Transformasi Masyarakat Informasi di Indonesia Ditinjau dari Aspek Budaya, Teknologi, Sosial dan Ekonomi Nurintan Cynthia Tyasmara 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Tujuan Masyarakat informasi ditandai dengan adanya perilaku informasi yang merupakan keseluruhan perilaku manusia yang berhubungan dengan sumber dan saluran informasi. Perilaku penemuan informasi yang merupakan upaya menemukan informasi dengan tujuan tertentu sebagai akibat adanya kebutuhan untuk memenuhi tujuan tertentu. Perilaku mencari informasi yang ditujukan seseorang ketika berinteraksi dengan system informasi dan perilaku penggunaan informasi yaitu perilaku yang dilakukan seseorang ketika menggabungkan informasi yang ditemukannya dengan pengetahuan dasar yang sudah ia miliki sebelumnya. Masyarakat Indonesia saat ini tengah berada dalam fase transisi menuju masyarakat era informasi. Dalam proses ini terdapat pergeseran pola bagaimana masyarakat mengakses dan mendistribusikan informasi. Pada perkembangannya, masyarakat membutuhkan bahkan sangat tergantung pada informasi. Teori penyebaran informasi Everett Rogers menghubungkan penyebaran dengan proses perubahan sosial yang terdiri atas penemuan, penyebaran dan akibat. Perubahan tersebut dapat terjadi secara internal dari dalam sebuah kelompok atau secara eksternal melalui sebuah kontak dengan agen perubahan dari luar. Berdasarkan latar belakang tersebut, melalui tulisan ini diharapkan terdapat penjelasan yang menyeluruh mengenai transformasi masyarakat informasi di Indonesia yang akan ditinjau dari aspek ekonomi, budaya, teknologi dan sosial. 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Masyarakat Informasi Masyarakat mengandung pengertian tentang suatu kesatuan kelompok orang yang berhimpun, berkumpul dan bersatu dalam suatu wadah baik bentuk organisasi formal maupun non formal yang menempati tempat tertentu, mempunyai ciri-ciri seperti adanya ikatan dan mempunyai kesamaan-kesamaan atas beberapa hal. Setiap kelompok masyarakat selalu berusaha untuk mempertahankan eksistensinya dan mengembangkan agar tidak tersingkirkan (Sutarno, 2005). Loose (1990) pada bukunya yang berjudul The Science of Information menuliskan bahwa informasi adalah pengetahuan yang dikomunikasikan dan diterima dalam sebuah situasi tertentu. Manusia memerlukan suatu metode yang terukur sehungga dapat mengukur informasi baik konsep sosial atau informasi dalam bentuk tabel. Hal ini bertujuan agar kita dapat memprediksi bagaimana informasi dapat berkembang dan ditelusuri kembali sebagai penentuan keputusan di masa mendatang. Menurut Putu L. Pendit (2005), misi utama masyarakat informasi adalah mewujudkan masyarakat yang sadar tentang pentingnya informasi, ilmu pengetahuan dan teknologi, terciptanya suatu layanan informasi yang terpadu, terkoordinasi dan terdokumentasi serta tersebarnya informasi ke masyarakat luas secara cepat, tepat dan bermanfaat.
Masyarakat informasi ditandai dengan adanya perilaku informasi yang merupakan keseluruhan perilaku manusia yang berhubungan dengan sumber dan saluran informasi, perilaku penemuan informasi yang merupakan upaya dalam menemukan informasi dengan tujuan tertentu sebagai akibat adanya kebutuhan untuk memenuhi tujuan tertentu, perilaku mencari informasi yang ditujukan seseorang ketika berinteraksi dengan system informasi, dan perilaku penggunaan informasi yaitu prilaku yang dilakukan seseorang ketika menggabungkan informasi yang ditemukannya dengan pengetahuan dasar yang sudah ia miliki sebelumnya. Sutarno (2005) menjelaskan ciri-ciri masyarakat informasi adalah : - Sumber informasi terjangkau oleh semua lapisan masyarakat. - Adanya kesadaran masyarakat tentang arti pentingnya informasi dalam berbagai aktivitas kehidupan. - Terbukanya pandangan dan wawasan masyarakat dalam pemanfaatan teknologi informasi secara tepat guna. - Berkembangnya lembaga-lembaga perpustakaan, dokumentasi dan informasi secara merata. - Kemajuan sumber daya manusia, informasi dan fisik yang memanfaatkan ilmu - Informasi dikelola dengan baik, disajikan tepat waktu dan dikemas dengan teknologi dapat dikembangkan sebagai suatu komoditi yang bernilai ekonomis. Masyarakat Indonesia saat ini tengah berada dalam fase transisi menuju masyarakat era informasi. Dalam proses ini terdapat pergeseran pola bagaimana masyarakat mengakses dan mendistribusikan informasi. Rodin (n.d.) merumuskan bahwa ada tujuh bentuk transisi masyarakat informasi, yaitu : 1. Masyarakat pratransisi informasi Pada tahap ini masyarakat belum menikmati pendidikan dan sarana untuk mengadakan pendidikan belum ada. Pola kerjanya masih mengandalkan kekuatan fisik. Dengan pendidikan dan pola kerja seperti itu hampir dipastikan bahwa tidak ada upaya penyebaran pengetahuan. Hal itu disebabkan karena keterbatasan pemikiran akibat rendahnya pendidikan dengan pola kerja yang mengandalkan fisik. 2. Masyarakat transisi awal Pada tahap ini pendidikan formal sudah ada walaupun partisipasi masyarakat masih rendah karena mereka menganggap pendidikan tidaklah begitu penting. 3. Masyarakat transisi menengah Pada tahap ini masyarakat sudah mulai percaya bahwa pendidikan (formal) sangat penting. Rasio masuk sekolah sudah mulai meningkat atau School Enrollment Ratio (SER) pendidikan dasar sudah mulai meningkat. 4. Masyarakat transisi akhir Pada tahap ini SER pendidikan dasar sudah cukup tinggi dan SER pendidikan menengah sudah mulai meningkat. 5. Masyarakat mulai maju Pada tahap ini sebagian besar anak umur sekolah dasar (7-12 tahun) sudah mengenyam pendidikan dasar.
6. Masyarakat maju lanjut Pada tahap ini sebagian besar anak usia sekolah dasar dan menengah sudah tamat dan SER perguruan tinggi sudah tinggi. 7. Masyarakat super maju Pada tahap ini pendidikan sudah menjadi kebutuhan utama masyarakat baik memasuki pendidikan formal (SD sampai PT) maupun pendidikan non-formal. Dari tujuh transisi tersebut kita dapat mengetahui dimana posisi masyarakat dan bangsa Indonesia dalam kaitannya dengan masyarakat informasi global. Pada dasarnya kita dapat mengetahui bahwa suatu masyarakat itu dikatakan sebagai masyarakat informasi adalah bisa dilihat dari bagaimana masyarakat tersebut memperlakukan informasi dan pada tahap mana suatu individu berada berdasarkan tahap-tahap yang disebutkan di atas. 2.2 Pembentukan Masyarakat Informasi Damanik (2012) menyebutkan ada beberapa elemen yang harus diperhatikan untuk membentuk masyarakat informasi yaitu 1. Masyarakat yang tidak buta huruf. Masyarakat yang masih buta huruf akan sangat sulit untuk masuk ke masyarakat informasi. Karena itu kemampuan membaca merupakan prasyarat mutlak untuk memasuki masyarakat informasi. 2. Pemanfaatan komputer. Pemanfaatan komputer merupakan syarat lain untuk memasuki masyarakat informasi. Saat ini hampir semua pergerakan informasi dilakukan dengan menggunakan teknologi komputer. 3. Infrastruktur telekomunikasi. Dengan penggunaan komputer yang tinggi, khususnya untuk tujuan komunikasi data antar komputer yang berjauhan, maka infrastruktur telekomunikasi harus maju. 4. Industri percetakan yang maju. Kemajuan tersebut juga harus didukung oleh industri percetakan yang maju. Salah satu media untuk menghantarkan informasi kedepan adalah koran. Bagi masyarakat informasi, koran adalah salah satu menu yang wajib menjadi sarapan paginya. Ia harus mengetahui perkembangan terakhir dari sesuatu yang menjadi minat dan pekerjaannya. 5. Industri televisi dan radio yang maju. Industri televisi dan radio yang maju akan mendukung pergerakan informasi yang sangat cepat. Misalnya dengan melihat berita pagi, terutama pada segmen ekonomi dan bisnis. 6. Minat baca yang tinggi. Adanya informasi yang melimpah akan sia-sia jika tidak ada yang memanfaatkannya, hanya karena masyarakatnya tidak mau baca. 7. Sistem perpustakaan yang maju. Perpustakaan yang maju merupakan salah satu syarat untuk memasuki masyarakat informasi. Semua informasi akan tersimpan di perpustakaan. Masyarakat dapat menggunakan perpustakaan untuk berkonsultasi mengenai apapun. Ada lima determinan atau faktor penentu pembentuk masyarakat informasi, yaitu:
1. Kemajuan dalam pendidikan, 2. Perubahan dalam karakteristik pola kerja, 3. Perubahan dalam menyebarkan pengetahuan dari cara primitif dari mulut ke mulut sampai penggunaan alat super canggih, seperti komputer. 4. Perubahan dalam cara-cara orang mencari pengetahuan, dan 5. Kemajuan dalam penciptaan alat-alat untuk menyebarkan dan mengakses pengetahuan baru. 3. METODE PENULISAN Penulis memperoleh informasi dan pengumpulan data dengan metode studi kepustakaan yaitu dengan mengumpulkan kemudian menguraikan bahan-bahan dari buku bacaan, jurnal, dan internet. 4. PEMBAHASAN Masyarakat Informasi menghadapkan kita pada tantangan baru dan perkembangan menuju seluruh area dari masyarakat. Ketika memasuki tahapan masyarakat informasi dimna hampir seluruh masyarakatnya sudah tidak buta huruf karena kemampuan membaca merupakan prasyarat mutlak untuk memasuki masyarakat informasi. Setiap kelompok masyarakat selalu berusaha untuk mempertahankan eksistensinya agar dapat bertahan. Pada perkembangannya, masyarakat membutuhkan bahkan sangat tergantung pada informasi. Konsep kebutuhan informasi itu antara lain: 1. Kebutuhan informasi tidak selalu sama dengan keinginan/permintaan informasi. Hal ini berdampak pada bagaimana kita mengeksplorasi kebutuhan pengguna dalam rangka menetapkan layanan dan sistem yang harusnya tersedia. 2. Kebutuhan informasi terkadang ambigu dan tidak mudah dijelaskan. 3. Kebutuhan informasi yang ambigu tidak dipahami dengan baik oleh penggunan maupun professional informasi. Memahami dan mengklarifikasi kebutuhan informasi yang ambigu seharusnya bisa menjadi sasaran utama bagi professional informasi. Masyarakat Informasi terbentuk atas beberapa faktor yang berdampak terjadinya evolusi di masyarakat tersebut, serta mulainya kebutuhan informasi yang tinggi. Faktor-faktor yang mendorong terbentuknya masyarakat informasi adalah: 1. Kemajuan dalam pendidikan. Manusia dapat menguasai ilmu pengetahuan dengan memiliki kemampuan membaca. Akses terhadap informasi berasal dari keaktifan dalam mencari informasi, biasanya melalui kebiasaan membaca. Salah satu budaya yang menyertai masyarakat informasi adalah tingginya budaya baca. 2. Perubahan karakteristik pola kerja. Manusia selalu mencari informasi dan pengetahuan agar bisa bekerja dengan cepat, efektif dan efisien. 3. Perubahan dalam cara menyebarkan pengetahuan. Penyebaran informasi dilakukan mulai dari konvensional sampai pada menggunakan alat-alat canggih. 4. Perubahan dalam cara mencari pengetahuan.
Semakin besarnya rasa ingin tahu pada diri seseorang sehingga berupaya untuk mendapatkan informasi dengan lebih spesifik. 5. Kemajuan dalam penciptaan alat-alat untuk menyebarkan dan mengakses pengetahuan baru. Perkembangan masyarakat informasi dapat dilihat dari banyak aspek kehidupan masyarakat di Indonesia, baik dari sisi budaya, sosial, maupun ekonomi. Pembentukan masyarakat tradisional menjadi masyarakat informasi yang berbasis pengetahuan melewati tahapan-tahapan perkenalan kepada masyarakat tentang operasionalisasi teknologi informasi dan penyeleksian atau pemilihan terhadap informasi yang bersifat memberdayakan masyarakat sehingga meningkatkan taraf hidup, pengetahuan dan keahlian masyarakat. Berikut ini merupakan penjabaran dari transformasi masyarakat informasi ditinjau dalam aspek teknologi, budaya, social dan ekonomi, yaitu antara lain Masyarakat informasi di Indonesia dalam aspek teknologi Masyarakat informasi tentunya memiliki peran penting karena melalui ICT (Information and Communication Technologies) dapat membantu pembangunan infrastruktur negara. ICT juga penting dalam pembentukan lingkungan ekonomi global yang diharapkan dapat menghapus kemiskinan, serta memberdayakan masyarakat. Melalui ICT juga peluang lapangan kerja dapat tercipta karena usaha kecil dan menengah mulai bermunculan serta partisipasi masyarakat untuk menyebarkan informasi meningkat sehingga tingkat pendidikan bisa meningkat juga. Akses yang lebih baik kepada layanan pendidikan, informasi, kesehatan, bahkan pendidikan juga bisa meluas sehingga kualitas hidup masyarakat bisa lebih terjamin. Dalam singkatnya masyarakat informasi menggunakan informasi sebagai keperluan sehari-hari sehingga berkembang menjadi suatu aktivitas kultural, sehingga budaya perilaku tersebut menjadi cerminan ciri-ciri keadaan masyarakat informasi. Perkembangan teknologi semakin terlihat dari waktu ke waktu. Perkembangan itu memberikan dampak yang besar terhadap berbagai aspek kehidupan manusia, khususnya mengenai penyebaran informasi. Semakin berkembangnya teknologi, semakin mudah masyarakat memperoleh informasi. Apalagi di zaman modern seperti ini, kita dapat mengakses berbagai informasi kapan pun, dimana pun, dan tanpa adanya batasan ruang dan waktu. Hanya dalam itungan detik kita bisa mengetahui berbagai kejadian dan informasi terkini yang ada di belahan dunia mana pun. Dampak dari teknologi informasi dan komunikasi telah menjadi sebuah definisi sementara yang kuat, dan ini mentransformasi aktivitas ekonomi dan sosial. Kunci yang penting dari jaringan teknologi dalam masyarakat informasi adalah teknologi membantu kita untuk membuat koneksi-koneksi baru. Masyarakat informasi di Indonesia dalam aspek budaya Budaya dalam masyarakat informasi dapat berubah seiring dengan perkembangan informasi, dan biasanya budaya ini sudah tercampur dengan budaya yang lain sehingga dalam masyarakat informasi terdapat pencampuran budaya. Sehingga budaya asli masyarakat Indonesia tidak hilang namun terkolaborasi dengan budaya lain yang dibawa oleh informasi tersebut. Suatu perkembangan budaya baru di suatu belahan dunia dapat dengan cepat diikuti di belahan dunia lain dengan kecepatan penyebaran
informasi. Sebagai contoh adalah budaya baca yang semakin menipis di kala internet dan sumber informasi digital semakin meningkat. Hal ini termasuk salah satu dampak buruk yang seharusnya dapat diminimalisir. Masyarakat informasi di Indonesia dalam aspek ekonomi Masyarakat informasi pada aspek ekonomi dapat digambarkan dengan adanya perubahan budaya akibat adanya pergeseran eknomi. Teknologi sedikit banyak mengubah barang yang sudah berkurang atau tidak bernilai menjadi bernilai tinggi. Kemudian juga gambaran masyarakat yang rela menghabiskan biaya untuk mendapatkan kebutuhan informasi yang diinginkannya. Perkembangan masyarakat informasi telah menjadi bagian penting untuk masyarakat informasi sebagai ekonomi kecil yang terbuka di dalam pengembangan jaringan ekonomi global, di mana pengetahuan berbasis pada inovasi yang menjadi kunci sumber dari penopang keuntungan yang kompetitif. Masyarakat mendapatkan manfaat cukup besar di era informasi ini, masyarakat memiliki pengetahuan ekonomi di mana kekayaan diciptakan melalui eksploitasi pemahaman tentang ekonomi. Sebagai contoh, dengan tersedianya informasi yang sangat luas dan perkembangan teknologi saat ini akses pasar bisa diperoleh dengan mudah melalui sistem online. Sistem belanja online, kini telah menjamur dan sedikit demi sedikit menggeser pasar tradisonal. Para pedagang yang sebelumnya susah mendapatkan pembeli bisa menawarkan hasil produksinya lewat sistem online. Masyarakat juga bisa mengakses informasi daerah mana yang membutuhkan barang produksinya. Masyarakat informasi di Indonesia dalam aspek social Peran teknologi informasi dan komunikasi dalam kehidupan sehari-hari tidak dapat dipisahkan, kemudahan dalam penggunaanya sangat membantu dan juga terkadang memberikan efek ketergantungan terhadap pekerjaan sehari-hari yang biasa dilakukan oleh manusia. Tanpa kita sadari, kecepatan dan keakuratan yang dimiliki pada teknologi informasi dan komunikasi memberi pengaruh yang besar, namun bagaimana kita bisa menyikapi perkembangan teknologi informasi terlebih lagi untuk masyarakat yang ada di Indonesia pada lima hingga sepuluh tahun ke depan. Apabila program-program yang akan dan sedang berjalan dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah disepakati, kita optimis bahwa masyarakat informasi Indonesia akan terwujud. Sebagai contoh adalah informasi yang tersebar dengan cepat terkadang dipahami dengan cara yang berbeda-beda oleh masyarakat informasi. Masyarakat yang saat ini telah melek teknologi dapat menyebarkan informasi-informasi tersebut hanya dengan sentuhan jari melalui gadget yang dimilikinya. Kehidupan social masyarakat juga makin menipis karena banyak hal dilakukan dengan online. 4. PENUTUP Perkembangan teknologi dan informasi dapat mengubah dan mempengaruhi masyarakat biasa menjadi masyarakat informasi seperti saat ini. Mereka selaku pengguna memiliki pilihan mana yang baik maupun tidak kemudian masyarakat informasi juga memiliki adopsi teknologi yang biasa digunakan. Namun, lama-kelamaan perubahan yang dilakukan memiliki dampak dari segi ekonomi, teknologi, sosial dan budaya. Sehingga kita sebagai masyarakat informasi harus selektif. Kemungkinan terwujudnya
masyarakat informasi Indonesia juga membutuhkan usaha keras dan komitmen yang tinggi serta kerja yang sungguh-sungguh dari pemerintah sebagai pembuat kebijakan, sektor swasta sebagai mitra bagi pemerintah dan seluruh masyarakat Indonesia dari berbagai kalangan. Hal ini sangat tergantung pada seberapa besar usaha dan kepedulian seluruh masyarakat Indonesia bersama-sama dengan pemerintah agar bisa mencapai tujuan dalam mewujudkan masyarakat informasi Indonesia. DAFTAR PUSTAKA Damanik, Florida Nirma Sanny. (2012). Menjadi masyarakat informasi. JSM STMIK Mikroskil. Vol.13, No.1, April 2012. Loose, Robert M. (1990). The Science of Information. London: Academic Press Limited Pendit, Putu Laxman. (2005). Perpustakaan digital: perspektif perpustakaan perguruang tinggi Indonesia. Jakarta: Perpustakaan Universitas Indonesia Rodin, Rhoni. (n.d.). http://journal.unair.ac.id/download-fullpaperspalim9b3452ac9bfull.pdf. Sutarno. (2005). Tanggung jawab perpustakaan dalam mengembangkan masyarakat informasi. Jakarta: Panta Rei