abad sebelum Islam perempuan terus-menerus berada di bawah kekuasaan laki-laki. Islam memandang sama antara laki-laki dan perempuan dalam aspek kemanusiaannya (Q.S. al- Hujurât (49): 13). Islam juga menempatkan perempuan pada posisi yang sama dengan laki-laki dalam melaksanakan kewajibankewajiban agama (Q.S. al-taubat(9): 71). Memikul beban-beban keimanan (Q.S. al-burûj (85): 10). menerima balasan di akhirat (Q.S. al-nisâ (4): 124) Dll.

Kesetaraan Gender Perspektif Islam 2 Tidak semua ketentuan untuk laki-laki dan perempuansamadalamislam. Islam tetap mengakui perbedaan secara kodratiantaralaki-lakidanperempuan. Karena itu, dalam gender masih diakui adanya sedikit perbedaan antara perempuan dan lakilaki, misalnya dalam hal status perempuan menjadi saksi, besarnya bagian perempuan dalamwarisan, larangan mutlak bagi perempuan untuk memiliki suami lebih dari satu, dan kesempatan perempuan menjadi kepalanegara.

Kesetaraan Gender Perspektif Islam 3 (Menurut Nasaruddin Umar) Ada lima variabel yang menunjukkan kesetaraan: Laki-laki dan perempuan sama-sama sebagai hamba (Q.S. al-hujurat (49): 13 dan Q.S. al-nahl (16): 97). Laki-laki dan perempuan sebagai khalifah di bumi (Q.S. al-baqarah (2): 30 dan al-an am (6): 165). Laki-laki dan perempuan menerima perjanjian primordial (Q.S. al-a raf (7): 172). Adam dan Hawa terlibat secara aktif dalam drama kosmis (Q.S. al-baqarah (2): 35 dan 187). Laki-laki dan perempuan berpotensi meraih prestasi (Q.S. Ali Imran (3): 195, Q.S. al-nisa (4): 124).

Penyebab Ketimpangan Gender dalam Islam Ada sepuluh sebab: Pembakuan tanda huruf, tanda baca, dan qiraat. Pengertian kosa kata (mufradat). Penetapan rujukan kata ganti (dlamir). Penetapan batas pengecualian (istisna ). Penetapan arti huruf athaf. Bias dalam struktur bahasa. Bias dalam kamus bahasa Arab. Bias dalam metode tafsir. Pengaruh riwayat Isra iliyat. Bias dalam pembukuan dan pembakuan kitab-kitab fikih.

Kesetaraan Gender dalam Pendidikan 1 Keseteraan gender dalam bidang pendidikan menjadi sangat penting. Pendidikan merupakan sektor yang sangat strategis untuk memperjuangkan kesetaraan gender. Kebijakan pemerintah Indonesia dalam bidang pendidikan memberi arah pada terciptanya kesetaraan gender. Tidak ada bias gender dalam kebijakan-kebijakan tersebut. Kesempatan untuk meningkatkan potensi sumber daya manusia (SDM) Indonesia baik laki-laki maupun perempuan tidak dibedakan.

Kesetaraan Gender dalam Pendidikan 2 Peraturan perundang-undangan di negara kita tentang pendidikan tidak ada yang mengarah kepada ketimpangan gender. Tidak ada kebijakan yang yang bias gender terkait dengan kesempatan untuk mendapatkan pendidikan di Indonesia mulai dari jenjang SD hingga PT. Perbedaan yang terjadi dalam jumlah laki-laki dan perempuan pada jurusan-juruan tertentu baik di SMA, SMK, maupun di PT, karena pilihan para peserta didik yang dipengaruhi oleh asumsi perbedaan kemampuan mereka. Juga karena adanya faktor keluarga dengan berbagai persepsinya yang sudah bias gender.

Selesai