V. HASIL DAN PEMBAHASAN Morfologi Lahan Reklamasi Bekas Tambang Batubara Karakterisasi Morfologi Tanah di Lapang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "V. HASIL DAN PEMBAHASAN Morfologi Lahan Reklamasi Bekas Tambang Batubara Karakterisasi Morfologi Tanah di Lapang"

Transkripsi

1 21 V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Morfologi Lahan Reklamasi Bekas Tambang Batubara Kegiatan penambangan menyebabkan perubahan sifat morfologi tanah seperti tekstur, konsistensi, struktur, batas antar lapisan tanah dan perubahan sifat kimia tanah seperti kandungan hara dalam tanah C-organik, Nitrogen, ph lapang (Hardjowigeno, 2003). Kegiatan penambangan juga akan mempengaruhi perubahan sifat biologi tanah yaitu keragaman populasi fauna dan mikrob tanah. Kegiatan ini juga berdampak pada kondisi kehidupan masyarakat tempat kegiatan penambangan (Mulyanto, 2008) Karakterisasi Morfologi Tanah di Lapang Penelitian yang dilakukan di lapang ini menghasilkan 11 profil yang dibedakan berdasarkan umur reklamasi dan posisi di lereng. Perbandingan profil berdasarkan kemiringan lereng lahan reklamasi bekas tambang batubara pada berbagai umur reklamasi lahan dapan dilihat pada Gambar 3. Profil 1 (S7P1-1) Lokasi: Surya Panel 7 umur reklamasi 0 tahun, terletak di lereng tengah Hasil pengamatan di lapang, profil 1 dibagi menjadi dua lapisan yaitu L1 dan L2. Warna tanah pada lapisan 1 dan lapisan 2 profil, didominasi oleh warna coklat kuat (7.5 YR 5/6). Batas antar kedua lapisan ini adalah baur terputus. Kedua lapisan memiliki tekstur lempung berliat. Struktur pada kedua lapisan yaitu gumpal membulat dengan tingkat perkembangan struktur sedang. Konsistensi (basah) pada lapisan 1 dan lapisan 2 yaitu tidak lekat, sedangkan konsistensi (lembab) kedua lapisan ini teguh. Pada profil tidak tampak adanya perakaran. Profil 1 memiliki karakteristik tanah yang seragam karena belum ada perkembangan pada tanah tersebut. Profil 2 (S7P1-2) Lokasi: Surya Panel 7 umur reklamsi 5 tahun, terletak di lereng atas Pada profil ini tanah sudah mulai berkembang sehingga memiliki keragaman karakteristik tanah yang ditunjukkan pada warna, tekstur dan konsistensinya. Profil 2 terbagi menjadi empat lapisan yaitu L1, L2, L3, dan L4. Lapisan 1 berwarna coklat gelap kekuningan (10 YR 4/6), lapisan 2 dan

2 22 lapisan 3 berwarna coklat kekuningan (10 YR 5/8), dan lapisan 4 coklat kuat (7.5 YR 5/8). Batas antar keempat lapisan dari lapisan paling atas yang terlihat sangat jelas lurus, jelas bergelombang, sampai lapisan ke bawah batasnya jelas tidak teratur. Tekstur pada setiap lapisan relatif sama yaitu lempung berliat, kecuali di lapisan ketiga teksturnya lempung liat berpasir. Setiap lapisan tanah memiliki struktur yang sama yaitu gumpal membulat. Konsistensi (basah) pada lapisan 1 dan lapisan 3 sama yaitu lekat, lapisan 2 agak lekat, dan lapisan 4 sangat lekat. Konsistensi (lembab) lapisan 1 dan lapisan 4 gembur, lapisan 2 teguh, dan lapisan 3 sangat gembur. Pada lokasi ini terdapat berbagai macam tanaman, seperti tanaman perdu dan tanaman penutup (rumput signal). Perakaran halus banyak terdapat dilapisan atas sedangkan perakaran kasar pada lapisan bawah. Profil 3 (S7P2-3) Lokasi: Surya Panel 7 umur reklamsi 5 tahun, terletak di lereng tengah Profil 3 ini hampir sama dengan profil 2, dibagi menjadi empat lapisan yaitu lapisan L1, L2, L3, dan L4. Tetapi pada profil 3 warna setiap lapisan tanah berbeda, lapisan 1 memiliki warna coklat (7.5YR 4/3), lapisan lapisan 2 berwarna coklat kuat (7.5YR 5/6), lapisan 3 berwarna kelabu tua (10YR 3/1), dan lapisan 4 berwarna coklat kekuningan (10YR 5/8). Batas antar lapisan adalah sangat jelas bergelombang untuk lapisan atas dan lapisan bawahnya mulai berangsur bergelombang. Tekstur pada lapisan 1, 2, dan 3 didominasi oleh lempung berliat, sedangkan lapisan 4 bertekstur lempung liat berdebu. Keempat lapisan ini memiliki struktur tanah yang sama dengan profil-profil sebelumnya yaitu gumpal membulat dengan tingkat perkembangan struktur sedang. Lapisan 1, 2, dan 3 memiliki konsistensi (basah) yang sama yaitu agak lekat, lapisan dibawahnya sangat lekat. Konsitensi (lembab) antar gembur sampai teguh. Perakaran halus sedang pada lapisan atas tetapi di lapisan bawah perakaran kasar sedang. Profil 4 (S7P3-4) Lokasi: Surya Panel 7 umur reklamasi 5 tahun, terletak di lereng bawah Profil ini terbagi menjadi 3 lapisan yaitu lapisan L1, L2, dan L3. Lapisan 1 memiliki warna coklat tua (10YR 3/3), lapisan 2 berwarna kuning

3 23 kecoklatan (10YR 6/6), dan lapisan 3 berwarna coklat kekuningan (10YR 5/8). Batas antar lapisan 1 dengan 2 jelas bergelombang tetapi di lapisan 3 jelas tidak teratur. Tekstur dan struktur ketiga lapisan ini sama yaitu lempung liat berpasir dan strukturnya gumpal membulat dengan tingkat perkembangan struktur sedang. Konsitensi (basah) lapisan atas tidak lekat, lapisan tengah lekat dan lapisan bawah sangat lekat. Konsistensi (lembab) lapisan 1 teguh, lapisan 2 sangat gembur dan lapisan 3 gembur. Perakaran halus pada lapisan atas banyak sedangkan perakaran kasar banyak dilapisan bawah. Profil 5 (HEP1-5) Lokasi: H East umur reklamasi 9 tahun, terletak di lereng atas Pada profil ini tanah sudah mulai berkembang dibandingkan dengan tanah di profil-profil sebelumnya. Profil ini terbagi menjadi empat lapisan yaitu lapisan L1, L2, L3, dan L4. Lapisan 1 memiliki warna coklat gelap kekuningan(10yr 3/4), lapisan 2 berwarna coklat kekuningan (10YR 5/6), lapisan 3 berwarna coklat kekuningan (10YR 5/8) dan lapisan 4 berwarna coklat gelap kekuningan (10YR 4/6). Semua lapisan memiliki hue yang sama yaitu 10YR tetapi value dan kromanya berbeda. Batas antar lapisan paling atas sangat jelas lurus, lapisan kedua jelas lurus, lapisan ketiga jelas terputus, dan lapisan bawah batasnya baur terputus. Tekstur tanah yang ada di profil ini sudah mulai bervariasi, pada lapisan 1 bertekstur lempung, lapisan 2 lempung berliat, dan lapisan 3 dan 4 teksturnya sama yaitu lempung liat berpasir. Strukturnya masih seragam dengan profil-profil sebelumnya adalah struktur gumpal membulat dengan tingkat perkembangan struktur sedang. Konsistensi (basah) setiap lapisan sama yaitu agak lekat sedangkan konsistensi (lembab) untuk semua lapisan seragam yaitu teguh. Perakaran halus banyak dan kasar, sedikit berada pada kedalaman 0-30 cm, sedangkan perakaran halus sedang dan perakaran kasar sedang pada kedalaman cm. Profil 6 (HEP2-6) Lokasi: H East umur reklamasi 9 tahun, terletak di lereng tengah. Profil 3 ini terbagi menjadi tiga lapisan yaitu L1, L2, dan L3. Dimana pada profil ini dicirikan oleh lapisan 1 yang berwarna coklat (10YR 4/3), lapisan 2 berwarna coklat kuat (7.5YR 5/8), dan lapisan 3 berwarna

4 24 coklat tua (7.5YR 5/6). Batas antar lapisan yang paling atas sangat jelas bergelombang dan lapisan dibawah, kedua-duanya memiliki batas yang jelas lurus. Setiap lapisan profil ini, memiliki tekstur yang berbeda yaitu lapisan 1 memiliki tekstur lempung, lapisan 2 bertekstur lempung berliat dan lapisan 3 bertekstur lempung liat berpasir. Struktur tanahnya gumpal membulat, sama untuk ketiga lapisan tersebut dengan tingkat perkembangan struktur sedang. Konsistensi (basah) lapisan 1 lekat, dan lapisan 2 dan 3 agak lekat. Konsistensi (lembab) untuk semua lapisan sama yaitu teguh. Perakaran halus banyak sampai pada kedalaman 40 cm dan perakaran kasar sedang hingga banyak di kedalaman 0-50 cm. Profil 7 (HEP3-7) Lokasi: H East umur reklamasi 9 tahun, terletak di lereng bawah Pada profil ini dibagi menjadi tiga lapisan yaitu lapisan L1, L2, dan L3. Warna pada lapisan 1 adalah hitam (5YR 2.5/2), lapisan 2 berwarna coklat kuat (7.5YR 5/6), lapisan 3 berwarna coklat kuat (7.5YR 5/8). Batas antar lapisan yang paling atas sangat jelas lurus, lapisan kedua baur bergelombang dan batas lapisan bawah baur bergelombang. Tekstur pada lapisan 1 lempung berpasir dan lapisan 2 dan 3 memiliki tekstur yang sama yaitu lempung liat berpasir. Sturktur tanah setiap lapisan seragam yaitu strukturnya gumpal membulat dengan tingkat perkembangan struktur sedang. Konsistensi (basah) lapisan 1 dan 2 adalah agak lekat dan lapisan 3 tidak lekat. Konsistensi (lembab) lapisan 1 adalah gembur sedangkan lapisan 2 dan 3 teguh. Perakaran halus sedikit di kedalaman antara 0-20 cm, sedangkan perakaran kasar banyak di kedalaman sampai 40 cm. Profil 8 (GHP1-8) Lokasi: Gajah Hitam umur reklamasi 13 tahun, terletak di lereng atas Profil ini dibagi menjadi 4 lapisan yaitu lapisan L1, L2, L3, dan L4. profil ini dicirikan oleh lapisan 1 dan 2 yang berwarna coklat tua (10YR 3/3) dan lapisan 3 dan 4 berwarna coklat kekuningan (10YR 5/8). Batas antar lapisan pada profil ini adalah lapisan paling atas berangsur bergelombang, jelas bergelombang untuk lapisan 2 dan 3, sedangkan lapisan bawah batasnya jelas tidak teratur. Tekstur lempung liat berpasir untuk lapisan 1 dan 2,

5 25 sedangkan lapisan 3 dan 4 teksturnya lempung berliat. Strukturnya masih sama yaitu gumpal membulat dengan tingkat perkembangan struktur sedang. Konsistensi (basah) lapisan 1 tidak lekat, lapisan 2 dan 3 sama yaitu lekat, dan lapisan 3 sangat lekat. Konsistensi (lembab) lapisan 1 teguh, lapisan 2 dan 3 sangat gembur dan lapisan 3 tanahnya gembur. Perakaran halus dan kasar jumlahnya banyak di setiap lapisan dengan kedalaman 0-50 cm. Profil 9 (GHP2-9) Lokasi: Gajah Hitam umur reklamasi 13 tahun, terletak di lereng tengah Pada profil ini tanah dibagi menjadi tiga lapisan yaitu lapisan L1, L2, dan L3. Profil ini dicirikan dengan lapisan 1 yang berwarna coklat tua kekuningan (10YR 4/4), lapisan 2 berwarna coklat tua kekuningan (10YR 4/6), dan lapisan 3 berwarna coklat kekuningan (10YR 5/6). Batas antar lapisan yang paling atas adalah sangat jelas bergelombang dan dua lapisan bawah batasnya jelas bergelombang. Tekstur lempung liat berpasir untuk lapisan 1 sedangkan lapisan 2 dan 3 mempunyai tekstur yang sama yaitu lempung berliat. Setiap lapisan strukturnya sama yaitu gumpal membulat dengan tingkat perkembangan struktur sedang. Konsistensi (basah) setiap lapisan yaitu agak lekat, sedangkan konsistensi (lembab) hanya lapisan 1 yang gembur, lapisan 2 dan 3 teguh. Perakaran halus banyak pada kedalaman 0-30 cm sedangkan perakaran kasar di kedalaman 0-50 cm. Profil 10 (GHP3-10) Lokasi: Gajah Hitam umur reklamasi 13 tahun, terletak di lereng bawah Profil 10 dibagi menjadi tiga lapisan yaitu lapisan L1, L2, dan L3. Warna tanah pada lapisan 1 adalah coklat (10YR 4/3), lapisan 2 berwarna coklat tua kekuningan (10YR 4/6), dan lapisan 3 berwarna (10YR 5/6). Batas antar lapisan sudah terlihat, untuk lapisan paling atas sangat jelas bergelombang, lapisan 2 batasnya jelas lurus dan lapisan paling bawah batasnya baur bergelombang. Tekstur lempung berliat untuk lapisan 1 dan 2 sedangkan lapisan 3 memiliki tekstur lempung liat berpasir. Struktur setiap lapisan sama yaitu gumpal membulat dengan tingkat perkembangan struktur sedang. Konsistensi (basah) pada lapisan 1 yaitu lekat dan lapisan 2 dan 3 agak lekat. Konsistensi (lembab) pada lapisan 1 gembur sedangkan pad

6 26 Lereng Atas 7.5YR 5/ cm 10YR 4/ cm 10YR 3/6; l 0-5 cm; ss/t 10YR 3/3 0-5 cm cl.l so/t cl. l s/f s.cl. l so/t 10 YR 5/ cm 10YR 3/ cm 10YR 5/ cm cl.l ss/t s.cl.l g/vt cl.l ss/f 7.5YR 5/ cm 10YR 5/ cm cl.l so/t 10YR 5/ cm 10 YR 5/ cm cl.l g/vt cs.cl.l s/vf s.c.l ss/t 10YR 5/ cm 7.5YR 5/ cm 10YR 4/ cm cl.l vs/f cl.l vs/f s.cl.l ss/t 0 tahun 5 tahun 9 tahun 13 tahun Lereng Tengah 7.5YR 4/3 0-7 cm 10YR 4/3 0-8 cm 10YR 4/4 0-9 cm 10YR 4/ cm cl.l ss/f cl.l s/t s.cl.l ss/f s ss/vf 7.5YR 5/ cm cl.l ss/t 7.5YR 5/ cm 10YR 4/ YR 3/ cm cl.l ss/t cl.l ss/t cl.l ss/f 10YR 5/ cm s.l ss/vf 10YR 5/ cm 7.5YR 5/ cm 10YR 5/ cm cl.l.si ss/t cl.l ss/t cl.l ss/t 5 tahun 9 tahun 13 tahun Hutan

7 27 Lereng Bawah 10YR 3/3 0-5 cm 5YR 2.5/2 0-4 cm 10YR 4/3 0-6 cm s.cl.l so/t s.l ss/f cl.l ss/vf 10YR 6/ cm 7.5YR 5/ cm 10YR 4/ cm s.cl.l s/vf s.cl.l ss/t cl.l ss/t 10YR 5/ cm 10YR 5/ cm 7.5YR 5/ cm s.cl.l ss/t cl vs/f s.cl.l so/t 5 tahun 9 tahun 13 tahun Keterangan: - Konsistensi (basah): - Tekstur : so : Tidak lekat g : Kerikil cl.l : Lempung berliat ss : Agak lekat s : Pasir s.cl.l : Lempung liat berpasir s : Lekat l : Lempung si.cl.l : Lempung liat berdebu vs : Sangat lekat si : Debu s.cl : Liat berpasir - Konsistensi (lembab): cl : Liat si.cl : Liat berdebu l : Lepas s.l : Lempung berpasir vf : Sangat gembur f : Gembur t : Teguh vt : Sangat teguh Gambar 3. Perbandingan Profil berdasarkan kemiringan lereng pada Lahan Reklamasi Bekas Tambang Batubara pada Berbagai Umur Reklamasi Lahan.

8 28 lapisan 2 dan 3 teguh. Perakaran halus banyak di kedalaman 0-40 cm dan perakaran kasar banyak pada kedalaman 0-50 cm. Profil 11 ( DS2P11-1) Lokasi: Hutan asli Pada hutan asli yang belum mengalami proses penambangan hanya dibagi menjadi 2 lapisan yaitu L1 dan L2. Warna tanah pada lapisan 1 adalah coklat tua kekuningan (10YR 4/6) dan lapisan 2 berwarna coklat kekuningan (10YR 5/8). Batas antar lapisan bagian atas sangat jelas lurus karena masih alami dan lapisan bawah batasnya baur bergelombang. Tekstur tanah pada lapisan 1 adalah pasir, karena didominasi oleh batuan pasir. Sedangkan pada lapisan 2 memiliki tekstur lempung berpasir. Struktur kedua lapisan ini adalah remah dengan tingkat perkembangan struktur sedang. Konsistensi (basah) untuk lapisan 1 dan 2 yaitu agak lekat sedangkan konsistensi (lembab) lapisan 1 dan 2 sangat gembur. Perakaran halus dan kasar banyak terdapat pada setiap lapisan. Tingkat perkembangan tanah di lokasi reklamasi bekas tambang batubara sangat dipengaruhi oleh proses penambangan dan penimbunan overburden, umur reklamasi, pengaruh letak serta posisi lereng yang akan memberikan perbedaan terhadap warna tanah, batas antar lapisan, tekstur dan sturuktur tanah, konsistensi tanah dan zona perakaran yang mampu ditembus oleh tanaman penutup lahan. a. Warna tanah Hasil pengamatan di lapang menunjukkan bahwa semakin tinggi umur reklamasi lahan maka warna tanah semakin gelap. Hal ini disebabkan karena tingkat perkembangan tanah sudah memasuki tahap lanjut paling lama 13 tahun. Pengaruh letak dan posisi lereng mempengaruhi warna tanah dimana lereng bawah mempunyai warna yang lebih terang dibandingkan dengan lereng atas akibat adanya pencucian. Hal ini dikarenakan bahan organik semakin berkurang pada lapisan bawah. b. Batas antar lapisan Batas antar lapisan cukup jelas, namun tidak dapat dijadikan acuan untuk penentuan horizon tanah. Perbedaan lapisan yang dicirikan dengan adanya perbedaan warna pada lahan reklamasi bekas tambang terjadi

9 29 akibat penimbunan tanah (topsoil) di lokasi penambangan sebagai salah satu usaha reklamasi lahan. Penimbunan tanah menyebabkan lahan reklamasi bekas tambang tidak memiliki horizon tetapi lapisan, karena tidak terbentuk dari hasil proses pedogenesis tanah. Semakin lama umur reklamasinya maka semakin terlihat jelas batas antar lapisan pada setiap profilnya. c. Struktur Bahan overburden pada umur reklamasi 0 tahun, masih berupa batuan. Dengan semakin lamanya waktu reklamasi, maka terlihat ada pembentukan struktur tanah. Berdasarkan pengamatan di lapang, lahan rekalamasi bekas tambang batubara, umumnya didominasi oleh bentuk gumpal membulat (subangular blocky) dengan tingkat perkembangan struktur sedang, sedangkan pada hutan asli didominasi oleh struktur remah. Hal ini sejalan dengan data sekunder PT. KPC bahwa struktur tanah pada lapisan atas (0-20 cm) umumnya bervariasi dari tipe remah hingga gumpal setengah bersudut/sab dengan ukuran kecil sampai besar. d. Tekstur Pengamatan profil dilapang menunjukkan bahwa tekstur tanah pada umur reklamasi 0 tahun lebih banyak mengandung liat dibandingkan reklamasi 5, 9, dan 13 tahun, karena tanah pada areal yang belum direklamasi ini adalah batuan. Semakin lama umur reklamasi maka jumlah liat yang terkandung semakin berkurang, sehingga didominasi oleh debu dan pasir. Berdasarkan posisis lerengnya, dapat dilihat ada kecenderungan liat lebih banyak ditemukan pada lereng bawah. e. Konsistensi Pengamatan konsistensi tanah langsung ditetapkan sesuai dengan keadaan tanah saat dilapang. Secara keseluruhan lahan reklamasi bekas tambang batubara yang berumur 0, 5, 9, 13 tahun dan hutan asli memiliki tingkat kelekatan derajat 2, yaitu lekat; setelah ditekan bahan tanah melekat pada kedua ibu jari dan telunjuk dan bila direntangkan cenderung agak saling tarik menarik daripada jatuh bebas antara salah satunya (Tabel Lampiran 4). Hal ini dikarenakan tekstur tanah yang hampir keseluruhan

10

11 31 Jika dilihat dari sketsa profil (Gambar 4), pada umur reklamasi 0 tahun belum terdapat akar karena tidak ada vegetasi yang tumbuh. Tidak adanya vegetasi ini menyebabkan kurangnya aktivitas organisme tanah sehingga ruang pori tanah sedikit. Sedangkan pada lahan reklamasi yang berumur 5, 9, 13 tahun dan hutan asli sudah banyak vegetasi yang tumbuh sehingga akar-akar yang menembus tanah juga banyak. Hal ini menyebabkan ruang pori tanahnya juga semakin banyak. Berdasarkan karakteristik morfologi, dapat diketahui bahwa overburden yang dijadikan sebagai bahan tanah reklamasi beragam jenisnya hingga umur reklamasi 13 tahun Karakteristik Fisik Tanah Karakteristik fisik tanah yang diamati adalah kadar air dan bobot isi. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan metode three phase meter yang terdiri atas tahap penimbangan bobot total tanah dalam ring sampel 100 ml, tahap pengukuran untuk mengetahui ukuran volume sebenarnya dan perhitungan untuk mendapatkan rasio padatan tanah (Takahashi, 1990). Nilai kadar air diperoleh dari pengurangan berat basah dengan bobot kering mutlak. Sedangkan bobot isi tanah diperoleh dari bobot kering mutlak dibagi volume ring sampel (100ml). Hasil perhitungan kadar air dan bobot isi tanah disajikan pada Tabel Lampiran 7. Bobot isi tanah bekas tambang batubara yang disajikan pada Gambar 5, pada lapisan atas (0-5cm) lebih rendah dibandingkan dengan lapisan bawahnya, kecuali pada lahan reklamasi 0 tahun yang lapisan atasnya memiliki nilai lebih tinggi dibandingkan lapisan bawahnya. Hal ini dikarenakan adanya proses pemadatan tanah (soil compress) pada lapisan atas sebagai akibat dari pengurugan tanah untuk reklamasi lahan. Sedangkan pada umur reklamasi 5, 9 dan 13 tahun lapisan atasnya memiliki bobot isi lebih rendah dibanding lapisan bawahnya. Umur 0 tahun reklamasi, tanah bekas tambang tidak ditemukan tumbuhan berkayu, tetapi rumput-rumput kecil (signal grass). Penanaman rumput bertujuan untuk menghindari terjadinya erosi. Hal ini menunjukkan belum ada tanaman yang mampu beradaptasi dengan keadaan tanah reklamasi 0 tahun. Nilai bobot isi tanah tinggi menunjukkan dangkalnya zona perakaran yang menyebabkan tanaman sulit menembusnya dan akan menyebabkan terjadinya defesiensi hara

12 32 (Buol et al., 1980). Lahan bekas tambang pada umur 5 tahun sudah dapat ditanami tanaman sengon, Acacia, Humalantus, dan Makaranga. Pada umur reklamasi 5 tahun ini terdapat perbedaan nilai bobot isi pada lereng atas, tengah dan bawahnya. Semakin bawah nilai bobot isi semakin tinggi. Hal ini dikarenakan adanya penimbunan partikel tanah pada lereng bawah sebagai akibat dari aliran permukaan dan pencucian yang terjadi pada lereng atas (Syarief, 1989). Gambar 5. Analisis Bobot Isi (BI) Tanah Reklamasi Bekas Tambang Batubara pada Umur Reklamasi 0, 5, 9, 13 tahun dan hutan

13 33 Umur reklamasi lahan 9 dan 13 tahun memiliki pola yang sama, dimana lereng atasnya memiliki bobot isi tertinggi dan lereng tengahnya memiliki bobot isi terendah. Hal ini dikarenakan laju aliran permukaan dan pencucian menjadi lebih kecil dibandingkan lereng tengahnya. Pada lereng bawah, nilai bobot isi lebih tinggi dari lereng tengah karena terjadi penimbunan partikel tanah yang lolos terbawa aliran permukaan dan pencucian sehingga terjadi pemadatan tanah. Hutan asli memiliki bobot isi yang cukup tinggi sebesar 1.56 g/cm 3. Hal ini dikarenakan hutan asli memiliki horizon R langsung dibawah horizon A yang akan meyebabkan bobot isi tanah menjadi tinggi. Semakin dalam lapisan tanah, maka semakin tinggi nilai bobot isinya (Tabel Lampiran 7). Buol et al. (1980) mengatakan bahwa bobot isi tanah dapat menduga pelapukan batuan dan tanah Karakterisasi Kimia Tanah ph Tanah. Pengukuran ph tanah di laboratorium menggunakan perbandingan 1:1 (ph H 2 O). Berdasarkan nilai ph, secara umum lahan reklamasi bekas tambang batubara dikategorikan tanah masam karena memiliki ph < 4.5. Pada lahan reklamasi umur 0 tahun, nilai ph antara 3.6 (lereng atas) sampai 5.08 (lereng atas). Pada lahan reklamasi umur 5 tahun, nilai ph antara 3.85 (lereng tengah) sampai 5.83 (lereng tengah). Pada umur reklamasi 9 tahun nilai ph antara 3.53 (lereng atas) sampai 4.87 (lereng bawah). Pada umur reklamasi 13 tahun nilai ph antara 3.40 (lereng atas) sampai 4.15 (lereng bawah), sedangkan hutan asli mempunyai ph 3.5 sampai 4. Sebaran nilai ph menurut kedalaman pada semua profil tanah (Gambar. 6), mengindikasikan keseragaman jenis bahan timbunan (overburden) yang digunakan dalam reklamasi.

14 34 Gambar 6. Analisis ph Tanah Reklamasi Bekas Tambang Batubara pada Umur Reklamasi 5, 9, 13 tahun dan hutan C-organik. Kandungan C-organik pada masing-masing lapisan tanah bekas tambang merupakan petunjuk besarnya akumulasi C-organik dalam keadaan lingkungan dan umur reklamasi yang berbeda-beda. Analisis C-organik menunjukkan bahwa lapisan atas umumnya memiliki nilai lebih tinggi daripada lapisan dibawahnya (Gambar 7). Hal ini dikarenakan

15 35 npada lapisan atas banyak terdapat serasah-serasah tanaman pioner dan vegetasi penutup lahan, seperti: rumput signal yang dapat menjadi sumber bahan organik bagi tanah. Nilai C-organik paling tinggi terdapat pada lahan reklamasi 5 tahun (lereng bawah, lapisan 1) sebesar 8.54% sedangkan nilai C-organik paling rendah terdapat di lahan reklamasi 9 tahun (lereng bawah, lapisan 2) sebesar 0.72%. Nilai C-organik yang diperoleh tersebut menurut Pusat Penelitian Tanah (1983) tergolong tinggi berkisar 3-5%. Hal ini disebabkan karena padaa saat penetapan C-organik di laboratorium dengan metode Walkey and Black yang menggunakan prinsip mengoksidasi karbon, kalium dikromat yang digunakan sebagai oksidator, mengoksidasi semua karbon yang ada di dalam bahan tanah bekas tambang. Bukan hanya karbon dari sisa tanaman tetapi juga karbon dalam batuan overbuden batubara. Gambar 7. Kandungan C-organik Tanah Reklamasi Bekas Tambang Batubara pada Umur Reklamasi 0, 5, 9, dan 13 tahun di Lereng Atas, Tengah dan Bawah

16 N total. Kandungan N-total dalam tanah dipengaruhi oleh kadar bahan organik, iklim dan vegetasi, topografi, sifat fisik dan kimia tanah. Hasil analisis N-total yang dapat dilihat pada Gambar 8, menunjukkan bahwa nilai N-total untuk lapisan paling atas (L1) di setiap umur reklamasi 0, 5, 9, 13 tahun dan hutan lebih tinggi daripada lapisan bawah. Secara umum nilai N-total yang didapat berkisar antara %. Nilai N-total tertinggi berada di lahan reklamasi umur 13 tahun sebesar 0.19% dan N-total terendah berada di lahan reklamasi 13 tahun dan hutan sebesar 0.03%.Nilai N-total yang diperoleh menurut Pusat Penelitian Tanah (1983) tergolong rendah berkisar antara %. Gambar 8. Kandungan N-total Tanah Reklamasi Bekas Tambang Batubara pada Umur Reklamasi 0, 5, 9, 13 tahun dan hutan asli di Lereng Atas, Tengah dan Bawah.

17 Karakterisasi Biologi Tanah Mikrob dan Fungi Tanah Mikrob dan fungi tanah merupakan salah satu dekomposer bahan organik,dimana mereka mengubah bahan organik tersebut menjadi bagian terkecil dan dimanfaatkan sebagai makanannya. Saat mencapai fase letal/mati mikrob dan fungi tanah mengeluarkan ekskresi berupa metabolit sekundernya yang sangat berguna bagi tanah. Populasi mikrob dan fungi tanah sangat dipengaruhi oleh kadar air, banyaknya bahan makanan yang tersedia, suhu tanah, kedalaman lapisan tanah. Pada umumnya mikrob dan fungi tanah lebih menyukai ph berkisar netral ( ) dan dapat tumbuh pada ph masam maupun alkalin tetapi tidak optimal. Gambar 9 menampilkan mikrob dan fungi tanah yang diisolasi dari bahan reklamasi. Fungi Tanah Mikrob Tanah Gambar 9. Fungi dan Mikrob Tanah yang Diisolasi dari Lahan Reklamasi Populasi total mikrob dan fungi pada lahan reklamasi bekas tambang batubara disajikan pada Tabel Lampiran 8. Populasi total mikrob dan fungi tanah reklamasi bekas tambang batubara pada umur reklamasi 0, 5, 9, 13 tahun dibandingkan dengan hutan asli dapat dilihat pada Gambar 10 dan 11. Lapisan atas (0-20cm) memiliki populasi mikrob dan fungi lebih tinggi dibanding lapisan bawahnya (20-40cm) kecuali pada umur reklamasi 0 tahun. Hal ini dikarenakan lapisan tanah bagian atas banyak mengandung bahan organik yang dapat menjadi sumber makanan untuk mikrob tanah. Keadaan tanah pada lapisan atas lebih lembab dibandingkan lapisan bawah, jika dilihat dari kadar air tanahnya.

18 38 Gambar 10. Populasi Total Mikrob Tanah Reklamasi Bekas Tambang Batubara pada Umur Reklamasi 0, 5, 9, dan 13 Tahun Dibandingkan dengan Hutan Asli Gambar 11. Populasi Total Fungi Tanah Reklamasi Bekas Tambang Batubaraa pada Umur Reklamasi 0, 5, 9, dan 13 Tahun Dibandingkan dengan Hutan Asli Lapisan bawah profil S7P1-1 (umur reklamasi 0 tahun) memiliki populasi lebih tinggi dibandingkan lapisan atasnya, karena kadar air tanah lapisan atas lebih rendah yaitu 19.30% dibandingkan kadar air lapisan bawah yaitu 25.14% akibat dari minimnya vegetasi penutup lahan sehingga menyebabkan suhu tanah menjadi lebih panas dibandingkan lapisan bawahnya. Populasi mikrob dan fungi

19 39 pada profil lahan bekas tambang dengan hutan asli tidak menunjukkan perbedaan populasi yang nyata (Tabel Lampiran 8). Populasi mikrob dan fungi tanah erat kaitannya terhadap respirasi tanah. Semakin banyak jumlah respirasi tanah, maka semakin tinggi populasi mikrob dan fungi tanah. Respirasi tanah merupakan jumlah CO 2 yang dihasilkan per kg tanah lembab. Respirasi tanah tertinggi pada lahan reklamasi umur 13 tahun (lereng atas) dan lahan reklamasi umur 5 tahun (lereng atas) dan keduanya memiliki populasi mikrob dan fungi yang cukup besar (Tabel Lampiran 9). Populasi mikrob tertinggi terdapat pada umur reklamasi 0 tahun kedalaman lapisan tanah cm (Gambar 10). Hal ini dikarenakan pada umur reklamasi 0 tahun mikrob tanah yang ikut terbawa saat tanah (topsoil) dijadikan bahan urugan masih memiliki cadangan makanan. Bila dibandingkan dengan umur reklamasi 0 tahun, umur reklamasi 5, 9, dan 13 tahun memiliki populasi mikrob yang rendah karena adanya adaptasi dengan lingkungan baru. Jumlah populasi yang terhitung merupakan jumlah total mikrob yang mampu bertahan pada lahan reklamasi setelah beradaptasi dengan indigeneous microbe yang terdapat pada lahan tambang. Populasi total fungi tertinggi terdapat pada profil hutan asli sebesar 11.45x10 4 SPK/g BKM. Hal ini terjadi karena fungi memerlukan fase adaptasi lebih lama dibandingkan mikrob lainnya terhadap lingkungan barunya. Suhu lingkungan merupakan salah satu faktor pembatas tubuh. Suhu optimum berkisar antara o C untuk pertumbuhan actinomycetes walaupun pada kelas termofil dapat tumbuh pada suhu C (Subba Rao, 1977). Suhu tanah pada lahan umur reklamasi 0, 5, 9, dan 13 tahun lebih tinggi dibandingkan suhu pada hutan asli. Hal ini dikarenakan lahan reklamasi lebih terbuka daripada hutan. Gambar 11 menunjukkan adanya kecendrungan peningkatan populasi fungi seiring meningkatnya umur reklamasi Respirasi Tanah Respirasi mikrob tanah mencerminkan aktifitas mikrob tanah yang diukur berdasarkan jumlah CO2 yang dihasilkan oleh mikrob tanah, dimana respirasi mikrob tanah juga memiliki korelasi yang baik dengan kandungan bahan organik.

20 40 Jumlah CO2 yang dihasilkan oleh mikrob tanah pada lahan reklamasi bekas tambang batubara disajikan pada Gambar 12. Pada umumnya, lapisan atas (0-20cm) di setiap lahan reklamasi umur 0, 5, 9, 13 tahun memiliki jumlah CO22 yang lebih tinggi dibandingkan lapisan bawahnya (20-40cm). Hal ini dikarenakan lapisan tanah bagian atas lebih banyak mengandung bahan organik yang dapat meningkatkan jumlah mikrob dalam tanah. Tetapi jumlah CO 2 pada tanah umur reklamasi 0 tahun lapisan bawah (20-40cm) sebesar 3.51 mgco 2 /liter lebih tinggi dibandingkan lapisan atas (0-20cm) sebesar 3 mgco 2 /liter (Tabel Lampiran 9). Hal ini disebabkan karena lapisan atas tanah (0-20 cm) memiliki suhu lebih panas dibandingkan lapisan bawah (20-40 cm) sehingga jumlah mikrob tanah lebih banyak pada lapisan bawah. Tingkat respirasi yang tinggi menunjukkan populasi mikrob total yang tinggi. Gambar12. Respirasi Tanah Lahan Reklamasi Bekas Tambang Batubara Pada Umur 0, 5, 9.13 tahun dan Hutan Asli.

Tabel Lampiran 1. Sifat Kimia Tanah di Wilayah Studi Penambangan PT Kaltim Prima Coal

Tabel Lampiran 1. Sifat Kimia Tanah di Wilayah Studi Penambangan PT Kaltim Prima Coal LAMPIRAN 45 46 Tabel Lampiran 1. Sifat Kimia Tanah di Wilayah Studi Penambangan PT Kaltim Prima Coal No Sifat Kimia Tanah Nilai Keterangan 1 ph (H 2 O) 4,59 Masam 2 Bahan Organik C-Organik (%) 1,22 Rendah

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN Terdapat 11 profil tanah yang diamati dari lahan reklamasi berumur 0, 5, 9, 13 tahun dan lahan hutan. Pada lahan reklamasi berumur 0 tahun dan lahan hutan, masingmasing hanya dibuat

Lebih terperinci

Lampiran 1. Sifat-sifat Morfologi Masing-masing Profil Tanah

Lampiran 1. Sifat-sifat Morfologi Masing-masing Profil Tanah LAMPIRAN Lampiran 1. Sifat-sifat Morfologi Masing-masing Profil Tanah PROFIL 1 LOKASI : Surya Panel 7 Umur 0 Tahun (lereng atas) KOORDINAT : 00º 33 26.2 LU 117º 29 28.2 BT Uraian deskripsi profil No. Lapang

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Sifat-sifat Tanah. Sifat Morfologi dan Fisika Tanah. Sifat morfologi dan fisika tanah masing-masing horison pada pedon pewakil

HASIL DAN PEMBAHASAN. Sifat-sifat Tanah. Sifat Morfologi dan Fisika Tanah. Sifat morfologi dan fisika tanah masing-masing horison pada pedon pewakil HASIL DAN PEMBAHASAN Sifat-sifat Tanah Sifat Morfologi dan Fisika Tanah Pedon Berbahan Induk Batuliat Sifat morfologi dan fisika tanah masing-masing horison pada pedon pewakil berbahan induk batuliat disajikan

Lebih terperinci

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN 19 BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Sifat Fisik Tanah 5.1.1. Bobot Isi dan Porositas Total Penambahan bahan organik rumput signal pada lahan Kathryn belum menunjukkan pengaruh baik terhadap bobot isi (Tabel

Lebih terperinci

TANAH / PEDOSFER. OLEH : SOFIA ZAHRO, S.Pd

TANAH / PEDOSFER. OLEH : SOFIA ZAHRO, S.Pd TANAH / PEDOSFER OLEH : SOFIA ZAHRO, S.Pd 1.Definisi Tanah adalah kumpulan dari benda alam di permukaan bumi yang tersusun dalam horizon-horizon, terdiri dari campuran bahan mineral organic, air, udara

Lebih terperinci

Modul ini mencakup bahasan tentang sifat fisik tanah yaitu: 1.tekstur, 2. bulk density, 3. porositas, 4. struktur 5. agregat 6. warna tanah 7.

Modul ini mencakup bahasan tentang sifat fisik tanah yaitu: 1.tekstur, 2. bulk density, 3. porositas, 4. struktur 5. agregat 6. warna tanah 7. Modul ini mencakup bahasan tentang sifat fisik tanah yaitu: 1.tekstur, 2. bulk density, 3. porositas, 4. struktur 5. agregat 6. warna tanah 7. Konsistensi Warna merupakan petunjuk untuk beberapa sifat

Lebih terperinci

Tabel Lampiran 1. Sifat Fisik Tanah pada Lokasi Tambang Batubara Site Binungan Sebelum Ditambang. Tekstur

Tabel Lampiran 1. Sifat Fisik Tanah pada Lokasi Tambang Batubara Site Binungan Sebelum Ditambang. Tekstur LAMPIRAN 40 41 Tabel Lampiran 1. Sifat Fisik Tanah pada Lokasi Tambang Batubara Site Binungan Sebelum Ditambang. Kedalaman (cm) Tekstur BD (g/cm ) P (cm/jam) Kode Lokasi Struktur Konsistensi C Si S Kelas

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Ubi kayu merupakan bahan pangan yang mudah rusak (perishable) dan

TINJAUAN PUSTAKA. Ubi kayu merupakan bahan pangan yang mudah rusak (perishable) dan TINJAUAN PUSTAKA Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz.) Ubi kayu merupakan bahan pangan yang mudah rusak (perishable) dan akan menjadi busuk dalam 2-5 hari apabila tanpa mendapat perlakuan pasca panen yang

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN V HSIL DN PEMHSN 5.1 Sebaran entuk Lahan erdasarkan pengamatan di lokasi penelitian dan pengkelasan lereng berdasarkan peta kontur, bentuk lahan di lokasi penelitian sangat bervariasi. entuk lahan diklasifikasikan

Lebih terperinci

SIFAT-SIFAT FISIK dan MORFOLOGI TANAH

SIFAT-SIFAT FISIK dan MORFOLOGI TANAH III. SIFAT-SIFAT FISIK dan MORFOLOGI TANAH Sifat morfologi tanah adalah sifat sifat tanah yang dapat diamati dan dipelajari di lapang. Sebagian dari sifat morfologi tanah merupakan sifat fisik dari tanah

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN

TATA CARA PENELITIAN IV. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai Februari hingga Mei 2017 di Kecamatan Playen yang terletak di Kabupaten Gunungkidul serta Laboratorium Tanah Fakultas

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR DASAR ILMU TANAH

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR DASAR ILMU TANAH LAPORAN PRAKTIKUM DASAR DASAR ILMU TANAH REZI YUNESMI D1B012104 AGRIBISNIS F FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JAMBI NOVEMBER / 2013 Pengambilan Contoh Tanah Untuk Uji Tanah 1. Tempat dan Waktu Praktikum

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Sifat Fisik Tanah Sifat fisik tanah yang di analisis adalah tekstur tanah, bulk density, porositas, air tersedia, serta permeabilitas. Berikut adalah nilai masing-masing

Lebih terperinci

PENUNTUN PRAKTIKUM SIFAT SIFAT FISIK TANAH KELAS A PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI. OLEH I Wayan Narka

PENUNTUN PRAKTIKUM SIFAT SIFAT FISIK TANAH KELAS A PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI. OLEH I Wayan Narka 0 PENUNTUN PRAKTIKUM SIFAT SIFAT FISIK TANAH KELAS A PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI OLEH I Wayan Narka FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2016 1 I. PENDAHULUAN Tanah merupakan akumulasi tubuh

Lebih terperinci

Dasar Ilmu Tanah semester ganjil 2011/2012 (EHN & SIN) Materi 02: MORFOLOGI TANAH

Dasar Ilmu Tanah semester ganjil 2011/2012 (EHN & SIN) Materi 02: MORFOLOGI TANAH Dasar Ilmu Tanah semester ganjil 2011/2012 (EHN & SIN) Materi 02: MORFOLOGI TANAH Profil Tanah Irisan / penampang tegak tanah yang menampakan semua horizon sampai ke bahan induk; dalam profil tanah, bagian

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK TANAH. Angga Yuhistira Teknologi dan Manajemen Lingkungan - IPB

KARAKTERISTIK TANAH. Angga Yuhistira Teknologi dan Manajemen Lingkungan - IPB KARAKTERISTIK TANAH Angga Yuhistira Teknologi dan Manajemen Lingkungan - IPB Pendahuluan Geosfer atau bumi yang padat adalah bagian atau tempat dimana manusia hidup dan mendapatkan makanan,, mineral-mineral

Lebih terperinci

IV. SIFAT FISIKA TANAH

IV. SIFAT FISIKA TANAH Company LOGO IV. SIFAT FISIKA TANAH Bagian 2 Dr. Ir. Mohammad Mahmudi, MS SIFAT SIFAT FISIKA TANAH A. Tekstur Tanah B. Struktur Tanah C. Konsistensi Tanah D. Porositas Tanah E. Tata Udara Tanah F. Suhu

Lebih terperinci

DASAR-DASAR ILMU TANAH

DASAR-DASAR ILMU TANAH DASAR-DASAR ILMU TANAH OLEH : WIJAYA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 2011 SIFAT FISIK TANAH AIR UDARA PADATAN Massa Air = M A Volume Air = V A Massa Udara = 0 Volume Udara =

Lebih terperinci

DASAR-DASAR ILMU TANAH WIJAYA

DASAR-DASAR ILMU TANAH WIJAYA DASAR-DASAR ILMU TANAH OLEH : WIJAYA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 2009 AIR UDARA PADATAN Massa Air = M A Volume Air = V A Massa Udara = 0 Volume Udara = V U Massa Padatan

Lebih terperinci

Tabel 1. Deskripsi Profil di Lokasi Penelitian Horison Kedalaman Uraian

Tabel 1. Deskripsi Profil di Lokasi Penelitian Horison Kedalaman Uraian 14 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Karakteristik Tanah Deskripsi profil dan hasil analisis tekstur tiap kedalaman horison disajikan pada Tabel 1 dan Tabel 2. Tabel 1. Deskripsi Profil di Lokasi Penelitian

Lebih terperinci

Deskripsi Pedon Tanah (lanjutan)

Deskripsi Pedon Tanah (lanjutan) Deskripsi Pedon KB 61 (SPT7) Seri Pucungsatu, Typic Melanudands, berabu di atas berlempung, isotermik Kode Profil : KB 61 Lokasi : 4 km Utara Desa Bulukerto Koordinat : 671496mE; 9137140 mn Klasifikasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. di lahan sawah terus berkurang seiring perkembangan dan pembangunan di

I. PENDAHULUAN. di lahan sawah terus berkurang seiring perkembangan dan pembangunan di I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Padi merupakan bahan pangan terpenting di Indonesia mengingat makanan pokok penduduk Indonesia sebagian besar adalah beras. Sementara itu, areal pertanian

Lebih terperinci

III. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian 3.2 Bahan dan Alat

III. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian 3.2 Bahan dan Alat III. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dimulai dari bulan Februari sampai dengan November 2009 bertempat di lapangan dan di laboratorium. Penelitian lapangan dilakukan pada lahan

Lebih terperinci

Tabel Lampiran 1. Deskripsi profil tanah Andosol dari hutan Dusun Arca Order tanah : Andosol

Tabel Lampiran 1. Deskripsi profil tanah Andosol dari hutan Dusun Arca Order tanah : Andosol LAMPIRAN Tabel Lampiran 1. Deskripsi profil tanah Andosol dari hutan Dusun Arca Order tanah : Andosol Fisiografi : Volkan Bahan Induk : Abu / Pasir volkan intermedier sampai basis Tinggi dpl : 1301 m Kemiringan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tanah terdiri atas bahan padat dan ruang pori di antara bahan padat,

BAB I PENDAHULUAN. Tanah terdiri atas bahan padat dan ruang pori di antara bahan padat, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tanah terdiri atas bahan padat dan ruang pori di antara bahan padat, dalam berbagai bentuk dan ukuran. Bahan padat terdiri atas bahan organic pada berbagai tingkat

Lebih terperinci

URAIAN PENGAMATAN PROFIL TANAH LOKASI BPP SEMBAWA

URAIAN PENGAMATAN PROFIL TANAH LOKASI BPP SEMBAWA URAIAN PENGAMATAN PROFIL TANAH LOKASI BPP SEMBAWA PROFIL I : IV : M Kode Profil : MK Lereng : 3-5 % ; Upper slope (lerang atas) : Batu liat (clay stone ) : Plinthudults 0 12 O Coklat gelap (7,5 YR 4/4),

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Letak dan Ciri-ciri Lintasan Sepeda Gunung Letak lintasan sepeda gunung di HPGW disajikan dalam Gambar 5. Ciricirinya disajikan dalam Tabel 9. Tabel 9 Keadaan plot penelitian

Lebih terperinci

DASAR-DASAR ILMU TANAH

DASAR-DASAR ILMU TANAH DASAR-DASAR ILMU TANAH OLEH : WIJAYA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 2009 SIFAT FISIK TANAH AIR UDARA PADATAN Massa Air = M A Volume Air = V A Massa Udara = 0 Volume Udara =

Lebih terperinci

geografi Kelas X PEDOSFER I KTSP & K-13 A. PROSES PEMBENTUKAN TANAH

geografi Kelas X PEDOSFER I KTSP & K-13 A. PROSES PEMBENTUKAN TANAH KTSP & K-13 Kelas X geografi PEDOSFER I Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami proses dan faktor pembentukan tanah. 2. Memahami profil,

Lebih terperinci

Lampiran 1. Deskripsi Profil

Lampiran 1. Deskripsi Profil Lampiran 1. Deskripsi Profil A. Profil pertama Lokasi : Desa Sinaman kecamatan Barus Jahe Kabupaten Tanah Karo Simbol : P1 Koordinat : 03 0 03 36,4 LU dan 98 0 33 24,3 BT Kemiringan : 5 % Fisiografi :

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN A.

BAB I. PENDAHULUAN A. BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq) merupakan salah satu primadona tanaman perkebunan yang memiliki prospek pengembangan cukup cerah, Indonesia memiliki luas areal

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Kondisi Umum Saat Ini Faktor Fisik Lingkungan Tanah, Air, dan Vegetasi di Kabupaten Kutai Kartanegara Kondisi umum saat ini pada kawasan pasca tambang batubara adalah terjadi

Lebih terperinci

Morfologi tanah adalah sifat-sifat tanah yang dapat diamati dan dipelajari di

Morfologi tanah adalah sifat-sifat tanah yang dapat diamati dan dipelajari di 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Morfologi Tanah Morfologi tanah adalah sifat-sifat tanah yang dapat diamati dan dipelajari di lapang. Pengamatan sebaiknya dilakukan pada profil tanah yang baru dibuat. Pengamatan

Lebih terperinci

PENENTUAN BOBOT ISI TANAH(BULK DENSITY) UJI LAB

PENENTUAN BOBOT ISI TANAH(BULK DENSITY) UJI LAB LAPORAN PRAKTIKUM DASAR ILMU TANAH PRAKTIKUM IV PENENTUAN BOBOT ISI TANAH(BULK DENSITY) UJI LAB Oleh Kelompok 4 Anarita Diana 1147060007 Asep Yusuf Faturohman 1147060009 Elfa Muhammad 1147060024 Gustaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di tahun 2006 menjadi lebih dari 268,407 juta ton di tahun 2015 (Anonim, 2015).

BAB I PENDAHULUAN. di tahun 2006 menjadi lebih dari 268,407 juta ton di tahun 2015 (Anonim, 2015). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hasil tambang merupakan salah satu kekayaan alam yang sangat potensial. Penambangan telah menjadi kontributor terbesar dalam pembangunan ekonomi Indonesia selama lebih

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Metode Penelitian. diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala yang ada dan mencari

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Metode Penelitian. diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala yang ada dan mencari III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian dilakukan di Kecamatan Anak Tuha, Kabupaten Lampung Tengah dan Laboraturium Tanah Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BKM IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Parameter dan Kurva Infiltrasi

BKM IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Parameter dan Kurva Infiltrasi % liat = [ H,( T 68),] BKM % debu = 1 % liat % pasir 1% Semua analisis sifat fisik tanah dibutuhkan untuk mengetahui karakteristik tanah dalam mempengaruhi infiltrasi. 3. 3... pf pf ialah logaritma dari

Lebih terperinci

Gambar 1. Tabung (ring) tembaga dengan tutup Tahapan-tahapan pengambilan contoh tanah tersebut dapat dilihat pada Gambar 2. =^

Gambar 1. Tabung (ring) tembaga dengan tutup Tahapan-tahapan pengambilan contoh tanah tersebut dapat dilihat pada Gambar 2. =^ m. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan selama dua bulan, di mulai pada bulan Mei sampai Juli 2010, meliputi pelaksanaan survei di lapangan dan dilanjutkan dengan analisis tanah di

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan waktu Penelitian lapangan dilaksanakan di areal IUPHHK PT. Sari Bumi Kusuma Propinsi Kalimantan Tengah. Areal penelitian merupakan areal hutan yang dikelola dengan

Lebih terperinci

TUGAS TUTORIAL IRIGASI DAN DRAINASE : Hubungan Tanah-Air-Tanaman (2)

TUGAS TUTORIAL IRIGASI DAN DRAINASE : Hubungan Tanah-Air-Tanaman (2) TUGAS TUTORIAL IRIGASI DAN DRAINASE : Hubungan Tanah-Air-Tanaman (2) Nama : Sonia Tambunan NIM : 105040201111171 Kelas : I UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS PERTANIAN PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI MALANG

Lebih terperinci

Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dala

Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dala Geografi Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dala TANAH Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang

Lebih terperinci

TANAH. Apa yang dimaksud dengan tanah? Banyak definisi yang dapat dipakai untuk tanah. Hubungan tanah dan organisme :

TANAH. Apa yang dimaksud dengan tanah? Banyak definisi yang dapat dipakai untuk tanah. Hubungan tanah dan organisme : TANAH Apa yang dimaksud dengan tanah? Banyak definisi yang dapat dipakai untuk tanah Hubungan tanah dan organisme : Bagian atas lapisan kerak bumi yang mengalami penghawaan dan dipengaruhi oleh tumbuhan

Lebih terperinci

Lampiran 1 : Data suhu udara di daerah Kebun Bekala Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang ( 0 C)

Lampiran 1 : Data suhu udara di daerah Kebun Bekala Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang ( 0 C) Lampiran 1 : Data suhu udara di daerah Kebun Bekala Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang ( 0 C) Bln/Thn 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 Total Rataan Jan 25.9 23.3 24.0 24.4 24.7

Lebih terperinci

Y = mu. Posisi lereng : Lereng atas Bentuk lereng : Cembung Elevasi : 97mdpl Bahan lnduk : Napal. Horizon Kedalaman Keterangan (cm)

Y = mu. Posisi lereng : Lereng atas Bentuk lereng : Cembung Elevasi : 97mdpl Bahan lnduk : Napal. Horizon Kedalaman Keterangan (cm) LAM PIRAN Lampiran 1. Deskripsi profil pada tiap titik pengarnatan a. Area yang tidak terbakar pada lereng -8 % Lokasi : DesaTomo Koordinat : X=18591 mt Y = 925635 mu Posisi lereng : Lereng atas Bentuk

Lebih terperinci

SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO

SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO Sejumlah faktor iklim dan tanah menjadi kendala bagi pertumbuhan dan produksi tanaman kakao. Lingkungan alami tanaman cokelat adalah hutan tropis. Dengan demikian curah hujan,

Lebih terperinci

PEDOSFER BAHAN AJAR GEOGRAFI KELAS X SEMESTER GENAP

PEDOSFER BAHAN AJAR GEOGRAFI KELAS X SEMESTER GENAP PEDOSFER BAHAN AJAR GEOGRAFI KELAS X SEMESTER GENAP PENGERTIAN TANAH Pedosfer berasal dari bahasa latin yaitu pedos = tanah, dan sphera = lapisan. Pedosfer yaitu lapisan kulit bumi yang tipis yang letaknya

Lebih terperinci

Ap 0 - cm Coklat (7,5 YR 5/4 ), pasir berlempung, sedang,

Ap 0 - cm Coklat (7,5 YR 5/4 ), pasir berlempung, sedang, Lampiran 1. Deskripsi Profil Tanah DESKRIPSI PROFIL TANAH (PROFIL TANAH 1) Jenis Tanah : Entisol Lokasi : Arboretum USU Kwala Bekala, kecamatan Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang Kode : Profil 1 Kordinat

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Lahan merupakan sumberdaya alam strategis bagi pembangunan di sektor

TINJAUAN PUSTAKA. Lahan merupakan sumberdaya alam strategis bagi pembangunan di sektor II. TINJAUAN PUSTAKA Lahan merupakan sumberdaya alam strategis bagi pembangunan di sektor pertanian, kehutanan, perumahan, industri, pertambangan dan transportasi.di bidang pertanian, lahan merupakan sumberdaya

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kopi merupakan tanaman yang dapat mudah tumbuh di Indonesia. Kopi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kopi merupakan tanaman yang dapat mudah tumbuh di Indonesia. Kopi II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanaman Kopi Tanaman kopi merupakan tanaman yang dapat mudah tumbuh di Indonesia. Kopi merupakan tanaman dengan perakaran tunggang yang mulai berproduksi sekitar berumur 2 tahun

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Data Hujan Curah hujan adalah jumlah air yang jatuh dipermukaan tanah datar selama periode tertentu di atas permukaan horizontal bila tidak terjadi evaporasi, run off dan

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 13 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil 5.1.1. Sifat Kimia Tanah Variabel kimia tanah yang diamati adalah ph, C-organik, N Total, P Bray, Kalium, Kalsium, Magnesium, dan KTK. Hasil analisis sifat kimia

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Secara pedologi, tanah didefinisikan sebagai bahan mineral ataupun organik di

II. TINJAUAN PUSTAKA. Secara pedologi, tanah didefinisikan sebagai bahan mineral ataupun organik di 8 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanah dan Faktor yang Mempengaruhinya. Secara pedologi, tanah didefinisikan sebagai bahan mineral ataupun organik di permukaan bumi yang telah dan akan mengalami perubahan yang

Lebih terperinci

KARAKTERISITK SIFAT FISIK TANAH PADA LAHAN PRODUKSI RENDAH DAN TINGGI DI PT GREAT GIANT PINEAPPLE

KARAKTERISITK SIFAT FISIK TANAH PADA LAHAN PRODUKSI RENDAH DAN TINGGI DI PT GREAT GIANT PINEAPPLE J. Agrotek Tropika. ISSN 2337-4993 278 Jurnal Agrotek Tropika 3(2):278-282, 2015 Vol. 3, No. 2: 278-282, Mei 2015 KARAKTERISITK SIFAT FISIK TANAH PADA LAHAN PRODUKSI RENDAH DAN TINGGI DI PT GREAT GIANT

Lebih terperinci

Lampiran 1 Hasil pengamatan kedalaman tanah dan batuan (bedrock) untuk pemasangan peralatan pengamatan hidrokimia di DAS mikro Cakardipa.

Lampiran 1 Hasil pengamatan kedalaman tanah dan batuan (bedrock) untuk pemasangan peralatan pengamatan hidrokimia di DAS mikro Cakardipa. LAMPIRAN 113 114 115 Lampiran 1 Hasil pengamatan kedalaman tanah dan batuan (bedrock) untuk pemasangan peralatan pengamatan hidrokimia di DAS mikro Cakardipa. Titik Pengamatan ke-1 (L1) No Kedalaman (cm)

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Juli 2013 di Laboratorium

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Juli 2013 di Laboratorium BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Juli 2013 di Laboratorium Sentraldan Laboratorium Keteknikan Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Karakteristik Lahan Kesesuaian Tanaman Karet

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Karakteristik Lahan Kesesuaian Tanaman Karet 57 BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. Karakteristik Lahan Kesesuaian Tanaman Karet Sektor pekebunan dan pertanian menjadi salah satu pilihan mata pencarian masyarakat yang bermukim

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 35 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Curah Hujan Data curah hujan yang terjadi di lokasi penelitian selama 5 tahun, yaitu Januari 2006 hingga Desember 2010 disajikan dalam Gambar 5.1. CH (mm) 600 500 400

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Parangtritis, Desa Parangtritis, Kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul, DIY mulai

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Parangtritis, Desa Parangtritis, Kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul, DIY mulai IV. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian evaluasi kesesuaian lahan ini dilakukan di lahan pasir pantai Parangtritis, Desa Parangtritis, Kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul, DIY

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. induk batuan sedimen masam (Soil Survey Staff, 2006). Di Indonesia jenis tanah

I. PENDAHULUAN. induk batuan sedimen masam (Soil Survey Staff, 2006). Di Indonesia jenis tanah I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Ultisol merupakan salah satu jenis tanah masam yang terbentuk dari bahan bahan induk batuan sedimen masam (Soil Survey Staff, 2006). Di Indonesia jenis tanah

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Ultisol merupakan salah satu jenis tanah di Indonesia yang mempunyai sebaran luas,

PENDAHULUAN. Ultisol merupakan salah satu jenis tanah di Indonesia yang mempunyai sebaran luas, 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Ultisol merupakan salah satu jenis tanah di Indonesia yang mempunyai sebaran luas, mencapai 45.794.000 ha atau sekitar 25% dari total luas daratan Indonesia

Lebih terperinci

PEMBENTUKAN TANAH PARANITA ASNUR

PEMBENTUKAN TANAH PARANITA ASNUR PEMBENTUKAN TANAH PARANITA ASNUR FAKTOR PEMBENTUKAN TANAH Iklim Faktor Lain Topogr afi Tanah Waktu Bahan Induk Organi sme Konsep Pembentukan Tanah Model proses terbuka Tanah merupakan sistem yang terbuka

Lebih terperinci

Gambar 1. Lahan pertanian intensif

Gambar 1. Lahan pertanian intensif 14 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Umum Penggunaan Lahan Seluruh tipe penggunaan lahan yang merupakan objek penelitian berada di sekitar Kebun Percobaan Cikabayan, University Farm, IPB - Bogor. Deskripsi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio:

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio: Spermatophyta; Sub divisio: Angiospermae; Kelas : Dikotyledonae;

Lebih terperinci

Seisme/ Gempa Bumi. Gempa bumi adalah getaran kulit bumi yang disebabkan kekuatan dari dalam bumi

Seisme/ Gempa Bumi. Gempa bumi adalah getaran kulit bumi yang disebabkan kekuatan dari dalam bumi Seisme/ Gempa Bumi Gempa bumi adalah getaran kulit bumi yang disebabkan kekuatan dari dalam bumi Berdasarkan peta diatas maka gempa bumi tektonik di Indonesia diakibatkan oleh pergeseran tiga lempeng besar

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 14 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Awal Lahan Bekas Tambang Lahan bekas tambang pasir besi berada di sepanjang pantai selatan desa Ketawangrejo, Kabupaten Purworejo. Timbunan-timbunan pasir yang

Lebih terperinci

geografi Kelas X PEDOSFER II KTSP & K-13 Super "Solusi Quipper" F. JENIS TANAH DI INDONESIA

geografi Kelas X PEDOSFER II KTSP & K-13 Super Solusi Quipper F. JENIS TANAH DI INDONESIA KTSP & K-13 Kelas X geografi PEDOSFER II Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini kamu diharapkan memiliki kemampuan untuk memahami jenis tanah dan sifat fisik tanah di Indonesia. F. JENIS TANAH

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisis Tutupan Lahan dan Vegetasi Terdapat 6 jenis tutupan lahan yang digunakan dalam penelitian ini seperti yang ada dalam Tabel 4. Arsyad (2010) mengelompokkan penggunaan

Lebih terperinci

Dasar Ilmu Tanah semester ganjil 2011/2012 (EHN & SIN) Materi 05: Sifat Fisika (1)-Tekstur Tanah

Dasar Ilmu Tanah semester ganjil 2011/2012 (EHN & SIN) Materi 05: Sifat Fisika (1)-Tekstur Tanah Dasar Ilmu Tanah semester ganjil 2011/2012 (EHN & SIN) Materi 05: Sifat Fisika (1)-Tekstur Tanah Tektur Tanah = %pasir, debu & liat dalam tanah Tektur tanah adalah sifat fisika tanah yang sangat penting

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sifat Umum Latosol

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sifat Umum Latosol 27 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sifat Umum Latosol Tanah Latosol tergolong tanah yang subur. Tanah Latosol merupakan tanah yang umum terbentuk di daerah tropika basah sehingga dapat digunakan untuk pertanian

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

II. TINJAUAN PUSTAKA A. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanaman Durian 1. Karakteristik tanaman durian Durian (Durio zibethinus Murr.) merupakan salah satu tanaman hasil perkebunan yang telah lama dikenal oleh masyarakat yang pada umumnya

Lebih terperinci

PENENTUAN BULK DENSITY ABSTRAK

PENENTUAN BULK DENSITY ABSTRAK PENENTUAN BULK DENSITY Fauziah Mas ud Laboratorium Kimia Tanah, Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar ABSTRAK Bulk density merupakan berat suatu massa tanah per satuan

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Karakteristik dan Fisiografi Wilayah. lingkungan berhubungan dengan kondisi fisiografi wilayah.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Karakteristik dan Fisiografi Wilayah. lingkungan berhubungan dengan kondisi fisiografi wilayah. V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik dan Fisiografi Wilayah Pertumbuhan dan perkembangan tanaman dipengaruhi oleh beberapa faktor selain faktor internal dari tanaman itu sendiri yaitu berupa hormon

Lebih terperinci

Lampiran 1. Data curah hujan di desa Sipahutar, Kecamatan Sipahutar, Kabupaten Tapanuli Utara

Lampiran 1. Data curah hujan di desa Sipahutar, Kecamatan Sipahutar, Kabupaten Tapanuli Utara Lampiran 1. Data curah hujan di desa Sipahutar, Kecamatan Sipahutar, Kabupaten Tapanuli Utara Data curah hujan (mm) Tahun 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 Jan 237 131 163 79 152 162 208

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian Penanaman rumput B. humidicola dilakukan di lahan pasca tambang semen milik PT. Indocement Tunggal Prakasa, Citeurep, Bogor. Luas petak yang digunakan untuk

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan November 2016 sampai April 2017 di

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan November 2016 sampai April 2017 di IV. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan November 2016 sampai April 2017 di Desa Sendangrejo, Kecamatan Bogorejo yang terletak di Kabupaten Blora

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sekitar 500 mm per tahun (Dowswell et al., 1996 dalam Iriany et al., 2007).

I. PENDAHULUAN. sekitar 500 mm per tahun (Dowswell et al., 1996 dalam Iriany et al., 2007). I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jagung merupakan tanaman serealia yang paling produktif di dunia, cocok ditanam di wilayah bersuhu tinggi. Penyebaran tanaman jagung sangat luas karena mampu beradaptasi

Lebih terperinci

KARAKTERISASI FISIK DAN KELEMBABAN TANAH PADA BERBAGAI UMUR REKLAMASI LAHAN BEKAS TAMBANG

KARAKTERISASI FISIK DAN KELEMBABAN TANAH PADA BERBAGAI UMUR REKLAMASI LAHAN BEKAS TAMBANG KARAKTERISASI FISIK DAN KELEMBABAN TANAH PADA BERBAGAI UMUR REKLAMASI LAHAN BEKAS TAMBANG Physical Characterization and Soil Moisture at Different Reclamation s Age of Mined Land Rahmat Hidayatullah Sofyan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanah dan Air Secara Umum Tanah merupakan suatu sistem mekanik yang kompleks terdiri dari bahan padat, cair dan gas. Tanah yang ideal terdiri dari sekitar 50% padatan, 25% cairan,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kegiatan Penambangan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kegiatan Penambangan 4 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kegiatan Penambangan Kegiatan penambangan adalah kegiatan mengekstraksi bahan tambang terencana dengan menggunakan berbagai metode sesuai dengan karakteristik bahan tambang.

Lebih terperinci

PENGANTAR ILMU PERTANIAN PERTEMUAN KE-8 SUMBERDAYA LAHAN

PENGANTAR ILMU PERTANIAN PERTEMUAN KE-8 SUMBERDAYA LAHAN PENGANTAR ILMU PERTANIAN PERTEMUAN KE-8 SUMBERDAYA LAHAN Dr. Ir. Teguh Kismantoroadji, M.Si. Dr. Ir. Budiarto, MP. Program Studi Agribisnis UPN Veteran Yogyakarta 1 TANAH PERTANIAN Pertanian berasal dari

Lebih terperinci

HUBUNGAN TANAH - AIR - TANAMAN

HUBUNGAN TANAH - AIR - TANAMAN MINGGU 2 HUBUNGAN TANAH - AIR - TANAMAN Irigasi dan Drainasi Widianto (2012) TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Memahami sifat dan karakteristik tanah untuk menyediakan air bagi tanaman 2. Memahami proses-proses aliran

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. menerus menyebabkan kerusakaan sifat fisik tanah dan selanjutnya akan

II. TINJAUAN PUSTAKA. menerus menyebabkan kerusakaan sifat fisik tanah dan selanjutnya akan 6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pupuk Organik (Effluent Sapi) Pemakaian pupuk buatan (anorganik) yang berlebihan dan dilakukan secara terus menerus menyebabkan kerusakaan sifat fisik tanah dan selanjutnya akan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Survei Tanah. potensi sumber dayanya adalah survei. Sebuah peta tanah merupakan salah satu

TINJAUAN PUSTAKA. Survei Tanah. potensi sumber dayanya adalah survei. Sebuah peta tanah merupakan salah satu TINJAUAN PUSTAKA Survei Tanah Salah satu kegiatan yang dilakukan untuk mempelajari lingkungan alam dan potensi sumber dayanya adalah survei. Sebuah peta tanah merupakan salah satu dokumentasi utama sebagai

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 16 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.1 Analisis Tanah Awal Karakteristik Latosol Cimulang yang digunakan dalam percobaan disajikan pada Tabel 2 dengan kriteria ditentukan menurut acuan Pusat Peneltian Tanah

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1. Data Jumlah Curah Hujan (milimeter) di Stasiun Salak BM Periode Tahun

LAMPIRAN. Lampiran 1. Data Jumlah Curah Hujan (milimeter) di Stasiun Salak BM Periode Tahun LMPIRN Lampiran 1. Data Jumlah Curah Hujan (milimeter) di Stasiun Salak BM Periode Tahun 20012010 Bln Jan Feb Mar pr Mei Jun Jul gs Sep Okt Nov Des THN 2001 226 168 277 200 103 117 258 223 532 283 369

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Letak Geografis dan Iklim Daerah aliran sungai (DAS) Siulak di hulu DAS Merao mempunyai luas 4296.18 ha, secara geografis terletak antara 101 0 11 50-101 0 15 44 BT dan

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA SISWA. No Jenis Tanah Jenis tanaman Pemanfaatannya

LEMBAR KERJA SISWA. No Jenis Tanah Jenis tanaman Pemanfaatannya LEMBAR KERJA SISWA KELOMPOK :. Nama Anggota / No. Abs 1. ALFINA ROSYIDA (01\8.6) 2.. 3. 4. 1. Diskusikan tabel berikut dengan anggota kelompok masing-masing! Petunjuk : a. Isilah kolom dibawah ini dengan

Lebih terperinci

Laporan. Praktikum Dasar Ilmu Tanah. Tekstur. Cynthia Diesta Firly Hari Selasa, WIB Assisten : Himawan

Laporan. Praktikum Dasar Ilmu Tanah. Tekstur. Cynthia Diesta Firly Hari Selasa, WIB Assisten : Himawan Laporan Praktikum Dasar Ilmu Tanah Tekstur Cynthia Diesta Firly 105040201111051 Hari Selasa,11.00 12.40 WIB Assisten : Himawan UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS PERTANIAN PROGAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI 2010

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan salah satu tanaman pangan

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan salah satu tanaman pangan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan salah satu tanaman pangan yang mempunyai peranan penting dalam perekonomian Indonesia, yaitu dalam penyediaan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Mucuna Bracteata DC.

TINJAUAN PUSTAKA Mucuna Bracteata DC. 3 TINJAUAN PUSTAKA Mucuna Bracteata DC. Tanaman M. bracteata merupakan salah satu tanaman kacang-kacangan yang pertama kali ditemukan di areal hutan Negara bagian Tripura, India Utara, dan telah ditanam

Lebih terperinci

Bab IV. Hasil Pengujian dan Analisis

Bab IV. Hasil Pengujian dan Analisis Bab IV Hasil Pengujian dan Analisis Pada bab ini akan dibahas mengenai pengujian mengenai sistem yang sudah dirancang dan dibuat. Pengujian yang dilakukan adalah pengujian dengan memberikan inputan yang

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 musim ke-44 sampai

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 musim ke-44 sampai 18 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 musim ke-44 sampai dengan bulan Desember 2013. Penelitian dilakukan di kebun percobaan

Lebih terperinci

Pemantauan Kerusakan Lahan untuk Produksi Biomassa

Pemantauan Kerusakan Lahan untuk Produksi Biomassa Pemantauan Kerusakan Lahan untuk Produksi Biomassa Rajiman A. Latar Belakang Pemanfaatan lahan memiliki tujuan utama untuk produksi biomassa. Pemanfaatan lahan yang tidak bijaksana sering menimbulkan kerusakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pengamatan dalam 5 kali periode hujan pada lahan pertanian jagung dengan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pengamatan dalam 5 kali periode hujan pada lahan pertanian jagung dengan 55 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Erosi Permukaan dan Unsur Hara Tanah Hasil pengukuran erosi permukaan dan kandungan unsur hara N, P, K tanah yang ikut terbawa oleh aliran permukaan

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Laboratorium Tanah Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Laboratorium Tanah Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2017 sampai Maret 2017 di Kecamatan Playen, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Laboratorium

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Nanas merupakan tanaman buah berupa semak yang mempunyai nama ilmiah

I. PENDAHULUAN. Nanas merupakan tanaman buah berupa semak yang mempunyai nama ilmiah 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Nanas merupakan tanaman buah berupa semak yang mempunyai nama ilmiah Ananas comosus (L) Merr. Tanaman ini berasal dari benua Amerika, tepatnya negara Brazil.

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 11 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 2 lokasi penelitian yang digunakan yaitu Harapan dan Inalahi yang terbagi menjadi 4 plot pengamatan terdapat 4 jenis tanaman

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. lahan pasir pantai Kecamatan Ambal Kabupaten Kebumen dengan daerah studi

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. lahan pasir pantai Kecamatan Ambal Kabupaten Kebumen dengan daerah studi IV. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Desember sampai bulan April di lahan pasir pantai Kecamatan Ambal Kabupaten Kebumen dengan daerah studi terdiri

Lebih terperinci