BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

3. BAHAN DAN METODE. Lokasi dan Waktu Penelitian

METODE Waktu dan Tempat Metode Penelitian Analisis Vegetasi

III. METODOLOGI. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. METODOLOGI PENELITIAN di Laboratorim Lapang Terpadu dan Laboratorium Ilmu Tanah, Fakultas

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN. Lokasi penelitian di Desa Ulanta Suwawa Kabupaten Bone Bolango Provinsi Gorontalo.

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

HALAMAN PENGESAHAN...

BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4. Data rata-rata volume aliran permukaan pada berbagai perlakuan mulsa vertikal

BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2 Bahan dan Alat Penelitian 3.3 Metode Penelitian Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan September 2015 di

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Prosedur Penelitian Persiapan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

III. MATERI DAN METODE

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 7 Matrik korelasi antara peubah pada lokasi BKPH Dungus

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di DAS Hulu Mikro Sumber Brantas, terletak di Desa

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil beberapa kesimpulan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di rumah kaca Fakultas Pertanian Universitas

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS LAJU EROSI DAN SEDIMENTASI DENGAN PROGRAM AGNPS

BAB 3 METODE PENELITIAN

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG [1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini

III. METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. dengan Yokohama National University Jepang yang dilaksanakan di Kebun

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan di Green House, Lahan Percobaan, Laboratorium

BAB III METODOLOGI Perlakuan bibit pada kondisi tergenang

Ilmu dan Teknologi Pangan J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.I No. 2 Th. 2013

MATERI DAN METODE. Riau Jalan H.R Subrantas Km 15 Simpang Baru Panam. Penelitian ini berlangsung

BAB III LANDASAN TEORI. A. Metode Universal Soil Loss Equation (USLE)

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan pada tegakan Hevea brasiliensis yang terdapat di

METODOLOGI. = Hasil pengamatan pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j µ = Nilai tengah dari pengamatan σ i ε ij

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI. Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan dari Khory (2014) yang

Ilmu dan Teknologi Pangan J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.I No. 2 Th. 2013

3. BAHAN DAN METODE Kegiatan penelitian ini terdiri dari tiga proses, yaitu perancangan,

III. BAHAN DAN METODE

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Desa Marga Agung, Kecamatan Jati Agung

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III LANDASAN TEORI. A. Metode USLE

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan Kebun Percobaan BPTP Natar,

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAHAN DAN METODE. Y ij = + i + j + ij

BAB IV METODE PENELITIAN

DAFTAR ISI Keaslian Penelitian... 4

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

MATERI DAN METODE. Bahan Bahan yang digunakan untuk produksi biomineral yaitu cairan rumen dari sapi potong, HCl 1M, dan aquadest.

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

MEMBUAT ALAT UKUR HUJAN SEDERHANA

STUDI IDENTIFIKASI PENGELOLAAN LAHAN BERDASAR TINGKAT BAHAYA EROSI (TBE) (Studi Kasus Di Sub Das Sani, Das Juwana, Jawa Tengah)

BAB III LANDASAN TEORI. A. Metode Universal Soil Loss Equation (USLE)

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

ALIRAN PERMUKAAN DAN EROSI DI AREAL TUMPANGSARI TANAMAN PINUS MERKUSII JUNGH. ET DE VRIESE. ABSTRACT PENDAHULUAN

Panduan Teknis. Pengukuran Tingkat Kekeruhan Air dan Sedimen Sederhana. Pendahuluan

III. METODOLOGI. Penelitian inidilaksanakan pada bulan Mei hingga bulan Juni 2014 di

III. MATERI DAN METODE

III. MATERI DAN METODE

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

METODE PENELITIAN. Waktu Dan Tempat penelitian

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. A. Lokasi penelitian

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan November Februari 2017, di

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Yogyakarta, GreenHouse di Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah

III. MATERI DAN METODE. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru, selama 3 bulan dimulai dari

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Agrobioteknologi,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian jangka panjang Studi Rehabilitasi Tanah yang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret 2015 sampai April 2015

III. BAHAN DAN METODE

PENGGUNAAN BAHAN ORGANIK SEBAGAI PENGENDALI EROSI DI SUB DAS CIBOJONG KABUPATEN SERANG, BANTEN. Oleh: FANNY IRFANI WULANDARI F

III. BAHAN DAN METODE

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Rancangan Percobaan dan Analisis Data

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan Oktober 2011 di Lahan Pertanian Terpadu,

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Prosedur Penelitian Persiapan Bahan Baku

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan yang sebelumnya dilakukan oleh

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan Lapangan Terpadu, Fakultas Pertanian,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Universitas

III. BAHAN DAN METODE. telah disinggung di atas. Tahap pertama dilaksanakan di PT Great Giant

Erosi Tanah Akibat Operasi Pemanenan Hutan (Soil Erosion Caused by Forest Harvesting Operations)

III. BAHAN DAN METODE

Transkripsi:

22 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan waktu penelitian Pengukuran aliran permukaan, erosi permukaan dan pengambilan data dilakukan pada bulan November 2010 sampai bulan Maret 2011 bertempat di Petak 59j, RPH Getas, BKPH Monggot, KPH Gundih Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah. Gambar 1 Lokasi penelitian. 3.2. Alat dan bahan Alat dan Bahan yang digunakan, sebagai berikut : 1. Plot erosi ukuran (22 x 8 x 0,2) m, yang berjumlah 4 plot, 2. Bak ukur erosi (Bak A) ukuran (0,61 x 0,36 x 0,25) m (Gambar 2), 3. Drum (Bak B dan Bak C) sebagai tempat penampungan air pada setiap plot pengukuran erosi (Gambar 3), 4. Alat penakar hujan manual (ombrometer) (Gambar 4), 5. Gelas Ukur 1000 ml, 6. Botol air mineral berukuran 600 ml, 7. Oven electric, 8. Kertas saring, 9. Timbangan digital dengan ketelitian 10-3 gram, 10. Meteran, Hypsometer,

23 11. Ring sampel tanah 12. Penggaris, alat tulis dan kalkulator, 13. Plastik Bening, 14. Personal komputer dan seperangkat software yaitu : Minitab 14.0 dan Microsoft Office Excel 2007 dan Microsoft Office Word 2007. Skema pemasangan bak ukur (Bak A, B, dan C) di setiap Plot Erosi disajikan dalam Gambar 5. Gambar 2. Bak erosi A. Gambar 3. Bak erosi B dan C. Gambar 4. Penakar curah hujan manual (Ombrometer).

24 Gambar 5. Skema plot dan bak ukur erosi dan aliran permukaan. 3.3. Pengumpulan data 3.3.1. Jenis data Data yang diperlukan dalam penelitian ini, sebagai berikut : 1. Data curah hujan harian 2. Data aliran dan erosi permukaan harian 3. Bobot Isi Tanah 4. Informasi penggunaan lahan di setiap plot 3.3.2 Metode pengumpulan data 3.3.2.1 Data curah hujan Data curah hujan didapat dengan cara mengukur besarnya curah hujan langsung di lapangan dengan menggunakan alat penakar hujan manual (ombrometer) yang ditempatkan berdekatan dengan ke empat plot erosi. Ombrometer yang berada di lapangan, digunakan pada saat melakukan penelitian. Waktu Pengukuran dilakukan dari tanggal 2 Desember 2010 sampai 31 Januari 2011. Data Curah Hujan setahun didapatkan dengan hasil pendugaan dari data curah hujan harian setahun di Dinas Pertanian Kabupaten Purwodadi dan melakukan uji-t untuk mengetahui kesamaan hujan setahun di lokasi penelitian

25 dengan curah hujan harian selama satu tahun Purwodadi. Dinas Pertanian Kabupaten 3.3.2.2 Pengukuran aliran dan erosi permukaan Pengukuran aliran permukaan dan tanah tererosi menggunakan plot erosi berukuran (22 x 8 x 0,2) m dan di bagian hilir plot dibuat mengerucut untuk menghubungkan Plot dengan penampung. Plot erosi terbuat dari bahan seng yang dibenamkan ke dalam tanah sedalam 5cm. Aliran permukaan dan erosi permukaan dari plot erosi ditampung dengan penampung berupa bak (Bak A) berukuran (0,6 x 0,4 x 0,3) m. Pada dinding bagian bawah Bak A dibuat lubang pembuangan dengan diameter 6 cm sebanyak 5 buah dengan posisi horizontal dan sama tinggi dari dasar bak, lubang pembuangan yang di tengah dihubungkan dengan pipa paralon ke penampung ke-2 (drum bak B). Pada Drum B dibuat lubang pembuangan dengan diameter 6 cm sejumlah 8 buah dengan posisi horizontal dan sama tinggi dari dasar bak. Salah satu lubang pembuangan tersebut dihubungkan ke penampung ke-3 (drum bak C). Kedua drum (Bak B dan Bak C) tersebut memiliki diameter 58 cm dan tinggi 83 cm. Fungsi dari kedua drum tersebut adalah untuk mengukur jumlah aliran permukaan dan muatan sedimen yang terbuang melalui lubang pembuangan (Gambar 5). Jumlah aliran permukaan dan erosi dari plot erosi diukur dengan tahapan sebagai berikut : 1. Mengukur tinggi air di Bak A, Bak B dan C dengan menggunakan penggaris untuk mengetahui volume aliran permukaan; 2. Mengaduk air yang berada didalam ketiga bak penampung (Bak A, B, dan C) sampai air dan sedimen tercampur secara merata, dan kemudian mengambil contoh air dari ketiga Bak tersebut, masing-masing sebanyak ± 600 ml; 3. Mendiamkan contoh air selama 24 jam, sampai muatan sedimen mengendap. 4. Endapan sedimen dipisahkan dari air dengan cara menyaring air dengan kertas saring, sebelum kertas saring tersebut digunakan untuk menyaring air, kertas saring tersebut ditimbang untuk mengetahui berat awal dari kerta saring tersebut. Kemudian endapan sedimen yang terdapat di kertas saring tersebut dioven selama 24 jam, dengan suhu 105 0 C;

26 5. Setelah dioven, kemudian ditimbang berat sedimennya. 3.3.2.3 Bobot isi tanah Data bobot isi tanah di masing-masing plot erosi didapat dari data contoh tanah yang diambil dengan menggunakan ring sampel. Pengambilan sampel tanah dilakukan sebanyak tiga kali yaitu pada bagian hulu, tengah dan hilir plot erosi. Ring sample dengan volume yang telah diketahui dibenamkan ke dalam tanah, kemudian diambil contoh tanah tersebut. Setelah diambil contoh tanah tersebut dimasukkan ke dalam oven dengan suhu 105ºC dan diukur berat sampelnya. Maka didapat bobot isi tanah dengan pembagian antara berat kering tanah dan volume ring sampel. 3.3.2.4 Penggunaan lahan di setiap plot Penggunaan lahan di setiap plot menggunakan (dua) jenis teras, yaitu : teras gulud dan teras bangku. Plot 1 disebut sebagai kontrol, plot 2, dan plot 3 menggunakan teras gulud dengan jumlah masing-masing guludan adalah 18 guludan dan 16 guludan dengan jarak masing-masing antar guludan adalah 1-1,5 m. Plot 4 menggunakan kombinasi antara teras gulud dan teras bangku, dengan jumlah guludan 15 buah dan jumlah bangku/undakan 1 buah. Plot 1 (Jati, Jagung, dan Kemlandingan) Plot 1 berupa lahan yang ditanami tanaman kayu jati (Tectona grandis, L.f) sebanyak 21 batang dengan jarak tanam (3 x 5) m, tanaman jagung (Zea mays) sebanyak 242 batang dengan jarak tanam (30 x 50) cm, dan kemlandingan (Leuceaena glauca) sebanyak 246 batang dengan jarak tanam (30 x 50) cm, tanpa menggunakan teras gulud ataupun teras bangku, kemiringan lahan 35%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

27 Keterangan : Gambar 6. Sketsa plot 1 (kontrol). : Kemlandingan : Jati : Jagung A : Bak A Plot 2 (teras gulud) Plot 2 berupa lahan yang ditanami tanaman kayu jati (Tectona grandis, L.f) sebanyak 21 batang dengan jarak tanam (3 x 5) m, tanaman jagung sebanyak 239 batang dengan jarak tanam (30 x 50) cm, dan kemlandingan sebanyak 243 batang dengan jarak tanam (30 x 50) cm, menggunakan teras gulud sebanyak 18 gulud dengan jarak antar gulud (1-1,5) m, kemiringan lahan 30%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

28 Keterangan : Gambar 7. Sketsa plot 2 (Teras Gulud) : Kemlandingan : Jagung : Jati V Z A : 100 150 cm : 10 20 cm : Bak A Plot 3 (Teras gulud) Plot 3 berupa lahan yang ditanami tanaman kayu jati (Tectona grandis, L.f) sebanyak 21 batang dengan jarak tanam (3 x 5) m, tanaman jagung sebanyak 240 batang dengan jarak tanam (30 x 50) cm, dan kemlandingan sebanyak 244 batang dengan jarak tanam (30 x 50) cm, menggunakan teras gulud sebanyak 16 gulud dengan jarak tanam (1-1,5) m, kemiringan lahan 30%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

29 Keterangan : Gambar 8. Sketsa plot 3 (Teras Gulud) : Kemlandingan : Jagung : Jati V : 100 150 cm Z : 10 20 cm A : Bak A Plot 4 (Teras gulud dan teras bangku) Plot 4 berupa lahan yang ditanami tanaman kayu jati (Tectona grandis, L.f) sebanyak 21 batang dengan jarak tanam (3 x 5) m, tanaman jagung sebanyak 241 batang dengan jarak tanam (30 x 50) cm, dan kemlandingan sebanyak 245 batang dengan jarak tanam (30 x 50) cm, menggunakan kombinasi teras gulud dengan teras bangku sebanyak 15 gulud, 1 undakan teras bangku dengan jarak antar gulud (1-1,5) m, kemiringan lahan 30%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

30 Gambar 9. Sketsa plot 4 ( Kombinasi Teras Gulud dengan Teras Bangku) Keterangan : : Kemlandingan : Jagung : Jati X Y V Z A : 50-70 cm : 30-40 cm : 100-150 cm : 10-20 cm : Bak A Untuk lebih jelasnya, perbedaan masing-masing penggunaan lahan di setiap plot dapat dilihat pada Tabel 1 dibawah ini :

31 Tabel 1 Matriks penilaian perbedaan karakteristik masing-masing plot erosi No Parameter yang dinilai Plot 1 Plot 2 Plot 3 Plot 4 1 Teras gulud - Ya Ya Ya 2 Teras bangku - - - Ya 3 Jumlah guludan teras gulud - 18 16 15 4 Kemlandingan (Leuceaena glauca) Ya Ya Ya Ya 5 Jumlah kemlandingan 246 243 244 245 6 Jagung (Zea mays) Ya Ya Ya Ya 7 Jumlah jagung 242 239 240 241 8 Jumlah jati (Tectona grandis, L.f) 21 21 21 21 Sumber : Hasil pengamatan di lapangan 3.4. Pengolahan data 3.4.1 Perhitungan besarnya aliran dan erosi permukaan menggunakan metode bak erosi Besarnya aliran permukaan dan erosi permukaan dihitung dengan menggunakan persamaan berikut:... (6)...(7) dimana : V Pij = Volume aliran permukaan dari plot ke-i, hujan ke-j (m 3 /ha) E Pij = Erosi permukaan dari plot ke-i, hujan ke-j (ton/ha) V Aij = Volume air di Bak A Plot ke-i, hujan ke-j (m 3 ), catatan : volume bak A = 0, karena air tidak tertampung di bak A dan langsung mengalir ke bak B V Bij = Volume air di Bak B Plot ke-i, hujan ke-j (m 3 ) V Cij = Volume air di Bak C Plot ke-i, hujan ke-j (m 3 ) C Aij = Konsentrasi sedimen (gram/m 3 ) Bak A dari jenis tindakan konservasi tanah ke-i, catatan : sedimen yang terdapat di bak A langsung ditimbang tanpa dikalikan dengan volume bak A C Bij = Konsentrasi sedimen (gram/m 3 ) Bak B dari jenis tindakan konservasi tanah ke-i C Cij = Konsentrasi sedimen (gram/m 3 ) Bak C dari jenis tindakan konservasi tanah ke-i A = Luas Plot Erosi (ha) n = Jumlah lubang pembuangan air dari Bak A m = Jumlah lubang pembuangan air dari Bak B i = Plot ke i; i : 1, 2, 3, dan 4 j = 1, 2,3,... dst (jumlah hari hujan)

32 3.4.2 Pendugaan aliran permukaan dan erosi permukaan selama 1 (satu) tahun Pendugaan aliran dan erosi permukaan setahun dilakukan dengan 2 pendekatan, yaitu : 1). Menggunakan rasio jumlah hari hujan selama penelitian dengan jumlah hari hujan setahun dan 2). Mengggunakan persamaan regresi. Pendugaan menggunakan rasio jumlah hari hujan selama penelitian dengan jumlah hari hujan setahun dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:...(8)... (9)... (10)... (11) dimana : V i = Volume aliran permukaan tahunan (m 3 /ha/tahun) dari plot ke-i E i = Erosi Tahunan dari plot ke-i (ton/ha/tahun) Vt pi = Volume aliran permukaan (m 3 /ha) selama pengamatan dari plot ke-i Et pi = Erosi selama pengamatan (ton/ha) dari plot ke-i HHt = Jumlah hari hujan selama 1 tahun (mm/hari/tahun) HHp = Jumlah hari hujan selama pengamatan (mm/hari) i = Plot ke i; i : 1, 2, 3, dan 4 j = 1, 2,3,... dst (jumlah hari hujan) Pendugaan dengan pendekatan analisis regresi dilakukan dengan membangun persamaan regresi linear yang paling sesuai berdasarkan diagram pencar dan menduga aliran dan erosi permukaan setahun dengan menggunakan persamaan regresi tersebut dan data curah hujan setahun. 3.4.3 Perhitungan erosi yang diperbolehkan dan tingkat bahaya erosi Besarnya erosi yang diperbolehkan (Edp) dihitung dengan menggunakan persamaan berikut (Arsyad 2000) :

33 Edp Keq T Kef Ft...(12)...(13)...(14) dimana: = Erosi yang diperbolehkan (mm/th atau ton/ha/th) = Kedalaman efektif equivalen (mm) = Umur guna tanah atau jangka waktu yang cukup untuk memelihara kelestarian tanah (tahun) = Kedalaman efektif tanah (mm) = Nilai faktor kedalaman tanah (sub-order) Untuk menentukan besar kecil nya erosi pada suatu lahan ditentukan oleh Tingkat Bahaya Erosi (TBE). Penilaian Tingkat Bahaya Erosi berdasarkan atas tebal solum tanah dan besarnya erosi disajikan dalam Tabel 2. Tabel 2 Tingkat bahaya erosi berdasarkan tebal solum tanah dan besarnya bahaya erosi Tebal solum Erosi maksimum (ton/ha/thn) (cm) <15 15-60 60-180 180-480 >480 >90 SR R S B SB 60-90 R S B SB SB 30-60 S B SB SB SB <30 B SB SB SB SB Sumber : Departemen Kehutanan (1986) 3.5 Analisis Data 3.5.1 Hubungan antara erosi permukaan dengan curah hujan dan aliran permukaan dengan curah hujan Untuk mengetahui hubungan aliran permukaan dan curah hujan serta hubungan erosi permukaan dan curah hujan, digunakan analisis regresi dengan curah hujan sebagai variabel bebas dan aliran dan erosi permukaan sebagai variabel terikat. Model yang dipilih adalah model dengan koefisien determinasi (R 2 ) terbesar serta logis. Untuk membantu pemilihan model, dibuat terlebih dahulu diagram tebar (Scatterplot atau Scatter Diagram) hubungan data aliran permukaan dan erosi permukaan terhadap curah hujan. Dari tebaran data tersebut dilihat kecenderungan hubungannya, sehingga dapat membantu dalam pemilihan model dan melakukan Analisis Sidik Ragam (ANOVA).

34 Ada tidaknya hubungan antar peubah-peubah yang merupakan suatu hubungan regresi yang berpengaruh maka dilakukan uji regresi dengan Uji-F. Pengujian dilakukan dengan cara membandingkan nilai F hitung dengan F tabel pada tingkat nyata tertentu. Kriteria pengujian : H 0 H 1 : β = 0, tidak ada satupun peubah bebas yang berpengaruh terhadap Y (F hit < F tabel ) : β 0, setidaknya ada satu atau lebih peubah bebas yang berpengaruh terhadap Y (F hit > F tabel ) 3.5.2 Uji beda nilai rata-rata plot erosi Untuk mengetahui kesamaan dua rata-rata masing-masing plot erosi digunakan uji-t (t test), dengan menggunakan rumus sebagai berikut :... (15) dimana :... (16) Keterangan: t hitung = nilai t-hitung µ 1 = Rata-rata kelompok 1 µ 2` = Rata-rata kelompok 2 S 2 gab = Simpangan baku gabungan antara data pembanding dengan data yang dibandingkan n 1 = Jumlah sampel kelompok 1 n 2 = Jumlah sampel kelompok 2 S 2 1 = Varian kelompok 1 S 2 2 = Varian kelompok 2 Hipotesis : H 0 H 1 : µ 1 = µ 2 (-T α/2 < T hit < T α/2) : µ 1 µ 2 (T hit < -T α/2 dan T hit > T α/2) Kriteria pengujian : Tolak H 0 bila nilai T hitung jatuh di dalam wilayah kritik (T hit < -T α/2 dan T > T α/2) Terima H 0 bila nilai T hitung jatuh di luar wilayah kritik (T hit < -T α/2 dan T > T α/2)