BAB I PENDAHULUAN. Hamid Edy Sunandi, Ekonomi Indonesia Dari Sentralisasi Ke Desaentralisasi, UII Press, Yogyakarta, 2006 hal 90.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. jumlah lapangan kerja yang mampu menyerapnya. Masalah pengangguran

I. PENDAHULUAN. tenaga kerja sebagai sumber daya manusianya. Standar dan kualitas tenaga. di pasar nasional, regional, maupun internasional.

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DKI JAKARTA AGUSTUS 2017

Keadaan Ketenagakerjaan Agustus 2017 Di Provinsi Sulawesi Barat

PEMETAAN POTENSI TENAGA KERJA DI KOTA PEKANBARU TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam bangsa, yaitu peningkatan pertumbuhan ekonomi, perubahan

KEADAAN KETENAGAKERJAAN MALUKU UTARA, FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI MALUKU UTARA, AGUSTUS 2015

BERITA RESMI STATISTIK

KEADAAN KETENAGAKERJAAN MALUKU UTARA, AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017

BPS PROVINSI JAWA BARAT

BERITA RESMI STATISTIK. Keadaan Ketenagakerjaan NTB Agustus Agustus 2017: Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) sebesar 3,32 persen

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2014

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA FEBRUARI 2014

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI D.I. YOGYAKARTA PADA FEBRUARI 2017 TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 2,84 PERSEN

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016

BERITA RESMI STATISTIK

BPS PROVINSI DKI JAKARTA

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA FEBRUARI 2013

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU AGUSTUS 2013

BPS PROVINSI DKI JAKARTA


KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016

BERITA RESMI STATISTIK

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAMBI AGUSTUS 2015

KONDISI KETENAGAKERJAAN SEKADAU TAHUN 2015

PROFILE UNIT PELAKSANA TEKNIS DAERAH (UPTD) BALAI LATIHAN KERJA DINAS SOSIAL TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KABUPATEN LOMBOK TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi pada tahun 2006

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA FEBRUARI 2012

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA FEBRUARI 2017

BERITA RESMI STATISTIK

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2015

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPRI

BERITA RESMI STATISTIK

BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini Indonesia sedang menghadapi ASEAN Economic Community atau

EXECUTIVE SUMMARY STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN BALAI LATIHAN KERJA INTERNASIONAL DI KABUPATEN BANYUWANGI

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI LAMPUNG FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN SULAWESI SELATAN FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2015

Keadaan Ketenagakerjaan Provinsi Jambi Agustus 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2015


Keadaan Ketenagakerjaan Provinsi Jawa Tengah Agustus 2017

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan ketenagakerjaan, yakni pengangguran merupakan salah satu

BERITA RESMI STATISTIK

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA FEBRUARI 2011

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2012

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN SUMATERA BARAT AGUSTUS 2014

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2014

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROV SUMSEL FEBRUARI 2016

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2015 AGUSTUS 2015: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA (TPT) SEBESAR 4,91 PERSEN

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH FEBRUARI 2012

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU, AGUSTUS 2015

PAPARANPERENCANAAN DAN PROGRAM KETENAGAKERJAAN KABUPATEN KEBUMEN TAHUN

KEADAAN KETENAGAKERJAAN BANTEN AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN RIAU AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2011

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN UTARA FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2014

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI LAMPUNG AGUSTUS 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PAPUA FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016 AGUSTUS 2016: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA (TPT) SEBESAR 4,31 PERSEN

KEADAAN KETENAGAKERJAAN SULAWESI SELATAN FEBRUARI 2016

Keadaan Ketenagakerjaan Bali Agustus 2017

BAB I PENDAHULUAN. yang berhubungan dengan warga negaranya. Terlebih pada negara-negara yang

Keadaan Ketenagakerjaan Sulawesi Selatan Agustus 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2015

Keadaan Ketenagakerjaan Maluku Utara Agustus 2017

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KEADAAN KETENAGAKERJAAN BANTEN AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU FEBRUARI 2013

KEADAAN KETENAGAKERJAAN SUMATERA UTARA FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2014

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI KABUPATEN NGADA

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI FEBRUARI 2017

BAB I PENDAHULUAN. tahunnya. Hal tersebut dibuktikan dengan riset yang dilakukan oleh Badan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia mempunyai luas wilayah yang sangat luas, terdapat banyak sumber daya alam dan banyaknya jumlah penduduk usia produktif, maka Indonesia merupakan negara yang potensial bagi penyediaan lapangan kerja maupun penyediaan tenaga kerja. Jumlah yang demikian besar merupakan modal besar bagi pembangunan sekaligus potensi konflik terbesar. Apabila jumlah penduduk yang besar ini dapat berdaya guna secara tepat maka akan memberikan kontribusi yang besar bagi kemaslahatan dan kemakmuran masyarakat Indonesia melalui pembangunan, akan tetapi hal itu sulit dicapai karena rendahnya kualitas masyarakat Indonesia, yang disebabkan oleh rendahnya tingkat pendidikan. Kepincangan dalam kesempatan berpartisipasi ini telah menumbuhkan rasa ketidakadilan. Pemerintah telah mengupayakan rangkaian proses perubahan struktural secara terus menerus dan berkesinambungan. Sasaran pembangunan adalah terlaksananya pemberdayaan masyarakat dan seluruh kekuatan ekonomi nasional serta terwujudnya kesejahteraan masyarakat yang ditandai oleh meningkatnya kualitas kehidupan yang layak dan bermartabat serta memberi perhatian utama pada tercukupnya kebutuhan dasar, yaitu pangan, sandang, papan, kesehatan, pendidikan dan lapangan pekerjaan1. Sebagai implementasi dari undang-undang nomor 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan. Perluasan kesempatan kerja pada pasal 39 yang berbunyi2 : 1 Hamid Edy Sunandi, Ekonomi Indonesia Dari Sentralisasi Ke Desaentralisasi, UII Press, Yogyakarta, 2006 hal 90. 2 Rukiyah L. Darda Syahrizal, Undang-Undang Ketenagakerjaan Dan Aplikasinya, Dunia Cerdas, Jakarta, 2013, hal 22. 1

2 1. Pemerintah bertanggung jawab mengupayakan perluasan kesempatan kerja baik didalam maupun diluar hubungan kerja. 2. Pemerintah dan masyarakat bersama-sama mengupayakan perluasan kesempatan kerja baik didalam maupun diluar hubungan kerja. 3. Semua kebijakan pemerintah baik pusat maupun daerah disetiap sektor diarahkan untuk mewujudkan perluasan kesempatan kerja baik didalam maupun diluar hubungan kerja. 4. Lembaga keuangan baik perbankan maupun non perbankan, dan dunia usaha perlu membantu dan memberikan kemudahan bagi setiap kegiatan masyarakat yang dapat menciptakan atau mengembangkan perluasaan kesempatan kerja. Pemberdayaan dan pendayagunaan tenaga kerja dimaksudkan untuk dapat memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi tenaga kerja Indonesia. Permasalahan yang dihadapi bangsa Indonesia adalah ketersediaan sumber daya manusia lebih besar daripada daya tampungnya (lapangan pekerjaan) sehingga menimbulkan permasalahan pengangguran. Permasalahan pengangguran merupakan permasalahan yang sampai saat ini belum bisa untuk diatasi oleh pemerintah nasional pada umumnya dan pemerintah daerah pada khususnya. Berbagai cara untuk mengatasi permasalahan ini sudah ditempuh oleh pemerintah namun masalah ini belum juga mampu untuk diselesaikan. Pengangguran ini muncul karena adanya ketidaksesuaian antara permintaan tenaga kerja dan penawaran tenaga kerja3. Pemecahan masalah pengangguran ini memerlukan proses dan waktu yang cukup panjang karena berlintas sektoral, namun prioritas jangka menengah pembangunan ekonomi ditekankan pada programprogram untuk meletakkan landasan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan. Sejalan dengan itu, maka kebijaksanaan pembangunan 3 Ni Wayan Budianto, Efektivitas Progrm Penanggulangan Pengangguran Krng Taruna Ek Taruna Bhakti Desa Sumerta Kelod Kecamatan Denpasar Timur Kota Denpasar,Jurnal Ekonomi &sosial, Vol 0,2 No 01 2008, hal 49.

3 nasional terangkai dari tiga arah kebijakan yang saling mendukung. Pertama, kebijaksanaan yang secara tidak langsung mengarah pada sasaran tetapi memberikan dasar tercapainya suasana yang mendukung kegiatan sosial ekonomi. Kedua, kebijaksanaan yang secara langsung mengarah pada peningkatan kegiatan ekonomi kelompok sasaran. Ketiga, kebijaksanaan khusus yang mencakup upaya-upaya khusus pemberdayaan masyarakat dan penanggulangan pengagguran4. Kabupaten Kudus juga tidak luput dari masalah penganguran yang terjadi di Indonesia. Data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik ketenagakerjaan Kabupaten Kudus tahun 2014 bahwa Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) mengindikasikan besarnya penduduk usia kerja yang aktif secara ekonomi di suatu wilayah. TPAK diukur sebagai persentase jumlah angkatan kerja (bekerja dan pengangguran) terhadap jumlah penduduk usia kerja. TPAK di Kabupaten Kudus pada Agustus 2014 tercatat sebesar 71,92 persen. Hal ini berarti bahwa dari 100 orang penduduk usia kerja, sekitar 72 orang termasuk angkatan kerja. Atau dapat diartikan dari 1000 orang penduduk usia kerja sekitar 719 orang diantaranya aktif secara ekonomi. Jika diamati menurut jenis kelamin menunjukan bahwa TPAK laki-laki jauh lebih besar dari pada TPAK perempuan, masing-masing sebesar 83,29 persen dan 61,17 persen. Sementara itu bila dibedakan menurut daerah, TPAK di perkotaan lebih tinggi dari pada TPAK di pedesaan. TPAK di daerah perkotaan 73,58 persen sedangkan di pedesaan sebesar 66,30 persen. 4 Hamid Edy Suandi, Op.Cip, hal 91.

4 Tabel 1.1 Penduduk usia kerja, angkatan kerja dan TPAK menurut Jenis kelamin dan daerah di kabupaten Kudus, Agustus 2014 URAIAN Jenis Kelamin Daerah TOTAL Laki-laki Perempuan Kota Desa Penduduk usai kerja 303.699 321.146 483.055 141.791 624.845 Angkatan kerja 252.965 196.451 355.406 94.010 449.416 83,29 61,17 73,57 66,30 71,92 TPAK Sumber : Data diambil dari dokumentasi Badan Pusat Statsitik (BPS) Kabupaten Kudus. Angustus 20145 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kabupaten Kudus pada Agustus 2014 tercatat sebesar 5,03 persen yang berarti bahwa dari 100 orang angkatan kerja terdapat sekitar 5 orang menganggur. Bila dilihat menurut jenis kelamin, TPT laki-laki lebih besar dari TPT perempuan, tercatat masing-masing sebesar 5,24 persen dan 4,76 persen. Pengamatan menurut tipe daerah terlihat bahwa TPT untuk daerah perkotaan sekitar 3,92 persen, jauh lebih kecil dibandingkan dengan TPT daerah pedesaan yang tercatat sebesar 9,25 persen. Tabel 1.2 Angkatan kerja, Pencarian kerja dan TPT menurut Jenis kelamin dan daerah di Kabupaten Kudus, agustus 2014 Uraian Jenis kelamin Laki-laki Daerah Perempuan Kota Desa Total Penduduk usia kerja 303.699 321.146 483.055 141.791 624.845 Angkatan kerja 252.965 196.451 355.406 94.010 449.416 Pengaggura 13.262 9.350 13.915 8.697 22.612 5,24 4,76 3,92 9,25 5,03 TPT Sumber :Data tabel diambil dari dokumentasi Badan Pusat Statsitik (BPS) Kabupaten Kudus. Angustus 20146. 5 Dokumentasi Badan Pusat Statsitik Kabupaten Kudus Angustus 2014.

5 Pengamatan menurut tingkat pendidikan tertinggi yang ditamatkan di Kabupaten Kudus didominasi oleh pekerja yang berpendidikan SD yang mencapai 39,97 persen atau sebanyak 167.032 orang, sedangkan pekerja yang berpendidikan SMP mencapai 28,27 persen atau sebanyak 114.868 orang, yang berpendidikan SMA mencapai 31,76 persen atau sebanyak 144.904 orang. Gambar 1.1 Penduduk Usia Kerja (15 Tahun Keatas) yang Bekerja Menurut Tingkat Pendidikan di Kabupaten Kudus Agustus 2014 < SD; 144.904 >SMA; 167.032 < SD SMP >SMA SMP; 114.868 Sumber: Data diambil dari dokumentasi Badan Pusat Statsitik (BPS) Kabupaten Kudus. Angustus 20147. Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial Kota Kudus sebagai salah satu instansi yang memberikan pelayanan publik bidang ketenagakerjaan diharapkan memberikan kemudahan pelayanan informasi, penyediaan fasilitas, serta melaksanakan program-program yang menunjang karier mereka di masa depan. Salah satu upaya yang dilakukan Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial Kota kudus untuk menekan angka pengangguran ialah melalui penyelenggaraan program pelatihan 6 7 Ibid. Ibid. kerja. Pelatihan tersebut meliputi kejuruan bahasa jepang,

6 kejuruan bahasa korea, kejuruan border, kejuruan bubut kayu, kejuruan stir mobil, komputer desain grafis, komputer web dan internet, komputer operator, las listrik, menjahit busana, otomotif mobil, otomotif motor, pertukangan kayu, tata boga, tata kecantikan rambut, tata rias manten dan teknologi mekanik, sumber dana pelatihan tersebut terbagi menjadi dua, yaitu dari APBN dan APBD yang bersumber dari Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT). Salah satu program pelatihan yang diadakan BLK Kudus adalah pelatihan otomotif motor yang dilaksanakan pada tahun 2014 dengan di ikuti oleh 128 peserta, terdiri dari latar belakang pendidikan yang berbeda-beda dimulai dari tingkat SD sampai SMA sederajat dimana setelah pelatihan setiap peserta mendapat fasilitas hibah peralatan otomotif. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya yang hanya diberi fasilitas peralatan otomotif perkelompok peserta8. Dalam tujuan pelatihan di BLK adalah penanggulangan pengangguran maka sejauhmana tujuan tersebut tercapai pada alumni pada pelatihan otomotif motor tahun 2014 Berdasarkan latar belakang diatas penulis mencoba mengangkat judul mengenai Efektivitas Pasca Pelatihan Otomotif Motor Di Balai Latihan Kerja (BLK) Kabupaten Kudus Dalam Upaya Pengentasan Penggangguran. B. Fokus Penelitian Penelitian ini difokuskan kepada upaya mengukur efektivitas pasca peserta pelatihan otomotif motor tahun 2014 setelah mengikuti program. C. Rumusan Masalah Berdasarkan paparan diatas, maka pertanyaan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Bagaimana pelaksanaan pelatihan otomotif motor dibalai latihan kerja (BLK) kabupaten Kudus? 8 Wawancara dari staf survey BLK bapak suhadi pada tanggal 30-12-2015.

7 2. Bagaimana efektifitas pasca pelatihan otomotif motor dibalai latihan kerja (BLK) dalam mengatasi pengangguran? D. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui pelaksanaan pelatihan otomotif motor di balai latihan kerja kabupaten Kudus. 2. Untuk mengetahui efektifitas pasca pelatihan otomotif motor dibalai latihan kerja (BLK) dalam mengatasi pengangguran. E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis a. Mengembangkan khasanah ilmu pengetahuan ekonomi, khususnya ekonomi islam mengenai manajemen sumberdaya manusia dan ketenagakerjaan. b. Sebagai bahan dasar untuk penelitian lebih lanjut mengenai ekonomi makro, secara umum mengenai ketenagakerjaan dan khususnya efektivitas program penaggulangan pengangguran melalui pelatihan keterampilan. c. Sebagai bahan dasar menambah wacana masyarakat tentang ketenagakerjaan serta sumber daya manusia. 2. Manfaat Praktis a. Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan oleh daerah Kabupaten Kudus dalam program penangulangan pengguran melaui pelatihan keterampilan. b. Merupakan sarana untuk menerapkan pengetahuan tentang teoriteori yang selam ini dipelajari di bangku perkuliahan dengan pelaksanaanya dilapangan. c. Bagi peneliti lain yang sejenis sedang melakukan penelitian dapat digunakan sebagai bahan acuan.

8 F. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan skripsi dimaksudkan untuk memberikan gambaran tentang dari masing-masing bagian atau yang saling berhubungan, sehingga nantinya akan diperoleh penelitian yang sistematis dan ilmiah. Adapun sistematika penelitian adalah sebagai berikut: 1. Bagian Muka Bagian muka ini, terdiri dari : halaman sampul, nota persetujuan pembimbing, nota pengesahan, pernyataan asli, halaman motto, halaman persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, dan daftar tabel. 2. Bagian Isi Pada bagian isi terdapat lima bab yang saling terkait, antara bab satu dengn bab lain saling berhubungan karena merupakan satu kesatuan yang utuh, kelima bab tersebut adalah sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN Dalam bab ini penulis membahas tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian manfaat penelitian, batasan penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II : KAJIAN PUSTAKA Pada bab ini membahas tentang teori efektivitas, pelatihan dan pengangguran, penelitian terdahulu, serta kerangka berfikir. Bab III : METODE PENELITIAN Bab ini berisi tentang jenis dan pendekatan penelitian, Sumber data, teknik pengumpulan data, uji keabsahan data, dan analisis data. Bab IV : HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi tentang gambaran umum objek penelitian, analisis data dan pembahasan.

9 Bab V : PENUTUP Bab ini berisi tentang kesimpulan, saran-saran, dan penutup. 3. Bagian akhir Pada bagian ini berisi tentang daftar pustaka, daftar riwayat hidup, dan lampian-lampiran