MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD ( Student Team Achievement Division ) BERDASARKAN TEORI BELAJAR PSIKOLOGI GESTALT PADA PELAJARAN MATEMATIKA SUB POKOK BAHASAN BENTUK PANGKAT Serlly Oktaviana oktaviana_serlly@yahoo.co.id Prodi Pendidikan Matematika Universitas Nusantara PGRI Kediri 2013 Abstrak Model pembelajaran kooperatif STAD (Student Team Achievement Division) adalah model pembelajaran kooperatif (kerja sama dalam kelompok) yang paling sederhana. Model pembelajaran tipe ini, menempatkan siswa dalam kelompok atau tim belajar terdiri atas 4 sampai 5 orang yang memiliki perbedaan tingkat kemampuan, jenis kelamin dan suku jika memungkinkan. Dalam aplikasinya, setelah guru menyajikan materi pembelajaran, siswa bekerja dalam kelompok / tim yang telah dibentuk sebelumnya. Melalui diskusi dalam tim kecil tersebut, diharapkan semua anggota tim dapat menguasai pelajaran tersebut. selanjutnya, seluruh siswa dalam tim diberikan tes secara individual tentang materi yang dibicarakan dalam kelompoknya. Mereka tidak boleh saling membantu pada saat tes individual dilakukan. Teori belajar Gestalt (Gestalt Theory) ini lahir di Jerman tahun 1912 dipelopori dan dikembangkan oleh Max Wertheimer (1880 1943) yang meneliti tentang pengamatan dan problem solving, dari pengamatannya ia menyesalkan penggunaan metode menghafal di sekolah, dan menghendaki agar murid belajar dengan pengertian bukan hafalan akademis. Pada penerapan model pembelajara kooperatif STAD (Student Team Achievement Division) berdasarkan teori belajar psikologi gestalt ini, penulis menempatkan teori belajar psikologi gestalt ini pada langkah STAD ( Student Team Achievement Division ) saat guru sedang menyajikan materi. Dalam tulisan ini dibahas tentang contoh RPP pada model pembelajaran kooperatif STAD ( Student Team Achievement Division ) berdasarkan teori belajar psikologi gestalt pada pelajaran matematika sub pokok bahasan bentuk pangkat. Kata kunci: Model pembelajaran kooperatif STAD ( Student Team Achievement Division ), Teori belajar Gestalt (Gestalt Theory), sub pokok bahasan bentuk pangkat 355
PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pada dasarnya Pelaksanaan pembelajaran matematika sekarang ini guru masih mendominasi kelas, siswa pasif (datang, duduk, dengar, berlatih dan lupa). Untuk mengikuti pembelajaran di sekolah, kebanyakan siswa belum membaca bahan yang akan dipelajari, siswa datang tanpa bekal pengetahuan seperti membawa wadah kosong. Dari ketidak tahuan siswa tentang materi apa yang akan disampaikan saat itu, membuat siswa tersebut akan kesulitan untuk memahami materi yang disampaikan guru saat itu. Kalaupun bisa, prosentasenyapun itu kecil. Dimana siswa bisa menerima materi hanya saat itu saja. Artinya siswa hanya mengerti saat ia sedang dijelaskan hari itu saja sedangkan di hari hari lain, siswa tidak bisa mengingat materi itu kembali. Padahal dilain sisi materi matematika itu adalah materi yang saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Dimana materi yang di ajarkan hari ini, itu akan menjadi dasar materi selanjutnya. Jika siswa tidak bisa mamahami materi sebelumnya, maka siswa juga akan kesulitan untuk memahami materi yang selanjutnya Hasil pengamatan awal (saat PPL bulan Septamber 2012 sampai bulan Januari 2013) di suatu instansi sebelum menyusun program pembelajaran, penulis melakukan diskusi terlebih dahulu dengan guru pamong. Beliau mengatakan kalau model pembelajaran disana guru masih mendominasi kelas. Maksutnya adalah guru masih berperan aktif dalam pembelajaran. Materi yang diterima oleh siswa semuanya adalah hasil penjelasan dari guru. Tetapi beliau juga menambahkan kalau ketuntasan belajar siswa sangat kurang. Dari KKM yang ditentukan yaitu 75 dengan jumlah siswa 36 yang tuntas ada 4 siswa sedangkan yang 36 siswa dinyatakan tidak tuntas. Untuk mengatasi permasalahan yang ada, maka peneliti ingin mencoba menerapkan model pembelajaran kooperatif STAD ( Student Team Achievement Division )berdasarkan teori psikologi gestalt pada materi bentuk pangkat yang diharapkan dapat memberi solusi dalam penyelesaian masalah yang ada. 356
B. RUMUSAN PERTANYAAN 1. Bagaimanakah contoh RPP (rancangan pelaksanaan pembelajaran) model pembelajaran kooperatif STAD (Student Team Achievement Division) berdasarkan teori psikologi gestalt pada materi bentuk pangkat? C. TUJUAN PENULISAN 1. Mengetahui contoh RPP (rancangan pelaksanaan pembelajaran) model pembelajaran kooperatif STAD (Student Team Achievement Division) berdasarkan teori psikologi gestalt pada materi bentuk pangkat. D. MANFAAT PENULISAN 1. Bagi Guru a. Memberikan gambaran kepada guru mengenai penerapan model pembelajaran kooperatif STAD (Student Team Achievement Division) berdasarkan teori belajar psikologi gestalt. b. Membantu dalam memilih dan menentukan alternatif metode pembelajaran agar sasaran pencapaian penanaman konsep matematika benar benar tepat dan efektif. 2. Bagi Siswa a. Membantu dan mempermudah siswa dalam memahami suatu konsep matematika. b. Membantu dan melatih siswa agar membiasakan diri dalam kerja kelompok, dengan berdiskusi siswa dapat berfikir kritis juga dapat membantu siswa dalam mengingatkan materi yang sudah diterimanya. 3. Bagi Penulis a. Meningkatkan pemahaman peneliti tentang model pembelajaran kooperatif STAD (Student Team Achievement Division) berdasarkan teori belajar psikologi gestalt b. Memberi pengalaman bagi peneliti mengenai hasil dari pelaksanaan penelitian 357
INTI A. MODEL PEMBELAJARAN STAD (Student Team Achievement Division) Model Pembelajaran Kooperatif STAD adalah model pembelajaran kooperatif (kerja sama dalam kelompok) yang paling sederhana. Model pembelajaran tipe ini, menempatkan siswa dalam kelompok atau tim belajar terdiri atas 4 sampai 5 orang yang memiliki perbedaan tingkat kemampuan, jenis kelamin dan suku jika memungkinkan. Dalam aplikasinya, setelah guru menyajikan materi pembelajaran, siswa bekerja dalam kelompok / tim yang telah dibentuk sebelumnya. Melalui diskusi dalam tim kecil tersebut, diharapkan semua anggota tim dapat menguasai pelajaran tersebut. selanjutnya, seluruh siswa dalam tim diberikan tes secara individual tentang materi yang dibicarakan dalam kelompoknya. Mereka tidak boleh saling membantu pada saat tes individual dilakukan. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif STAD adalah sebagai berikut: 1. Siswa dibagi dalam kelompok kecil terdiri atas 4 sampai 5 orang. 2. Guru menyajikan materi pelajaran dengan menggunakan metode dan media yang sesuai. 3. Siswa mendiskusikan materi yang disampaikan oleh guru dalam kelompok kecil yang telah dibentuk. Dalam diskusi ini, siswa bersama-sama mendiskusikan masalah yang dihadapi, membandingkan jawaban dengan timnya, dan saling memperbaiki kesalahan konsep yang dibuat oleh anggota tim. 4. Setelah diskusi dalam tim atau kelompok kecil selesai, siswa diberikan tes secara individual. Ketika tes individual ini masingmasing siswa tidak boleh saling membantu. Oleh karena itu, ketika berdiskusi bersama tim mereka harus aktif mengikuti dengan seksama. 358
5. Setiap anggota tim diharapkan mendapatkan skor setinggitingginya karena skor ini akan menentukan skor total yang diperoleh timnya. 6. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki skor rata-rata tertinggi. B. TEORI BELAJAR PSIKOLOGI GESTALT Menurut Mukhlisah dalam bukunya teori belajar dan aplikasinya (hal. 120), psikologi gestalt masuk secara tidak terduga ketika Max Wertheimer sedang melakukan perjalanan antara Vienna ke Jerman untuk berlibur (watson, 1963). Ketika tiba di Frankfurt beliau punya keinginan besar untuk membeli sebuah mainan stroboscope. Stroboscope merupakan alat yang menunjukkan sebuah gambar yang dihasilkan dari gerak dimana bayangan dari gerak tersebut terbentuk. Alat ini cukup populer sebelum adanya gambar gerak. Substansi dari eksperiman ini adalah bahwa persepsi suatu keseluruhan (gerak) tidak dapat diperoleh dari elemen elemen khusus (dua stimulus). Dengan bahasa yangberbeda, suatu keseluruhan mempunyai karakteristik penampakan yang berbeda dengan elemen elemen yang ada didalamnya. Oleh karena itu, dalam pandangan Gestalt, analisis yang dilakukan oleh para behaviorisme kedalam elemen elemen yang berbeda menyebabkan distorsi fenomena yang sedang dikaji. Psikologi Gestalt diperkenalkan di Amerika Serikat 10 tahun setelah kemunculannya. Ketiga pelopornya yaitu Max wertheimer, Kurt Koffka, dan Wolfgang Kohler meninggalkan Jerman pada tahun 1930an untuk melanjutkan cita cita dan keinginannya di Amerika Serikat. Perspektif Gestalt dipandang oleh para psikolog Amerika sebagai satu perkembangan yang menarik, namun masih dianggap minor. Pergerakan penting yang terjadi didalam psikologi Amerika untuk beberapa dekade kedepan adalah behaviorisme. Teori Gestalt merupakan langkah awal bagi psikologi gestalt, dan masih tetap menyoroti masalah poeristiwa mental. Menurut Dr. Rusman, M.Pd. pada bukunya model model pembelajaran (hal. 137), pokok pandangan Gestalt adalah objek atau 359
peristiwa tertentu akan dipandang sedagai keseluruhan yang terorganisasikan. Makna suatu objek/peristiwa adalah terletak pada keseluruhan bentuk (gestalt) dan bukan bagian bagiannya. Pembelajaran akan lebih bermakna bila materi diberikan secara utuh, bukan bagian bagian. Aplikasi Teori Gestalt dalam pembelajaran Menurut Dr. Rusman, M.Pd. pada bukunya model model pembelajaran (hal. 137) adalah: 1. Pengalaman ( insight/tilikan). Dalam proses pembelajaran siswa hendaknya memiliki kemampuan insight, yaitu kemampuan mengenal keterkaitan unsur unsur dalam suatuobjek. Guru hendaknya mengembangkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah dengan insight. 2. Pembelajaran yang bermakna. Kebermaknaan unsur unsur yang terkait dalam suatu objek akan menunjang pembentukan pemahaman dalam proses pembelajaran. Content yang dipelajari siswa hendaknya memiliki makna yang jelas lebih baik bagi dirinya maupun bagi kehidupannya dimasa yang akan datang. 3. Perilaku bertujuan. Perilaku terarah pada suatu tujuan. Perilaku disamping adanya kaitan dengan SR-bond, juga terkait erat dengan tujuan yang hendak dicapai. Pembelajaran terjadi karena siswa memiliki harapan tertentu. Sebab itu pembelajaran akan berhasil bila siswa mengetahui tujuan yang akan dicapai. 4. Prinsip ruang hidup (life space). Dikembangkan oleh Kurt Lewin (teori medan/field theory). Perilaku siswa terkait dengan lingkungan/medan dimana ia berada. Materi yang disampaikan hendaknya memiliki kaitan dengan situasi lingkungan dimana siswa berada (kontekstual). 360
C. MODEL PEMBELAJARAN STAD (Student Team Achievement Division) BERDASARKAN TEORI BELAJAR PSIKOLOGI GESTALT Sesuai dengan uraian sebelumnya tentang model pembelajaran STAD dan teori belajar psikologi gestalt diatas, maka langkah langkah penerapan model pembelajaran STAD ditinjau dari teori belajar psikologi gestalt adalah: 1. Siswa dibagi dalam kelompok kecil terdiri dari 4 sampai 5 orang. 2. Dalam kelompok tersebut diberikan soal yang harus dikerjakan bersama dengan anggota kelompoknya. 3. Setelah waktu yang ditentukan untuk mengerjakan soal selesai, maka guru memberikan penjelasan tentang materi yang akan di bahas hari itu dan juga sekaligus membahas soal yang sudah dikerjakan oleh siswa sebelumnya ( soal pada langkah 2 ). 4. Setelah guru memberikan penjelasan, siswa diberi soal lagi untuk dikerjakan bersama anggota kelompoknya. Dalam tahap ini siswa bersama-sama mendiskusikan jawaban dari soal yang diberikan guru, membandingkan jawaban dengan timnya, dan saling memperbaiki kesalahan konsep yang dibuat oleh anggota tim. 5. Setelah diskusi dalam tim atau kelompok kecil selesai, siswa diberikan tes secara individual. Ketika tes individual ini masingmasing siswa tidak boleh saling membantu. Oleh karena itu, ketika berdiskusi bersama tim mereka harus aktif mengikuti dengan seksama. 6. Setiap anggota tim diharapkan mendapatkan skor setinggitingginya karena skor ini akan menentukan skor total yang diperoleh timnya. 7. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki skor rata-rata tertinggi. 361
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BIDANG STUDI MATEMATIKA Satuan Pendidikan : SMAN 1 Nusantara Mata Pelajaran : Matematika Kelas / Semester : X / ganjil Alokasi Waktu : 10 X 40 menit Standar Kompetensi : 1. Memecahkan masalah yang berkaitan dengan bentuk pangkat, akar, dan logaritma. Kompetensi Dasar : 1.1 Menggunakan aturan pangkat, akar, dan logaritma. I. Indikator a. Menyederhanakan bentuk suatu bilangan berpangkat b. Mengubah bentuk pangkat negatif dari suatu bilangan ke bentuk pangkat pisitif dan sebaliknya II. Tujuan Pembelajaran Setelah pembelajaran, siswa diharapkan mampu : a. Siswa dapat menyederhanakan bentuk suatu bilangan berpangkat b. Siswa dapat Mengubah bentuk pangkat negatif dari suatu bilangan ke bentuk pangkat pisitif dan sebaliknya III. Materi Pembelajaran Bentuk pangkat, akar dan logaritma ( terlampir ) IV. Model / Metode Pembelajaran a. Model :Gerlach dan Ely berdasarkan teori psikologi gestalt b. Strategi :Siswa Belajar Aktif c. Pendekatan :Problem solving d. Metode :Ceramah, diskusi, presentasi, dan tanya jawab 362
V. Kegiatan Pembelajaran Pertemuan 1 ( 2 X 40 menit ) Tahap Kegiatan Nilai Budaya & Metode (Skenario Pembelajaran) Karakter Bangsa Pembelajaran Pendahuluan Salam, Doa Melakukan presensi Komunikatif Ceramah Fase I (menyiapkan siswa) Inti Fase II (sajian informasi) Apersepsi Guru menyampaikan materi Komunikatif Ceramah pembelajaran yang akan dipelajari hari ini. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang dicapai siswa setelah kegiatan pembelajaran berakhir. Memotivasi peserta didik dengan memberi penjelasan tentang pentingnya mempelajari materi bentuk pangkat Komunikatif Komunikatif Ceramah Ceramah Guru memberikan soal kepada Komunikatif Penugasan siswa terkait tentang materi bentuk pangkat untuk dikerjakan secara individu Siswa mengerjakan soal yang Kreatif, tanggung Pemecahan diberikan oleh guru sesuai jawab masalah dengan batas waktu yang diberikan Guru membahas soal yang Komunikatif Ceramah, Alokasi Waktu 10 menit 60 menit 363
diberikan kepada siswa serta Tanya Jawab menjelaskan sesuai dengan materi bentuk pangkat Siswa memperhatikan komunikatif Tanya Jawab penjelasan dari guru dan bertanya pada guru jika belum paham. Guru memberikan contoh soal Komunikatif Tanggung jawab Fase III (latihan terbimbing) Guru membentuk kelompok kecil di kelas secara heterogen. Setiap kelompok beranggota 4 5 siswa Setiap kelompok diberi soal untuk dikerjakan bersama komunikatif Kreatif, dan komunikatif Ceramah Tanggung jawab kelompoknya sesuai dengan waktu yang telah ditentukan Setiap kelompok diminta untuk mempresentasikan jawabannya Berani, kreatif dan Komunikatif Tanggung Jawab sesuai dengan nomor tugas yang diminta guru Penutup Fase IV Guru memberikan post test,5 Komunikatif Penugasan 10 (latihan soal kepada siswa untuk menit mandiri) dikerjakan dlm waktu 10 menit Siswa mengerjakan post test kreatif Penugasan dengan mandiri Fase V Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang sudah dipelajari hari ini. Berani, kreatif dan komunikatif Ceramah, Tanya Jawab 364
(evaluasi) Fase VI Guru memberikan refleksi Komunikatif Ceramah, (refleksi) kepada siswa. Tanya Jawab Guru menyampaikan pesan Komunikatif Ceramah moral Doa, Salam. VI. Sumber & Media Pembelajaran a. Sumber Pembelajaran : Marwanta dkk. Matematika SMA kelas X. yudistira b. Media Pembelajaran : Buku paket LKS VII. Penilaian e. Prosedur : - Penilaian proses - Penilaian akhir f. Jenis Penilaian : - Tes - Non tes g. Bentuk Instrumen : - Soal uraian - Pedoman sikap h. Tindak Lanjut : - Remidi (diberikan pada siswa yang nilainya di bawah KKM) - Pengayaan (diberikan pada siswa yang nilainya di atas KKM Mengetahui : Kepala Sekolah, Kediri, 2013 Guru, 365
Catatan : PENUTUP A. SIMPULAN Berdasarkan pemaparan sebelumnya, diperoleh simpulan sebagai berikut : 1. Penerapan model pembelajaran kooperatif STAD ( Student Team Achievement Division )berdasarkan teori psikologi gestalt dapat memberikan kontribusi dalam dunia pendidikan khususnya dalam bidang matematika. B. SARAN Berdasarkan pemaparan diatas, peneliti ingin merekomendasikan kepada para pengajar, khususnya pengajar matematika untuk menerapkan model pembelajaran kooperatif STAD ( Student Team Achievement Division )berdasarkan teori psikologi gestalt untuk menciptakan siswa yang aktif dan kreatif sehingga proses belajar siswa dapat meningkat dalam mempelajari materi bentuk pangkat. DAFTAR PUSTAKA Huda Mustofa, dkk.(2009). Teori belajar dan aplikasinya. Surabaya: PT. Revka Petra Medi. Rusma (2012). Model model pembelajaran. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Marwata dkk. (2009). Matematika SMA kelas x. Yudistira. http://fkip.wisnuwardhana.ac.id/index.php?option=com content&task=view&id=20&itemid=21 ( diakses tanggal 14 februari 2013 ) http://mardhiyanti.blogspot.com/2010/04/teori-pembelajaran-menurut-aliran.html (diakses tanggal 14 februari 2013) http://blog.tp.ac.id/pengertian-belajar-menurut-psikologi-gestalt (diakses tanggal 14 februari 2013) 366