BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Lingkungan hidup tidak dapat terlepas dari aktivitas berbagai makhluk hidup

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Volume sampah setiap harinya terus bertambah banyak sampah begitu saja di

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan pengelolaan yang berkelanjutan air dan sanitasi untuk semua. Pada tahun 2030,

BAB I PENDAHULUAN. kurang tepat serta keterbatasan kapasitas dan sumber dana meningkatkan dampak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam pembangunaan kesehatan menuju Indonesia sehat ditetapkan enam

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta adalah ibukota dari Indonesia dengan luas daratan 661,52 km 2 dan tersebar

I. PENDAHULUAN. Masalah sampah memang tidak ada habisnya. Permasalahan sampah sudah

PEMERINTAH KABUPATEN JOMBANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KATINGAN NOMOR : 3 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA KEDIRI WALIKOTA KEDIRI,

BUPATI POLEWALI MANDAR

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan mutlak. Peran penting pemerintah ada pada tiga fungsi utama, yaitu fungsi

BUPATI BONDOWOSO PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN BONDOWOSO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN JEPARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA.

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara berkembang, Indonesia merupakan negara yang sedang berupaya

BUPATI BANGKA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN PERSAMPAHAN DAN KEBERSIHAN

QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI BIREUEN,

2015 STUDI TENTANG PEMBERDAYAAN PARTISIPATIF DALAM MEMBANGUN KEMANDIRIAN EKONOMI DAN PERILAKU WARGA MASYARAKAT

KAMPANYE SOSIAL PENGENALAN BANK SAMPAH DI WILAYAH ANTAPANI BANDUNG TUGAS AKHIR. Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Dalam Mencapai Gelas Sarjana S-1

BAB I PENDAHULUAN. merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari kehidupan manusia, karena pada

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya. Peningkatan pendapatan di negara ini ditunjukkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. ditanggung alam karena keberadaan sampah. Sampah merupakan masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. produktif secara sosial dan ekonomis. Masyarakat berperan serta, baik secara perseorangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pemberlakuan otonomi daerah di Indonesia menuntut Pemerintah Daerah untuk

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALANG NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH

PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG,

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dan lingkungan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB V PEMBAHASAN. 5.1 Temuan Utama

BAB I PENDAHULUAN. berbagai program yang relevan. Peningkatan kualitas lingkungan terdiri dari berbagai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebersihan merupakan hal yang mendasar dan penting untuk dijaga di

POLEMIK PENGELOLAAN SAMPAH, KESENJANGAN ANTARA PENGATURAN DAN IMPLEMENTASI Oleh: Zaqiu Rahman *

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN. Manusia dalam menjalani aktivitas hidup sehari-hari tidak terlepas dari

Pemberdayaan Masyarakat Rumpin Melalui Pengolahan Sampah Organik Rumah Tangga

BAB 1 : PENDAHULUAN. 2010), dengan laju pertumbuhan penduduk sebanyak 1,49%. Tingkat pertumbuhan

DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN KABUPATEN KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN. Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Persampahan (KSNP-SPP),

B P L H D P R O V I N S I J A W A B A R A T PENGELOLAAN SAMPAH DI PERKANTORAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (makhluk hidup) dan abiotik (makhluk tak hidup). Kedua komponen itu akan

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MADIUN,

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan jumlah penduduk dan kemajuan teknologi akan. mempengaruhi perilaku, gaya hidup, dan pola konsumsi masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. tahun 2012 memiliki total jumlah penduduk sebesar jiwa (BPS, 2013).

POLA KONSUMSI MASYARAKAT MENIMBULKAN MASALAH SAMPAH DI KAWASAN PESISIR KAMPUNG BUGIS

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. Jumlah Penduduk dan Timbulan Sampah di Provinsi DKI Jakarta Tahun

Bab I PENDAHULUAN Latar Belakang

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN PASURUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 7 TAHUN 2012 SERI E.3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN NEGARA LINGKUNGAN HIDUP Sampah rumah tangga. Raperda. Pedoman. PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP

Kajian Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pengelolaan Sampah Secara Terpadu Di Kampung Menoreh Kota Semarang. Tugas Akhir

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. manusia yang beragam jenisnya maupun proses alam yang belum memiliki nilai

BAB I PENDAHULUAN A. Latarbelakang

BAB I PENDAHULUAN. pola konsumsi masyarakat menimbulkan bertambahnya volume, jenis dan

BAB I PENDAHULUAN. Halaman 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

2016 ANALISIS DESKRIPTIF POTENSI EKONOMI BANK SAMPAH DI KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. kapasitas atau jumlah tonnasenya. Plastik adalah bahan non-biodegradable atau tidak

DAMPAK KEBERADAAN TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) TERHADAP KONDISI LINGKUNGAN DI DESA SUKOSARI KECAMATAN JUMANTONO KABUPATEN KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN. kompleks. Selain karena pengelolaannya yang kurang baik, budaya masyarakat. Gambar 1.1 Tempat Penampungan Sampah

BAB I PENDAHULUAN. mengabaikan pentingnya menjaga lingkungan hidup. Untuk mencapai kondisi

BAB I PENDAHULUAN. Kebersihan lingkungan merupakan salah satu hal yang sangat penting

2. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2OO8 tentang. 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2AO9 tentang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kompleks. Serta peraturan di indonesia memang agak rumit, dan tidak benar-benar

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan pertumbuhan penduduk dan perkembangan Kota

BAB I PENDAHULUAN. yang dianggapnya sudah tidak berguna lagi, sehingga diperlakukan sebagai

PENGOLAHAN SAMPAH DENGAN SISTEM 3R (REDUCE, REUSE, RECYCLE)

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu, yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN SSK. I.1. Latar Belakang

PERATURAN DESA SEGOBANG NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA DESA SEGOBANG,

BUPATI POLEWALI MANDAR

BUPATI PASURUAN PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 24 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Upaya mewujudkan lingkungan yang bersih masih mendaji sebuah tantangan. Seperti yang kita ketahui bersama masalah yang sampai saat ini paling menonjol ialah masalah sampah. Berbicara tentang sampah, ada banyak sekali pengertian tentang sampah yang diiutarakan oleh para alhi dan pakar. Diantaranya menurut Kamus Lingkungan (1994) menyatakan bahwa sampah adalah bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak berharga untuk di gunakan secara biasa atau khusus dalam produksi atau pemakaian: barang rusak atau cacat selama manufaktur: atau materi berkelebihan atau buangan. Selain itu sampah juga di artkan sebagai suatu bahan yang terbuang atau di buang dari sumber hasil aktifitas manusia maupun proses alam yang belum memiliki nilai ekonomis. ECOLINK (1996), dan menurut Radyastuti. W. Prof. Ir (1996) sampah diartikan sebagai sumber daya yang tidak siap pakai. tpasukawinatan.wordpress.com, 9 Maret 2014; 21:46 WIB Beberapa tahun terakhir ini masalah sampah kembali menjadi sebuah perbincangan media-media cetak. Sampai saat ini masalah sampah tak kunjung usai. Sampah saat ini sudah menjadi hal yang tak asing lagi untuk dilihat, sampah bertumpukan di area terbuka, bau busuk yang semerbak ke mana-mana. Hal ini terungkap dalam berita Program Lingkungan PBB (UNEP) yang dirilis Rabu 6 November, Mengutip data Bank Dunia, berita UNEP menyebutkan, saat ini volume sampah dunia telah mencapai 1,3 Miliar ton per tahunnya. Volume ini diperkirakan akan mencapai 2,2 miliar ton pada tahun 2025 mendatang. www.hijauku.com, 9 Maret 2014; 11:02 WIB Salah satunya adalah Indonesia, berdasarkan data Badan Pusat Statistik tahun 2000, dari 80.235,87 ton sampah yang ditimbulkan oleh 384 kota setiap harinya, 4,2% diangkut dan di buang ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir); 37,6% dibakar; 4,9% dibuang ke 1

sungai; dan 53,3% tidak tertangani. Jika masalah ini tidak segera di tangani dapat menimbulkan ancaman kesehatan serta pencemaran lingkungan. Kuncoro sejati, Pengolahan Sampah Terpadu, 2009; 16 Menurut ahli proyeksi Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia bahwa jumlah penduduk di Indonesia selama dua puluh lima tahun (tahun 2000 tahun 2025) terus meningkat yaitu dari 205,1 juta jiwa pada tahun 2000 menjadi 273,2 juta jiwa pada tahun 2025 dengan persebaran penduduk yang tidak merata antar pulau dan provinsi. Peningkatan jumlah penduduk dan gaya hidup ini sangat berpengaruh pada volume sampah. Misalnya saja, kota Jakarta pada tahun 1985 menghasilkan sampah sejumlah 18.500 m 3 per hari dan pada tahun 2000 meningkat menjadi 25.700 m 3 per hari. Sejak tahun 1930 sebagian besar penduduk Indonesia berada di pulau Jawa. padahal luas pulau Jawa sendiri kurang dari tujuh persen dari luas total wilayah dataran Indonesia. Tingginya Angka pertumbuhan penduduk pada tahun 2011 di pulau Jawa sendiri mencapai 46.497.175 juta jiwa, yang dimana kota Bandung mempunyai angka tertinggi jumlah penduduk untuk wilayah perkotaan yaitu sebanyak 2.536.649 juta jiwa. jabarprov.go.id. 7 Maret 2014; 1:37 WIB Menurut artikel harian VOA menunjukan bahwa kota Bandung saat ini menghasilkan sampah sebanyak 699 ton setiap harinya atau diperkirakan 3.106 m 3 dan selama satu tahun bisa mencapai 11.057.360 m 3, www.voaindonesia.com 3 Maret 2014; 22:20 WIB yang didapat dari data PD Kebersihan kota Bandung saat ini sampah paling banyak di keluarkan oleh daerah pemukiman 2.853 m 3 /harinya. Sebagaimana Kota Bandung yang sejak lama dikenal sebagai kota Kembang semakin lama semakin tidak menujukan sebagaimana julukan yang di berikan. Sebuah tulisan yang termuat dalam blog seorang warga bulgaria yang saat ini tinggal di kota Bandung, penulis tersebut bernama Inna Savova. Dalam tulisan tersebut Savova menyebut kota Bandung sebagai The City Of Pig, Savova mengeluhkan betapa kota Bandung dipenuhi oleh sampah, sementara warganya tidak peduli dan tetap merasa 2

nyaman terhadap lingkungan kotor itu. sains.kompas.com, 15 Maret 2014; 21:20 WIB Dari hari ke hari semakin banyaknya sampah yang menumpuk dimana-mana, seperti di pinggir jalan, di kali, di sekitar pasar-pasar tradisional, maupun di wilayah perumahan. Dalam hal ini hal yang perlu di perhatikan masyarakat ialah masalah pengelolaan sampah tersebut. Pihak Pemerintah Republik Indonesia dalam hal mengurangi adanya penumpukan sampah sudah membuat peraturan berdasarkan peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 81 Tahun 2012 tentang pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga. Sebagaimana yang di tuliskan pada peraturan Nomor 81 Tahun 2012 Pasal 17 Ayat (2), bahwa pemilihan sebagaimana di maksud ayat (1) di lakukan melalui kegiatan pengelompokan sampah menjadi paling sedikit 5 (lima) jenis sampah yang terdiri atas; a. sampah yang mengandung bahan berbahaya dan beracun serta limbah bahan berbahaya dan beracun; b. sampah yang mudah terurai; c. sampah yang dapat digunakan kembali; d. sampah yang dapat didaur ulang; dan e. sampah lainnya. Dan Sebagaimana yang juga dituliskan pada peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 81 Tahun 2012 tentang pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga Nomor 81 Tahun 2012 Pasal 17 Ayat (1) Pemilahan sampah sebagaimana dimaksud dalam pasal 16 huruf (a) dilakukan oleh: (a) setiap orang pada sumbernya, yang dimana masyarakatlah yang harus berperan aktif dalam membantu penanganan masalah sampah. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 81 Tahun 2012 3

Maka dari itu untuk mendukung peraturan pemerintah tersebut dibuatlah sistem penanganan sampah dengan 3R ((Reduce) mengurangi, (Re-use) menggunakan kembali, dan (Recycle) mendaur ulang). Penanganan sampah dengan 3R ini diharapkan dapat mendorong perubahan sikap dan pola pikir untuk menuju terwujudnya masyarakat yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Penerapan sampah 3R tersebut di bagi menjadi tiga golongan diantaranya, sampah organik, sampah non-organik, dan sampah spesifik (sampah berbahaya), dengan adanya penggolongan tersebut maka dibuatlah fasilitas pendukung penanganan sampah tersebut dengan membuat tiga jenis golongan tempat sampah. Namun dengan dibuat peraturan dan fasilitas tersebut tidak juga membuat masyarakat terdorong untuk membuang sampah dengan benar, karena masih banyak masyarakat yang didapati sering membuang sampah sembarangan. Wali Kota Bandung Ridwan Kamil menganggap hal itu terjadi karena kurangya fasilitas tempat sampah yang ditemui saat itu masih terbilang minim. Saat ini Wali kota Bandung sudah memberikan fasilitas tempat sampah di sepanjang jalan kota Bandung untuk menjawab keinginan masyarakat kota Bandung yang susah mencari tempat untuk membuang, namun tidak pada pemukiman. Pada kenyataannya pada wilayah pemukiman sendiri sistem tersebut tidak dilakukan, fasilitas yang mendukung untuk penanganan sampah 3R tersebut pun sulit ditemukan dan juga masyarakat pemukiman tidak mendapatkan informasi tentang penanganan 3R tersebut dengan jelas. www.pikiran-rakyat.com. 9 Maret 2014; 11:19 WIB Maka dari itu dalam hal ini sasaran yang dituju ialah masyarakat luas khususnya para remaja hingga dewasa yang tinggal di daerah pemukiman dengan tujuan sebagai sebuah pembelajaran bagi masyarakat agar lebih peduli terhadap lingkungan sekitar dengan mengurangi produksi sampah dan juga mengurangi kebiasaan membuang sampah sembarangan. Desain komunikasi visual dijadikan salah satu sebagai sarana yang dapat meninformasikan atau mengedukasi masyarakat luas terutama remaja 4

hingga dewasa agar lebih peduli terhadap lingkungan dalam upaya mengurangi penumpukan sampah dimana-mana. Maka dari itu diperlukanlah adanya pembelajaran atau media yang menginformasikan mengenai sampah, mulai dari pengelompokan, tatacara pembuangan sampah yang baik dan benar. 1.2 Permasalahan 1.2.1 Identifikasi Masalah Dengan melihat dan menganalisa permasalahan pada latar belakang masalah diatas, diidentifikasikan masalah tersebut sebagai berikut: 1. Banyaknya masyarakat kota Bandung khususnya di daerah pemukiman yang masih membuang sampah sembarangan. 2. Kurang sadarnya masyarakat di daerah pemukiman kota Bandung tentang bagaimana tatacara membuang sampah sesuai pengelompokan. 3. Kurang adanya media yang mengkomunikasikan tentang informasi tatacara membuang sampah sesuai pengelompokan dengan mudah dan benar. 1.2.2 Rumusan Masalah Dari identifikasi masalah yang telah diuraikan diatas dapat dirumuskan kedalam perumusan masalah, yaitu : Bagaimana cara membuat media informasi yang efektif sesuai dengan keilmuan dibidang desain komunikasi visual, bagi masyarakat kota Bandung mengenai bagaimana tatacara membuang sampah sesuai pengelompokannya dengan mudah dan benar. 5

1.3 Ruang Lingkup Agar masalah tidak meluas, penulis membatasi ruang lingkup permasalahan sebagai berikut: 1. Apa Perancangan media informasi tentang bagaimana tatacara membuang sampah sesuai pengelompokannya dengan mudah dan benar. 2. Bagaimana perancangan media informasi yang efektif sesuai keilmuan dibidang desain komunikasi visual. 3. Siapa Masyarakat kota Bandung khususnya remaja dengan kisaran umur dari 12 th 17 th dimana produktivitas pada kisaran umur tersebut masih tinggi 4. Dimana Daerah perkotaan di Bandung khususnya pada wilayah pemukiman Taman Sari. 5. Waktu Pengumpulan data penelitian : Februari April 2014 Eksekusi perancangan media : April Juni 2014 Sosialisasi hasil perancangan : Juli 2014. 1.4 Tujuan Perancangan Adapun tujuan perancangan ini adalah sebagai berikut : Memberikan pengetahuan bagaimana tatacara membuang sampah yang seharusnya. Menciptakan kultur atau budaya masyarakat kota Bandung khususnya pada daerah pemukiman yang cinta terhadap kebersihan lingkungan. 6

1.5 Metode Penelitian dan Pengumpulan Data Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif. Menurut Burhan Bungin (2006:69) yaitu mendeskripsikan secara sistemattis, faktual, dan akurat tentang fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau objek tertentu. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data kualitatif adalah : 1. Wawancara Merupakan salah satu cara pengambilan data yang dilakukan melalui kegiatan komunikasi lisan (Rd. Maryaeni, M.Pd., 2005 : 70). 2. Studi literatur Merupakan survei dan pembahasan literatur pada bidang tertentu dari suatu penelitian (Rd. Maryaeni, M.Pd., 2005 : 70). 7

1.6 Kerangka Perancangan Fenomena Kultur atau budaya masyarakat yang masih membuang sampah sembarangan Penyebab Kurangnya fasilitas tempat sampah yang ada Kurangnya pembelajaran tentang tatacara membuang sampah yang seharunya Sampah Bahan sisa atau buangan dari hasil proses keseharian Penanganan Menurut 3R (Reuse, Reduce, and Recycle) Dampak Penumpukan sampah dimanamana Organik Non-organik Berbahaya Fasilitas Tempat Sampah menurut penggolongan dan media pengangkut Media Pembelajaran Kebutuhan Masyarakat Adanya Pembelajaran tatacara pembuangannya dan fasilitas pendukung Menurut keilmuan desain komunikasi visual Infografis Buku panduan Aplikasi 8

1.7 Pembabakan Dalam menyusun laporan penelitian, sistematika penulisan dibagi atas lima bagian yaiu : 1. Bab I Pendahuluan Berisikan latar belakang permasalahan, identifikasi masalah, rumusan masalah, ruang lingkup. tujuan peracangan, metode pengumpulan dan analisis data, kerangka perancangan, dan pembabakan mengenai penumpukan sampah perkotaan yang di persempit menjadi tatacara membuang sampah. 2. Bab II Dasar Pemikiran Berisikan teori-teori yang relevan sebagai landasan dalam melaksanakan perancangan media pembelajaran bagi masyarakat mengenai tatacara membuang sampah sesuai pengelompokan dengan mudah dan benar. Teori-teori yang digunakan mengenai ilmu sosial dan budaya, ilmu psikologi, dan ilmu desain komunikasi visual. 3. Bab III Data dan Analisis Berisikan data hasil dari pengumpulan data melalui wawancara kepada pihak kebersihan kota, dan studi literatur dari buku, artikel, opini, dan tesis, lalu analisis data untuk menghasilkan konsep perancangan. 4. Bab VI Konsep dan Hasil Perancangan Berisikan konsep media pembelajaran tentang tatacara membuang sampah sesuai pengelompokan dengan mudah dan benar, konsep kreatif yang menarik target audience, konsep media yang dipakai, konsep visual yang sesuai dengan target audience, dan hasil perancangan sketsa hingga penerapan ke media visual. 9

5. Bab V Penutup Berisikan kesimpulan dan saran dari hasil perancangan media pembelajaran bagi masyarakat mengenai tatacara membuang sampah sesuai pengelompokan dengan mudah dan benar. 10