Majalah Aplikasi Ipteks NGAYAH : Volume 5, Nomor 1, Juli 2014 ISSN: X

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan yang terbesar di dunia,

KONDISI PERIKANAN DI KECAMATAN KUALA KAMPAR

f. Debit air untuk kolam air tenang 8-15 liter/detik/ha. Kondisi perairan tenang dan bersih, g. karena ikan nila tidak dapat berkembang biak dengan ba

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Balai Benih Ikan Inovatif ( BBII ) merupakan unit pelaksanaan teknis daerah

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Welly Yulianti, 2015

PENGARUH KUALITAS AIR TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN NILA (Oreochromis sp.) DI KOLAM BETON DAN TERPAL

Menanam Laba Dari Usaha Budidaya Kedelai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BUDIDAYA IKAN BELUT ( Synbranchus )

Bab 2 GAMBARAN UMUM LOKASI PROYEK

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. Pertumbuhan PDB Kelompok Pertanian di Indonesia Tahun

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka memenuhi kebutuhan gizi manusia. Perikanan budidaya dinilai

Peluang Usaha Budi Daya Ikan Lele

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KARYA ILMIAH KULIAH LINGKUNGAN BISNIS. Oleh: Nama : Fandhi Achmad Permana NIM : Kelas : 11-S1TI-11 Judul : Bisnis Budidaya Ikan Nila

Bab 4 GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Potensi perairan pantai Indonesia yang cukup luas adalah merupakan

I. PENDAHULUAN. potensi besar dalam pengembangan di sektor pertanian. Sektor pertanian di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KONDISI TERKINI BUDIDAYA IKAN BANDENG DI KABUPATEN PATI, JAWA TENGAH

I PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. (Bahari Indonesia: Udang [29 maret 2011Potensi]

LAPORAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

Tabel 7. Luas wilayah tiap-tiap kabupaten di Provinsi Jawa Barat. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. dari Afrika. Tahun 1969, ikan nila pertama kali didatangkan dari Taiwan ke Balai

GROUPER FAPERIK ISSN

BAB I PENDAHULUAN. pantai mencapai km dengan luas wilayah laut sebesar 7,7 juta km 2

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Produksi ikan nila (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas pembesaran di kolam air tenang

BAB I PENDAHULUAN. telah mendapat prioritas utama dalam pembangunan nasional karena. pembangunan ekonomi diharapkan dapat menjadi motor penggerak

Bab IV Deskripsi Tambak Silvofishery di Desa Dabung

PENDEDERAN IKAN PATIN DI KOLAM OUTDOOR UNTUK MENGHASILKAN BENIH SIAP TEBAR DI WADUK MALAHAYU, BREBES, JAWA TENGAH

78 L A M P I R A N 78

I. PENDAHULUAN * 2009 ** Kenaikan ratarata(%)

BAB I PENDAHULUAN. terhadap sektor perikanan dan kelautan terus ditingkatkan, karena sektor

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. dari penangkapan ikan di laut. Akan tetapi, pemanfaatan sumberdaya tersebut di

PARAMETER KUALITAS AIR

PENGEMBANGAN USAHA BUDIDAYA IKAN PADA KELOMPOK IKAN DI DESA JATISARI KECAMATAN JATISRONO KABUPATEN WONOGIRI

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. luas dan garis pantai yang panjang menjadi daya dukung yang sangat baik untuk

PERIKANAN BUDIDAYA (AKUAKULTUR) Riza Rahman Hakim, S.Pi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

nila dibedakan menjadi dua yaitu pakan

PENDAHULUAN. swasembada beras. Produksi yang melebihi kebutuhan konsumsi penduduk, menempatkan daerah ini sebagai daerah suplai beras dan penyangga

LINGKUNGAN BISNIS PELUANG BISNIS BUDIDAYA IKAN MAS : IMADUDIN ATHIF N.I.M :

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris dan maritim memiliki potensi besar dalam

BAB I PENDAHULUAN. Potensi kekayaan alam yang dimiliki Indonesia sangatlah berlimpah, mulai

USAHA PEMBENIHAN IKAN (salah satu faktor penentu di dalam usaha budidaya ikan)

V. GAMBARAN UMUM 5.1. Wilayah dan Topografi 5.2. Jumlah Kepala Keluarga (KK) Tani dan Status Penguasaan Lahan di Kelurahan Situmekar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Teknik Budidaya Ikan Nila, Bawal, dan Udang Galah

I. PENDAHULUAN. rumah kaca yang memicu terjadinya pemanasan global. Pemanasan global yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

V. GAMBARAN UMUM PETERNAKAN MAJU BERSAMA. 5.1.Gambaran Umum Desa Cikarawang

1. PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki jumlah penduduk yang

IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Kondisi Geografis dan Iklim

DAFTAR TABEL. vii. Tabel 4.5 Perbandingan Pendapatan Budidaya Tambak di Kabupaten Pangkajene dan

MANAJEMEN KUALITAS AIR PADA PEMBESARAN IKAN NILA SALIN (Oreochromis aureus x niloticus) DI INSTALASI BUDIDAYA AIR PAYAU KABUPATEN LAMONGAN

4. KEADAAN UMUM 4.1 Kedaan Umum Kabupaten Banyuwangi Kedaan geografis, topografi daerah dan penduduk 1) Letak dan luas

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Petani rumput laut yang kompeten merupakan petani yang mampu dan menguasai

VI. ANALISIS ASPEK-ASPEK NON FINANSIAL

BUPATI PASURUAN PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM INTENSIFIKASI PERTANIAN KABUPATEN PASURUAN TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. memiliki prospek cerah untuk dikembangkan, karena ikan lele merupakan. air tawar yang sangat digemari oleh masyarakat.

BAB 1 PENDAHULUAN. global saat ini. Sektor ini bahkan berpeluang mengurangi dampak krisis karena masih

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki sekitar pulau

Sebagai acuan / pedoman pelaku percontohan budidaya lele dengan menggunakan pakan (pellet) jenis tenggelam.

USAHA PERIKANAN TANGKAP DAN BUDIDAYA SEBAGAI MATA PENCAHARIAN ALTERNATIF

PENGARUH PENGGUNAAN PUPUK CAIR AMINA TERHADAP PERTUMBUHAN BIOMAS PLANKTON SEBAGAI BAHAN PENYUBUR TANAH

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

BAWANG MERAH. Tanaman bawang merah menyukai daerah yang agak panas dengan suhu antara

VII. ANALISIS SITUASI USAHA PERKEBUNAN DAN AGROINDUSTRI NENAS DI KABUPATEN SUBANG DAN KARAWANG

I. PENDAHULUAN. bagian integral dari pembangunan nasional mempunyai peranan strategis dalam

TUGAS AHIR KULIAH LINGKUNGAN BISNIS

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi di Indonesia yang mulai terjadi sekitar pertengahan 1997

TINJAUAN PUSTAKA. lahan budidaya sehingga dapat meningkatkan jumlah lapangan kerja untuk

II. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi lele menurut SNI (2000), adalah sebagai berikut : Kelas : Pisces. Ordo : Ostariophysi. Famili : Clariidae

IV. KEADAAN UMUM DAERAH. RW, 305 RT dengan luas wilayah ha, jumlah penduduk jiwa.

BAB I PENDAHULUAN. Agribisnis merupakan serangkaian kegiatan yang terkait dengan upaya

I. PENDAHULUAN. pembangunan di Indonesia yakni sektor pertanian. Sektor pertanian. merupakan sektor yang penting dalam pembangunan Indonesia karena

PENGGUNAAN AERASI AIR MANCUR (FOINTAIN) DI KOLAM UNTUK PERTUMBUHAN IKAN NILA GIFT(Oreochromis niloticus)

Potensi Kota Cirebon Tahun 2010 Bidang Pertanian SKPD : DINAS KELAUTAN PERIKANAN PETERNAKAN DAN PERTANIAN KOTA CIREBON

ANALISIS TATANIAGA IKAN PATIN DI TINGKAT PEDAGANG BESAR PENERIMA

MANAJEMEN BUDIDAYA IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus) DI KAMPUNG LELE, KABUPATEN BOYOLALI, JAWA TENGAH

TEKNOLOGI TEPAT GUNA PEMBUATAN TANGGUL KOLAM PEMBIBITAN LELE DI DAERAH RAWA

LAPORAN KEGIATAN LAPANGAN PERJALANAN LOMBOK 8-14 JULI Determinasi Potensi Penyakit Aeromonas pada Ikan Budidaya Judul Kegiatan

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BOKS 2 HASIL KAJIAN POTENSI RUMPUT LAUT DI KABUPATEN ROTE NDAO

PENERAPAN BUDIDAYA LELE SISTIM BIOFLOK UNTUK DAERAH LAHAN SEMPIT DAN KEKURANGAN AIR

Prosiding Pekan Serealia Nasional, 2010 ISBN :

BAB I PENDAHULUAN. (merah). Banyaknya vitamin A pada tanaman tomat adalah 2-3 kali. banyaknya vitamin A yang terkandung dalam buah semangka.

BAB I PENDAHULUAN. buatan. Diperairan tersebut hidup bermacam-macam jenis ikan. Hal ini merupakan

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan

I. DESKRIPSI KEGIATAN

Gambar 3. Kolam yang diperguanak untuk Percontohan

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendukung pembangunan ekonomi nasional. Namun potensi tersebut. dengan pasokan produk kelautan dan perikanan.

Bisnis Budidaya Ikan Bawal

Transkripsi:

PENINGKATAN PRODUKSI IKAN NILA MELALUI TEKNIK BUDIDAYA MENGGUNAKAN PAKAN ALAMI 1 Hasrun 2, Muhammad Jamal 2, Rustam 2 1 Program Ipteks Bagi Masyarakat 2 Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Muslim Indonesia, Jl. Urip Sumihardjo Km. 5 Makassar ; alamat e-mail : abdullah.hasrun@yahoo.com Ringkasan Eksekutif Pengelolaan perikanan tawar di kabupaten Pangkep belum dilakukan secara optimal. Usaha budidaya ikan tawar masih dalam skala rumah tangga, bahkan sebagian rumah tangga hanya menjadikannya sebagai usaha sampingan untuk menambah pendapatan. Permasalahan yang dihadapi oleh Kelompok mitra (kelompok Alau Lempong dan kelompok Pasar lama) adalah 1) permasalahan dalam aspek produksi dan 2) aspek manajemen usaha. Permasalahan aspek produksi menghasilkan produksi budidaya ikan nila rendah dan secara linier berpengaruh terhadap harga jual. Sedangkan penerapan manajemen usaha yang kurang baik akan menghambat sistem produksi dan mengurangi keuntungan kelompok tani ikan. Tujuan dari program Ibm kelompok budidaya ikan nila di Kabupaten Pangkep adalah memberikan penyuluhan dan pendampingan kepada kelompok mitra untuk meningkatkan produksi dan meningkatkan kesejahteraan anggota kelompok. Metode pendekatan yang digunakan dalam menyelesaikan permasalahan prioritas mitra yang telah disepakati bersama dalam kurun waktu realisasi program IbM adalah menerapkan sistem latihan serta menggunakan metode penyuluhan dan pendampingan. Dua kelompok mitra yang terpilih yaitu Kelompok Pasar Lama dan Kelompok Alau Lempong. Penentuan kelompok berdasarkan purposive sampling dengan alasan bahwa kedua kelompok tersebut memiliki produk dan potensi pasar yang baik. Kata-kata kunci: ikan nila, produksi, manajemen usaha, kabupaten Pangkep. A. PENDAHULUAN Kabupaten Pangkep adalah salah satu kabupaten di Sulawesi Selatan yang terletak antara 110º BT dan 4º.40 LS - 8º.00 LS, dengan batas batas administrasi meliputi: sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Barru, sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Maros, sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Bone, dan sebelah Barat berbatasan dengan Pulau Kalimantan, Pulau Jawa dan Madura, serta Pulau Bali. Kabupaten Pangkep memiliki luas wilayah 12.362,73 km 2 dengan luas wilayah daratan 898,29 km² dan wilayah laut 11.464,44 Km² (Gambar 1). Kabupaten Pangkep terletak di pesisir pantai barat Sulawesi Selatan yang terdiri dari dataran rendah dan pegunungan. Dataran rendah seluas 73.721 Ha membentang dari garis pantai barat ke timur terdiri dari persawahan, tambak, rawa-rawa, dan empang. Daerah pegunungan berada pada ketinggian 100 1000 m di atas permukaan air laut, yang terletak di sebelah timur dan merupakan wilayah 1

yang banyak mengandung batu cadas, batu bara, serta berbagai jenis batu marmer. Temperatur udara berada pada kisaran 21ºC - 31 C dengan rata-rata 26,4º C. Kondisi angin berada pada kecepatan lemah sampai sedang, dengan curah hujan rata-rata mencapai 666/153 hari hujan. Gambar 1. Peta lokasi Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan Kegiatan perikanan adalah berupa kegiatan budidaya yaitu ikan bandeng sebagai jenis komoditi terbesar yang dihasilkan dari tambak, selanjutnya budidaya udang windu, udang putih dan rumput laut (Tabel 1). Tabel 1. Produksi budidaya di Kab. Pangkep No. Jenis Komoditi yang Produksi Dibudidayakan (ton) 1 Ikan Bandeng 3.557,1 2 Udang Windu 369,5 3 Udang Putih 65,7 4 Rumput Laut 8.241 Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pangkep (2008). Selain kegiatan budidaya air payau, di Kabupaten Pangkep tepatnya di Kelurahan Bonto-bonto, Kecamatan Ma'rang ditemukan kegiatan budidaya kolam (empang) untuk ikan-ikan air tawar seperti ikan Nila, ikan Lele, ikan Mas, ikan Bawel, ikan Patin, dan ikan Gurami. Meskipun kegiatan budidaya perikanan tawar baru dilaksanakan oleh masyarakat namun memiliki prospek yang sangat baik untuk dikembangkan. Masih banyak peluang usaha yang belum dilirik oleh masyarakat dalam sektor perikanan tawar. Hal ini terlihat dari potensi lahan yang tersedia, benih dan pemasaran. Kelompok masyarakat yang dibina adalah kelompok tani ikan Pasar Lama. Kelompok ini adalah kelompok produksi budidaya ikan Nila. Kelompok kedua adalah kelompok Alau Lempong yang juga berperan sebagai kelompok produksi. Kelompok Pasar Lama berada di Lingkungan Bontobonto, sedangkan kelompok Alau Lempong berada di Lingkungan Panyili. Kedua kelompok tersebut berada pada Kecamatan yang sama yaitu Kecamatan Ma rang, Kabupaten Pangkep. Masing-masing kelompok ini beranggotakan 10 orang dan tinggal menetap seluruhnya di wilayah tersebut. Selain sebagai petani ikan, setiap 2

anggota kelompok memiliki usaha lainnya yaitu bertani, berkebun dan beternak. Rata-rata anggota kelompok memiliki 1-2 kolam ikan. Tingkat pendidikan anggota kelompok tani ikan cukup beragam, ada yang hanya tamatan SD, SMP, dan SMA. Pengelolaan perikanan tawar di daerah ini belum dilakukan secara optimal. Usaha budidaya ikan tawar masih dalam skala rumah tangga, bahkan sebagian rumah tangga hanya menjadikannya sebagai usaha sampingan untuk menambah pendapatan. Selain itu kolam ikan yang digunakan umumnya berasal dari tambak bandeng atau udang dengan 1 (satu) pintu air yang berfungsi ganda sebagai pintu air masuk sekaligus sebagai pintu air keluar. Sumber air hanya berasal dari sungai disekitarnya yang berfungsi pada saat musim hujan. Selain itu mereka belum melakukan upaya pendederan benih, sehingga berpengaruh terhadap tingkat kematiannya. Disamping itu belum ada pemupukan kolam dilakukan dan pemberian makanan sehingga ikan yang dipelihara memiliki pertumbuhan yang sangat lama bahkan menurut mereka C. METODE Metode pendekatan yang digunakan dalam menyelesaikan permasalahan prioritas mitra yang telah disepakati bersama dalam kurun waktu realisasi program IbM adalah menerapkan sistem latihan serta menggunakan metode penyuluhan dan pendampingan. Dua kelompok mitra yang terpilih yaitu Kelompok Pasar Lama dan Kelompok Alau Lempong. Penentuan kelompok berdasarkan purposive sampling dengan alasan bahwa kedua kelompok tersebut memiliki produk dan potensi pasar yang baik. D. KARYA UTAMA masa pemeliharaan bisa mencapai 2 tahun. Hasil wawancara dengan kelompok mitra diperoleh banhwa produksi ikan nila dalam satu kali musim mencapai 100-200 kg dengan padat penebaran 5000 ekor benih. B. SUMBER INSPIRASI Kendala yang dihadapi oleh mitra adalah menyangkut manajemen usaha dan produksi, yaitu: a. Kontinuitas dan kuantitas produksi hasil panen ikan masih rendah karena teknologi budidaya kolam ikan air tawar belum dikuasai dengan baik, dan b. Hasil panen umumnya cepat membusuk sehingga menurunkan kualitas produk karena metode penanganan pasca panen belum dikuasai dengan baik serta masalah manajemen usaha a. Perencanaan belum disiapkan secara tepat, b. Jenis usaha masih berbentuk konvensional/ tradisional belum berbentuk usaha mikro, c. Sistem administrasi keuangan belum ada dan kalaupun ada sangat buruk dan d. Pemasaran produk belum baik Karya utama program adalah berupa peningkatan produksi ikan nila melalui teknik budidaya menggunakan pakan alami. E. ULASAN KARYA Aspek Produksi Pada program IbM tim membantu mitra dalam meningkatkan produksi ikan nila melalui teknik pemupukan yang tepat untuk menumbuhkan pakan alami sebagai makanan ikan nila di kolam. Hal ini dilakukan agar kegiatan budidaya ikan nila kelompok mitra tetap bisa berjalan, mengingat harga pakan alami (pellet) cukup mahal. Teknik pemupukan untuk menumbuhkan pakan 3

alami juga tidak berdampak terhadap peningkatan daya racun khususnya amonia terhadap ikan nila yang dipelihara. Persyaratan lahan/kolam perlu diperhatikan dengan baik seperti tanah untuk kolam adalah jenis tanah liat, tidak berporos. Kualitas air untuk pemeliharaan Ikan Nila harus bersih, tidak terlalu keruh dan tidak tercemar bahan-bahan kimia beracun, dan minyak/limbah pabrik. Air yang kaya plankton dapat berwarna hijau kekuningan dan hijau kecokelatan karena banyak mengandung Diatomae. Tingkat kecerahan air dapat diukur dengan alat yang disebut piring secchi (secchi disc). Pada kolam angka kecerahan yang baik antara 20 30 cm. Tanah dasar dikapur untuk memperbaiki ph tanah dan memberantas hama. Setelah itu, pupuk anorganik ditabur dan diaduk dengan tanah dasar kolam. Setelah semuanya siap, kolam diairi. Mula-mula sedalam 5 10 cm dan dibiarkan 2 3 hari agar terjadi mineralisasi tanah dasar kolam. Lalu tambahkan air lagi sampai kedalaman 75 100 cm. Kolam siap untuk ditebari bibit ikan nila hasil pendederan jika fitoplankton telah terlihat tumbuh dengan baik. Fitoplankton yang tumbuh dengan baik ditandai dengan perubahan warna air kolam menjadi kuning kehijauan. Jika diperhatikan, pada dasar kolam juga mulai banyak terdapat organisme renik yang berupa kutu air, jentik-jentik serangga, cacing, anakanak siput dan sebagainya. Selama pemeliharaan ikan, ketinggian air kolam diatur sedalam 75 100 cm. Pemupukan susulan harus dilakukan 2 minggu sekali, yaitu pada saat makanan alami sudah mulai habis (gambar 1). Gambar 2.(A) Contoh pupuk anorganik yang digunakan oleh kelompok mitra setelah memperoleh binaan dari tim IbM dalam rangka peningkatan produk dan (B). Kolam yang sudah dipupuk. Kesuksesan untuk meningkatkan produksi budidaya ikan nila ditentukan pula oleh pemilihan benih. Benih ikan nila yang baik dan berkualitas akan memberikan nilai tambah ekonomi yang memuaskan. Benih nila yang unggul memiliki ciri-ciri sebagai berikut (a) pertumbuhannya sangat cepat; (b) sangat responsif terhadap makanan yang diberikan; (c) resisten terhadap serangan hama dan (d) dapat hidup dan tumbuh baik pada lingkungan perairan. Dalam kegiatan Ibm tim memberikan keterampilan kepada kelompok mtra untuk melaukan pendederan benih sebelum ditebar dengan tujuan agar kelangsungan hidup benih lebih tinggi. Cara pendederan benih yaitu sebagai berikut : (a) benih yang baru dibeli oleh petani yang ditampung dalam pelastik dimasukkan dalam kolam pendederan untuk aklimatisasi; (b) setelah aklimatisasi benih yang berada di dalam kantong plastik kemudian dimasukkan ke dalam kolam pendederan dengan 4

dihitung terlebih dahulu; (c) setiap 1 minggu sekali, benih disampling untuk mengetahui pertumbuhan ukurannya dan setelah mencapai ukuran 3 cm benih siap ditebar ke kolam pembesaran (gambar 2). Gambar 3.(C) Sampling benih di kolam pendederan (D) benih siap tebar (E) Ukuran ikan setelah 2 bulan dipelihara (F). Ukuran ikan saat di panen. Pemeliharaan ikan nila dilakukan di kolam dengan pengairan yang baik. Pada benih nila yang dipelihara diberikan zat perangsang tumbuh agar ikan nila yang dipelihara cepat besar dan memiliki nafsu makan yang tinggi. Selama masa pemeliharaan dilakukan terus pemantauan/monitoring terhadap kualitas air terutama parameter oksigen terlarut dan ph. Kualitas air yang baik untuk pemeliharaan ikan nila berkisar 4 mg/l, dan nilai ph sekitar 6-7. Sedangkan menurut SNI (2009) dan Susanto (2009), menyatakan parameter kualitas air yang baik untuk pemeliharaan ikan nila adalah, suhu 25-32 o C, oksigen 3 mg/l, dan ph 6,5-8,5. Disamping monitoring terhadap kualitas air dilakukan pula kegiatan sampling terhadap pertumbuhan ikan dan kondisi fisik agar mudah diketahui jika ikan berada dalam kondisi yang sakit. Masa pemeliharaan ikan nila ini berlangsung selama kurang lebih 5 bulan dengan ukuran per ekor saat dipanen kurang lebih 150-200 gr, sehingga jumlah produksi yang dihasilkan dalam satu musim mencapai 450-600 kg. Aspek Manajemen Usaha Aspek manajemen usaha hampir belum diterapkan oleh kelompok mitra misalnya manajemen produksi dan manajemen pasar. Untuk itu tim IbM membantu kelompok mitra dalam perbaikan sistem manajemen produksi dan manajemen pasar. Dalam manajemen produksi kelompok mitra diajarkan sistem produksi agribisnis perikanan yang berorientasi pada pertimbangan bisnis (ekonomi) dan teknologi (biologi). Berdasarkan pertimbangan bisnis sepesie ikan yang dipilih (nila) harus berorientasi pasar (berapa permintaan, waktu permintaan, kompetitor yang bergerak dalam komoditas tersebut dan tingkat kejenuhan pasar). Pasar ikan nila di lokasi Ibm tersedia sehingga para petani dengan mudah dapat menjualnya qhanya saja harganya cukup rendah. Untuk meningkatkan harga jual ikannya, petani ikan harus menjual komoditasnya ke Kota lain mislnya ke 5

Makassar, sehingga petani ikan (kelompok mitra) harus menjaga tingkat kesegaran ikannya misalnya dengan menerapkan sistem rantai dingin, yaitu jumlah dan kualitas es yang digunakan untuk mempertahankan kesegaran bahan baku selama pengangkutan serta perlakuan yang benar terhadap bahan baku ketika dimasukkan ke dalam freezer. Penerapan sistem rantai dingin terhadap bahan baku adalah penting dalam mempertahankan kesegaran ikan sebagai bahan baku dan akan mencegah kerusakan ikan lebih lama (BIM 2012). Manajemen produksi penting dilakukan sebelum memulai agribisnis perikanan. Perencanaan yang telah dibuat menjadi pegangan dalam pelaksanaan produksi dan segala kemungkinan yang terjadi dalam pelaksanaan tersebut dapat diprediksi dan diantisipasi. Kegagalan suatu proses produksi seringkali disebabkan oleh kegagapan dan kepanikan yang dialami oleh pelaku produksi karena kurang atau tidak dapat memprediksi kemungkinan terburuk yang akan terjadi ketika proses produksi sedang berjalan. Dengan perencanaan produksi yang baik diharapkan tujuan yang ingin dicapai dalam melakukan produksi yakni menghasilkan ikan secara tepat waktu, tepat jumlah, tepat harga, serta efisien dapat tercapai (Effendi dan Oktariza, 2006). F. KESIMPULAN Hasil kegiatan program IbM ini terdiri dari dua aspek, yaitu peningkatan aspek produksi dan perbaikan aspek manajemen usaha. Kelompok mitra telah memiliki kemampuan untuk menghasilkan produk nila dengan teknik menumbuhkan pakan alami melalui pemupukan, menerapkan sistem rantai dingin pada suplai bahan baku, dan sistem manajenen usaha dengan perencanaan produksi yang baik. G. DAMPAK DAN MANFAAT KEGIATAN Peningkatan wawasan dan pengetahuan serta keterampilan yang telah diperoleh akan memotivasi kelompok usaha mitra dalam meningkatkan produksi ikan nila dengan teknik menumbuhkan pakan alami melalui pemupukan akan mempermudah kelompok usaha mitra dalam memenuhi permintaan konsumen dan memperluas jaringan pemasaran. H. DAFTAR PUSTAKA (1) BIM. 2012. BIM Guidance note for Retailers Cold Chain Management for Seafood. Board Lascaigh Mhara. Irish Sea Fisheries Board (2) [DKP] Dinas Kelautan dan Perikanan kabupaten Pangkep Sulawesi Selatan. Laporan Statistik Perikanan 2008. (3) Effendi I. dan Oktariza, W. 2006. Manajemen Agribisnis Perikanan. Penebar Swadaya. (4) Susanto, H. 2009. Budidaya Ikan di Pekarangan (Edisi Revisi). Penebar Swadaya. (5) SNI 7550: 2009. Produksi Ikan Nila (Oreochromis niloticus Bleeker) Kelas Pembesaran di Kolam Air Tenang) I. PERSANTUNAN Penulis menghaturkan terima kasih kepada a)direktur DP2M Dikti atas kepercayaan dan dana yang telah diberikan, b ) Ketua LPMD Universitas Muslim Indonesia atas kesempatan dan bimbingannya, c ) Ketua Kelompok Petani Ikan Pasar Lama dan Ketua Kelompok Petani Ikan Alau Lempong atas kerjasamanya selama program IbM berlangsung. 6