BAB III PERANCANGAN. Tabel 3.1. Ciri-ciri Horison Generik pada klasifikasi tanah. Nilai Indikator Horison O A E B. Indikator

dokumen-dokumen yang mirip
Bab IV. Hasil Pengujian dan Analisis

Bab II Dasar Teori. 2.1 Klasifikasi Tanah Pengertian Klasifikasi Tanah

PENGAMATAN MINIPIT DI LAPANG DAN KLASIFIKASI TANAH

TINJAUAN PUSTAKA. seperti tekstur tanah (misalnya lempung, tanah liat atau pasir) atau bahan induk

APLIKASI SOIL TAXONOMY USDA BERBASIS FUZZY LOGIC ( STUDI DI FAKULTAS PERTANIAN DAN BISNIS UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA ) oleh.

TINJAUAN PUSTAKA. tebal. Dalam Legend of Soil yang disusun oleh FAO, Ultisol mencakup sebagian

TINJAUAN PUSTAKA. yang dipergunakan sebagai kriteria pengklasifikasian tidak di

TINJAUAN PUSTAKA. ini tercatat melakukan erupsi terakhir pada tahun muda. Perkembangan tanah masih terbatas dan tekstur tanah kasar beralih ke

DASAR-DASAR ILMU TANAH

DASAR-DASAR ILMU TANAH

Klasifikasi Tanah USDA Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya Malang. Bayu Prasetiyo B-01

DASAR-DASAR ILMU TANAH

KLASIFIKASI TANAH DESA SIHIONG, SINAR SABUNGAN, DAN LUMBAN LOBU KECAMATAN BONATUA LUNASI KABUPATEN TOBA SAMOSIR BERDASARKAN TAKSONOMI TANAH 2010

GELISOLS. Pustaka Soil Survey Staff Soil Taxonomy, 2 nd edition. USDA, NRCS. Washington. 869 hal.

Survey Tanah & Klasifikasi Tanah

PEDOGENESIS DAN MORFOLOGI TANAH. Ida Ayu Suty Adnyani, dkk

Modul ini mencakup bahasan tentang sifat fisik tanah yaitu: 1.tekstur, 2. bulk density, 3. porositas, 4. struktur 5. agregat 6. warna tanah 7.

SIFAT-SIFAT FISIK dan MORFOLOGI TANAH

BAB I PENDAHULUAN 1.2. LATAR BELAKANG MASALAH

PENUNTUN PRAKTIKUM SIFAT SIFAT FISIK TANAH KELAS A PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI. OLEH I Wayan Narka

MENGENAL JENIS-JENIS TANAH

DASAR-DASAR ILMU TANAH

Gambar 1 Diagram segitiga tekstur tanah.

DASAR-DASAR ILMU TANAH WIJAYA

Soal UTS Klasifikasi Tanah dan Evaluasi Lahan Dikumpul Pada hari Jum at 26 Afril 2013 Batas pengumpulan Pukul Wib

2

TINJAUAN PUSTAKA. Secara umum kemiringan lereng menurut Hardjowigeno (1993) sendiri, reaksi tanah, serta sifat dari bahan induk.

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR DASAR ILMU TANAH

DASAR-DASAR ILMU TANAH

Klasifikasi Tanah Berdasarkan Taksonomi Tanah 2014 di Desa Sembahe Kecamatan Sibolangit

Bahan diskusi minggu ke-1

KLASIFIKASI TANAH DI KECAMATAN BARUS JAHE KABUPATEN KARO MENURUT KEYS TO SOIL TAXONOMY 2006

KLASIFIKASI TANAH INDONESIA

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR ILMU TANAH ACARA III DERAJAT KERUT TANAH

II. TINJAUAN PUSTAKA. Lahan merupakan suatu wilayah di permukaan bumi yang mencakup

Lampiran 1. Deskripsi Profil

MORFOLOGIDAN KLASIFIKASITANAH

SEBARAN JENIS TANAH DI SUB DAERAH ALIRAN SUNGAI KARANG MUMUS MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan salah satu negara penghasil kelapa sawit terbesar di

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Klasifikasi Inceptisol Pada Ketinggian Tempat yang Berbeda di Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Hasundutan

SIFAT-SIFAT TANAH PARANITA ASNUR

HASIL DAN PEMBAHASAN. Sifat-sifat Tanah. Sifat Morfologi dan Fisika Tanah. Sifat morfologi dan fisika tanah masing-masing horison pada pedon pewakil

IMPLEMENTASI FUZZY TSUKAMOTO DALAM PENENTUAN KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN KARET DAN KELAPA SAWIT

LAMPIRAN. Deskripsi Profil I (Desa Sionggang Selatan) Profil I Horison Kedalaman Keterangan

TINJAUAN PUSTAKA. meter, warna hitam atau kelabu sampai dengan cokelat tua, tekstur pasir, debu,

REFERENSI 16/03/2009 STRUKTUR TANAH. gumpalan tanah yang berasal dari partikel-partikel tanah yang saling

KLASIFIKASI TANAH DAN KESESUAIAN LAHAN I MADE MEGA, DKK

Tabel 1. Deskripsi Profil di Lokasi Penelitian Horison Kedalaman Uraian

TUGAS TUTORIAL IRIGASI DAN DRAINASE : Hubungan Tanah-Air-Tanaman (2)

geografi Kelas X PEDOSFER I KTSP & K-13 A. PROSES PEMBENTUKAN TANAH

PADA SABUAN TANAH DYSTWOPEPT DARl KECAMATAH BAHUGA, KOTWBAWU, LAMPURG UTARA

KARAKTERISTIK DAN KLASIFIKASI TANAH RAWA PASANG SURUT DI KARANG AGUNG ULU SUMATERA SELATAN. E. DEWI YULIANA Fakultas MIPA, Universitas Hindu Indonesia

Lampiran 1 : Data suhu udara di daerah Kebun Bekala Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang ( 0 C)

HUBUNGAN TANAH - AIR - TANAMAN

PADA SABUAN TANAH DYSTWOPEPT DARl KECAMATAH BAHUGA, KOTWBAWU, LAMPURG UTARA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Morfologi tanah adalah ilmu yang mengamati sifat tanah dalam berbagai lapisan

Y = mu. Posisi lereng : Lereng atas Bentuk lereng : Cembung Elevasi : 97mdpl Bahan lnduk : Napal. Horizon Kedalaman Keterangan (cm)

Klasifikasi tanah : Usaha utk mengelompokkan tanah berdasarkan sifat-sifatnya.

Klasifikasi Dan Pemetaan Famili Tanah Berdasarkan Sistem Taksonomi Tanah di Desa Penatih Dangin Puri Kecamatan Denpasar Timur

TINJAUAN PUSTAKA. disukai dan popular di daerah-daerah yang memiliki masalah kekurangan air.

TINJAUAN PUSTAKA. Keadaan Umum Wilayah Kota Ternate

Dasar Ilmu Tanah semester ganjil 2011/2012 (EHN & SIN) Materi 05: Sifat Fisika (1)-Tekstur Tanah

Sifat-sifat Fisika Tanah ILMU TANAH (DASAR-DASAR ILMU TANAH)

V. HASIL DAN PEMBAHASAN Morfologi Lahan Reklamasi Bekas Tambang Batubara Karakterisasi Morfologi Tanah di Lapang

KARAKTERISTIK TANAH. Angga Yuhistira Teknologi dan Manajemen Lingkungan - IPB

EKO K SARI A R. 2011

Ap 0 - cm Coklat (7,5 YR 5/4 ), pasir berlempung, sedang,

Klasifikasi Tanah Di Kecamatan Lumbanjulu Kabupaten Toba Samosir Berdasarkan Keys To Soil Taxonomy 2014

Deskripsi Pedon Tanah (lanjutan)

PENDAHULUAN. Latar belakang. Horison penimbunan liat merupakan horison dengan kandungan liat

II. TINJAUAN PUSTAKA. Vermikompos adalah pupuk organik yang diperoleh melalui proses yang

IV. PERANCANGAN 4.1 Kerangka Sistem Yang Dirancang

II. TINJAUAN PUSTAKA

Morfologi tanah adalah sifat-sifat tanah yang dapat diamati dan dipelajari di

17/02/2013. Matriks Tanah Pori 2 Tanah. Irigasi dan Drainasi TUJUAN PEMBELAJARAN TANAH DAN AIR 1. KOMPONEN TANAH 2. PROFIL TANAH.

Lampiran 1. Data curah hujan di desa Sipahutar, Kecamatan Sipahutar, Kabupaten Tapanuli Utara

TANAH / PEDOSFER. OLEH : SOFIA ZAHRO, S.Pd

DASAR ILMU TA AH 0 5: : S

ANGGOTA KELOMPOK 6: KELAS : F TUGAS STELA MO-1

REVIEW JURNAL LOGIKA FUZZY

I. PENDAHULUAN. induk batuan sedimen masam (Soil Survey Staff, 2006). Di Indonesia jenis tanah

PERANCANGAN SISTEM. Kelas Kriteria

II. TINJAUAN PUSTAKA. menerus menyebabkan kerusakaan sifat fisik tanah dan selanjutnya akan

DESKRIPSI DAN KLASIFIKASI JENIS TANAH DI WILAYAH SAGALAHERANG, SUBANG

IV. SIFAT FISIKA TANAH

METODE PENGUJIAN KEPADATAN RINGAN UNTUK TANAH

Munsell Soil Color Charts

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanah adalah pemilahan yang didasarkan pada sifat-sifat tanah

TINJAUAN PUSTAKA. Definisi Horison Penimbunan Liat. horison yang terbentuk dari hasil iluviasi liat horizon di atasnya.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanah adalah suatu benda alami heterogen yang terdiri atas komponen-komponen

06/11/2012. Tekstur Struktur Konsistensi Warna Temperatur Lengas Udara

BAB III METODE PENELITIAN

LAPORAN HASIL PENELITIAN dan PENGEMBANGAN, serta HASIL PENGELOLAANNYA Peraturan menteri Negara Ristek No.04/Kp/III/2007

IV. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. Analisis terhadap sampel tanah dilakukan di Laboratorium Tanah Fakultas

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel Lampiran 1. Sifat Kimia Tanah di Wilayah Studi Penambangan PT Kaltim Prima Coal

Gambar 1. Tabung (ring) tembaga dengan tutup Tahapan-tahapan pengambilan contoh tanah tersebut dapat dilihat pada Gambar 2. =^

BAB III ANALISIS SISTEM

II. PEMBENTUKAN TANAH

Transkripsi:

BAB III PERANCANGAN Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai perancangan sistem untuk menentukan jenis klasifikasi tanah tanah yang terdiri dari perancangan sistem untuk menentukan Horison Generiknya, perancangan sistem untuk menentukan Horison Pencirinya, dan terakhir perancangan sistem untuk menentukan Klasifikasi Tanahnya. 3.1. Perancangan Perangkat Lunak Horison Generik Pada perancangan perangkat lunak Horison Generik, sistem dibangun dengan menggunakan logika Fuzzy dengan menggunakan metode Tsukamoto. Metode ini digunakan karena sistem inferensi Fuzzy didasarkan pada konsep penalaran monoton. Output hasil inferensi dari tiap-tiap aturan diberikan secara tegas (crisp) berdasarkan α-predikat (fire strength). Salah satu syarat yang harus dipenuhi pada metode penalaran ini adalah himpunan fuzzy pada konsekuennya harus bersifat monoton ( baik monoton naik maupun monoton turun). Untuk mengetahui Horison Generik dari suatu sampel tanah dipengaruhi oleh banyak variabel, yaitu perakaran, bahan organik, kedalaman horison, drainase, warna, struktur, tekstur, konsistensi, dan pori tanah. Berikut ini adalah tabel data indikator yang berisi ciri-ciri dari setiap Horison Generik yang digunakan dalam perancangan tugas akhir ini: Tabel 3.1. Ciri-ciri Horison Generik pada klasifikasi tanah Indikator - Perakaran - Halus (diameter 1-2 mm) - medium (diameter 2-5 mm) Nilai Indikator Horison O A E B Sedikit Sedang Banyak Banyak Sedang banyak Sedikit Sedang Banyak Banyak Sedang banyak 32

Indikator Nilai Indikator Horison O A E B - Kasar (diameter >5 mm) Banyak Banyak Sedang banyak Sedikit Sedang - Kedalaman horison 0-5 cm 5 20 cm 20 30 cm 30 50 cm (cm) - Bahan organik(%) Tinggi Tinggi sedang Rendah Sedang tinggi sangat tinggi sangat rendah - Drainase Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Jelek cukup - Warna (kondisi lembab) - Hue - Value Gelap Sedang Terang Gelap - Kroma murni Sedang bercak murni - Struktur - Klas Struktur Remah- Granular Granular- Gumpal Membulat Granular- Gumpal Membulat Platy, Prismatik, Kolumnar, Gumpal Bersudut, Gumpal Membulat - Ukuran Remah (1 5) Granular (1 5) Granular (1-3) Gumpal membulat (1-5) Granular (1-3) Gumpal membulat (1-5) Platy (1 5) Prismatik (1 5) Kolumnar(1 5) Gumpal Bersudut (1 5) Gumpal Membulat(1 5) - Perkembangan Kekuatan sedang - Kuat atau stabil Kekuatan sedang Mudah hancur Kekuatan sedang Mudah hancur Kekuatan sedang Mudah hancur - Teksture - Liat Sangat Rendah Sedang Sangat Rendah Sedang Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi 33

Indikator Nilai Indikator Horison O A E B - Debu Tinggi Sangat Tinggi Rendah Sedang Sangat Rendah Sedang Sangat Rendah Sedang - Pasir Tinggi Rendah Sangat Rendah Sangat Rendah Sangat Tinggi Sedang Sedang Sedang - Konsistensi - Kondisi Basah - Kondisi Lembab Sangat Gembur Gembur Gembur Gembur Butir kuat - Kondisi Kering Lunak Cukup teguh Teguh Teguh teguh - Pori Tanah - Halus (diameter Sedikit Sedikit Sedang <2mm) Banyak - Medium (diameter Sedang Sedang Sedikit 2-5mm) banyak banyak sedang - - Kasar (diameter Sedang Sedang Sedikit >5mm) banyak banyak sedang Butir kuat Butir Sangat Kuat Teguh Sangat Teguh Banyak Sedikit Sedikit 3.1.1. Perakaran Variabel perakaran memiliki 3 kelas yaitu perakaran halus, perakaran medium, dan perakaran kasar. Masing-masing kelas perakaran itu memiliki 3 himpunan yaitu himpunan sedikit, sedang, dan banyak. Fungsi keanggotaan untuk setiap himpunannya dapat dilihat pada gambar 3.1. 34

Gambar 3.1. Himpunan fuzzy untuk variabel perakaran Dari gambar himpunan fuzzy di atas maka akan didapatkan fungsi keanggotaannya untuk setiap himpunan adalah: Himpunan sedikit 40 x μ sedikit (x) = { ; 0 x 40 40 0 ; x 40 Himpunan sedang x 25 ; 25 x 50 25 μ sedang (x) = 75 x ; 50 x 75 25 { 0 ; x 25 atau x 75 Himpunan banyak 3.1.2. Bahan Organik 0 ; x 100 atau x 60 μ banyak (x) = { x 60 ; 60 x 100 40 Variabel bahan organik memiliki 5 himpunan, yaitu sangat rendah (SR), rendah (R), sedang (S), tinggi (T), sangat tinggi (T). Fungsi keanggotaan untuk setiap himpunannya dapat dilihat pada gambar 3.2. 35

Gambar 3.2. Himpunan fuzzy untuk variabel Bahan Organik Sehingga dari gambar himpunan fuzzy di atas maka akan didapatkan fungsi keanggotaannya untuk setiap himpunan adalah: Himpunan Sangat Rendah (SR) 1,5 x ; 0 x 1,5 μ SR (x) = { 1,5 0 ; x > 1,5 Himpunan Rendah (R) x 0,5 ; 0,5 x 1,5 1 μ R (x) = 2,5 x ; 1,5 x 2,5 1 { 0 ; x 0,5 atau x 2,5 Himpunan Sedang (S) x 1,5 ; 1,5 x 3 1,5 μ S (x) = 4,5 x ; 3 x 4,5 1,5 { 0 ; x 1,5 atau x 4,5 Himpunan Tinggi (T) x 3,5 ; 3,5 x 4,5 1 μ T (x) = 5,5 x ; 4,5 x 5,5 1 { 0 ; x 3,5 atau x 5,5 Himpunan Sangat Tinggi (ST) x 4,5 ; 4,5 x 5 μ ST (x) = { 0,5 1 ; x 5 0 ; x < 4,5 36

3.1.3. Warna Variabel warna terdiri dari 3 kelas yaitu hue, value dan kroma. Hanya kelas value dan kroma saja yang difuzzykan karena pada bagian hue hanya menunjukkan jenis warna sampel tanah yang diteleti. Kelas value memiliki 3 himpunan keanggotaan yaitu gelap, sedang dan terang. Sedangkan pada kelas kroma juga memiliki 3 himpunan keanggotaan yaitu, bercak/tidak murni, sedang dan murni. Fungsi keanggotan setiap himpunan kelas value dapat dilihat pada gambar 3.3. Gambar 3.3. Himpunan fuzzy untuk kelas value Sehingga dari gambar himpunan fuzzy di atas maka akan didapatkan fungsi keanggotaannya untuk setiap himpunan adalah: Himpunan Gelap 3,5 x ; 0 x 3,5 μ gelap (x) = { 3,5 0 ; x 3,5 Himpunan sedang x 2,5 ; 2,5 x 4 1,5 μ sedang (x) = 5,5 x ; 4 x 5,5 1,5 { 0 ; x 2,5 atau x 5,5 Himpunan Terang x 4,5 ; 4,5 x 5 μ terang (x) = { 0,5 1 ; x 5 0 ; x < 4,5 37

gambar 3.4. Untuk fungsi keanggotaan setiap himpunan kelas kroma dapat dilihat pada Gambar 3.4. Himpunan fuzzy untuk kelas Kroma Sehingga dari gambar himpunan fuzzy di atas maka akan didapatkan fungsi keanggotaannya untuk setiap himpunan adalah: Himpunan tidak murni 2,5 x ; 0 x 2,5 μ tidak murni (x) = { 2,5 0 ; x 2,5 Himpunan Sedang x 1,5 ; 1,5 x 3 1,5 μ sedang (x) = 4,5 x ; 3 x 4,5 1,5 { 0 ; x 1,5 atau x 4,5 Himpunan murni x 3,5 ; 3,5 x 6 μ murni (x) = { 2,5 1 ; x 6 0 ; x 3,5 3.1.4. Struktur Variabel struktur terdiri dari 7 kelas, yaitu platy, prismatik, kolumnar, gumpal bersudut, gumpal membulat, remah, dan granular. Pada setiap kelas struktur terdapat 5 keanggotaan himpunan, yaitu sangat halus (SH), Halus (H), sedang (S), Kasar(K), sangat kasar(sk). Fungsi keanggotaan untuk kelas struktur sendiri akan digambarkan kedalam 3 fungsi keanggotaan dikarenakan rentang atau batas untuk setiap keanggotaan himpunannya yang berbeda. Fungsi keanggotan 38

setiap himpunan untuk kelas platy, granular dan remah dapat dilihat pada gambar 3.5. Gambar 3.5. Himpunan fuzzy untuk kelas Platy, Granular dan Remah Sehingga dari gambar himpunan fuzzy di atas maka akan didapatkan fungsi keanggotaannya untuk setiap himpunan adalah: Himpunan Sangat Halus (SH) 1,5 x ; 0 x 1,5 μ SH (x) = { 1,5 0 ; x 1,5 Himpunan Halus (H) x 0,5 ; 0,5 x 1,5 1 μ H (x) = 2,5 x ; 1,5 x 2,5 1 { 0 ; x 0,5 atau x 2,5 Himpunan Sedang (S) x 1,5 ; 1,5 x 3,5 2 μ S (x) = 5,5 x ; 3,5 x 5,5 2 { 0 ; x 1,5 atau x 5,5 Himpunan Kasar (K) x 4,5 ; 4,5 x 7,5 3 μ K (x) = 10,5 x ; 7,5 x 10,5 3 { 0 ; x 4,5 atau x 10,5 39

Himpunan Sangat Kasar (SK) x 9,5 ; 9,5 x 10 μ SK (x) = { 0,5 1 ; x 10 0 ; x < 9,5 Fungsi keanggotaan setiap himpunan untuk kelas gumpal membulat dan gumpal menyudut dapat dilihat pada gambar 3.6. Gambar 3.6. Himpunan fuzzy untuk kelas Gumpal membulat dan Gumpal Menyudut Sehingga dari gambar himpunan fuzzy di atas maka akan didapatkan fungsi keanggotaannya untuk setiap himpunan adalah: Himpunan Sangat Halus (SH) 7,5 x ; 0 x 7,5 μ SH (x) = { 7,5 0 ; x 7,5 Himpunan Halus (H) x 2,5 ; 2,5 x 7,5 5 μ H (x) = 12,5 x ; 7,5 x 12,5 5 { 0 ; x 2,5 atau x 12,5 Himpunan Sedang (S) x 7,5 ; 7,5 x 15 7,5 μ S (x) = 22,5 x ; 15 x 22,5 7,5 { 0 ; x 7,5 atau x 22,5 40

Himpunan Kasar (K) x 17,5 ; 17,5 x 35 17,5 μ K (x) = 52,5 x ; 35 x 52,5 17,5 { 0 ; x 17,5 atau x 52,5 Himpunan Sangat Kasar (SK) x 47,5 ; 47,5 x 50 μ SK (x) = { 2,5 1 ; x 50 0 ; x < 47,5 Fungsi keanggotaan setiap himpunan untuk kelas Prismatik dan Kolumnar dapat dilihat pada gambar 3.7. Gambar 3.7. Himpunan fuzzy untuk kelas Prismatik dan Kolumnar Sehingga dari gambar himpunan fuzzy di atas maka akan didapatkan fungsi keanggotaannya untuk setiap himpunan adalah: Himpunan Sangat Halus (SH) 15 x μ SH (x) = { ; 0 x 15 15 0 ; x 15 Himpunan Halus (H) x 5 ; 5 x 15 10 μ H (x) = 25 x ; 15 x 25 10 { 0 ; x 5 atau x 25 41

Himpunan Sedang (S) x 15 ; 15 x 35 20 μ S (x) = 55 x ; 35 x 55 20 { 0 ; x 15 atau x 55 Himpunan Kasar (K) x 45 ; 45 x 75 30 μ K (x) = 105 x ; 75 x 105 30 { 0 ; x 45 atau x 105 Himpunan Sangat Kasar (SK) x 95 ; 95 x 100 μ SK (x) = { 5 1 ; x 105 0 ; x < 95 3.1.5. Tekstur Variabel tekstur memiliki 3 kelas yaitu liat, debu, dan pasir. Masingmasing kelas tekstur tersebut memiliki 5 keanggotaan himpunan yaitu himpunan sangat rendah(sr), rendah (R), sedang (S), tinggi (T), dan sangat tinggi (ST). Fungsi keanggotaan untuk setiap himpunannya dapat dilihat pada gambar 3.8. Gambar 3.8. Himpunan fuzzy untuk kelas liat, debu dan pasir Sehingga dari gambar himpunan fuzzy di atas maka akan didapatkan fungsi keanggotaannya untuk setiap himpunan adalah: Himpunan Sangat Rendah (SR) 15 x μ SH (x) = { ; 0 x 15 15 0 ; x 15 42

Himpunan Rendah(R) x 5 ; 5 x 20 15 μ H (x) = 35 x ; 20 x 35 15 { 0 ; x 5 atau x 35 Himpunan Sedang (S) x 25 ; 25 x 40 15 μ S (x) = 55 x ; 40 x 55 15 { 0 ; x 25 atau x 55 Himpunan Tinggi (T) x 45 ; 45 x 60 15 μ K (x) = 75 x ; 60 x 75 15 { 0 ; x 45 atau x 75 Himpunan Sangat Tinggi (ST) x 65 ; 65 x 70 μ SK (x) = { 5 1 ; x 70 0 ; x < 65 3.1.6. Pori Tanah Variabel pori tanah memiliki 3 kelas yaitu pori tanah halus, pori tanah medium, dan pori tanah kasar. Masing-masing kelas pori tanah tersebut memiliki 3 keanggotaan himpunan yaitu himpunan sedikit, sedang, dan banyak. Fungsi keanggotaan untuk setiap himpunannya dapat dilihat pada gambar 3.9. Gambar 3.9. Himpunan fuzzy untuk variabel pori tanah 43

Sehingga dari gambar himpunan fuzzy di atas maka akan didapatkan fungsi keanggotaannya untuk setiap himpunan adalah: Himpunan sedikit x 0 ; 0 x 27,5 27,5 μ S (x) = 55 x ; 27,5 x 55 27,5 { 0 ; x 55 Himpunan sedang x 45 ; 45 x 125 80 μ K (x) = 205 x ; 125 x 205 80 { 0 ; x 45 atau x 205 Himpunan banyak x 195 ; 195 x 200 μ SK (x) = { 5 1 ; x 200 0 ; x < 195 Sehingga jika dibuat dalam bentuk tabel penentuan domain untuk setiap himpunan fuzzy pada variabel inputannya adalah sebagai berikut : Tabel 3.2. Tabel penentuan domain untuk setiap himpunan fuzzy pada masing masing variabel. Nama Variabel Perakaran Halus, medium, dan banyak Bahan Organik Nama Himpunan Fuzzy Domain Bentuk Kurva Sedikit 40 Segitiga Sedang 25-75 Segitiga Banyak 60-100 Segitiga Sangat Rendah 1,5% Segitiga Rendah 0,5% - 2,5% Segitiga Sedang 1,5% - 4,5% Segitiga Tinggi 3,5% - 5,5% Segitiga 44

Value warna Kroma warna Kelas Struktur Platy, Granular, dan Remah Kelas Struktur Gumpal Membulat dan Gumpal Menyudut Kelas Struktur Prismatik dan Kolumnar Tekstur Liat, Debu, dan Pasir Pori Tanah Halus, Medium, dan Kasar Sangat Tinggi 4,5% Bahu Gelap 3,5 Segitiga Sedang 2,5-5,5 Segitiga Terang 4,5 Bahu Tidak Murni 2,5 Segitiga Sedang 1,5-4,5 Segitiga Murni 3,5 Bahu Sangat Halus 1,5 mm Segitiga Halus 0,5 2,5 mm Segitiga Sedang 1,5 5,5 mm Segitiga Kasar 4,5 10,5 mm Segitiga Sangat Kasar 9,5 mm Bahu Sangat Halus 7,5 mm Segitiga Halus 2,5 12,5 mm Segitiga Sedang 7,5 22,5 mm Segitiga Kasar 17,5 52,5 mm Segitiga Sangat Kasar 47,5 mm Bahu Sangat Halus 15 mm Segitiga Halus 5 25 mm Segitiga Sedang 15 55 mm Segitiga Kasar 45 105 mm Segitiga Sangat Kasar 95 mm Bahu Sangat Rendah 15% Segitiga Rendah 5 35 % Segitiga Sedang 25 55 % Segitiga Tinggi 45 75 % Segitiga Sangat Tinggi 65 % Bahu Sedikit 1 55 pori /dm Segitiga Sedang 45 205 pori/dm Segitiga Banyak 195 pori/dm Bahu 45

3.2. Perancangan Perangkat Lunak Horison Penciri dan Klasifikasi tanah Pada perancangan perangkat lunak horison penciri dan klasifikasi tanah yang dibangun dengan menggunakan metode aturan produksi. Penggunaan metode ini dikarenakan karakteristik pada horison penciri memiliki nilai-nilai pasti sehingga tidak diperlukan metode fuzzy dalam pembuatannya. Sehingga jika inputan yang dimasukkan memenuhi syarat maka output yang dihasilkan juga akan sesuai dengan ciri-ciri dari masing-masing horison penciri yang ada. Berbeda dengan horison generik yang setiap variabelnya memiliki nilai relatif sehingga diperlukan logika fuzzy dalam pembuatannya. Berikut adalah tabel kuantitatif Horison penciri yang digunakan untuk merancang perangkat lunak Horison Penciri Permukaan: 46

Tabel 3.3 tabel kuantitatif Horison Penciri pada Horison Penciri Permukaan. Indikator Epipedon Epipedon Epipedon Epipedon Epipedon Epipedon Epipedon Epipedon Epipedon Anthropik Histik Mollik Okhrik Melanik Plagen Umbrik Arenik Grossarenik - P2O5 >250 ppm - tebal >18 cm >18 cm <18 cm >30 cm >50 cm >18 cm 50-100 cm >100 cm - >20% untuk tanah - bahan berpasir >1% organik - >30% untuk tanah liat Warna gelap: Value <3,5 (kondisi - Warna lembab) Value <5,5 (kondisi kering) >1% <1% >6% >4 % >1% Warna Warna gelap: Terang: Value <3,5 Warna Gelap: Warna Gelap: Value >3,5 (kondisi Value dan kroma Value dan (kondisi lembab) <2 (kondisi kroma <2 lembab) Value <5,5 lembab) (kondisi Value >5,5 (kondisi lembab) (kondisi kering) kering) Warna gelap: Value <3,5 (kondisi lembab) Value <5,5 (kondisi kering - Kejenuhan basa >50% >50% <50% - Lingkungan Daerah tidak Daerah tidak Daerah kering Daerah tidak 47

pernah kering pernah kering lebih dari 3 pernah kering dari 3 bulan dari 3 bulan bulan dari 3 bulan - Kekerasan Tidak keras dan tidak memadat (pada kondisi kering tidak ada air) Tidak keras dan tidak memadat (pada kondisi kering tidak ada air) Keras dan memadat (pada kondisi kering tidak ada air) Tidak keras dan tidak memadat (pada kondisi kering tidak ada air) - Berat Jenis Tanah <0,9 gr/cm3 - Jumlah Al (AL + ½ Fe) > dan Fe 2% Tanah Kasar: Tanah Kasar: - Tanah Pasir - Tanah Pasir (%Pasir Berlempung Berlempung - Tekstur +%Debu+%Liat) - Tanah Pasir - Tanah Pasir >30% dengan dengan kkandungan kkandungan pasir > 70% pasir > 70% 48

Untuk bagian klasifikasi tanahnya sendiri memiliki kunci ordo tanah yang sudah sangat disederhanakan seperti sebagai berikut ini : [5, h89] 1. Tanah Alfisol Mempunyai kejenuhan basa >=35% pada kedalaman 1,8m Memiliki horizon penciri argilik, kandik dan natrik 2. Tanah Andisol Mempunyai sifat tanah andik setebal 35cm atau lebih pada kedalaman < 60cm Tanah mineral yang tidak memiliki horison argilik, natrik, spodik dan oksik. Mempunyai satu atau lebih dari : epipedon histik, molik, umbrik, 3. Tanah Aridisol Regim kelembapan tanah aridik Memiliki horizon okhrik dan anthropik Tidak mempunyai horison mollik. 4. Tanah entisol Hanya memiliki horizon penciri okhrik, albik, dan histik selain itu tidak termasuk 5. Tanah gelisol Mempunyai sifat gelik 6. Tanah histosol Memiliki horizon penciri histik tebalnya > 40cm Kandungan bahan organic > 30% dan tebal > 40cm 7. Tanah inceptisol Memiliki Horizon kambik, umbril, dan Mollik 8. Tanah mollisol Horizon mollik Kejenuhan basa > 50% Bahan organic > 1% Warna hitam gelap 49

9. Tanah oxisol Memiliki Horizon oksik pada kedalaman < 1,5m dan tidak memiliki horizon argilik Memiliki horizon oksik dan kandik dengan sedikit cadangan mineral 10. Tanah spodosol Memiliki Horizon spodik pada kedalaman < 2m 11. Tanah ultisol Horizon argilik Kejenuhan basa < 35% pada kedalaman 180cm 12. Tanah vertisol Horizon vertik Kandungan liat > 30% 3.3. Perencanaan Desain Antarmuka Pembuatan form merupakan suatu bentuk desain antarmuka yang sangat menunjang dalam pembuatan program yang mudah digunakan oleh pengguna, sehingga program aplikasi ini dapat digunakan oleh banyak orang tanpa perlu kesulitan mengoperasikannya. Pada bab 3 ini, penulis hanya menampilkan beberapa desain form yang penting, seperti form utama, form histori, form klasifikasi, form klasifikasi Horison Generik dan form klasifikasi Horison Penciri. Bentuk form Utama : Gambar 3.10. Form Utama 50

Gambar 3.10 menampilkan tampilan form utama saat aplikasi dijalankan dimana terdapat 2 pilihan yaitu untuk melakukan proses klasifikasi dan melihat histori penelitian yang sudah dilakukan. Bentuk form histori Gambar 3.11. Form Histori Gambar 3.11 menampilkan form histori yang berisi histori atau sejarah penelitian yang sudah dilakukan dan terdapat tombol hapus yang dapat digunakan jika ada penelitian yang ingin dihapus. 51

Bentuk form klasifikasi Gambar 3.12. Form klasifikasi Gambar 3.12 menampilkan form klasifikasi tanah secara keseluruhan dimana untuk bagian nomor klasifikasi dan tanggal akan terisi otomatis oleh program. Form klasifikasi Horison Generik Gambar 3.13. form klasifikasi Horison Generik Gambar 3.13 menampilkan form klasifikasi Horison Generik. Pada form ini akan diminta untuk mengisi data berupa ciri-ciri dari tanah yang akan di 52

teliti. Setelah semua data terisi terdapat 2 tombol yaitu analisis dan clear. Tombol clear untuk menghilangkan inputan yang sudah diisi dan tombol analisis untuk menganalisa inputan yang sudah dimasukan. Form klasifikasi Horison Penciri Gambar 3.14. form klasifikasi Horison Penciri Gambar 3.14 menampilkan form klasifikasi horison penciri. Pada form ini hampir sama dengan form klasifikasi horison generik tetapi dengan indikator yang berbeda. 53