JOB SHEET PRATIKUM KONSTRUKSI JALAN

dokumen-dokumen yang mirip
PEMERIKSAAN TITIK LEMBEK ASPAL (RING AND BALL TEST) (PA ) (AASHTO-T53-74) (ASTM-D36-69)

METODE PENGUJIAN TITIK LEMBEK ASPAL DAN TER

PENGARUH PROSES PEMANASAN PADA ASPAL. M.T. Gunawan Mahasiswa Doktor Teknik Sipil Undip Semarang. Abstrak 2.

METODE PENGUJIAN CAMPURAN ASPAL DENGAN ALAT MARSHALL

Cara uji penetrasi aspal

METODE PENGUJIAN TITIK NYALA DAN TITIK BAKAR DENGAN CLEVE LAND OPEN CUP

dahulu dilakukan pengujian/pemeriksaan terhadap sifat bahan. Hal ini dilakukan agar

Foto Alat. Pengujian Marshall

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dipresentasikan pada gambar bagan alir, sedangkan kegiatan dari masing - masing

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun tahapan pelaksanaan pekerjaan selama penelitian di laboratorium adalah sebagai berikut:

Cara uji titik lembek aspal dengan alat cincin dan bola (ring and ball)

METODOLOGI PENELITIAN. untuk campuran lapis aspal beton Asphalt Concrete Binder Course (AC-

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian pada penulisan ini merupakan serangkaian penelitian

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Inti Jalan Raya Fakultas Teknik

optimum pada KAO, tahap III dibuat model campuran beton aspal dengan limbah

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Inti Jalan Raya Fakultas Teknik. Jurusan Teknik Sipil Universitas Lampung.

BAB 3 METODOLOGI 3.1 Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan tiga macam variasi jumlah tumbukan dan

BAB III METODE PENELITIAN. Berikut adalah diagram alir dari penelitian ini : MULAI. Studi Pustaka. Persiapan Alat dan Bahan

METODOLOGI PENELITIAN. Jurusan Teknik Sipil Universitas Lampung. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain :

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Bagan Alir Penelitian. Mulai. Studi Pustaka. Persiapan Alat dan Bahan. Pengujian Bahan

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Rencana kerja ditunjukkan oleh Gambar 3.1, yang merupakan bagan alir

BAB 3 METOTOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. perihal pengaruh panjang serabut kelapa sebagai bahan modifier pada campuran

I Persiapan Penyediaan Sampel Agregat dan Aspal (Bitumen)

Cara uji viskositas aspal pada temperatur tinggi dengan alat saybolt furol

Gambar 4.1. Bagan Alir Penelitian

3. pasir pantai (Pantai Teluk Penyu Cilacap Jawa Tengah), di Laboratorium Jalan Raya Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Islam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Cara uji titik nyala dan titik bakar aspal dengan alat cleveland open cup

BAB IV PENGUJIAN JOB MIX FORMULA

Cara uji penyulingan aspal cair

PENGARUH UKURAN BUTIRAN MAKSIMUM 12,5 MM DAN 19 MM TERHADAP KARAKTERISTIK MARSHALL CAMPURAN AC-WC

Penelitian ini dilakukan sesuai dengan diagram alur seperti pada gambar 5.1.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI. Gambar 3.1 Bagan Alir FCR Dengan Cara PRD. gambar grafik Marshall

III. METODOLOGI PENELITIAN. Jurusan Teknik Sipil Universitas Lampung. Adapun bahan yang digunakan dalam penelitian ini :

Dengan kata lain, penelitian eksperimen mencoba meneliti ada tidaknya hubungan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Jurusan Teknik Sipil Universitas Lampung. Adapun bahan yang digunakan dalam penelitian ini :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan melalui beberapa tahap, mulai dari persiapan,

METODOLOGI PENELITIAN

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL PENGUJIAN MATERIAL ASPAL

Lampiran Perhitungan Pengujian Aspal

BAB III METODELOGI PENELITIAN. pemeriksaan mutu bahan yang berupa serat ijuk, agregat dan aspal, perencanaan

METODE PENGUJIAN DAKTILITAS BAHAN-BAHAN ASPAL

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Inti Jalan

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Yogyakarta dapat disimpulkan sebagai berikut : meningkat dan menurun terlihat jelas.

BAB IV METODE PENELITIAN

DAFTAR PUSTAKA. 1. Bina Marga Petunjuk Pelaksanaan Lapis Tipis Aspal Beton. Saringan Agregat Halus Dan Kasar, SNI ;SK SNI M-08-

METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Cara uji berat jenis aspal keras

BAB IV Metode Penelitian METODE PENELITIAN. A. Bagan Alir Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Cara uji ekstraksi kadar aspal dari campuran beraspal menggunakan tabung refluks gelas

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI. Gambar 3.1.a. Bagan Alir Penelitian

(Data Hasil Pengujian Agregat Dan Aspal)

BAB III DESAIN DAN METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

BAB V. METODE PENELITiAN. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian laboratorium tentang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENGUJIAN TENTANG ANALISIS SARINGAN AGREGAT HALUS DAN KASAR SNI

BAB III LANDASAN TEORI

Gambar 4.1 Bagan alir penentuan Kadar Aspal Optimum (KAO)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan

METODE PENGUJIAN KADAR RESIDU ASPAL EMULSI DENGAN PENYULINGAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III LANDASAN TEORI

UJI KUAT GESER LANGSUNG TANAH

Cara uji daktilitas aspal

Cara uji kelarutan aspal modifikasi dalam toluen dengan alat sentrifus

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram alir penelitian adalah sebagai berikut : PERSIAPAN. AGREGAT BNA ASPAL pen 60/70 JERAMI

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL PENGUJIAN MATERIAL ASPAL

METODE PENGUJIAN TITIK NYALA ASPAL CAIR DENGAN ALAT TAG OPEN CUP

BAB V METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini dilakukan serangkaian pengujian yang meliputi :

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENGUJIAN KADAR AIR DAN KADAR FRAKSI RINGAN DALAM CAMPURAN PERKERASAN BERASPAL

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

METODE PENGUJIAN KADAR AIR ASPAL EMULSI

BAB IV METODE PENELITIAN

Pada pengujian ini agregat berasal dari Clereng, Kulon Progo hasil dari mesin pemecah batu (Stone Crusher) PT. Perwita Karya, Piyungan, Yogyakarta.

BAB III LANDASAN TEORI

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Bahan/material yang digunakan pada penelitian Asbuton ini berasal dari : Agregat batuan berasal dari Laboratorium Jalan Raya Jurusan Teknik

BAB III METODE PENELITIAN

Cara uji bliding dari beton segar

Metode pengujian waktu ikat awal semen portland dengan menggunakan alat vicat untuk pekerjaan sipil

ANALISIS KEBUTUHAN PENGEMBANGAN INDIKATOR -INDIKATOR UNJUK KERJA UNTUK PENYUSUNAN KURIKULUM PELATIHAN

PENGARUH SAMPAH PLASTIK SEBAGAI BAHAN TAMBAH TERHADAP KARAKTERISTIK MARSHALL

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bahan ikat yang digunakan untuk melayani beban lalu lintas, diatas tanah dasar secara aman

Transkripsi:

JOB SHEET PRATIKUM KONSTRUKSI JALAN Disusun oleh: JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN 2013 i

KATA PENGANTAR Puji Syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberi Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Job Sheet Praktikum Konstruksi Jalan ini. Mata Kuliah Praktikum Konstruksi Jalan Raya merupakan salah satu mata kuliah wajib yang harus ditempuh di Jurusan Teknik Sipil dan Perencanaan Fakultas Teknik Universitas Negeri. Job Sheet Praktikum Konstruksi Jalan Raya ini disusun guna memudahkan mahasiswa dalam melaksanakan pratikum. Dengan selesainya Job Sheet Praktikum Konstruksi Jalan ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang telah memberi masukan-masukan kepada penulis. Untuk itu Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membatu hingga Job Sheet Praktikum Konstruksi Jalan. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari Job Sheet ini, baik dari materi maupun teknik penyajianya, mengingat kurangnya pengetahuan dan pengalaman penulis. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan., 13 Juni 2013 Penulis i

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iii 1. PENGUJIAN PENETRASI ASPAL... 1 2. PENGUJIAN TITIK LEMBEK... 4 3. PENGUJIAN TITIK NYALA DAN BAKAR... 6 4. PENGUJIAN MARSHALL... 8 DAFTAR PUSTAKA... 11 ii

LABORATORIUM BAHAN DAN PERKERASAN Semester: Penetrasi Aspal Waktu : 120 Menit PANDUAN PRAKTIKUM PENGUJIAN PENETRASI ASPAL (SNI 1432-2011) A. ALAT Peralatan yang digunakan dalam pengujian ini adalah sebagai berikut: 1. Cawan. 2. Thermometer. 3. Penetrometer. 4. Pemanas/kompor listrik. 5. Bak perendam. 6. Stop Wacth. B. BAHAN 1. Aspal 2. Air es dengan suhu (5± 1)º C C. LANGKAH KERJA Persiapan benda uji: 1. Berdoalah sebelum praktikum dimulai. 2. Menyiapkan alat dan bahan. 3. Memanaskan aspal hingga mencair dan tidak mengeluarkan buih (110±5)ºC. Pemanasan contoh tidak boleh lebih dari 90ºC di atas titik lembeknya, pemanasan tidak boleh lebih dari 60 menit, lakukan pengadukan untuk menjamin kehomongenan contoh, dan jangan sampai ada gelembung udara dalam contoh. 4. Menuangkan benda uji aspal ke dalam cawan benda uji sampai batas ketinggian pada cawan benda uji, tinggi benda uji tidak kurang dari 120% dari kedalaman jarum pada saat pengujian penetrasi. 1

LABORATORIUM BAHAN DAN PERKERASAN Semester: Penetrasi Aspal Waktu : 120 Menit Cara Pengujian: 1. Apabila kondisi pengujian tidak ditentukan maka temperatur, berat total dan waktu pengujian adalah 25ºC, 100 gram dan 5 detik. 2. Memeriksa pemegang jarum agar jarum dapat dipasang dengan biak dan bersihka jarum penetrasi dengan toluene atau pelarut lain yang sesuai kemudian keringkan dengan lap bersih dan pasangkan pada pemegang jarum. Apabila nilai penetrasi lebih besar dari 350 disarankan menggunakan jarum penetrasi yang panjang. 3. Meletakkan pemberat 50 gram pada pemegang jarum untuk memperoleh berat total 100 gram ±0,1 gram kecuali disyaratkan berat total yang lain. 4. Memastikan kerataan posisi alat penetrometer. 5. Menurunkan jarum perlahan-lahan sampai jarum menyentuh permukaan benda uji. Hal ini dlakukan dengan cara menurunkan jarum ke permukaan benda uji sampai ujung jarum bersentuhan dengan bayangan jarum dalam benda uji. 6. Segera melepaskan pemegang jarum selama waktu yang disyaratkan (5 detik ± 0,1 detik). Apabila wadah benda uji bergerak pada saat pengujian makan pengujian dianggap gagal. 7. Mengatur (putar) arloji penetrometer untk mengukur nilai penetrasi dan bacalah angka penetrasi yang ditunjukkan jarum penunjuk pada angka 0,1 mm terdekat. 8. Lakukan paling sedikit tiga kali pengujian untuk benda uji yang sama, dengan ketentuan setiap titik pemeriksaan berjarak tidak kurang 10 mm dari dinding cawan dan tiak kurang 10 mm dar satu titik pengujian dengan titik pengujian lainya. Gunakan jarum yang bersih untuk setiap kali pengujian. 9. Mencatat suhu benda uji, suhu ruangan, waktu dan tanggal pengujian. 10. Melaporkan hasil pengujian dalam bilangan bulat nilai penetrasi rata-rata sekurangnya dari tiga kali pengujian yang nilainya tidak berbeda lebih dari yang disyaratkan pada Tabel 1 berikut: 2

LABORATORIUM BAHAN DAN PERKERASAN Semester: Penetrasi Aspal Waktu : 120 Menit Tabel 1 Ketentuan perbedaan nilai penetrasi yang tertinggi dengan yang terendah Penetrasi 0 sampai 49 50 sampai 149 150 sampai 249 250 sampai 500 Maksimum perbedaan nilai penetrasi antara yang tertinggi dengan yang terendah 2 4 12 20 3

LABORATORIUM JALAN RAYA Semester: Titik Lembek Aspal Waktu : 120 Menit A. ALAT PANDUAN PRAKTIKUM PENGUJIAN TITIK LEMBEK ASPAL (RSNI 06-2434-1991) Peralatan yang digunakan dalam pengujian ini adalah sebagai berikut: 1. Alat Marshall Lengkap: a. Kepala penekan (breaking head) berbentuk lengkung dengan jari-jari bagian dalam 76,2 mm (3 inci); b. Dongkrak pembebanan (loading jack) yang digerakkan secara elektrik dengan kecepatan pergerakan vertikal 50,8 mm/menit (2 inci/menit); c. Cincin penguji (proving ring) dengan kapasitas 4536 kg, dilengkapi arloji (dial) tekan dengan ketelitian 0,0025 mm (0,001 inci). d. Arloji Pengukur pelelehan dengan ketelitian 0,25 mm (0,1 inci) beserta perlengkapanya. 2. Penangas air (water bath) dengan kedalaman 228,6 mm (9 inci) yang dilengkapi dengan pengatur temperatur yang dapat memelihara temperatur penangas air pada 60 ºC ± 1ºC; 3. Termometer logam (metal termometer). 4. Stop wacth. 5. Sarung tangan dari asbes, karet serta pelindung pernafasan (masker). B. BAHAN 1. Campuran aspal beton. C. LANGKAH KERJA a. Berdoalah sebelum praktikum dimulai. b. Menyiapkan alat dan bahan. c. Memanaskan aspal hingga mencair dan tidak mengeluarkan buih. d. Menyiapkan air suling dengan suhu (5±1) ºC. 4

LABORATORIUM JALAN RAYA Semester: Titik Lembek Aspal Waktu : 120 Menit e. Menuangkan aspal yang sudah mencair kedalam dua buah cicin. Diamkan aspal pada suhu minimal 8 0 C dibawah titik lembeknya selama lebih dari 30 menit. f. Merendam benda uji dan bola-bola baja didalam air suling yang telah disiapkan hingga mencapai suhu 5ºC. g. Meratakan permukaan aspal dengan menggunakan pisau yang telah dipanaskan. h. Mengisi bejana dengan air yang bersuhu ( 5 ± 1 ) 0 C sehingga tinggi permukaan air berkisar antara 101,6 mm sampai 108 mm. meletakkan termometer diantara kedua benda uji (± 12,7 mm dari tiap cicin). i. Meletakkan Bola-bola baja yang bersuhu 5 0 C diatas permukaan masing-masing benda uji dengan menggunakan penjepit (diuasahakan bola baja berada ditengah pemukaan benda uji) kemudian masukkan kedalam bejana gelas. j. Memasang dan mengatur kedua benda uji di atas dudukanya, meletakkan pengarah bola diatasnya. k. Memeriksa dan mengatur jarak antara permukaan pelat dasar dengan dasar benda uji dengan jarak 25,4 mm. l. Memanaskan bejana hingga kenaikan 5 0 C per menit. Kecepatan pemanasan ini tidak boleh diambil dari kecepatan pemanasan rata-rata dari awal dan akhir pekerjaan ini. Untuk 3 menit yang pertama perbedaan kecepatan pemanasan tidak boleh melebihi 0,5 0 C. m. Mencatat suhu setiap satu menit dan mencatat waktu saat bola-bola baja berjatuhan. 5

LABORATORIUM JALAN RAYA Semester: Titik Nyala dan Waktu : 120 Menit Bakar PANDUAN PRAKTIKUM PENGUJIAN TITIK TITIK NYALA DAN TITIK BAKAR DENGAN ALAT CLEVELAND CUP (SNI 2433-2011) A. ALAT Peralatan yang digunakan dalam pengujian ini adalah sebagai berikut: 1. Cawan cleveland 2. Thermometer. 3. Kompor listrik 4. Sumber api/pemanas 5. Penjepit 6. Stop wacth B. BAHAN 1. Aspal C. LANGKAH KERJA 1. Berdoalah sebelum praktikum dimulai. 2. Menyiapkan alat dan bahan. 3. Menyiapkan aspal sekurang-kurangnya 70 ml. Faqih Ma arif. M,Eng 6

LABORATORIUM JALAN RAYA Semester: Titik Nyala dan Waktu : 120 Menit Bakar 4. Mengisi cawan cleveland dengan benda uji sampai garis batas pengisian, dan tempatkan cawan cleveland di atas pelat pemanas. Bila benda uji diisi berlebih pada cawan cleveland, pindahkan bagian yang berlebih dengan pipet atau alat lainya untuk menghindari bagian yang meleleh. Bila ada bagian aspal yang menempel pada bagian luar cawan, bersihkan. Hilangkan gelembung udara atau busa yang terjadi pada permukaan benda uji. Busa tetap ada sampai tahap akhir dari pengujian. Menyalakan api penguji dan mengatur diameter api penguji antara 3,2 mm sampai dengan 4,8mm, atau nyapla api penguji seukuran dengan ujung pipa api penguji 5. Melakukan percobaan awal dengan kenaikan temperatur antara 14ºC sampai dengan 17ºC per menit sampai benda uji mencapai temperatur 56ºC di bawah titik nyala perkiraan. Kurangi pemanasan hingga kecepatan kenaikan temperatur antara 5ºC - 6ºC per menit sampai benda uji mencapai temperatur 28ºC di bawah titik nyala perkiraan. 6. Api harus bergerak horizontal dan jarak dengan tepi atas cawan tidak boleh lebih dari 2 mm. Waktu yang dibutuhkan api penguji utnuk melintasi cawan kurang lebih 1 detik ± 0,1 detik. 7. Perhatikan besarnya nyala api peguji, kecepatan kenaikan temperatur dan kecepatan gerakan api penguji di atas benda uji. 8. Mencatat hasil pengujian titik nyala yang diperoleh dari pembacaan termometer pada saat benda uji mulai nyala. 9. Untuk menentukan titik bakar, lanjutkan pemanasan pada benda uji setelah titik nyala dicatat, kanaikan temperatur 5ºC sampai dengan 6ºC per menit. Teruskan penggunaan nyala pai penguji pada interval kenaikan 2ºC sampai benda uji menyala dan terbakar minimal 5 detik. 10. Mencatat temperatur sebagai titik bakar benda uji. 7

LABORATORIUM JALAN RAYA Semester: Pengujian Marshall Waktu : 120 Menit PANDUAN PRAKTIKUM PENGUJIAN MARSHALL RSNI 03 1737-1989 A. ALAT Peralatan yang digunakan dalam pengujian ini adalah sebagai berikut: 1. Alat Marshall Lengkap: a. Kepala penekan (breaking head) berbentuk lengkung dengan jari-jari bagian dalam 76,2 mm (3 inci); b. Dongkrak pembebanan (loading jack) yang digerakkan secara elektrik dengan kecepatan pergerakan vertikal 50,8 mm/menit (2 inch/menit); c. Cincin penguji (proving ring) dengan kapasitas 4536 kg, dilengkapi arloji (dial) tekan dengan ketelitian 0,0025 mm (0,001 inci). d. Arloji Pengukur pelelehan dengan ketelitian 0,25 mm (0,1 inci) beserta perlengkapanya. 2. Penangas air (water bath) dengan kedalaman 228,6 mm (9 inci) yang dilengkapi dengan pengatur temperatur yang dapat memelihara temperatur penangas air pada 60 ºC ± 1ºC; 3. Termometer logam (metal termometer). 4. Stop wacth. 5. Sarung tangan dari asbes, karet serta pelindung pernafasan (masker). B. BAHAN 1. Campuran aspal beton. 8

LABORATORIUM JALAN RAYA Semester: Pengujian Marshall Waktu : 120 Menit C. LANGKAH KERJA 1. Persiapan Pengujian: Berdoalah sebelum praktikum dimulai. a. Menyiapkan alat dan bahan. b. Membersihkan benda uji dari kotoran yang menempel. c. Mengukur tinggi dan diameter benda uji dengan ketelitian 0,1 mm. d. Menimbang benda uji. e. Menimbang benda uji di dalam air untuk mendapatkan isi dari benda uji. f. Menimbang benda uji dalam kondisi SSD. 2. Cara Pengujian: a. Merendam benda uji dalam penangas air selama 30-40 menit dengan temperatur tetap 60ºC ± 1ºC untuk benda uji. b. Mengeluarkan benda uji dari penangas air dan letakkan dalam bagian bawah alat penekan uji Marshall. c. Memasang bagian atas alat penekan uji Marshall di atas benda uji dan letakkan seluruhnya dalam mesin uji Marshall. 9

LABORATORIUM JALAN RAYA Semester: Pengujian Marshall Waktu : 120 Menit d. Sebelum pembebanan diberikan, kepala penekan beserta benda uji dinaikkan hingga menyentuh alas cincin penguji. e. Mengatur arloji tekan pada kedudukan angka nol. f. Memberikan pembebanan pada benda uji dengan kecepatan tetap sekitar 50,8 mm/menit sampai pembebanan maksimum tercapai, untuk pembebanan menurun seperti yang ditunjukkan oleh jarum arloji tekan dan catat pembebanan maksimum (stablitas) yang dicapai. g. Untuk benda uji dengan tebal tidak sama dengan 95,2 mm, beban harus dikoreksi dengan faktor korelasi berdasarkan volume benda uji. Mengukur tinggi dan setelah dibebani. diameter benda uji. 10

DAFTAR PUSTAKA RSNI 03-1737-1989. Pedoman Tentang Pelaksanaan lapis campuran beraspal panas adalah pengganti dari SNI 03-1737-1989, Tata cara pelaksanaan laapis aspal beton (LASTON) untuk jalan raya: Badan Litbang Departemen Pekerjaan Umum. SNI 2432-2011. Cara Uji Penetrasi. Badan Standarisasi Nasional. SNI 2433-2011. Cara Uji Titik Nyala dan Titik Bakar dengan Alat Cleveland Open Cup. Badan Standarisasi Nasional. SNI 1970-2008. Cara Uji Berat Jenis dan Penyerapan Air Agregat Halus: Badan Standarisasi Nasional. 11