BAB I PENDAHULUAN. darinya. Lembaga keuangan itu sendiri menurut Undang Undang No.14 / 1967

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. saham, obligasi dan reksa dana (Samsul, 2006: 284). Maka dari itu, banyak investor yang berkeinginan untuk menanamkan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, berinvestasi pada instrumen keuangan atau financial assets

BAB I PENDAHULUAN. modal menyediakan fasilitas yang mempertemukan antara pihak yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada

BAB I PENDAHULUAN. tahun terakhir berkembang cukup dinamis. Kedinamisan tersebut salah satunya

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang memiliki siitem perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan di Indonesia. Hal ini diperkuat dengan munculnya Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Investasi adalah bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Setiap individu

I. PENDAHULUAN. suatu jawaban, sekaligus tantangan akan kebutuhan masyarakat dunia terhadap

I. PENDAHULUAN. Reksa dana adalah wadah pengelolaan dana/modal bagi sekumpulan investor

BAB I PENDAHULUAN. Seorang investor individual ataupun investor institusi, manajer investasi (fund

BAB I PENDAHULUAN. rumah pribadi atau memiliki sebuah mobil mewah dan masih banyak tujuan

BAB I PENDAHULUAN. reksadana. Perubahan Nilai Aktiva Bersih ini dapat dijadikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. dan keahlian untuk mengelola investasinya. Menurut Undang-Undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. ini menjalankan dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Fungsi

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, berinvestasi pada instrumen keuangan atau financial assets

BAB I PENDAHULUAN. Manusia, sadar atau tidak sadar, sejak lahir sudah mengenal. dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan atau memenuhi

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. investasi. Investasi adalah penundaan berbagai konsumsi hari ini, dengan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. bank. Suatu perusahaan dapat menerbitkan saham dan menjualnya di pasar. beban bunga tetap seperti jika meminjam ke bank.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam melakukan kegiatan ekonomi beberapa cara yang dilakukan seperti

BAB I PENDAHULUAN. suku bunga menyebabkan pengembalian (return) yang diterima oleh investor pun

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Perkembangan pasar keuangan negara-negara maju memang

BAB II PASAR MODAL SYARIAH DAN PROSES SCREENING DES

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat signifikan, yaitu perkembangan dunia bisnis. Perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. bagi investor untuk menanamkan dananya untuk memperoleh return berupa

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang memerlukan dana (investee) dengan pihak yang kelebihan dana

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hamba-nya. Kedudukan harta pada satu sisi sebagai berkah yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan investor dalam melakukan investasi adalah memperoleh keuntungan dari

BAB I PENDAHULUAN. dari kegiatan tersebut dan juga mengharapkan dana yang diinvestasikan akan

BAB 1 PENDAHULUAN. bertahan dari terpaan krisis tersebut. Tabel 1 di bawah ini menunjukkan. Tabel 1

I. PENDAHULUAN. reksadana pertama oleh PT. BDNI Reksadana. Pengesahan Undang-Undang. sebagai salah satu instrument investasi di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengembangkan harta kekayaan perusahaan secara produktif.investasi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. persen ke depan, dibutuhkan investasi sekitar Rp Trilyun per tahun. Investasi

BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Secara Umum reksa dana syariah dan reksa dana konvesional tidak jauh

I. PENDAHULUAN. Investasi adalah kegiatan penempatan uang atau dana dengan harapan untuk

I. PENDAHULUAN. Reksa Dana, yang merupakan salah satu instrumen alternatif berinvestasi di pasar

IV. GAMBARAN UMUM. Pasar Modal (UUPM), Reksadana mulai dikenal di Indonesia sejak diterbitkannya

I. PENDAHULUAN. Dalam situasi perekonomian Indonesia yang masih belum stabil ini,

BAB I PENDAHULUAN. Index Harga Saham Gabungan (IHSG) dapat diketahui perusahaan-perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan (pihak yang membutuhkan dana) melalui penjualan saham, obligasi,

BAB I PENDAHULUAN. lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan datang

LAMPIRAN. Lampiran : Fatwa Dewan Syariah Nasional NO: 20/DSN-MUI/IV/2001 tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi Untuk Reksa Dana Syariah.

BAB I PENDAHULUAN. melangsungkan kegiatan operasionalnya. Kebutuhan sumber dana tersebut

BAB I PENDAHULUAN. lokal maupun asing. Berdasarkan data World Federation Of Exchange,


BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk pertumbuhan kekayaan (accretion of wealth) melalui distribusi

BAB I PENDAHULUAN. Supriyadi, Pasar Modal Syariah di Indonesia (Menggagas Pasar Modal Syariah dari Aspek Praktik), Kudus, STAIN Kudus, 2009, hlm. 30.

BAB I PENDAHULUAN. tingkat hasil atau return sehingga dapat meningkatkan besarnya harta atau

BAB I PENDAHULUAN. akibat guncangan ekonomi global menjadi suatu jawaban akan kebutuhan

Pasar Modal adalah pasar konkret atau abstrak yang mempertemukan pihak yang menawarkan dan memerlukan dana jangka panjang, yaitu jangka satu tahun ke

BAB I PENDAHULUAN. pilihan instrumen investasi. Menurut Tandelilin (2010, h.1), investasi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. dalam dekade terakhir (sejak 1990-an) telah melahirkan bentuk pasar. Negara ke Negara lain menjadi demikian mudah dan cepat yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kondisi suatu negara menjadi bagian terpenting untuk mengukur

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian a. Makinta Growth Fund b. Panin Dana Maksima c. Trim Syariah Saham

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Fakhruddin (2008:9), pasar modal memfasilitasi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. atas investasi yang mereka lakukan. Hal ini sekarang bukan menjadi masalah yang

PRODUK DAN REGULASI PASAR MODAL SYARIAH. Training of Trainer Modul

I. PENDAHULUAN. tentang Pasar Modal, maka mulailah bermunculan instumen investasi bernama

BAB I PENDAHULUAN. mendatang (Tandelilin, 2001). Seorang investor apabila ingin berinvestasi akan

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang memerlukan dana (investee) dan dengan pihak yang kelebihan dana

BAB I PENDAHULUAN. keuangan jangka panjang. Pasar modal menjalankan dua fungsi sekaligus yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini membuktikan semakin berkembangnya dunia investasi yang kemudian

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengusahakan agar pasar modal menjadi salah satu sektor kegiatan penting

BAB I PENDAHULUAN. melalui perusahaan investasi. Terdapat beberapa alasan seseorang me

BAB I PENDAHULUAN. akibat inflasi di masa depan. Dari semua hal di atas, dapat disimpulkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. di masa yang akan datang (Tandelilin, 2000). Kegiatan investasi adalah

I. PENDAHULUAN. investor. Para investor yang menginvestasikan dananya, pasti akan. mengharapkan return (tingkat pengembalian) berupa capital gain, dan

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal syariah. Masalah asymmetric information yang dihadapi oleh industri

BAB I PENDAHULUAN. investor karena modal yang dibutuhkan tidak sebanyak yang berinvestasi pada

Filosofi Investasi. Menunda/mengurangi konsumsi hari ini untuk mendapatkan keuntungan di masa datang

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan seiring dengan berkembangnya ekonomi Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Banyak industri dan perusahaan yang menggunakan institusi pasar modal. berkaitan dengan efek. (Indonesia Stock Exchange).

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat telah mengubah pola pikir masyarakat di

BAB I PENDAHULUAN. keuangan syari ah menimbulkan sikap optimis meningkatnya gairah investasi

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Saham Syariah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Nasional. Berdasarkan hasil pengujian dapat diketahui dari tabel Coefficients

BAB I PENDAHULUAN. tantangan khususnya dalam menciptakan industri keuangan global yang

Investasi. Filosofi Investasi. Menunda/mengurangi konsumsi hari ini untuk mendapatkan keuntungan di masa datang

I. PENDAHULUAN. Investasi merupakan suatu daya tarik bagi para investor karena dengan

Pasar Modal SMAK BPK Penabur, Cirebon 30 April 2015

BAB I PENDAHULUAN. Reksa Dana merupakan salah satu alternatif investasi yang semakin

Pasar modal sebagai salah satu pilar perekonomian, yang menggambarkan. suatu Negara membutuhkan investasi yang tidak sedikit. Pasar modal merupakan

MANAJEMEN KEUANGAN SYARIAH

BAB I PENDAHULUAN. investasi pasar modal yang dikenal saat ini cukup beragam diantaranya saham,

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN. yang menghitung indeks harga rata rata saham untuk jenis saham saham yang

BAB I PENDAHULUAN. wadah investasi yang dapat menyerap aliran modal dalam sekala besar.

BAB I PENDAHULUAN. investasi mereka. Pada dasarnya investasi pada Reksa Dana bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. atau investor.kedua, pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat untuk

BAB I PENDAHULUAN. masa yang akan datang. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa. memberikan keuntungan tertentu di masa yang akan datang.

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. dengan investasi syariah. Jakarta Islamic Index (JII) merupak an subset dari

MANAJEMEN KEUANGAN SYARIAH

BAB I PENDAHULUAN. usia yang semakin lanjut. Hal ini juga dapat dikarenakan kesehatan yang

PENDAHULUAN. Berinvestasi dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu investasi langsung dan tidak

PASAR MODAL INDONESIA

STIE DEWANTARA Pasar Modal

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat kemajuan Pasar Modal suatu negara terletak pada variasi instrumen

BAB 1 PENDAHULUAN. memperoleh sejumlah keuntungan dimasa mendatang. Secara umum, investasi

I. PENDAHULUAN. Berinvestasi saat ini sudah menjadi kebutuhan bagi sebagian orang yang

BAB I PENDAHULUAN. lembaga keuangan. Hadirnya lembaga keuangan tidak lain untuk memberikan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Lembaga keuangan merupakan suatu lembaga yang tidak dapat dijauhkan dari kehidupan masyarakat karena sangat banyak manfaat yang dapat diperoleh darinya. Lembaga keuangan itu sendiri menurut Undang Undang No.14 / 1967 Pasal 1 merupakan semua badan yang melalui kegiatan-kegiatannya dibidang keuangan, menaruh uang dari dan menyalurkannya kedalam masyarakat. Lembaga keuangan terdiri dari lembaga keuangan bank dan lembaga keuangan non bank yang salah satunya adalah pasar modal (Khasmir. 2002). Menurut Undang-Undang No.8 / 1995, pasar modal adalah kegiatan yang berhubungan dengan penawaran umum dan perrdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Pasar modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu pertama sebagai sarana bagi pendanaan usaha atau sebagai sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana dari masyarakat pemodal (investor). Kedua, pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat untuk berinvestasi pada instrumen pasar modal. Instrumen yang ada pada pasar modal yaitu surat utang (obligasi), ekuiti (saham), bukti right, waran, dan reksadana. Pasar modal merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lain (misalnya pemerintah), dan sebagai sarana bagi kegiatan berinvestasi (Martalena dan Malinda, 2011).

Investasi di pasar modal dapat membantu masyarakat yang ingin menginvestasikan dananya dengan mudah serta mendapatkan keuntungan. Oleh sebab itu, banyak masyarakat yang berkeinginan untuk menanamkan dananya di pasar modal. Namun, tidak semua masyarakat paham mengenai investasi di pasar modal. Kebanyakan masyarakat menganggap bahwa investasi membutuhkan dana yang besar dalam setiap kegiatannya. Dalam kenyataannya tidak semua investasi memerlukan dana yang besar seperti reksa dana. Menurut Undang-Undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995, Pasal 1 ayat (27), didefinisikan bahwa reksa dana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi. Keberadaan reksa dana membuktikan bahwa pasar modal bukan hanya monopoli orang-orang kalangan atas saja. Lewat reksa dana, masyarakat kelas menengah bawah pun bisa menikmati keuntungan dari saham perusahaan tersebut. Dengan sedikit uang investor bisa menikmati keuntungan dari saham dan instrumen investasi lainnya, dan akan semakin banyak kesempatan bagi masyarakat yang akan berpartisipasi (Salim. 1997). Di Indonesia terdapat dua golongan reksa dana yaitu reksa dana konvensional dan reksa dana syariah. Pada reksa dana konvensional dana yang telah terhimpun dari masyarakat selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi. Manajer investasi akan mengelola dana-dana yang ditempatkannya pada portofolio efek dan merealisasikan keuntungan ataupun kerugian dan menerima dividen atau bunga yang dibukukannya ke dalam Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksadana tersebut.

Reksa dana syariah menurut fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) Nomor: 20/DSN-MUI/IX/2000 adalah reksa dana yang beroperasi menurut ketentuan dan prinsip syariah Islam, baik dalam bentuk akad antara pemodal sebagai pemilik harta (shahib al-mal/rabb al-mal) dengan manajer investasi sebagai wakil shahib al-mal, maupun antara manajer investasi sebagai wakil shahib al-mal dengan pengguna investasi. Berdasarkan hal tersebut, batasan untuk produk-produk yang dapat dijadikan portofolio bagi reksa dana syariah adalah produk-produk investasi sesuai dengan ajaran Islam. Dalam reksa dana syariah, kita tidak boleh berinvestasi ke dalam sahamsaham atau obligasi dari perusahaan yang pengelolaan atau produknya bertentangan dengan syariat Islam, misalnya pabrik makanan/minuman yang mengandung alkohol, daging babi, rokok dan tembakau, jasa keuangan konvensional, pertahanan dan persenjataan, serta bisnis hiburan yang mengandung maksiat. Perbedaan paling mendasar antara reksa dana konvensional dan reksa dana syariah adalah terletak pada proses screening yaitu proses seleksi produk-produk investasi yang memenuhi standar dan kualifikasi syariah. Filterisasi menurut prinsip syariah adalah mengeluarkan saham-saham yang memiliki aktivitas haram. Di samping itu, proses filterisasi juga dilakukan dengan cara membersihkan pendapatan yang dianggap diperoleh dari kegiatan haram dan membersihkannya (Firdaus, dkk. 2005).

Tabel 1.1 Jumlah Perusahaan Reksa Dana & Perbandingan NAB antara Reksa Dana Syariah dengan Jumlah Total NAB Reksa Dana Jumlah Reksa Dana NAB Reksa Dana Tahun Reksa Dana Syariah Reksa Dana Konvensional Reksa Dana Syariah Reksa Dana Konvensional 2003 4 182 66,94 69.380,06 2004 11 235 592,75 103.444,25 2005 17 311 559,1 28.846,63 2006 23 380 723,4 50.896,68 2007 26 447 2.203,09 89.987,54 2008 36 531 1.814,80 72.251,01 2009 46 564 4.629,22 108.354,13 2010 48 564 5.225,78 143.861,59 2011 50 596 5.564,79 162.672,10 2012 58 696 8.050,07 204.541,97 2013 65 758 9.432,19 183.112,33 2014 74 820 11.158,00 230.304,09 2015 86 951 10.770,74 251.146,53 Pertumbuhan Rata-Rata (%) 20,5 4,2 159,9 2,6 Sumber: Statistik Pasar Modal Syariah-Otoritas Jasa Keuangan (2015) Dari tabel dapat dilihat bahwa jumlah reksa dana dan nilai aktiva bersih reksa dana syariah terus meningkat setiap tahunnya. Berbeda dengan reksa dana konvensional yang mengalami penurunan tajam pada NAB dan jumlah reksa dananya terlihat pada tahun 2004 yang mengalami penurunan NAB secara drastis pada tahun 2005, reksa dana syariah lebih stabil peningkatannya baik dari jumlah perusahaan maupun NAB reksa dana syariah. Jumlah perusahaan reksa dana syariah dan nilai aktiva bersih reksa dana syariah masih tergolong kecil dibandingkan dengan jumlah reksa dana serta nilai aktiva bersih pada reksa dana konvensional. Pada tahun 2003, jumlah reksa dana syariah yang tercatat baru berjumlah empat perusahaan dengan Nilai Aktiva Bersih (NAB) 66,94 miliar rupiah, angka ini masih sangat sedikit jika dibandingkan dengan jumlah reksa dana yaitu 186 perusahaan dengan total NAB

66.447,00 miliar rupiah. Namun dari tahun ke tahun kita dapat melihat adanya peningkatan jumlah perusahaan serta nilai aktiva bersih reksa dana syariah di Indonesia. Jumlah reksa dana syariah meningkat 20% dari tahun 2003 sampai September 2015. Namun jika dibandingkan dengan jumlah reksa dana total, reksa dana syariah hanya berjumlah 8,29% dari total reksa dana yaitu 1.037 perusahaan terhitung Desember 2015. Begitu pula dengan NAB reksa dana syariah. Pada bulan Desember 2015, NAB reksa dana syariah hanya berjumlah 4,11% dari total NAB reksa dana yaitu 261.917,27 miliar rupiah. Namun NAB reksa dana syariah mengalami pertumbuhan yang sangat tinggi hingga mencapai 159% dari tahun 2003 hingga tahun 2015. Perkembangan reksa dana syariah dinilai dengan nilai aktiva bersih dari lembaga tersebut. Perubahan nilai aktiva bersih reksa dana syariah diakibatkan oleh berbagai faktor yang mempengaruhinya. Perubahan yang terjadi pada faktorfaktor tersebut dapat mempengaruhi NAB reksa dana syariah baik secara positif maupun negatif. Dalam penelitian ini faktor-faktor yang diduga mempengaruhi NAB reksa dana syariah adalah IHSG, ISSI, SBIS, Inflasi dan Jumlah Reksa Dana Syariah. Keempat faktor tersebut sangat erat kaitannya dengan reksa dana syariah baik secara langsung maupun tidak langsung berpengaruh terhadap reksa dana syariah. Dari penjabaran (uraian) diatas, penulis akan membahas mengenai faktorfaktor yang mempengaruhi NAB reksa dana syariah dengan judul penelitan: Analisis Pengaruh IHSG, ISSI, SBIS, Inflasi dan Jumlah Reksa Dana Syariah terhadap Nilai Aktiva Bersih (NAB) Reksa Dana Syariah Indonesia.

1.2.Rumusan Masalah Berdasarkan paparan latar belakang, maka pertanyaan yang akan dijawab dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana perkembangan Nilai Aktiva Bersih (NAB) Reksa Dana syariah di Indonesia periode Mei 2011 sampai Desember 2015? 2. Bagaimana pengaruh Indeks Harga Saham Gabungan, Indeks Saham Syariah Indonesia, SBIS, Inflasi dan Jumlah Reksa Dana Syariah terhadap Nilai Aktiva Bersih (NAB) Reksa Dana syariah? 1.3.Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah: 1. Menjelaskan perkembangan Nilai Aktiva Bersih (NAB) Reksa Dana syariah di Indonesia periode Mei 2011 sampai Desember 2015. 2. Menganalisis pengaruh Indeks Harga Saham Gabungan, Indeks Saham Syariah Indonesia, SBIS, Inflasi dan Jumlah Reksa Dana Syariah terhadap Nilai Aktiva Bersih (NAB) Reksa Dana syariah. 1.4.Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagaii berikut: 1. Bagi penulis Penelitian ini dapat memberikan nilai tambah dalam ilmu pengetahuan dan juga menambah pengalaman penulis dalam membuat karya ilmiah serta

menambah wawasan penulis mengenai lembaga-lembaga keuangan syariah beserta variabel-variabel yang mempengaruhinya. 2. Bagi investor Penelitian ini dapat menjadi tambahan referensi dalam mengidentifikasikan keadaan-keadaan ekonomi dan memperoleh manfaat dengan berinvestasi di reksa dana syariah. 3. Bagi mahasiswa, akademisi dan pemerhati lainnya Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi tambahan, acuan dan bahan untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang reksa dana syariah di Indonesia. 1.5.Batasan Penelitian Untuk lebih terarahnya penelitian, maka penulisan dalam penelitian ini akan dibatasi antara lain: 1. Faktor-faktor yang mempengaruhi Nilai Aktiva Bersih (NAB) Reksa Dana Syariah dalam penelitian ini hanya difokuskan pada Indeks Saham Syariah Indonesia, tingkat imbalan SBIS, Inflasi dan Jumlah Reksa Dana Syariah Indonesia. 2. Data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari BAPEPAM-LK, Otoritas Jasa Keuangan, Bursa Efek Indonesia dan Bank Indonesia. 3. Variabel ISSI, SBIS, inflasi, jumlah reksa dana syariah dan NAB reksa dana syariah merupakan data bulanan dari Mei 2011 sampai Desember 2015.

1.6.Sistematika Penulisan Penelitian ini disusun dengan sistematika penulisan yang terdiri atas enam bab. 1. Bab I merupakan bagian pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan, manfaat, batasan penelitian dan sistematika penulisan. 2. Bab II merupakan kerangka teori yang digunakan sebagai pedoman dan acuan dalam penelitian. 3. Bab III merupakan metode penelitian yang menguraikan jenis penelitian, data dan sumber data, spesifikasi model penelitian, defenisi operasional variabel, dan metode analisis data. 4. Bab IV membahas tentang perkembangan reksa dana syariah dan perkembangan variabel-variabel yang mempengaruhi NAB reksa dana syariah di Indonesia. 5. Bab V membahas tentang hasil penelitian, terdiri dari hasil pengolahan data dan analisis hasil estimasi. 6. Bab VI merupakan kesimpulan dan rekomendasi.