Mahasiswa Jurusan Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung 2,3,4

dokumen-dokumen yang mirip
UJI KARAKTERISTIK FISIK BERAS ANALOG BERBAHAN DASAR TEPUNG TALAS DAN TEPUNG ONGGOK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November Desember 2013 di

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei hingga Juni 2014, bertempat di

III. METODOLOGI. Penelitian inidilaksanakan pada bulan Mei hingga bulan Juni 2014 di

Mahasiswa Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung 2,3,4

METODOLOGI PENELITIAN

EFFECT OF TIME AND SUJI LEAF (Pleomele Angustifolia) ADITIVE CONCENTRATION ON THE CHARACTERISTIC OF CASSAVA BASED RICE ENRICHED WITH TUNA PROTEIN

I PENDAHULUAN. 6. Hipotesis Penelitian, dan 7. Waktu dan Tempat Penelitian. keperluan. Berdasarkan penggolongannya tepung dibagi menjadi dua, yaitu

PEMBUATAN BERAS ANALOG BERBAHAN DASAR TEPUNG PISANG (Musa paradisiaca) THE PRODUCING OF ANALOG RICE BASED ON BANANA FLOUR (Musa paradisiaca)

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah,

TINJAUAN PUSTAKA. tapioka, tepung terigu, tepung singkong, tepung jagung dan lain sebagainya. Beras

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei Juni 2014 di Desa Lehan Kecamatan

PEMBUATAN ROMO (ROTI MOCAF) YANG DIPERKAYA DENGAN TEPUNG KACANG HIJAU (Vigna radiata L.) SEBAGAI SUMBER PROTEIN SKRIPSI OLEH:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. substitusi tepung biji alpukat dilaksanakan pada bulan November 2016 di

BAB I PENDAHULUAN. Mie merupakan jenis makanan hasil olahan tepung yang sudah. dikenal oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Mie juga merupakan

PERBANDINGAN KADAR GLUKOSA DAN UJI ORGANOLEPTIK PRODUK OLAHAN MAKANAN DENGAN BAHAN DASAR KENTANG DAN UBI JALAR

I PENDAHULUAN. Bab ini membahas mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2)

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Juli 2015 di Laboratorium

METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan November 2014 Januari 2015 di

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Konsumsi beras di Indonesia semakin meningkat setiap tahunnya

I PENDAHULUAN. Penelitian merupakan sebuah proses dimana dalam pengerjaannya

I PENDAHULUAN. (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu

* (Telp: ) ABSTRACT ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa Indonesia adalah beras, karena beras merupakan. makanan pokok bagi sebagian besar penduduk Indonesia.

PEMBUATAN MIE SUKUN (KAJIAN SUBTITUSI SUKUN KUKUS DAN PENAMBAHAN TELUR) SKRIPSI. Oleh : INDARTY WIJIANTI

I. PENDAHULUAN. kayu yang memiliki nilai gizi tinggi dan dapat dimanfaaatkan untuk berbagai jenis

PENGARUH PENGGUNAAN PEWARNA ALAMI, WAKTU PENGUKUSAN DAN SUHU TERHADAP PEMBUATAN SNACK MIE KERING RAINBOW

KAJIAN SIFAT FISIKOKIMIA DAN SENSORI TEPUNG UBI JALAR UNGU (Ipomoea batatas blackie) DENGAN VARIASI PROSES PENGERINGAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan banyak tumbuh di Indonesia, diantaranya di Pulau Jawa, Madura, Sulawesi,

UJI KOMPOSISI BAHAN BAKU TERASI DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PENCETAK TERASI

Oleh : Marinda Sari 1, Warji 2, Dwi Dian Novita 3, Tamrin 4

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengkonsumsi berbagai jenis pangan sehingga keanekaragaman pola

KUALITAS MIE BASAH DENGAN SUBSTITUSI TEPUNG BIJI KLUWIH (Artocarpus communis G.Forst)

Oleh : Arif Dwi Santoso 1, Warji 2, Dwi Dian Novita 3, Tamrin 4

I. PENDAHULUAN. Sayur-sayuran dan buah-buahan adalah jenis komoditi pertanian yang mempunyai

PENGARUH PERBEDAAN KECEPATAN PUTAR (RPM) DISC MILL TERHADAP KESERAGAMAN UKURAN BUTIRAN GULA SEMUT

I. PENDAHULUAN. (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian,

MEMPELAJARI LAJU PENGERINGAN DAN SIFAT FISIK MIE KERING BERBAHAN CAMPURAN TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG TAPIOKA

UJI KINERJA HAMMER MILL DENGAN UMPAN JANGGEL JAGUNG [Performance Test Hammer Mill With Corn Feed Corncob]

PEMBUATAN SPONGE CAKE BEBAS GLUTEN DARI TEPUNG KOMPOSIT BERAS KETAN, UBI KAYU, PATI KENTANG, DAN KEDELAI DENGAN PENAMBAHAN HIDROKOLOID

II. TINJAUAN PUSTAKA. Beras analog merupakan beras tiruan yang terbuat dari tepung lokal non-beras.

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian pendahuluan dilaksanakan pada bulan Februari 2017 dan

I PENDAHULUAN. Hipotesis Penelitian, Tempat dan Waktu Penelitian. dapat diolah menjadi berbagai jenis makanan bernilai gizi tinggi seperti kacang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masyarakat Indonesia memiliki kebiasaan bahwa belum makan kalau belum mengkonsumsi nasi. Adanya kebiasaan ini

BAB 1 PENDAHULUAN. Jajanan pasar Indonesia yang ada di tanah air kita merupakan ciri khas budaya

I PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhan protein (Suherman, 2012). Koro pedang (Canavalia

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG JAGUNG (Zea mays L.) DALAM PEMBUATAN COOKIES. ABSTRACT

LAPORAN TUGAS AKHIR PEMBUATAN TEPUNG DARI BUAH SUKUN. (Artocarpus altilis)

1 I PENDAHULUAN. yang cukup baik terutama kandungan karbohidrat yang tinggi.

PEMANFAATAN TEPUNG UMBI GARUT (Maranta arundinaceae L.) DALAM PEMBUATAN BUBUR INSTAN DENGAN PENCAMPURAN TEPUNG TEMPE SKRIPSI

UJI DAYA TERIMA DAN KANDUNGAN GIZI NASI DENGAN PENAMBAHAN LABU KUNING DAN JAGUNG MANIS

PEMBUATAN TEPUNG JAGUNG

PENGARUH BERBAGAI FILLER (BAHAN PENGISI) TERHADAP KARAKTERISTIK DAN DAYA TERIMA CHICKEN NUGGET SKRIPSI. Oleh MARGI KUSUMANINGRUM

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PERBANDINGAN TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG BIJI NANGKA DALAM PEMBUATAN MIE BASAH TERHADAP KOMPOSISI PROKSIMAT DAN DAYA TERIMA SKRIPSI

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari Maret 2017 di

I. PENDAHULUAN. Saat ini masyarakat mengkonsumsi mie sebagai bahan pangan pokok

BAB III MATERI DAN METODE. putus, derajat kecerahan, kadar serat kasar dan sifat organoleptik dilaksanakan

PENGARUH PENGGUNAAN TEPUNG TINGGI SERAT DARI AMPAS BENGKUANG DAN AMPAS JAGUNG TERHADAP KARAKTERISTIK ORGANOLEPTIK KUE KERING

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

Perbedaan Karakteristik Kimia dan Sensoris Keripik Simulasi dengan Bahan Dasar Tepung Jagung-Ubikayu

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

NASKAH PUBLIKASI. KUALITAS BISKUIT DENGAN KOMBINASI TEPUNG PISANG KEPOK PUTIH (Musa paradisiaca forma typica) DAN TEPUNG TEMPE

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2014 di Laboratorium Rekayasa

EVALUASI MUTU MI INSTAN YANG DIBUAT DARI PATI SAGU LOKAL RIAU. Evaluation on the Quality of Instant Noodles Made From Riau Sago Starch

Disusun Oleh. Devie Triyanaa J FAKULTAS

HASIL DAN PEMBAHASAN Pembuatan Adonan Kerupuk

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Balai Riset dan Standardisasi Industri

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG

Meningkatkan Nilai Tambah Bawang Merah Oleh: Farid R. Abadi

PEMBUATAN CAKE TANPA GLUTEN DAN TELUR DARI TEPUNG KOMPOSIT BERAS KETAN, UBI KAYU, PATI KENTANG, DAN KEDELAI DENGAN PENAMBAHAN HIDROKOLOID

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang memiliki potensi di sektor

PERBANDINGAN TEPUNG SINGKONG DENGAN TEPUNG TALAS DAN KONSENTRASI SERBUK TEH HIJAU TERHADAP KARAKTERISTIK COOKIES (KUE KERING) BERBASIS UMBI- UMBIAN

PENGARUH PERBANDINGAN GULA MERAH DENGAN SUKROSA DAN PERBANDINGAN TEPUNG JAGUNG, UBI JALAR DENGAN KACANG HIJAU TERHADAP KARAKTERISTIK JENANG

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari Amerika Tengah, Amerika Selatan dan Meksiko. Tanaman yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. kurangnya Indonesia dalam menggali sumberdaya alam sebagai bahan pangan

PENGARUH METODE PERLAKUAN AWAL (PRE-TREATMENT) DAN SUHU PENGERINGAN TERHADAP MUTU FISIK, KIMIA, DAN FUNGSIONAL TEPUNG UBI JALAR UNGU

SUBSTITUSI TEPUNG KACANG HIJAU (Phaseolus radiathus L) DALAM PEMBUATAN BISKUIT KIMPUL (Xanthosoma sagittifolium (L) schott)

Padang, Maret Putri Lina Oktaviani

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1.1) Latar Belakang, (1.2) Identifikasi

RINGKASAN Upaya Diversifikasi Konsumsi Pangan Berbasis Bahan Pangan Lokal Di Desa Salam, Patuk, Gunung Kidul

III. METODOLOGI. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan Juli 2014 di

EVALUASI KARAKTERISTIK FISIK, KIMIA DAN SENSORI ROTI DARI TEPUNG KOMPOSIT BERAS, UBI KAYU, KENTANG DAN KEDELAI DENGAN PENAMBAHAN XANTHAN GUM

BAB I PENDAHULUAN. Tanaman singkong adalah komoditas tanaman umbi-umbian yang dapat

Pembuatan Tepung dari Hati Nanas (Ananas comosus L. Merr.) sebagai Alternatif Bahan Baku Produk Olahan

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (1.6) Hipotesis Penelitian dan (1.7) Tempat dan Waktu Penelitian. Jamur tiram putih atau dalam bahasa latin disebut Plerotus

METODE. Materi. Rancangan

KARAKTERISTIK BERAS ANALOG KOMBINASI UBI JALAR DAN TEPUNG BERAS

PERBANDINGAN KADAR PROTEIN DAN LEMAK MI ALTERNATIF DARI PATI GANYONG (Canna edulis Ker) DAN PATI UBI KAYU (Manihot utilissima Pohl) SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. biji durian dengan suhu pengeringan yang berbeda dilaksanakan pada bulan

REKAYASA BERAS ANALOG BERBAHAN DASAR CAMPURAN TEPUNG TALAS, TEPUNG MAIZENA DAN UBI JALAR

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan daging di Indonesia setiap tahunnya terus meningkat. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2007 BPS mencatat rata-rata konsumsi ubi jalar orang Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Tepung terigu digunakan untuk pembuatan mie, roti, kue sebagai bahan

Transkripsi:

Jurnal Teknik Pertanian LampungVol. 4 No. 1: 51-56 PEMBUATAN DAN UJI KARAKTERISTIK FISIK BERAS ANALOG BERBAHAN BAKU TEPUNG SINGKONG YANG DIPERKAYA DENGAN PROTEIN UDANG THE PRODUCTION AND PHYSICAL CHARACTERISTICS TEST OF ANALOG RICE MADE FROM CASSAVA FLOUR CONTAINING PROTEIN OF SHRIMP Miftahul Jannah 1, Tamrin 2, Cicih Sugianti 3, Warji 4 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung 2,3,4 Staf Pengajar Jurusan Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung komunikasi penulis email : miftahuljannah19@rocketmail.com Naskah ini diterima pada 4 Desember 2014; revisi pada 16 Januari 2015; disetujui untuk dipublikasikan pada 9 Maret 2015 ABSTRACT Analog rice is one of the foods which are made from various kinds of flour that can be alternative rice. The purpose of this research was to create and test the characteristics of analog rice made from cassava flour enriched with shrimp proteins. Observation parameters on this research are moisture content, uniformity of grain, bulk density, water absorption and color test. The design of this study is using cassava flour and flour shrimp with composition of each treatment as follow : A (100 : 0), B (95 : 5), C (92.5 : 7.5), D (90 : 10), E (85 : 15). This study showed that analog rice produced water content of 12.53% - 14.01%, coarse grain diameter 0.95% - 6.64%, moderate coarse grain 21.02% - 37.78% and fine grain 55.58% - 78. 03%, bulk density from 0.57 to 0.73 g/cm 3 and water absorption 71.33% - 118.67%. Based on the analysis of variance (ANOVA), the treatment of analog rice influences on the nature of analog rice which is uniformity coarse and medium with an effect on the result of bulk density. The dominant color of the resulted analog rice is brown. Keywords: Fraction analog rice, Shrimp flour protein, Cassava flour. ABSTRAK Beras analog merupakan salah satu diversifikasi pangan yang terbuat dari berbagai macam tepung yang dapat menjadi bahan pangan alternatif pengganti beras. Tujuan penelitian ini adalah membuat dan menguji karakteristik beras analog berbahan baku tepung singkong yang diperkaya dengan protein udang. Parameter yang diamati adalah kadar air, keseragaman butiran, kerapatan curah, daya serap air dan uji warna. Perlakuan penelitian adalah variasi komposisi tepung singkong dan tepung udang yaitu A (100 : 0), B (95 : 5), C (92,5 : 7,5), D (90 : 10), E (85 : 15). Penelitian ini menghasilkan beras analog dengan kadar air sebesar 12,53% - 14,01%, diameter butiran kasar 0,95% - 6,64%, sedang 21,02% - 37,78% dan halus 55,58% - 78,03%, kerapatan curah 0,57 0,73 g/cm 3 serta daya serap air 71,33% - 118,67%. Berdasarkan analisis sidik ragam perlakuan beras analog berpengaruh terhadap sifat beras analog yaitu keseragaman butiran kasar dan sedang serta berpengaruh terhadap kerapatan curah yang dihasilkan. Warna dominan beras analog yang dihasilkan adalah berwarna cokelat. Kata Kunci : Beras analog, Protein tepung udang, Tepung singkong. I. PENDAHULUAN Karbohidrat merupakan sumber kalori utama bagi manusia. Karbohidrat memiliki peranan penting dalam menentukan karakteristik bahan makanan serta dapat mencegah timbulnya ketosis dan membantu metabolisme lemak dan protein (Winarno, 1984). Beras merupakan salah satu sumber karbohidrat dan sumber pangan utama di Indonesia. Setiap tahunnya konsumsi beras semakin meningkat, namun produksi beras yang dihasilkan cenderung tetap. Hal tersebut dapat mempengaruhi ketahanan pangan yang ada di Indonesia. Menurut Dewan Ketahanan Pangan (2006), bahwa ketahanan pangan dapat terwujud apabila dapat memenuhi dua aspek sekaligus, yaitu ketersediaan bahan pangan yang 51

Pembuatan dan Uji Karakteristik... (Miftahul J, Tamrin, Cicih S dan Warji) mencukupi dan merata bagi seluruh masyarakat. Kedua, setiap masyarakat memiliki akses fisik dan ekonomi guna memenuhi kecukupan gizi untuk menjalani kehidupan yang sehat dan produktif. Singkong atau ubi kayu merupakan salah satu sumber karbohidrat di Indonesia peringkat ketiga setelah padi dan jagung. Singkong juga merupakan bahan baku yang sangat berpotensi untuk dijadikan tepung (Prabawati, dkk., 2011). Setelah menjadi tepung, singkong mengandung kadar air 10-12%, kadar lemak 0,8-1,0%, abu 0,6-0,8%, protein 1,2-1,8%, karbohidrat 85-88% serta kadar amilosa 20-31% (Widowati, 2009). Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini dapat menghasilkan makanan alternatif atau pengganti makanan pokok seperti beras analog. Menurut Lumba, dkk. (2012) beras analog adalah salah satu solusi yang dapat dikembangkan, baik dalam penggunaan sumber pangan baru maupun sebagai keanekaragaman pangan. Dalam pembuatan beras analog perlu adanya substitusi antara beras dengan beras analog, salah satunya pembuat beras analog dengan menggunakan tepung singkong. Dilihat dari kandungannya, beras analog yang terbuat dari tepung singkong (cassava) memiliki kandungan gizi (khususnya protein) yang lebih rendah dibandingkan dengan beras. Namun disisi lain Indonesia kaya akan sumber protein hewani, salah satunya yaitu udang. Laboratorium Rekayasa Bioproses dan Pasca Panen, Jurusan Teknik Pertanian, Fakultas Pertanaian, Universitas Lampung. Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah granulator, sprayer, timbangan digital, baskom, ember, nampan, tampah, ayakan tyler, ayakan manual, cawan, stopwatch, oven, mesin penggiling tepung (disk mill), rheometer, gelas ukur, water bath, neraca analitik dan neraca Ohaus. Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah tepung singkong, aquades dan tepung udang. Rancangan penelitian ini diawali dengan pembuatan tepung singkong sebagai bahan utama dan tepung udang sebagai bahan tambahan untuk meningkatkan kandungan protein beras analog. Penelitian ini menggunakan 5 variasi komposisi bahan penyusun sebagaimana pada Tabel 1. Dalam pembuatan beras analog tepung singkong dan tepung udang yang akan dibuat granul diayak terlebih dahulu untuk mendapatkan partikel halus. Setelah itu tepung singkong dan tepung udang dicampur sesuai dengan komposisi yang telah ditentukan. Proses berikutnya adalah proses granulasi untuk membentuk butiran beras analog. Setelah menjadi butiran, beras analog tersebut dikukus dan dikeringkan dengan penjemuran di bawah sinar matahari. Butiran yang telah kering dianalisis serta diuji kadar air, keseragaman butiran, kerapatan curah, daya serap air dan uji warna. Tujuan penelitian ini adalah membuat dan menguji karakteristik beras analog berbahan baku tepung singkong yang diperkaya dengan protein tepung udang yang meliputi: kadar air, keseragaman butiran, kerapatan curah, daya serap air dan uji warna. II. BAHAN DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni hingga Juli 2014, bertempat di Laboratorium Daya Alat dan Mesin Pertanian dan Tabel 1. Kode bahan masing-masing perlakuan 52 Pada pembuatan beras analog langkah awal yang dilakukan adalah hidupkan mesin granulator lalu masukkan komposisi pertama (100% tepung singkong) ke atas hopper. Saat granulator berputar, campuran bahan tersebut ditambahkan air sedikit demi sedikit menggunakan sprayer namun air tidak boleh mengenai pan dikarenakan bahan akan lengket pada pan. Proses granulasi akan dilakukan selama ±10 menit dan dilakukan 2 kali dengan komposisi yang sama. Setelah butiran granul terbentuk selanjutnya butiran-butiran granul N o T e p u n g s in g k o n g ( % ) T e p u n g u d a n g (% ) 1 1 0 0 0 2 9 5 5 3 9 2,5 7,5 4 9 0 1 0 5 8 5 1 5

dikeluarkan dari hopper. Lakukan langkah yang sama untuk komposisi yang lainnya ((95% : 5%), (92,5% : 7,5%), (90% : 10%), (85% : 15%)) dan dilakukan 3 kali pengulangan. III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Beras Analog Beras analog merupakan salah satu makanan alternatif pengganti beras. Pembuatan beras analog diperlukan adanya substitusi atau kesetaraan nilai gizi antara beras dengan beras analog. Beras analog dapat dibuat menggunakan bahan baku tepung tapioka, tepung terigu, tepung singkong, tepung jagung dan lain sebagainya. Tetapi beras analog yang dibuat dengan menggunakan bahan tersebut memiliki kandungan gizi khususnya protein yang lebih rendah yaitu antara 1-2%, maka untuk menambahkan gizinya perlu adanya penambahan tepung udang dalam pembuatan beras analog. Pada penelitian ini pembuatan beras analog menggunakan bahan baku tepung singkong yang ditambahkan dengan protein tepung udang dan menghasilkan beras analog dengan diameter Jurnal Teknik Pertanian LampungVol. 4 No. 1: 51-56 butiran sebesar lebih dari 4,7 mm, 3,33-4,7 mm, 1,7 2,36 mm dan kurang dari 2 mm yang dapat dilihat pada Gambar 1. 3.2. Kadar Air Dari Gambar 2 menunjukkan bahwa semakin banyak penambahan tepung udang kadar air akhir yang dihasilkan semakin rendah, namun pada penambahan tepung udang 15% terjadi peningkatan hal ini dipengaruhi oleh lamanya pengeringan beras analog basah setelah pengukusan. Kadar air terendah terdapat pada campuran 90% tepung singkong dan 10% tepung udang sebesar 9,07% dan kadar air tertinggi terdapat pada 100% tepung singkong sebesar 14,01%. Menurut Santoso, dkk. (2013), bahwa pemberian air pada saat pembuatan beras analog sangat mempengaruhi kadar air beras analog yang dihasilkan. Hal ini dikarenakan semakin banyak pemberian air pada proses pembuatan beras analog maka kadar air butiran beras analog setelah proses pengeringan menjadi tinggi. Berdasarkan analisis sidik ragam, dalam pembuatan beras analog perlakuan tidak berpengaruh ( > 0,05) terhadap kadar air akhir yang dihasilkan sehingga tidak perlu dilakukan uji lanjut Duncan. Gambar 1. Butiran beras analog dengan ukuran mesh. Gambar 2. Kadar air akhir beras analog. 53

Pembuatan dan Uji Karakteristik... (Miftahul J, Tamrin, Cicih S dan Warji) 3.3 Keseragaman butiran Gambar 3 menunjukkan bahwa semakin banyak penambahan tepung udang menghasilkan jumlah butiran kasar dan sedang semakin meningkat serta jumlah butiran halus semakin rendah. Hal ini diduga tepung udang memiliki tekstur yang lebih kasar dibandingkan dengan tepung singkong sehingga memudahkan pembentukan butiran pada proses granulasi. Butiran beras analog yang diharapkan yaitu berdiameter sedang terbanyak terdapat pada komposisi 85% tepung singkong dan 15% tepung udang sebesar 37,78%. Berdasarkan analisis sidik ragam, bahwa dalam pembuatan beras analog perlakuan berpengaruh ( < 0,05) terhadap keseragaman butiran kasar dan sedang serta tidak berpengaruh ( > 0,05) terhadap keseragaman butiran halus yang dihasilkan. Setelah melakukan uji duncan dapat dilihat pada Tabel 2 keseragaman butiran kasar dan sedang yang dihasilkan adalah : Gambar 4 menyatakan bahwa semakin banyak penambahan tepung udang kerapatan curah yang dihasilkan semakin rendah. Hal ini diduga banyaknya beras analog berdiameter kasar akan K e s e r a g a m a n Gambar 3. Persentase keseragaman butiran masing-masing perlakuan. Tabel 2. Hasil Uji Duncan terhadap keseragaman butiran kasar dan sedang V a r i a s i K o m p o s i s i ( % ) R e r a t a ± S t d D e v D u n c a n G r o p i n g B u t i r a n k a s a r 0 8, 7 0 0 ± 8. 9 0 8 B 5 1 9, 8 0 0 ± 2. 0 5 1 B 7, 5 2 4, 4 3 3 ± 1 4. 3 9 2 B 1 0 2 4, 6 0 0 ± 1 4. 3 9 2 B 1 5 5 6, 4 8 3 ± 1 8. 8 6 6 A B u t i r a n s e d a n g 0 5 7, 5 1 0 1 5 1 9 2, 7 3 ± 5 8. 6 9 0 1 7 2, 8 0 ± 2 4. 0 8 5 2 2 6, 9 8 ± 2 6. 3 5 8 2 2 6, 9 5 ± 4. 1 5 0 3 2 1, 2 7 ± 4 6. 6 0 7 c c b c a b a 54 Gambar 4. Kerapatan curah masing-masing perlakuan.

menghasilkan kerapatan curah yang lebih rendah, karena semakin banyak penambahan tepung udang maka akan lebih mudah membuat butiran beras analog berdiameter kasar sehingga menghasilkan kerapatan curah yang lebih rendah. Nilai kerapatan curah dengan komposisi 85% tepung singkong dan 15% tepung udang menghasilkan kerapatan curah terendah dibandingkan dengan beras analog dengan perlakuan lainnya. Berdasarkan analisis ragam, dalam pembuatan beras analog perlakuan berpengaruh ( < 0,05) terhadap kerapatan curah yang dihasilkan dapat dilihat pada Tabel 3. Gambar 5 menunjukkan bahwa semakin sedikit penambahan tepung udang menghasilkan daya serap air semakin tinggi. Hal ini diduga kandungan pati pada tepung singkong cukup tinggi sehingga menghasilkan daya serap air yang lebih tinggi, selain itu daya serap air juga dapat dipengaruhi oleh ukuran buitran beras analog. Beras analog berdiameter besar dalam proses penyerapan air membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan butiran beras analog yang berdiameter kecil. Daya serap air tertinggi pada 100% tepung singkong dan daya serap air terendah terdapat dapa 85% Jurnal Teknik Pertanian LampungVol. 4 No. 1: 51-56 tepung singkong dan 15% tepung udang. Menurut Herawati dan Widowati (2009), bahwa Komposisi pati pada suatu bahan pangan mempengaruhi daya serap air yang dihasilkan. Hal ini dikarenakan semakin tinggi komposisi pati suatu bahan maka semakin tinggi pula daya serap air yang dihasilkan. Berdasarkan analisis sidik ragam, dalam pembuatan beras analog perlakuan tidak berpengaruh ( > 0,05) terhadap daya serap air yang dihasilkan sehingga tidak perlu dilakukan uji lanjut duncan. 3.4 Uji Warna Uji warna dalam penelitian ini menggunakan tabel warna M-TCF yang dilakukan dengan cara membandingkan warna beras analog yang dihasilkan dengan warna pada tabel warna M- TCF. Warna yang dihasilkan beras analog pada masing-masing perlakuan cenderung berbedabeda, namun warna dominan yang dihasilkan adalah berwarna cokelat. Hal ini diduga semakin banyak pemberian tepung udang maka warna yang dihasilkan akan semakin gelap karena tepung udang mengandung pigmen karotenoid yang dapat menghasilkan warna kuning, kuning kemerahan hingga merah tua. Begitupula sebaliknya semakin sedikit pemberian tepung udang maka warna yang dihasilkan akan semakin cerah. Tabel 3. Uji Duncan terhadap kerapatan curah V a r ia s i R e r a t a ± S t d D e v D u n c a n G r o u p in g K o m p o s is i ( % ) 0 0.7 2 3 3 ± 0.0 7 3 A 5 0.6 7 3 3 ± 0.0 3 2 A b 7,5 0.6 6 3 3 ± 0.0 3 2 A b 1 0 0.5 9 0 0 ± 0.0 2 0 B c 1 5 0.5 7 0 0 ± 0.0 4 5 C *ket : Huruf yang sama menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata. Gambar 5. Daya serap air masing-masing perlakuan. 55

Pembuatan dan Uji Karakteristik... (Miftahul J, Tamrin, Cicih S dan Warji) Gambar 5. Warna beras analog yang dihasilkan dari setiap perlakuan. IV. KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan Kesimpulan yang didapat dalam penelitian ini adalah : 1. Penelitian telah menghasilkan beras analog berbahan baku tepung singkong yang diperkaya dengan protein udang dengan kadar air akhir sebesar 12,53% - 14,01%, jumlah diameter butiran kasar 0,95% - 6,64%, sedang 21,02% - 37,78% dan halus 55,58% - 78,03%, kerapatan curah 0,57 0,73 g/cm 3 serta daya serap air 71,33% - 118,67%. 2. Berdasarkan analisis sidik ragam perlakuan komposisi tepung singkong dan tepung udang berpengaruh terhadap sifat beras analog yaitu keseragaman butiran kasar dan sedang serta berpengaruh terhadap kerapatan curah yang dihasilkan. 3. Warna dominan beras analog yang dihasilkan adalah berwarna cokelat. 4.2 Saran Beras analog ini sudah dapat diaplikasikan ke masyarakat, namun perlu adanya penelitian lanjutan untuk mengetahui kandungan gizi pada beras analog, sehingga didapatkan data kandungan gizi beras analog yang dapat digunakan sebagai acuan dalam pengembangan beras analog serta dilakukan uji organoleptik. 56 DAFTAR PUSTAKA Dewan Ketahanan Pangan. 2006. Kebijakan Umum Ketahanan Pangan 2006-2009. Jurnal Gizi dan Pangan. 1(1): 57-63. Herawati, H., dan Widowati, S. 2009. Karakteristik Beras Mutiara dari Ubi Jalar (Ipomea batatas). Buletin Teknologi Pascapanen Pertanian Vol. 5 : 37-44. Lumba, R., C. F.Mamuaja, G. S.S.Djarkasi, dan M. F.Sumual. 2012. Inovasi Pengolahan Singkong Meningkatkan Pendapatan dan Diversivikasi Pangan. Tabloid Sinar Tani Edisi 4-10 Mei 2011 No. 3404 Tahun XLI. Santoso, A.D., Warji, D. D.Novita, dan Tamrin. 2013. Pembuatan dan Uji Karakteristik Beras Sintetis Berbahan Dasar Tepung Jagung. Jurnal Teknik Pertania. 2 (1): 27-34. Prabawati, S., N. Richana, dan Suismono. 2011. Inovasi Pengolahan Singkong Meningkatkan Pendapatan dan Diversivikasi Pangan. Tabloid Sinar Tani Edisi 4-10 Mei 2011 No. 3404 Tahun XLI. Widowati, S. 2009. Tepung Aneka Umbi Sebuah Solusi Ketahanan Pangan. Tabloid Sinar Tani Edisi 6 Mei. Winarno, F.G. 1984. Kimia Pangan dan Gizi. PT Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.