KATA PENGANTAR. Kata Pengantar

dokumen-dokumen yang mirip
Kata Pengantar KATA PENGANTAR Nesparnas 2014 (Buku 2)

Kata Pengantar KATA PENGANTAR

Kata Pengantar KATA PENGANTAR

BOKS II : TELAAH KETERKAITAN EKONOMI PROPINSI DKI JAKARTA DAN BANTEN DENGAN PROPINSI LAIN PENDEKATAN INTERREGIONAL INPUT OUTPUT (IRIO)

Sektor * 2010** 3,26 3,45 3,79 2,82 2,72 3,36 3,47 4,83 3,98 2,86 2. Pertambangan dan Penggalian

gula (31) dan industri rokok (34) memiliki tren pangsa output maupun tren permintaan antara yang negatif.

5. HASIL DAN PEMBAHASAN

DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009

TABEL - VII.1 PERKEMBANGAN NILAI INVESTASI MENURUT SKALA USAHA ATAS DASAR HARGA KONSTAN 1993 TAHUN

SINKRONISASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN YANG BERBASIS DATA

V. MEMBANGUN DATA DASAR

TABEL - IV.1 PERKEMBANGAN NILAI PRODUK DOMESTIK BRUTO (PDB) MENURUT SKALA USAHA ATAS DASAR HARGA KONSTAN 1993 TAHUN

JUMLAH PENEMPATAN TENAGA KERJA INDONESIA ASAL PROVINSI BERDASARKAN JENIS KELAMIN PERIODE 1 JANUARI S.D 31 OKTOBER 2015

Populasi Ternak Menurut Provinsi dan Jenis Ternak (Ribu Ekor),

Tabel Lampiran 1. Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Padi Per Propinsi

Antar Kerja Antar Daerah (AKAD)

2013, No.1531

2012, No

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

PERTUMBUHAN EKONOMI LAMPUNG TRIWULAN II-2016 EKONOMI PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN II-2016 TUMBUH 5,21 PERSEN MENGUAT DIBANDINGKAN TRIWULAN II-2015

TABEL 1 GAMBARAN UMUM TAMAN BACAAN MASYARAKAT (TBM) KURUN WAKTU 1 JANUARI - 31 DESEMBER 2011

LAPORAN STATISTIK KINERJA INDUSTRI INDONESIA 2018

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA FEBRUARI 2011

VII. ANALISIS DAMPAK EKONOMI PARIWISATA INTERNASIONAL. Indonesia ke luar negeri. Selama ini devisa di sektor pariwisata di Indonesia selalu

NILAI TUKAR PETANI PROVINSI LAMPUNG NAIK 0,61 PERSEN

ANALISIS KETERKAITAN SEKTOR AGROINDUSTRI TERHADAP PEREKONOMIAN DI PROVINSI LAMPUNG

ANALISIS PERKEMBANGAN INDUSTRI MIKRO DAN KECIL DI INDONESIA

VI. SEKTOR UNGGULAN DALAM STRUKTUR PEREKONOMIAN WILAYAH KEPULAUAN PROVINSI MALUKU Sektor-Sektor Ekonomi Unggulan Provinsi Maluku

II. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN. 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional

Keterangan * 2011 ** 2012 ***

ANALISIS KEBIJAKAN HUBUNGAN ANTARSEKTOR PEREKONOMIAN NASIONAL

Berita Resmi Statistik

I-O Multiplier Matrix. Dampak Thd Produksi Barang & Jasa (40,39) Dampak Thd Nilai Tambah Sektoral (19,54) Kesempatan Kerja (0,815) upah & Gaji (4,45)

Produk Domestik Bruto (PDB)

BERITA RESMI STATISTIK

2

Jumlah Akomodasi, Kamar, dan Tempat Tidur yang Tersedia pada Hotel Bintang Menurut Provinsi,

PREVALENSI BALITA GIZI KURANG BERDASARKAN BERAT BADAN MENURUT UMUR (BB/U) DI BERBAGAI PROVINSI DI INDONESIA TAHUN Status Gizi Provinsi

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Grafik 1 Laju dan Sumber Pertumbuhan PDRB Jawa Timur q-to-q Triwulan IV (persen)

PERTUMBUHAN EKONOMI LAMPUNG TRIWULAN III-2017

GROWTH (%) SHARE (%) JENIS PENGELUARAN 2011** 2012*** Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Q.1 Q.2 Q.3 Q.

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA MEI 2011

(1.42) (1.45) I II III IV I II III IV I II III IV I II * 2012** 2013***

ANALISIS PERKEMBANGAN BISNIS SEKTOR PERTANIAN. Biro Riset LMFEUI

PERTUMBUHAN EKONOMI LAMPUNG TRIWULAN I-2016

V. SIMPULAN DAN SARAN. 1. Hasil analisis Tipologi Klassen menunjukkan bahwa:

PDB per kapita atas dasar harga berlaku selama tahun 2011 mengalami peningkatan sebesar 13,8% (yoy) menjadi Rp30,8 juta atau US$ per tahun.

KLASIFIKASI BAKU LAPANGAN USAHA INDONESIA 1997

BAB I PENDAHULUAN. sosial. Selain itu pembangunan adalah rangkaian dari upaya dan proses yang

Lampiran 1. Kode Sektor Sektor Eknonomi

BPS PROVINSI LAMPUNG A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

Boks 1. TABEL INPUT OUTPUT PROVINSI JAMBI TAHUN 2007

PERTUMBUHAN EKONOMI D.I. YOGYAKARTA TRIWULAN III TAHUN 2016

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA APRIL 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI D.I. YOGYAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2013 SEBESAR -3,30 PERSEN

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN I-2010

KETERKAITAN ANTARSEKTOR PADA PEREKONOMIAN JAWA TIMUR

BPS PROVINSI LAMPUNG A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

RUMAH KHUSUS TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN

Nusa Tenggara Timur Luar Negeri Banten Kepulauan Riau Sumatera Selatan Jambi. Nusa Tenggara Barat Jawa Tengah Sumatera Utara.

PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2015

BERITA RESMI STATISTIK


PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI BENGKULU TAHUN 2016

Jumlah Akomodasi, Kamar, dan Tempat Tidur yang Tersedia pada Hotel Bintang Menurut Provinsi,

PERTUMBUHAN EKONOMI LAMPUNG TRIWULAN I-2017

BAB 1 PENDAHULUAN. Average Length of Stay (Day) Per Visit. Growth (%)

LAPORAN STATISTIK KINERJA INDUSTRI INDONESIA 2017

II. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN. 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional

KEGIATAN PRIORITAS PENGEMBANGAN PERKEBUNAN TAHUN Disampaikan pada: MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERTANIAN NASIONAL Jakarta, 31 Mei 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI KEPULAUAN RIAU FEBRUARI 2016

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 49/PJ/2011 TENTANG

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

I-O Multiplier Matrix. Dampak Thd ProduksiBarang& Jasa(40,39) Dampak Thd Nilai Tambah Sektoral (19,54) Dampak Thd Kesempatan Kerja (0,815) Dampak Thd

BERITA RESMI STATISTIK

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI KEPULAUAN RIAU SEPTEMBER 2016.

PERTUMBUHAN EKONOMI D.I. YOGYAKARTA TRIWULAN III TAHUN 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI KEPULAUAN RIAU

BAB VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya perekonomian nasional yang optimal. Inti dari tujuan pembangunan

Fungsi, Sub Fungsi, Program, Satuan Kerja, dan Kegiatan Anggaran Tahun 2012 Kode Provinsi : DKI Jakarta 484,909,154

BERITA RESMI STATISTIK

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI KEPULAUAN RIAU APRIL 2015

4. KONSTRUKSI DATA DASAR

PERTUMBUHAN EKONOMI DI YOGYAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2015

Perkembangan Terakhir Sektor Industri Dan Inflasi KADIN INDONESIA

BADAN PUSAT STATISTIK

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI KEPULAUAN RIAU FEBRUARI 2015

BERITA RESMI STATISTIK

KATA PENGANTAR. Ir. M. Tassim Billah, M.Sc.

MENINGKATKAN NILAI TAMBAH IKM MELALUI SISTEM PEMBINAAN YANG TEPAT DAN KOORDINASI YANG EFEKTIF (RENCANA KERJA

BPS PROVINSI LAMPUNG A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI KEPULAUAN RIAU JUNI 2015

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI NASIONAL OKTOBER 2013

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA PERDAGANGAN BESAR

BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA

PERTUMBUHAN EKONOMI DI YOGYAKARTA TAHUN 2016

Transkripsi:

Kata Pengantar KATA PENGANTAR Buku 2 Neraca Satelit Pariwisata Nasional (Nesparnas) ini disusun untuk melengkapi buku 1 Nesparnas, terutama dalam hal penyajian data yang lebih lengkap dan terperinci. Tersedianya data yang lengkap dan berkesinambungan serta mutakhir sangat diperlukan untuk melihat perkembangan pariwisata Indonesia. Begitu pula dalam penyusunan Nesparnas tahun ini, diperlukan data pariwisata baik dari sisi permintaan (demand) maupun penawaran (supply) serta data lainnya yang berkaitan dengan pariwisata. Secara umum, Nesparnas merupakan suatu sajian statistik dalam bentuk neraca dan matriks yang menggambarkan hubungan ekonomi, baik antara pelaku pariwisata dengan pelaku ekonomi lainnya maupun antar pelaku pariwisata sendiri. Dengan demikian Nesparnas mendeskripsikan seluruh aktivitas ekonomi wisatawan, baik dalam hal permintaan (konsumsi) jasa pariwisata dan penunjangnya maupun dalam hal permintaan (konsumsi) produk jasa pariwisata. Untuk mendapatkan gambaran ataupun deskripsi mengenai hal tersebut tentunya perlu didukung oleh data yang ada. Sementara perangkat analisis yang dipakai untuk mengukur dampak pariwisata adalah Tabel Input-Ouput (Tabel I-O). Nesparnas 2013 (Buku 2) i

Kata Pengantar Untuk maksud tersebut maka disusun buku 2, sebagai pelengkap buku 1 nesparnas, yang memuat data-data pendukung dalam penyusunan nesparnas, yang meliputi: (i) dampak kegiatan pariwisata terhadap perekonomian nasional yang merupakan hasil penghitungan dengan Tabel I-O, (ii) Wisatawan Nusantara (wisnus) yang terdiri dari jumlah perjalanan domestik yang dilakukan penduduk, rata-rata lama berpergian serta rata-rata pengeluaran, (iii) Wisatawan mancanegara (wisman), yang mencakup jumlah kunjungan wisman ke Indonesia, rata-rata pengeluaran mereka selama berada di Indonesia, dan rata-rata lama tinggal, (iv) Outbound, meliputi jumlah penduduk Indonesia yang melakukan perjalanan, rata-rata pengeluaran mereka selama di luar negeri serta rata-rata pengeluaran mereka sebelum dan setelah dari luar negeri yang masih berkaitan dengan perjalanannya, (v) usaha akomodasi yang terdiri dari jumlah usaha, jumlah pekerja, dan tingkat penghunian kamar hotel. Saran dan masukan sangat diharapkan guna meningkatkan kualitas dan cakupan dalam penyusunan Nesparnas di tahun-tahun mendatang. Semoga buku ini dapat bermanfaat bagi pengguna data. Jakarta, Desember 2013 Tim Penyusun Nesparnas 2013 (Buku 2) ii

Daftar Tabel DAFTAR TABEL 1. DAMPAK Halaman Tabel 1.1. Konsumsi Wisatawan, Investasi dan Belanja Pemerintah dan Swasta Tahun 2012 (miliar rupiah)... 1 Tabel 1.2. Dampak Ekonomi Pariwisata Terhadap Output Tahun 2012 (miliar rupiah)... 3 Tabel 1.3. Tabel 1.4. Tabel 1.5. Tabel 1.6. Dampak Ekonomi Pariwisata Terhadap PDB Tahun 2012 (miliar rupiah)... 5 Dampak Ekonomi Pariwisata Terhadap Upah/Gaji Tahun 2012 (miliar rupiah)... 7 Dampak Ekonomi Pariwisata Terhadap Penerimaan Pajak Tahun 2012 (miliar rupiah)... 9 Dampak Ekonomi Pariwisata Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Tahun 2012 (000 Orang)... 11 2. WISNUS (Wisatawan Nusantara) Tabel 2.1 Jumlah Perjalanan yang Dilakukan Penduduk Menurut Provinsi Asal Tahun 2012... 13 Tabel 2.2 Jumlah Perjalanan yang Dilakukan Penduduk Menurut Provinsi Asal dan Jenis Kelamin Tahun 2012 14 Tabel 2.3 Jumlah Perjalanan yang Dilakukan Penduduk Menurut Provinsi Asal dan Kelompok Umur Tahun 2012... 15 Tabel 2.4 Jumlah Perjalanan yang Dilakukan Penduduk Menurut Provinsi Asal dan Pendidikan yang Ditamatkan Tahun 2012... 16 Nesparnas 2013 (Buku 2) iii

Daftar Tabel Tabel 2.5 Jumlah Perjalanan yang Dilakukan Penduduk Menurut Provinsi Asal dan Maksud Kunjungan Tahun 2012... 17 Tabel 2.6 Jumlah Perjalanan yang Dilakukan Penduduk Menurut Provinsi Asal dan Provinsi Tujuan Tahun 2012... 18 Tabel 2.7 Tabel 2.8 Rata-rata Pengeluaran Per Orang Per Perjalanan Menurut Provinsi Asal dan Jenis Pengeluaran Tahun 2012... 19 Rata-rata Pengeluaran Per Orang Per Perjalanan Menurut Provinsi Tujuan dan Jenis Pengeluaran, Tahun 2012... 20 3. WISMAN (Wisatawan Mancanegara) Tabel 3.1 Tabel 3.2 Tabel 3.3 Tabel 3.4 Tabel 3.5 Tabel 3.6 Tabel 3.7 Jumlah Wisman Menurut Negara Tempat Tinggal Tahun 2010-2012... 21 Jumlah Wisman Menurut Negara Tempat Tinggal dan Bulan Kedatangan Tahun 2012... 22 Jumlah Wisman Menurut Negara Tempat Tinggal dan Maksud Kunjungan Tahun 2012... 23 Jumlah Wisman Menurut Negara Tempat Tinggal dan Kelompok Umur Tahun 2012... 24 Jumlah Wisman Menurut Negara Tempat Tinggal dan Jenis Kelamin Tahun 2012... 25 Jumlah Wisman Menurut Negara Tempat Tinggal dan Akomodasi yang Digunakan Tahun 2012... 26 Jumlah Wisman Menurut Negara Tempat Tinggal dan Jenis Pekerjaan Tahun 2012... 27 Nesparnas 2013 (Buku 2) iv

Daftar Tabel Tabel 3.8 Distrbusi Pengeluaran Wisman Menurut Jenis Pengeluaran Tahun 2010-2012... 28 Tabel 3.9 Rata-rata Pengeluaran Wisman Per Kunjungan Menurut Negara Tempat Tinggal Tahun 2010-2012 29 Tabel 3.10 Tabel 3.11 Rata-rata Lama Tinggal Wisman Menurut Negara Tempat Tinggal Tahun 2010-2012... 30 Rata-rata Pengeluaran Wisman Per Hari Menurut Negara Tempat Tinggal Tahun 2010-2012... 31 4. OUTBOUND (Penduduk Indonesia yang Pergi ke Luar Negeri) Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Indonesia yang Melakukan Perjalanan ke Luar Negeri Menurut Pintu Keluar Tahun 2012... 32 Tabel 4.2 Tabel 4.3 Distribusi Pengeluaran Penduduk Indonesia yang Melakukan Perjalanan ke Luar Negeri Menurut Jenis Pengeluaran Tahun 2012... 33 Struktur Pengeluaran Penduduk Indonesia yang Melakukan Perjalanan ke Luar Negeri Menurut Kategori Pengeluaran dan Produk Barang dan Jasa yang Dikonsumsi Tahun 2012... 34 5. USAHA AKOMODASI a. BANYAKNYA USAHA AKOMODASI Tabel 5.1.1 Tabel 5.1.2 Banyaknya Usaha Akomodasi di Indonesia Menurut Provinsi dan Kelas Hotel Tahun 2012... 35 Banyaknya Kamar Usaha Akomodasi di Indonesia Menurut Provinsi dan Kelas Hotel Tahun 2012... 37 Nesparnas 2013 (Buku 2) v

Daftar Tabel Tabel 5.1.3 Tabel 5.1.4 Banyaknya Tempat Tidur Usaha Akomodasi di Indonesia Menurut Provinsi dan Kelas Hotel Tahun 2012... 39 Rata-rata Tamu Per Hari Usaha Akomodasi di Indonesia Menurut Provinsi dan Kelas Hotel Tahun 2012... 41 Tabel 5.1.5 Banyaknya Tenaga Kerja Usaha Akomodasi di Indonesia Menurut Provinsi dan Kelas Hotel Tahun 2012... 43 b. TPK (Tingkat Penghunian Kamar) dan Rata-rata Lama Menginap Tabel 5.2.1 Tingkat Penghunian Kamar Hotel Berbintang Menurut Provinsi dan Kelas Hotel Tahun 2012... 45 Tabel 5.2.2 Tabel 5.2.3 Tingkat Penghunian Kamar Hotel Non Berbintang Menurut Provinsi dan Kelompok Kamar Tahun 2012 46 Tingkat Pemakaian Tempat Tidur Hotel Berbintang Menurut Provinsi dan Kelas Hotel Tahun 2012... 47 Tabel 5.2.4 Tingkat Pemakaian Tempat Tidur Hotel Non Berbintang Menurut Provinsi dan Kelompok Kamar Tahun 2012... 48 Tabel 5.2.5 Rata-rata Lama Menginap Tamu Hotel Berbintang Menurut Provinsi dan Kelas Hotel Tahun 2012... 49 Tabel 5.2.6 Rata-rata Lama menginap Tamu Hotel Non Berbintang Menurut Provinsi dan Kelompok Kamar Tahun 2012... 50 Nesparnas 2013 (Buku 2) vi

Tabel 1.1. Konsumsi Wisatawan, Investasi dan Belanja Pemerintah dan Swasta Tahun 2012 (miliar rupiah) No Sektor Konsumsi Pengembangan Wisnus Wisnas Wisman Investasi Promosi Jumlah (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1. Padi - - - - - - 2. Tanaman kacang-kacangan 12,0 - - - - 12,0 3. Jagung 4,9 - - - - 4,9 4. Tanaman umbi-umbian 14,3 - - - - 14,3 5. Sayur-sayuran dan buah-buahan 1 231,8-821,9 - - 2 053,7 6. Tanaman bahan makanan lainnya 17,0-10,5 - - 27,5 7. Karet - - - - - - 8. Tebu - - - - - - 9. Kelapa - - - - - - 10. Kelapa sawit - - - - - - 11. Tembakau - - - - - - 12. Kopi - - - - - - 13. Teh - - - - - - 14. Cengkeh - - - - - - 15. Hasil tanaman serat - - - - - - 16. Tanaman perkebunan lainnya - - - - - - 17. Tanaman lainnya - - - - 16,2 16,2 18. Peternakan - - - - - - 19. Pemotongan hewan - - - - - - 20. Unggas dan hasil-hasilnya - - - - - - 21. Kayu - - - - - - 22. Hasil hutan lainnya - - - - - - 23. Perikanan 897,5 - - - - 897,5 24. Penambangan batubara dan bijih logam - - - - - - 25. Penambangan minyak, gas dan panas bumi - - - - - - 26. Penambangan dan penggalian lainnya - - - - - - 27. Industri pengolahan dan pengawetan 1 126,0 83,5 450,7 - - 1 660,3 makanan 28. Industri minyak dan lemak - - - - - - 29. Industri penggilingan padi - - - - - - 30. Industri tepung, segala jenis 304,8 50,0 270,5 - - 625,3 31. Industri gula 349,8 - - - - 349,8 32. Industri makanan lainnya 2 450,9 106,8 697,2 - - 3 254,9 33. Industri minuman 1 369,1 63,3 315,9 - - 1 748,2 34. Industri rokok 799,5 45,6 206,2 - - 1 051,3 Nesparnas 2013 (Buku 2) 1

Tabel 1.1. Lanjutan No Sektor Konsumsi Pengembangan Wisnus Wisnas Wisman Investasi Promosi (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Jumlah 35. Industri pemintalan 1 871,9 53,2 253,3 - - 2 178,4 36. Industri tekstil, pakaian dan kulit 8 595,5 530,7 3 097,4 2 256,0 59,5 14 539,1 37. Industri bambu, kayu dan rotan 3 908,6 298,8 3 239,1 3 640,7 3,,8 11 091,0 38. Industri kertas, barang dari kertas dan karton 877,9-97,7-372,2 1 347,8 39. Industri pupuk dan pestisida - - - - 6,9 6,9 40. Industri kimia 461,4 108,2 1 794,0-151,4 2 515,0 41. Pengilangan minyak bumi 4 967,8 83,6 - - 312.,1 5 363,4 42. Industri barang karet dan plastik 1 869,5 - - - 51,8 1 921,3 43. Industri barang-barang dari mineral bukan 2 739,5-847,3-8,0 3 587,6 logam 44. Industri semen - - - - - - 45. Industri dasar besi dan baja - - - - - - 46. Industri logam dasar bukan besi - - - - - - 47. Industri barang dari logam - - - - 112,3 112,3 48. Industri mesin, alat-alat dan perlengkapan - - - 8 511,3 234,8 8.746,,1 listrik 49. Industri alat pengangkutan dan perbaikannya - - - 17 778,2 114,6 17 892,8 50. Industri barang lain yang belum digolongkan 2 822,0 72,0 2 289,7-35,7 5 219,3 dimanapun 51. Listrik, gas dan air bersih - - - - 9,1 9,1 52. Bangunan - - - 92 360,9-92 360,9 53. Perdagangan - - - - - - 54. Restoran 33 806,1 654,8 18 021,1-879,6 53 361,5 55. Hotel 17 087,5 58,6 30 700,5-2 124,3 49 970,8 56. Angkutan kereta api 4 012,8 255,1 876,2-12,9 5 157,0 57. Angkutan darat 29 700,8 940,6 9 501,0-192,7 40 335,1 58. Angkutan air 7 075,3 88,2 744,6-101,4 8 009,5 59. Angkutan udara 35 924,1 571,0 7 946,0-468,7 44 909,9 60. Jasa penunjang angkutan 2 455,0 547,1 1 202,1-49,2 4 253,4 61. Komunikasi 2 100,4-1 711,0-144,4 3 955,8 62. Lembaga keuangan 727,1-645,7-89,3 1 462,1 63. Usaha bangunan dan jasa perusahaan 893,8-499,3-247,7 1 640,8 64. Pemerintahan umum dan pertahanan - - - - 433,7 433,7 65. Jasa sosial kemasyarakatan 627,6-292,8-330,7 1 251,2 66. Jasa lainnya 1 749,0-1 301,9-253,4 3 304,4 67. Kegiatan yang tak jelas batasannya - - - - - - TOTAL 172 851,0 4 610,9 87 833,8 124 547,1 6 809,4 396 652,2 Nesparnas 2013 (Buku 2) 2

1.2. Dampak Ekonomi Pariwisata Terhadap Output Tahun 2012 (miliar rupiah) Tabel No Sektor Konsumsi Pengembangan Wisnus Wisnas Wisman Investasi Promosi Jumlah (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1. Padi 2 232,7 39,9 1 676,0 84,5 109.2 4 142,3 2. Tanaman kacang-kacangan 344,7 9,1 197,8 8,0 10.1 569,6 3. Jagung 1 136,8 32,3 729,6 32,3 38.3 1 969,2 4. Tanaman umbi-umbian 542,4 12,1 336,7 18,3 19.0 928,5 5. Sayur-sayuran dan buah-buahan 4 117,2 55,8 2 989,9 114,1 146.8 7 423,7 6. Tanaman bahan makanan lainnya 83,4 2,1 46,6 3,3 1.8 137,3 7. Karet 786,2 17,5 198,5 362,0 20,7 1 385,0 8. Tebu 495,6 8,8 269,2 10,0 15,8 799,3 9. Kelapa 205,7 4,7 123,4 10,0 6,2 349,9 10. Kelapa sawit 492,8 17,5 353,8 188,5 25,4 1 078,0 11. Tembakau 40,3 1,7 16,1 0,5 0,6 59,1 12. Kopi 124,3 3,6 72,2 2,6 3,5 206,3 13. Teh 32,1 1,0 18,0 0,6 0,9 52,6 14. Cengkeh 32,5 1,3 13,1 0,5 0,5 47,9 15. Hasil tanaman serat 35,5 1,5 14,5 7,4 0,3 59,2 16. Tanaman perkebunan lainnya 223,1 7,4 136,3 46,9 8,2 421,9 17. Tanaman lainnya 304,3 7,9 214,7 134,0 29,1 689,9 18. Peternakan 1 720,9 37,7 1 269,3 98,1 76,1 3 202,1 19. Pemotongan hewan 2 970,9 61,5 2 209,3 158,7 131,1 5 531,4 20. Unggas dan hasil-hasilnya 5 373,7 87,1 4 415,1 156,9 270,3 10 303,0 21. Kayu 591,1 38,5 441,4 2 491,4 11,7 3 574,1 22. Hasil hutan lainnya 178,2 11,7 138,0 298,4 1,8 628,1 23. Perikanan 3 755,2 71,6 1 946,3 72,5 106,2 5 951,9 24. Penambangan batubara dan bijih logam 889,3 37,9 527,8 1 872,1 45,4 3 372,5 25. Penambangan minyak, gas dan panas bumi 5 379,6 151,1 1 765,7 2 946,1 196,5 10 439,0 26. Penambangan dan penggalian lainnya 360,2 9,7 148,8 5 923,1 9,5 6 451,4 27. Industri pengolahan dan pengawetan makanan 3 943,8 139,1 2 563,5 75,6 124,1 6 846,2 28. Industri minyak dan lemak 970,3 24,2 636,4 75,0 36,1 1 742,0 29. Industri penggilingan padi 3 163,8 56,4 2 381,3 110,8 153,5 5 865,7 30. Industri tepung, segala jenis 2 019,6 97,4 1 584,8 137,3 77,2 3 916,3 31. Industri gula 1 125,7 19,8 607,4 22,0 35,8 1 810,7 32. Industri makanan lainnya 5 868,6 169,9 3 409,0 123,5 167,2 9 738,2 33. Industri minuman 1 962,5 74,0 834,3 29,1 34,3 2 934,1 34. Industri rokok 1 405,0 58,3 559,4 15,8 19,2 2 057,7 Nesparnas 2013 (Buku 2) 3

Tabel 1.2. Lanjutan No Sektor Konsumsi Pengembangan Wisnus Wisnas Wisman Investasi Promosi Jumlah (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 35. Industri pemintalan 2 930,8 111,7 624,9 273,4 9,3 3 950,0 36. Industri tekstil, pakaian dan kulit 11 565,1 680,7 4 370,5 3 191,4 110,9 19 918,7 37. Industri bambu, kayu dan rotan 5 184,5 377,9 4 183,5 9 969,1 21,7 19 736,7 38. Industri kertas, barang dari kertas dan karton 2 342,8 35,9 733,2 850,4 539,9 4 502,2 39. Industri pupuk dan pestisida 675,3 15,5 416,1 105,6 33,1 1 245,6 40. Industri kimia 3 997,4 229,2 3 404,5 4 090,2 326,9 12 048,2 41. Pengilangan minyak bumi 18 925,7 460,6 4 291,6 6 824,8 545,0 31 047,7 42. Industri barang karet dan plastik 4 806,3 76,3 1 091,3 2 355,4 139,1 8 468,5 43. Industri barang-barang dari mineral bukan logam 2 943,9 7,5 953,6 2 614,1 7,4 6 526,5 44. Industri semen 111,9 3,7 43,6 2 625,6 3,0 2 787,9 45. Industri dasar besi dan baja 216,6 6,9 100,0 2 491,6 15,2 2 830,4 46. Industri logam dasar bukan besi 123,0 3,4 85,5 351,0 4,4 567,4 47. Industri barang dari logam 787,2 29,2 384,8 11 080,6 153,8 12 435,6 48. Industri mesin, alat-alat dan perlengkapan listrik 2 280,4 78,4 999,1 14 713,2 360,8 18 431,9 49. Industri alat pengangkutan dan perbaikannya 4 219,4 101,5 1 198,5 22 049,4 230,4 27 799,2 50. Industri barang lain yang belum digolongkan dimanapun 2 981,4 76,5 2 384,6 179,0 43,3 5 664,8 51. Listrik, gas dan air bersih 2 425,0 96,6 1 075,3 1 531,7 91,5 5 220,1 52. Bangunan 2 488,9 128,3 1 028,1 93 669,9 104,0 97 419,2 53. Perdagangan 15 288,2 380,9 8 743,4 11 772,5 594,1 36 779,2 54. Restoran 35 993,0 701,0 18 830,2 1 122,3 958,9 57 605,3 55. Hotel 17 373,6 64,6 30 805,4 147,1 2 134,6 50 525,4 56. Angkutan kereta api 4 065,4 257,2 900,6 42,8 15,0 5 281,0 57. Angkutan darat 33 145,5 1 037,0 11 389,0 2 933,3 333,9 48 838,7 58. Angkutan air 7 872,9 110,2 1 192,1 662,6 131,0 9 938,8 59. Angkutan udara 37 646,9 604,5 8 470,2 336,7 514,6 47 572,9 60. Jasa penunjang angkutan 6 934,8 655,4 2 417,3 550,6 127,6 10 685,7 61. Komunikasi 4 652,2 90,5 2 901,7 1 347,5 233,5 9 225,4 62. Lembaga keuangan 6 542,1 155,4 3 162,9 3 626,1 288,9 13 775,4 63. Usaha bangunan dan jasa perusahaan 5 177,2 126,0 2 448,8 4 293,5 397,6 12 443,0 64. Pemerintahan umum dan pertahanan 444,2 9,0 238,7 141,3 456,0 1 289,2 65. Jasa sosial kemasyarakatan 1 145,9 17,7 529,8 472,4 355,7 2 521,5 66. Jasa lainnya 10 135,6 269,3 4 454,1 2 055,6 426,2 17 340,9 67. Kegiatan yang tak jelas batasannya 16,1 0,4 8,3 15,2 0,7 40,8 TOTAL 308 347,7 8 368,8 156 705,5 224 116,0 11 640,4 709 178,2 Nesparnas 2013 (Buku 2) 4

Tabel 1.3. Dampak Ekonomi Pariwisata Terhadap PDB Tahun 2012 (miliar rupiah) No Sektor Konsumsi Pengembangan Wisnus Wisnas Wisman Investasi Promosi Jumlah (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1. Padi 1 663,1 29,7 1 248,4 62,9 81,4 3 085,6 2. Tanaman kacang-kacangan 274,5 7,2 157,5 6,4 8,1 453,6 3. Jagung 866,5 24,6 556,1 24,6 29,2 1 501,0 4. Tanaman umbi-umbian 471,0 10,5 292,4 15,9 16,5 806,3 5. Sayur-sayuran dan buah-buahan 3 606,8 48,8 2 619,2 100,0 128,6 6 503,4 6. Tanaman bahan makanan lainnya 70,6 1,8 39,5 2,8 1,5 116,2 7. Karet 517,4 11,5 130,6 238,2 13,6 911,3 8. Tebu 342,8 6,1 186,2 6,9 11,0 553,0 9. Kelapa 151,4 3,5 90,8 7,3 4,6 257,6 10. Kelapa sawit 274,2 9,7 196,9 104,9 14,1 599,9 11. Tembakau 18,7 0,8 7,4 0,2 0,3 27,4 12. Kopi 77,5 2,2 45,0 1,6 2,2 128,6 13. Teh 27,1 0,8 15,2 0,5 0,7 44,4 14. Cengkeh 26,7 1,1 10,8 0,4 0,4 39,4 15. Hasil tanaman serat 30,6 1,3 12,5 6,4 0,2 51,0 16. Tanaman perkebunan lainnya 153,6 5,1 93,9 32,3 5,6 290,5 17. Tanaman lainnya 231,3 6,0 163,2 101,8 22,1 524,4 18. Peternakan 1 113,9 24,4 821,6 63,5 49,2 2 072,6 19. Pemotongan hewan 1 225,5 25,4 911,3 65,4 54,1 2 281,7 20. Unggas dan hasil-hasilnya 2 412,9 39,1 1 982,4 70,4 121,4 4 626,2 21. Kayu 456,0 29,7 340,4 1 921,6 9,0 2 756,7 22. Hasil hutan lainnya 141,3 9,3 109,4 236,5 1,4 497,9 23. Perikanan 2 765,8 52,7 1 433,5 53,4 78,2 4 383,6 24. Penambangan batubara dan bijih logam 662,8 28,3 393,4 1 395,3 33,9 2 513,7 25. Penambangan minyak, gas dan panas bumi 4 551,8 127,8 1 494,0 2 492,7 166,3 8 832,6 26. Penambangan dan penggalian lainnya 279,2 7,5 115,4 4 591,2 7,4 5 000,7 27. Industri pengolahan dan pengawetan makanan 1 238,1 43,7 804,8 23,7 39,0 2 149,2 28. Industri minyak dan lemak 342,4 8,5 224,6 26,5 12,7 614,7 29. Industri penggilingan padi 712,0 12,7 535,9 24,9 34,5 1 320,0 30. Industri tepung, segala jenis 598,4 28,9 469,5 40,7 22,9 1 160,3 31. Industri gula 301,6 5,3 162,7 5,9 9,6 485,1 32. Industri makanan lainnya 1 927,9 55,8 1 119,9 40,6 54,9 3 199,1 33. Industri minuman 741,1 27,9 315,1 11,0 13,0 1 108,0 34. Industri rokok 872,9 36,2 347,5 9,8 11,9 1 278,4 Nesparnas 2013 (Buku 2) 5

Tabel 1.3. Lanjutan No Sektor Konsumsi Pengembangan Wisnus Wisnas Wisman Investasi Promosi Jumlah (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 35. Industri pemintalan 900,8 34,3 192,1 84,0 2,9 1 214,0 36. Industri tekstil, pakaian dan kulit 4 519,4 266,0 1 707,9 1 247,1 43,3 7 783,7 37. Industri bambu, kayu dan rotan 2 187,4 159,5 1 765,0 4 206,0 9,2 8 327,0 38. Industri kertas, barang dari kertas dan karton 853,8 13,1 267,2 309,9 196,8 1 640,8 39. Industri pupuk dan pestisida 224,3 5,2 138,2 35,1 11,0 413,7 40. Industri kimia 1 162,4 66,7 989,9 1 189,3 95,0 3 503,3 41. Pengilangan minyak bumi 11 022,6 268,2 2 499,5 3 974,9 317,4 18 082,7 42. Industri barang karet dan plastik 1 307,6 20,8 296,9 640,8 37,9 2 304,0 43. Industri barang-barang dari mineral bukan logam 1 440,6 3,7 466,7 1 279,2 3,6 3 193,7 44. Industri semen 45,8 1,5 17,9 1 075,9 1,2 1 142,4 45. Industri dasar besi dan baja 56,2 1,8 26,0 646,6 3,9 734,5 46. Industri logam dasar bukan besi 30,3 0,8 21,1 86,4 1,1 139,7 47. Industri barang dari logam 379,2 14,0 185,3 5 337,0 74,1 5 989,6 48. Industri mesin, alat-alat dan perlengkapan listrik 655,8 22,6 287,3 4 231,3 103,8 5 300,7 49. Industri alat pengangkutan dan perbaikannya 1 710,6 41,2 485,9 8 939,2 93,4 11 270,2 50. Industri barang lain yang belum digolongkan dimanapun 966,4 24,8 772,9 58,0 14,1 1 836,2 51. Listrik, gas dan air bersih 896,7 35,7 397,6 566,4 33,8 1 930,3 52. Bangunan 903,6 46,6 373,2 34 008,1 37,8 35 369,3 53. Perdagangan 8 164,1 203,4 4 669,1 6 286,7 317,2 19 640,6 54. Restoran 15 560,9 303,1 8 140,9 485,2 414,5 24 904,6 55. Hotel 10 323,8 38,4 18 305,3 87,4 1 268,4 30 023,3 56. Angkutan kereta api 1 221,4 77,3 270,6 12,9 4,5 1 586,6 57. Angkutan darat 13 784,9 431,3 4 736,6 1 219,9 138,9 20 311,5 58. Angkutan air 2 481,9 34,8 375,8 208,9 41,3 3 142,6 59. Angkutan udara 11 498,3 184,6 2 587,0 102,8 157,2 14 529,9 60. Jasa penunjang angkutan 3 952,4 373,5 1 377,8 313,8 72,7 6 090,3 61. Komunikasi 3 632,1 70,7 2 265,5 1 052,0 182,3 7 202,6 62. Lembaga keuangan 4 288,9 101,9 2 073,6 2 377,2 189,4 9 031,0 63. Usaha bangunan dan jasa perusahaan 3 630,5 88,3 1 717,2 3 010,8 278,8 8 725,7 64. Pemerintahan umum dan pertahanan 254,5 5,1 136,8 81,0 261,2 738,6 65. Jasa sosial kemasyarakatan 621,4 9,6 287,3 256,2 192,9 1 367,3 66. Jasa lainnya 5 011,2 133,2 2 202,2 1 016,3 210,7 8 573,6 67. Kegiatan yang tak jelas batasannya 8,8 0,2 4,5 8,3 0,4 22,3 TOTAL 142 846,1 3 815,6 77 487,8 96 221,2 5 870,0 326 240,7 Nesparnas 2013 (Buku 2) 6

Tabel 1.4. Dampak Ekonomi Pariwisata Terhadap Upah/Gaji Tahun 2012 (miliar rupiah) No Sektor Konsumsi Pengembangan Wisnus Wisnas Wisman Investasi Promosi Jumlah (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1. Padi 287,4 5,1 215,8 10,9 14,1 533,3 2. Tanaman kacang-kacangan 42,4 1,1 24,3 1,0 1,2 70,0 3. Jagung 117,5 3,3 75,4 3,3 4,0 203,5 4. Tanaman umbi-umbian 54,4 1,2 33,8 1,8 1,9 93,1 5. Sayur-sayuran dan buah-buahan 681,1 9,2 494,6 18,9 24,3 1 228,1 6. Tanaman bahan makanan lainnya 8,3 0,2 4,6 0,3 0,2 13,7 7. Karet 265,3 5,9 67,0 122,2 7,0 467,4 8. Tebu 115,9 2,0 63,0 2,3 3,7 186,9 9. Kelapa 29,2 0,7 17,5 1,4 0,9 49,8 10. Kelapa sawit 85,3 3,0 61,3 32,6 4,4 186,7 11. Tembakau 7,6 0,3 3,0 0,1 0,1 11,1 12. Kopi 19,1 0,6 11,1 0,4 0,5 31,7 13. Teh 9,6 0,3 5,4 0,2 0,3 15,7 14. Cengkeh 5,7 0,2 2,3 0,1 0,1 8,4 15. Hasil tanaman serat 3,9 0,2 1,6 0,8 0,0 6,5 16. Tanaman perkebunan lainnya 24,6 0,8 15,0 5,2 0,9 46,5 17. Tanaman lainnya 71,6 1,9 50,5 31,5 6,8 162,4 18. Peternakan 281,8 6,2 207,9 16,1 12,5 524,4 19. Pemotongan hewan 350,8 7,3 260,9 18,7 15,5 653,1 20. Unggas dan hasil-hasilnya 1 049,6 17,0 862,4 30,6 52,8 2 012,4 21. Kayu 95,4 6,2 71,2 401,9 1,9 576,6 22. Hasil hutan lainnya 31,2 2,1 24,1 52,2 0,3 109,9 23. Perikanan 540,5 10,3 280,2 10,4 15,3 856,7 24. Penambangan batubara dan bijih logam 110,1 4,7 65,4 231,8 5,6 417,6 25. Penambangan minyak, gas dan panas bumi 398,5 11,2 130,8 218,3 14,6 773,4 26. Penambangan dan penggalian lainnya 100,3 2,7 41,4 1 649,1 2,7 1 796,2 27. Industri pengolahan dan pengawetan makanan 308,1 10,9 200,3 5,9 9,7 534,9 28. Industri minyak dan lemak 116,2 2,9 76,2 9,0 4,3 208,5 29. Industri penggilingan padi 140,4 2,5 105,6 4,9 6,8 260,2 30. Industri tepung, segala jenis 183,4 8,8 143,9 12,5 7,0 355,7 31. Industri gula 95,6 1,7 51,6 1,9 3,0 153,8 32. Industri makanan lainnya 582,9 16,9 338,6 12,3 16,6 967,3 33. Industri minuman 222,2 8,4 94,5 3,3 3,9 332,3 34. Industri rokok 104,4 4,3 41,6 1,2 1,4 152,9 Nesparnas 2013 (Buku 2) 7

Tabel 1.4. Lanjutan No Sektor Konsumsi Pengembangan Wisnus Wisnas Wisman Investasi Promosi Jumlah (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 35. Industri pemintalan 188,8 7,2 40,3 17,6 0,6 254,5 36. Industri tekstil, pakaian dan kulit 1 503,9 88,5 568,3 415,0 14,4 2 590,2 37. Industri bambu, kayu dan rotan 603,8 44,0 487,2 1 161,0 2,5 2 298,6 38. Industri kertas, barang dari kertas dan karton 251,4 3,8 78,7 91,3 57,9 483,1 39. Industri pupuk dan pestisida 164,5 3,8 101,4 25,7 8,1 303,5 40. Industri kimia 371,5 21,3 316,4 380,1 30,4 1 119,8 41. Pengilangan minyak bumi 2 840,8 69,1 644,2 1 024,4 81,8 4 660,3 42. Industri barang karet dan plastik 446,1 7,1 101,3 218,6 12,9 786,0 43. Industri barang-barang dari mineral bukan logam 491,2 1,2 159,1 436,2 1,2 1 089,1 44. Industri semen 12,7 0,4 4,9 297,4 0,3 315,8 45. Industri dasar besi dan baja 9,1 0,3 4,2 104,4 0,6 118,6 46. Industri logam dasar bukan besi 9,4 0,3 6,5 26,7 0,3 43,2 47. Industri barang dari logam 134,4 5,0 65,7 1 891,5 26,3 2 122,9 48. Industri mesin, alat-alat dan perlengkapan listrik 183,7 6,3 80,5 1 185,3 29,1 1 484,9 49. Industri alat pengangkutan dan perbaikannya 562,0 13,5 159,6 2 936,9 30,7 3 702,7 50. Industri barang lain yang belum digolongkan dimanapun 369,1 9,5 295,2 22,2 5,4 701,4 51. Listrik, gas dan air bersih 615,0 24,5 272,7 388,4 23,2 1 323,8 52. Bangunan 335,8 17,3 138,7 12 639,4 14,0 13 145,3 53. Perdagangan 2 315,7 57,7 1 324,4 1 783,2 90,0 5 571,0 54. Restoran 5 488,3 106,9 2 871,3 171,1 146,2 8 783,8 55. Hotel 3 641,2 13,5 6 456,2 30,8 447,4 10 589,2 56. Angkutan kereta api 1 034,4 65,4 229,2 10,9 3,8 1 343,7 57. Angkutan darat 5 639,8 176,4 1 937,8 499,1 56,8 8 310,0 58. Angkutan air 909,5 12,7 137,7 76,5 15,1 1 151,7 59. Angkutan udara 5 366,2 86,2 1 207,3 48,0 73,4 6 781,1 60. Jasa penunjang angkutan 1 570,4 148,4 547,4 124,7 28,9 2 419,8 61. Komunikasi 730,2 14,2 455,5 211,5 36,6 1 448,1 62. Lembaga keuangan 1 250,4 29,7 604,5 693,1 55,2 2 633,0 63. Usaha bangunan dan jasa perusahaan 587,3 14,3 277,8 487,0 45,1 1 411,5 64. Pemerintahan umum dan pertahanan 224,3 4,5 120,5 71,3 230,2 650,9 65. Jasa sosial kemasyarakatan 463,9 7,2 214,5 191,3 144,0 1 020,9 66. Jasa lainnya 1 907,3 50,7 838,2 386,8 80,2 3 263,2 67. Kegiatan yang tak jelas batasannya 2,2 0,1 1,1 2,1 0,1 5,6 TOTAL 46 765,1 1 271,2 24 891,3 30 963,0 2 037,1 105 927,7 Nesparnas 2013 (Buku 2) 8

Tabel 1.5. Dampak Ekonomi Pariwisata Terhadap Penerimaan Pajak Tahun 2012 (miliar rupiah) No Sektor Konsumsi Pengembangan Wisnus Wisnas Wisman Investasi Promosi Jumlah (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1. Padi 24,4 0,4 18,3 0,9 1,2 45,3 2. Tanaman kacang-kacangan 3,7 0,1 2,1 0,1 0,1 6,1 3. Jagung 9,2 0,3 5,9 0,3 0,3 15,9 4. Tanaman umbi-umbian 4,5 0,1 2,8 0,2 0,2 7,7 5. Sayur-sayuran dan buah-buahan 47,6 0,6 34,5 1,3 1,7 85,7 6. Tanaman bahan makanan lainnya 1,0 0,0 0,5 0,0 0,0 1,6 7. Karet 5,8 0,1 1,5 2,7 0,2 10,2 8. Tebu 7,0 0,1 3,8 0,1 0,2 11,2 9. Kelapa 2,5 0,1 1,5 0,1 0,1 4,2 10. Kelapa sawit 4,6 0,2 3,3 1,7 0,2 10,0 11. Tembakau 0,3 0,0 0,1 0,0 0,0 0,4 12. Kopi 2,5 0,1 1,4 0,1 0,1 4,1 13. Teh 0,5 0,0 0,3 0,0 0,0 0,8 14. Cengkeh 0,2 0,0 0,1 0,0 0,0 0,3 15. Hasil tanaman serat 4,1 0,2 1,7 0,8 0,0 6,8 16. Tanaman perkebunan lainnya 1,8 0,1 1,1 0,4 0,1 3,5 17. Tanaman lainnya 5,0 0,1 3,5 2,2 0,5 11,3 18. Peternakan 18,5 0,4 13,6 1,1 0,8 34,4 19. Pemotongan hewan 37,7 0,8 28,0 2,0 1,7 70,2 20. Unggas dan hasil-hasilnya 47,0 0,8 38,6 1,4 2,4 90,1 21. Kayu 20,8 1,4 15,5 87,5 0,4 125,5 22. Hasil hutan lainnya 4,0 0,3 3,1 6,7 0,0 14,1 23. Perikanan 33,5 0,6 17,4 0,6 0,9 53,2 24. Penambangan batubara dan bijih logam 27,7 1,2 16,4 58,2 1,4 104,9 25. Penambangan minyak, gas dan panas bumi 190,5 5,3 62,5 104,3 7,0 369,6 26. Penambangan dan penggalian lainnya 10,4 0,3 4,3 171,1 0,3 186,3 27. Industri pengolahan dan pengawetan makanan 94,0 3,3 61,1 1,8 3,0 163,3 28. Industri minyak dan lemak 9,4 0,2 6,2 0,7 0,3 16,9 29. Industri penggilingan padi 13,1 0,2 9,9 0,5 0,6 24,3 30. Industri tepung, segala jenis 25,5 1,2 20,0 1,7 1,0 49,5 31. Industri gula 24,7 0,4 13,3 0,5 0,8 39,7 32. Industri makanan lainnya 80,0 2,3 46,5 1,7 2,3 132,7 33. Industri minuman 206,7 7,8 87,9 3,1 3,6 309,0 34. Industri rokok 527,2 21,9 209,9 5,9 7,2 772,2 Nesparnas 2013 (Buku 2) 9

Tabel 1.5. Lanjutan No Sektor Konsumsi Pengembangan Wisnus Wisnas Wisman Investasi Promosi Jumlah (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 35. Industri pemintalan 40,0 1,5 8,5 3,7 0,1 53,9 36. Industri tekstil, pakaian dan kulit 116,1 6,8 43,9 32,0 1,1 200,0 37. Industri bambu, kayu dan rotan 64,5 4,7 52,1 124,0 0,3 245,6 38. Industri kertas, barang dari kertas dan karton 22,7 0,3 7,1 8,2 5,2 43,6 39. Industri pupuk dan pestisida 3,4 0,1 2,1 0,5 0,2 6,3 40. Industri kimia 78,6 4,5 66,9 80,4 6,4 236,9 41. Pengilangan minyak bumi 101,0 2,5 22,9 36,4 2,9 165,7 42. Industri barang karet dan plastik 73,5 1,2 16,7 36,0 2,1 129,5 43. Industri barang-barang dari mineral bukan logam 90,3 0,2 29,3 80,2 0,2 200,3 44. Industri semen 3,3 0,1 1,3 77,9 0,1 82,8 45. Industri dasar besi dan baja 3,2 0,1 1,5 36,4 0,2 41,4 46. Industri logam dasar bukan besi 1,7 0,0 1,2 4,8 0,1 7,7 47. Industri barang dari logam 13,9 0,5 6,8 195,3 2,7 219,1 48. Industri mesin, alat-alat dan perlengkapan listrik 31,1 1,1 13,6 200,8 4,9 251,5 49. Industri alat pengangkutan dan perbaikannya 51,7 1,2 14,7 269,9 2,8 340,3 50. Industri barang lain yang belum digolongkan dimanapun 72,3 1,9 57,8 4,3 1,1 137,4 51. Listrik, gas dan air bersih 106,4 4,2 47,2 67,2 4,0 229,0 52. Bangunan 32,7 1,7 13,5 1 230,5 1,4 1 279,7 53. Perdagangan 301,8 7,5 172,6 232,4 11,7 726,0 54. Restoran 698,7 13,6 365,5 21,8 18,6 1 118,2 55. Hotel 463,5 1,7 821,9 3,9 56,9 1 348,0 56. Angkutan kereta api 41,4 2,6 9,2 0,4 0,2 53,8 57. Angkutan darat 270,8 8,5 93,0 24,0 2,7 399,0 58. Angkutan air 70,1 1,0 10,6 5,9 1,2 88,8 59. Angkutan udara 420,0 6,7 94,5 3,8 5,7 530,8 60. Jasa penunjang angkutan 77,4 7,3 27,0 6,1 1,4 119,2 61. Komunikasi 31,7 0,6 19,8 9,2 1,6 62,9 62. Lembaga keuangan 39,5 0,9 19,1 21,9 1,7 83,1 63. Usaha bangunan dan jasa perusahaan 114,6 2,8 54,2 95,0 8,8 275,3 64. Pemerintahan umum dan pertahanan 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 65. Jasa sosial kemasyarakatan 6,1 0,1 2,8 2,5 1,9 13,4 66. Jasa lainnya 177,0 4,7 77,8 35,9 7,4 302,9 67. Kegiatan yang tak jelas batasannya 0,2 0,0 0,1 0,2 0,0 0,6 TOTAL 5 114,2 141,8 2 911,7 3 411,4 194,3 11 773,4 Nesparnas 2013 (Buku 2) 10

1.6. Dampak Ekonomi Pariwisata Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Tahun 2012 (000 Orang) Tabel Konsumsi Pengembangan No Sektor Jumlah Wisnus Wisnas Wisman Investasi Promosi (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1. Padi 323,2 5,7 238,2 12,8 15,1 595,0 2. Tanaman kacang-kacangan 78,5 2,0 45,7 2,1 2,4 130,7 3. Jagung 84,9 2,5 55,2 2,4 2,9 148,0 4. Tanaman umbi-umbian 99,4 2,2 61,2 3,5 3,4 169,7 5. Sayur-sayuran dan buah-buahan 485,1 5,9 349,6 12,3 15,4 868,2 6. Tanaman bahan makanan lainnya 23,7 0,6 14,5 0,7 0,6 40,1 7. Karet 26,5 0,6 6,6 12,2 0,7 46,5 8. Tebu 93,2 1,7 55,0 1,9 3,2 155,0 9. Kelapa 11,5 0,3 6,9 0,5 0,4 19,6 10. Kelapa sawit 12,7 0,4 8,9 2,1 0,6 24,7 11. Tembakau 13,4 0,5 5,8 0,2 0,2 20,1 12. Kopi 26,8 0,8 16,0 0,6 0,8 45,0 13. Teh 16,8 0,5 9,7 0,4 0,5 27,9 14. Cengkeh 6,9 0,3 3,0 0,1 0,1 10,4 15. Hasil tanaman serat 1,1 0,0 0,5 0,2 0,0 1,9 16. Tanaman perkebunan lainnya 6,7 0,2 4,2 1,1 0,2 12,5 17. Tanaman lainnya 7,6 0,2 5,3 2,1 0,8 16,0 18. Peternakan 10,6 0,3 6,8 1,1 0,4 19,2 19. Pemotongan hewan 3,2 0,2 1,4 0,7 0,1 5,6 20. Unggas dan hasil-hasilnya 100,1 1,7 79,7 3,3 4,8 189,5 21. Kayu 11,1 0,7 8,4 44,0 0,2 64,4 22. Hasil hutan lainnya 2,9 0,2 2,2 4,1 0,0 9,4 23. Perikanan 69,4 1,3 33,8 1,4 1,8 107,7 24. Penambangan batubara dan bijih logam 0,9 0,0 0,5 2,5 0,0 4,0 25. Penambangan minyak, gas dan panas bumi 2,7 0,1 0,9 1,6 0,1 5,4 26. Penambangan dan penggalian lainnya 5,0 0,1 2,1 81,6 0,1 89,0 27. Industri pengolahan dan pengawetan makanan 12,3 0,4 7,8 0,3 0,4 21,2 28. Industri minyak dan lemak 2,8 0,1 1,8 0,1 0,1 4,9 29. Industri penggilingan padi 12,4 0,2 9,2 0,5 0,6 22,8 30. Industri tepung, segala jenis 6,6 0,3 5,3 0,3 0,3 12,8 31. Industri gula 13,4 0,2 7,9 0,3 0,5 22,2 32. Industri makanan lainnya 23,6 0,7 14,1 0,6 0,7 39,7 33. Industri minuman 8,5 0,3 4,0 0,1 0,2 13,1 34. Industri rokok 6,4 0,2 2,8 0,1 0,1 9,7 Nesparnas 2013 (Buku 2) 11

Tabel 1.6. Lanjutan No Sektor Konsumsi Pengembangan Wisnus Wisnas Wisman Investasi Promosi Jumlah (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 35. Industri pemintalan 34,0 1,4 8,4 4,3 0,2 48,3 36. Industri tekstil, pakaian dan kulit 152,9 8,9 58,6 40,4 1,5 262,2 37. Industri bambu, kayu dan rotan 136,8 10,1 111,4 229,2 0,4 487,9 38. Industri kertas, barang dari kertas dan karton 14,9 0,2 4,9 5,5 3,4 28,8 39. Industri pupuk dan pestisida 4,4 0,1 2,9 0,4 0,2 8,0 40. Industri kimia 3,1 0,2 3,1 2,6 0,3 9,3 41. Pengilangan minyak bumi 6,9 0,2 1,5 2,8 0,2 11,6 42. Industri barang karet dan plastik 15,6 0,2 3,5 7,7 0,4 27,5 43. Industri barang-barang dari mineral bukan logam 63,4 0,2 20,8 71,5 0,2 156,1 44. Industri semen 1,5 0,0 0,6 34,6 0,0 36,7 45. Industri dasar besi dan baja 0,4 0,0 0,2 4,8 0,0 5,4 46. Industri logam dasar bukan besi 0,6 0,0 0,4 3,2 0,0 4,3 47. Industri barang dari logam 2,2 0,1 1,1 31,1 0,6 35,0 48. Industri mesin, alat-alat dan perlengkapan listrik 2,7 0,1 1,2 19,1 0,5 23,7 49. Industri alat pengangkutan dan perbaikannya 13,3 0,3 3,7 68,8 0,7 86,9 50. Industri barang lain yang belum digolongkan dimanapun 93,8 2,4 74,9 4,4 1,4 176,9 51. Listrik, gas dan air bersih 6,7 0,3 3,1 4,4 0,3 14,8 52. Bangunan 17,2 0,9 7,1 727,2 0,7 753,1 53. Perdagangan 389,8 10,0 219,7 373,9 15,0 1 008,4 54. Restoran 385,3 7,5 202,1 13,6 10,3 618,8 55. Hotel 128,3 0,5 227,0 1,6 15,8 373,2 56. Angkutan kereta api 70,8 4,5 15,8 1,1 0,3 92,4 57. Angkutan darat 696,5 21,9 237,1 64,1 6,7 1 026,3 58. Angkutan air 102,8 1,6 17,3 13,4 1,8 136,9 59. Angkutan udara 130,9 2,1 29,4 1,1 1,8 165,2 60. Jasa penunjang angkutan 92,3 9,1 33,0 9,0 1,7 145,1 61. Komunikasi 36,9 0,7 23,8 10,5 1,9 73,8 62. Lembaga keuangan 20,3 0,5 9,9 11,1 0,9 42,6 63. Usaha bangunan dan jasa perusahaan 27,4 0,7 13,5 24,9 2,1 68,5 64. Pemerintahan umum dan pertahanan 4,4 0,1 2,8 1,3 10,3 18,9 65. Jasa sosial kemasyarakatan 17,9 0,3 8,8 8,1 5,4 40,5 66. Jasa lainnya 224,9 6,0 98,5 44,8 9,2 383,4 67. Kegiatan yang tak jelas batasannya 4,2 0,1 2,0 4,9 0,2 11,4 TOTAL 4 512,8 122,7 2 523,0 2 043,2 152,1 9 353,8 Nesparnas 2013 (Buku 2) 12

Tabel 2.1. Jumlah Perjalanan yang Dilakukan Penduduk Menurut Provinsi Asal Tahun 2012 Provinsi Asal Tri Wulan I Tri WulanII Tri Wulan III Tri Wulan IV Jumlah (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Aceh 547 347 659 041 788 065 840 832 2 835 285 02. Sumatera Utara 2 313 947 2 223 321 2 431 129 2 698 294 9 666 691 03. Sumatera Barat 1 320 684 1 218 485 1 223 098 1 288 119 5 050 386 04. Riau 1 068 475 879 545 1 733 904 1 601 578 5 283 502 05. Jambi 416 507 441 459 582 795 676 644 2 117 405 06. Sumatera Selatan 1 548 910 1 191 244 1 392 371 1 223 193 5 355 718 07. Bengkulu 464 439 358 655 704 596 646 652 2 174 342 08. Lampung 1 604 109 1 597 192 1 768 713 1 635 780 6 605 794 09. Kep. Bangka Belitung 516 829 486 933 449 421 379 524 1 832 707 10. Kepulauan Riau 260 500 686 156 614 053 577 885 2 138 594 11. DKI Jakarta 3 418 872 6 151 211 7 368 911 7 038 201 23 977 195 12. Jawa Barat 7 978 505 7 279 306 14 809 092 14 597 092 44 663 995 13. Jawa Tengah 7 995 456 7 281 907 10 846 251 9 718 125 35 841 739 14. DI Yogyakarta 1 311 779 1 116 379 1 257 305 1 166 841 4 852 304 15. Jawa Timur 9 770 268 9 189 920 10 993 807 10 545 710 40 499 705 16. Banten 2 318 905 1 880 143 3 066 538 3 010 931 10 276 517 17. B a l i 2 041 280 1 821 388 1 925 688 1 532 641 7 320 997 18. Nusa Tenggara Barat 425 110 516 677 646 232 632 569 2 220 588 19. Nusa Tenggara Timur 828 242 655 738 757 381 597 411 2 838 772 20. Kalimantan Barat 534 485 490 808 625 745 620 360 2 271 398 21. Kalimantan Tengah 691 013 452 205 656 194 702 588 2 502 000 22. Kalimantan Selatan 912 885 598 906 738 780 924 485 3 175 056 23. Kalimantan Timur 467 086 489 996 865 054 929 251 2 751 387 24. Sulawesi Utara 580 542 408 221 440 119 415 823 1 844 705 25. Sulawesi Tengah 727 971 539 858 512 180 535 325 2 315 334 26. Sulawesi Selatan 1 994 978 1 932 539 1 784 430 1 907 207 7 619 154 27. Sulawesi Tenggara 633 914 492 155 647 028 626 756 2 399 853 28. Gorontalo 238 298 182 814 184 972 198 796 804 880 29. Sulawesi Barat 288 457 368 357 330 520 239 120 1 226 454 30. Maluku 252 227 144 799 205 023 441 390 1 043 439 31. Maluku Utara 126 131 129 066 88 646 83 903 427 746 32. Papua Barat 142 888 83 006 106 917 83 935 416 746 33. Papua 127 273 138 295 340 436 333 670 939 674 INDONESIA 53 868 312 52 085 725 70 885 394 68 450 631 245 290 062 Nesparnas 2013 (Buku 2) 13

Tabel 2.2. Jumlah Perjalanan yang Dilakukan Penduduk Menurut Provinsi Asal dan Jenis Kelamin Tahun 2012 Provinsi Asal Laki-laki Jenis Kelamin Perempuan Jumlah (1) (2) (3) (4) 01. Aceh 1 631 143 1 204 142 2 835 285 02. Sumatera Utara 4 418 294 5 248 397 9 666 691 03. Sumatera Barat 2 408 932 2 641 454 5 050 386 04. Riau 2 736 778 2 546 724 5 283 502 05. Jambi 1 083 790 1 033 615 2 117 405 06. Sumatera Selatan 2 699 112 2 656 606 5 355 718 07. Bengkulu 998 783 1 175 559 2 174 342 08. Lampung 3 212 654 3 393 140 6 605 794 09. Kep. Bangka Belitung 937 085 895 622 1 832 707 10. Kepulauan Riau 1 030 413 1 108 181 2 138 594 11. DKI Jakarta 11 568 615 12 408 580 23 977 195 12. Jawa Barat 22 603 436 22 060 559 44 663 995 13. Jawa Tengah 17 807 753 18 033 986 35 841 739 14. DI Yogyakarta 2 364 575 2 487 729 4 852 304 15. Jawa Timur 20 442 708 20 056 997 40 499 705 16. Banten 5 079 647 5 196 870 10 276 517 17. B a l i 3 896 660 3 424 337 7 320 997 18. Nusa Tenggara Barat 1 211 969 1 008 619 2 220 588 19. Nusa Tenggara Timur 1 597 984 1 240 788 2 838 772 20. Kalimantan Barat 1 306 054 965 344 2 271 398 21. Kalimantan Tengah 1 398 756 1 103 244 2 502 000 22. Kalimantan Selatan 1 467 095 1 707 961 3 175 056 23. Kalimantan Timur 1 516 790 1 234 597 2 751 387 24. Sulawesi Utara 1 139 722 704 983 1 844 705 25. Sulawesi Tengah 1 264 858 1 050 476 2 315 334 26. Sulawesi Selatan 3 653 840 3 965 314 7 619 154 27. Sulawesi Tenggara 1 235 568 1 164 285 2 399 853 28. Gorontalo 400 533 404 347 804 880 29. Sulawesi Barat 693 213 533 241 1 226 454 30. Maluku 555 021 488 418 1 043 439 31. Maluku Utara 235 570 192 176 427 746 32. Papua Barat 235 339 181 407 416 746 33. Papua 605 568 334 106 939 674 INDONESIA 123 438 258 121 851 804 245 290 062 Nesparnas 2013 (Buku 2) 14

Tabel 2.3. Jumlah Perjalanan yang Dilakukan Penduduk Menurut Provinsi Asal dan Kelompok Umur Tahun 2012 Kelompok Umur Provinsi Asal Jumlah < 15 15-24 25-34 35-44 45-54 > 54 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 01. Aceh 486 781 307 441 546 561 631 961 418 461 444 080 2 835 285 02. Sumatera Utara 2 061 870 1 245 155 1 365 654 1 713 762 1 633 430 1 646 820 9 666 691 03. Sumatera Barat 1 181 214 688 266 716 169 790 576 706 868 967 293 5 050 386 04. Riau 1 368 389 684 195 1 064 303 1 064 303 760 216 342 096 5 283 502 05. Jambi 411 439 291 018 451 579 501 755 260 912 200 702 2 117 405 06. Sumatera Selatan 1 211 412 680 091 935 125 1 041 390 658 838 828 862 5 355 718 07. Bengkulu 424 262 406 584 300 519 459 617 344 713 238 647 2 174 342 08. Lampung 1 443 889 1 046 820 1 299 500 1 010 723 1 119 014 685 848 6 605 794 09. Kep. Bangka Belitung 447 811 265 369 480 982 323 419 199 027 116 099 1 832 707 10. Kepulauan Riau 505 486 291 626 369 394 369 394 427 719 174 975 2 138 594 11. DKI Jakarta 5 688 857 2 825 338 4 047 106 5 001 612 3 550 763 2 863 519 23 977 195 12. Jawa Barat 11 795 243 5 774 240 7 600 282 9 623 734 7 156 110 2 714 386 44 663 995 13. Jawa Tengah 9 049 312 4 556 975 6 140 605 6 560 751 5 009 441 4 524 655 35 841 739 14. DI Yogyakarta 665 037 1 059 132 615 775 689 668 985 239 837 453 4 852 304 15. Jawa Timur 9 494 436 6 171 384 6 438 415 8 218 621 5 934 023 4 242 826 40 499 705 16. Banten 2 578 898 1 289 449 2 070 933 2 617 972 1 211 300 507 965 10 276 517 17. B a l i 1 800 729 1 151 286 1 269 366 1 667 888 1 003 685 428 043 7 320 997 18. Nusa Tenggara Barat 520 577 325 361 439 237 496 175 235 887 203 351 2 220 588 19. Nusa Tenggara Timur 451 196 357 196 592 194 629 794 460 595 347 797 2 838 772 20. Kalimantan Barat 170 355 283 925 227 140 397 495 567 850 624 633 2 271 398 21. Kalimantan Tengah 413 717 325 063 581 173 522 071 325 063 334 913 2 502 000 22. Kalimantan Selatan 700 702 459 836 525 527 700 702 470 784 317 505 3 175 056 23. Kalimantan Timur 693 726 270 435 482 081 599 661 505 597 199 887 2 751 387 24. Sulawesi Utara 211 495 246 744 375 991 446 489 328 992 234 994 1 844 705 25. Sulawesi Tengah 407 327 353 732 450 204 514 519 364 451 225 101 2 315 334 26. Sulawesi Selatan 1 449 556 1 066 202 1 293 819 1 581 334 1 186 000 1 042 243 7 619 154 27. Sulawesi Tenggara 514 820 451 457 498 979 459 378 277 211 198 008 2 399 853 28. Gorontalo 183 101 99 180 186 915 175 471 102 994 57 219 804 880 29. Sulawesi Barat 245 291 159 972 277 285 213 296 202 632 127 978 1 226 454 30. Maluku 177 607 133 205 177 607 255 310 199 807 99 903 1 043 439 31. Maluku Utara 74 391 24 797 68 191 130 184 61 992 68 191 427 746 32. Papua Barat 73 543 107 864 58 835 68 641 58 835 49 028 416 746 33. Papua 104 408 41 763 250 580 167 053 250 580 125 290 939 674 INDONESIA 57 006 877 33 441 101 42 198 026 49 644 719 36 979 029 26 020 310 245 290 062 Nesparnas 2013 (Buku 2) 15

Tabel 2.4. Jumlah Perjalanan yang Dilakukan Penduduk Menurut Provinsi Asal dan Pendidikan yang Ditamatkan Tahun 2012 Pendidikan Provinsi Asal Jumlah Diploma/ SD SLTP SMU Sarjana (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Aceh 939 402 503 861 760 061 631 961 2 835 285 02. Sumatera Utara 3 521 246 1 834 261 2 851 808 1 459 376 9 666 691 03. Sumatera Barat 3 422 729 446 443 660 364 520 850 5 050 386 04. Riau 2 242 638 741 211 1 406 400 893 253 5 283 502 05. Jambi 792 772 361 263 572 000 391 370 2 117 405 06. Sumatera Selatan 2 401 572 850 114 1 381 435 722 597 5 355 718 07. Bengkulu 875 040 362 390 556 844 380 068 2 174 342 08. Lampung 3 140 459 1 299 500 1 479 987 685 848 6 605 794 09. Kep. Bangka Belitung 903 914 273 662 480 982 174 149 1 832 707 10. Kepulauan Riau 777 671 213 859 777 671 369 393 2 138 594 11. DKI Jakarta 9 659 602 3 168 960 6 070 659 5 077 974 23 977 195 12. Jawa Barat 18 408 475 6 909 347 12 683 588 6 662 585 44 663 995 13. Jawa Tengah 16 094 848 5 817 415 8 855 398 5 074 078 35 841 739 14. DI Yogyakarta 1 182 287 541 882 1 871 955 1 256 180 4 852 304 15. Jawa Timur 16 555 923 6 824 126 10 977 942 6 141 714 40 499 705 16. Banten 4 141 866 1 602 043 3 321 308 1 211 300 10 276 517 17. B a l i 2 819 174 900 365 2 243 531 1 357 927 7 320 997 18. Nusa Tenggara Barat 1 000 485 235 887 658 856 325 360 2 220 588 19. Nusa Tenggara Timur 1 315 987 366 596 789 592 366 597 2 838 772 20. Kalimantan Barat 851 774 198 747 624 634 596 243 2 271 398 21. Kalimantan Tengah 945 638 364 465 659 976 531 921 2 502 000 22. Kalimantan Selatan 1 215 280 405 093 843 032 711 651 3 175 056 23. Kalimantan Timur 1 117 016 293 952 881 855 458 564 2 751 387 24. Sulawesi Utara 951 727 317 242 399 490 176 246 1 844 705 25. Sulawesi Tengah 846 812 289 417 718 182 460 923 2 315 334 26. Sulawesi Selatan 3 258 506 910 465 1 892 809 1 557 374 7 619 154 27. Sulawesi Tenggara 982 118 324 733 641 545 451 457 2 399 853 28. Gorontalo 438 679 83 921 171 657 110 623 804 880 29. Sulawesi Barat 618 559 127 978 277 285 202 632 1 226 454 30. Maluku 366 314 155 406 355 213 166 506 1 043 439 31. Maluku Utara 154 980 30 996 111 586 130 184 427 746 32. Papua Barat 132 378 34 320 151 990 98 058 416 746 33. Papua 271 461 146 172 208 816 313 225 939 674 INDONESIA 102 347 332 36 936 092 66 338 451 39 668 187 245 290 062 Nesparnas 2013 (Buku 2) 16

Tabel 2.5. Jumlah Perjalanan yang Dilakukan Penduduk Menurut Provinsi Asal dan Maksud Kunjungan Tahun 2012 Provinsi Asal Berlibur Profesi/ Bisnis Maksud Kunjungan Misi/ pertemuan/ konggres Pendidikan Kesehatan Berziarah/ Keagamaan Mengunjungi Teman Olahraga / Kesenian Lainnya Jumlah (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) 01. Aceh 512 401 324 521 42 700 51 240 239 120 51 240 1 520 123-93 940 2 835 285 02. Sumatera Utara 2 650 976 388 274 80 333 93 721 227 609 227 609 5 301 952 26 778 669 439 9 666 691 03. Sumatera Barat 1 506 745 437 142 18 602 93 009 65 106 93 009 2 641 454 18 602 176 717 5 050 386 04. Riau 969 276 247 070-76 022 133 038 209 059 3 535 005-114 032 5 283 502 05. Jambi 301 053 110 386 40 140 40 140 120 421 20 070 1 334 668-150 527 2 117 405 06. Sumatera Selatan 935 125 446 310 21 253 21 253 255 034 127 517 3 464 214-85 012 5 355 718 07. Bengkulu 167 937 150 259 17 678 44 194 88 388 35 355 1 511 433 8 839 150 259 2 174 342 08. Lampung 1 840 959 649 750-180 486 469 264-3 248 751 36 097 180 487 6 605 794 09. Kep. Bangka Belitung 1 177 576 99 514 16 586 24 878 41 464-464 396 8 293-1 832 707 10. Kepulauan Riau 408 277 388 835 58 325 77 767 - - 1 088 739-116 651 2 138 594 11. DKI Jakarta 6 872 444 992 686 76 360 152 721 381 802 1 183 588 13 821 249-496 345 23 977 195 12. Jawa Barat 11 696 538 2 270 214 296 115 197 410 148 057 2 220 862 27 489 332-345 467 44 663 995 13. Jawa Tengah 10 115 838 1 357 397 226 233 517 104 711 017 2 973 345 19 003 555 64 638 872 612 35 841 739 14. DI Yogyakarta 1 699 538 147 786 24 631 98 524 73 893 24 631 2 709 408-73 893 4 852 304 15. Jawa Timur 11 007 612 1 631 856 415 382 356 041 267 031 2 907 671 23 617 410 29 670 267 032 40 499 705 16. Banten 2 891 491 312 594 78 148 117 223 39 074 976 855 5 861 131-1 10 276 517 17. B a l i 738 004 132 841 88 560 29 520 44 280 2 302 572 3 940 940-44 280 7 320 997 18. Nusa Tenggara Barat 992 351 105 742 8 134 73 206 195 217 219 619 585 650 8 134 32 535 2 220 588 19. Nusa Tenggara Timur 93 999 554 595 28 200 75 199 56 399 65 799 1 898 781-65 800 2 838 772 20. Kalimantan Barat 227 140 283 925-28 392 113 570-1 419 624-198 747 2 271 398 21. Kalimantan Tengah 325 063 197 008 78 803 88 654 187 157 108 354 1 418 457-98 504 2 502 000 22. Kalimantan Selatan 722 599 350 351 98 536 109 485-350 351 1 532 786-10 948 3 175 056 23. Kalimantan Timur 587 903 305 710 35 274 117 581 11 758 82 306 1 434 484 23 516 152 855 2 751 387 24. Sulawesi Utara 70 498 352 491-35 249 46 999 23 499 1 104 473-211 496 1 844 705 25. Sulawesi Tengah 203 664 300 136 64 315 117 911 96 472 64 315 1 307 735 21 438 139 348 2 315 334 26. Sulawesi Selatan 742 748 682 849 95 838 191 677 107 818 191 677 5 199 234 47 919 359 394 7 619 154 27. Sulawesi Tenggara 419 776 229 689 55 442 55 442 63 362 15 841 1 457 336 7 920 95 045 2 399 853 28. Gorontalo 30 517 49 590 15 258 53 404 22 888 11 444 579 819 3 815 38 145 804 880 29. Sulawesi Barat 74 654 117 313 10 665 53 324 53 324 223 961 671 883-21 330 1 226 454 30. Maluku 133 205 210 908-77 703 66 602-555 021 - - 1 043 439 31. Maluku Utara 43 395 105 387 6 199-37 195-173 578-61 992 427 746 32. Papua Barat 83 349 39 223-24 514 9 806 49 029 201 019-9 806 416 746 33. Papua 62 645 229 698-62 645 41 763-501 159-41 764 939 674 INDONESIA 60 305 296 14 202 050 1 997 710 3 335 639 4 414 928 14 759 578 140 594 799 305 659 5 374 403 245 290 062 Nesparnas 2013 (Buku 2) 17

Tabel 2.6. Jumlah Perjalanan yang Dilakukan Penduduk Menurut Provinsi Asal dan Provinsi Tujuan Tahun 2012 Provinsi Asal Dalam Provinsi Provinsi Tujuan Provinsi Lain Jumlah (1) (2) (3) (4) 01. Aceh 2 219 288 615 997 2 835 285 02. Sumatera Utara 8 648 730 1 017 961 9 666 691 03. Sumatera Barat 3 718 723 1 331 663 5 050 386 04. Riau 2 431 510 2 851 992 5 283 502 05. Jambi 1 241 531 875 874 2 117 405 06. Sumatera Selatan 3 838 388 1 517 330 5 355 718 07. Bengkulu 1 596 673 577 669 2 174 342 08. Lampung 4 858 802 1 746 992 6 605 794 09. Kep. Bangka Belitung 1 523 525 309 182 1 832 707 10. Kepulauan Riau 1 150 808 987 786 2 138 594 11. DKI Jakarta 5 540 090 18 437 105 23 977 195 12. Jawa Barat 28 085 576 16 578 419 44 663 995 13. Jawa Tengah 22 285 573 13 556 166 35 841 739 14. DI Yogyakarta 1 498 177 3 354 127 4 852 304 15. Jawa Timur 34 479 356 6 020 349 40 499 705 16. Banten 3 733 740 6 542 777 10 276 517 17. B a l i 5 718 206 1 602 791 7 320 997 18. Nusa Tenggara Barat 1 975 570 245 018 2 220 588 19. Nusa Tenggara Timur 2 572 818 265 954 2 838 772 20. Kalimantan Barat 2 101 387 170 011 2 271 398 21. Kalimantan Tengah 1 714 412 787 588 2 502 000 22. Kalimantan Selatan 2 361 279 813 777 3 175 056 23. Kalimantan Timur 1 609 798 1 141 589 2 751 387 24. Sulawesi Utara 1 293 546 551 159 1 844 705 25. Sulawesi Tengah 1 749 992 565 342 2 315 334 26. Sulawesi Selatan 6 552 820 1 066 334 7 619 154 27. Sulawesi Tenggara 1 774 788 625 065 2 399 853 28. Gorontalo 545 951 258 929 804 880 29. Sulawesi Barat 686 781 539 673 1 226 454 30. Maluku 846 583 196 856 1 043 439 31. Maluku Utara 341 691 86 055 427 746 32. Papua Barat 278 326 138 420 416 746 33. Papua 655 948 283 726 939 674 INDONESIA 159 630 386 85 659 676 245 290 062 Nesparnas 2013 (Buku 2) 18

Tabel 2.7. Rata-rata Pengeluaran Per Orang Per Perjalanan Menurut Provinsi Asal dan Jenis Pengeluaran Tahun 2012 (ribu rupiah) Provinsi Asal Akomodasi Makanan & Minuman Angkutan Jenis Pengeluaran Pertunjukan Hiburan, Jasa Rekreasi, pariwisata dan lainnya Kebudayaan Cinderamata/ Belanja Lainnya Jumlah (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 01. Aceh 96,79 122,99 294,11 16,81 1,02 184,93 115,04 831,70 02. Sumatera Utara 123,34 146,52 241,39 33,03 0,56 54,16 48,07 647,07 03. Sumatera Barat 69,22 115,14 267,34 20,31 0,49 91,99 34,94 599,43 04. Riau 246,08 113,82 469,38 6,98 14,53 157,70 87,03 1 095,53 05. Jambi 24,98 64,72 204,97 5,88 24,11 112,46 32,62 469,75 06. Sumatera Selatan 47,24 173,37 441,88 43,03 2,61 115,12 131,03 954,28 07. Bengkulu 30,10 160,49 312,47 15,23-97,06 85,95 701,30 08. Lampung 29,94 107,04 181,65 4,40 18,12 25,53 57,71 424,38 09. Kep. Bangka Belitung 58,63 96,32 251,45 6,76 0,70 302,15 52,31 768,31 10. Kepulauan Riau 302,50 367,29 751,42 49,80 57,71 357,14 16,75 1 902,61 11. DKI Jakarta 68,79 121,31 385,02 27,48 8,69 63,55 43,53 718,37 12. Jawa Barat 35,72 104,26 142,19 16,01 9,49 46,81 30,89 385,38 13. Jawa Tengah 20,10 51,66 92,84 5,85 35,84 38,84 22,23 267,35 14. DI Yogyakarta 83,03 140,29 236,53 21,81 29,86 259,62 70,61 841,75 15. Jawa Timur 29,50 83,42 136,31 16,48 28,25 57,10 28,85 379,90 16. Banten 62,92 93,59 215,42 13,90 4,49 53,24 32,87 476,43 17. B a l i 29,72 97,37 207,09 4,76 10,00 94,83 70,88 514,65 18. Nusa Tenggara Barat 80,64 106,53 163,67 15,97 1,22 159,01 62,43 589,47 19. Nusa Tenggara Timur 165,32 107,51 428,77 2,84-50,20 25,57 780,22 20. Kalimantan Barat 67,11 120,37 490,97 3,68-176,21 129,67 988,02 21. Kalimantan Tengah 81,68 153,03 311,23 10,89 24,14 149,97 117,94 848,88 22. Kalimantan Selatan 243,24 183,75 520,19 6,64 1,20 118,22 29,86 1 103,10 23. Kalimantan Timur 181,91 192,08 637,63 27,23 44,13 202,28 81,64 1 366,92 24. Sulawesi Utara 136,48 229,68 612,39 9,41 1,63 129,71 68,11 1 187,41 25. Sulawesi Tengah 186,14 293,39 672,77 23,72 1,24 269,71 153,57 1 600,54 26. Sulawesi Selatan 82,82 110,70 285,78 8,91 46,02 100,16 39,27 673,66 27. Sulawesi Tenggara 87,69 130,17 388,98 3,24-99,96 97,25 807,29 28. Gorontalo 95,64 85,36 271,93 1,61 18,01 73,82 31,70 578,07 29. Sulawesi Barat 82,64 265,30 243,69-0,09 7,44 18,19 617,35 30. Maluku 212,62 244,25 833,64 15,55-259,04 518,85 2 083,94 31. Maluku Utara 675,65 248,53 1 395,50 39,90-640,87 123,18 3 123,63 32. Papua Barat 328,93 321,88 1 600,94 2,79-291,75 75,67 2 621,97 33. Papua 661,90 218,94 2 323,56 23,08 14,31 118,07 860,41 4 220,28 INDONESIA 87,04 122,81 301,57 15,11 15,43 102,98 59,74 704,68 Nesparnas 2013 (Buku 2) 19

2.8. Rata-rata Pengeluaran Per Orang Per Perjalanan Menurut Provinsi Tujuan dan Jenis Pengeluaran Tahun 2012 (ribu rupiah) Tabel Provinsi Asal Akomodasi Makanan & Minuman Angkutan Jenis Pengeluaran Pertunjukan Hiburan, Jasa Rekreasi, pariwisata dan lainnya Kebudayaan Cinderamata/ Belanja Lainnya Jumlah (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 01. Aceh 52,51 107,19 149,35 12,56-69,74 78,02 469,37 02. Sumatera Utara 105,29 150,58 250,62 34,44 0,78 98,80 52,26 692,77 03. Sumatera Barat 41,94 90,24 210,28 17,02 0,41 51,95 26,64 438,49 04. Riau 101,53 148,10 294,82 11,64 16,77 116,45 127,89 817,20 05. Jambi 6,73 75,99 140,78 4,68-74,36 31,66 334,19 06. Sumatera Selatan 41,15 123,66 292,64 12,71-60,99 60,95 592,10 07. Bengkulu 48,78 127,51 145,39 3,04-58,48 32,02 415,21 08. Lampung 12,83 103,94 200,34 6,92 3,53 35,06 100,81 463,42 09. Kep. Bangka Belitung 7,55 35,60 244,77 9,18 0,81 50,49 10,11 358,51 10. Kepulauan Riau 205,42 239,66 510,09 47,30 2,59 246,76 26,89 1 278,72 11. DKI Jakarta 330,26 231,36 943,87 36,86 28,02 363,88 130,15 2 064,40 12. Jawa Barat 102,29 121,11 266,92 22,67 25,93 91,60 48,69 679,22 13. Jawa Tengah 42,02 80,41 218,95 9,22 9,60 83,74 34,11 478,05 14. DI Yogyakarta 92,17 119,88 477,26 14,99 33,93 147,99 33,93 920,14 15. Jawa Timur 62,71 96,94 239,44 14,91 14,20 78,34 69,71 576,26 16. Banten 61,75 87,51 234,30 9,78 0,66 50,55 32,68 477,24 17. B a l i 212,87 113,96 299,55 17,35 72,36 118,85 33,87 868,80 18. Nusa Tenggara Barat 54,17 112,23 173,93 9,40 10,69 155,89 84,20 600,51 19. Nusa Tenggara Timur 45,46 95,41 185,09 1,00-45,49 19,73 392,19 20. Kalimantan Barat 62,74 154,95 515,41 29,40-140,81 34,77 938,09 21. Kalimantan Tengah 54,31 187,64 152,36 2,87 12,63 86,19 97,11 593,09 22. Kalimantan Selatan 31,09 118,05 212,62 7,39 6,30 65,97 46,46 487,88 23. Kalimantan Timur 85,51 214,89 489,32 8,21 5,66 67,38 88,72 959,69 24. Sulawesi Utara 46,49 186,79 268,83 3,55 22,71 176,70 142,00 847,07 25. Sulawesi Tengah 65,10 146,21 232,73 12,63 1,18 54,90 8,25 521,00 26. Sulawesi Selatan 93,44 124,51 326,40 6,95 35,16 117,57 95,47 799,51 27. Sulawesi Tenggara 60,89 93,98 203,78 1,90-25,49 16,00 402,04 28. Gorontalo 10,68 69,40 84,14 0,03 20,54 41,10 24,76 250,67 29. Sulawesi Barat 11,67 248,47 126,96-0,12 11,03 24,04 422,29 30. Maluku 29,33 188,96 546,36 4,82 7,86 42,45 101,39 921,16 31. Maluku Utara 117,77 277,42 390,99 0,64-60,77 38,16 885,75 32. Papua Barat 149,02 249,76 1 146,72 6,30-102,74 59,90 1 714,44 33. Papua 74,06 178,56 1 083,52 17,31-240,29 143,98 1 737,72 INDONESIA 87,04 122,81 301,57 15,11 15,43 102,98 59,74 704,68 Nesparnas 2013 (Buku 2) 20