BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata sebagai suatu jenis usaha yang memiliki nilai ekonomi, maka

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata merupakan usaha yang pada umumnya sangat

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah tujuan pariwisata dan hotel di berbagai daerah semakin bertambah

BAB I PENDAHULUAN. banyak. Situasi yang sama juga tampak di kota kota besar seperti kota Medan. Hotel

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ini belum memenuhi harapan. Salah satu penyebabnya adalah karena masalah

BAB I PENDAHULUAN. pemasukan bagi negara. Pariwisata memiliki peranan penting dalam membawa

BAB I PENDAHULUAN. makanan dan minuman yang dimulai dari skala kecil seperti warung-warung

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Hal ini dikarenakan pariwisata merupakan salah satu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk. Seiring dengan pesatnya daya beli masyarakat dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi dan industri membawa dampak bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. maupun wilayahnya sebagai daerah wisata hingga mampu meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan harus mampu memberikan kepuasan kepada konsumen, misalnya

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini pengaruh era globalisasi berdampak cukup tinggi pada

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. 1 Statistik Kunjungan Wisatawan Mancanegara Di Indonesia Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Barat, 2013.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Philip Kotler jasa adalah suatu aktifitas yang memberikan

II. TINJAUAN PUSTAKA Pemasaran

BAB I PENDAHULUAN. Manusia mempunyai macam-macam kebutuhan, berjenjang dari kebutuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. tujuan untuk memuaskan pelanggan. Pemasaran yang tidak efektif (ineffective

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan pengaruh yang cukup besar terhadap pembangunan ekonomi Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi komunikasi dan

BAB I PENDAHULUAN. Kepariwisataan di Indonesia telah tumbuh dan berkembang menjadi

I. PENDAHULUAN. Jenis Wisatawan Domestik Asing Jumlah Domestik Asing Jumlah Domestik Asing

BAB 1 PENDAHULUAN. sesuai dengan perkembangan jaman cafe telah memiliki banyak konsep.

1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi yang semakin membuka peluang pengusaha asing untuk turut

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Industri pariwisata sebagai bagian dari sektor ekonomi yang merupakan salah satu industri

BAB 1 PENDAHULUAN. dari banyak nya wisatawan asing yang datang ke Indonesia. Dengan berkembang nya

BAB I PENDAHULUAN. dibidang ini, semakin banyak pula pesaing yang dihadapi. Pada zaman sekarang ini

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejak dulu Bandung merupakan kota yang mampu menarik perhatian para

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perilaku konsumen dalam melakukan keputusan pembelian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bali sudah sangat terkenal dengan pariwisata oleh karena itu, pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. bidang usaha menjadi semakin ketat. Hal ini dapat kita lihat khususnya di

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat menarik, terlebih dengan adanya globalisasi dalam bidang ekonomi yang

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Cafe merupakan suatu tipe restoran yang biasa menyediakan tempat duduk di dalam dan

BAB I PENDAHULUAN. sektor jasa. Hal ini dapat dilihat dalam kehidupan sehari hari bahwa segala

BAB I PENDAHULUAN. Tourism Organization (2005) dalam WTO Tourism 2020 Vision, memperkirakan jumlah kunjungan wisatawan internasional di seluruh dunia

BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata juga dapat menjadi pemasukan devisa negara, memperluas

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan di berbagai sektor salah satunya adalah sektor pariwisata.

BAB I PENDAHULUAN. sementara, tidak bekerja yang sifatnya menghasilkan upah, dilakukan perorangan

BAB I PENDAHULUAN. diminati oleh wisatawan nusantara dan wisatawan mancanegara, di kota

I. PENDAHULUAN. Sektor pariwisata memegang peranan penting dalam menunjang pembangunan

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejak awal tahun sembilan puluhan, banyak perusahaan yang melakukan

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi yang semakin membuka peluang pengusaha untuk turut

BAB 1 PENDAHULUAN. pemasaran pun turut berkembang. Kegiatan pemasaran dewasa ini lebih

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN UKDW. (tangible) kinerjanya pada dasarnya tidak nyata (intangible) dan biasanya

BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata di Indonesia semakin tumbuh dan berkembang. Industri

BAB I PENDAHULUAN. Dampak positif dari globalisasi adalah aksesibilitas informasi dan kemajuan ilmu

BABI PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. menarik untuk kita simak, terlebih dengan adanya globalisasi dalam bidang ekonomi yang

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kepariwisataan telah berkembang menjadi industri besar yang memiki

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu ukuran atau indikasi kemajuan suatu masyarakat adalah tersedianya fasilitas

BAB I PENDAHULUAN. ketatnya persaingan. Masing-masing restoran harus mampu menyediakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di era perkembangan zaman seperti ini telah terjadi perkembangan

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan sektor pariwisata merupakan salah satu upaya yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. sarana akomodasi, objek wisata, biro perjalanan usaha, restaurant, dan lain

BAB I PENDAHULUAN. Terdapat strategi baru bagi perusahaan untuk mempertahankan pelanggan dan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi ini, persaingan bisnis yang dihadapi perusahaanperusahaan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai faktor termasuk di dalamnya keberadaan penginapan (hotel, homestay,

PENDAHULUAN. Sumatera Utara. Potensi yang sangat besar dan tersebar dibeberapa wilayah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan industri pariwisata dunia semakin pesat yang mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin maju dan berkembang berdampak pada

BAB 1 PENDAHULUAN. keinginan konsumen serta perubahan yang terjadi dalam menempatkan orientasi. kepada kepuasan pelanggan sebagai tujuan utama.

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Data Kunjungan Wisatawan Ke Kota Bandung. Sumber : Disbudpar Kota Bandung 2015

BAB I PENDAHULUAN. menarik untuk kita teliti, terlebih di era globalisasi terutama dalam bidang

BAB 1 PENDAHULUAN. dari sudut pandang ruang dan waktu. Persaingan yang ketat inipun tidak hanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN. keberadaannya dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. dalam memilih tempat untuk berbelanja, sedangkan bagi perusahaan retail

BAB 1 PENDAHULUAN. Sektor pariwisata merupakan usaha yang paling menguntungkan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai kegiatan manusia yang berlangsung dalam kaitannya dengan pasar.

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata yang memiliki peran penting dalam peningkatan pendapatan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu bisnis yang tumbuh sangat cepat, dengan

BAB I PENDAHULUAN. yang ketat antar perusahaan, terutama persaingan yang berasal dari perusahaan

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. kepuasaan pelanggan untuk memaksimalkan laba dan menjaga. keberlangsungan perusahaanya. Hal ini juga untuk memberikan kepuasan

Tahun 2012 Wisatawan Nusantara Wisatawan Mancanegara. Tahun 2009

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia usaha pada dewasa ini telah diwarnai oleh

Pentingnya Penerapan Teori Marketing 7P dalam Usaha Anda

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat diandalkan tidak hanya dalam pemasukan devisa, tetapi juga

I. PENDAHULUAN. termasuk diantaranya rumah sakit. Rumah sakit merupakan satu jenis bisnis yang

BAB I PENDAHULUAN. berbagai belahan dunia, salah satunya yaitu pariwisata di Indonesia. Pariwisata

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan usaha pada era globalisasi saat ini banyak diminati dan

BAB I PENDAHULUAN. perlu mencermati perilaku konsumen dan faktor-faktor yang mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan akomodasi untuk tempat menginap wisatawan yaitu hotel.

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. hidup dan kehidupannya banyak tergantung pada ada tidaknya lintas wisatawan,

BAB I PENDAHULUAN UKDW. untuk memenangkan persaingan tersebut. kepada retailing mix (bauran eceran), yang merupakan kombinasi dari enam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Memberikan pelayanan yang berkualitas dengan mutu yang baik dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. awal abad 21 dan digunakan sebagai ukuran yang reliabel terhadap pertumbuhan

2014 ANALISIS MEAL EXPERIENCE TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN

BAB I PENDAHULUAN. keunggulan serta nilai lebih yang ditawarkan oleh para pesaing. Alternatif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menjamur di Indonesia khususnya Darah Istimewa Yogyakarta. Semakin

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata sebagai suatu jenis usaha yang memiliki nilai ekonomi, maka pariwisata adalah sebagai suatu proses yang dapat menciptakan nilai tambah barang atau jasa sebagai satu kesatuan produk, baik produk yang nampak (tangible product) dan yang tidak tampak (intangible product). Dimana pariwisata itu sendiri dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata. Wisata tidak hanya untuk mencari hiburan atau bersantai-santai saja. Menurut Norval, wisatawan adalah orang yang memasuki wilayah negara asing dengan tujuan apapun asal bukan untuk tinggal menetap, atau melakukan usaha yang teratur, dan mengeluarkan uangnya di negara yang dikunjungi serta tidak memperoleh uang dari negara tersebut (Pendit, 1991:10) dalam Agus Sulastiyono (2004:4). Wisatawan tidak hanya diperuntukan bagi orang yang memasuki negara asing saja, melainkan untuk orang yang bepergian dari daerah yang satu ke daerah lain di negara sendiri. Karena itu kita mengenal wisatawan mancanegara dan wisatawan domestik. Pariwisata juga merupakan aktivitas dan interaksi manusia dengan lingkungannya. Interaksi tersebut dilakukan melalui penghayatan, harapanharapan serta keinginan-keinginan terhadap lingkungan tersebut sehingga dapat 1

2 memberikan rasa kepuasan. Untuk lebih lanjutnya Mc. Intosh dan Goeldner dalam Agus Sulastiyono (2004:4) mendefinisikan pariwisata sebagai berikut: Sekumpulan fenomena dan hubungan yang tumbuh dari interaksi antara para wisatawan (para pelancong), para pengusaha dan pemerintah dan masyarakat tuan rumah. Interaksi itu terjadi dalam suatu proses dimana pemerintah dan masyarakat tuan rumah berusaha untuk mempengaruhi para wisatawan dan pengunjung lainnya untuk singgah di tempat atau daerah atau Negara yang mereka kunjungi. Kepariwisataan adalah sekumpulan kegiatankegiatan, pelayanan-pelayanan, dan industri-industri yang dapat memberikan pengalaman-pengalaman perjalanan. Menurut Murphy dalam Agus Sulastiyono (2004:5) Pariwisata merupakan gejala ekonomi karena adanya permintaan dari pihak wisatawan dan penawaran dari pemberi jasa pariwisata (biro perjalanan, penginapan, rumah makan) atas produk dan berbagai fasilitas terkait. Orang yang melakukan perjalanan memerlukan kemudahan seperti sarana pengangkutan, tempat makan dan minum, jasa pelayanan, serta tempat menginap bila perjalanan menghabiskan waktu lebih dari 24 jam. Maka, berkembanglah berbagai jenis angkutan, rumah makan, biro perjalanan, penginapan, dan sarana lainnya. Dimana diantara berbagai jenis penginapan ada yang disebut dengan hotel. Menurut Hotel Proprietors Act, 1956 dalam Agus Sulastiyono (2004:5) hotel merupakan suatu perusahaan yang dikelola oleh pemiliknya dengan menyediakan pelayanan makan, minum dan fasilitas kamar untuk tidur kepada orang-orang yang sedang melakukan perjalanan dan mampu membayar dengan jumlah yang wajar sesuai dengan pelayanan yang diterima tanpa adanya perjanjian khusus.

3 Sebagai salah satu tindakan pemerintah yang bertujuan untuk menertibkan perhotelan di Indonesia, menurut Agus Sulastiyono (2004:6) pemerintah menurunkan peraturan yang dituangkan dalam Surat Keputusan Menteri Pariwisata, Pos, dan Telekomunikasi No. KM 37/PW.340/MPPT-86, tentang peraturan Usaha dan Penggolongan Hotel. Bab I, Pasal 1, Ayat (b) dalam Surat Keputusan tersebut menyebutkan bahwa: Hotel adalah suatu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau seluruh bangunan untuk menyediakan jasa penginapan, makanan dan minuman serta penunjang lainnya bagi umum yang dikelola secara komersial. Bagian makanan dan minuman merupakan salah satu bagian yang terdapat di hotel, yang memiliki fungsi melaksanakan penjualan makanan dan minuman. Akan tetapi dibalik kegiatan tersebut terdapat kegiatan-kegiatan yang sangat komplek, dimana kegiatan tersebut adalah melaksanakan usaha pengembangan produk makanan dan minuman, merencanakan kegiatan-kegiatan yang dapat menarik tamu untuk makan dan minum di Restoran Hotel, melakukan pembelian bahan-bahan makanan dan minuman, penyimpanan bahan-bahan makanan dan minuman, melakukan pengolahan, penyajian makanan dan minuman serta penghitungan produk. Berdasarkan fungsi tersebut maka ruang gerak aktivitas bagian makan dan minuman bisa dibagi menjadi dua fungsi ruang, yaitu ruang atau area yang dapat menghasilkan keuntungan atau disebut the revenue-producing areas, seperti restorant, bar, lounge, service banquette. Kedua adalah ruang atau area yang memberikan dukungan atau support dalam memberikan pelayanan atau disebut the support service area, seperti dapur (kitchen), gudang minuman anggur

4 dibawah tanah (cellar), dan gudang umumm (store), stillroom, tempat cuci peralatan makan dan memasak (dishwashing). Di dalam melaksanakan fungsinya, kedua ruang atau area tersebut bekerja secara sinergis yang merupakan satu kesatuan, walaupun letaknya ada yang terpisah. Karena aktivitas-aktivitasnya yang berkaitan dengan penyedia pelayanan makanan dan minuman, maka bagian makanan dan minuman ini dapat diartikan sebagai suatu bagian hotel yang paling komplek dalam arti jumalah karyawan yang dibutuhkan, perhitungan pendapatan dan biaya, serta pengendalian yang harus dilakukan oleh manajemen. Food & Beverage Production adalah bagian yang dirasakan lebih dapat menghasilkan pendapatan dibandingkan departemen lain. Restaurant merupakan salah satu fasilitas yang disediakan pihak hotel untuk para tamu yang menginap di hotel maupun untuk tamu yang tidak menginap di hotel atau umum. Pada umumnya untuk hotel besar atau yang berbintang empat dan lima, setiap hotel biasanya memiliki beberapa bagian restoran yang terdiri dari coffe shop, lounge bar, dan speciality restaurant. Restaurant Square adalah salah satu restoran yang berada pada Hotel Novotel Bandung. Restoran tersebut menyajikan aneka makanan dan minuman lokal dan internasional, dimana setiap menu yang disajikan selalu memberikan kesan khusus untuk para tamu yang mengkonsumsinya. Restaurant merupakan salah satu outlet yang dimiliki oleh setiap hotel di kota Bandung, dimana menyediakan fasilitas yang dibutuhkan untuk kepuasan para tamu yang datang. Selain itu, Restaurant juga merupakan salah satu daya

5 tarik yang dimiliki oleh setiap hotel di kota Bandung sehingga menarik para tamu untuk datang. Dengan demikian, hal tersebut akan menambah pendapatan hotel secara keseluruhan yang diharapkan setiap tahun mengalami peningkatan. Meskipun jumlah Restaurant yang terdapat pada sebuah hotel di Kota Bandung relatif banyak, akan tetapi masih banyak alasan dan faktor-faktor lain yang mampu mempengaruhi pertimbangan wisatawan untuk mau menjadi konsumen Proses pemasaran yang dilakukan oleh Restaurant Square adalah dengan strategi pemasaran melalui strategi bauran pemasaran jasa. Di dalamnya meliputi: kebijakan produk, harga, promosi, tempat dan saluran distribusi, pelayanan pegawai, proses pelayanan, dan bentuk fisik Restaurant Square Hotel Novotel itu sendiri. Sehingga dari bauran pemasaran tersebut konsumen dapat terpengaruh untuk mau berhubungan dengan Restaurant Square dan menjadi konsumen Bauran pemasaran dinilai dapat mempengaruhi pertimbangan konsumen untuk menjadi konsumen Restaurant Square Hotel Novotel Bandung. Menurut Kotler (2002), bauran pemasaran (marketing mix) merupakan seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus-menerus mencapai tujuan pemasaran di pasar sasaran. Dalam hal ini, bagaimana strategi bauran pemasaran yang dilakukan oleh masing-masing Hotel dalam dunia pariwisata yang mana saat ini sudah sangat bersaing, dalam menyampaikan maksud dari strategi pemasaran mereka untuk dapat diterima dan dimengerti oleh

6 konsumen untuk mau memilih berhubungan dengan Hotel Novotel melalui kelebihan-kelebihan yang dimiliki Hotel Novotel. Dengan demikian, hal ini akan selalu berhubungan dengan perilaku konsumen dalam melakukan proses pengambilan keputusan dalam memilih Hotel Novotel ini. Hal-hal apa saja yang dipertimbangkan, hal-hal apa saja yang sebenarnya menarik perhatian konsumen dalam memilih Hotel Novotel apabila dilihat dari sisi strategi bauran pemasaran Hotel Novotel yang diterima oleh konsumen. Kota Bandung memiliki banyak Restaurant Bintang Empat yang menyajikan aneka ragam menu unggulan baik menu oriental maupun menu continental dengan rasa yang khas. Oleh karena itu, diperlukan beberapa cara untuk memperkenalkan kepada konsumen kota Bandung, luar kota Bandung, bahkan sampai kemanca negara yaitu melalui bauran pemasaran jasa yang meliputi penawaran produk, potongan harga, promosi iklan, sistem penyampaian jasa yang akan ditetapkan, kualitas dan kuantitas orang yang akan terlibat dalam pemberian jasa, bagaimana proses dalam operasi jasa tersebut, dan bukti fisik yang akan disampaikan kepada konsumen. Dalam menjual produk serta mempromosikan suatu tempat usaha yang menyatu dengan tempat usaha lain contohnya menyatu dengan Hotel maka perusahaan tersebut memerlukan biaya yang cukup tinggi, dimana hal tersebut mencakup penggunaan bahan baku dengan kualitas tinggi untuk menjaga konsistensi dari kualitas prodak yang ditawarkan. Hal tersebut sangat berpengaruh terhadap harga yang ditawarkan yaitu akan relatif lebih mahal, akan tetapi apabila pihak manajemen dapat mengontrol proses produksi dari mulai preparing,

7 procese, sampai kepada serve kepada konsumen dengan baik, maka harga akan dapat ditekan sehingga permintan konsumen akan tinggi, begitu juga dengan hasil penjualan akan tinggi juga. Faktor lain yang perlu diperhatikan selain produk, harga dan promosi yang ditawarkan adalah tempat, dimana perusahaan harus dapat membaca situasi dimana pasar itu ada, serta penyeleksian sumber daya manusia yang dilihat dari jenis kualitas dan kuantitas orang yang akan terlibat dalam pemberian jasa, hal lainnya adalah proses pendistribusian dalam operasi jasa tersebut, dan yang terakhir adalah tingkat jasa seperti apa yang akan diberikan kepada konsumen yang dapat diwujudkan dengan bukti fisik. Tabel 1.1 Jumlah Pertumbuhan Hotel di Kota Bandung Tahun Hotel Berbintang Bintang 5 Bintang 4 Bintang 3 Bintang 2 Bintang 1 Total 2005 4 9 16 18 3 50 2006 4 10 18 18 3 53 2007 4 11 23 16 7 61 2008 5 11 23 16 7 62 2009 6 18 30 16 7 77 Sumber: Dinas Pariwisata Kota Bandung 2009. Berdasarkan pemaparan data di atas dapat dilihat bahwa jumlah hotel yang tersebar di kota Bandung terus mengalami perubahan. Persaingan antara industri perhotelan dirasakan semakin ketat. Dimana persaingan tersebut menimbulkan kesulitan bagi para pelaku bisnis Hospitality industry dalam mempertahankan dan meningkatkan jumlah pelanggan. Hal ini mengakibatkan pada banyaknya konsumen potensial yang beralih pada hotel pesaing karena adanya kelebihan yang diberikan pesaing pada

8 konsumennya. Salah satu industri jasa yang mengalami persaingan yang cukup ketat ini adalah Restaurant Square Hotel Novotel Bandung yang berlokasi di jalan Cihampelas No. 23-25 Bandung dan berdiri sejak tahun 2005. Berdasarkan wawancara dengan manajer pemasaran Restaurant Square Hotel Novotel Bandung dalam dekade 1 tahun belakangan ini, Restaurant Square Hotel Novotel Bandung mengalami penurunan jumlah konsumen seperti tergambar pada Tabel di bawah ini: Tabel 1.2 Data Jumlah Kunjungan Konsumen Restaurant Square Hotel Novotel Bandung Tahun Bulan (per triwulan) Jumlah Kunjungan Perubahan % Desember-Februari 6732 0 Maret-Mei 6380-5 2010 Juni-Agustus 6790 6 September-November 5980-12 Grand Total 25.882 Sumber: Departemen F & B Produk Restaurant Square Hotel Novotel Bandung Berdasarkan pemaparan data di atas menunjukkan bahwa akhir triwulan tahun 2010 Jumlah konsumen Restaurant Square mengalami penurunan dari bulan sebelumnya. Pada triwulan Desember hingga Februari 2010 jumlah konsumen Restauran Square sebanyak 6732 orang, sedangkan pada triwulan September hingga November 2010 jumlah konsumen hanya mencapai 5980 orang. Hal ini menunjukkan bahwa telah mengalami penurunan jumlah konsumen sebanyak 752 orang dari bulan sebelumnya. Salah satu yang menyebabkan penurunan angka pembelian di Restaurant Square Hotel Novotel Bandung adalah karena beberapa faktor, salah satunya

9 tingkat persaingan sesama perusahaan maupun perusahaan jenis lainnya. Sesuai dengan penuturan dari kepala unit Customer dan Promotion menyatakan bahwa tumbuhnya pesaing-pesaing baru yang sejenis menyebabkan penurunan angka pembelian ke Restaurant Square Hotel Novotel Bandung serta pemilihan alternatif aktivitas wisata lain. Melihat hal tersebut sudah dapat dipastikan bahwasanya konsumen tidak loyal. Memelihara loyalitas konsumen merupakan tuntutan yang harus segera dilaksanakan. Karena pada dasarnya dengan terpeliharanya loyalitas konsumen maka pihak produsen akan senantiasa dapat memperoleh keuntungan (profitabel). Konsumen yang loyal tidak akan begitu saja berpindah kepada pesaing, bahkan cenderung akan melakukan pembelian ulang (repeat buying), dan memanfaatkan komunikasi dari mulut ke mulut (word of mouth) melalui pemberian rekomendasi kepada orang-orang terdekat mereka untuk melakukan produk dan jasa tersebut. Untuk mencapai tujuan di atas, perusahaan harus menerapkan berbagai strategi pemasaran. Salah satunya yaitu bauran pemasaran (marketing mix) yang terdiri dari Product, Price, Place, dan Promotion, dengan sejumlah penyesuaian yang perlu diperluas menjadi tujuh elemen pemasaran jasa (Zeithaml dan Bitner, 2009:19), yang terdiri dari People, Physical evidence dan Process. Melalui bauran pemasaran jasa diharapkan akan dapat mempertahankan dan meningkatkan jumlah pembelian konsumen. Berdasarkan uraian di atas peneliti mempunyai tujuan untuk meneliti Restaurant Square Hotel Novotel Bandung yang mengacu pada bauran pemasaran

10 jasa (Marketing Mix Service) terhadap keputusan pembelian. Peneliti dalam penyusunan skripsi mengambil judul PENGARUH BAURAN PEMASARAN JASA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN DI RESTAURANT SQUARE HOTEL NOVOTEL BANDUNG. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan permasalahan yang terjadi pada Restaurant Square Hotel Novotel Bandung penulis membatasi permasalahan yang terjadi, adapun identifikasi masalahnya adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana pengaruh product terhadap keputusan pembelian di Restaurant Square Hotel Novotel Bandung? 2. Bagaimana pengaruh price terhadap keputusan pembelian di Restaurant Square Hotel Novotel Bandung? 3. Bagaimana pengaruh place terhadap keputusan pembelian di Restaurant Square Hotel Novotel Bandung? 4. Bagaimana pengaruh promotion terhadap keputusan pembelian di Restaurant Square Hotel Novotel Bandung? 5. Bagaimana pengaruh physical evidence terhadap keputusan pembelian di Restaurant Square Hotel Novotel Bandung? 6. Bagaimana pengaruh people terhadap keputusan pembelian di Restaurant Square Hotel Novotel Bandung? 7. Bagaimana pengaruh process terhadap keputusan pembelian di Restaurant Square Hotel Novotel Bandung?

11 8. Bagaimana pengaruh product, price, place, promotion, physical evidence, people dan process terhadap keputusan pembelian di Restaurant Square Hotel Novotel Bandung? 1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian yang dilakukan pada Restaurant Square Hotel Novotel Bandung adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui pengaruh kualitas product terhadap keputusan pembelian di 2. Untuk mengetahui pengaruh price terhadap keputusan pembelian di 3. Untuk Mengetahui pengaruh place terhadap keputusan pembelian di 4. Untuk mengetahui pengaruh promotion terhadap keputusan pembelian di 5. Untuk mengetahui pengaruh bukti fisik terhadap keputusan pembelian di 6. Untuk mengetahui pengaruh people terhadap keputusan pembelian di 7. Untuk mengetahui pengaruh prosess terhadap keputusan pembelian di

12 8. Untuk mengetahui pengaruh product, price, place, promotion, bukti fisik, people dan proses terhadap keputusan pembelian di Restaurant Square Hotel Novotel Bandung. 1.3.2 Kegunaan Penelitian 1.3.2.1 Kegunaan Teoritis Secara teoritis, penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran untuk memperkaya khasanah ilmu pemasaran. 1.3.2.2 Kegunaan Praktis Secara praktis diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi tambahan sebagai dasar kebijakan untuk meningkatkan jumlah pembelian di