Shita Anindyta. PENDAHULUAN Berdasarkan Surat Keputusan Direktorat Jendral Pelayanan Medis nomor 78 tahun 1991 tentang Penyelenggaraan

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISA KUANTITATIF DAN KUALITATIF DOKUMEN REKAM MEDIS PASIEN RAWAT INAP PADA PERIODE TRIWULAN I DI RSUD UNGARAN TAHUN 2014

ANALISA KUANTITATIF DAN KUALITATIF KETIDAKLENGKAPAN DOKUMEN REKAM MEDIS PADA PASIEN TYPOID DI RSUD KOTA SEMARANG PERIODE TRIWULAN I TAHUN 2014

LAELA MIFTAHUL JANNAH

ANALISA KETIDAKLENGKAPAN DATA DOKUMEN REKAM MEDIS RAWAT INAP PADA KASUS GASTROENTERITISDI RSU SINAR KASIH PURWOKERTO PERIODE TRIWULAN IV TAHUN 2012

QUANTITATIVE ANALYSIS OF THE MEDICAL RECORD DOCUMENT CASES OF STROKE HOSPITALIZATIONS FOURTH QUARTER OF 2012 IN THE HOSPITAL KRT SETJONEGORO WONOSOBO

BAB VI PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya maka

QUANTITATIVE AND QUALITATIVE ANALYSIS OF THE IN-PATIENT MEDICAL RECORD DOCUMENTS FOR PATIENTS WITH HYPERTENSION AT THE PANTI WILASA DR

ANALISA KUANTITATIF DAN KUALITATIF PASIEN RAWAT INAP PADA KASUS PENYAKIT HERNIA PERIODE TRIWULAN 1 TAHUN 2014 DI RSUD SUNAN KALIJAGA DEMAK

Keywords: Quality assurance, qualitative and quantitative analysis, filling

ABSTRACT. Key words : Medical Record Documents Inpatient (MRD Inpatient), Surgical Diseases, Reference : 15 ( )

Soraya Nurul Hidayah. Abstract

Nugrahaning Pundi Astanti

ANALISIS KUANTITATIF DOKUMEN REKAM MEDIS PASIEN RAWAT INAP DENGAN KASUS PERSALINAN DI RUMAH SAKIT SLAMET RIYADI SURAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2011

N n. 126 n. pendekatan cross sectional yaitu menganalisa penelitian pada saat penelitian berlangsung, dan penelitian dilakukan secara deskriptif.

ANALISA KUANTITATIF TERHADAP KETIDAKLENGKAPAN DOKUMEN REKAM MEDIS RAWAT INAP PADA BANGSAL ANAK RUMAH SAKIT PANTI WILASA DR.CIPTO SEMARANG TRIWULAN IV

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan rawat jalan, rawat inap, dan gawat darurat dan jenis pelayanan

ABSTRACT. : Inpatient Medical Record Documents patients BPJS case SectioCaesaria, Review of Quantitative, Qualitative Review, Accuracy Code.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. kesimpulan sebagai berikut :

ANALISA KETIDAKLENGKAPAN DOKUMEN REKAM MEDIS RAWAT INAP KASUS DEMAM THYPOID DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA PEKALONGAN PADA PERIODE TRIWULAN 1 TAHUN

ANALISA KELENGKAPAN DOKUMEN REKAM MEDIS PASIEN BEDAH NON ASURANSI DI RSU AISYIYAH KUDUS PADA TRIWULAN I TAHUN 2015

analisis kuantitatif kelengkapan dokumen rekam medis Pasien rawat inap kasus Cedera kepala ringan di rsud kabupaten karanganyar TaHun 2013

D-III Study Program Medical Record and Health Information. Faculty of Health Dian Nuswantoro Univercity Semarang 2015 ABSTRACT AISAH PAHLEVI

Program Studi DIII Rekam Medis & Informasi Kesehatan Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Semarang 2013 ABSTRAK

KUANTITATIF DAN KUALITATIF DOKUMEN REKAM MEDIS KASUS BEDAH ORTHOPEDI PADA PERIODE TRIWULAN IV DI RUMAH SAKIT MARDI RAHAYU KUDUS TAHUN 2015

FAKTOR PENYEBAB KETIDAKLENGKAPAN DOKUMEN REKAM MEDIS PASIEN RAWAT INAP DALAM BATAS WAKTU PELENGKAPAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI SURAKARTA

Retno Mukti*), Arif Kurniadi**) *) Alumni Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro **) Dosen Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro

STUDI DESKRIPTIF KELENGKAPAN DOKUMEN REKAM MEDIS RAWAT INAP PADA KASUS BEDAH ORTHOPEDY DI RSUD KOTA SEMARANG

Tinjauan Prosedur Penentuan Kode Tindakan Berbasis ICD-9-CM untuk INA CBG di RSUD Dr. Soeroto Ngawi

JURNAL VISIKES - Vol. 10 / No. 1 / April 2011

Kata Kunci PENDAHULUAN

PERAN PENTING PENULISAN DIAGNOSIS UTAMA DAN KETEPATAN KODE ICD-10 SEBAGAI DATA BASE SURVEILANS MORBIDITAS STUDI KASUS DI RS KOTA SEMARANG

KEAKURATAN KODE DIAGNOSA UTAMA DOKUMEN REKAM MEDIS PADA KASUS PARTUS DENGAN SECTIO CESAREAN DI RUMAH SAKIT PANTI WILASA CITARUM TAHUN 2009

Tri Puji Hastuti. : Medical Record Document, Sectio Caesarea, Quantitative. and Qualitative PENDAHULUAN

Irmania Citrawati. Key words : Gastroenteritis,Incomplete medical record, quantitatif and qualitatif analysis. Bibliography : 19 ( )

ANALISIS KELENGKAPAN PENGISIAN DOKUMEN REKAM MEDIS RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA SEMARANG PADA PERIODE BULAN MEI 2013 ARTIKEL

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara pariurna yang

ABSTRAK ANALISA KUANTITATIF DAN KUALITATIF KELENGKAPAN DOKUMEN REKAM MEDIS PASIEN BAYI BARU LAHIR HIDUP DI BAGIAN RAWAT INAP DI RS TELOGOREJO

ijmsbm.org IJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 4 No

TINJAUAN HUBUNGAN ANTARA SPESIFISITAS DIAGNOSIS UTAMA DENGAN AKURASI KODE KASUS PENYAKIT BEDAH PERIODE TRIWULAN I TAHUN 2014

BAB III METODE PENELITIAN. Analisa Kuantitatif dan Kualitatif DRM rawat Inap Kasus Demam Thypoid

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS DESAIN FORMULIR LAPORAN OPERASI (RM 16) DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. A. Kesimpulan 1. Alur Dokumen Rekam Medis pasien BPJS. BPJS dan protap Rumah Sakit tentang unit Assembling.

BAB I PENDAHULUAN. menyelenggarakan pelayanan kesehatan. Dalam memberikan pelayanan. kesehatan harus mengutamakan pelayanan yang berorientasi pada

Rini Damayanti, Sri Sugiarsi,Riyoko APIKES Mitra Husada Karanganyar ABSTRAK

ANALISA KUANTITATIF DAN KUALITATIF DOKUMEN REKAM MEDIS PASIEN RAWAT INAP PADA PERIODE TRIWULAN I DI RSUD UNGARAN TAHUN 2014 KARYA TULIS ILMIAH

: SHITA ANINDYTA D

ANALISIS KUANTITATIF RAWAT JALAN KASUS DIABETES MELETUS DENGAN METODA HATTA DI RS JASA KARTINI TRIWULAN IV TAHUN 2015

ANALISA KUANTITATIF KUALITATIF DRM RAWAT INAP NEPHROLITHIASIS PERIODE TRIWULAN I TAHUN 2015 DI RSUD UNGARAN ABSTRACT

B. Quality Assurance C. Analisa Kuantitatif TINJAUAN PUSTAKA A. Rekam Medis

GAMBARAN PENGEMBALIAN DOKUMEN REKAM MEDIS RAWAT INAP RUANG VII TRIWULAN IV TAHUN 2013 DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TASIKMALAYA

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KETIDAKLENGKAPAN FORMULIR INFORMED CONSENT DI RUMAH SAKIT UNGARAN TAHUN Efi Sriatmi*), dr.zaenal Sugiyanto,M.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil penelitian tersebut diatas maka dapat diambil kesimpulan dari

TINJAUAN AKURASI KODE DIAGNOSA UTAMA MENURUT ICD-10 PADA DOKUMEN REKAM MEDIS RAWAT JALAN DI BKPM WILAYAH SEMARANG PERIODE TRIWULAN I TAHUN 2014

HALAMAN PERSETUJUAN ARTIKEL. Tinjauan Spesifisitas Penulisan Diagnosis Dan Ketepatan Kode Berdasarkan ICD-10 Pada

HUBUNGAN PENGETAHUAN DOKTER DENGAN KELENGKAPAN DOKUMEN REKAM MEDIS RAWAT JALAN DI POLIKLINIK NEUROLOGI RSUP DR. KARIADI SEMARANG OKTOBER 2008.

ABSTRAK ANALISA KUANTITATIF DOKUMEN REKAM MEDIS RAWAT INAP PENYAKIT DALAM PERIODE TRIWULAN I TAHUN 2013 DI RS TELOGOREJO SEMARANG

ANALISIS KELENGKAPAN PENGISIAN RESUME MEDIS PASIEN HYPERPLASIA OF PROSTATE

HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN KELENGKAPAN DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN DI RSUD dr.soekardjo KOTA TASIKMALAYA

TINJUAN PENGETAHUAN PERAWAT RAWAT INAP DALAM PENGISIAN FORMULIR RM.15 (RESUME KEPERAWATAN PASIEN KELUAR) DI RSUD TUGUREJO SEMARANGTAHUN 2014

TINJAUAN ANALISIS KUANTITATIF TERHADAP PENGISIAN BERKAS REKAM MEDIS DI RUANGAN BEDAH INSTALASI RAWAT INAP RSUD TOTO KABILA TRIWULAN I TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit sebagai salah satu sarana pelayanan kesehatan merupakan

Skripsi ini Disusun guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh : ASTRI SRI WARIYANTI J

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan rumah. Rumah sakit juga merupakan pusat untuk latihan

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH

ANALISA KETIDAKLENGKAPAN DOKUMEN REKAM MEDIS RAWAT INAP RUANG AN NISA TRIWULAN I TAHUN 2012 DI RSU PKU MUHAMMADIYAH GUBUG

LATAR BELAKANG. 72 Jurnal Kesehatan, ISSN , VOL. V. NO.1, MARET 2011, Hal 72-78

Tinjauan Desain Formulir Rujukan Jamkesmas berdasarkan Aspek Fisik, Isi, Anatomi dan Hukum Kesehatan di Puskesmas Ngargoyoso

TINJAUAN PENDISTRIBUSIAN DOKUMEN REKAM MEDISRAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. SOEROTO NGAWI TAHUN 2009

ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. A. LATAR BELAKANG Menurut Undang-Undang No.44 Tahun 2009 menyebutkan bahwa

REVIEW REKAM MEDIS UNTUK PENINGKATAN MUTU INFORMASI KESEHATAN. Sugiharto

KESESUAIAN DIAGNOSIS PADA BERKAS REKAM MEDIS DAN EHR PASIEN INSTALASI GAWAT DARURAT

STIKES Yayasan RS Dr. Soetomo Surabaya

TINJAUAN PROSEDUR PELEPASAN INFORMASI MEDIS DALAM MENJAGA ASPEK KERAHASIAN REKAM MEDIS DI RSUD dr. DARSONO KABUPATEN PACITAN

Analisis Kelengkapan Pengisian Resume Medis Rawat Inap Periode April di Rumah Sakit Bhayangkara Banjarmasin Tahun 2011

BAB I PENDAHULUAN. medis. Sistem pelayanan rekam medis adalah suatu sistem yang. pengendalian terhadap pengisian dokumen rekam medis.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Rekam medis merupakan berkas yang berisikan informasi tentang

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH

analisis kuantitatif dokumen rekam medis rawat inap dengan diagnosis VERTIGO di rsi amal sehat PeriOde TriWulan iv Pada TaHun 2012

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, memiliki peran

Dyah Ernawati 1, Eni Mahawati Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Semarang 50131

Tri Purnama Sari. : Kendala Petugas Rekam Medis, Kode Penyakit, BPJS ABSTRACT

TINJAUAN PENGISIAN RESUME KELUAR RAWAT INAP RUANG TERATAI TRIWULAN IV DI RSUD KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2012

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan SK Menteri kesehatan Nomor:269/Menkes/Per/III/2008

EVALUASI KINERJA ASSEMBLING DALAM PENGENDALIAN KETIDAKLENGKAPAN DOKUMEN REKAM MEDIS DI ASSEMBLING RSUD UNGARAN TAHUN Devi Ayu Kumalasari*),

PELAKSANAAN KLAIM JAMSOSTEK PASIEN RAWAT INAP DI RSUD DR. MOEWARDI

PENDAHULUAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETIDAKLENGKAPANDOKUMENREKAM MEDIS RUANG PERINATOLOGIDI RUMAH SAKIT UMUM DARMAYU PONOROGO

TINJAUAN PELAKSANAAN PROSEDUR PEMINJAMAN DOKUMEN REKAM MEDIS DI UNIT PENYIMPANAN RSUP H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2015 SUHERI PARULIAN GULTOM ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-undang nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit, bahwa Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang

ANALISIS KUANTITATIF DOKUMEN REKAM MEDIS PASIEN RAWAT INAPPADA KASUS CHRONIC KIDNEY DISEASE TRIWULAN IVDI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

: DIKA BAYU SETIANTO NIM D

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Permenkes No : 269/Menkes/PER/III/2008 yang dimaksud rekam

KARAKTERISTIK PASIEN PULANG ATAS PERMINTAAN SENDIRI DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH KARANGANYAR PERIODE TAHUN 2010

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang dibutuhkan masyarakat. Berdasarkan Permenkes. yang penting dalam proses pelayanan kesehatan, melihat dokumen

TINJAUAN PELAKSANAAN PENYIMPANAN DAN PENJAJARAN DOKUMEN REKAM MEDIS DI RUANG FILING RSUD dr. MOEWARDI ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. (1)

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pemberian pelayanan kepada pasien di rumah sakit. Dalam

PENGELOLAAN DATA PASIEN MASUK, KELUAR DAN TRANSFER DI TEMPAT PENDAFTARAN PASIEN RSU JATI HUSADA KARANGANYAR

Transkripsi:

ANALISA KUANTITATIF DAN KUALITATIF KETIDAKLENGKAPAN DOKUMEN REKAM MEDIS PADA PASIEN DIABETES MELITUS TERHADAP AKURASI KODING DI RSUD KOTA SEMARANG PERIODE TRIWULAN I TAHUN 2014 Shita Anindyta Abstract The completeness of medical record document highly affects information that is generated that medical record document. We often find the incompleteness of medical record fulfillment and the inaccuracies of patient disease diagnosis, in RSUD Kota Semarang. The purpose of this research is to identify the completeness of medical record document fulfillment in quantitative and qualitative ways, the accuracy of patient diagnosis, calculate obstinacy amount of medical record document hospitalization, and also the relationship between the incompleteness of medical record document and the accuracy of diabetes melitus patient code diagnosis in the first quarterly period of 2014 in RSUD Kota Semarang. This research uses descriptive method with cross sectional approach and collect data by observation, checklist, analyzing hospitalization medical record document on diabetes patient that has been filled. The sample of this research is 79 hospitalization medical recors documents. The result of incompleteness in quantitative way in each reviews show that identification review 97%, reporting review 99%, recording review 77%, authentification review 97%. In qualitative way in each review show that completeness and diagnosis consistency review 8%, completeness and consistency reporting diagnosis review 5%, reporting on things are done during treatment and healing review 24%, informed consent review 33%, method or practical recording review 20%, things that potentially cause claim of compensation review 33%, inaccuracy patient diagnosis code 8%, and calculating of medical record document obstinacy 98,7%. The conclusion of calculating result, there are still a lot medical record documents have incompleteness of their fulfillment. As suggestion, management and medical record unit refinement are needed, in order to make medical personnel write data recording completely and continuously. Keywords : quantitative analysis, qualitative analysis, medical record document of diabetes melitus patient PENDAHULUAN Berdasarkan Surat Keputusan Direktorat Jendral Pelayanan Medis nomor 78 tahun 1991 tentang Penyelenggaraan Rekam Medis di Rumah Sakit, bahwa rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas, anamnesis, pemeriksaan, diagnosa,

pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang diberikan kepada seorang pasien selama dirawat di rumah sakit yang dilakukan di unit-unit rawat jalan, unit gawat darurat, dan unit rawat inap. Agar dokumen rekam medis berkesinambungan maka pengisian dokumen rekam medis harus diisi selengkap-lengkapnya dan juga dijadikan sebagai alat bukti hukum apabila dibutuhkan. Maka pengisian dokumen rekam medis harus diisi sebaik mungkin untuk kesinambungan informasi. Untuk menjaga hal tersebut maka pihak rumah sakit khususnya bagian rekam medis melaksanakan pemantauan kualitas tentang mutu berkas rekam medis rawat inap dengan melaksanakan analisa statistik, analisa kualitatif, dan kuantitatif. Yang bertujuan untuk mengetahui lengkap dan tidak lengkapnya suatu berkas rekam medis maka dilakukan analisa mutu rekam medis secara kuantitatif. Yaitu 4 review yang terdiri dari review identitas, review pencatatan, review pelaporan, dan review autentifikasi. Di bagian asembling mempunyai tugas dalam meneliti kelengkapan DRM rawat inap, merakit DRM dan mengendalikan DRM rawat inap. Mengingat pentingnya pengisian DRM maka harus dianalisis dan dicek kembali oleh petugas Rekam Medis setelah pasien memperoleh pelayanan. Di RSUD Kota Semarang petugas assembling dalam meneliti kelengkapan dokumen rekam medis hanya menggunakan 2 review yaitu review identifikasi dan review autentifikasi. Untuk 2 review lainnya seperti review pencatatan dan pelaporan tidak digunakan sebagai acuan untuk meneliti kelengkapan dokumen rekam medis. Dan peneliti melakukan survey awal dengan mengambil 10 sampel Dokumen Rekam Medis pasien diabetes mellitus untuk mengetahui ketidaklengkapan isi DRM. Dengan hasil yang diperoleh adalah 90% tidak lengkap, karena masing masing RM yang diteliti dengan 4 review, ada salah satu review yang tidak lengkap. Kebanyakan yang tidak lengkap adalah review otentifikasi yaitu nama atau tanda tangan dokter yang bertanggung jawab. Jadi dapat dikatakan bahwa hasil penelitian yang peneliti lakukan saat survey awal adalah 90% tidak lengkap. Peneliti memilih penyakit Diabetes Mellitus karena penyakit tersebut masuk dalam 10 besar penyakit di RSUD Kota Semarang. Selain itu untuk proses pengkodean diagnosa pasien, petugas koding khususnya untuk pasien umum jarang menggunakan ICD-10 dan terbiasa menggunakan buku rangkuman kode diagnosa yang sering digunakan dalam mengkode. Dalam survey dari 10 dokumen rekam medis didapatkan 40% tidak akurat dan 60% akurat dikarenakan banyak penulisan diagnosa yang tidak sesuai dengan perjalanan penyakit pasien dan tidak spesifikasi.hal ini akan berakibat menjadi kurang akuratnya data dan informasi yang dihasilkan dalam dokumen rekam medis rawat inap tersebut, selain itu juga akan perpengaruh pada tingkat akurasi koding. TUJUAN PENELITIAN Mengetahui hubungan kelengkapan analisa kuantitatif dan kualitatif dokumen rekam medis pada pasien diabetes mellitus terhadap akurasi koding di RSUD Kota Semarang periode triwulan I tahun 2014. Tujuan Khusus : a. Mengetahui kelengkapan analisa kuantitatif (review identifikasi, review pelaporan, review pencatatan, dan review autentifikasi) dokumen rekam

medis rawat inap pada pasien dibetes melitus periode triwulan I tahun 2014. b. Mengetahui kelengkapan analisa kualitatif (review kelengkapan dan kekonsistenan diagnosa, review kelengkapan dan kekonsistenan pencatatan diagnosa, review pencatatan hal-hal yang dilakukan saat perawatan dan pengobatan, review adanya informed consent, review cara atau praktek pencatatan, review hal-hal yang menyebabkan tuntutan ganti rugi) dokumen rekam medis rawat inap pada pasien diabetes melitus periode triwulan I tahun 2014. c. Mengetahui akurasi koding yang diakibatkan oleh dokumen rekam medis rawat inap yang tidak lengkap pada pasien diabetes melitus periode triwulan I tahun 2014. d. Mengetahui jumlah DMR (Deliquent Medical Record) pada dokumen rekam medis rawat inap pada pasien diabetes melitus. e. Mengetahui hubungan kelengkapan dokumen rekam medis dengan keakuratan diagnosa pada pasien diabetes melitus periode triwulan I tahun 2014 METODOLOGI PENELITIAN Kelengkapan pengisian dokumen rekam medis dan keakuratan diagnosa pasien diabetes melitus dengan analisa kuantitatif dan kualitatif. JENIS PENELITIAN DAN RANCANGAN PENELITIAN Jenis penelitian adalah deskriptif, yaitu jenis penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran atau tentang deskriptif dari suatu keadaan. Sedangkan pengambilan data secara observasi, dengan melakukan suatu prosedur yang terencana, antara lain dengan melihat, mencatat, dan taraf aktivitas tertentu yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti dengan menggunakan metode pendekatan cross sectional dengan menggunakan data retrospektif yaitu dengan melihat data periode yang lalu yang dilakukan pada saat itu juga yaitu dokumen rekam medis rawat inap penyakit diabetes melitus di RSUD Kota Semarang. POPULASI DAN SAMPEL Populasi penelitian adalah jumlah dokumen rekam medis penyakit diabetes mellitus di RSUD Kota Semarang periode triwulan I tahun 2014 berjumlah 394 dokumen dengan sampel menggunakan teknik simple random dan dengan menggunakan rumus sampling yang berjumlah 79 dokumen. Analisa data yang digunakan dalam penelitian adalah dengan analisis deskriptif yaitu menggambarkan hasil penelitian dan membandingkan dengan teori yang ada berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat ditarik kesimpulannya tanpa uji statistik. PEMBAHASAN A. Analisa Kuantitatif 1. Review Identifikasi Dari 79 DRM yang diteliti ternyata review identifikasi dokumen rekam medis yang diamati terdapat butir data yang masih belum lengkap yaitu bagian umur, ruang dan kelas perawatan pasien. Dari hasil penelitian yang dilakukan diperoleh 2 dokumen lengkap dan 77 dokumen tidak lengkap. Ketidaklengkapan terdapat pada RM 1, RM 2, RM 3, RM 4, RM 5, RM 7, RMIJ 17, RM 19, RM 21, RM 22, RM 23. Ketidaklengkapan

tertinggi terdapat di RM 7 sebanyak 36 (46%) dokumen dari 79 dokumen yang diteliti dan ketidaklengkapan ada pada item umur, jenis kelamin, ruang, dan kelas perawatan pasien. Sedangkan ketidaklengkapan terendah terdapat pada RMIJ 8 sebanyak 0 (0%) dokumen. Sehingga jika di bagian identifikasi tidak lengkap terutama pada umur pasien maka akan mengakibatkan dokter kesulitan dalam memberikan takaran obat dan pengobatan yang sesuai dengan umurnya, jika yang tidak lengkap adalah bagian jenis kelamin maka dokter akan sulit membedakan gender pasien, jika yang tidak lengkap adalah bagian ruang dan kelas perawatan maka dokter sulit mengetahui ruang dan kelas perawatan pasien serta akan menyulitkan dokter yang menerima rujukan tentang pasien selama pasien dirawat. 2. Review Pelaporan menunjukkan review pelaporan dari 79 DRM yang diteliti pada masingmasing formulir dokumen rekam medis rawat inap pada pasien diabetes melitus terdapat 1 yang lengkap (1%) dan 78 yang tidak lengkap (99%). Ketidaklengkapan tertinggi terdapat pada RMIJ 17 yaitu sebanyak 78 ( 99%) dokumen, item yang tidak lengkap terdapat pada pengisian kolom resep obat. Jika ketidaklengkapan terdapat pada kolom resep obat maka akan mengakibatkan informasi yang tidak lengkap tentang pemberian obat kepada pasien tersebut. Ketidaklengkapan pada pengisian pelaporan dapat menyebabkan data yang kurang valid apabila akan dijadikan bahan klaim asuransi, karena kurangnya informasi yang dituliskan pada dokumen rekam medis yang bersangkutan. 3. Review Pencatatan menunjukkan review pencatatan dari 79 DRM yang diteliti pada masing-masing formulir dokumen rekam medis rawat inap pada pasien diabetes melitus terdapat 18 yang baik (23%) dan 61 yang tidak baik (77%). Ketidaklengkapan tertinggi terdapat pada RM 17 yaitu 19 (24%) dokumen dengan item ketidaklengkapan adalah adanya cairan penghapus / tip-ex dan adanya coretan. Ketidaklengkapan terendah adalah RMIJ 8 dengan angka 0 (0%) dokumen. Apabila dalam pengisian DRM masih terdapat beberapa coretan sampai tulisan tidak terbaca serta tidak ada pembetulan, tanda tangan pembetulan, adanya tip-ex dan tulisan tidak terbaca maka pencatatan tersebut dikatakan tidak baik, hal tersebut akan mempengaruhi keakuratan isi dokumen rekam medis tersebut. 4. Review Autentifikasi menunjukkan review autentifikasi 79 DRM yang diteliti pada masingmasing formulir dokumen rekam medis rawat inap pada pasien diabetes melitus terdapat 2 yang lengkap (3%) dan 75 yang belum lengkap (97%). Ketidaklengkapan paling banyak terdapat pada RM 4 dan RMIJ 17 sebanyak 75 (95%) dokumen dengan item

ketidaklengkapan terdapat pada pengisian nama dan tanda tangan dokter. Ketidaklengkapan terendah adalah RMIJ 8 sebanyak 0 (0%) dokumen. Jika dalam lembar RM pasien bagian nama dan tanda tangan dokter/perawat tidak diisi maka akan menyulitkan petugas RM untuk mengetahui siapa yang bertanggung jawab atas isi RM tersebut. Pada review ini ketidaklengkapan dalam pemberian tanda tangan dan nama terang sebagai bukti otentik dari dokumen rekam medis sering disebabkan karena petugas medis yang bertanggung jawab beranggapan bahwa dengan menuliskan nama atau tanda tangan saja sudah cukup. Apabila dalam review autentifikasi hanya dituliskan nama atau tanda tangan saja, tidak bisa mencakup aspek legalitas yang kuat serta tidak bisa dijadikan sebagai bukti kuat apabila sewaktu waktu dibutuhkan dalam perkara hukum jika Rumah Sakit tersebut mendapat tuntutan dari pasien. B. Analisa Kualitatif 1. Review Kelengkapan dan Kekonsistenan menunjukkan review kelengkapan dan kekonsistenan diagnosa dari 79 DRM yang diteliti pada dokumen rekam medis rawat inap pasien diabetes melitus terdapat 73 yang lengkap ( 92%) dan 6 yang tidak lengkap (8%). Ketidaklengkapan terdapat pada penulisan diagnosa dan kode diagnosa yang tidak akurat yang dikode hanya diagnosa utamanya saja dan dokter sering menyingkat penulisan diagnosa dan tidak sesuai dengan ICD. Konsistensi merupakan suatu penyesuaian/kecocokan antara 1 bagian dengan bagian lain dan dengan seluruh bagian, dimana diagnosa dari awal sampai akhir harus konsisten, 3 hal yang harus konsisten yaitu catatan perkembangan, intruksi dokter, dan catatan obat. 2. Review Kelengkapan dan Kekonsistenan Pencatatan Diagnosa menunjukkan review kelengkapan pencatatan diagnosa dari 79 DRM yang diteliti pada dokumen rekam medis rawat inap pasien diabetes melitus terdapat 75 yang lengkap (95%) dan 4 yang tidak lengkap (5%). Hal ini menunjukkan bahwa pencatatan diagnosa lengkap. Kekonsistenan dan kelengkapan pencatatan diagnosa pasien dalam satu lembar DRM tentu sangat penting. Yang perlu diperhatikan adalah kolom diagnosa masuk, diagnosa utama, diagnosa komplikasi (jika ada), diagnosa tindakan (jika ada). 3. Review Pencatatan Hal-Hal yang dilakukan saat Perawatan dan Pengobatan menunjukkan review pencatatan hal-hal yang dilakukan saat pemeriksaan dan pengobatan dari 79 DRM yang diteliti pada dokumen rekam medis rawat inap pasien diabetes melitus terdapat 60 yang lengkap (76%) dan 19 yang tidak lengkap (24%). Di review ini yang perlu diperhatikan pencatatan saat perawatan, pemeriksaan, dan

pengobatan. Misal adanya pencatatan perjalanan penyakit pasien dari awal masuk sampai pasien pulang, perintah dokter termasuk pengobatan/tindakan, serta tanggal pemeriksaan lengkap terisi semua dari pasien masuk sampai pasien pulang. 4. Review adanya Informed Consent menunjukkan review adanya informed consent dari 79 DRM yang diteliti pada dokumen rekam medis rawat inap pasien diabetes melitus terdapat 53 yang lengkap (67%) dan 26 yang tidak lengkap (33%). Jika dalam DRM rawat inap pasien tidak terdapat informed consent, maka dokter tidak punya bukti hukum yang sah atas tindakan yang telah diberikan kepada pasien. Pada komponen ini merupakan hal terpenting yang berkaitan dengan bukti hukum jika ada pasien yang minta tuntutan atas tindakan malpraktek yang dokter atau tenaga medis lakukan, karena informed consent merupakan surat persetujuan tindakan saat pasien menjalani rawat inap, maka pasien akan di infus dan akan ada beberapa tindakan yang dilakukan dokter berkaitan dengan penyakit dan pengobatan pasien. 5. Review Cara atau Praktek Pencatatan menunjukkan review cara atau praktek pencatatan dari 79 DRM yang diteliti pada dokumen rekam medis rawat inap pasien diabetes melitus terdapat 63 yang lengkap (80%) dan 16 yang tidak lengkap (20%). Dalam review ini diharapkan petugas medis baik dokter ataupun perawat tidak menulis hal hal yang tidak berkaitan dengan pengobatan penyakit pasien, tidak ada waktu kosong dalam penulisan terlebih saat emergency. Serta dalam pencatatan tidak boleh menulis hal-hal yang diluar dari pemeriksaan dan pengobatan pasien. 6. Review Hal-Hal yang Menyebabkan Tuntutan Ganti Rugi menunjukkan review hal-hal yang berpotensi menyebabkan tuntutan ganti rugi dari 79 DRM yang diteliti pada dokumen rekam medis rawat inap pasien diabetes melitus terdapat 53 yang lengkap (67%) dan 26 yang tidak lengkap (33%). Dari hasil yang diperoleh dapat dikatakan bahwa kelengkapan dalam hal-hal yang berpotensi menyebabkan tuntutan ganti rugi kurang lengkap. Hal-hal yang dilihat dalam lingkup tuntutan ganti rugi adalah informed consent, surat perawatan, jika dalam satu DRM pasien rawat inap tidak terdapat surat perawatan dan informed consent (bagi yang menerima tindakan) maka DRM tersebut tidak lengkap. C. Keakuratan Diagnosa Berdasarkan hasil perhitungan keakuratan kode diagnosa pasien diabetes melitus dari 79 dokumen rekam medis terdapat 73 dokumen akurat dan 6 dokumen tidak akurat untuk kode diagnosa tambahan atau komplikasi maupun kode tindakan. Selain ketidaksesuaian dalam kode diagnosis utama yang ditulis oleh petugas, dalam penelitian ini dijumpai

penulisan diagnosis yang kurang sesuai. D. DMR (Deliquent Medical Record) Berdasarkan analisa kuantitatif dan kualitatif diatas yaitu review identifikasi, pelaporan, pencatatan, autentifikasi, kelengkapan dan kekonsistenan diagnosa, kelengkapan pencatatan diagnosa, pencatatan halhal yang dilakukan saat pemeriksaan dan pengobatan, adanya informed consent, cara atau praktek pencatatan, hal-hal yang berpotensi menyebabkan tuntutan ganti rugi, yang didapat dari hasil 79 dokumen rekam medis pasien yang diteliti terdapat 1 (1%) dokumen yang lengkap dan 78 (98,7%) dokumen yang tidak lengkap. Hal ini menunjukkan kelengkapan pengisian pada Dokumen Rekam Medis rawat inap pasien diabetes melitus masih banyak tingkat kebandelannya. Hal ini disebabkan karena dalam melakukan review, petugas hanya menggunakan analisa kuantitatif dan 2 review yaitu identifikasi dan autentifikasi. E. Hubungan kelengkapan dokumen rekam medis dan kekauratan diagnosa pasien diabetes melitus Hasil akhir dari ketidaklengkapan dokumen rekam medis dan keakuratan dagnosa pasien didapatkan hubungan antara 2 variabel tersebut yaitu hubungan ketidaklengkapan dokumen rekam medis dengan keakuratan diagnosa yang menghasilkan 4 kriteria yaitu Lengkap Akurat sebanyak 1 dokumen, Lengkap Tidak Akurat 0 dokumen, Tidak Lengkap Akurat sebanyak 72 dokumen, dan Tidak Lengkap Tidak Akurat 6 dokumen. SIMPULAN Dari hasil penelitian dan pmbahasan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Analisa kuantitatif dari 79 dokumen rekam medis pasien diabetes melitus untuk review identifikasi diperoleh 2 dokumen lengkap dan 77 dokumen tidak lengkap. Untuk review pelaporan terdapat 1 dokumen yang lengkap (1%) dan 78 dokumen yang tidak lengkap (99%). Review pencatatan didapatkan 18 yang baik (23%) dan 61 yang tidak baik (77%) dalam pencatatannya. Sedangkan untuk review autentifikasi didapatkan hasil 2 yang lengkap (3%) dan 75 yang belum lengkap (97%). 2. Analisa kualitatif dari 79 DRM yang diteliti pada dokumen rekam medis rawat inap pasien diabetes melitus review kelengkapan dan kekonsistenan diagnosa terdapat 73 yang lengkap ( 92%) dan 6 yang tidak lengkap (8%). Review kelengkapan pencatatan diagnosa terdapat 75 yang lengkap (95%) dan 4 yang tidak lengkap (5%). Untuk review pencatatan hal-hal yang dilakukan saat pemeriksaan dan pengobatan terdapat 60 yang lengkap (76%) dan 19 yang tidak lengkap (24%). Review adanya informed consent terdapat 53 yang lengkap (67%) dan 26 yang tidak lengkap (33%). Review cara atau praktek pencatatan terdapat 63 yang lengkap (80%) dan 16 yang tidak lengkap (20%). Sedangkan review halhal yang berpotensi menyebabkan tuntutan ganti rugi dari terdapat 53 yang lengkap (67%) dan 26 yang tidak lengkap (33%). 3. Berdasarkan hasil perhitungan keakuratan kode diagnosa pasien

diabetes melitus dari 79 dokumen rekam medis terdapat 73 dokumen akurat dan 6 dokumen tidak akurat untuk kode diagnosa tambahan atau komplikasi maupun kode tindakan. 4. Hasil perhitungan DMR dengan rumus sampling dari 79 dokumen rekam medis pasien yang diteliti terdapat 1 (1%) dokumen yang lengkap dan 78 (98,7%) dokumen yang tidak lengkap. 5. Hubungan antara 2 variabel tersebut yaitu hubungan ketidaklengkapan dokumen rekam medis dengan keakuratan diagnosa yang menghasilkan 4 kriteria yaitu Lengkap Akurat sebanyak 1 dokumen, Lengkap Tidak Akurat 0 dokumen, Tidak Lengkap Akurat sebanyak 72 dokumen, dan Tidak Lengkap Tidak Akurat 6 dokumen. Saran 1. Sosialisasi pada setiap dokter dan perawat yang bertanggung jawab dalam pengisian Dokumen Rekam Medis dan mengenai isi dari prosedur tetap yang telah dibuat serta arti penting dari fungsi dokumen rekam medis, agar petugas menjadi lebih paham dan peduli dalam mengisi kelengkapan dokumen rekam medis Rumah Sakit. 2. Pembuatan prosedur tetap mengenai kelengkapan pengisian dokumen rekam medis yang lebih jelas mengenai item apa saja yang harus lengkap pada setiap dokumen rekam medis agar lebih jelas pengisiannya. 3. Bagian rekam medis harus lebih tegas lagi dalam mengingatkan dokter atau tenaga medis lainnya untuk sesegera mungkin melengkapi dokumen rekam medis pasien. 4. Untuk pengisian review identifikasi perlu diperhatikan kelengkapannya karena untuk mengidentifikasi milik siapa dokumen tersebut apabila nanti ada dokumen yang tercecer atau hilang. 5. Pada review pelaporan sebaiknya diisi dengan lengkap mengenai kegiatan yang dilakukan setiap petugas medis dengan jelas agar didapat informasi yang berkesinambungan serta dapat dipertanggung jawabkan. 6. Pada review pencatatan sebaiknya pengurangan penggunaan alat cairan penghapus / tipe-x, dan pembetulan tulisan yang salah harus sesuai prosedur tetap rumah sakit yang bersangkutan. 7. Pada review autentifikasi harus diisi dengan lengkap yang berisikan tanda tangan dan nama dokter yang bertanggungjawab dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien, sebagai bukti pertanggung jawaban apabila sewaktu-waktu diminta sebagai bukti hukum. 8. Sebaiknya dalam meneliti kelengkapan Dokumen Rekam Medis menggunakan analisa kuantitatif dengan 4 review yaitu identifikasi, pelaporan, pencatatan, dan autentifikasi agar isi rekam medis lebih lengkap. DAFTAR PUSTAKA 1. Depkes RI. Permenkes No. 269 / MENKES / PER / III. 208 2. Huffman, EK. Translation in Health Information Management. Jenifer Coffer, RRA. Apikes Dharma Lambaw Padang. 1999. 3. Departemen Kesehatan RI. Direktorat Jendral Pelayanan Medik. Pedoman

Pengelolaan Rekam Medis Rumah Sakit di Indonesia. Revisi I. Jakarta. 1997. 4. Notoatmodjo, Soekidjo. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta. 2002. 5. Rustiyanto, Ery. Etika Profesi Perekam Medis & Informasi Kesehatan. Graha Ilmu. Yogyakarta. 2010 6. Hatta, Gemala, R. Pedoman Manajemen Informasi Kesehatan di Sarana Pelayanan Kesehatan. Universitas Indonesia. Jakarta. 2009 7. Sugiyanto, Zaenal. Analisis Perilaku Dokter dalam Mengisi Kelengkapan Data Rekam Medis Lembar Resume Rawat Inap. http://eprints.undip.ac.id. 2014 8. Azwar, Azrul. Menjaga Mutu Pelayanan Kesehatan. Pustaka Sinar Harapan. Jakarta. 1996. 9. Shofari, Bambang. Modul Pembelajaran Mata Kuliah Quality Assurance Rekam Medis. Semarang. 2008. (Tidak dipublikasikan) 14. Budiarto, Eko. Metodologi Penelitian Kedokteran. Buku Kedokteran EGC. Cetakan I. Jakarta. 2004 15. Arief, TQ. 2003. Metodologi Penelitian Kedokteran dan Kesehatan CSGF (community of self help group forum). 16. Dwi, Hermawan. Analisa Kuantitatif Dokumen Rekam Medis Pasien Hypertensi di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Karanganyar. Jurnal Kesehatan. APIKES Mitra Husada Karanganyar. 2009 17. Kresnowati, Lily. Ariyani, Desi. Modul General Koding. 2008 18. World Health Organization, ICD-10, Volume 1. Introduction, Ganeva. 1992 10. http://livemedis.blogspot.com/2012/02/ analisa-kuantitatif-dan-kualitatifpada.html 19. Pengertian dan Gejala Penyakit Diabetes Mellitus (http://www.wikipedia.org/diabetesmellitus.html) 20. Huffman, Edna K. Health Information Management Phsycians Record Company Burwyn, Inois, 1999 21. Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data, Jakarta, 2010 11. Prosedur Tetap RSUD Kota Semarang. 2009 12. Shofari, Bambang. Modul Kuliah Rekam Medis di Pelayanan Kesehatan. Semarang. 2008. (Tidak dipublikasikan) 13. Manzi, Enry. Koding. 2010 (http://www.enrymazni.com/2010/07/ko ding-koding-adalah-pemberian.html)