BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menyerang anak-anak adalah diare, pneumonia, dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. feses secara terus menerus lebih dari tiga kali dalam satu hari dan memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN. saat ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dan beban global. terutama di negara berkembang seperti Indonesia adalah diare.

PENGARUH MEDIA EDUKASI BOOKLET TENTANG PENCEGAHAN DIARE DAN PNEUMONIA SECARA TERPADU TERHADAP PENGETAHUAN IBU

BAB I PENDAHULUAN. menular maupun tidak menular (Widyaningtyas, 2006). bayi dan menempati posisi pertama angka kesakitan balita.

BAB 1 PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) tahun 2013 diare. merupakan penyebab mortalitas kedua pada anak usia

BAB I PENDAHULUAN. mencakup 74% (115,3 juta) dari 156 juta kasus di seluruh dunia. Lebih dari. dan Indonesia (Rudan, 2008). World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang. Di Indonesia penyakit diare menjadi beban ekonomi yang

BAB I PENDAHULUAN. Masa balita merupakan kelompok umur yang rawan gizi dan rawan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sebesar 14% (WHO, 2013). Pada tahun 2011, dilaporkan 1,3 juta anak meninggal

Bab I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diare merupakan salah satu penyebab kematian utama pada anak balita

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tahun. Gejala ini alamiah, karena merupakan tanda dan proses berhentinya masa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masyarakat. Bayi baru lahir dan anak-anak merupakan kelompok yang rentan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. diprioritaskan dalam perencanaan dan pembangunan bangsa (Hidayat, 2008).

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pneumonia adalah penyakit batuk pilek disertai nafas sesak atau nafas cepat,

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latarbelakang. merokok merupakan faktor risiko dari berbagai macam penyakit, antara lain

BAB I PENDAHULUAN. disertai perubahan bentuk dan konsistensi tinja (Manalu, Marsaulina,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. atau diobati dengan akses yang mudah dan intervensi yang terjangkau. Kasus utama

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. 10 juta kematian terjadi setiap tahunnya pada anak-anak yang berumur di bawah lima

BAB I PENDAHULUAN. dan kematian yang sering menyerang anak-anak. Salah satu penyakit saluran

BAB I PENDAHULUAN. lima tahun pada setiap tahunnya, sebanyak dua per tiga kematian tersebut

BAB I PENDAHULUAN. di negara berkembang. ISPA yang tidak mendapatkan perawatan dan pengobatan

BAB I PENDAHULUAN. Balita. Pneumonia menyebabkan empat juta kematian pada anak balita di dunia,

BAB I PENDAHULUAN. Kematian Bayi (AKB) menjadi indikator pertama dalam menentukan derajat

BAB I PENDAHULUAN. target Millenium Depelopment Goals (MDGs) Dimana angka kematian bayi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Anak usia sekolah di Indonesia ± 83 juta orang (

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan anak dibawah lima tahun (Balita) merupakan bagian yang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan ditunjukkan pada upaya penurunan angka

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada bayi dan balita. United Nations Children's Fund (UNICEF) dan

7-13% kasus berat dan memerlukan perawatan rumah sakit. (2)

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masa bayi, lalu berkembang menjadi mandiri di akhir masa kanak-kanak, remaja,

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Penyakit diare merupakan salah satu penyebab. mortalitas dan morbiditas anak di dunia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Promosi kesehatan merupakan pilar dalam. penyelenggaraan misi meningkatkan kesehatan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu prioritas Kementrian Kesehatan saat ini adalah meningkatkan status

1998, WHO telah merekomendasikan penambahan suplemen asam folat sebesar 400 µg (0,4 mg) per hari bagi ibu hamil untuk mencegah kelainanan tabung

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. di paru-paru yang sering terjadi pada masa bayi dan anak-anak (Bindler dan

BAB I PENDAHULUAN. yaitu program pemberantasan penyakit menular, salah satunya adalah program

BAB I PENDAHULUAN. dan Angka Kematian Balita (AKABA/AKBAL). Angka kematian bayi dan balita

I. PENDAHULUAN. terkontaminasi akibat akses kebersihan yang buruk. Di dunia, diperkirakan sekitar

1

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas di masa yang akan datang.

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: Syakhila Pradhani

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BPPN,2014) menyebutkan

BAB 1 : PENDAHULUAN. sedini mungkin, bahkan sejak masih dalam kandungan. Usaha untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit diare merupakan salah satu penyebab morbiditas dan. Secara nasional, target Sustainable Development Goals (SDGs) untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang masih tinggi (Kemenkes RI, 2011). Anak usia sekolah merupakan

BAB I PENDAHULUAN. hijau atau dapat pula bercampur lendir dan darah atau lendir saja

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat yang optimal sangat ditentukan oleh tingkat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pneumonia sering ditemukan pada anak balita,tetapi juga pada orang dewasa

Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)

serangan diare dan 3,2 juta kematian per tahun pada balita disebabkan oleh diare.

BAB I PENDAHULUAN. kematian terbesar kedua di dunia setelah Human Immunodeviciency Virus

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: Ayu Puspita Apriani

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. ini manifestasi dari infeksi system gastrointestinal yang dapat disebabkan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. disebut infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). ISPA merupakan

PENGARUH PENYULUHAN MP ASI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN IBU DALAM PEMBERIAN MP ASI DI PUSKESMAS SAMIGALUH I

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masalah kesehatan masyarakat di dunia maupun di Indonesia. Di dunia, 12%

BAB I PENDAHULUAN UKDW. trakea bahkan paru-paru. ISPA sering di derita oleh anak anak, baik di negara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pneumonia merupakan salah satu masalah kesehatan dan penyebab terbesar kematian anak di seluruh dunia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diabetes Melitus (DM) adalah suatu sindrom klinis kelainan metabolik

dilaporkan ke pelayanan kesehatan sehingga jumlah yang tercatat tidak sebesar angka survey (Dinas Kesehatan Provinsi Riau, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) adalah infeksi akut yang

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan lima tahun. Pada usia ini otak mengalami pertumbuhan yang

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan anak merupakan suatu hal yang penting karena. mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak.

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Stunting merupakan salah satu indikator masalah gizi yang menjadi fokus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Air Susu Ibu (ASI), dan ASI yang diberikan kepada bayi sejak lahir sampai

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. balita di dunia sebanyak 43 kematian per 1000 kelahiran hidup (WHO, 2016d). Di


BAB 1 PENDAHULUAN. anak di negara sedang berkembang. Menurut WHO (2009) diare adalah suatu keadaan

BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM) yang sehat dan berkualitas. Upaya dari United Nation untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diare merupakan penyebab kematian nomer dua di dunia. Pada tahun

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Diare merupakan penyakit dengan tanda - tanda perubahan frekuensi buang air

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat. Gangguan kesehatan yang dapat terjadi pada masa anak-anak dapat

PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. normal yang ditunjukkan oleh angka bagian atas (systolic) dan angka

BAB 1 : PENDAHULUAN. dalam kehidupannya. Millenium Development Goal Indicators merupakan upaya

BAB I PENDAHULUAN. seluruh daerah geografis di dunia. Menurut data World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit infeksi oleh virus dengue

BAB I PENDAHULUAN. keinginan buang air besar, rasa tidak nyaman pada perianus dan inkontinensia

BAB I PENDAHULUAN. penuhi. Alasan yang menerangkan pernyataan tersebut adalah ASI merupakan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan anak di periode selanjutnya. Masa tumbuh kembang di usia ini

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS PAHANDUT PALANGKA RAYA

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Derajat Gelar S 1 Keperawatan. Oleh: WAHYUNI J

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DALAM PENCEGAHAN PNEUMONIA DENGAN KEKAMBUHAN PNEUMONIA PADA BALITA DI PUSKESMAS SEI JINGAH BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. dan menurunnya prevalensi gizi kurang pada anak balita. World Health

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PNEUMONIA PADA BAYI. Nurlia Savitri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis dan dapat menyerang berbagai organ

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. prevalensi global penderita Diabetes Melitus (DM) pada tahun 2014 sebesar 8,3%

BAB 1 PENDAHULUAN. terutama pada bagian perawatan anak (WHO, 2008). kematian balita di atas 40 per 1000 kelahiran hidup adalah 15%-20%

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak balita merupakan kelompok usia yang rawan masalah gizi dan penyakit.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam rangka mengurangi mortalitas dan morbiditas anak, Word

BAB 1 PENDAHULUAN. pencapaian tumbuh kembang bayi tidak optimal. utama kematian bayi dan balita adalah diare dan pneumonia dan lebih dari 50%

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Permasalahan gizi masih menjadi masalah yang serius. Kekurangan gizi

BAB I PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immune Deficiency

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit yang sering menyerang anak-anak adalah diare, pneumonia, dan malaria. Secara global, diare dan pneumonia menjadi penyebab utama mortalitas dan morbiditas pada semua anak terutama pada usia 0-4 tahun (Bhutta et al, 2013). Pneumonia merupakan penyumbang kematian sebesar 18% dan diare sebesar 11%. Kedua penyakit ini menyebabkan sepertiga dari total kematian anak di dunia dibawah usia 5 tahun. Setiap tahun penyakit diare dan pneumonia menyebabkan kematian pada lebih dari 2 juta anak. Jumlah ini sama banyaknya dengan jumlah kematian karena AIDS, malaria, campak, meningitis, trauma, dan semua penyakit pada neonatus (WHO/UNICEF, 2013). Indonesia berada di urutan kesembilan dari 15 negara didunia penyumbang terbanyak kematian balita karena diare dan pneumonia. Diare dan pneumonia merupakan penyebab kematian terbanyak pada balita di Indonesia. Terdapat 8000 anak meninggal setiap tahunnya akibat diare dan 10.000 anak balita meninggal akibat pneumonia. Angka kematian balita di Indonesia yang disebabkan oleh diare dan pneumonia sebanyak 30/1000 kelahiran anak (International Vaccine Access Center, 2014). Menurut data Riskesdas (2013) insidensi diare pada balita di Indonesia sebesar 10,25%. Sementara insidensi dan prevalensi pneumonia sebesar 1,8 dan 4,5%. 1

2 Penderita diare dan pneumonia di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) tergolong tinggi, kedua penyakit ini selalu masuk 10 besar penyakit. Menurut data profil kesehatan Indonesia (2014) penyakit pneumonia pada balita di DIY sebanyak 2,996 (11,88%). Sementara data diare pada tahun 2013 sebanyak 39.710 dan tahun 2014 meningkat menjadi 40.432 kasus. Angka ini belum angka mutlak mengingat banyak kasus anak diare yang diobati sendiri oleh keluarga dengan pengobatan seadanya di rumah (Dinas Kesehatan DIY, 2014). Kabupaten Kulon Progo merupakan kabupaten dengan jumlah diare dan pneumonia tertinggi di Provinsi DIY. Pada tahun 2013 penemuan diare di Kulon Progo sebanyak 25.491 kasus (303,7% dari jumlah perkiraan kasus sebesar 8,765%) dan balita dengan pneumonia sebanyak 888 kasus (32,4%). Data pneumonia tersebut meningkat dibandingkan data tahun 2012 sebanyak 565 kasus (22,3%) (Profil Kesehatan Kabupaten Kulon Progo, 2014). Diare dan pneumonia memiliki faktor risiko yang sama yang saling tumpang tindih diantaranya adalah tidak diberikan ASI esklusif selama 6 bulan, tidak melakukan cuci tangan dengan sabun, tidak tersedia air minum yang aman, sanitasi yang buruk, dan imunisasi yang tidak lengkap. Selain itu faktor kemiskinan, kekurangan gizi dan kurangnya akses ke fasilitas kesehatan merupakan faktor yang mendukung timbulnya pneumonia atau diare (International Vaccine Access Center, 2014; UNICEF, 2012).

3 Faktor risiko yang belum bisa dikendalikan menyebabkan masih tingginya kejadian diare dan pneumonia di Indonesia. Data nasional berikut menggambarkan bahwa faktor risiko masih tinggi, diantaranya: cakupan ASI eksklusif masih sangat kurang sebesar 30,25%, anak dengan gizi kurang 19,6%, perilaku cuci tangan secara benar sebesar 47%, cakupan imunisasi lengkap sebesar 59,2% dan sekitar 8,7% balita tidak diimunisasi. Pemberian vitamin A sebesar 75,5%. Perilaku merokok untuk usia 15 tahun meningkat dari 34,7% di tahun 2010 menjadi 36,3% (Riskesdas, 2013). Sebenarnya dalam dua decade terakhir kematian akibat diare sudah menurun drastis, hal ini karena managemen diare yang sudah baik di masyarakat termasuk pemberian oralit (oral rehydration salt), disertai dengan pemberian cairan termasuk ASI selama diare. Sehingga WHO dan UNICEFF menginginkan kematian akibat pneumonia juga mengalami penurunan. Pada bulan April tahun 2013, World Health Organization (WHO) dan United Nations Children s Fund (UNICEF) menggagas suatu program yang terintegrasi dinamakan GAPPD (Global Action Plan for the Prevention and Kontrol of Pneumonia and Diarrhea). Program ini bertujuan untuk mengakhiri diare dan pneumonia sebagai penyebab utama kematian anak di dunia dengan cara mencegah dan mengontrol diare dan pneumonia yang dilakukan secara terpadu. Target pada GAPPD di tahun 2025 adalah meliputi 90% cakupan imunisasi; 90% kemudahan akses pengobatan dengan tenaga kesehatan: pemberian antibiotik, cairan rehidrasi oral (oral rehydration salts) dan supleman zinc; serta 50% untuk ASI

4 eksklusif pada anak umur enam bulan pertama. Pencegahan terintegrasi antara diare dan pneumonia dilakukan karena faktor risiko kedua penyakit yang memang tumpang tindih (UNICEF, 2012; WHO/UNICEF, 2013; IVAC, 2014; Bhutta et al, 2013). Pencegahan dan penanganan diare dan pneumonia pada anak memerlukan peran dan keterlibatan keluarga terutama ibu. Ibu merupakan sosok yang terdekat dengan anak dan pemberi perawatan utama pada anak. Peran ibu dalam pencegahan kedua penyakit ini sangat penting antara lain memberikan ASI ekslusif sampai anak berumur 6 bulan kemudian dilanjutkan sampai umur 2 tahun dengan makanan pendamping dengan nutrisi yang baik, membawa anak untuk imunisasi, mencuci tangan dengan sabun setiap kali mau menyiapkan makanan atau setelah memegang benda kotor, menghindari polusi udara rumah tangga seperti saat memasak. Oleh karena itu pengetahuan yang baik pada ibu sangat diperlukan untuk membentuk perilaku yang baik pula dalam hal pencegahan diare dan pneumonia (Jena, 2014; Kemenkes, 2010). Salah satu upaya untuk meningkatkan pengetahuan ibu tentang pencegahan diare dan pneumonia adalah dengan pendidikan kesehatan. Penelitian tentang pendidikan kesehatan sudah banyak dilakukan, tetapi dilakukan secara terpisah pisah antara diare atau pneumonia. Penelitian tentang pendidikan kesehatan secara terpadu untuk diare dan pneumonia masih sangat sedikit. Beberapa penelitian yang pernah dilakukan bahwa pendidikan kesehatan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan pengetahuan, sikap dan ketrampilan ibu dalam mencegah dan

5 merawat pneumonia atau diare. Penelitian Joseph & Naregal (2012) bahwa pendidikan kesehatan secara efektif dapat meningkatkan pengetahuan dan ibu dalam mencegah dan merawat balita diare. Skor pengetahuan dan sikap meningkat saat dilakukan post test setelah dilakukan pendidikan kesehatan. Selanjutnya Rahim (2013) bahwa pengetahuan dan sikap ibu berhubungan dengan perilaku pencegahan terhadap pneumonia. Apabila pengetahuan ibu balita sudah baik tentang pencegahan pneumonia maka perilaku pencegahan akan terlaksana dengan baik. Setiap orang yang belajar pasti menggunakan indra yang dimilikinya, semakin banyak indra yang terlibat dalam proses belajar maka semakin banyak informasi yang bisa diserap (Notoadmodjo, 2007). Belajar dengan menggunakan indra penglihatan (visual), maka pengetahuan akan diperoleh sebesar 75%. Sehingga diperlukan media yang sesuai, agar informasi yang diberikan mencapai sasaran. Menurut kerucut Dale yang disebut dengan Cone of learning Dale, setelah dua minggu pengalaman belajar dengan mendengar, seseorang dapat menyerap informasi dan akan tersimpan di dalam memori sebanyak 20%, dengan membaca memori akan tersimpan sebanyak 10% (Dale cit Arsyad, 2006). Booklet merupakan media edukasi atau alat peraga sederhana yang mudah dibuat sendiri, memiliki bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti oleh masyarakat luas, berisi gambar-gambar yang sesuai untuk menstimulus sehingga mampu meningkatkan pengetahuan masyarakat (Machfoedz dan Suryani, 2005; Adawiyani, 2013). Media ini dipilih oleh peneliti karena mampu memuat banyak informasi dan

6 efektif meningkatkan pengetahuan. Sulisnadewi, dkk (2011) didapatkan bahwa ibuibu yang memiliki balita diare umur 0-59 bulan yang diberikan pendidikan kesehatan dengan media booklet, memiliki pengetahuan, sikap dan ketrampilan yang baik sehingga memiliki peluang untuk mampu melakukan perawatan anak dengan diare daripada ibu-ibu yang tidak diberi pendidikan kesehatan. Selanjutnya Mintarsih (2007) membuktikan bahwa media booklet lebih efektif meningkatkan pengetahuan dan sikap remaja dibandingkan dengan media poster. Hasil studi pendahuluan yang sudah dilakukan pada bulan Januari 2016 di Puskesmas Sentolo 1, didapatkan jumlah penderita diare selama tahun 2015 (Januari-Agustus) sebanyak 585 kasus untuk semua golongan umur. Data balita diare sebanyak 106 kasus dan balita dengan pneumonia sebanyak 52 orang. Peneliti melakukan wawancara terhadap 10 orang ibu balita di posyandu. Hanya 40% ibu yang mengetahui tentang pencegahan diare dan 20% ibu mengetahui tentang pneumonia secara umum dan belum tahu tentang pencegahan pneumonia. Ketika ditanya media apa yang mereka inginkan jika diberikan penyuluhan kesehatan, 60% mengatakan ingin diberikan bahan yang bisa dibaca di rumah seperti buku atau brosur. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah Apakah penambahan media edukasi booklet berpengaruh

7 meningkatkan pengetahuan ibu dalam mencegah diare dan pneumonia secara terpadu di Kulon Progo?. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengidentifikasi pengaruh penambahan media edukasi booklet dalam pendidikan kesehatan terhadap perubahan pengetahuan ibu tentang pencegahan terpadu balita dari diare dan pneumonia di Kabupaten Kulon Progo. 2. Tujuan Khusus a. Mengidentifikasi aspek-aspek yang paling dominan dan yang kurang dominan pada aspek pencegahan diare dan pneumonia secara terpadu. b. Mengidentifikasi pengetahuan ibu dalam mencegah diare dan pneumonia secara terpadu sebelum dan sesudah diberikan intervensi pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol. c. Membandingkan pengetahuan ibu pada kelompok yang diberikan pendidikan kesehatan dengan tambahan booklet dengan kelompok yang hanya pendidikan kesehatan dengan ceramah. 1. Bagi Petugas Puskesmas D. Manfaat Penelitian

8 Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan untuk bagian promosi kesehatan di puskesmas untuk memilih media yang tepat dalam upaya promotif dan preventif terhadap penyakit khususnya diare dan pneumonia. 2. Bagi Pendidikan Diharapkan hasil penelitian ini sebagai salah satu evidence base practice dalam pengembangan ilmu pengetahuan terutama keperawatan anak. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai data dasar untuk melakukan penelitian selanjutnya, terkait dengan intervensi yang lain untuk meningkatkan pengetahuan ibu dalam upaya mencegah dan merawat balita dengan diare atau pneumonia. 4. Bagi Keluarga (Ibu) Penelitian ini dapat digunakan oleh keluarga khususnya ibu untuk menambah informasi dalam mencegah diare dan pneumonia secara terpadu di rumah. Keluarga yang sudah dibekali dengan pendidikan kesehatan diharapkan mampu melakukan pencegahan dan perawatan anak dengan diare dan pneumonia. 5. Bagi Kader Posyandu Diharapkan penelitian ini menambah pengetahuan dan informasi tentang pencegahan diare dan pneumonia. Serta meningkatkan kemampuan kader dalam membagi ilmu (sharing) di kalangan ibu-ibu yang memiliki balita.

9 E. Keaslian Penelitian Hasil penelusuran kepustakaan tentang penelitian terdahulu terkait pendidikan kesehatan terhadap balita yang mengalami diare atau pneumonia, antara lain sebagai berikut: Tabel 1. Keaslian penelitian No Peneliti, Tahun, Judul 1 Srimiyati (2014) dengan judul Pengaruh pendidikan kesehatan menggunakan media booklet terhadap pengetahuan dan gejala kecemasan wanita premenopause 2 Sulisnadewi, N.L.K., Nurhaeni N., Gayatri D. (2011) yang berjudul Pendidikan kesehatan keluarga efektif meningkatkan kemampuan ibu dalam merawat Metode Hasil Persamaan dan Perbedaan Metode yang Pendidikan Persamaan dengan digunakan kesehatan dengan penelitian yang akan adalah praeksperimental menggunakan dilakukan adalah booklet pada media one grup berpengaruh pendidikan kesehatan pretestposttest secara bermakna berupa booklet. meningkatkan design. pengetahuan dan Perbedaan: pada topic Dengan menurunkan gejala dan metode sampel 100 kecemasan wanita penelitian, metode orang yang premenopause. penelitian yang akan diambil secara dilakukan adalah random quasi eksperimental dengan teknik pre dan post test multistage kontrol design. sample. Sampling yang digunakan adalah cluster sampling. Metode yang ibu yang diberi Persamaan pada digunakan pendidikan variabel bebas yaitu adalah quasi kesehatan pemberian intervensi eksperimental perawatan diare pendidikan design dengan mempunyai kesehatan. pendekatan peluang lebih rancangan besar untuk Perbedaan pada post test only mampu merawat metode penelitian,, kontrol group anak diare variable terikat hanya design. dibandingkan ibu pengetahuan, setting yang tidak tempat yang akan diberikan dilakukan adalah di

10 anak diare" 3 Joseph T and Naregal Prakash (2012) dengan judul A study to Assess the Effectiveness of Health education on knowledge with reference to prevention and home management of diarrhea among mothers of under five children in selected rural area at Karad Taluka, India. 4 Jena M. (2014) Dengan judul Effectiveness of information booklet on knowledge & practice about prevention of Pneumonia among mothers of under five children 5 Khalili at al. (2013) dengan Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah quasi ekperiment dengan pendekatan pre dan post test one group design. Metode yang digunakan adalah preexperimental one grup pre and post test. Pemilihan sampel dengan non probability purposive sampling Metode penelitian cara pendidikan kesehatan. Hasil penelitian yang didapatkan adalah pendidikan kesehatan secara signifikan dan efektif dalam meningkatkan pengetahuan tentang pencegahan dan penanganan anak diare di rumah. Sebanyak 52% ibu tidak memiliki pengetahuan pencegahan pneumonia. Booklet secara signifikan dapat meningkatkan pengetahuan dan praktek pencegahan pneumonia pada ibu balita. Tingkat pengetahuan dan posyandu. Persamaan pada pemberian intervensi pendidikan kesehatan. Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah pada metode yaitu quasi eksperimental pre dan post test kontrol design., variable terikat, dan topic Persamaan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah pada intervensi tentang edukasi dengan booklet, pemilihan sampling dengan purposive sampling Perbedaannya adalah pada variable terikat yaitu variable pengetahuan dan pada metode yaitu quasi eksperimental pre dan post test control design.. Persamaanya pada variable terikat yaitu

11 judul Maternal knowledge and regarding childhood diarrhea and diet in Zahedan, Iran. yang digunakan adalah cross sectional study. Sample yang digunakan sebanyak 300 orang ibu balita yang dirawat di pelayanan kesehatan karena diare. ketrampilan ibu tentang diare dan diet mayoritas pada kategori sedang sebanyak 64.3% dan 56%. Tingkat pendidikan yang tinggi dan ibu yang bekerja memiliki tingkat pengetahuan yang lebih baik (P<0.001). pengetahuan ibu tentang pencegahan diare. Perbedaan pada metode yaitu quasi eksperimental pre dan post test kontrol design., Intervensi yang diberikan adalah pendidikan kesehatan tentang pencegahan diare dan pneumonia.