PEMBELAJARAN KEMAMPUAN SISWA DALAM BERPIDATO MENGGUNAKAN METODE MENGINGAT DI KELAS V SDN CIKAJANG 3 KABUPATEN GARUT TAHUN AJARAN 2011/2012 MAKALAH

dokumen-dokumen yang mirip
MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK ALFA (EKSPERIMEN KUASI)

KEMAMPUAN SISWA KELAS X SMA 3 MUARO JAMBI DALAM MENULIS TEKS PIDATO OLEH SULIS TRIYA NINGSIH ABSTRAK

MODEL PEMBELAJARAN PROSA DESKRIPSI DENGAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME PADA SISWA KELAS IXA SMP PASUNDAN 2 KOTA BANDUNG TAHUN AJARAN

MODEL PEMBELAJARAN BERPIDATO DENGAN MENGGUNAKAN METODE MEMORITER PADA SISWA DI KELAS VIII SMPN 5 TAROGONG TAHUN AJARAN 2011/2012 MAKALAH

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dengan siswa lainnya. Bagi siswa sekolah dasar, kadang

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam kehidupan sehari-hari, manusia menggunakan bahasa sebagai sarana

BAB I PENDAHULUAN. Masalah mendasar dalam dunia pendidikan ini di samping masalah. peningkatan kualitas untuk memenuhi kebutuhan akan

Kata kunci: kesalahan ejaan, karangan siswa kelas V.

MODEL PEMBELAJARAN MENYIMAK INFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE TANYA JAWAB PADA SISWA KELAS X SMK SETIA BAKTI GARUT TAHUN PELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan dalam proses pembelajaran ditentukan oleh bagaimana seorang

Jurnal Pendidikan, Pengajaran Bahasa dan Sastra ONOMA PBSI FKIP Universitas Cokroaminoto Palopo

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN PERSUASI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS V

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

MAKAKALAH Oleh : Sari Napitapulu

SUWANGSIH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) SILIWANGI BANDUNG 2012

MODEL PEMBELAJARAN BERBICARA MENCERITAKAN TOKOH IDOLA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KOMUNIKATIF PADA SISWA KELAS VII SMPN 2

Mata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu keharusan bagi manusia karena pada

MAKALAH. Oleh NURDIANTI

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL(CTL) PADA SISWA KELAS IV SDN MANDALASARI 4

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan keterampilan berbahasa. Keterampilan berbahasa dimiliki

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang. Kenyataannya, dalam kehidupan sekarang masih ditemukan

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS RANGKUMAN DENGAN METODE INKUIRI DI KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH KADUNGORA GARUT MAKALAH. Oleh. Dede Anisa 1021.

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KOMUNIKATIF DI KELAS X SMAN 14 GARUT TAHUN AJARAN 2011/2012 MAKALAH

BAB 2 TEKNIK SNOWBALL THROWING DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA. Kiranawati (dalam /2007/11/19/snowballthrowing/)

BAB I PENDAHULUAN. lain-lain. Ketrampilan berbahasa (atau language atrs, language skills) dalam

34. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D)

34. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunarungu (SMALB B)

35. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunalaras (SDLB-E)

32. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunanetra (SDLB-A)

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan berbicara, menurut Arsjad dan Mukti (1988: 36) dapat berlangsung. tertentu dan menggunakan metode tertentu pula.

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE NATURE LEARNING DI KELAS X-1 SMAN 2 CIKARANG PUSAT TAHUN

Neneng Kuswati NPM Program Studi PBS Indonesia Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Siliwangi Bandung 2012 ABSTRAK

MAKALAH JURNAL PEMBELAJARAN MENULIS KALIMAT DENGAN TEKNIK MENYUSUN KATA ACAK SISWA KELAS III SDN TAMBUN 06 TAHUN PELAJARAN 2009/2010

PENGGUNAAN TEKNIK WAWANCARA DALAM PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 CISURUPAN KABUPATEN GARUT TAHUN AJARAN

MODEL PEMBELAJARAN BERBICARA DENGAN METODE CONTEKSTUAL TEACHING and LEARNING PADA KELAS XI SMAN 1 TAROGONG KABUPATEN GARUT TAHUN AJARAN 2011/2012

BAB I PENDAHULUAN. belajar bahasa pada hakikatnya sama dengan belajar berkomunikasi. Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORI. A. Keterampilan Mengungkapkan Pendapat. 1. Mengungkapkan pendapat sebagai keterampilan berbicara

BAB I PENDAHULUAN. bernalar serta kemampuan memperluas wawasan. Menurut Tarigan (2008:1) ada

BAHASA INDONESIA. Berbicara untuk Keperluan Akademik. Sri Rahayu Handayani, S.Pd. MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Marfuah, 2013

SILABUS. Nama Sekolah : SMA Negeri 3 Medan Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester : XII / 1 Alokasi Waktu : 4 x 45 Menit

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

LAPORAN HASIL PENELITIAN PEMBINAAN PROGRAM STUDI TAHUN ANGGARAN 2011

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan media berkomunikasi dengan orang lain. Tercakup semua

BAB I PENDAHULUAN. didik (siswa), materi, sumber belajar, media pembelajaran, metode dan lain

PEMBELAJARAN MENULIS DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS V SD

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya belajar berbahasa adalah belajar berkomunikasi. Oleh karena itu,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berbicara merupakan hal yang lazim dilakukan oleh masyarakat dalam

BAB I PENDAHULUAN. lebih terfokus. Pembelajaran bahasa Indonesia dilakukan dengan

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS RENDAH DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK BENDA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

34. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunadaksa(SMPLB D)

07. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus dipelajari dan

31. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

33. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunanetra (SMALB A)

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang lainnya. Selain itu, pembelajar juga harus aktif dalam

I. PENDAHULUAN. diajarkan agar siswa dapat menguasai dan menggunakannya dalam berkomunikasi

Naskah Ujian Praktik Kelas VI

BAB I PENDAHULUAN. eksternal diantaranya adalah keluarga, sekolah, dan masyarakat. Sekolah

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting bagi siswa dan di Sekolah Dasar merupakan landasan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Desi Sukmawati, 2013

memperoleh pengetahuan dan keterampilan sehingga timbul adanya suatu

MENULIS KARANGAN EKSPOSISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE KONTRUKTIVISME DI SMA WARGA BAKTI

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), hlm (Jakarta: Kementrian Agama Republik Indonesia, 2012), hlm. 27.

SILABUS BAHASA INDONESIA KELAS VI SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN

Bahasa dan Sastra Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF INDUKTIF MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL DI KELAS V SDS WINDU PUTRA. Wiwin Widianti

BAB I PENDAHULUAN. menulis. Menurut Tarigan (2008:21) Proses menulis sebagai suatu cara. menerjemahkannya ke dalam sandi-sandi tulis.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. 1). Pembelajaran menurut Sugandi (2006: 9) adalah seperangkat peristiwa

BAB 1 PENDAHULUAN. Riama N Sihombing, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Oleh : Eneng Monawarotul Fuadah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Siliwangi Bandung ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENTINGNYA PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA ANAK USIA DINI MELALUI METODE BERCAKAP-CAKAP

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang

SILABUS. Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian Alokasi Waktu

BAB II KAJIAN TEORI. perkataan, tulisan, dan sebagainya) atau berunding. 8

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berawal dari asumsi bahwa bahasa merupakan sarana berkomunikasi antar

BAB I PENDAHULUAN. Keempat keterampilan berbahasa tersebut memiliki keterkaitan yang sangat erat

keterampilan berbahasa yaitu keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. Keterampilan menulis

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam masyarakat modern seperti sekarang ini dikenal dua macam cara

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE SINEKTIK PADA SISWA KELAS VI SDN JAYARAGA 2 TAROGONG KABUPATEN GARUT TAHUN AJARAN 2011/2012

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Sebagai bahasa negara, BI dapat

melakukan hubungan komunikasi dengan orang lain. 11

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

31. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

BAB I PENDAHULUAN. berbicara, membaca, dan menulis. Dari ke empat aspek berbahasa tersebut yang

BAB I PENDAHULUAN. dapat tercapai sesuai yang diinginkan ( Hamalik, 2001 : 56) pengetahuan, ilmu dan pengalaman-pengalaman hidupnya dalam bahasa tulis

Transkripsi:

PEMBELAARAN KEMAMPUAN SISWA DALAM BERPIDATO MENGGUNAKAN METODE MENGINGAT DI KELAS V SDN CIKAANG 3 KABUPATEN GARUT TAHUN AARAN 2011/2012 MAKALAH Oleh MIRA PRATIWI NIM. 10.21.0986 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA DAN DAERAH SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) SILIWANGI BANDUNG 2012

PEMBELAARAN KEMAMPUAN SISWA DALAM BERPIDATO MENGGUNAKAN METODE MENGINGAT DI KELAS V SDN CIKAANG 3 KABUPATEN GARUT TAHUN AARAN 2011/2012 MIRA PRATIWI NIM. 10.21.0986 Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia Dan Daerah Sekolah Tinggi Keguruan Dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Siliwangi Bandung 2012 ABSTRAK Penelitian yang penulis lakukan berjudul " PEMBELAARAN KEMAMPUAN SISWA DALAM BERPIDATO MENGGUNAKAN METODE MEMORIZER (Studi Kasus Pada Siswa Kelas V SDN Cikajang 3 Garut Tahun Pelajaran 2011/2012)." Penelitian ini dilatarbelakangi pentingnya kemampuan berpidato dengan metode memorizer. Kesulitan yang dialaini dalam berpidato dengan metode memorizer. Dalam penelitian ini penulis menimuskan masalah, yaitu (1) Bagaimanakah kemampuan berpidato dengan metode memorizer siswa kelas V SDN Cikajang 3 Garut Tahun Ajaran 2011/2012, (2) Kesulitan apa yang dialaimi dalam berpidato dengan metode memorizer siswa kelas V SDN Cikajang 3 Garut Tahun Ajaran 2011/2012? Tujuan yang diharapkan adalah untuk mengetahui kemampuan berpidato dengan metode memorizer siswa kelas V SDN Cikajang 3 Garut Tahun Ajaran 2011/2012, juga untuk mengetahui kesulitan yang dialami dalam berpidato dengan metode memorizer siswa kelas V SDN Cikajang 3 Garut Tahun Ajaran 2011/2012. Metode penelitian yang penulis gunakan adalah metode obsevasi. Hal ini dilakukan karena, penulis memandang bahwa metode ini dapat inembanru dalam memecahkan masalah yang akan diteliti sedangkan teknik penelitian yang digunakan adalah pemberian tugas untuk menghafal teks pidato selama dua minggu hal ini dilakukan supaya siswa dapat termotivasi dan mendapat dukungan serta bimbingan dari orang tuanya. Populasi penelitian yang penulis gunakan adalah semua siswa kelas V SDN Cikajang 3 Garut Tahun Ajaran 2011/2012 yang berjumlah 2 siswa. Mengingat penelitiannya dilakukan dalam satu kelas maka penulis dalam penelitian ini menggunakan populasi sampel penuh. Berdasarkan hasil pembahasan yang penulis iakukan, penulis menarik simpulan sebagai berikut: (1) siswa kelas V SDN Cikajang 3 Garut Tahun Ajaran 2011/2012 dalam berpidato dengan menggunakan rnetode memorizer belum baik. Karena berdasarkan hasil analisis persentase keseluruhan yang diperoleh siswa mencapai 47.6%. (2) siswa kelas V SDN Cikajang 3 Garut Tahun Ajaran 2011/2012 kemampuan menggunakan intonasi dalam berpidato dengan metode memorizer masih kesulitan. Karena berdasarkan hasil analisis persentase mencapai rata-rata 47.7%. Dari nilai keseluruhan yang diperoleh siswa, yaitu dari segi vokal mencapai 47.9 %, dari segi konsonan mencapai 47.3 %, dari segi tekanan mencapai 47.8 %, dari segi nada irama mencapai 47.6 %, dan dari segi kelancaran mencapai 47.9 %. Siswa kelas V SDN Cikajang 3 Garut Tahun Ajaran 2011/2012masih perlu latihan dan bimbingan dari guru dalam berpidato dengan menggunakan metode memorizer. Kata kunci : Pidato/Memorizer PENDAHULUAN Oleh karena itu, bahasa sangat diperlukan mengingat Bahasa merupakan alat komunikasi yang paling bahwa manusia mempakan makhluk sosial yang tidak baik dalam kehidupan bermasyarakat dalam artian akan lepas dari hubungan berkomunikasi dengan bahasa adalah alat untuk menyampaikan pikiran, sesamanya. Keraf (1989:4) mengemukakan, gagasan, konsep, atau perasaan. Maka bahasa dalam kehidupan sehari-hari sangat penting karena bahasa tidak Sebagai alat komunikasi, bahasa merupakan seluruh perumusan maksud kata, melahirkan saja membuat pendengar melakukan sesuatu, tetapi perasaan kita dan memungkinkan kita dengan bahasa pendengar dapat melakukan kegiatan menciptakan kerjasama, dengan sesama warga, yang sesuai dengan apa yang diinginkan oleh pembicara. la mengatur berbagai macam aktivitas

kemasysrakatan merencanakan dan mengarahkan masa depan kita. la juga memungkinkan manusia menganalisa masa lampaunya untuk memetik hasil yang berguna bagi masa kini dan masa yang akan datang. Keefektifan komunikasi melalui bahasa akan ditentukan apabila kita menguasai keterampilan berbahasa. "Seseorang yang belum mahir mempergunakan bahasa akan menemukan kesulitankesulitan, karena apa yang dipikirkan atau yang dimaksud tidak akan sempurna dilahirkan kepada orang lain." (Keraf 1989:7). adi untuk menyampaikan suatu gagasan, konsep, atau perasaan yang akan disampaikan kepada orang lain kita haras terampil dalam menggunakan bahasa dengan bahasalah kita akan lebih mudah untuk menyarapaikan apa yang akan kita sampaikan terhadap orang lain. Seseorang pemimpin, seorang ahli, seorang guru, seorang mahasiswa hendaknya memiliki keterampilan berbahasa karena seseorang yang belum mahir mempergunakan bahasa akan menemukan kesulitan dalam berkomunikasi dengan orang lain. Di samping kita harus memiliki keterampilan berbahasa kita juga harus terampil dalam berbicara dalam hal ini pidato, karena pidato merupakan penyampaian dan penenaman pikiran, informasi atau gagasan dari pembicara kepada khalayak ramai. Seseorang yang berpidato dengan baik akan mampu meyakinkan pendengar untuk menerima dan mematuhi pikiran, informasi, gagasan atau pesan yang disampaikannya, Kalau kita ingin terampil berpidato kita juga harus terampil dalam berbahasa, karena orang yang terampil dalam berbahasa belum tentu terampil dalam berbicara atau pidato. adi keterampilan berbahasa sangat erat kaitannya dengan keterampilan berbicara atau pidato. Kemampuan berpidato sangat penting untuk dimiliki semua siswa. Pidato merupakan faktor utama untuk menumbuhkan kreativitas siswa dalam menyampaikan pendapat, gagasan, dan informasi yang diperoleh siswa untuk disampaikan kepada orang lain. Orang yang telah menyelesaikan pendidikannya baik pendidikan formal atau informal, akan dituntut untuk memiliki keterampilan terutama pidato apalagi jika orang tersebut menjadi seorang pemimpin di lingkungan masyarakat atau di lingkungan organisasi. Maka mereka lebih mengupayakan supaya pidatonya lebih baik dan dapat menarik minat massa yang cukup banyak, di samping itu mereka dapat meyakinkan orang lain terhadap pola pikirnya baik itu pendapat, gagasan, atau idenya. KAIAN TEORI DAN METODE Landasan Pidato dengan Standar Kompetensi Lulusan Pembelajaran bahasa Indonesia dalam berpidato untok siswa kelas V diarahkan untuk meningkatkan kemmpuan dalam berkomunikasi dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulisan. Sehingga siswa dapat mengemukakan gagasan dan perasaannya dalam menemukan serta menggunakan kemampuan analitis dan imajinatif yang ada dalam dirinya, Dalam standar kompetensi lulusan dan standar isi dalam tnata pelajaran bahasa Indonesia untuk sekolah dasar (2007:12) mengemukakan, Berbicara. Menggunakan wacana lisan untuk mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi dalam kegiatan perkenalan, tegur sapa, percakapan sederhana, wawancara, percakapan telepon, diskusi, pidato, deskripsi peristiwa dan benda disekitar, memberi petunjuk, deklamasi, cerita, pelaporan hasil pengamatan, pemahaman isi buku dan berbagai karya sastra untuk anak berbentuk dongeng, pantun, drama dan puisi. adi untuk pembelajaran pidato bagi siswa kelas V harus dilaksanakan oleh semua guru yang mengajar di sekolali dasar khususnva di kelas V dan hal ini sesuai dengan apa yang dituangkan dalam standar kompetensi lulusan. Keterampilan Berbahasa Meskipun secara alamiah orang dapat berbicara belum tentu setiap orang mampu berpidato. Berbicara dalam situasi formal tidak semudah yang dibayangkan orang apalagi untuk siswa SD yang belum pernah belajar berpidato. Karena pidato ini bersifat formal di samping memerlukan persiapan dan keterampitan berbahasa, dalam berpidato juga ada yang harus diperhatikan yaitu dari segi kemampuan berbahasa karena pidato merupakan komunikasi dua arah sehingga memerlukan bahasa yang runtut, dan tidak berbelit-belit. Maksudnya orang yang berpidato dari pokok pikiran ke pokok pikiran yang lain harus tersusun dengan bahasa yang baik, bahkan ada kalanya seorang yang berpidato pembicaraannya terutama dari segi bahasa ada yang berbelit-belit, sehingga orang yang mendengarnya pun merasa kesulitan dalam mencari pokok pembicaraan yang dibicarakan oleh seorang pembicara. Menurat Sabarti Akhadiah, 1983 (Mukti & Arsjad) "Pada hakikatnya kekurangan bahasa itu bersumber pada manusia yang tidak terlepas dari unsur emotif dan afektif." Dalam hal ini kemampuan berbahasa oleh setiap orang yang akan melaksanakan pidato harus diperhatikan, tanpa ditunjang dengan bahasa yang baik maka pidato tidak akan berjalan dengan apa yang diinginkan oleh seorang pembicara Keraf (1989:4) mengemukakan, Sebagai alat komunikasi, bahasa merupakan seluruh perutnusan maksud kata, melahirkan perasaan kita dan memungkinkan kita

menciptakan kerjasama, dengan sesama warga. la mengatur berbagai macam aktivitas kemasyarakatan merencanakan dan mengarahkan masa depan kita. la juga memungkinkan manusia menganalisa masa lampaunya untuk memetik hasil yang berguna bagi masa kini dan masa yang akan datang. Keterampilan Berbicara Dalam berpidato keterampilan berbicara sangat penting dimiliki oleh setiap pembicara. Sukses tidaknya seorang pembicara tergantung pada kemampuannya dalam berbicara. Kemampuan berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi artikulasi atau mengucapkan kata-kata untuk rnengekspresikan, menyatakan, menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan. Pendengar menerima informasi melalui rangkaian nada, tekanan, dan penempatan persendian. ika komunikasi berlangsung tatap muka, ditambah lagi dengan gerak tangan dan air muka mimik pembicara. Tujuan utama berbicara adalah untuk berkomunikasi agar pembicara dapat menyampaikan informasi dengan efektif oleh karena itu setiap pembicara terlebih dahulu harus menguasai isi pembicaraannya dan bagaimana mengemukakannya, hal ini menyangkut masalah bahasa dan pengucapan bunyi-bunyi bahasa seperti artikulasi, yaitu bagaimana posisi alat bicara, seperti lidah, gigi, bibir, dan langit-langit pada waktu pembicara membentuk bunyi, baik vokal maupun konsonan. Untuk dapat menjadi pembicara yang baik, seorang pembicara harus memperlihatkan keberanian, kegairahan, berbicara dengan jelas, dan tepat. Pendengar akan lebih tertarik dan senang kalau pembicara berbicara dengan jelas. Kemampuan Menulis Tarigan, (198:1) menyatakan, "Menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga orang lain dapat membaca lambanglambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu." adi jelas penulis dapat simpulkan untuk melahirkan sebuah ide, gagasan, pikiran, dan perasaan dalam bentuk lambang-lambang yang dihasilkan oleh setiap orang dengan adanya kemampuan menulis, apabila orang lain dapat membaca lambang-lambang dan mampu memahami apa yang ditulis oleh penulisnya. Begitu juga dengan kemampuan berbicara tidak hanya mempunyai hubungan timbal balik dengan kemampuan mendengarkan, tetapi juga berhubungan dengan kemampuan menulis dsn membaca karena sebelum orang berbicara pada umumnya memerlukan persiapan menulis dan membaca baik itu untuk mempersiapkan pidato, diskusi, atau seminar. Dengan demikian menulis juga harus dapat dikuasai oleh seorang yang akan berpidato baik dari segi penyusunan kalimat, tanda baca, dan bahasa yang akan dijadikan sebuah pembicaraan dalam menyusun pidato. Kemampuan Berpidato Pada hakekatnya setiap orang mempunyai keinginan untuk menyampaikan pengalamannya, pengetahuan, dan pendapatnya untuk disampaikan kepada khalayak ramai salah satunya dengan berpidato, karena pidato merupakan suatu berbicara untuk mempengaruhi orang lain tanpa adanya kemampuan berpidato maka orang yang akan menyampaikan suatu gagasan atau pendapatnya tidak mungkin gagasan atau pendapatnya dapat diterima oleh orang yang medengarkannya karena ketidak jelasan dalam menyampaikan pidatonya, Setiap orang belum tentu mampu untuk berpidato, meskipun secara alamiah orang dapat berbicara. Dalam buku Retorika (My, 1994 : 2) "Qui ascendit sine labore discendit sine honors," (Clearo dama de Oratore). "Barang siapa yang naik ke mimbar tanpa persiapan, ia akan turun tanpa kehormatan." adi jelas bahwa berpidato memerlukan persiapan, sebelum orang melaksanakan pidatonya Orang yang pandai sekalipun kalau ingin lebih baik dalam berpidatonya harus lebih mempersiapkan diri apalagi jika orang tersebut belum berpengalaman dalam hal berpidato, Dalam berpidato kapan saja dimana saja resmi atau tidak resmi sekalipun hendaknya sebelum melaksanakan pidato harus selalu mempersiapkan diri semaksimal mungkin, karena belum menjadi jaminan bagi setiap orang pintar dapat berpidato dengan baik tanpa adanya sebuah persiapan terlebih dahulu. Untuk mencapai tujuan dalam berpidato dan supaya dapat diterima oleh orang lain atau pendengar, sebelum tampil berpidato perlu latihan dan persiapan semaksimal mungkin. Metode Penelitian Karena penulis menganalisis kemampuan berpidato siswa kelas V dengan metode mengingat dan yang menjadi kesulitan siswa dalam berpidato, maka penelitian ini bersipat kualitatif dalam pendekatan observasi langsung terhadap siswa kelas V SDN Cikajang 3 Garut secara perseorangan dilihat dari segi kemampuan berpidato dan kesulitan yatig dialami siswa dalam berpidato dengan metode mengingat. Penulis dalam penelitian ini menggunakan metode observasi. Sesuai dengan yang diungkapkan oleh Arikunto, (2006: 16). Dalam pengertian psikologis, observasi atau yang disebut pula pengamatan, meliputi kegiatan permuatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra. adi pengobservasian dapat dilakukan melalui penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba, dan pengecap. Didalam artian penelitian observasi dapat dilakukan dengan tes, kuesioner, rekaman gambar, rekaman suara.

adi kesimpulan penulis, dalam penelitian ini sangat tepat menggunakan metode observasi untuk mengetahui kemampuan berpidato siswa dengan metode mengingat. Teknik Penelitian Penelitian Pidato ini bersipat kualitatif dengan cara observasi langsung. Sejauh mana kemampuan siswa kelas V SDN Cikajang 3 Garut dalam belajar berpidato secara perseorangan dan kesulitan apa yang dialami siswa dalam berpidato dengan menggunakan metode mengingat. Dalam teknik penelitian yang dilakukan untuk mengobservasi siswa dalam berpidato, penulis dalam teknik penelitian ini menggunakan teknik tes dengan menggunakan rekaman suara. Sedangkan untuk kajian teori dalam penelitian ini, peaulis mengambil beberapa sumber kajian diantaranya: kajian pustaka, dari beberapa buku sumber yang mendukung terhadap penelitian ini. Salah satunya yang berjudul "Saya Ingin Mahir Berbahasa Indonesia Untuk Sekolah Dasar Kelas VI (Trimansyah, 2004:2) dan buku-buku penunjang lainnya yang berhubungan dengan kegiatan penelitian. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengolahan Data Hasil Penelitian Sesuai dengan judul skripsi, penulis hanya menganalisis kemampuan berpidaro siswa dengan metode memorizer dan penyebab kesulitan siswa dalam berpidato. adapun aspek-aspek yang penulis analisis adalah sebagai berikut: 1. Kemapuan siswa dalam berpidato yang berhubungan dengan penggunaan dan segi vokal, konsonan. tekanan, nada/irama, dan kelancaran pidato. 2. Penyebab kesulitan-kesulitan siswa dalam berpidato dilihat dan hal yang dianalisis oleh penulis seperti, vokal. konsonan. tekanan, nada/irama, dan kelancaran berpidato dan jumlah keseluruhan hasil rata-rata yang diperoleh seluruh siswa. Hasil analisis dan setiap pidato siswa. penulis akan uraikan sebagai berikut: 1. Abdul Tasdik dalam kemampuan berpidato memperoleh jumlah nilai = 2. Santika dalam kemampuan berpidato memperoleh jumlah nilai = 3. Tita dalam kemampuan berpidato memperoleh jumlah nilai = 2 4. Aceng Niptah dalam kemampuan berpidato memperoleh jumlah nilai 276 276 =. Asep dalam kemampuan berpidato memperoleh jumlah nilai 303 303 = 61 6. Ade Rosadi dalam kemampuan berpidato memperoleh jumlah nilai 30 30 = 61 7. Abdul Roni dalam kemampuan berpidato memperoleh jumlah nilai 292 292 = 8 8. Ade Ansori dalam keiiiampuan berpidato memperoleh jumlah nilai 30 30 = 61 9. Dede Solehah dalam kemampuan berpidato mempeioleh jumlah nilai 30 30 = 61 10. Dayu Permana dalam kemampuan berpidato memperoleh jumlah nilai 300 300 = 60 Hasil Analisis Data Setelah penulis menganalisis 2 siswa SDN Cikajang 3 Garut Tahun Ajaran 2009-2000 hasilnya adalah sebagai berikut: 1. Kemampuan berpidato dengan menggunakan metode memorizer menghasilkan nilai keseluruhan adalah 1191. 2. Kesulitan yang dialami dalam berpidato dengan metode memorizer menghasilkan nilai sebagai berikut; a. vokal dengan jumlah nilai 1198, b. konsosnan dengan jumlah nilai 1183, c. tekanan dengan jumlah nilai 1 19, d. nada/irama dengan jumlah nilai 1189, e. kelancaran dengan jumlah nilai 1197. Hasil dari setiap komponen adalah sebagai berikut, 1. Kemampuan berpidato dengan metode memorizer dari nilai keseluruhan N NKS = 47,6% S 1191 = = 2 NKS = Nilai keseluruhan yang diperoleh oleh masing-masing siswa.

N = Nilai S = Banyak sampel 2. Kesulitan yang dialami siswa dengan menggunakan metode memorizer dari nilai keseluruhan, yaitu: a. segivokal, KK = 47,9% S b. segi konsonan, c. segi tekanan, 1198 = = 2 1183 = = 2 119 = = 2 d. segi nada/irama, 1189 = = 2 e. segi kelancaran. 1197 = = 2 47,3% 47,8% 47,6% 47,9% Keterangan: KK = Nilai keseluruhan komponen yang dianalisis = umlah komponen keseluruhan yang diperoleh siswa S = Sampel yang dianalisis KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan oleh penulis mengenai kemampuan berpidato dengan menggunakan metode memorizer dan penyebab kesulitan berpidato dengan menggunakan metode memorizer pada siswa kelas V SDN Cikajang 3 Garut Tahun Ajaran 2011/2012, penulis mengambil simpulan sebagai berikut. 1. Kemampuan siswa dalam berpidato menggunakan metode memorizer behun ada pengaruhnya terliadap perkembangan kemampuan siswa dalam belajar berpidato. 2. Siswa kelas V SDN Cikajang 3 Garut Tahun Ajaran 2011/2012 masih mengalami kesulitan dan tidak ada perubahan yang beraiti dalam menggunaan intonasi dalam berpidato. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. (6nd). PT Rineka Cipta : akarta. Arsjad, G. & U.S, M. (1991). Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia. Erlangga : akarta. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1996). Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yangdisempumakan. (2nd) : akarta. Departemen Pendidikan Nasional. (200). Kamus Besar Bahasa Indonesia. (3nd). Balai Pustaka : akarta. Keraf. (1980). Komposisi. Ende Plores : Nusa lndah.