BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001: 2008 TERHADAP KINERJA GURU DI SMK NEGERI 1 SEDAYU BANTUL JURNAL SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Shandy Fauzan, 2014

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. reformasi diindikasikan dengan adanya perombakan di segala bidang kehidupan,

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya para pencari kerja di Indonesia tidak di imbangi dengan

BAB I PENDAHULUAN. Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ,

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraannya adalah dihasilkan output dan outcome yang bermutu.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hambatan. Keterbukaan ditandai dengan kemajuan teknologi informasi yang

BAB I PENDAHULUAN. kualitas produk dan jasa pada perusahaan bertambah. Satu hal yang sangat berarti dalam

BAB I PENDAHULUAN. potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh banyak pihak, baik dilakukan oleh pemerintah maupun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Irma Riswanti, 2013

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pembelajaran Di SMK Negeri 13 dan SMK Negeri 8 Bandung. Dengan

BAB I P E N D A H U L U A N. pengetahuan dan keahlian ( skill and knowledge ) yang dibutuhkan untuk

MODUL KULIAH MANAJEMEN INDUSTRI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9000

BAB I PENDAHULUAN. Ganda (PSG), sebagai perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam. Dikmenjur (2008: 9) yang menciptakan siswa atau lulusan:

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. maju dapat dilihat dari mutu pendidikannya. Menurut data Organisasi Pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas tentang: 1) latar belakang penelitian, 2) fokus

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan besar dalam memberikan kontribusi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia seutuhnya. Dalam undang-undang No 20 Tahun 2003 disebutkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, 2) fokus penelitian, 3) tujuan penelitian, 4) kegunaan penelitian, 5)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan

BAB I PENDAHULUAN. Efektivitas proses..., Hani Khotijah Susilowati, FISIP UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan Sumber Daya Manusia (SDM) di suatu negara, maka tentu saja

BAB I PENDAHULUAN. 9001:2000. Konsep Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 : 2000 lahir

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. manusia menjadi semakin beragam dan kompleks sifatnya. Berbagai hal sebisa

BAB I PENDAHULUAN. Profil Lulusan Program Studi Ilmu Pendidikan Agama Islam Tahun dan Relev Ansinya dengan Penyerapan Dunia Kerja

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Lestari Nuryandini, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman dan globalisasi yang terjadi saat ini menjanjikan suatu peluang

BAB I PENDAHULUAN. Masalah pengangguran di Indonesia cukup mengkhawatirkan, dari tahun

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan deskripsi hasil penelitian dan pembahasan mengenai implementasi

IMPLEMENTASI TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN INSTITUT INDONESIA KUTOHARJO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. dan harapan pelanggan yang semakin meningkat. Melihat kondisi ini, tidak ada pilihan lain lagi bagi instansi untuk bertahan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.

Q # Pertanyaan Audit Bukti Audit 4 Konteks Organisasi 4.1 Memahami Organisasi dan Konteksnya

BAB I PENDAHULUAN. diupayakan dan dikembangkan seiring dengan perkembangan jaman.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Prioritas kebijakan pembangunan pendidikan ( education development policy ) di

BAB I PENDAHULUAN. khususnya di Indonesia. Melalui pendidikan orang-orang lebih dapat mengoptimalkan

BAB I PENDAHULUAN. utama dalam pembangunan pendidikan, khususnya yang diselenggarakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkan, penjaminan kualitas memiliki peranan yang penting dan strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

Bab II. A. Landasan Teori 1. ISO ISO 9001 adalah suatau standar internasional untuk sistem menejemen

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti saat ini, persaingan bisnis semakin ketat baik

BAB I PENDAHULUAN. Proses globalisasi berlangsung melalui dua dimensi dalam interaksi

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam era informasi saat

Bab I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

2015 PENGARUH IKLIM ORGANISASI SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SMK NEGERI SE-KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sebabnya adalah karena dari tahun ke tahun lulusan sekolah, khususnya

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pendirian Madrasah aliyah sawasta (MA) memiliki banyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Sesuai tanggung jawabnya bahwa guru adalah tenaga pendidik

BAB I PENDAHULUAN. sebuah negara, karena pendidikan merupakan sarana pengembangan sumber

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2006 KUESIONER

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. manajemen mutu di SMK Negeri 13 Bandung sudah berjalan efektif, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Melalui pendidikan diharapkan dapat membawa bangsa Indonesia yang. bermartabat dan mencapai kemajuan. Hal tersebut dilakukan secara

BAB I PENDAHULUAN. merupakan bagian yang tidak bisa dipisahkan lagi. Tujuan dari pendidikan nasional

BAB I PENDAHULUAN. sebagian pihak yang menjadikan kewirausahaan ini sebagai trend-trend-an. enggannya lulusan perguruan tinggi untuk berwirausaha.

commit to user BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya kompetisi antarnegara di dunia sebagai akibat. tumbuhnya era perdagangan bebas menyebabkan semakin meningkatnya

BAB I PENDAHULUAN. ini, banyak usaha atau bahkan industri yang menolak para pelamar kerja karena

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Tantangan global yang dihadapi dunia tidak dapat dihindari baik dari

PT BRANTAS ABIPRAYA (PERSERO)

PENDEKATAN SISTIM MANAJEMEN MUTU BAGI ORGANISASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, Indonesia dituntut untuk berperan serta

BAB I PENDAHULUAN. organisasi baik organisasi yang berorientasi laba maupun organisasi nirlaba, baik

I. PENDAHULUAN. Mutu sudah menjadi isu penting dalam menciptakan keunggulan perusahaan di

BAB I PENDAHULUAN. dan Dosen pasal 34 ayat 1 mengamanatkan bahwa, pemerintah daerah wajib

7 Prinsip Manajemen Mutu - ISO (versi lengkap)

BAB I PENDAHULUAN. Menjelang tahun 2020 perekonomian Indonesia akan berubah dan

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (KAK)

BAB I PENDAHULUAN. perubahan di segala bidang. Hal ini juga berdampak pada kondisi lingkungan bisnis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman dan tuntutan global,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi sekarang ini perkembangan teknologi dan liberalisasi pasar modal dunia

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan terjadi pada semua tingkatan pendidikan, tidak terkecuali di tingkat

RANCANGAN IMPLEMENTASI PENJAMINAN MUTU UNTUK PENINGKATAN MUTU LULUSAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

Pengertian Total Quality Management (TQM)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS PELAKSANAAN UJIAN KOMPETENSI PRODUKTIF DALAM PEMBENTUKAN SUMBER DAYA MANUSIA UNGGUL

BAB I PENDAHULUAN. kejuruan. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu lembaga

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan dianggap sebagai sebagai suatu investasi yang paling berharga

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang berbasis kompetensi. Setiap lulusan SMKwajib mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. langsung terhadap perkembangan manusia, terutama perkembangan seluruh aspek

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

Transkripsi:

A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Kebutuhan dunia industri akan tenaga terampil berkualitas mendorong suatu lembaga pendidikan tidak terkecuali Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) untuk melakukan suatu penjaminan terhadap proses pendidikan yang dilaksanakan dengan harapan kepuasan konsumen dapat terpenuhi. Salah satu upaya untuk melakukan penjaminan mutu proses pendidikan yaitu dengan menerapkan sistem manajemen mutu berbasis ISO 9001:2008. Sebagai standar mutu internasional, implementasi sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 secara konsisten akan meningkatkan mutu sekolah serta efisiensi dalam pengelolaan sumber daya sekolah. Selain itu, diharapkan ada suatu proses penyempurnaan berkelanjutan (continual improvement) terhadap kinerja sekolah sehingga kualitas dan output sekolah sebagai sebuah institusi pendidikan selalu menjadi lebih baik dari waktu ke waktu. SMK yang sudah memiliki sertifikasi ISO 9001:2008 mempunyai kelebihan bahwa penerapan ISO 9001:2008 secara periodik akan diaudit badan sertifikasi ISO yaitu pada saat awal sertifikasi dan satu tahun sekali surveillance visit. Kehadiran pihak ketiga dari badan sertifikasi ISO tersebut akan menerapkan dan memelihara mendorong sekolah untuk secara efektif ISO 9001:2008 sebagai standar manajemen yang telah dipilih. Hal tersebut dapat dirasakan dengan adanya dokumentasi-dokumentasi, alur kerja, komunikasi, job description, dan procedure opertioni standard (SOP) yang sudah terkelola dengan baik sehingga semua elemen organisasi sekolah dapat memahami tugasnya masing-masing. Dalam Pedoman Pemenuhan Standar Nasional Pendidikan Pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)/Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) 2012, dijelaskan bahwa: Septiani Puspa Dewi, 2015 PENGARUH PENERAPAN SMM ISO 9001:2008 TERHADAP MUTU LAYANAN PEMBELAJARAN PADA SMK NEGERI JURUSAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN (TKJ) DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

2 Penjaminan mutu pendidikan adalah serentetan proses dalam sistem yang saling berkaitan untuk mengumpulkan, menganalisis, dan melaporkan data tentang program atau kegiatan pendidikan dalam mencapai mutu pendidikan. Proses penjaminan mutu diawali dari mengidentifikasi aspek pencapaian dan prioritas peningkatan, penyediaan data sebagai dasar perencanaan dan pengambilan keputusan serta membantu membangun budaya peningkatan mutu berkelanjutan. Penjaminan mutu secara langsung tentu saja memiliki kontribusi terhadap peningkatan mutu pendidikan. SMK sebagai satuan lembaga pendidikan sekolah yang mempunyai misi menyiapkan tenaga kerja tingkat menengah yang mampu mengisi lapangan kerja dan berkualitas professional diharapkan mampu berperan sebagai alat unggulan bagi industry-industri Indonesia dalam menghadapi persaingan global sekaligus membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 pasal 15, yang menjelaskan bahwa Pendidikan kejuruan adalah pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu. Namun pada kenyataannya pada lulusan SMK masih terdapat angka pengangguran yang cukup besar, dan menjadi penyumbang pengangguran terbanyak setelah SMA dan SMP dilihat dari tingkat pendidikan terakhir. Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), 2.061.279 jiwa pengangguran lulusan sekolah kejuruan pada tahun 2012 dan 2.115.786 jiwa penggangguran lulusan sekolah kejuruan pada tahun 2013. Angka tersebut menunjukkan bahwa jumlah pengangguran dari lulusan sekolah kejuruan mengalami peningkatan. Sekolah kejuruan belum mampu mengurangi angka pengangguran, padahal keberadaan sekolah kejuruan bertujuan untuk menyiapkan siswa menjadi tenaga kerja yang terampil produktif untuk dapat mengisi lowongan pekerjaan yang ada dan menciptakan lapangan pekerjaan. Berikut disajikan dalam bentuk tabel.

3 Tabel 1.1 Tabel Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, 2012-2014 No Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan 2012 2013 2014 Februari Agustus Februari Agustus Februari 1 Tidak/belum pernah 129 258 86 397 113 389 81 432 sekolah 134040 2 Belum/tidak 602 511 513 875 523 936 489 152 tamat SD 610574 3 SD 1 404 892 1 447 454 1 416 155 1 347 555 1374822 4 SLTP 1 710 992 1 703 326 1 811 920 1 689 643 1693203 5 SLTA Umum 2 014 074 1 854 362 1 859 727 1 925 660 1893509 6 Sekolah 1 002 867 1 058 412 857 585 1 258 201 Kejuruan 847365 7 Diploma I,II,III/Akade 253 840 198 688 195 427 185 103 mi 195258 8 Universitas 546 294 443 518 421 073 434 185 398298 Total 7 664 728 7 306 032 7 199 212 7 410 931 7147069 Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS), 2014 Data tersebut mencerminkan adanya penurunan jumlah pengangguran pada lulusan SMK setiap tahunnya namun angka ini masih cukup besar bagi lembaga pendidikan yang menyiapkan lulusannya bersaing di dunia kerja. Maka jaminan kualitas sekolah kejuruan ini menjadi tuntutan bagi lembaga pemerintah melalui pemberlakuan standarisasi yang berlakusecara nasional maupun internasional. Salah satu kebijakan Pendidikan Dasar Menengah (Dikdasmen) yang diambil untuk meningkatkan kualitas tamatan Sekolah Menengah Kejuruan adalah program pengembangan sekolah yang berstandar Nasional dan Internasional. Program pengembangan ini telah menetapkan kriteriakriteria yang harus dipenuhi bagi sekolah-sekolah yang akan melaksanakannya. Salah satu kriteria Sekolah Menengah Kejuruan berstandar Internasional adalah mengadopsi sistem manajemen mutu ISO 9001:2008, dan bersertifikat ISO 9001:2008.

4 Disamping sebagai sistem manajemen mutu, ISO 9001:2008 merupakan konsep yang menekankan dalam bidang layanan pendidikan untuk mewujudkan kepuasan pelanggan sehingga efektifitas pendidikan dapat diwujudkan. Realita ini memang tidak lepas dari paradigma yang berkembang saat ini seiring dengan era globalisasi, bahwa tuntutan kepuasan atas layananan jasa pendidikan bagi masyarakat menjadi sebuah keniscayaan yang harus dibuktikan. Munculnya konsep market society (masyarakat pasar) semakin mendorong pengelola lembaga pendidikan atau sekolah berlomba-lomba untuk meningkatkan pelayanan jasa pendidikan terhadap pelanggannya baik pelanggan primer (siswa), sekunder (orang tua) dan tersier (pengguna/pemakai lulusan). Dalam konteks bidang layanan jasa pendidikan, kedudukan pelanggan merupakan posisi yang sangat urgen sekali, dikarenakan masyarakat dapat menjadi pengendali atau dikendalikan oleh layanan jasa pendidikan. Intinya adalah kemampuan untuk respond to customer needs and cover customer groups differs from its own Subhsh (1997, hlm.105). Ketika jasa pendidikan mampu menangkap dan mewujudkan kebutuhan kepuasan pelanggannya, maka lembaga/institusi pendidikan atau sekolah tersebut mempunyai daya tawar yang tinggi terhadap pelanggan. Namun ketika pendidikan tersebut tidak mampu memberikan yang menjadi tuntutan masyarakat, maka mau tidak mau pendidikan tersebut harus menyesuaikan dengan tuntutan pasar. Berpegang pada filosofi sistem manajemen mutu, yaitu merencanakan dan melaksanakan sesuai apa yang direncanakan secara terukur dan terdokumentasi, dalam hal ini guru dituntut kinerjanya untuk memberikan pelayanan terbaik demi peningkatan mutu pendidikan. Dalam Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No. 16 Tahun 2009 Tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya menyatakan bahwa tugas utama guru adalah mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi

5 peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah serta tugas tambahan yang relevan dengan fungsi sekolah. Sejak terbitnya kebijakan pemerintah bahwa sekolah kejuruan (dulu SMEA, STM, SMKK, dan lain-lain) berubah nama menjadi SMK, menimbulkan konsekuensi bahwa setiap SMK memiliki kewenangan yang sama untuk membuka jurusan (bidang keahlian) / prodi (program keahlian) baru atau lebih populer dengan istilah re-engineering. Untuk meningkatkan mutu pendidikan sehingga dapat mencetak produk lulusan yang berkompeten dan mampu bersaing di era global tidak lepas dari peran sekolah menengah kejuruan (SMK) sebagai salah satu andalan yang mencetak tenaga terampil, harus tetap berorientasikan mutu dalam menjalankan aktivitas pendidikannya. Salah satu faktor yang sangat mendukung suatu sekolah untuk tetap maju dan berorientasi mutu adalah pelayanan pendidikannya. Pelayanan adalah suatu kegiatan atau urutan kegiatan yang terjadi dalam interaksi langsung antara seseorang dengan orang lain atau mesin secara fisik, dan menyediakan kepuasan pelanggan sementara itu pelayanan bermutu dalam dunia pendidikan lebih popular di kalangan masyarakat dengan sebutan total quality management in education, artinya bagaimana sebuah mutu itu secara komprehensif diterapkan dalam seluruh aspek baik input, proses maupun output. Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ) merupakan salah satu kejuruan yang pangsa pasarnya terbuka luas bagi siswa-siswa yang benarbenar mampu menguasai ilmu dan pelajarannya (kompeten pada bidangnya). Oleh karena itu diharapkan agar siswa-siswi yang telah memilih jurusan TKJ ini mampu mengembangkan ilmu dan pelajaranya bukan saja hanya di sekolah akan tetapi juga di luar sekolah. Tingginya ekspektasi pelanggan pendidikan terhadap kejuruan TKJ menjadikan TKJ sebagai jurusan yang mempunyai peringkat teratas hampir di setiap SMK,

6 dan tentunya hal ini harus dibarengi dengan kualitas layanan pendidikannya agar berhasil menghasilkan lulusan yang bermutu, dan hal ini tergantung pada setiap Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) terlebih dengan SMK yang telah mendapatkan sertifikat ISO 9001:2008 dalam memberikan layanan pembelajaran kepada siswa-siswanya khususnya siswa kejuruan Teknik Jaringan Komputer, apakah dengan standarnya tersebut dapat memberikan dampak terhadap mutu layanan pendidikan dalam mencapai target-target dan tujuan-tujuan dari diadakannya jurusan Teknik Komputer dan Jaringan. Dengan begitu kompleksnya masalah pendidikan sekarang ini, menyebabkan masalah kepuasan pelanggan benar-benar merupakan kebutuhan penting. Oleh karena itu sekolah khususnya guru diharapkan mampu untuk selalu konsisten pada perannya, terutama kuantitas dan kualitas pelayanan dalam upaya memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen. Pelanggan sekolah yang utama adalah siswa, para siswa sepatutnya memperoleh kepuasan. Kepuasan tersebut menyangkut: 1) mutu layanan yang berkaitan dengan kegiatan belajarnya, 2) mutu layanan dalam menjalani tugas-tugas perkembangan pribadinya, sehingga mereka lebih memahami realitas dirinya dan dapat mengatasi persoalan-persoalan, dan 3) pemenuhan kebutuhan kemanusiaannya (dari kebutuhan dasar, rasa aman, penghargaan, pengakuan dan aktualisasi diri). Organisasi sekolah yang berorientasi pada TQM bertujuan memiliki relevansi dalam pendidikan. Untuk mencapainya sekolah harus memberikan penekanan pada mutu pelajar, dan mutu pelajar dapat tercapai apabila institusi memnuhi mutu layanan pembelajaran siswa. Seperti yang diungkapkan oleh Komariah dan Triatna (2004, hlm.57) bahwa: Layanan pembelajaran merupakan aspek utama organisasi sekolah, sekolah yang efektif senantiasa responsive dan adaptif terhadap perkembangan lingkungan yang kompleks dan penuh ketidakpastian. Untuk itu organisasi harus mengembangkan dan

7 meningkatkan kemampuan dalam memberikan kualitas produk dan jasa kepadapelanggannya dalam era kompetisi yang semakin kuat. Layanan pembelajaran merupakan urusan utama sekolah yang menjadi patokan terjadi atau tidaknya perubahan kemampuan siswa sebagai representasi dari upaya yang dilakukan guru dan manajemen sekolah. Dari pernyataan diatas, dapat disimpulkan bahwa layanan pembelajaran menjadi urusan yang paling utama bagi sekolah yang dilakukan oleh guru dalam situasi edukatif yang ditandai dengan terjadi atau tidaknya perubahan kemampuan siswa. Institusi pendidikan yang menggunakan prosedur mutu harus menangkap secara serius isu-isu tentang gaya dan kebutuhan pembelajaran untuk menciptakan strategi individualisasi dan diferensisasi dalam pembelajaran. Tidak tercapainya mutu layanan yang berkaitan dengan kegiatan belajar (mutu layanan pembelajaran) tentu saja akan berdampak pada menurunnya motivasi belajar siswa, juga menghambat efektivitas proses belajar mengajar, yang pada akhirnya ditandai dengan prestasi siswa, juga menghambat efektivitas proses belajar mengajar, yang pada akhirnya ditandai dengan prestasi siswa yang menurun dan kualitas lulusan yang rendah. Demi mencapai peningkatan mutu yang berkelanjutan, saat ini sekolah menengah kejuruan (SMK) telah mengadopsi dan mendapatkan sertifikat SMM ISO 9001:2008 sehingga memberikan jaminan konsistensi terhadap kualitas layanan, hal ini dibuktikan dengan adanya perhatian sekolah terhadap kepuasan peserta didik melalui pembagian kuisioner secara periodik untuk melihat sejauh mana tingkat kepuasan peserta didik, pembinaan terhadap guru dan staf dilakukan dengan terprogram, dan sebagai konsekuensi diterapkannya SMM ISO 9001:2008 maka budaya sekolah diorientasikan pada pengembangan budaya mutu, karakteristik lain yang menonjol dalam sekolah yang menerapkan SMM ISO 9001:2008 adalah pendokumentasian yang diteliti dimana hal sekecil apapun tidak luput dari proses dokumentasi.

8 Namun dalam pelaksanaannya, implementasi ISO 9001:2008 di sekolah-sekolah sebagian besar cenderung hanya formalitas untuk memenuhi kebijakan dari Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah (Dirjen Dikdasmen) sekaligus untuk mengangkat nama sekolah di mata masyarakat. Padahal biaya untuk sertifikasi ISO itu sendiri sangat tinggi dan hal tersebut belum diimbangi dengan kinerja yang maksimal dari setiap elemen organisasi sekolah untuk menerapkan standar sistem manajemen mutu ISO 9001:2008. Masukan-masukan dari para stakeholder masyarakat yang berkepentingan dalam pendidikan juga masih sangat kurang. Setiap divisi dalam organisasi sekolah belum secara aktif berinteraksi dengan para stakeholder. Padahal interaksi dengan para stakeholder pendidikan mempunyai peranan penting untuk mengetahui sejauh mana kualitas pelayanan sekolah yang sudah diterapkan dan diharapkan adanya masukan-masukan yang membangun untuk lebih meningkatkan mutu pelayanan khususnya layanan pembelajaran demi kepuasan pelanggan pendidikan. Kepuasan pelanggan yang menjadi prioritas belum terukur secara eksplisit atau jelas. Sehingga belum dapat diketahui apakah ada pengaruh implementasi ISO 9001:2008 dalam layanan pembelajaran bagi kepuasan pelanggan atau tidak ada pengaruhnya sama sekali. Dari uraian latar belakang diatas, guna dapat meneliti lebih dalam berdasar sudut pandang penerapan SMM ISO 9001:2008 dan kualitas layanan pembelajaran, maka penulis merasa tertarik untuk mengajukan penelitian dengan judul Pengaruh Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Terhadap Mutu Layanan Pembelajaran Pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri Jurusan Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ) di Kota Bandung.

9 B. Rumusan Masalah Penelitian Mohammad Ali (1987, hlm.36) mengemukakan bahwa: Rumusan masalah pada hakekatnya adalah generalisasi deskripsi ruang lingkup masalah penelitian dalam pembatasan dimensi dan analisis variabel yang tercakup di dalamnya. Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah: 1. Bagaimana gambaran penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 pada SMK Negeri Jurusan Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ) di Kota Bandung? 2. Bagaiamana gambaran mutu layanan pembelajaran pada SMK Negeri Jurusan Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ) di Kota Bandung? 3. Seberapa besar pengaruh penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 terhadap mutu layanan pembelajaran pada SMK Negeri Jurusan Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ) di Kota Bandung? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan memahami pengaruh penerapan Sistem Manaejemen Mutu ISO 9001:2008 terhadap mutu layanan pembelajaran pada SMK Negeri Jurusan Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ) di Kota Bandung. 2. Tujuan Khusus Adapun yujuan khususnya adalah sebagai berikut: a. Untuk mengetahui dan memahami bagaimana gambaran penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 pada SMK Negeri Jurusan Teknik Komputer dan jaringan (TKJ) di Kota Bandung. b. Untuk mengetahui dan memahami bagaimana gambaran mutu layanan pembelajaran pada SMK Negeri Jurusan Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ) di Kota Bandung setelah diterapkannya Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008.

10 c. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 terhadap mutu layanan pembelajaran pada SMK Negeri Jurusan Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ) di Kota Bandung. D. Manfaat/Signifikansi Penelitian Hasil penelitian ini dilakukan dalam upaya memperoleh informasi yang jelas dan mendalam mengenai pengaruh penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 terhadap mutu layanan pembelajaran pada SMK Negeri Jurusan Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ) di Kota Bandung. Secara lebih terperinci lagi manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Melalui penelitian ini diharapkan mampu menambah kajian keilmuan yang bermanfaat bagi pengembangan ilmu yang terkait dengan kegiatan audit mutu internal. 2. Bagi pihak sekolah, diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan serta masukan bagi kepala sekolah dalam membuat kebijakan maupun memilih strategi pengembangan sekolah pada SMK Negeri Jurusan teknik Komputer dan Jaringan (TKJ) di Kota Bandung. 3. Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat memberikan kepuasan tersendiri karena mampu menjawab rasa ingin tahu peneliti mengenai pengaruh penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 terhadap mutu layanan pembelajaran pada SMK Negeri Jurusan Teknik Komputer dan Jaringan di Kota Bandung. E. Struktur Organisasi Penelitian

11 Sebagai kerangka dalam penelitian ini, maka sistematika penulisan disusun sebagai berikut: 1. BAB I: Pendahuluan yang berisi tentan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat/signifikansi penelitian, dan struktur organisasi. 2. BAB II: Kajian Pustaka yang berisi kerangka pemikiran dan Konsep yang mendukung terhadap permaslahan yang diajukan dalam penelitian ini diantaranya Konsep SMM ISO 9001:2008, Konsep Mutu Layanan Pembelajaran. 3. BAB III: Metode penelitian yang berisi tentang desain penelitian, partisipan, populasi dan sampel, instrument penelitian, prosedur penelitian, serta analisis data. 4. BAB IV : Merupakan hasil penelitian dan pembahasan, peneliti akan menguraikan hasil perhitungan yang diperoleh melalui pengumpulan data/angket terhadap indicator-indikator variabel X (SMM ISO 9001:2008) dan Variabel Y (Mutu Layanan Pembelajaran) yang sesuai dengan rumus dan prosedur yang telah ditetapkan. Adapun isi yang tercakup dalam bab ini meliputi temuan yakni temuan penelitian berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data dengan berbagai bentuknya sesuai dengan urutan rumusan permasalahan penelitian dan pembahasan temuan penelitian untuk menjawab penelitian yang telah dirumuskan sebelumnya. 5. BAB V : Bab ini berisi simpulan, implikasi dan rekomendasi, yang menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian sekaligus mengajukan hal-hal penting yang dapat dimanfaatkan dari hasil penelitian yang berjudul Pengaruh Penerapan Sistem Manajemen Mutu (SMM) ISO 9001:2008 Terhadap Mutu Layanan Pembelajaran Pada

12 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri Jurusan Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ) di Kota Bandung.