PENGARUH NISBAH C/N PADA CAMPURAN FESES SAPI PERAH DAN JERAMI PADI TERHADAP KANDUNGAN N, P, K PADA PUPUK ORGANIK CAIR Prima Adi Yoga*, Eulis Tanti Marlina**, D. Zamzam Badruzzaman** Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran Jalan Raya Bandung - Sumedang KM 21 Sumedang 45363 *Alumni Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran **Staf Pengajar Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran email : prayvolution@yahoo.com ABSTRAK Penelitian ini dilakukan pada April-Juni 2016 di Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh nisbah C/N campuran feses sapi perah dan jerami padi terhadap kandungan N, P, dan K pada pupuk organik cair, dan mengetahui nisbah C/N berapa yang menghasilkan kandungan N, P, dan K yang tertinggi. Penelitian dilakukan dengan metode eksperimental menggunakan rancangan acak lengkap. Perlakuan yang diuji adalah pupuk organik cair dengan nisbah C/N 25, 30, dan 35. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan nisbah C/N menghasilkan kandungan N (T1=0,506%; T2=0,470%; T3=0,341%) dan K (T1=1.651,1 ppm; T2=1.356,2 ppm; T3=1.273,7 ppm), namun tidak untuk kandungan P. Kandungan N dan K tertinggi diperoleh pada perlakuan T1 dengan nisbah C/N 25. Kata kunci: Nisbah C/N, Feses Sapi Perah, Jerami Padi, N, P, K, POC. ABSTRACT Research was done in April-June 2016 in Faculty of Animal Husbandry, Padjadjaran University. The objectives of this research was to know the effect C/N ratio in mix of dairy cows feces and rice straws on the content of N, P, and K of liquid fertilizer, and to knows C/N ratio that produces the highest N, P, and K. Research was done using the experimental methods based on completely randomize design. Those who tested is liquid fertilisizer by the ratio of the C/N 25, 30, and 35. The research results show that the differences the ratio of the C/N has a real impact on the content of N (T1=0,506%; T2=0,470%; T3=0,341%), and the content of K (T1=1.651,1 ppm; T2=1.356,2 ppm; T3=1.273,7 ppm), but not on the content of P (T1=0,025%; T2=0,030%; T3=0,025%). The content of N, P, and K highest obtained at treatment T1 with the ratio of the C/N 25. Keywords: C/N Ratio, Dairy Cows Feces, Rice Straws, N, P, K, POC. PENDAHULUAN Peternakan sapi perah selain menghasilkan air susu juga menghasilkan limbah. Limbah tersebut sebagian besar terdiri atas limbah ternak berupa limbah padat (feses) dan limbah cair (urine). Feses sebagian besar terdiri atas bahan organik yang jika tidak dikelola dengan benar berpotensi mencemari lingkungan. Salah satu cara pengelolaannya adalah dengan mengolah menjadi pupuk organik atau kompos. Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran... 1
Kompos adalah salah satu pupuk organik yang dibuat dari proses penguraian bahan organik menjadi unsur hara oleh mikroorganisme pengurai dan prosesnya dinamakan pengomposan. Pengomposan adalah suatu proses biologis dengan mamanfaatkan mikroorganisme untuk mengubah material organik seperti kotoran ternak, sampah, daun, kertas, dan sisa makanan menjadi material seperti tanah yang disebut kompos (Rynk, dkk., 1992). Proses pengomposan dilakukan dengan mencampurkan kedua bahan yang digunakan kemudian diinkubasi selama 14 hari. Pengomposan sangat tergantung dari beberapa faktor antara lain nisbah C/N, ketersediaan oksigen, kadar air, dan aktivitas mikroorganisme. Faktor utama yang mempengaruhi pengomposan adalah nisbah C/N. Nisbah C/N feses sapi perah cenderung rendah, sehingga perlu penambahan bahan organik lain agar persyaratan pengomposan dapat terpenuhi, bahan organik lain yang dapat digunakan sebagai penambahnya adalah jerami padi. Nisbah C/N mendekati nilai optimum terjadi pada kisaran 25 sampai 30 (CSIRO, 1979). Jika nisbah C/N terlalu tinggi maka akan memperlambat proses pengomposan karena aktivitas mikroorganisme akan terhambat dan tidak dapat dapat menghasilkan unsur hara yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung metabolisme tubuhnya, sebaliknya jika terlalu rendah akan mengakibatkan peningkatan jumlah pelepasan N menjadi bentuk amonia. Jumlah amonia yang tinggi dapat meracuni beberapa jenis mikroba yang bekerja dalam pengomposan (Merkel, 1981). Pupuk organik cair mengandung unsur yang relatif lengkap yaitu unsur hara makro primer dan makro sekunder. Unsur nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium (K) pada pupuk organik cair merupakan unsur hara makro primer yang sangat dibutuhkan oleh tanaman mengingat unsur ini sangat penting untuk pertumbuhan tanaman. Berdasarkan hal tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang pengaruh nisbah C/N pada campuran feses sapi perah dan jerami padi terhadap kandungan N, P, K pada pupuk organik cair. BAHAN DAN METODE PENELITIAN Bahan Penelitian Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah feses sapi perah, jerami padi, dan air. Metode Penelitian Metode penelitian dilakukan secara eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL), tiga perlakuan dan enam ulangan. Perlakuan adalah sebagai berikut: T1 = campuran feses sapi perah dan jerami padi dengan nisbah C/N 25 T2 = campuran feses sapi perah dan jerami padi dengan nisbah C/N 30 T3 = campuran feses sapi perah dan jerami padi dengan nisbah C/N 35 Pembuatan pupuk organik cair dilakukan dengan mencampurkan feses sapi perah dan jerami padi sesuai dengan perhitungan berdasarkan perlakuan. Bahan yang telah dicampur diinkubasi selama 14 hari, kemudian dilakukan proses aerasi sampai kadar air < 15%. Hasil aerasi diekstraksi dengan air panas dan difiltrasi sehingga menghasilkan cairan (filtrat) dan padatan (residu) terpisah. Pengomposan cair secara aerob dilakukan selama 14 hari untuk menjadi pupuk organik cair. Selanjutnya dilakukan analisis kandungan N, P, dan K. Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran... 2
HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Nisbah C/N Campuran Feses Sapi Perah dan Jerami Padi terhadap Kandungan N POC Kandungan unsur N pada pupuk organik cair hasil pengomposan campuran jerami padi dan feses sapi perah dengan berbagai tingkat nisbah C/N disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Kandungan Unsur N Pupuk Organik Cair (POC) Perlakuan Rata-rata % T1 0,506 a T2 0,470 b T3 0,341 b Keterangan : Huruf yang berbeda pada kolom signifikasi menunjukkan berbeda nyata (P<0,05). Berdasarkan Tabel 1, kandungan N pupuk organik cair hasil pengomposan campuran jerami padi dan feses sapi perah dengan berbagai tingkat nisbah C/N bervariasi dengan kisaran rata-rata 0,506% dan 0,341%. Guna melihat sampai berapa jauh nisbah C/N berpengaruh terhadap kandungan N dilakukan analisis ragam. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap kandungan N. Lebih lanjut untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan dilakukan uji jarak berganda Duncan yang hasilnya menunjukkan bahwa kandungan N pada perlakuan nisbah C/N 25 nyata lebih tinggi dibandingkan dengan C/N 30 dan 35, sedangkan kandungan N pada C/N 30 dan 35 tidak berbeda. Biomassa mikroorganisme pada proses dekomposisi padat dipengaruhi oleh protein. Unsur utama pembentuk protein adalah N. Nisbah C/N 25 merupakan nisbah yang paling optimal untuk menghasilkan protein pada pupuk organik cair karena pada nisbah C/N 25 terkandung N yang paling tinggi sehingga menghasilkan protein yang tinggi pula. Nitrogen adalah komponen pembentuk protein yang digunakan oleh mikroorganisme untuk membangun protein sel tunggal. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mikroorganisme mencapai kondisi terbaik untuk melakukan aktivitasnya pada nisbah C/N 25. Mikroorganisme membutuhkan nitrogen untuk membentuk protein yang disebut protein sel tunggal dan karbon sebagai sumber energi. Peningkatan nisbah C/N dapat menurunkan aktivitas mikroorganisme, sehingga kandungan N dalam pupuk organik cair menurun. Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran... 3
Pengaruh Nisbah C/N Campuran Feses Sapi Perah dan Jerami Padi terhadap Kandungan P POC Kandungan unsur P pada pupuk organik cair hasil pengomposan campuran jerami padi dan feses sapi perah dengan berbagai tingkat nisbah C/N disajikan pada Tabel 3. Tabel 2. Kandungan Unsur P Pupuk Organik Cair (POC) Perlakuan Rata-rata % T1 0,025 T2 0,030 T3 0,025 Berdasarkan data pada Tabel 2, rata-rata kandungan P pada perlakuan T1 dengan nisbah C/N 25 sebesar 0,025%, perlakuan T2 dengan nisbah C/N 30 mengandung unsur P 0,030%, namun kemudian peningkatan nisbah C/N menjadi 35 menurunkan kandungan P sebanyak 0,005% menjadi 0,025%. Hasil analisis statistik menggunakan sidik ragam yang terdapat pada menunjukkan bahwa perlakuan penelitian tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap kandungan P. Hal itu mempunyai arti nisbah C/N campuran feses sapi perah dan jerami padi tidak mempengaruhi nila P pada hasil akhir fermentasi. Fosfor berperan dalam transfer energi. Semakin tinggi bahan organik yang diurai, semakin tinggi energi yang dibutuhkan, sehingga P yang terdapat pada substrat sebagian besar digunakan untuk transfer energi. Oleh karena itu, kandungan P tidak seluruhnya menjadi unsur hara. Fosfor yang digunakan untuk transfer energi kemudian digunakan untuk menghasilkan nitrogen, sehingga produksi P menurun dan N meningkat. Peningkatan N terlihat dari peningkatan kandungan protein. Fosfor merupakan nutrien yang penting untuk mikroorganisme setelah karbon dan nitrogen. Pada akhir proses dekomposisi, P terikat dalam bentuk P 2 O 5. Perombakan bahan organik dan proses asimilasi fosfor terjadi karena danya enzim fosfatase yang dihasilkan oleh mikroorganisme (Stoffella dan Kahn, 2001). Fosfor terdapat dalam dua bentuk yaitu bentuk anorganik dan organik seperti asam nukleat, phitin, dan lesitin. Lesitin dan asam nukleat berasal dari perombakan bakteri dan jamur, maka sumber-sumber karbon dan nitrogen perlu tersedia untuk pertumbuhan bakteri dan jamur tersebut. Hasil rombakan lesitin dan asam nukleat kemudian akan membebaskan fosfor sebagai fosfat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata kandungan P berkisar antara 0,025-0,030%. Bewick (1980) menyatakan bahwa kandungan fosfor dalam pupuk organik yang dapat dimanfaatkan oleh tumbuhan hanya 50%. Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran... 4
Pengaruh Nisbah C/N Campuran Feses Sapi Perah dan Jerami Padi terhadap Kandungan K POC Kandungan unsur K pada pupuk organik cair hasil pengomposan campuran jerami padi dan feses sapi perah dengan berbagai tingkat nisbah C/N disajikan pada Tabel 4. Tabel 3. Kandungan Unsur K Pupuk Organik Cair (POC) Perlakuan Rata-rata % T1 0,165 a T2 0,136 b T3 0,127 c Keterangan: Huruf yang berbeda pada kolom signifikasi menunjukkan berbeda nyata (P<0,05). Berdasarkan Tabel 3 diketahui bahwa rata-rata kandungan unsur K yang dihasilkan berkisar antarta 0,127-0,165%. Hasil analisis statistik menggunakan analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan berpengaruh (P<0,05) terhadap kandungan unsur K. Uji lanjut untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan dengan uji jarak berganda Duncan yang hasilnya yaitu kandungan K pada perlakuan nisbah C/N 25 nyata, lebih tinggi dibandingkan perlakuan C/N 30. Kandungan K pada perlakuan nisbah C/N 30 nyata, lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan C/N 35. Kalium sangat dibutuhkan untuk pembetukan protein dan karbohidrat. Kalium digunakan oleh mikroorganisme dalam bahan substrat sebagai katalisator. Pelapukan mineral oleh mikroorganisme pada kompos dapat menghasilkan kalium yang kemudian dimanfaatkan untuk pembentukan protein dan karbohidrat. Hidayati., dkk (2011) menyatakan bahwa kalium digunakan oleh mikroorganisme dalam bahan substrat sebagai katalisator, dengan kehadiran bakteri dan aktivitasnya akan sangat berpengaruh terhadap peningkatan kandungan kalium. Senyawa kalium yang diikat dan disimpan dalam bahan organik senyawa komplek oleh bakteri dan jamur di dekomposisi ke dalam bentuk yang tersedia bagi tanaman (Sutedjo, 1996). Kalium sangat berperan penting dalam peristiwa fisiologis antara lain metabolisme karbohidrat, metabolisme nitrogen dan sintesa protein, mengawasi dan mengatur aktivitas beragam unsur mineral, mengaktifkan berbagai enzim, mempercepat pertumbuhan jaringan meristematik, serta mengatur pergerakan stomata dan hal-hal yang berhubungan dengan air (Leiwakabessy dan Sutandi, 2004). SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa : 1. Nisbah C/N campuran feses sapi perah dan jerami padi menghasilkan kandungan N dan K yang berbeda, namun tidak untuk kandungan P pada pupuk organik cair. 2. Nisbah C/N campuran feses sapi perah dan jerami padi 25 menghasilkan kandungan N dan K paling optimal. DAFTAR PUSTAKA Commonwealth Scientific and Industrial Research Organization (CSIRO). 1979. Composting. Discovering soil No 3, National Library of Australia Cataloging in publication Entry. Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran... 5
Hidayati, Y. A., Tb Benito, A. K., E. Harlia, dan E. T. Marlina. 2011. Kualitas Pupuk Cair Hasil Pengolahan Feses Sapi Potong Menggunakan Saccharomyces cerevicae. Jurnal Ilmu Ternak Universitas Padjadjaran Bandung. Merkel, J. A. 1981. Managing Livestock Wastes. AVI Publishing Company. Inc. Westport. Connecticut. By Say Book Press. Printed in The United States of America. Rynk, R. 1992. On-Farm Composting Handbook. Northeast regional Agricultural Engineering Service Pub. No. 52. Cooperating Extension Service. Ithaca, N.Y: 186pp. A classic in on-farm compsoting CSIRO Division Soil. 1979. Composting Making Soil Improver From Rubish. Discovering Soil. Stofella, P. J., dan Brian A. Kahn. 2011. Compost Utilization in Holicultural Cropping Systems. Lewis Publishers. USA. Sutedjo, M. 1996. Mikrobiologi Tanah. Jakarta: Rineka Cipta. Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran... 6