BAB III LANDASAN TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
Prosiding Teknik Pertambangan ISSN:

BAB V PEMBAHASAN. perkecil ukurannya sebesar ton per bulan. Sedangkan kemampuan

BAB II TINJAUAN UMUM

Proposal Kerja Praktek Teknik Pertambangan Universitas Halu Oleo

[TAMBANG TERBUKA ] February 28, Tambang Terbuka

ejournal Teknik sipil, 2012, 1 (1) ISSN ,ejurnal.untag-smd.ac.id Copyright 2012

IV. PRODUKTIVITAS ALAT BERAT

BAB III TEORI DASAR. Mesin Diesel. Diferensial Kontrol Kemudi Drive Shaft. Gambar 3.1 Powertrain (Ipscorpusa.com, 2008)

usaha dari segi keuntungan. Analisis finansial dilakukan dengan menggunakan

BAB III LANDASAN TEORI

ALAT GALI. Backhoe dan Power Shovel disebut juga alat penggali hidrolis karena bucket digerakkan secara hidrolis.

OPTIMALISASI PRODUKSI PERALATAN MEKANIS SEBAGAI UPAYA PENCAPAIAN SASARAN PRODUKSI PENGUPASAN LAPISAN TANAH PENUTUP DI PT


PERHITUNGAN PRODUKTIVITAS BULLDOZER PADA AKTIVITAS DOZING DI PT. PAMAPERSADA NUSANTARA TABALONG KALIMANTAN SELATAN

ANALISIS TEMPAT KERJA

PRODUKSI ALAT BERAT Rumus umum produksi alat :

BAB III LANDASAN TEORI

LOADER Alat untuk memuat material ke dump truck, atau memindahkan material, penggalian ringan. Produksi per jam (Q)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TANAH DASAR (SUB GRADE)

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS KAPASITAS PRODUKSI EXCAVATOR PADA PROYEK PERUMAHAN PERTAMINA CIBUBUR

PROSES PENAMBANGAN BATUBARA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Teknik Pelaksanaan & Alat Berat ( TPAB )

Makalah. Pengantar Teknologi Mineral Alat Gali dan Alat Muat. Disusun Oleh : MUSTARI NUR ALAM DBD TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK

Penambangan Bijih Nikel di Pomalaa

MENGHITUNG HARGA SATUAN ALAT

ALAT PENGANGKAT CRANE INDRA IRAWAN

BAB V PEMBAHASAN 5.1 Metode Penambangan 5.2 Perancangan Tambang Perancangan Batas Awal Penambangan

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR GAMBAR... vi DAFTAR TABEL... vii DAFTAR LAMPIRAN... viii

BAB III METODOLOGI DAN PEMBAHASAN START. Identifikasi masalah. Pengolahan data stockpile hingga menjadi model. Analisa pengadaan alat berat

BAB III METODOLODI PERHITUNGAN

ANALISA JUMLAH ARMADA TRUCK YANG EKONOMIS MENGGUNAKAN TEORI BARISAN PADA PEKERJAAN PEMINDAHAN TANAH MEKANIS

BAB IV PENAMBANGAN 4.1 Metode Penambangan 4.2 Perancangan Tambang

MATERI 4 ASPEK TEKNIS DAN TEKNOLOGIS. e. Spesfifikasi Bahan Baku dan Hasil c. Tenaga Kerja

SCRAPER. Pada umumnya lapisan tanah yg dpt dikelupas oleh scraper mempunyai ketebalan : + 10 cm.

TINJAUAN PELAKSANAAN PEMADATAN TANAH UNTUK PEKERJAAN JALAN DI KABUPATEN PURBALINGGA

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan penggunaan dana yang besar, serta memiliki resiko yang besar pula.

PENGEMBANGAN TANAH MEKANIK (PTM) & ALAT ALAT BERAT BAGIAN VII BIAYA ALAT ALAT BERAT OLEH. FILIYANTI TETA ATETA BANGUN, ST., M.Eng.

MACAM-MACAM ALAT-ALAT BERAT

ANALISIS KOEFISIEN TAHANAN GULIR ALAT ANGKUT DUMP TRUCK PADA JALAN ANGKUT DI KUARI BATUGAMPING

PERHITUNGAN PEMINDAHAN TANAH MEKANIS PADA PEKERJAAN PEMATANAGN LAHAN PERUMAHAN PANORAMA ALAM ASRI II KEC. SUNGAI KUNJANG SAMARINDA

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN:

Metode Tambang Batubara

DAFTAR ISI. Halaman RINGKASAN... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vi DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR TABEL... xi DAFTAR LAMPIRAN...

KARAKTERISTIK TANAH. Angga Yuhistira Teknologi dan Manajemen Lingkungan - IPB

Jurnal Teknologi Pertambangan Volume. 1 Nomor. 2 Periode: Sept Feb. 2016

BATUAN PEMBENTUK PERMUKAAN TANAH

BAB II PEMBAHASAN MATERI. digunakan untuk memindahkan muatan di lokasi atau area pabrik, lokasi

BAB II TINJAUAN UMUM

2 Dosen Jurusan Teknik Pertambangan, Sekolah Tinggi Teknologi Nasional.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Tabel I-1 Aktivitas operasional Alat Berat CV Kurnia Gemilang. Jenis Pekerjaan. Komatsu Type PC Sumber : CV Kurnia Gemilang

Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.15 No.3 Tahun 2015

BAB I PENDAHULUAN. tujuan untuk mencapai profit atau keuntungan yaitu peningkatan revenue

BAB II PEMBAHASAN MATERI. industri, tempat penyimpanan dan pembongkaran muatan dan sebagainya. Jumlah

BAB II LANDASAN TEORI

EVALUASI KINERJA EXCAVATOR BACKHOE

KESERASIAN ALAT MUAT DAN ANGKUT UNTUK KECAPAIAN TARGET PRODUKSI PENGUPASAN BATUAN PENUTUP PADA PT. ADARO INDONESIA KALIMANTAN SELATAN

Gambar 2.1 Dump Truck Sumber:Lit 6

LAMPIRAN 1. Baru Kredit, suku bunga %/Thn Bekas Leasing, suku bunga %/Thn Lainnya, sebutkan!

TAHAP PELAKSANAAN PEKERJAAN TANAH

TINJAUAN PUSTAKA. rangkaian kegiatan yang dimaksudkan untuk mempersiapkan dan memudahkan

KAJIAN TEKNIS KERJA ALAT GALI MUAT UNTUK PENGUPASAN LAPISAN TANAH PUCUK PADA LOKASI TAMBANG BATUBARA DI PIT

STUDI TEKNIS PENGEBORAN 3 STEEL DAN 4 STEEL UNTUK PENYEDIAAN LUBANG LEDAK DI PT SEMEN TONASA KABUPATEN PANGKEP PROVINSI SULAWESI SELATAN

BAB III METODOLOGI Data Data-data yang didapat dalam proyek gedung Ditjen Dikti Jakarta merupakan data-data umum dan teknis berupa :

Jurnal Teknologi Pertambangan Volume. 1 Nomor. 1 Periode: Maret-Agustus 2015

BAB III BAGIAN BAGIAN DASAR PADA EXCAVATOR TYPE JS 200

ANALISA BIAYA PENGGUNAAN ALAT BERAT

PELATIHAN OPERATOR MESIN PEMECAH BATU NOMOR MODUL CPO - 04 JUDUL MODUL LAPORAN OPERASI DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM UMUM OHT 1

KAJIAN TEKNIS ALAT GALI MUAT DAN ALAT ANGKUT DALAM UPAYA MEMENUHI SASARAN PRODUKSI PENGUPASAN LAPISAN TANAH PENUTUP PADA PENAMBANGAN BATUBARA DI PT

RENCANA TEKNIS PENATAAN LAHAN PADA BEKAS PENAMBANGAN BATU ANDESIT DI QUARRY 1 PT. HOLCIM BETON PASURUAN JAWA TIMUR

BAB V PEMBAHASAN. 785 TKPH Site vs TKPH Rating. Gambar 5.1. Grafik TKPH site vs TKPH rating HD-785

KAJIAN TEKNIS BELT CONVEYOR DAN BULLDOZER DALAM UPAYA MEMENUHI TARGET PRODUKSI BARGING PADA PT ARUTMIN INDONESIA SITE ASAM-ASAM

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN:

Kajian Biaya Produksi Pemindahan Material Batugamping dari Room of Material ke Crusher di PT Lafarge Cement Indonesia, Lhoknga, Aceh Besar

STUDI PEMILIHAN ALTERNATIF PENGADAAN KENDARAAN OPERASIONAL TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH DI TPA NGIPIK KABUPATEN GRESIK

Skip 40 60% (sebenarnya bisa 100%) Gambar 22 PERBANDINGAN KEMAMPUAN MENGATASI KEMIRINGAN JALAN DARI ALAT- ALAT ANGKUT

STUDI ANALISIS INVESTASI ALAT BERAT

MODUL POWER THRESHER. Diklat Teknis Dalam Rangka Upaya Khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi Pertanian dan BABINSA

BAB VI POLA EKSTRAKSI AKTUAL DAN ANALISA EKONOMI PENAMBANGAN PASIR BESI

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... Bab

METODE PELAKSANAAN BENDUNGAN

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada Bab 1, permasalahan

Jurnal Teknologi Pertambangan Volume. 1 Nomor. 2 Periode: Sept Feb. 2016

STONE PRODUCTION LINE

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III LANDASAN TEORI

ANALISIS EKONOMIS SEBAGAI DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PENGGANTIAN EXCAVATOR

ANALISA PERHITUNGAN BIAYA PENGUPASAN OVERBURDEN PADA ALAT BULLDOZER DI PT. ALAM RAYA ABADI KABUPATEN HALMAHERA TIMUR

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. akte pendirian Nomor 110 dari Notaris Chairani Bustami S.H. akte ini disyahkan

BAB III LANDASAN TEORI

Tambang Terbuka (013)

PRODUKTIVITAS ALAT MUAT DAN ANGKUT PADA PENGUPASAN LAPISAN TANAH PENUTUP DI PIT 8 FLEET D PT. JHONLIN BARATAMA JOBSITE SATUI KALIMANTAN SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

MODIFIKASI DESAIN DIMENSI SILINDER BUCKET PADA HYDRAULIC EXCAVATOR PC

Seminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan IV 2016 ISBN Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

Transkripsi:

BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Kegiatan Penambangan Kegiatan penambangan merupakan kegiatan yang bertujuan untuk membebaskan dan mengambil bahan galian yang berada di kulit bumi, kemudian membawanya ke permukaan bumi agar dapat dimanfaatkan. Pada umumnya kegiatan penambangan pada tambang tebruka secara garis besar meliputi kegiatan pembabatan, pengupasan tanah penutup, penambangan atau penggalian bahan galian. 3.1.1 Pembabatan Adalah pembersihan daerah yang akan ditambang dari semaksemak,pepohonan, dan tanah maupun bongkah-bongkah batu yang menghalangi pekerjaan-pekerjaan selanjutnya. Tanah pucuk yang subur (humus) harus ditimbun di tempat tertentu, lalu ditanami rerumputan dan semak-semak agar tidak mudah tererosi, sehingga kelak dapat untuk reklamasi bekas tambang. Pembabatan ini bisa dilakukan dengan tenaga manusia yang menggunakan alat-alat sederhana, seperti kapak, gergaji, arit, cangkul, dan juga menggunakan alat mekanis. 3.1.2 Penggalian Penggalian adalah kegiatan yang meliputi pekerjaan untuk melepaskan batuan atau bijih dari batuan induknya. Selain menggunakan peledakan atau melepaskan batuan dari batuan induknya, dapat juga di digunakan dengan alat-alat 22

22 BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Kegiatan Penambangan Kegiatan penambangan merupakan kegiatan yang bertujuan untuk membebaskan dan mengambil bahan galian yang berada di kulit bumi, kemudian membawanya ke permukaan bumi agar dapat dimanfaatkan. Pada umumnya kegiatan penambangan pada tambang tebruka secara garis besar meliputi kegiatan pembabatan, pengupasan tanah penutup, penambangan atau penggalian bahan galian. 3.1.1 Pembabatan Adalah pembersihan daerah yang akan ditambang dari semaksemak,pepohonan, dan tanah maupun bongkah-bongkah batu yang menghalangi pekerjaan-pekerjaan selanjutnya. Tanah pucuk yang subur (humus) harus ditimbun di tempat tertentu, lalu ditanami rerumputan dan semak-semak agar tidak mudah tererosi, sehingga kelak dapat untuk reklamasi bekas tambang. Pembabatan ini bisa dilakukan dengan tenaga manusia yang menggunakan alat-alat sederhana, seperti kapak, gergaji, arit, cangkul, dan juga menggunakan alat mekanis. 3.1.2 Penggalian Penggalian adalah kegiatan yang meliputi pekerjaan untuk melepaskan batuan atau bijih dari batuan induknya. Selain menggunakan peledakan atau melepaskan batuan dari batuan induknya, dapat juga di digunakan dengan alat-alat

23 mekanis, akan tetapi tergantung dari jenis batuan yang akan dibongkar/digali. Adapun jenis batuan dan alat mekanis yang digunakan untuk menggalinya adalah : 1. Batuan Sangat Keras Sekali Batuan ini disebut juga massive rock yaitu semua formasi batuan yang kompak dan dalam bentuk yang sangat besar seperti granit, basalt dan diorit. Untuk batuan ini harus diledakkan terlebih dahulu dengan menggunakan bahan peledak high explosive dalam jumlah yang banyak. Kemudian digali dengan ripper. 2. Batuan Sangat Keras Batuan ini disebut juga very hard rock yaitu semua batuan beku yang masih segar dan semua batuan metamorf yang masih segar seperti gneiss, schist dan grafit. Batuan ini harus diledakkan dengan bahan peledak high explosive. Kemudian digali dengan ripper. 3. Batuan Keras Batuan ini antara lain, batuan pasir berpartikel besar-besar yang tersemen. Batuan ini dapat digali dengan ripper. Namun, terlebih dahulu batuan ini harus diledakkan dengan bahan peledak high explosive dalam jumlah yang sedikit atau bahan peledak low explosive dalam jumlah yang banyak. 4. Batuan Sedang Batuan ini disebut juga medium Hard Rock yang antara lain adalah silt, batuan yang mudah lapuk, batuan yang banyak memiliki retakan-retakan (joint, krack). Batuan ini digali dengan menggunakan alat seperti dragline, Power Shovel dan Back Hoe tanpa dilakukan peledakan. 5. Batuan Sangat Lunak Batuan ini disebut juga very soft rock yaitu batuan yang sedikit mengandung air atau tidak mengandung air, seperti pasir, kerikil, tanah liat

24 yang berpasir. Tetapi dapat juga batuan yang mengandung air seperti tanah atas (soil), tanah liat dan lumpur. Untuk menggali batuan jenis ini dapat digunakan alat mekanis seperti dragline, back hoe dan power shovel tanpa perlu dilakukan peledakan. 3.1.3 Pemuatan Kegiatan pemuatan (loading) adalah serangkaian kegiatan atau pekerjaan yang dilakukan untuk mengambil dan memuat material bahan galian ke dalam alat angkut ke suatu tempat penampungan material stock yard, ataupun ke dalam suatu alat pengatur aliran material hooper, bin, feeder dan sebagainya. Pada kegiatan pemuatan dikenal macam-macam alat muat yang biasa digunakan untuk tambang terbuka. Adapun jenis-jenis dari alat muat tersebut adalah sebagai berikut : 1. Excavator Power Shovel Alat ini digunakan untuk menggali dan memuatkan batuan, khususnya untuk batuan lunak ke dalam alat angkut, seperti truck, lori dan belt conveyor. Kecepatan gerak power shovel sangat lambat. 2. Excavator Back Hoe Alat ini termasuk grup power shovel dimana dipper-nya diganti dengan back hoe yang menggali ke belakang. Back hoe shovel ini disebut pula back shovel atau pull shovel. Alat ini cocok untuk menggali trench, pits dan cocok untuk pekerjaan-pekerjaan pada daerah yang miring. Kemampuan back hoe dinyatakan dalam ukuran dipper-nya yang bervariasi dengan panjang bom. Excavator Back Hoe, berfungsi: a. Melakukan penggalian clay secara box-cut. b. Memindahkan permukaan tanah di lokasi penggalian.

25 c. Membantu mengupas lapisan tanah penutup yang tipis di permukaan lapisan batubara. d. Pembuatan saluran untuk keperluan penirisan. 3. Bulldozer Alat ini umumnya digunakan sebagai alat gali. Tetapi alat ini dapat juga digunakan sebagai alat muat dalam keadaan tertentu dan memaksa karena tidak dimiliki alat muat yang lain. Bulldozer, berfungsi: a. Mengumpankan material yang terjatuh saat penggalian. b. Membersihkan dan meratakan permukaan kerja alat tambang utama. c. Mengupas permukaan tanah tipis diatas lapisan batubara. d. Meratakan tumpukan batubara di stock pile. e. Meratakan permukaan tanah dan pemadatan di dumping area. f. Membantu pekerjaan shifting (pergeseran belt conveyor). 3.1.4 Pengangkutan Kegiatan pengangkutan adalah serangkaian pekerjaan yang dilakukan untuk mengangkut endapan bahan galian dari suatu operasi penambangan. Pengangkutan ini sangat mempengaruhi kegiatan penambangan, kadang-kadang untung dan rugi suatu perusahaan pertambangan terletak pada lancar atau tidaknya pengangkutan. Dalam kegiatan pengangkutan tambang terbuka dikenal beberapa jenis alat angkut. Adapun jenis alat angkut tersebut antara lain : 1. Dump truck, 2. Cable way transportation, 3. Power scraper, 4. Pipa dan pompa,

26 5. Tongkang dan kapal tunda, 6. Kapal curah, dan lain-lain. 3.2 Faktor Faktor yang Mempengaruhi Produksi Alat Muat dan Alat Angkut Salah satu tolak ukur yang dapat dipakai untuk mengetahui baik buruknya hasil kerja (keberhasilan) suatu alat muat dan alat angkut adalah besarnya produksi yang dapat dicapai oleh alat tersebut. Oleh sebab itu, usaha dan upaya untuk dapat mencapai produksi yang optimum selalu menjadi perhatian yang khusus. Adapun faktor yang mempengaruhi produksi dari alat muat dan alat angkut antara lain : 3.2.1 Faktor Lapangan Atau Tempat Kerja Keadaan tempat kerja sangat mempengaruhi pada kemampuan produksi kerja alat muat dan alat angkut, karena kondisi kerja yang sesuai dengan alat muat dan alat angkut akan lebih menguntungkan. Untuk memperkirakan dengan teliti produksi alat-alat mekanis perlu diketahui faktor-faktor yang langsung mempengaruhi hasil kerja alat-alat tersebut, diantaranya adalah sebagai berikut : 3.2.1.1 Tahanan Gali Tahanan gali adalah tahanan yang dialami oleh alat-gali pada waktu melakukan penggalian tanah, tahanan ini disebabkan oleh : 1. Gesekan antara alat-gali dan tanah 2. Kekerasan tanah 3. Kekerasan dan ukuran butiran tanah

27 4. Adanya adhesi antara tanah dengan alat-gali 5. Berat jenis tanah 3.2.1.2 Tahanan Gulir Tahanan gulir adalah segala gaya-gaya luar (external forces) yang berlawanan dengan gerak kendaraan yang berjalan di atas jalur jalan atau permukaan tanah, dengan sendirinya yang mengalami tahanan (rolling resistance) ini secara langsung adalah bagian ban. Tahanan gulir ini tergantung dari banyak hal, diantaranya yang terpenting adalah : 1. Keadaan jalan, yaitu kekerasan dan kemulusan permukaan, semakin keras dan mulus atau rata jalan tersebut, semakin kecil tahanan gulirnya. Macamnya tanah atau material yang digunakan untuk membuat jalan tidak selalu berpengaruh. 2. Keadaan bagian kendaraan yang bersangkutan dengan permukaan jalan: a. Kalau memakai ban karet yang akan berpengaruh adalah : ukuran ban, tekanan dan keadaan permukaan bannya, apakah masih baru atau sudah gundul, dan macam kembangan pada ban tersebut. b. Jika memakai crawler pull maka keadaan dan macam track kurang berpengaruh, tetapi yang lebih berpengaruh adalah keadaan jalan. Besarnya tahanan dalam pounds (lbs) dari tractive pull yang diperlukan untuk menggerakkan tiap gross ton berat kendaraan beserta isinya pada jalur jalan mendatar dengan kondisi jalur jalan tertentu.

28 3.2.1.3 Tahanan Kemiringan Tahanan Kemiringan adalah besarnya gaya berat yang melawan atau membantu gerak kendaraan karena kemiringan jalur jalan yang dilaluinya, tahanan kemiringan tergantung pada dua faktor: 1. Besarnya kemiringan yang biasanya dinyatakan dalam persen (%) 2. Kemiringan 1 % berarti jalur itu naik atau turun 1 meter untuk setiap jarak mendatar sebesar 100 meter atau naik/turun 1 ft untuk setiap 100 ft jarak mendatar. 3. Berat kendaraan itu sendiri yang dinyatakan dalam gross ton. 3.2.1.4 Coefficient Of Traction atau Tractive Coefficient Adalah suatu faktor yang menunjukkan berapa bagian dari seluruh berat kendaraan itu pada ban atau track yang dipakai untuk menarik dan mendorong. Coefficient of traction tergantung dari : 1. Keadaan ban, yaitu keadaan dan macam bentuk kembangan ban tersebut, untuk crawler track tergantung dari keadaan dan bentuk tracknya. 2. Keadaan permukaan jalur jalan, basah atau kering, keras atau lunak, bergelombang atau rata, dan lainya. 3.2.1.5 Rimpul Yaitu besarnya kekuatan tarik yang dapat diberikan oleh mesin suatu alat kepada permukaan roda atau ban penggeraknya yang menyentuh permukaan jalur jalan. Rimpull biasanya dinyatakan dalam pounds (lbs).

29 3.2.1.6 Percepatan Adalah waktu yang diperlukan untuk mempercepat kendaraan dengan memakai kelebihan rimpull yang tidak dipergunakan untuk menggerakkan kendaraan pada keadaan jalan jalur tertentu. Lamanya waktu yang dibutuhkan untuk mempercepat kendaraan tergantung dari beberapa faktor yaitu : 1. Berat kendaraan : semakin berat kendaraan, semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk mempercepat kendaraan. 2. Kelebihan rimpull yang ada : semakin besar rimpull yang berlebihan, semakin cepat kendaraan itu dapat dipercepat. 3.2.2 Efisiensi Alat Efisiensi alat sangat mempengaruhi hasil kerja yang diinginkan, karena biasanya untuk alat yang masih baru biasanya effisiensi kerja alat tersebut akan lebih besar sehingga hasil produksi yang diinginkan akan lebih besar, untuk meningkatkan efisiensi bisa dilakukan perbaikan (servis) terhadap alat-alat yang sudah mengalami penurunan, mengoptimalkan kerja operator dengan mengurangi waktu hambatan-hambatan yang dapat diindari, dan lain-lain dimana dengan upaya tersebut diharapkan efisiensi kerja dapat meningkat sehingga produksi juga dapat meningkat. 3.2.3 Faktor Pengisian Faktor isian merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kemampuan alat. Hubungan antara faktor isian mangkuk dengan produksi peralatan mekanis yang dipakai adalah semakin besar faktor isian yang dapat dicapai suatu alat, berarti semakin besar produksi alat tersebut. Demikian sebaliknya, semakin kecil

30 faktor isian yang dicapai suatu alat, maka semakin kecil produksi yang dapat dicapai. 3.2.4 Faktor Keadaan Cuaca Keadaan cuaca sangat berpengaruh terhadap kerja alat-alat mekanis yaitu : 1. Pada musim kemarau banyak debu berterbangan sehingga dapat mengganggu operator peralatan mekanis karena jarak pandang yang terbatas, akibat alat tidak dapat leluasa dalam bergerak dan waktu edar menjadi lebih lama dan mengurangi efisiensi kerja, untuk menjaga kesalamatan kerja untuk operator dump truck diwajibkan menyalakan lampu unitnya. 2. Pada musim penghujan tempat kerja menjadi berlumpur sehingga alat mekanis menjadi terhambat dalam geraknya. Dengan melihat hal itu faktor cuaca dapat mempengaruhi kerja alat mekanis. 3.2.5 Faktor Effisiensi Operator dan Alat Mekanis Merupakan faktor manusia yang menggerakkan alat-alat yang sangat sukar untuk ditentukan efisiensinya secara tepat, karena selalu berubah-ubah dari hari ke hari bahkan dari jam ke jam, tergantung dari keadaan cuaca, keadaan alat yang dikemudikannya, suasana kerja, dll. Kadang-kadang suatu perangsang dalam bentuk upah tambahan (incentive) dapat mempertinggi efisiensi operator. Sebenarnya effisiensi operator tidak hanya disebabkan karena kemalasan pekerja, tetapi juga karena keterlambatan dan hambatan-hambatan yang tidak mungkin dihindari, seperti melumasi kendaraan, mengganti yang aus, membersihkan bagian-bagian terpenting sesudah sekian jam dipakai, memindahkan

31 ke tempat lain; tidak adanya keseimbangan antara alat-alat angkut dan alat-alat muat, menunggu peledakan, perbaikan jalan, dll. Karena hal-hal tersebut di atas, jarang sekali selama satu jam itu operator betul-betul dapat bekerja selama 60 menit. Berdasarkan pengalaman, maka bila operator dapat bekerja selama 50 menit dalam satu jam, ini berarti efisiensi adalah 83%, maka hal ini di anggap baik sekali. 3.3 Effisiensi Kerja Alat Alat Mekanis Effisiensi kerja alat mekanis merupakan faktor yang sulit ditentukan, karena dipengaruhi oleh berbagai hal seperti keterampilan operator, perbaikan dan penyetelan alat, keterlambatan kerja dan sebagainya. Namun berdasarkan datadata serta pengalaman dapat ditentukan effisiensi kerja yang mendekati kenyataan. Dalam hubungan dengan effisiensi kerjanya, maka perlu juga diketahui mengenai kesediaan dan penggunaan alat mekanis. Karena hal ini mempunyai nilai kerja yang bersangkutan. 3.3.1 Kesediaan Mekanis (Mechanical of Availability) Merupakan suatu cara untuk mengetahui kondisi mekanis yang sesungguhnya dari alat yang sedang dipergunakan, dapat dinyatakan dengan persamaan : KM = % 3.3.2 Kesediaan Fisik (Physical of Availability) Kesediaan fisik merupakan catatan mengenai keadaan fisik dari alat yang sedang dipergunakan. Kesediaan fisik pada umumnya selalu lebih besar daripada kesediaan mekanis, dapat dinyatakan dengan persamaan :

32 KF = % 3.3.3 Kesediaan Penggunaan (Use of Availability) Kesediaan penggunaan menunjukan berapa persen (%) waktu yang dipergunakan oleh suatu alat untuk beroperasi pada saat alat tersebut dapat dipergunakan (tidak rusak), dinyatakan dengan persamaan : KP = % 3.3.4 Penggunaan Effektive (Efective of Utilization) Penggunaan efektif menunjukkan berapa persen (%) dari seluruh waktu kerja yang tersedia dapat dipergunakan untuk kerja produktif, dinyatakan dengan persamaan : PE = % Keterangan : JK = Jam kerja, yaitu waktu yang benar-benar digunakan untuk bekerja termasuk dari tempat kerja, dinyatakan dalam jam. JR = Jam reparasi (waktu perbaikan), yaitu waktu yang dibutuhkan untuk perbaikan, penggantian suku cadang,dinyatakan dalam jam. JT = Waktu menunggu, yaitu waktu dimana suatu alat tersedia untuk dioperasikan, tetapi tidak digunakan karena alasan tertentu seperti hujan deras, dan sebagainya, dinyatakan dalam jam.

33 3.4 Biaya Produksi Pemilihan suatu alat mekanis bukan didasarkan atas besarnya produksi atau kapasitas alat tersebut, tetapi didasarkan atas biaya terminimum untuk pengupasan tiap cu yd atau ton-nya. Oleh karena itu harus diketahui bagaimana memperkirakan biaya produksi per cu yd atau per ton suatu alat mekanis yang ingin digunakan. Biaya untuk alat berat dapat dihitung dengan prakiraan-prakiraan yang dapat dipertanggungjawabkan. Biaya tersebut meliputi owning cost (biaya kepemilikan) dan operation cost (biaya operasi). Jika alat tersebut disewa maka kita hanya menghitung biaya operasional dan biaya sewa. 3.4.1 Biaya Operasi Biaya operasi peralatan adalah biaya yang dikeluarkan hanya apabila alat tersebut dioperasikan. Biaya ini terdiri atas biaya bahan bakar, bahan pelumas, saringan, ban, perbaikan, dan gaji operator. 3.4.1.1 Biaya Bahan Bakar Kebutuhan bahan bakar dan pelumas per jam berbeda untuk setiap alat atau merk dari mesin. Data-data ini biasanya dapat diperoleh dari pabrik produsen alat atau dealer alat yang bersangkutan atau dari data lapangan. Pemakaian bahan bakar dan pelumas per jam akan bertambah bila mesin bekerja berat dan berkurang bila bekerja ringan. Biaya bahan bakar dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut. Biaya bahan bakar (Fuel) = Kebutuhan. Bhn. Bakar per Jam x Harga Bhn. Bakar per Liter

34 3.4.1.2 Biaya Bahan Pelumas, Gemuk, Saringan (Filter) Untuk kebutuhan bahan-bahan tersebut, seperti pada kebutuhan bahan bakar, masing-masing alat berat dalam kebutuhan per jam berbeda sesuai dengan kondisi pekerjaan, bahan pelumas yang terdiri atas : 1. oli mesin 2. oli transmisi 3. oli hidrolis 4. oli final drive 5. gemuk. Biaya bahan pelumas = Kebutuhan Bahan Pelumas x Harga Pelumas perliter Sedangkan biaya filter biasanya diambil 50% dari jumlah biaya pelumas di luar bahan bakar atau dalam rumus hitungan : Biaya Filter per Jam = Jumlah Filter x Harga Filter Lama Penggantian Filter (jam) 3.4.1.3 Ban Umur ban dari alat sangat dipengaruhi oleh medan kerjanya di samping kecepatan dan tekanan angin. Selain itu kualitas ban yang digunakan juga berpengaruh. Umur ban biasanya diperkirakan sesuai kondisi medan kerjanya dan juga dari jenis ban yang dipergunakan. Biaya Ban = Harga Ban (Rupiah) Umur Kegunaan (jam)

35 3.4.1.4 Perbaikan (Reparasi) Biaya perbaikan ini merupakan biaya perbaikan dan perawatan alat sesuai dengan kondisi operasinya. Makin sering alat bekerja per jam makin besar pula biaya operasinya. Biaya perbaikan (reparasi) alat dapat ditentukan dengan menggunakan rumus berikut. Faktor Perbaikan x (Harga mesin - Harga Ban) Biaya Perbaikan = Umur Kegunaan Alat (jam) pengalaman. Dimana biasanya faktor perbaikan biasanya ditentukan berdasarkan 3.5 Perhitungan dan Analisa Biaya Dalam industri pertambangan lebih dikenal pengelompokan biaya menjadi: 1. Biaya kapital (biaya investasi) 2. Biaya operasi 3.5.1 Biaya Kapital Biaya kapital dalam industri mineral pertambangan didefinisikan sebagai biaya yang diperlukan pada saat awal proyek sampai dapat dicapainya tahapan produksi. Biaya kapital terdiri dari dua komponen, yaitu: 1. Modal Tetap (Capital Cost) Modal tetap adalah segala biaya yang dikeluarkan pada saat project start up. Misalnya: land acquisition, development, preproduction development, studi lingkungan, peralatan tambang,peralatan pengolahan, bangunan, fasilitas penunjang dan contingency.

36 2. Modal Kerja (Working Capital) Modal kerja adalah sejumlah uang diluar modal tetap yang digunakan untuk menjalankan kegiatan atau operasi sehari hari pada saat proyek sudah dimulai. Perhitungan modal kerja (working capital) dapat berdasarkan atas 10 20% dari modal tetap. 3.5.2 Biaya Operasi Produksi (Production Cost) Biaya operasi produksi didefinisikan sebagai segala macam biaya yang harus dikeluarkan agar proyek penambangan dapat beroperasi atau berjalan sesuai dengan modal awal perusahaan (budget). Dalam suatu operasi penambangan, keseluruhan biaya penambangan akan terdiri dari banyak komponen biaya yang merupakan akibat dari masing masing tahap kegiatan. Besar kecilnya biaya penambangan tergantung pada perancangan teknis sistem penambangan, jenis dan jumlah pemilihan alat yang digunakan yang sesuai dengan target produksi yang direncanakan. Pada dasarnya aspek teknis dan aspek ekonomis tidak dapat berjalan sendiri - sendiri, keduanya akan selalu saling mempengaruhi. Perkiraan biaya investasi alat akan tergantung pada jumlah alat yang dipergunakan dan kapasitas alat yang dipilih. Demikian pula biaya produksi merupakan fungsi dari kapasitas alat yangdipakai. Jadi jelaslah bahwa biaya penambangan yang rendah akan dapat dicapai jika rancangan teknis dapat dioptimasi dengan memperhatikan pemilihan dan jumlah alat yang akan digunakan. Secara umum biaya operasi dibagi menjadi dua komponen biaya, yaitu: 1. Biaya Operasi Langsung

37 Biaya operasi langsung merupakan biaya utama dan berkaitan langsung dengan produk yang dihasilkan (proses produksi). Walaupun komponen biaya operasi langsung dari satu tambang ke tambang yang lain bervariasi akan tetapi biaya operasi langsung pada umumnya terdiri dari: a. Pekerja (operator pekerja lapangan). b. Bahan bakar (bahan bakar, oli dan sebagainya). c. Persiapan daerah produksi atau permukaan kerja, biaya pengupasan dan pemindahan top soil. d. Biaya pembongkaran bahan galian. e. Biaya pengupasan dan pemindahan overburden. f. Biaya penggalian dan pemindahan. 2. Biaya Operasi Tidak Langsung Biaya operasi tidak langsung adalah biaya pengeluar an yang disebabkan oleh kegiatan kegiatan yang tidak berhubungan langsung dengan proses produksi atau biaya yang terkait dengan penyelenggaraan proyek dan tidak bisa dibebankan secara langsung. Umumnya, terdiri dari: a. Pekerja (administrasi, keamanan, teknisi, juru bayar, petugas kantor, bengkel dan lain sebagainya) b. Royalties. c. Asuransi. d. Penyusutan alat. e. Pajak. f. Perjalanan bisnis, rapat, sumbangan sumbangan. g. Keperluan kantor. h. Humas, dan sebagainya.

38 3.5.3 Estimasi Biaya Produksi Estimasi biaya produksi adalah biaya yang diperlukan untuk melakukan kegiatan penambangan atau pengolahan. Terdapat beberapa kategori dalam mengklasifikasikan biaya operasi, namun secara umum biaya operasi dapat dikategorikan menjadi tiga kategori yang didasarkan kepada besarnya biaya aktifitas penambangan. Ketiga kategori ini yaitu : 1. Biaya operasi peralatan 2. Biaya tenaga kerja 3. Biaya administrasi 3.5.4 Tahap Penentuan Biaya Operasi Peralatan Metodologi penentuan biaya operasi didasarkan pada penyusunan faktorfaktor dan formula yang membantu menyederhanakan proses perhitungan yang rumit. Sebagai contoh, boaya tenaga kerja, bahan bakar, biaya tenaga pembangkit listrik, dan biaya ban dapat ditentukan dari suatu basis data yang telah ada. Di samping itu, biaya perawatan dan biaya material dapat diperkirakan dengan rumus yang sedrhana. Dalam teknik ini, faktor yang diterapkan disesuaikan dengan kondisi spesifik tambang. Tahapan untuk memperkirakan biaya operasi dengan teknik kombinasi di atas adalah : 1. Tentukan tingkat keakuratan yang diingankan; 2. Tentukan periode waktu yang diterapkan untuk memperkirakan biaya operasi. Hal ini sangat terkain dengan jam operasi, jam kerja, ketersediaan mekanik dan elektrik, utilisasi, serta efisiensi; 3. Tentukan unit biaya untuk tiap utiliti dan bahan habis (consumables);

39 4. Bagi setiap jenis peralatan menjadi grup komponen-komponennya (misalnya: engine, chasis, bucket, tracks, conveyor idler, conveyor belt); 5. Dalam setiap grup komponen, hitung biaya operasi per-satuan waktu, umumnya dinyatakan dalam dollar per operating hour; 6. Aplikasi elemen kondisi kerja (job factor) untuk penyesuaian dengan situasi lokasi tambang; 7. Jumlahkan seluruh biaya komponen untuk mendapatkan total biaya perbaikan/consumables per satuan waktu; 8. Tentukan jumlah tenaga kerja untuk operasi dan perawatan; 9. Hitung biaya tenaga kerja per satuan waktu; 10. Kombinasikan biaya tenaga kerja dengan biaya perbaikan/consumables untuk mendapatkan biaya operasi total; 11. Bandingkan baiaya operasi yang didapat dengan sumber data lain; Elemen-elemen lain yang diperhitungkan dalam melakukan perincian jenis peralatan untuk mendapatkan biaya operasi antara lain adalah : 1. Listrik 2. Bahan bakar 3. Pelumas 4. Ban 5. Spare part (repair part/maintenance supplies) 6. Operating supplies (wear part) 7. Major overhaul 8. Operating labour 9. Maintenance labour