PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS IV SDN BABADAN I NGRAMBE NGAWI

dokumen-dokumen yang mirip
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA MELALUI METODE COPY THE MASTER KELAS IV SD NEGERI CEPOKO 1 NGRAMBE NGAWI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI SISWA KELAS V SDN KEDUNGGALAR 2 KABUPATEN NGAWI MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA MELALUI TEKNIK KERJA KELOMPOK SISWA KELAS V SDN NGOMPRO 2 KECAMATAN PANGKUR KABUPATEN NGAWI

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS V SDN SETONO 1 KECAMATAN NGRAMBE KABUPATEN NGAWI MELALUI STRATEGI ORIENTASI TINDAKAN

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN MELALUI MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS IVSDN 2 NGASINAN JETIS PONOROGO SEMESTER IITAHUN PELAJARAN 2012/2013

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERSUASI SISWA KELAS XI SMK NEGERI 1 NGULING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA POSTER LINGKUNGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Menurut BSNP 2006a (dalam Sufanti, 2010: 7) mata pelajaran bahasa

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS SURAT RESMI MELALUI TEKNIK PEMODELAN SISWA KELAS VI SDN NGRAMBE 2 NGRAMBE NGAWI

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI MEDIA GAMBAR BERSERI SISWA KELAS V SD NEGERI TRUNENG KECAMATAN SLAHUNG KABUPATEN PONOROGO

Peningkatan Kemampuan Siswa Menulis Karangan Sederhana Melalui Media Gambar Seri Di Kelas IV SDN Ginunggung

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah.

BAB I PENDAHULUAN. empat aspek, yakni mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Dalam

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN MENGGUNAKAN TEKNIK KATA LEMBAGA PADA SISWA KELAS II SD NEGERI JANTI KECAMATAN SLAHUNG KABUPATEN PONOROGO

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS X-I SMAN 5 MADIUN KOTA MADIUN MELALUI TEKNIK TERATAI ( TERJUN AMATI RANGKAI)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia juga disebut Bahasa Nasional merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Desi Sukmawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan pendidikan selalu muncul bersamaan dengan. berkembang dan meningkatkanya kemampuan siswa, situasi dan kondisi

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siswa Kelas IV SDN Pembina Liang Melalui Strategi Aktivitas Menulis Terbimbing

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS IV SDN INTI OLAYA KECAMATAN PARIGI. Oleh. Sartin

BAB I PENDAHULUAN. mengupayakan pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia secara terarah.

BAB III METODE PENELITIAN

2013 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI METODE MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. untuk anak berbentuk cerita, puisi, dan pantun (Depdiknas, 2006 : 16)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahasa adalah sarana yang digunakan untuk berkomunikasi dengan

PENERAPAN PENDEKATAN CTL BERBANTUAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA

BAB I PENDAHULUAN. Pengajaran Bahasa Indonesia haruslah berisi usaha-usaha yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. didik disekolah melalui proses pembelajaran. Namun, mengupayakan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN TEKNIK INKUIRI SISWA KELAS VII D SMP PLUS DARUSSALAM TAHUN AJARAN 2012/2013

Moh. Nurman Bagus Satrio Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia. Kata kunci: kalimat utama dalam paragraf, STAD

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia terintegrasi dalam empat keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam

Penerapan Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Penyebab Benda Bergerak Di Kelas II SD No.

BAB I PENDAHULUAN. individu lainnya. Menurut Wibowo (Hidayatullah, 2009), bahasa adalah sistem

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KREATIF PUISI DENGAN MEDIA IKLAN TELEVISI PADA SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 4 SITUBONDO TAHUN PELAJARAN

Pelaksanaan Tindakan Siklus I. Merencanakan tindakan sesuai rencana : Tahap Pra Menulis Tahap Menulis Tahap Finalisasi. Belum Berhasil.

PENDAHULUAN. ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan pendidikan. Bahasa Inggris memiliki peran

BAB III METODE PENELITIAN

UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN DALAM MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR DI SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI SISWA KELAS V SDTUMPAKKEPUH 02 BAKUNG BLITAR DENGAN TEKNIK PARTNER INTERVIEW

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK EPIGONAL. ENIEK SUNARSIH Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia

Meningkatkan Kemampuan Menulis Permulaan Siswa Kelas II SDN Lalong Melalui Media Gambar Seri

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

sendiri dari hasil pengalaman belajarnya.

BAB III METODE PENELITIAN. di dalam kelas, maka penelitian ini disebut Penelitian Tindakan atau Action

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MELALUI PENGGUNAAN MEDIA AUDIOVISUAL TAYANGAN TELEVISI CERMIN KEHIDUPAN TRANS 7

J-SIMBOL (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPOSISI MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS SISWA KELAS X.

BAB I PENDAHULUAN. Selain itu lingkungan sangat kaya dengan sumber-sumber media dan alat

BUDIYONO Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI DENGAN TEKNIK KONTES PADA SISWA KELAS V MIN MALANG I

I. PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa terdiri atas empat komponen penting yaitu keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sarana komunikasi yang efektif dalam menjalin interaksi

I. PENDAHULUAN. Penguasaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dilakukan

NASKAH PUBLIKASI. Oleh: YULIA FATMAWATI A

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PETRUS MOHAMMAD WAHYUDI SDN Ringinsari I Kandat Kediri

BAB I PENDAHULUAN. sosial, dan emosional peserta didik dan menerapkan fungsi penunjang

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS IX MTs. MIFTAHUSSALAM KABUPATEN PROBOLINGGO DENGAN MENGGUNAKAN METODE KARYA WISATA (FIELD TRIP)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN PESERTA DIDIK KELAS V SDN 2 PURWOSARI BABADAN PONOROGO TAHUN PELAJARAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS DENGAN STRATEGI MIND MAPPING PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI I PURWOSARI TAHUN PELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. yang tepat dan terencana dengan strategi pembelajaran yang efektif.

BAB I PENDAHULUAN. berbahasa (Indonesia) merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh

TEKS WAWANCARA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN MENULIS NARASI DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena

Susanto Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia. Kata kunci: pembelajaran bercerita, metode TSTS, hasil belajar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISISISWA KELAS VI SD ISLAM QURROTA A YUN NGUNUTMELALUI PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sarana penting untuk meningkatkan kualitas

2 PENERAPAN METODE THINK-PAIR-SHARE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMPULKAN ISI BERITA YANG DIBACAKAN PADA PESERTA DIDIK KELAS VII 2 SMPN TELAGA TAH

1. PENDAHULUAN. Kemampuan menggunakan bahasa merupakan hal yang sangat penting dalam

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN TEKNIK CERITA BERANTAI PADA SISWA KELAS IV-C SDN DITOTRUNAN 01 LUMAJANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013.

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATERI MEMAHAMI DAN MENANGKAP PESAN DALAM LAGU MELALUI METODE DEMONSTRASI. Endah Sulistiowati

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. dan kuantitatif. Hal ini dikarenakan dalam penelitian, peneliti membuat deskripsi

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS DENGAN TEKNIK JURNAL PRIBADI SISWA KELAS VIII-B MTS SUNAN KALIJAGA SENDURO LUMAJANG TAHUN AJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. sekolah. Dalam kegiatan ini, seorang penulis harus terampil memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan pikiran, perasaan, dan kehendak kepada orang lain secara

I. PENDAHULUAN. secara kreatif dapat memikirkan sesuatu yang baru. berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan hendaknya berupa kata-kata

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Eksperimen Pada Siswa Kelas IV MIS Margapura Kecamatan Bolano Lambunu

jumlah siswa sebanyak 423, maka jumlah kelas terbagi menjadi 12 kelas.

Pemanfaatan Index Card Match untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Kelas V SDN 4 Barenglor dalam Pembelajaran IPS. Nela Rofisian.

Penerapan Pendekatan Inquiri untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA di SDN Siumbatu

BAB I PENDAHULUAN. saling belajar dengan yang lain, baik komunikasi secara lisan maupun tertulis.

PENGGUNAAN PERMAINAN BAHASA LET S TELL A STORY UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA PADA SISWA KELAS V SDN CIPOCOK JAYA 2 TAHUN AJARAN 2015/2016

Bandiyah Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2013

Oleh: Prihatini Mualifah Program Studi Pendidikan dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

NAS KAH PUBLAKAS I ILMIAH PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MEMBACA INTENSIF MELALUI METODE ASSESSMENT SEARCH PADA SISWA

BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. mengetahui peningkatan kemampuan pemahaman dalam menentukan pokok

Transkripsi:

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS IV SDN BABADAN I NGRAMBE NGAWI KUSNI Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak: Berdasarkan observasi awal di SDN Babadan 1 Ngrambe Ngawi, masih banyak siswa yang mendapatkan nilai di bawah KKM dalam pembelajaran menulis narasi. Dengan dasar hasil observasi awal inilah dalam penelitian ini dirumuskan masalah sebagai berikut: bagaimanakah peningkatan proses dan hasil belajar menulis narasi siswa kelas IV SDN Babadan I Ngrambe Ngawi dengan media audiovisual. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang menggunakan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan, ketidaktuntasan prestasi belajar siswa dari refleksi awal yang mencapai 17 anak atau 85%, turun menjadi 6 anak atau 30% pada siklus I dan pada siklus II turun lagi menjadi 1 anak atau 5%. Sedangkan nilai terendah pada refleksi awal sebesar 50, siklus I masih 58 dan meningkat pada siklus II menjadi 58. Rata-rata secara klasikal mengalami kenaikan dari 61 pada refleksi awal meningkat menjadi 76,40 dan meningkat menjadi 87,15 pada siklus II. Hal ini berarti upaya peningkatan prestasi belajar menulis narasi dengan media audiovisual dapat dibuktikan kebenarannya. Kata kunci: peningkatan, menulis narasi, media audiovisual Pembelajaran bahasa Indonesia mencakup empat keterampilan bahasa. Empat keterampilan bahasa tersebut harus dimiliki siswa secara utuh. Karena pada dasarnya siswa Sekolah Dasar masih berpikir secara holistik atau menyeluruh. Dalam kurikulum 2006 Sekolah Dasar, keterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan yang ditekankan pembinaannya. Adapun standar kompetensi keterampilan menulis untuk kelas IV Sekolah Dasar adalah mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi secara tertulis dalam bentuk karangan, pengumuman, dan pantun anak. Karangan merupakan hasil suatu proses berpikir dan berkreasi yang berperan dalam mengolah gagasan serta menjadi alat untuk menyampaikan gagasannya Pembelajaran menulis di SDN Babadan 1 Ngrambe Ngawi juga ditentukan oleh kemampuan guru, motivasi, perhatian, keaktifan, dan kemandirian siswa untuk mengikuti proses pembelajaran di kelas. Apabila siswa mempunyai motifasi yang rendah, perhatian kurang, partisipasi aktif kurang, dan kemandirian siswa belajar kurang, pembelajaran menulis tidak akan bermakna lagi. Rendahnya motivasi siswa SDN Babadan 1 Ngrambe Ngawi dalam belajar menulis juga akan mengakibatkan rendahnya NOSI Volume 1, Nomor 3, Agustus 2013 Halaman 247

prestasi belajar menulis, dan rendahnya motivasi siswa dapat ditumbuhkan melalui peran guru dalam pembelajaran. Ketidakmampuan guru dalam menggunakan teknik yang menarik perhatian siswa dapat menyebabkan kelas kurang menyenangkan dan cenderung membosankan.tingkat partisipasi aktif siswa terhadap menulis rendah bisa terjadi karena proses pembelajaran guru cenderung mendominasi proses belajar mengajar dan tidak pernah memberi umpan balik pada siswa dalam pembelajaran menulis. Rendahnya mutu keterampilan menulis narasi siswa SDN Babadan 1 Ngrambe Ngawi disebabkan oleh kenyataan bahwa pembelajaran menulis dianaktirikan. Pada dasarnya terdapat empat komponen keterampilan berbahasa yang terdiri atas keterampilan menyimak (listening skills), keterampilan berbicara (speaking skills), keterampilan membaca kemudian metode diimplementasikan dalam bentuk teknik. Rendahnya kemampuan siswa dalam menulis juga ditemukan di kelas IV SDN Babadan 1 Ngrambe Ngawi yang merupakan barometer Sekolah Dasar di Kecamatan Ngrambe yaitu dalam kemampuan menulis karangan. Pada studi pendahuluan pembelajaran menulis karangan menunjukkan bahwa siswa yang tuntas dalam belajar sebanyak 5 siswa atau 25% dari jumlah keseluruhan yaitu 20 siswa, masih 15 siswa atau 75% yang belum mencapai ketuntasan belajar. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menulis narasi Menguatkan alasan penelitian ini adalah pendapat Allen tentang hubungan antara media pembelajaran dengan tujuan pembelajaran yang diulas oleh Ahmad Sudrajat. Dalam tabel hubungan antara media pembelajaran dengan tujuan pembelajaran ditunjukkan bahwa penyampaian keterampilan persepsi motorik dan pengembangan sikap, opini dan motivasi pada media pembelajaran gambar bergerak memiliki pengaruh dan peranan yang tinggi terhadap pebelajar. Sedangkan pada media pembelajaran gambar diam (tidak bergerak) memiliki peranan yang rendah terhadap pebelajar (Sudrajad A.: 2008a).. Dari dasar itulah, maka peneliti akan berusaha memanfaatkan media audiovisual dan sebagai media pembelajaran menulis. Pemanfaatan media ini tentunya akan mampu menjadi sarana meningkatkan kemampuan menulis narasi dalam pembelajaran bahasa Indonesia terutama dalam meningkatkan (reading skills), dan keterampilan menulis (writing skills). Dari empat komponen tersebut di atas, kemampuan menulis (writing skills) merupakan salah satu keterampilan yang harus dikuasai oleh siswa Sekolah Dasar kelas. Atas dasar itu, maka dapat juga dikatakan bahwa perubahan pendekatan struktural kepada pendekatan komunikatif dilatari oleh perubahan asumsi tentang pembelajaran bahasa yang sangat mendasar. Ini berarti pula bahwa sistem pembelajaran bahasa berubah sehingga perlu pemahaman dan penanganan yang serius, di samping perubahan pendekatan itu sendiri menuntut implementasi secara hirarkis, dalam arti bahwa pendekatan menurunkan metode, kemampuan menulis anak. Penulis NOSI Volume 1, Nomor 3, Agustus 2013 Halaman 248

melakukan penelitian yang berjudul Peningkatan Keterampilan Menulis Narasi Dengan Media Audiovisual Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Babadan 1 Ngrambe Ngawi. Tujuan Tujuan dalam penelitian ini dapat diketahui dari masalah yang akan dibuktikan melalui penelitian sebagai berikut. 1) Meningkatkan proses pembelajaran menulis narasi siswa kelas IV SDN Babadan 1 Ngrambe Ngawi dengan media Audiovisual. 2) Meningkatkan hasil belajar menulis narasi siswa kelas IV SDN Babadan 1 Ngrambe Ngawi dengan media Audiovisual. Hasil penelitian ini dapat memberikan jawaban atas fokus penelitian dan akan bermanfaat secara teoritis maupun praktis: Kegunaan Teoritis Hasil penelitian tindakan kelas ini dapat menambah teori pembelajaran menulis dan dapat dijadikan sebagai pengembangan strategi pembelajaran menulis di sekolah dasar,sekaligus sebagai sumbangan pemikiran bagi upaya peningkatan pembelajaran Bahasa Indonesia dalam rangka meningkatkan kemampuan menulis narasi pada siswa kelas IV di SDN Babadan 1 Ngrambe Ngawi Tahun Pelajaran 2012/2013 dengan media audivisual. Penelitian ini diharapkan kegiatan belajar mengajar, memberi penguatan pembelajaran, dan penggunaaan media pembelajaran. Bagi Siswa dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan media audiovisual khususnya menulis narasi. Bagi Kepala Sekolah dapat mengetahui tingkat keberhasilan proses pembelajaran di sekolah, khususnya Kelas IV di SDN Babadan 1 Ngrambe Ngawi. Bagi peneliti lain dapat menjadi alternative reference untuk penelitian lebih lanjut dengan fokus penelitian yang relatif sama. METODE Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan pendekatan kualitatif karena berusaha untuk memperoleh data verbal dan nonverbal yang secara potensial dapat dianalisis untuk mendapatkan makna dan informasi tentang kemampuan menulis narasi. Kedua jenis data tersebut diperoleh pada konteks latar alamiah, yakni dalam menulis narasi siswa kelas IV SDN Babadan 1 Ngrambe Ngawi. Data yang sudah terkumpul dianalisis secara deskriptif pada saat dan setelah penelitian berlangsung pada siswa kelas IV SDN Babadan 1 Ngrambe Ngawi. Hasil analisis dinyatakan dalam bentuk deskripsi fenomena-logis. Hal ini sesuai dengan prinsip penelitian tindakan kelas yang memiliki tiga ciri pokok menurut Arikunto (2010:110) adalah (1) inkuiri reflektif, berangkat dari adanya masalah menulis narasi siswa membawa manfaat bagi banyak pihak. Bagi guru, dengan penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kreativitas guru dalam melakukan kegiatan pembelajaran dengan menerapkan media audiovisual di kelas IV SDN Babadan 1 sehingga dapat meningkatkan Ngrambe Ngawi berdasarkan pada kemampuan guru dalam mengelola pelaksanaan tugas dan pengambilan NOSI Volume 1, Nomor 3, Agustus 2013 Halaman 249

tindakan yang harus diselesaikan; (2) kolaboratif, perbaikan proses dan hasil pembelajaran merupakan hasil berkolabarasi dengan guru kelas IV SDN Babadan 1 Ngrambe Ngawi; (3) reflektif, dilakukan penelitian berkelanjutan di kelas IV SDN Babadan 1 Ngrambe Ngawi ; (4) penelitian tindakan kelas bertujuan untuk memperbaiki pembelajaran menulis narasi siswa kelas IV SDN Babadan 1 Ngrambe Ngawi secara bertahap dan terus menerus selama kegiatan penelitian dilakukan. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK). Rancangan PTK digunakan dilakukan. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas direncanakan melalui beberapa tahap yang berlangsung dalam bentuk siklus, yang dikembangkan berdasarkan desain model Kemmis dan McTaggart (dalam Akbar, 2012:12). HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Siklus I Hasil sikus 1 menunjukkan bahwa siswa yang tuntas belajar sebanyak 14 siswa atau 70 % yang terdiri dari siswa yang mendapat nilai 91-100 ada 3 siswa atau 25%, yang mendapat nilai 74-83 sebanyak 11 siswa atau 91%, sedangkan siswa yang tidak tuntas sebanyak 4 siswa atau 33%. Hal tersebut menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pembelajaran dibandingkan dengan studi pendahuluan yang tuntas dalam pembelajaran menulis narasi sebanyak 4 siswa atau 33%. Hal ini tidak dapat dilepaskan dari perbedaan perlakuan yang semakin disempurnakan pada siklus I dari perlakuan sebelumnya yaitu kelemahan yang terdapat dalam studi karena beberapa alasan. Pertama, masalah yang akan dicarikan solusinya adalah masalah yang ditemukan dalam praktek pembelajaran menulis narasi dan intervensi yang dilakukan adalah untuk memperbaiki pembelajaran, meningkatkan hasil belajar, dan menemukan alternatife pengelolaan kelas yang lebih kondusif dalam pembelajaran menulis narasi. Kedua adanya kolaborasi antara peneliti dan guru kelas IV SDN Babadan 1 pendahuluan diperbaiki pada siklus I. Ngrambe Ngawi dalam hal Berdasarkan rangkaian perencanaan, pelaksanaan, dan penelitian hingga analisis data dapat pengambilan kesimpulan terhadap diketahui bahwa penerapan media proses pembelajaran menulis narasi audiovisual yang digunakan dalm dengan media audiovisual. Ketiga proses pembelajaran menyebabkan refleksi terhadap proses siswa mem-punyai pengalaman pembelajaran menulis narasi dengan belajar, sehingga dapat media audiovisual dilakukan secara meningkatkan kemampuan siswa berkelanjutan. dalam menulis narasi. Hal ini terlihat Tujuan utama PTK adalah dari hasil pembelajaran dengan memecahkan permasalahan nyata menerapkan media audiovisual, yang terjadi di dalam kelas. Kegiatan terjadi peningkatan pembelajaran penelitian ini tidak saja bertujuan dibandingkan dengan studi untuk memecahkan masalah, tetapi pendahuluan. sekaligus mencari jawaban ilmiah Berdasarkan analisis data mengapa hal tersebut dapat pada siklus I terlihat bahwa siswa dipecahkan dengan tindakan yang yang mencapai ketuntasan belajar NOSI Volume 1, Nomor 3, Agustus 2013 Halaman 250

sebanyak 14 siswa atau 70 % dari jumlah siswa yaitu 20 siswa, hal ini terjadi peningkatan belajar jika dibandingkan dengan studi pendahuluan. Pada studi pendahuluan siswa yang mencapai ketuntasan belajar sebanyak 4 siswa atau 33 % dari jumlah siswa yaitu 24 siswa di SDN Babadan 1 Ngrambe. Berdasarkan penjelasan di atas dapat dikatakan bahwa penerapan media audiovisual pada pembelajaran tahap I dinilai layak sebagai media pembelajaran, yaitu sebagai alternatif dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis narasi. Akan tetapi kelayakan penerapan media audiovisual belum ditunjang dengan proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan, hal ini terlihat pada aktivitas siswa dan aktivitas guru yang belum berjalan secara maksimal, sehingga belum timbul sinkronisasi antara strategi dengan kegiatan pembelajaran. Hal tersebut sedangkan siswa yang tidak tuntas sebanyak 1 siswa atau 5 %. Hal tersebut menunjukkan bahwa terjadi peningkatan yang sangat signifikan jika dibandingkan dengan pembelajaran studi pendahuluan dan pembelajaran tahap I. Dengan melihat peningkatan pada siklus II secara klasikal sudah mendapatkan hasil yang sangat memuaskan dan melebihi dari nilai KKM. KKM menulis narasi di SDN Babadan 1Ngrambe adalah 70 untuk siswa yang mencapai KKM sebanyak 20 siswa. Sedangkan secara individu siswa yang belum mencapai dari KKM sebanyak 1 siswa, untuk tindak lanjut dari 1 siswa yang belum tuntas akan diberi tindakan sendiri. Keberhasilan dari siklus II ini tidak dapat dilepaskan dari perbedaan perlakuan yang semakin disempurnakan pada tahap ke-1 dari pembelajaran siklus II. Berdasarkan analisis data pada tahap II terlihat bahwa siswa yang mencapai ketuntasan belajar sebanyak 19 siswa atau 95 % dari jumlah siswa yaitu 20 siswa, hal ini terjadi peningkatan belajar jika dibandingkan dengan tahap I. Pada tahap I siswa yang mencapai ketuntasan belajar sebanyak 14 siswa atau 70 % dari jumlah siswa yaitu 20 siswa. Berdasarkan kurikulum 2006 tersebut pembelajaran menulis kelas IV SD, kompetensi dasar yang dipilih adalah menyusun karangan berbagai topik sederhana dengan memperhatikan penggunakan pilihan kata dan kalimat yang tepat dengan memperhatikan penggunaan ejaan, huruf kapital, tanda baca dll. Berdasarkan kompetensi tersebut, hasil belajar yang tercantum dalam mengakibatkan kurang masksimalnya penerapan media audiovisual dalam kegiatan pembelajaran yang pada akhirnya hanya mampu meningkatkan kemampuan siswa hanya sebagian tidak keseluruhan siswa. Hasil pembelajaran pada siklus I yaitu hanya 14 siswa yang memenuhi standar ketuntasan belajar, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran pada tahap I dapat dikatakan belum berhasil, dan perlu diadakan perbaikan pembelajaran selanjutnya. Hasil Penelitian Siklus II Hasil Siklus II menunjukkan bahwa siswa yang tuntas belajar sebanyak 20 siswa atau 95 %, deskripsi kurikulum tersebut adalah NOSI Volume 1, Nomor 3, Agustus 2013 Halaman 251

dapat menulis narasi dengan penggunaan ejaan, huruf kapital, dan tanda baca dengan benar. Indikator hasil belajarnya, yakni (1) siswa mampu mencatat apa, siapa, kapan, dimana, mengapa, dan, bagaimana (5W + 1H) tentang peristiwa yang terjadi, dan (2) siswa mampu menulis deskripsi secara singkat, padat dan jelas (Depdiknas, 2003:15) Dalam pencapaian tujuan pembelajaran tersebut, guru harus membuat silabus, rencana pembelajaran, dan pedoman evaluasi. Dalam pengembangan silabus berbasis kompetensi langkahlangkahnya adalah penulisan identitas mata pelajaran, perumusan standar kompetensi, penentuan kompetensi dasar, penentuan materi pokok, penentuan pengalaman belajar, penentuan alokasi waktu, dan penentuan sumber bahan, (Majid, 2008:41). dan strategi. Dengan demikian, dari sisi tujuan dan prosedur pembelajaran hasil dan temuan penelitian ini sangat relevan dengan kurikulum KTSP bahasa Indonesia SDN Babadan 1 Ngrambe Ngawi. Kriteria penilaian terhadap keberhasilan atau peningkatan pembelajaran menulis narasi tentang berbagai tema atau dengan bahasa yang menarik dengan model karangan sederhana sangat ditekankan pada sejumlah aspek keberhasilan siswa sebagai berikut. Pertama, pada tahap pramenulis sejauh mana kemampuan siswa dalam mengidentifikasi unsur-unsur sesuai dengan syarat penulisan karangan sederhana, mengidentifikasi bagian isi tulisan karangan sedehana dengan memperhatikan penggunaan ejaan, huruf kapital, dan tanda baca. Kedua, pada tahap pemburaman bagaimana kemampuan siswa dalam Penyusunan rencana mengembangkan kerangka karangan pelaksanaan pembelajaran yang narasi menjadi tulisan narasi. Ketiga, sesuai dengan kompetensi dasar dari pada tahap perevisian bagaimana pembelajaran menulis narasi siswa kemampuan siswa dalam melakukan kelas IV melalaui media audiovisual previsi isi dan dalam penggunaan yang sesuai dengan unsur-unsur ejaan, huruf kapital dan tanda baca. penyusunan rencana pelaksanaan Pembelajaran Bahasa pembelajaran. Dalam menyusun RPP Indonesia berorientasi pada hakikat yang penekananya pada tercapainya belajar bahasa sebagai proses belajar indikator selain itu harus berkomunikasi, dan belajar sastra memperhitungkan alokasi waktunya. sebagai proses belajar menghargai Tujuan pembelajaran yang tercantum manusia dan nilai-nilai kebudayaan. dalam RPP berisikan penguasaan Oleh karena itu pembelajar-an kompetensi dasar yang merupakan Bahasa Indonesia diarahkan untuk target pencapaian yang ingin dicapai meningkatkan kemampuan siswa dalam proses pembelajaran. untuk berkomunikasi melalui Mencantumkan media audiovisual program pengembangan yang dipergunakan dalam pengetahuan, kemampu-an pembelajaran untuk menyampaikan berbahasa, dan sikap positif meteri dalam proses pembelajaran terhadap Bahasa Iindonesia. Siswa dengan mempertimbang-kan dilatih lebih banyak menggunakan komponen kurikulum, tahap menulis bahasa untuk berkomuni-kasi, tidak NOSI Volume 1, Nomor 3, Agustus 2013 Halaman 252

dituntut lebih banyak untuk menguasai pengetahuan tentang bahasa (Depdiknas, 2003:4). Kegiatan belajar mengajar menulis narasi dengan media audiovisual. Dalam hal pembelajaran dilaksanakan melalui aktifitas lisan dan tulis dengan menggunakan bahasa Indonesia sebagai alat komunikasinya. Tujuan pembelajaran menulis narasi siswa kelas IV SDN Babadan 1 Ngrambe Ngawi dalam penelitian ini dapat tercapai pada siklus I tetapi hasilnya tidak maksimal karena penerapan media audiovisual dalam proses pembelajaran yang belum maksimal sehingga berdasarkan refleksi diadakan perbaikan untuk siklus II, setelah selesai penelitian siklus II diperoleh peningkatan hasil yang sangat signifikan dibandingkan pada siklus I. Dengan hasil yang meningkat berarti penelitian ini sangat relevan dengan tujuan pembelajaran yang dicapai dalam proses pembelajaran. Keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran banyak tergantung pada prosesnya. Upaya mencapai tujuan pembelajaran bahasa Indonesia yang efektif dan efisien, guru harus bisa memilih meningkatkan keterampilan menulis narasi dengan media audiovisual, menurut Mulyasa (2006 :107) penggunaan metode yang tepat akan turut menentukan efektifitas dan efisien pembelajaran. Penelitian tindakan kelas pada setiap tahap mempunyai dua kali pertemuan. Hal tersebut dilakukan karena mengikuti langkahlanglah dari rencana pembelajaran yang telah dibuatnya. Pertemuan 1 adalah implementasi media audiovisual diisi dengan kegiatan menyaksikan media yang ditayangkan guru, mengidentifikasi, selanjutnya menyusun kerangka karangan sederhana. Pertemuan 2 adalah implementasi media audiovisual mengembangkan kerangka karangan, kerangka karangan akan dikembangkan dalam bentuk karangan sederhana dengan memperhatikan penggunaan ejaan, huruf kapital, dan tanda baca. Berdasarkan beberapa temuan data di lapangan yang dilakukan oleh peneliti dengan mitra kolaborator terkait dengan implementasi media audiovisual dalam pembelajaran menulis narasi. Media audiovisual dapat meningkatkan keterampilan menulis narasi siswa secara signifikan baik secara induvidu maupun secara klasikal. Dengan melihat hasil penelitian menulis narasi siswa kelas IV SDN Babadan 1 Ngrambe Ngawi sehingga dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran menulis narasi pada Sekolah Dasar dapat menggunakan media audiovisual dalam proses pembelajaran, atau dalam pembelajaran menulis lainya. Berdasarkan kondisi awal sebelum tindakan, yaitu keterampilan media dan menggunakan strategi yang tepat guna, guna merealisasikan tujuan yang hendak dicapai. Hal tersebut didasari oleh asumsi, bahwa ketepatan guru dalam memilih media dan strategi pembelajaran akan berpengaruh terhadap keberhasilan pembelajaran, karena media dan strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru berpengaruh terhadap kualitas PBM yang dilakukannya. Metode yang digunakan bertujuan untuk mencapai tujuan yang diinginkan dalam siswa dalam menulis narasi kurang, NOSI Volume 1, Nomor 3, Agustus 2013 Halaman 253

hal ini terlihat dari nilai formatif awal pembelajaran menulis narasi. Dari nilai formatif awal pada studi pendahuluan, terlihat bahwa siswa yang tuntas sebanyak 4 siswa atau 20 %, sedangkan siswa yang tidak tuntas sebanyak 16 siswa atau 80 %. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa studi pendahuluan tidak mencapai standar ketuntasan, maka perlu diadakan perbaikan pembelajaran. Berdasarkan hasil refleksi studi pendahuluan dapat disimpulkan bahwa siswa kurang mempunyai pengalaman belajar dalam menulis narasi yang SIMPULAN DAN SARAN Secara umum dapat disimpulkan bahwa kemampuan menulis menulis narasi dengan media audiovisual pada siswa kelas IV SDN Babadan 1 Ngawi dapat ditingkatkan. Peningkatan kemampuan tersebut dilakukan melalui pelaksanaan tindakan dalam dua siklus. Hasil yang diperoleh dalam pelaksanaan penilitian adalah peningkatan kemampuan selama proses pembelajaran dan hasil dari pembelajaran menulis narasi siswa kelas IV SDN Babadan 1 Ngawi. Peningkatan kemampuan siswa dalam menulis narasi dapat terlihat selama proses pembelajaran dan hasil akhir siswa secara individu. Hasil akhir siswa yang menunjukan terjadinya peningkatan kemampuan dalam menulis narasi dapat dilihat pada setiap tahapan dalam menulis, dari tahap pramenulis, tahap pemburaman, tahap perevisian, dan tahap pemublikasian. Hasil dari kemampuan siswa dalam menulis narasi pada setiap tahap mengalami peningkatan secara signifikan. Saran-saran Berdasarkan hasil dan temuan penelitian, berikut akan dikemukakan beberapa saran. Guru Bahasa Indonesia kelas IV hendaknya (a) merancang rencana pembelajaran dengan menempatkan siswa sebagai pusat aktivitas pembelajaran, (b) memadukan tahapan menulis narasi dengan media audiovisual, (c) menggunakan media pembelajaran yang merangsang anak sehingga mampu menulis narasi dengan baik, (d) guru disarankan untuk senantiasa menerapkan media audiovisual sebagai salah satu alternatif model pembelajaran menulis naras. Latar belakang dan subjek penelitiannya terbatas pada siswa kelas IV SDN Babadan 1 Ngawi. Dengan demikian, disarankan kepada peneliti lain untuk menindaklanjuti hasil dan temuan penelitian ini dengan cara: (1) memperluas jangkauan latar dan subjek, (2 ) memperdalam analisis menyangkut komponen-komponen pembelajaran yang lain, (3) untuk meneliti keefektifan media audiovisual dengan menggambarkan desain eksperimen, dan (3) melakukan penelitian serupa dalam konteks pembelajaran menulis jenis yang lainnya. DAFTAR RUJUKAN Akbar, a adun. 2012. Modul Pengem-bangan Penelitian Tindakan Kelas SD. Arikunto, Suharsimi. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Kurikulum Bahasa NOSI Volume 1, Nomor 3, Agustus 2013 Halaman 254

Indonesia 2004. Jakarta: Depdiknas Departemen Pendidikan Nasional. 2006. Kurikulum 2006 Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta: Depdiknas. Majid, Abdul. 2008. Perencanaan Pembelajaran, Bandung: Remaja Rosda Karya. Mulyasa. 2006. Implementasi Kuriku-lum 2006. Bandung : Rosdakarya Sudrajad, A. 2008a. Media Pembelajar-an, (online), (http://akhmadsudrajat. wordpress.com/2008/01/12/medi a-pembelajaran/, diakses 31 Januari 2013). NOSI Volume 1, Nomor 3, Agustus 2013 Halaman 255