EFEK TOKSIK XENOBIOTIK Nasruddin Syam, SKM, M.Kes

dokumen-dokumen yang mirip
Soal Toksikologi Lingkungan

EFEK DAN MEKANISME TOKSIK

Pengertian Bahan Kimia Berbahaya dan Beracun Bahan kimia berbahaya adalah bahan kimia yang memiliki sifat reaktif dan atau sensitif terhadap

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

II. KERJA BAHAN TOKSIK DALAM TUBUH ORGANISMS

TEORI JOHN GORDON CHAPTER: CHEMICAL AGENTS. Oleh: SURATMAN, S.KM, M.Kes Staf Pengajar Kesehatan Masyarakat Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed)

Toksikologi Lingkungan - Efek


BAB I PEDAHULUAN. banyak terdapat ternak sapi adalah di TPA Suwung Denpasar. Sekitar 300 ekor sapi

TOKSISITAS MERKURI (Hg) TERHADAP TINGKAT KELANGSUNGAN HIDUP, PERTUMBUHAN, GAMBARAN DARAH DAN KERUSAKAN PADA IKAN NILA Oreochromis niloticus

BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini jumlah perokok di dunia mengalami peningkatan termasuk di

1 Universitas Kristen Maranatha

OBAT-OBATAN DI MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. kedokteran kortikosteroid mulai dikenal sekitar tahun 1950, dan preparat

1 Universitas Kristen Maranatha

Efek Biologis. Shinta Rosalia Dewi

BAB 1 PENGANTAR TOKSIKOLOGI INDUSTRI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TOKSIKOLOGI. RUANG LINGKUP Far. Arti Penting Toksikologi Woolf 13/9/20 10 時 45 分 FM 1. Batas Keamanan. Kondisi Mekanisme Wujud Sifat

BAB III Efek Radiasi Terhadap Manusia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai usaha dilakukan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Misalnya

BAB 1 PENDAHULUAN. Manusia dapat terpapar logam berat di lingkungan kehidupannya seharihari.

BAB 1 PENDAHULUAN. mengurangi kualitas dan angka harapan hidup. Menurut laporan status global

BAB I PENDAHULUAN. Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 033 tahun 2012 tentang Bahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kematian mencapai jiwa. Sebagian besar dari kasus keracunan yang fatal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. ini. Udara berfungsi juga sebagai pendingin benda-benda yang panas, penghantar bunyi-bunyian,

TOKSIKOLOGI LINGKUNGAN

TINJAUAN PUSTAKA. manusia atau oleh proses alam, sehingga kualitas lingkungan turun sampai

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 3. MELAKUKAN PENGAMATANLatihan Soal 3.2

BAB I PENDAHULUAN. untuk menelitinya lebih jauh adalah Coriolus versicolor.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 5 FAKTOR PENENTU RISIKO DALAM LINGKUNGAN ZAT BERBAHAYA

1 Universitas Kristen Maranatha

Kinetik= pergerakan farmakokinetik= mempelajari pergerakan obat sepanjang tubuh:

PENGANTAR FARMAKOLOGI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Oleh : Wiwik Yulia Tristiningrum M BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupannya sehari-hari. Pada lingkungan yang kadar logam beratnya cukup

MATA KULIAH PROFESI INTERAKSI OBAT PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. Pestisida mencakup bahan-bahan racun yang digunakan untuk membunuh jasad

Keselamatan Penanganan Bahan Kimia. Kuliah 9

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Radikal bebas merupakan salah satu penyebab timbulnya berbagai penyakit

menghilangkan kesadaran. Berdasarkan kerja farmakologinya, analgesik dibagi dalam dua kelompok besar yaitu analgesik narkotik dan analgesik non

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 85 TAHUN 1999 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN BAB II. 1.1 Latar Belakang

Farmakologi. Pengantar Farmakologi. Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran UNLAM. Farmakodinamik. ., M.Med.Ed. normal tubuh. menghambat proses-proses

Pengantar Farmakologi

Pengantar Farmakologi Keperawatan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. kesehatan bahkan menyebabkan kematian.

BAB I PENDAHULUAN. Umumnya anti nyamuk digunakan sebagai salah satu upaya untuk mengatasi

BAB I PENDAHULUAN. terhadap tubuh karena akan mengalami proses detoksifikasi di dalam organ tubuh.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Warna merupakan salah satu sifat yang penting dari makanan, di samping juga

BAB I PENDAHULUAN. Monosodium glutamate (MSG) adalah garam natrium dari asam. glutamat (glutamic acid). MSG telah dikonsumsi secara luas di seluruh

BAB I PENDAHULUAN. milyaran sel-sel neuron yang berorganisasi dengan berbagai macam jaringan. proses proliferasi pada sel saraf otak (Sloane, 2003).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian pekerja berdasarkan ketentuan pasal 1 angka 3. UU No 13

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 85 TAHUN 1999 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Senyawa kimia sangat banyak digunakan untuk mengendalikan hama. Di

BAB I PENDAHULUAN. imunologi sel. Sel hati (hepatosit) mempunyai kemampuan regenerasi yang cepat,

TOKSIKOMETRIK. Studi yang mempelajari dosis dan respon yang dihasilkan. Efek toksik. lethal dosis 50

I. PENDAHULUAN. perhatian adalah buah luwingan (Ficus hispida L.f.). Kesamaan genus buah

BAB 1 PENDAHULUAN (Sari, 2007). Parasetamol digunakan secara luas di berbagai negara termasuk

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 8. Penggunaan Alat Dan Bahan Laboratorium Latihan Soal 8.5

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam lingkungan dikenal zat xenobiotik yaitu zat yang asing bagi tubuh,

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. - carboxyphenyl) diethylamino xanthenylidene] -

PENYAKIT AKIBAT KERJA BAHAN KIMIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bensin diperoleh dari penyulingan minyak bumi. Produk minyak bumi

BAB I PENDAHULUAN. Petani merupakan kelompok kerja terbesar di berbagai negara di dunia

BAB 1 PENDAHULUAN. dan kunyit untuk warna kuning. Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan

TOKSIKOLOGI. Ika Puspita Dewi

I. PENDAHULUAN. putih (leukosit). Eritrosit berperan dalam transpor oksigen dan. Sebagian dari sel-sel leukosit bersifat fagositik, yaitu memakan dan

NASIB OBAT DALAM TUBUH (FARMAKOKINETIKA) REZQI HANDAYANI S.Farm, M.P.H., Apt

BAB 1 PENDAHULUAN. banyak ditemukan di lingkungan (WHO, 2010). Logam plumbum disebut non

SELENIUM ASPARTAT SELENIUM ASPRATATE

BAB I PENDAHULUAN. Setelah streptomisin ditemukan pada tahun 1943, ditemukan pula antibiotik lain

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BIOTRANSFORMASI TOKSIKAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 10 juta jiwa, dan 70% berasal dari negara berkembang, salah satunya Indonesia

FARMAKOTERAPI KELOMPOK KHUSUS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Keracunan Kronik Pestisida Organofosfat. lain serta jasad renik dan virus yang dipergunakan untuk memberantas

PENDAHULUAN. adalah Timbal (Pb). Timbal merupakan logam berat yang banyak digunakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. protozoa, dan alergi. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007

OBAT DAN NASIB OBAT DALAM TUBUH

DAFTAR LAMPIRAN SISTEM HARMONISASI GLOBAL KLASIFIKASI DAN LABEL PADA BAHAN KIMIA

BAB 1 PENDAHULUAN. Plumbum (Pb) merupakan salah satu jenis logam berat. Logam berat

BAB I PENDAHULUAN. memicu timbulnya penyakit degeneratif termasuk kanker. Kandungan terbesar dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

GAMBARAN HISTOPATOLOGI HEPAR DAN GINJAL PASCA PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL DAUN KEMBANG BULAN

BAB I PENDAHULUAN. Merokok merupakan suatu masalah kesehatan pada masyarakat dan merupakan

PEMBAHASAN. Pengaruh Perlakuan Borax Terhadap Performa Fisik

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Global status report on alcohol and health 2014 (WHO, 2014),

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Toksikokinetik racun

I. PENDAHULUAN. sawah sebagai tempat budidaya ikan perlu dicermati lebih lanjut, karena aktivitas

Transkripsi:

EFEK TOKSIK XENOBIOTIK Nasruddin Syam, SKM, M.Kes

Tujuan Istruksional Umum : Dapat Menjelaskan Efek Toksik Xenobiotik Pokok Bahasan ; Efek Toksik Xenobiotik Sub. Pokok bahasan ; 1. Prinsip Umum Efek Tokdik Xenobitik 2. Mekanisme Efek Toksik 3. Klasifikasi Efek Tokdik 4. Dampak/Wujud Efek Tokdik 5. Faktor Yang Mempengaruhi Toksisitas 6. Efek Paparan dari Xenobiotik Campuran

Prinsip Umum Efek Toksik Xenobiotik(1) Efek toksik yang ditimbulkan suatu zat xenobiotik, akibatnya sangat bervariasi tergantung dari zat xenobiotik, target organ, mekanisme aksi dan besarnya dosis Semua efek toksik dimulai adanya interaksi biokimia antara zat xenobiotik atau metabolit aktifnya dengan bagian tertentu dari mahkluk hidup atau reseptornya. Efek toksik lokal adalah efek toksik efek toksik yang terjadi ketika kontak pertama kali dengan bagian tubuh, efek lokal ini dapat diakibatkan oleh senyawa kaustik, misalnya pada saluran pencernaan, bahan korosif pada kulit, serta iritasi gas atau uap pada

Prinsip Umum Efek Toksik Xenobiotik(2) Efek toksik sistemik jika diawali dengan absorpsi pada tempat kontak dan masuk ke sirkulasi sistemik lalu terdistribusi ke tempat kerja/sasaran lalu timbul efek. Pada umumnya toksikan hanya mempengaruhi satu atau beberapa organ saja. Organ seperti itu dinamakan organ sasaran. Kadar toksikan dalam organ sasaran tidak selalu yang paling tinggi. Contohnya, organ sasaran metil merkuri adalah SSP, tetapi kadar metil merkuri di hati dan ginjal jauh lebih tinggi. Atau organ sasaran DDT adalah SSP, tetapi DDT terkumpul di jaringan lemak

Mekanisme Efek Toksik(1) Keberadaan xenobiotik dalam tubuh dapat menimbulkan efek toksi melalui dua cara berinteraksi : 1. Mekanisme efek toksik intrasel (interaksi langsung), gangguan sel atau organellanya melalui pendesakan, pengikatan, subtitusi (antimetabolit) atau peroksida a. Insektisida mengikat enzim asetilkolinesterase menyebabkan bertumpuknya Ach (asetilkolin), sehingga menimbulkan efek kolinergik yang berlebihan b. Radikal bebas menyebabkan peroksida lipid atau protein sehingga fungsinya terganggu

Mekanisme Efek Toksik(2) Keberadaan xenobiotik dalam tubuh dapat menimbulkan efek toksi melalui dua cara berinteraksi : 2. Mekanisme efek toksik ekstrasel (interaksi tidak langsung), gangguan kelangsungan hidup sel melalui gangguan pemenuhan oksigen (hipoksia dan anoksia), suplai zat makanan dan suplai cairan endesakan, pengikatan, subtitusi (antimetabolit) atau peroksida

Klasifikasi Efek Toksik (1) Berdasarkan kerusakan organ target : Hepatotoksik, beracun bagi hepar/hati Nefrotoksik,beracun bagi nefron/ginjal Neuro toksik, beracun bagi neuron/ saraf Hematotoksik,beracun bagi darah/sistem pembentukan sel darah Pneumotoksik atau beracun bagi pneumon/paru-paru

Klasifikasi Efek Toksik(2) Paparan Tempat Efek Penyebab Akut Berdasarkan waktu dan tempat efek toksik timbul : Berulang jangka pendek Kronik Lokal Sistemik Campuran Lokal Sistemik Campuran Lokal Sistemik Campuran Iritasi Kulit Hemolisis Methemoglobinemia Sensitasi paru Neurotoksi Iritasi saluran napas Bronchitis Leukimia Neurotoksik Metilamin Arsen Nitrogen Oksida Toluene Arsenic Sulfur dioksida Benzena Cadmium

Klasifikasi Efek Toksik(3) Berdasarkan skala waktu dan lama paparan Skala Waktu Efek Penyebab Persisten Transien (temporer) Kumulatif Laten Luka testikuler Jaringan parut pada kulit dan mata Mesothelia pleural Narkosis Iritasi sensorik Mataplasia squamous Fibrosis hati Udem paru-paru Neuropati perifer Fibrosis paru Dibromokloropropam Zat korosif Asbestos Pelarut organik Asetaldehid Zat iritan (formaldehid) Etanol Fosgen Organofosfat Paraquat

Dampak/Wujud Efek Toksik(1) Dampak/wujud efek toksik berupa perubahan atau gangguan a. biokimia, b. fungsional atau c. struktural suatu sel.. Seringkali kerusakan suatu sel merupakan gabungan kedua atau ketiga hal tersebut. Misalnya perubahan struktur sel merupakan akibat dari adanya perubahan biokimia atau perubhan fungsi sel. Perubahan biokimia sel dapat menyebabkan perubahan fungsional

Dampak/Wujud Efek Toksik(2) a. Perubahan/Gangguan Biokimia Sel Efek dari zat xenobiotik dalam tubuh mungkin dapat menyebabkan perubahan kimia dari sel, seperti peningkatan atau pengurangan aktivitas transpor elektron, sistesis protein dan gangguan sistem hormonal. Perubahan ini pada walnya akan diminimalisisr oleh perthanan tubuh dan jika dapat pulih atau terjadi adaptasi, maka tidak akan terjadi cedera atau efek toksik.

Dampak/Wujud Efek Toksik(3) b. Perubahan Fungsional Interaksi antara zat toksik dengan reseptor dapat mempengaruhi fungsi organ-organ tertentu, seperti terjadinya anoksia, gangguan pernapasan, gangguan sistem saraf pusat, hipotensi, hipertensi, hiperglikemi, atau hipoglikemi. Perubahan fungsional atau biokimia sering merupakan tahap awal perubahan struktural

Dampak/Wujud Efek Toksik(4) c. Perubahan Struktural 1.Degenerasi Degenerasi adalah pengecilan atau pengurangan jumlah organella dalam sel, seperti atropi dan nekrosis. Antropi adalah mengecil atau berkurangnya jumlah sel, yang dapat menyebabkan penyusutan jaringan atau organ. Nekrosis adalah kematian jaringan atau sel. Nekrosis dapat terjadi karena korosi, hipoksia, kerusakan membran, adanya antimetabolit, penghambat sistesis protein dan kerusakan kromoson. Misalnya arsen organik menyebabkan nekrosis lobuler ferifer di hepar

Dampak/Wujud Efek Toksik(5) c. Perubahan Struktural 2.Proliferasi Proliferasi adalah tanggapan sel terhadap zat kimia xenobiotik dengan cara meningkatkan pertumbuhannya. Proliferasi yang bersifat irreversible oleh sekelompok populasi sel dikenal dengan istiloah kankeer. Proliferasi dibedakan dengan hipertropi dan hiperplasi. Hipertropi adalah respon proliferasi yang berkaitan dengan pembesaran sel. Hiperplasi adalah respon proliferasi yang berkaitan dengan pertambahan jumlah sel

Dampak/Wujud Efek Toksik(6) c. Perubahan Struktural 3.Inflamasi Inflamasi atau peradangan merupakan suatu proses yang dinamis, yang berat ringannya tergantung dari xenobiotik yang menyebabkan dan respon tubuh. Ciri-ciri inflamasi ditandai dengan rasa gatal/panas, kemerah-merahan, sakit atau udem atau hilangnya fungsi dari bagian yang mengalami inflamasi Inflamasi dapat timbul secara akut atau kronik akibat paparan berulang-ulang dari partikulat yang tidak larut

Sifat Efek Toksik Xenobiotik Efek berpulih dan Nirpulih Efek toksik disebut berpulih (reversibel) jika efek itu dapat hilang dengan sendirinya. Sebaliknya, efek nirpulih ireversibel) akan menetap atau justru bertambah parah setelah pajanan toksikan dihentikan. Efek nirpulih diantaranya karsinoma, mutasi, kerusakan saraf, dan sirosis hati. Beberapa efek digolongkan nirpulih walaupun kadang dapat hilang beberapa waktu setelah pajanan toksikan dihentikan. Misalnya efek insektisida golongan penghambat kolinesterase yang disebut ireversibel, karena menghambat aktivitas enzim untuk jangka waktu yang sama dengan waktu yang dibutuhkan untuk sintesis dan mengganti enzim

Faktor Yang Mempengaruhi Toksisitas 1. Kondisi paparan xenobiotik a. Jalur paparan (intravaskuler dan ekstravaskuler) b. Lama dan kekerapan paparan c. Saat paparan d. Dosis paparan, dan e. Paparan akut atau kronis 2. Kondisi biologi mahluk hidup a. Keadaan fisiologi (berat badan, umur, suhu tubuh, kecepatan pengosongan lambung, kecepatan aliran darah b. Keadaan patalogi (penyakit saluran pencernaan, kardiovaskuler, hati dan ginjal)

Efek Paparan dari Xenobiotik Campuran(1) Independen, efek toksik yang ditimbulkan secara kuantitatifatau kualitatif tidak saling mempengaruhi Aditif, efek toksik yang dihasilkan mmerupakan penjumlahan dari toksisitas masing-masing xenobiotik. Efek aditif, 2 + 3 = 5, contoh pada kombinasi pestisida organofosfat Antagonis, efek toksik saling berlawanan atau menidiadakan atau salah satu xenobiotik mengurangi toksisitas xenobiotik lain, contoh penggunaan antidotum spesifik. Efek antagonis, 4 + 6 = 8, atau 4 + (-4) = 0 atau 4 + 1 = 1, contoh pada pemberian toluen + benzen, kafein + alkhohol dan BAL + merkuri.

Efek Paparan dari Xenobiotik Campuran(2) Potensiasi, xenobiotik yang toksiksitasnya rendah atau tidak toksik, tetapi ketika diberikan bersamaan dengan xenobiotik lain akan meningkatkan toksisistas xenobiotik lain tersebut. Hasilnya kombinasi menyebabkan xenobiotik lain menjadi lebih berbahaya. Efek potensiasi, 0 + 2 = 10, contohnya pemberian alkohol + CCl 4 suatu ditimbulkan secara kuantitatifatau kualitatif tidak saling mempengaruhi Sinergis, dua xenobiotik diberikan secara bersamaan menghasilkan toksisitas yang lebih besar dari penjumlahan toksisitas masing-masing. Contoh efek sinergis, 2 + 3 = 20, pada perokok

Thank You Thank You Thank You Thank You Thank You