BAB I PENDAHULUAN. sangat signifikan. Salah satu yang telihat jelas adalah perkembangan smartphone.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. ini. Dapat dilihat dari pagelaran-pagelaran fashion yang kini mulai ramai. memahami bahasa atau istilah yang digunakan.

BAB I PENDAHULUAN. Sosiolog dari Universitas Indonesia Ida Ruwaida Noor yang dikutip dalam situs

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan, dan kenyamanan. Taman kota juga dapat difungsikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, merupakan negara kepulauan terbesar menyimpan kekayaan karang

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan potensi bangsa dimasa depan yang sering kali terabaikan,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Memelihara hewan peliharaan merupakan kegiatan yang semakin digemari oleh

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kemandirian penting bagi anak guna membentuk kepribadiannya di masa depan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan tempat tinggal. Dalam 2-3 tahun terakhir ini, isu mengenai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pada umumnya banyak manusia yang takut pada ular, karena memiliki racun atau

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan atau mengandung dalam kehidupan suami istri dan juga sebagai

BAB I PENDAHULUAN. seperti pewarna, perasa, pemanis, pengawet. Minuman soda berpemanis sangat

BAB.I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) jumlah

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak terpikirkan untuk kenal seperti orang yang berada di negara lain. Ajang

BAB I PENDAHULUAN. Tubuh manusia terus tumbuh dan berkembang. Proses pertumbuhan tersebut

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak selalu sehat. Menurut Asteria Aritonang seperti dikutip melalui

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis properti untuk perumahan kelas menengah kebawah di Indonesia dari tahun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan industri desain grafis tanah air. dan sebagai bentuk

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk vertebrata yang memiliki tulang belakang yang

BAB I PENDAHULUAN. Seperti diberitakan dalam situs berita Kompas tanggal 1 April 2014 (Liauw, 2014),

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut (n.d.) yang diakses pada tanggal 17 September

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Lingkungan hidup tidak dapat terlepas dari aktivitas berbagai makhluk hidup

BAB IV ANALISIS PROSES. Dalam produksi digital campaign Holcim Educare ini, dimulai dari

BAB I PENDAHULUAN. menurun. Hal ini serupa dengan yang diungkapkan oleh salah satu dokter spesialis

BAB I PENDAHULUAN. bertambah. Terlebih lagi saat bulan Ramadhan tiba, angka gelandangan dan

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Hasdianah, Siyoto, dan Peristyowati (2014:69) dalam buku Gizi, Pemanfaatan

BAB I PENDAHULUAN. tempat yang sangat penting dalam pembentukan sejarah negara Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. seri atau drama yang banyak beredar di pasaran dan bisa ditonton oleh semua

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ditanamkan kepada masyarakat, khususnya remaja. Salah satu dari budaya yang

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang diberikan kepadanya. Menurut Peraturan Pemerintah Republik

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dunia perhotelan di negara Indonesia diawali dengan dibukanya Hotel Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Langkah - langkah dalam proses perancangan poster kampanye anti. a. Langkah pertama ialah mencari data yang mencakup tentang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menyerang anak-anak. Penyakit Kawasaki adalah penyakit demam akut pada anak

BAB I PENDAHULUAN. peringatan bahaya kepada kita. Silent killer, itulah sebutan untuk hipertensi

BAB I PENDAHULUAN. hlm. 4). Pada pengelolaan usahanya, catering menangani penyediaan makanan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Sivaraj (2013), kawat gigi atau dalam bahasa medisnya orthodontic

BAB 1. Pendahuluan. alat yang dapat meningkatkan kapasitas kemampuan seseorang, tetapi juga menjadi

I. PENDAHULUAN. merupakan suatu hal yang membanggakan. Kita dapat melihat hal tersebut dari

BAB I PENDAHULUAN. penyedia jasa fotografi yang saat ini semakin banyak bermunculan terutama di

BAB II KAJIAN MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. yang masih berada dalam kandungan. Pada UU RI no.23 Tahun 2002 Bab III

BAB I PENDAHULUAN. Situ merupakan sumber mata air alami yang berada di daratan yang memiliki fungsi

BAB I PENDAHULUAN. Sejak revolusi industri, seni dan desain merupakan dua hal yang memiliki kaitan.

BAB I PENDAHULUAN. desain interior, furniture, eksterior, dan jasa pembuatan furniture. Usaha yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ke 17 dan -18 (hlm.11). Hal serupa juga dikatakan dalam artikel Suku Betawi

BAB I PENDAHULUAN. bagaimana suatu kota mengawasi dan mengenalkan wilayahnya serta

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Wisata museum menjadi salah satu pilihan masyarakat untuk menghabiskan masa

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Anak pada usia 2-5 tahun masuk ke dalam periode peletakan struktur prilaku

UPAYA SOSIALISASI PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN GEDUNG KEPADA REMAJA MELALUI MEDIA GAME


BAB I PENDAHULUAN. Makanan dan minuman adalah salah satu kebutuhan mendasar manusia sebagai

II METODOLOGI. Metode erat kaitanya dengan bagaimana seorang peneliti menerangkan cara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Setiap produk memiliki suatu image yang unik untuk dijual ke pasar, sehingga

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kedatangan kaum Tionghoa dari dataran Tiongkok ke Indonesia sudah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini, pilihan lembaga asuransi kesehatan kian beragam, baik swasta

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Bengkulu merupakan salah satu Kota yang berada di Pulau Sumatra. Terdapat empat

BAB I PENDAHULUAN. Bermain berasal dari kata dasar main, yakni merupakan sebuah hiburan atau

BAB I PENDAHULUAN. (2015) yang diakses pada 3 maret 2015, anak sudah dapat melakukan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. sekarang anak-anak banyak belajar melalui gadget yang ada, melalui gadget

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Menurut Dr. Yahmin Setiawan (diakses dari

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan mempunyai tempat penyimpanan barang yang cukup rentan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk yang banyak hingga mencapai 237,641,326 jiwa pada tahun

BAB I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Usaha waralaba menjadi salah satu bisnis yang terus meningkat tiap tahunnya di

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bahwa sejak tahun 1978, pemerintah terus berusaha untuk memajukan dan

BAB III STRATEGI KOMUNIKASI

BAB I PENDAHULUAN. yang menjadi target. (Farase, Kimbrell dan Woloszyk, 2006, hlm.19)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Makanan modern yang beredar tersebut menarik minat para generasi muda

BAB I PENDAHULUAN. berbagai kegiatan hidup yang berbasis pada langkah-langkah sehat. Jika tubuh kita

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan pokok manusia di era yang modern ini. Perkembangan ini

BAB I PENDAHULUAN. Malabar (diluar negeri dikenal dengan Java Preanger) ini berjeniskan arabika dan

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah swasta merupakan bisnis pendidikan yang tidak berbeda dengan bisnis

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan di bidang furnitur mebel semakin banyak jumlahnya disetiap

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan teknologi pada era ini menjadi sebuah fenomena yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri pariwisata di Indonesia kian meningkat pesat setiap


Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini, perkembangan teknologi menjadi salah satu perkembangan yang terlihat sangat signifikan. Salah satu yang telihat jelas adalah perkembangan smartphone. Bagi masyarakat perkotaan, smartphone telah menjadi salah satu kebutuhan yang wajib dimiliki. Hal tersebut didukung dengan pernyataan Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik pada Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo, 2013), Freddy H Tulung bahwa penggunaan gadget seperti smartphone telah mencapai 240juta unit, lebih banyak dari jumlah penduduk Indonesia yang berjumlah 230juta jiwa. Selain itu, Beliau juga menambahkan bahwa sebagian besar penggunanya adalah masyarakat usia 34tahun ke bawah. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Milward Brown, sebuah perusahaan komunikasi, Indonesia memegang angka tertinggi dalam rata-rata penggunaan perangkat digital. Umumnya, dalam sehari manusia akan menghabiskan waktunya untuk menggunakan gadget sekitar 6jam, namun masyarakat Indonesia diketahui menghabiskan waktu selama 9jam per hari untuk menggunakan gadget. Hal tersebut menunjukkan tingginya ketergantungan masyarakat Indonesia terhadap gadget. Dibalik kecanggihan teknologi yang ditawarkan, penggunaan gadget yang berlebihan dapat membawa dampak buruk bagi kesehatan manusia, salah satunya untuk kesehatan mata. Hal tersebut diungkapkan oleh Douglas Lazzaro, profesor 1

dan ketua Departemen Ophthalmology di SUNY Downstate Hospital di Brooklyn, New York. Beliau mengatakan bahwa pada saat memandangi monitor gadget, mata akan cenderung jarang berkedip. Hal tersebut akan membuat mata kering dan menimbulkan gangguan penglihatan serta ketengangan mata. Gangguan dan ketegangan mata tersebut sangat rentan terjadi pada masyarakat yang berusia 18-34tahun (Everyday Health, 2014). Namun sayangnya, adanya dampak tersebut kurang diperhatikan oleh para penggunanya. Banyaknya masyarakat yang menggunakan gadget dimanapun mereka berada menunjukkan kurangnya perhatian mereka akan dampak ketergantungan gadget. Berdasarkan permasalahan tersebut, penulis merancang sebuah program kampanye berjudul Kampanye Sosial Dampak Ketergantungan Smartphone terhadap Kesehatan Mata di Wilayah Jakarta. Perancangan kampanye ini bertujuan untuk menyadarkan masyarakat bahwa penggunaan smartphone yang berlebihan akan merusak kesehatan mata mereka. Selain itu, kampanye ini juga bertujuan untuk mengajak masyarakat untuk melakukan hal-hal yang dapat dilakukan untuk meminimalisir dampak dari ketergantungan tersebut. 1.2. Rumusan Masalah Dilatarbelakangi masalah yang ada, penulis merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana perancangan kampanye yang tepat untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat Jakarta akan adanya bahaya ketergantungan terhadap smartphone. 2

2. Bagaimana pemilihan media kampanye yang efektif untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat akan adanya bahaya ketergantungan terhadap smartphone. 1.3. Batasan Masalah Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan di atas, penulis membatasi permasalahan yang ada agar tidak terjadi perluasan masalah. Batasan masalah yang telah disusun berupa: 1. Masalah utama: dampak ketergantungan smartphone terhadap kesehatan mata. 2. Target: a. Segmentasi geografis : Jakarta b. Segementasi demografis : 1. Usia : 20-35 tahun 2. Jenis kelamin : pria dan wanita 3. Pekerjaan : mahasiswa hingga pekerja c. Segmentasi psikografis : 1. Status ekonomi : menengah ke atas (C1-A1) 2. Gaya hidup : modern 1.4. Tujuan Perancangan Berdasarkan rumusan masalah yang ada, tujuan dari perancangan media kampanye ini adalah: 3

1. Merancang kampanye yang tepat untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat Jakarta akan adanya bahaya ketergantungan smartphone terhadap kesehatan mata. 2. Memilih media kampanye yang efektif untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat akan adanya bahaya ketergantungan smartphone terhadap kesehatan mata. 1.5. Manfaat Perancangan Dengan dirancangnya kampanye ini, penulis dapat mengetahui lebih dalam mengenai dampak buruk yang dihasilkan gadget terhadap kesehatan manusia, khususnya kesehatan mata. Selain itu, penulis juga dapat berpartisipasi dalam upaya sosialisasi kepada masyarakat mengenai dampak buruk radiasi tersebut. Selain bermanfaat bagi penulis sendiri, perancangan kampanye ini juga memberikan manfaat yang lebih bagi universitas dan khalayak umum. Bagi universitas, perancangan kampanye ini dapat dijadikan sebagai sebuah informasi dan pengetahuan penting yang dapat disosialisasikan kepada mahasiswa tingkat selanjutnya. Sedangkan bagi khalayak umum, perancangan kampanye ini dapat menginformasikan dan menyadarkan masyarakat akan adanya bahaya radiasi yang dihasilkan gadget terhadap kesehatan mata. Dengan adanya perancangan ini, masyarakat dapat mengetahui dampak buruk radiasi gadget dan dapat mengetahui bagaimana cara penanggulangan dari dampak yang dihasilkan tersebut. 4

1.6. Metode Pengumpulan Data Untuk mengumpulkan data yang tetap dan akurat, penulis menggunakan metode pengumpulan data kualitatif. Pengumpulan data tersebut akan didapat melalui data primer dan sekunder. Data Primer: 1. Wawancara Wawancara akan dilakukan dengan dokter mata untuk mendapatkan data yang akurat mengenai dampak radiasi smartphone terhadap mata. 2. Survey Survey akan dilakukan terhadap beberapa koresponden di wilayah Jakarta untuk menunjang keakuratan target sasaran. 3. Observasi Observasi akan dilakukan secara langsung oleh penulis di tempat-tempat umum seperti restoran, kampus, dan pusat perbelanjaan untuk mendapatkan data yang akurat. Data Sekunder: Data sekunder akan digunakan sebagai data tambahan yang akan memperkuat data primer yang didapat. Data sekunder akan didapatkan melalui buku, internet dan laporan media masa. 5

1.7. Metode Perancangan Untuk dapat terciptanya suatu karya yang tepat, maka penulis melakukan beberapa tahapan berikut: 1. Pengidentifikasian masalah Mengamati hal-hal yang terjadi dalam masyarakat melalui proses analisa 5W+1H. Mengetahui bagaimana permasalahan tersebut muncul, apa penyebabnya, siapa pelakunya, kapan terjadi, dan dimana terjadinya. Setelah diketahui permasalahan yang akan dirumuskan, maka penulis akan membatasi masalah yang ada sehingga tidak terjadi perluasan bahasan. 2. Menentukan tujuan Menentukan apa yang menjadi tujuan dari terciptanya karya ini. 3. Konseptualisasi gagasan Melakukan suatu peroses kreatif untuk mengembangkan ide dengan cara brainstorming dan mind mapping yang diperkuat dan dibantu oleh data-data yang telah didapatkan. Selain itu dilakukan juga proses swept files untuk melihat kembali karya-karya sejenis yang sudah ada untuk dijadikan sebagai referensi. 4. Evaluasi Melihat kembali kekurangan yang ada pada proses konseptualisasi gagasan dan melakukan proses pembenaran. 5. Sketsa awal Mendesain gambaran awal secara kasar mengenai visualisasi desain yang akan diwujudkan. 6

6. Implementasi gagasan Mewujudkan konsep yang sudah ada menjadi sebuah media kampanye yang riil. 7

1.8. Sistematika Perancangan Latar Belakang Kurangnya kesadaran masyarakat akan adanya bahaya radiasi smartphone terhadap kesehatan mata. Rumusan Masalah Bagaimana perancangan media kampanye yang tepat untuk menyadarkan masyarakat akan adanya bahaya radiasi smartphone bagi kesehatan mata. Tujuan Perancangan Merancang media kampanye yang tepat untuk menyadarkan masyarakat akan adanya bahaya radiasi smartphone bagi kesehatan mata. Pengumpulan Data Dilakukan melalui studi pustaka (buku,internet, laporan media masa) dan studi lapangan (wawancara, survey, observasi) Khalayak Sasaran Pelajar hingga ekesekutif muda kalangan menengah yang berdomisili di daerah Jakarta. Konsep Perancangan Ide: kampanye yang bertujuan untuk menyadarkan masyarakat akan adanya bahaya radiasi smartphone bagi kesehatan mata. 8