S u h a r t o n o RSUP Sanglah Denpasar 2013



dokumen-dokumen yang mirip
PROGRAM KERJA MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN

CONTOH CONTOH INSIDEN. No. INSTALASI INDIKATOR JENIS

BAB I PENDAHULUAN. bisa didapatkan di rumah sakit. Hal ini menjadikan rumah sakit sebagai tempat untuk

PROGRAM KERJA MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN

BAB 1 PENDAHULUAN. dimana sekarang banyak dilaporkan tuntutan pasien atas medical error yang

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit (RS) merupakan salah satu pelayanan kesehatan yang bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. yang sama beratnya untuk diimplementasikan (Vincent, 2011).

Winarni, S. Kep., Ns. MKM

PANDUAN MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN (MFK)

repository.unimus.ac.id

BAB 1 PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan merupakan hak setiap orang yang dijamin dalam Undang-

MFK (Manajemen Fasilitas dan Keselamatan)

Luwiharsih Komisi Akreditasi RS

UPT PUSKESMAS SAITNIHUTA

KUESIONER MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM KESELAMATAN PASIEN DI RUMAH SAKIT I. MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM KESELAMATAN PASIEN

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan pasien (patient safety) menjadi suatu prioritas utama dalam setiap

BAB I PENDAHULUAN. dari manajemen kualitas. Hampir setiap tindakan medis menyimpan potensi

BAB I PENDAHULUAN. agar staf medis di RS terjaga profesionalismenya. Clicinal governance (tata kelola

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

2017, No Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran N

Direktur Jendaral Bina Upaya Kesehatan Kementerian Kesehatan RI

JUMLA H EP SOP pendaftaran 2. Bagan alur pendaftaran. 3. Kerangka acuan (kepuasan pelanggan

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit saat ini wajib menerapkan keselamatan pasien. Keselamatan. menjadi lebih aman dan berkualitas tinggi (Kemenkes, 2011;

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. upaya dan keselamatan kerja (K3) dalam pemakaian alat medis, untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. kebutuhan masyarakat akan kesehatan, semakin besar pula tuntutan layanan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

KASYFI HARTATI Disampaikan pada ASM 2014

Keselamatan Pasien dalam Pelayanan Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien yang bersifat kompleks.

PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN PERIODE BULAN JANUARI-MARET 2018

TENTANG PEDOMAN PELAYANAN INSTALASI UNIT CSSD DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BLAMBANGAN BANYUWANGI

KESELAMATAN PASIEN. Winarni, S. Kep., Ns., M. KM

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan masyarakat sekitar rumah sakit ingin mendapatkan perlindungan dari gangguan

Program Peningkatan Mutu Klinis Dan Keselamatan Pasien1 KERANGKA ACUAN PROGRAM PENINGKATAN MUTU KLINIS DAN KESELAMATAN PASIEN PUSKESMAS BANJARANGKAN 2

BAB I PENDAHULUAN. (safety) di rumah sakit yaitu: keselamatan pasien (patient safety),

BAB I PENDAHULUAN. berlebihan khususnya yang lama dan berkelanjutan dengan dosis relatif kecil

BAB I PENDAHULUAN. isu yang terkait dengan keselamatan di rumah sakit, yaitu: keselamatan pasien,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Elemen Penilaian BAB VIII

BAB I PENDAHULUAN. berdampak terhadap pelayanan kesehatan, dimana dimasa lalu pelayanan. diharapkan terjadi penekanan / penurunan insiden.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

KERANGKA ACUAN PROGRAM PENINGKATAN MUTU KLINIS DAN KESELAMATAN PASIEN PUSKESMAS PUJON

No. Dokumen No. Revisi Halaman 1 dari 2

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Nasional (UU No.40 Tahun 2004 tentang SJSN) yang menjamin

SPO ASUHAN GIZI TERSTANDAR AKREDITASI VERSI HERNI ASTUTI INSTALASI GIZI RSUP DR SARDJITO Workshop Gizi, Yogyakarta April 2013

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan

BAB I. B. TUJUAN Tujuan umum Terpeliharanya sarana,prasarana dan peralatan Rumah Sakit layak pakai dan aman bagi pasien maupun petugas.

PROGRAM KERJA BIDANG KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT TINGKAT III BALADHIKA HUSADA TAHUN 2016

Peran Kefarmasian dari Aspek Farmasi Klinik dalam Penerapan Akreditasi KARS. Dra. Rina Mutiara,Apt.,M.Pharm Yogyakarta, 28 Maret 2015

PANDUAN PENUNTUN SURVEI AKREDITASI UNTUK BAB PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN ====================================== ==========================

MANAJEMEN DAN INVESTIGASI KEJADIAN TIDAK DIINGINKAN (KTD) ALAT KESEHATAN DI RS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan pasien adalah sebuah sistem pencegahan cedera terhadap pasien dengan

PENANGANAN KTD, KTC, KNC, dan KPC No. Dokumen :C/IX/SOP/4/16/171 No. Revisi : SOP Tanggal Terbit : Halaman : 1/4

RENCANA INDUK MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN (MFK) DI RSU BINA KASIH

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis sistem..., Dian Fitri Arestria, FKM UI, Universitas Indonesia

Bab IX. Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini keselamatan pasien merupakan salah satu dari sekian banyak persoalan

Ujian Akhir Semester Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lindung Lingkungan Semester Pendek Oleh: Arrigo Dirgantara

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan kepada masyarakat dalam lingkup lokal maupun internasional.

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan pasien (patient safety) merupakan suatu variabel untuk

PENGAWASAN KEJADIAN TIDAK DIINGINKAN (ADVERSE EVENTS) ALAT ALAT KESEHATAN DI FASYANKES

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan (safety) telah menjadi issue global termasuk juga untuk rumah sakit. Ada lima (5)

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan adalah keadaan sehat baik secara fisik, mental, spiritual maupun

SK AKREDITASI BAB I EP NAMA DOKUMEN ADA TDK ADA SK Ka Puskesmas ttg jenis pelayanan yang

Peningkatan Mutu Klinis dan Keselamatan Pasien (PMKP)

Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien. Melur Belinda Tim Keselamatan Pasien RSUD Dr Saiful Anwar malang

PEMERINTAH KOTA PAYAKUMBUH PUSKESMAS LAMPASI. KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS LAMPASI NO. 445/ /SK-C/Pusk-LPS/I/2016

BAB I PENDAHULUAN. pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Bab IX. Peningkatan Mutu Klinis dan Keselamatan Pasien (PMKP)

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna meliputi upaya promotif, pelayanan kesehatan (Permenkes No.147, 2010).

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. teknologi, padat karya, padat profesi, padat sistem, padat mutu dan padat risiko,

DRUG RELATED PROBLEMS

Elemen Penilaian PKPO 1 Elemen Penilaian PKPO 2 Elemen Penilaian PKPO 2.1 Elemen Penilaian PKPO Elemen Penilaian PKPO 3

BAB 1 PENDAHULUAN. tingginya tingkat pendidikan dan kesejahteraan masyarakat, maka tuntutan

BAB I PENDAHULUAN. Keperawatan adalah suatu bentuk layanan kesehatan professional yang merupakan

KUESIONER MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM KESELAMATAN PASIEN DI RUMAH SAKIT. MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM KESELAMATAN PASIEN

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya mutu pelayanan dengan berbagai kosekuensinya. Hal ini juga yang harus dihadapi

Pedoman Fasilitas (PMK, download dan dijilid)

Keselamatan (safety) telah menjadi isu global termasuk juga untuk. Rumah Sakit. Ada lima isu penting yang terkait dengan keselamatan (safety)

1. SOP pemeriksaan lab 1. Brosur pelayanan lab 2. Panduan pemeriksaan lab (ext) tersedia

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. karateristik tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KEBIJAKAN PENGENDALIAAN ALAT KESEHATAN DALAM MENYONGSONG SJSN. Oleh: Drg. Arianti Anaya, MKM Direktur Bina Produksi dan Distribusi Alat Kesehatan

Cost Containment. dr. M. Bachtiar Budianto, Sp.B (K)OnK

REGULASI PENGELOLAAN DISTRIBUSI OBAT DAN URGENCY SERTIFIKASI CDOB

Departemen Administrasi & Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN

CEKLIST KELENGKAPAN DOKUMEN AKREDITASI POKJA ASESMEN PASIEN (AP)

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA. Nomor 1027/MENKES/SK/IX/2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI APOTEK

PROGRAM PEMELIHARAAN DAN PENGELOLAAN PERALATAN MEDIK TAHUN 2016 A. PENDAHULUAN Mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit sangat berhubungan erat

PENERAPAN PELAYANAN FARMASI SATU PINTU DI RUMAH SAKIT

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

A. `LAPORAN VALID INDIKATOR AREA KLINIS 1. Asesment pasien: Ketidaklengkapan Pengisian Rekam Medik Triase dan Pengkajian IGD

BAB.IX.Peningkatan Mutu Klinis dan Keselamantan Pasien (PMPK).

Transkripsi:

S u h a r t o n o RSUP Sanglah Denpasar 2013

KESELAMATAN PASIEN Keselamatan (safety) telah menjadi issue global termasuk untuk rumah sakit Issuepenting terkait dengan keselamatan pasien (pasient safety): -keselamatan pasien -keselamatan petugas kesehatan -keselamatan pengunjung -keselamatan bangunan dan peralatan di RS -keselamatan lingkungan (green productivity) -keselamatan bisnis rumah sakit

TUJUAN KESELAMATAN PASIEN Terciptanya budaya keselamatan pasien Meningkatkan akuntabilitas RS thd pasien dan masyarakat Menurunkan KTD (adverse event) Terlaksananya program pencegahan agar tdk terjadi pengulangan KTD

Sir Wiliam Donaldson, 2007:... Safe care is not an option. It is the right of every pasient who entrust their care to our health care system.

PENGERTIAN KTD(ADVERSE EVENT) 1. Suatu peristiwa yang menyebabkan, atau memiliki potensi yang dapat menyebabkan, atau menyebabkan hal yang terduga atau tidak diinginkan sehingga membahayakan keselamatan pengguna alat kesehatan (termasuk pasien) atau orang lain. (Reporting Adverse Incidents and Disseminating Medical Device Alerts, MHRA). 2. Kejadian tak terduga atau tidak diinginkan sebagai akibat negatif dari manajemen di bidang kesehatan, tidak terkait dengan perkembangan alamiah penyakit atau komplikasi penyakit yang mungkin terjadi (London Health Sciences Centre).

KLASIFIKASI ADVERSE EVENT Insiden Adverse Event diklasifikasikan sebagai berikut : 1. Mengakibatkan kematian atau cedera yang serius.disebut Kejadian Sentinel 2. Belum sampai terpapar ke pasien disebut Kejadian Nyaris Cedera, selanjutnya disingkat KNC 3. Sudah terpapar ke pasien, tetapi tidak timbul cedera disebut. Kejadian Tidak Cedera, selanjutnya disingkat KTC 4. Berpotensi untuk menimbulkan cedera, tetapi belum terjadi insiden.disebut Kondisi Potensial Cedera, selanjutnya disingkat KPC Permenkes Nomor 1691 Tahun 2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit

SITUASI RUMAH SAKIT RS sbg tempat yankes moderen: Padat modal Padat teknologi Padat karya Padat profesi Padat sistem Padat mutu Padat KTD yang dpt berakibat cedera atau kematian pasien, apabila alkes tidak dikelola sesuai standar

1. Alat Kesehatan Defect (bawaanpabrik) Pemeliharaan yang tidak memadai. Alat kesehatan dimodifikasi sendiri Penyimpanan alat kesehatan yang tidak memadai Penggunaan yang tidak sesuai prosedur Tidak mengacu SOP alat kesehatan Minimnya buku manual atau kurangnya pelatihan

2. Sumber Daya manusia Interaksi SDM dengan teknologi, dengan sistem, dengan situasi yang dinamis pada 3 tingkatan: Organisasi budaya, kebijakan and prosedur, standar Tim pelatihan, komunikasi, kepedulian Individu personal error control, self awareness, compliance

diagnosis yang salah pengobatan yang tidak tepat memerlukan rawat inap yang berkepanjangan perlunya intervensi medis atau bedah menyebabkan kesalahan berkelanjutan menurunnya kondisi kesehatan atau gangguan permanen fungsi dan struktur tubuh menyebabkan cacat permanen sampai pada kematian

Pembuatan desain Pembuatan prototipe Pengujian lab Pabrikasi Pemasaran Penjualan Distribusi Pemakaian di sarpelkes Pemeliharaan Afkir

UNJUK KERJA YANG DIHARAPKAN Unjuk kerja peralatan medik meliputi ketelitian/ ketepatan yaitu ketepatan dalam pengukuran dan pembacaan, kehandalan, dan keamanan/ keselamatan dari bahaya kejut listrik temperatur berlebih, gas, radiasi dan mekanik.

ADVERSE EVENT PROBLEMA YANG MUNCUL YANG BERKAITAN DENGAN KEJADIAN TIDAK DIHARAPKAN (KTD) ITU HANYALAH SEBAGIAN KECIL DARI KEADAAN YANG SEBENARNYA BAGAIKAN PHENOMENA SEBUAH GUNUNG ES kuntjoro adi purjanto gombong 19/05/2010

PERLAKUAN THD ALKES DI RS Hanya mengadakan alkes yang berkualitas Lakukan uji fungsi/ uji coba Lakukan pemeliharaan (preventif dan korektif) Kalibrasi rutin recall Dipergunakan oleh operator yang berkompeten Dipelihara oleh teknisi yang berkompeten Dokumentasi yang handal Monev selama umur hidup Analisis untuk mempertimbangkan pengganti

STANDAR KUALITAS PERALATAN UU RI No 44/ 2009 Tentang RS: Ps 7 (1) RS harus memenuhi persyaratan lokasi, bagunan, prasarana, sumber daya manusia, kefarmasian, dan peralatan. Pasal 16 (1) Persyaratan peralatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 (1) meliputi peralatan medis dan non medis harus memenuhi standar pelayanan, persyaratan mutu, keamanan, keselamatan, dan laik pakai.

PERLINDUNGAN MASYARAKAT UU RI No 23/ 1992 Bagian Kesebelas Ps 39: Pengamanan sediaan farmasi dan alat kesehatan diselenggarakan untuk melindungi masyarakat dari bahaya yang disebabkan oleh penggunaan sediaan farmasi dan alat kesehatan yang tidak tidak memenuhi persyaratan mutu dan atau keamanan dan atau kemanfaatan

TANGGUNG JAWAB RUMAH SAKIT 1.UUNo.36thn2009tentangkesehatan Pasal 98 1) Sediaan farmasi dan alat kesehatan harus aman, berkhasiat/bermanfaat, bermutu, dan terjangkau. Pasal 104 1) Pengamanan sediaan farmasi dan alat kesehatan diselenggarakan untuk melindungi masyarakat dari bahaya yang disebabkan oleh penggunaan sediaan farmasi dan alat kesehatan yang tidak memenuhi persyaratan mutu dan/atau keamanan dan/atau khasiat/kemanfaatan

Lanjutan Staf yang berkualifikasi yang melaksanakan kegiatan ini. Inspeksi dan uji coba peralatan medis dilakukan saat baru dan seterusnya sesuai jenis dan umur peralatan medis tersebut dan sesuai ketentuan/ instruksi pabrik,inspeksi, hasil uji coba dan proses pemeliharaan, didokumentasikan dengan baik. Hal ini membantu memastikan proses pemeliharaan yang terus menerus dan membantu rencana penggantian, perbaikan/peningkatan(upgrade) dan perubahan lainnya

Lanjutan Elemen Penilaian MFK 8 1. Manajemen peralatan medis dilaksanakan sesuai rencana 2. Ada Daftar inventaris untuk seluruh peralatan medis 3. Peralatan medis secara berkala diinspeksi 4. Ada program pemeliharaan untuk pencegahan 5. Staf yang berkualifikasi yang melakukan pelayanan ini Elemen Penilaian MFK 8.1 1. Data monitoring dikumpulkan dan didokumentasikan untuk program manajemen peralatan medis 2. Data monitoring akan digunakan untuk maksud dan tujuan perencanaan dan peningkatan

Lanjutan Standar MFK 8.2 Rumah Sakit mempunyai sistem penarikan kembali produk/peralatan. Maksud dan tujuan MFK 8.2 Rumah Sakit mempunyai proses identifikasi, penarikan, dan pengembalian atau pemusnahan produk atau peralatan medis. Ada kebijakan atau prosedur yang membahas penggunaan produk dan peralatan yang dalam proses penarikan (under recall) Elemen Penilaian MFK 8.2 1. Terdapat sistem penarikan produk/ peralatan 2. Kebijakan dan prosedur yang mengatur tentang penggunaan produk dan peralatan yang dalam proses penarikan 3. Kebijakan dan prosedur tersebut diimplementasikan

Lanjutan Standar MFK 11 Rumah sakit menyelengggarakan pendidikan dan pelatihan bagi staff tentang peran mereka dalam menyediakan fasilitas pelayanan yang aman dan efektif. Maksud dan Tujuan MFK 11 sampai MFK 11.3..Dibutuhkan pelatihan khusus bagi staf yang mengoperasikan dan memelihara peralatan medis. Pelatihan dapat dilakukan oleh rumah sakit, pabrik peralatan medis tersebut, atau sumber lainnya yang kompeten..

Lanjutan Elemen Penilaian MFK 11.2 1. Staf dilatih untuk mengoperasikan peralatan medis sesuai ketentuan pekerjaannya 2. Staf dilatih untuk memelihara peralatan medis sesuai ketentuan pekerjaannya Elemen Penilaian MFK 11.3 1. Pengetahuan staf ditest berdasarkan perannya dalam mempertahankan fasilitas rumah sakit agar tetap efektif dan aman 2. Pelatihan dan testing staf didokumentasikan dengan baik, mencatat siapa yang dilatih dan ditest, serta hasilnya

Program Pemeliharaan Alat Sarana, prasarana, dan peralatan (SPP) rumah sakit yang tersedia harus memenuhi persyaratan dan harus didukung dengan program pemeliharaan (PP) yang handal (KARS, Standar Administrasi dan Manajemen, Std 4.P1)

Pengujian dan Kalibrasi Peralatan Permenkes No 363/ 1998 Tentang Pengujian dan Kalibrasi Alat Kesehatan Pada Sarana Pelayanan Kesehatan, Ps 2 ayat 1: Setiap alat kesehatan wajib dilakukan pengujian dan kalibrasi untuk menjamin kebenaran nilai keluaran atau kinerja dan keselamatan pemakaian.

ADVERSE EVENT PROBLEMA YANG MUNCUL YANG BERKAITAN DENGAN KEJADIAN TIDAK DIHARAPKAN (KTD) ITU HANYALAH SEBAGIAN KECIL DARI KEADAAN YANG SEBENARNYA BAGAIKAN PHENOMENA SEBUAH GUNUNG ES kuntjoro adi purjanto gombong 19/05/2010

TANGGUNG JAWAB RS Pemilik dan pengelola rumah sakit bertanggung jawab mengenai sarana, prasarana, dan peralatan sedemikian rupa agar dapat tercapai misi, tujuan dan fungsi rumah sakit (KARS, Standar Administrasi dan Manajemen, Std 4)

Contoh Insiden Pada Peralatan Bedside monitor bantuan (loan) korea 2012 rata-rata ukur NIBP tidak akurat selisih ukur lebih dari 10 mmhg dokter menolak memakai dapat menyebabkan salah diagnosa pada pasien Wall outlet oksigen meledak akibat kel pasien meletakan dupa terlalu dekat (40 cm) manometer/ humadifier meledak pasien lari berhamburan (lupa kalau sedang sakit??)

Contoh Insiden Pada Peralatan Laser pointer pada mesin Cobalt-60 tidak akurat pada berbagai posisi berakibat lapangan radiasi pada kanker pasien meluas resiko sel sehat terkena radiasi pasien dirugikan Suction pump mobil meledak di ruang pediatric disebabkan aqua yang diletakan diatas alat tumpah mengenai terminal kabel listrik alat terbakar timbul kepanikan

Contoh Insiden Pada Peralatan Alat catlab tidak bisa mencetak data akibat CD recorder rusak dokter lain tidak bisa membaca hasil, dan pasien tidak mendapat haknya Setting hisap pada alat WSD terlalu tinggi, sehingga pasien kesakitan ada kemungkinan benda lain ikut terhisap keluar

Contoh Insiden Pada Peralatan Mesin ESWL masih menggunakan produk lama (generasi 1) padahal sudah ada generasi baru (generasi 4), yang lebih akurat, lebih nyaman, dan tingkat keberhasilan yang lebih tinggi Mesin anestesi tidak akurat pada pengukuran dosis bahan anestesi masih digunakan kemungkinan pasien terkena dampak gas anestesi (akibat kelebihan/ kekurangan dosis)

Contoh Insiden Pada Alkes Mesin vacum sentral yang menampung cairan pasien OK over level, petugas tidak sigap membuang cairan tsb terhisap ke dalam sistem perpipaan vacum tersumbat, tdk bisa dipakai Pemasangan humadifier-flowmeter pada tabung oksigen botol menggunakan kunci inggris yang mengandung oil terjadi percikan api potensi ledakan Alat yang rusak shg tdk bs melayani pasien kerugian pada pasien Dan lain-lain

KERUSAKAN PERALATAN RSUP SANGLAH Periode Jan-Apr 2013 BULAN PERALATAN KRSAKAN SELESAI BLM SLESAI JAN Elektromedik Non medik Mekanik 39 105 59 16 (41%) 45 (42%) 52 (88%) FEB Elektromedik 75 19 (25%) 56 Non medik 115 42 (36%) 73 Mekanik 60 40 (66%) 20 MAR APR Elektromedik Non Medik Mekanik Elektromedik Non medik Mekanik 50 94 53 84 133 48 24 (48%) 30 (31%) 34 (64%) 63 (75%) 75 (56%) 22 (45%) 23 60 7 26 64 19 21 58 26

KEWAJIBAN RS TERKAIT KTD ALKES Rumah Sakit berkewajiban mengelola Adverse Event dalam rangka penyediaan alat kesehatan yang bermutu, aman dan laik pakai. Perlunya rumah sakit mempunyai prosedur penanganan Adverse Event

1. Alkes diidentifikasikan, dicheck dengan data inventaris alat kesehatan di rumah sakit 2. Alkes dikeluarkan dr pelayanan, di label dan disimpan 3. Menghubungi produsen atau agen tunggal atau distributor 4. Menyediakan alkes pengganti agar pelayanan tetap berjalan 5. Mengembalikan alkes terkait insiden kepada produsen atau agen tunggal atau distributor 6. Konsultasi dengan Kementerian Kesehatan 7. Perhatikan apabila alat kesehatan menimbulkan kontaminasi, perlu penanganan sesuai prosedur Infection Control.

FORMAT PELAPORAN Sesuai dengan format yang diedarkan Dit Prodis Alkes Kemkes RI Isi meliputi: Jenis alat Merk, model, no. Seri Penjelasan ketidaksesuaian (defect) Rekomendasi Keterangan lain yang perlu

Terima kasih