Scientific News Magazine Edisi September 2016

dokumen-dokumen yang mirip
Linux, Ubuntu, FOSS, Dan Smart City

Smart City Manfaat, Implementasi, dan Keamanan

Integrasi dan Migrasi Sistem Teknologi Informasi TI024329

Scientific News Magazine Edisi September 2016

USER ACCEPTED TESTING PADA UBUD SMART TOURISM UNTUK EDUKASI TIK BAGI PARA PELAKU PARIWISATA

BAB II DATA & ANALISA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PANDUAN PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan dalam memberikan pelayanan kepada para pelanggan. Sedangkan

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA. P a r a d i g m a K e m i s k i n a n

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Umum Kota Bandung

KAJIAN KRITERIA DAN INDIKATOR PENILAIAN SMART CITY DI INDONESIA

Smart City, Menuju Kota Kita Yang Dnamis dan Smart Kota Yang Menjadi Impian Masyarakat

TEORI Kota Cerdas dari Dimensi Mobilitas Cerdas

S TIKMA Internasional

SMART CITY untuk DEPOK BERSAHABAT. Dr. Prihandoko, MIT Talkshow Depok ICT Award Mei 2017

The Benefit of Android in Information System (2-hbs) Cafe Legian Sulanjana Bandung 15 Maret 2014

OVERVIEW ECOTOWN KOTA BANDUNG. Bandung, 9 Desember 2011

MSP FOR EDUCATION INDUSTRY

Sensing (Penginderaan)

SISTEM PERPUSTAKAAN MENGGUNAKAN RADIO FREQUENCY IDENTIFICATION (RFID) DENGAN PENDEKATAN SMART CITY TUGAS AKHIR

BERITA RESMI STATISTIK

BAB I PENDAHULUAN. kompleksitas seluruh permasalahan perkotaan. Permasalahan kota yang

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB I PENDAHULUAN. dan kemandirian. Berdasarkan UU No 32 Tahun 2004 Pasal 1 Angka 5 memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan proses pembangunan yang. dilaksanakan oleh suatu daerah atau negara dalam rangka memakmurkan warga

SMART CITY MAKALAH. Disusun sebagai tugas mata kuliah Regulasi Telematika

3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. diproduksi dan jumlahnya yang tetap, namun kebutuhan akan lahan terus

dadang-solihin.blogspot.com 2

PROGRAM INOVASI RS INDERA

Tantangan vs Kesempatan. Perubahan. Tantangan: Krisis Keuangan Global, Prubahan

BAB I PENDAHULUAN. rakyat di Indonesia, terlebih di Bali, yang tidak memiliki sumber energi yang

I. PENDAHULUAN. saat Revolusi Hijau pada tahun 1980-an. Revolusi hijau merupakan teknik

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan merupakan suatu keadaan dimana seseorang berpenghasilan rendah,

RPJMD Kota Pekanbaru Tahun

5. Pelaksanaan urusan tata usaha; dan

TENTANG KAMI. e I I

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

18 Desember STRATEGI PEMBANGUNAN METROPOLITAN Sebagai Pusat Kegiatan Global yang Berkelanjutan

TIPOLOGI WILAYAH BALI HASIL PENDATAAN POTENSI DESA (PODES) 2014

BAB I PENDAHULUAN. produktif secara sosial dan ekonomis. Masyarakat berperan serta, baik secara perseorangan

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH

PENGEMBANGAN SNI DALAM MENDUKUNG SMART CITY DI INDONESIA. Makassar, 24 Oktober 2017 Badan Standardisasi Nasional

Sosialisasi ARN 2016 Komisi Teknis Bidang Energi. Samarinda, 20 Desember 2016 Dr. Ir. Arnold Soetrisnanto Ketua Komtek Energi Dewan Riset Nasional 1

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

OTT Over The Top. I Putu Agus Eka Pratama, ST MT Information Network and System (INS) research lab STEI ITB 9 Desember 2014

BAB I PENDAHULUAN. suatu perhatian khusus terhadap pembangunan ekonomi. Perekonomian suatu

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai luas daratan ± 5.632,86 Km². Bali dibagi menjadi 8 kabupaten dan 1 Kota

3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung

Green Constitution Sebagai Upaya Untuk Menguatkan Norma Lingkungan Hidup Oleh: Meirina Fajarwati *

Pembangunan Smart City Septo Indarto (Team Double S)

BAB I PENDAHULUAN. wisatawan baik domestik maupun mancanegara, dan telah menjadi salah satu

Visi TERWUJUDNYA KOTA JAMBI SEBAGAI PUSAT PERDAGANGAN DAN JASA BERBASIS MASYARAKAT YANG BERAKHLAK DAN BERBUDAYA. Misi

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pelayanan mendasar bagi masyarakat kota. Sejalan dengan fungsi ini,

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Kota-kota di Indonesia tengah mengalami perkembangan populasi yang sangat

STRATEGI IMPLEMENTASI SMART CITY. Oleh :

Layanan TIK dan Pembangunan Smart City

ABSTRAK. Kata Kunci: pendidikan, Pasraman, pengetahuan, agama Hindu

2011 Petunjuk Teknis Program HIBAH MITI

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian masih sangat penting bagi perekonomian nasional. Hal

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan alat yang digunakan untuk mencapai tujuan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

pemerintah dan lembaga pelayanan itu sendiri. Dalam menjalankan fungsinya Rumah Sakit dapat menimbulkan gangguan kesehatan bagi karyawan, pasien,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan utama dari usaha-usaha pembangunan, selain menciptakan

Seuntai Kata. Denpasar, November 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Bali. Ir. I Gde Suarsa, M.Si.

Oleh: Tim IPB1 Serpong, 24 Mei 2016 EVALUASI SEMENTARA

TINGKAT KESIAPAN KOTA SURAKARTA TERHADAP DIMENSI MOBILITAS CERDAS (SMART MOBILITY) SEBAGAI BAGIAN DARI KONSEP KOTA CERDAS (SMART CITY)

Tren Teknologi Informasi dan Komunikasi Indonesia ICT Whitepaper

BAB I PENDAHULUAN. mengurus daerahnya sendiri, sesuai dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Raden Roby Maulidan, 2014 Kesiapan Warga Kampus UPI Menuju ECO-Campus

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Wilayah negara Indonesia terbentang dari Sabang sampai Merauke. Setiap

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB I PENDAHULUAN. indeks pembangunan manusia (Badan Pusat Statistik, 2013). Walaupun Indonesia

I. PENDAHULUAN. dengan besarnya jumlah penduduk yang ada. Banyaknya penduduk yang ada

Pemrograman Aplikasi Berbasis Sistem Komputer. KTP Online. Nama : Andreas NIM : Departemen Teknologi Informasi

TUGAS MAKALAH ENTERPRISE RESOURCE PLANING TI029309

KATA PENGANTAR. Denpasar, Juni 2016 Penulis. Perdana Putra NIM

BAB I PENDAHULUAN. Pusat Penelitian dan Pengembangan Ternak Sapi Bali di Kabupaten Tabanan 1

SEMINAR INTERNASIONAL, SEMINAR NASIONAL, DAN SIMPOSIUM DIES NATALIS UB KE-53 (11-12 Februari 2016)

BAB 5 HASIL PEMBAHASAN DESAIN

Integrasi dan Migrasi Sistem Teknologi Informasi TI024329

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan sistem transportasi merupakan prasarana dan sarana yang

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN I TAHUN 2012

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

I PENDAHULUAN. kehutanan, perternakan, dan perikanan. Untuk mewujudkan pertanian yang

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA / LEMBAGA (RKA-KL) TAHUN 2017 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI UNTUK MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

Penataan Bukit Gombel, Semarang dengan Bangunan multifungsi Penekanan pada Green Architecture

PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN I TAHUN 2013

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG

Perihal: Penyelenggaraan PREINEXUS OLYMPIC 2017

BAB I PENDAHULUAN Gambaran Kondisi Kepariwisataan Daerah Bali. satu Kotamadya, yang diantaranya: Kabupaten Badung, Kabupaten Buleleng,

Good Governance. Etika Bisnis

Transkripsi:

Smart City, Smart Campus, dan Jalan Bagi Universitas Udayana untuk Mewujudkannya I Putu Agus Eka Pratama, S.T., M.T. Jurusan Teknologi Informasi, Fakultas Teknik, Universitas Udayana Email: eka.pratama@unud.ac.id Highlight Konsep Smart City telah banyak diterapkan di berbagai kota dan daerah di dunia, termasuk juga di Indonesia. Salah satu bidang dari Smart City adalah pada perguruan tinggi berupa Smart Campus. Universitas Udayana sebagai salah satu perguruan tinggi terbaik di Bali dan Indonesia, sejatinya memiliki jalan untuk mewujudkan Smart Campus, sekaligus memberikan kontribusi nyata kepada Bali dan Indonesia yang tengah mewujudkan Smart City di berbagai bidang. Tulisan ini menguraikan tentang Smart City dan Smart Campus, serta upaya yang dapat dilakukan oleh Universitas Udayana untuk mewujudkannya. Kata kunci : Smart City, Smart Campus, Universitas Udayana @2016. I Putu Agus Eka Pratama. All rights reserved Pendahuluan Saat ini, di berbagai kota dan daerah di dunia (termasuk juga di sejumlah kota dan daerah di Indonesia), Smart City menjadi sebuah konsep, gerakan, sekaligus salah satu topik perbincangan yang begitu ramai dibicarakan dan diimplementasikan pada berbagai bidang kehidupan. Melihat ke belakang, istilah Smart City sejatinya pertama kali dikemukakan oleh Samuel Palmisano dari IBM di tahun 2008, melalui konsep yang disebut dengan Smarter Planet [1]. Konsep Smarter Planet sendiri merupakan sebuah konsep untuk menjadikan dunia ini (Planet Bumi) menjadi lebih pintar di dalam menyikapi berbagai permasalahan yang terjadi serta pengelolaan potensi-potensi yang ada, berbasiskan kepada teknologi informasi, dengan disertai peran dari pemerintah, swasta, akademisi, dan masyarakat. Tentunya, konsep Smarter Planet tidak akan berjalan apabila setiap kota dan daerah di dunia ini, tidak menjadi Smart City atau kota pintar. Smart City atau kota pintar, merupakan sebuah konsep pada suatu kota untuk menyelesaikan permasalahan yang dialami oleh kota bersangkutan, sekaligus mengelola potensi-potensi yang dimiliki oleh kota tersebut, dengan berbasiskan kepada teknologi informasi. Tujuan dari Smart City adalah untuk mewujudkan kondisi kota yang aman, nyaman, serta memiliki kekuatan ekonomi dan daya saing. Seiring dengan berjalannya konsep Smart City dan konsep awal berupa Smarter Planet, serta makin luasnya cakupan bidang dari Smart City, maka Smart City tidak lagi terbatas hanya pada suatu kota (City) saja, tapi juga pada bentuk tatanan hirarki suatu daerah atau geografis. Misalkan saja ruang lingkup negara, propinsi, pulau, desa, maupun pada sekolah dan perguruan tinggi. E-ISSN: 2528-3049 1

Uraian Isi Kembali mengenai Smart City, pertanyaan mendasarnya adalah apa saja yang menjadi kriteria dari suatu kota atau daerah dapat dikatakan Smart (pintar)? Setidaknya, untuk dapat dikatakan Smart, maka sebuah kota atau daerah, hendaknya dapat melakukan tiga hal berikut: 1 Dapat mengetahui kondisi dan keadaan kota atau daerah melalui proses pemindaian (Sensing) berbasiskan teknologi informasi. 2 Mampu memahami kondisi dan keadaan kota secara lebih jauh (Understanding) dengan melibatkan peran dari Human Brain (Brainware), yang dalam hal ini mencakup pemerintah setempat, masyarakat, swasta, dan institusi pendidikan (akademisi). 3 Mampu melakukan tindakan atau aksi nyata terhadap permasalahan yang dihadapi (Action), yang melibatkan keempat elemen tersebut (pemerintah, masyarakat, swasta, institusi pendidikan) secara kompak. Sejalan dengan hal ini, Rudolf Giffinger, di dalam salah satu tulisannya mengenai Smart City pada sejumlah kota besar di Eropa, membagi Smart City ke dalam enam buah karakteristik utama. Keenam buah karakteristik ini menjadi dimensi sekaligus menggambarkan kemampuan kota bersangkutan di dalam mengelola potensi yang ada maupun menyelesaikan permasalahan yang terjadi atau dialami. Adapun keenam buah karakteristik tersebut, meliputi: 1 Smart Economy Kota diharapkan dapat menjadi tempat berlangsungnya kegiatan ekonomi yang berkelanjutan. Hal ini dapat diwujudkan melalui adanya produktivitas yang tinggi, yang diikuti dengan semangat untuk melakukan inovasi. Misalkan dengan adanya industri kreaktif, industri digital, kewirausahaan (enterpreneurship), didukung dengan infrastruktur dan regulasi. 2 Smart Mobility Kota diharapkan mampu mewujudkan penyediaan infrastruktur, sistem, dan layanan transportasi (darat, air, udara) yang aman, nyaman, dan inovatif, yang mendukung proses mobilitas masyarakat. Intelligent Transportation System (ITS) merupakan salah satu konsep pemanfaatan teknologi informasi untuk mewujudkan Smart Mobility pada bidang transportasi. 3 Smart Environment Kota diharapkan dapat mewujudkan pemanfaatan teknologi informasi yang ramah lingkungan, sehingga mampu mewujudkan lingkungan yang aman, nyaman, lestari, sehat, bersahabat bagi masyarakat dan makhluk hidup lainnya, serta memiliki keberlangsungan hidup (Sustainalibility) yang tinggi. Konsep dan implementasi berupa Green Computing dan Smart Grid, bertujuan untuk membantu mewujudkan Smart Environment. 4 Smart People Kota diharapkan tidak hanya mampu mewujudkan sistem yang Smart (dengan berbasiskan kepada teknologi informasi), tapi juga masyarakat yang Smart. Masyarakat pada kota bersangkutan diharapkan mampu berperan aktif di dalam mewujudkan, menjaga, serta mengembangkan Smart City. Masyarakat pada E-ISSN: 2528-3049 2

tipe ini memiliki jiwa dan semangat kreaktifitas yang tinggi, yang diikuti dengan toleransi, ramah, serta memiliki pikiran yang terbuka (Open Mind). 5 Smart Living Kota diharapkan dapat mewujudkan proses kehidupan yang lebih baik (berbasiskan kepada teknologi informasi), yang mencakup kualitas hidup masyarakat (Quality Of Life) dan budaya (Culture) yang telah berjalan di masyarakat. Untuk mewujudkan karakteristik ini, dapat dilakukan melalui penyediaan dukungan infrastruktur (listrik, internet, jalan raya), penanganan masalah di masyarakat (sosial, kesehatan, lingkungan), serta pelestarian budaya, dengan memanfaatkan teknologi informasi. 6 Smart Governance Kota diharapkan memiliki tata kelola yang baik untuk mewujudkan Smart City, yang mana dalam hal ini memerlukan kerja sama yang baik antara pemerintah (sebagai pemegang kewenangan) dan masyarakat. Transparansi jalannya pemerintahan, keterbukaan, dukungan masyarakat terhadap pemerintah yang berjalan, serta partisipasi aktif dari masyarakat dan pemerintah, menjadi kunci utama untuk mewujudkan Smart Governance. Suatu kota dapat memiliki dan mewujudkan satu, beberapa, maupun keenam buah karakteristik Smart City yang telah disebutkan oleh Giffinger di atas. Dari keenam buah karakteristik tersebut, terlihat bahwa untuk mewujudkan Smart City pada suatu kota, diperlukan adanya kerja sama yang baik antara pemerintah, masyarakat, institusi pendidikan, dan pihak swasta, yang diikuti dengan kerja keras dan keinginan bersama untuk mewujudkan Smart City. Smart City harus memiliki dukungan yang baik dan kuat dari sisi infrastruktur, teknologi, tata kelola, kebijakan, hingga Sumber Daya Manusia (SDM). Smart City menghubungkan kompleksitas dari semua keilmuan yang ada. Smart City tidak cukup hanya menghandalkan teknologi semata, meskipun jika diuraikan lebih lanjut, terdapat sejumlah konsep dan terapan teknologi, antara lain Cloud Computing, Internet of Things (IOT), Intelligent Transportation System, Augmented Reality, dan sebagainya [3], yang diperlukan di dalam mewujudkan Smart City. Di samping membutuhkan SDM yang handal di bidang teknologiteknologi tersebut, dibutuhkan juga adanya SDM yang handal di bidang ilmu lainnya yang dapat saling berhubungan satu sama lain. Smart Campus merupakan salah satu bidang implementasi dari Smart City pada lingkungan perguruan tinggi (Campus). Isham Shahrour dari Polytech'Lille France, menyatakan bahwa Smart Campus muncul sebagai respon dari keterkaitan antara sebuah kota (City) dengan sebuah institusi pendidikan berupa perguruan tinggi (Campus) [4]. Setidaknya, setiap kota besar di dunia pasti memiliki sebuah perguruan tinggi. Selain itu, keberadaan sebuah kampus pada suatu daerah, secara tidak langsung akan membentuk tatanan sebuah kota, meskipun sebuah kota kecil (Town), yang meliputi pemukiman civitas akademik (mahasiswa, dosen, pegawai), masyarakat setempat, pemerintahan, dan swasta. Hal ini akan berhubungan dengan tata ruang, sanitasi, interaksi sosial, dan lainnya, yang umum terjadi pada suatu kota. E-ISSN: 2528-3049 3

Johannes Schoning dari Hasselt University Belgia, melengkapi pendapat dari Isham Shahrour dengan penambahan bahwa sebuah perguruan tinggi (Campus) akan membentuk masyarakatnya sendiri (Citizen). Sehingga diharapkan, sebuah perguruan tinggi yang baik akan menghasilkan masyarakat yang baik pula. Demikian pula halnya dengan implementasi Smart Campus, diharapkan dapat mewujudkan Smart Citizen. Smart Citizen adalah salah satu modal untuk mewujudkan Smart City, sehingga dapat dikatakan bahwa Smart Campus merupakan ruang inkubator di dalam mewujudkan Smart City pada suatu kota atau daerah [5]. Universitas Udayana merupakan salah satu perguruan tinggi terbaik di Indonesia, sekaligus menjadi salah satu yang terbaik di Propinsi Bali. Propinsi Bali sendiri, melalui ibukota propinsi (Kota Denpasar) maupun sejumlah daerah lainnya (Kabupaten Badung, Jembrana, Buleleng, Gianyar, dan lainnya), telah mulai merencanakan konsep dan implementasi Smart City pada satu atau beberapa buah bidang, sesuai dengan potensi yang dimiliki oleh daerah bersangkutan maupun sebagai solusi terhadap masalah yang dihadapi oleh daerah tersebut. Sebagai salah satu wujud dari Tri Dharma Perguruan Tinggi, maka sudah sepantasnyalah apabila perguruan tinggi (dalam hal ini Universitas Udayana) berperan aktif ke masyarakat, antara lain kepada Propinsi Bali maupun daerahdaerah lainnya di Bali. Wujud peran aktif ini, dapat dilakukan melalui implementasi Smart Campus pada Universitas Udayana, yang diharapkan dapat menciptakan Smart Citizen akademisi Universitas Udayana, yang meliputi dosen, mahasiswa, alumni, dan pegawai. Dengan beragam disiplin ilmu yang ada pada Universitas Udayana (melalui fakultas yang dimilikinya) serta kemampuan SDM yang dimilikinya, maka upaya untuk mewujudkan Smart Campus pada Universitas Udayana bukanlah hal yang mustahil. Universitas Udayana perlu mewujudkan bentuk kerja sama yang baik dengan berbagai pihak, yang meliputi pemerintah, swasta, dan sesama institusi pendidikan. Sehingga diharapkan, akan mendukung implementasi Smart Campus pada Universitas Udayana, yang meliputi lima hal : Smart Technology (teknologi), Smart Governance (tata kelola), Smart Environment (lingkungan akademis), Smart Service (layanan akademik), dan Smart Policy (aturan dan kebijakan). Tentu akan panjang apabila diuraikan secara detail langkah dari kelima hal tersebut. Namun secara garis besar dapat disimpulkan bahwa, apabila Universitas Udayana ingin mewujudkan Smart Campus, maka tidak cukup hanya dengan mengandalkan infrastruktur dan teknologi informasi semata, tapi juga hal-hal lainnya (teknis dan non teknis), yang tentunya melibatkan peran serta dari berbagai pihak dari berbagai bidang atau disiplin ilmu. Hal ini tidaklah sulit, namun juga tidak dapat dikatakan mudah, sebab membutuhkan usaha, proses, waktu, tenaga, dan biaya. Sebagai contoh, manajemen layanan akademik Universitas Udayana, secara teknologi, dapat melibatkan fakultas ataupun program studi yang berhubungan dengan bidang ini untuk dapat menciptakan cetak biru (Blue Print), desain sistem, desain aplikasi, hingga implementasi, pengujian, dan pengembangan berkelanjutan. Untuk mewujudkan lingkungan yang asri dan sehat guna menunjang proses belajarmengajar dan riset yang baik, maka tata kelola ruang, bangunan, dan lingkungan, E-ISSN: 2528-3049 4

dapat melibatkan fakultas dan (atau) program studi yang berhubungan dengan hal ini. Misalkan mendesain dan membuat bangunan baru, memperbaiki bangunan lama, manajemen ruangan, penghijauan lingkungan kampus/fakultas/jurusan, pemanfaatan sumber energi ramah lingkungan, pengelolaan limbah dan sampah, peraturan akademik, kurikulum, tata kelola parkir, manajemen air, manajemen keuangan, manajemen data, manajemen Sumber Daya Manusia, Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI), penelitian, dan lain sebagainya. Dengan terwujudnya Smart Campus pada Universitas Udayana, maka akan memudahkan di dalam proses terwujudnya Smart City pada sejumlah daerah di Bali, termasuk juga kota dan Propinsi Bali itu sendiri. Sumber Daya Manusia (SDM) berkualitas dari Universitas Udayana, yang meliputi dosen, mahasiswa, dan alumni, akan menjadi motor utama penggerak jalannya proyek Smart City pada daerah-daerah di Bali, sesuai dengan bidang ilmunya masing-masing. Kolaborasi yang baik antar fakultas, ditambah dengan kerja sama melibatkan pemerintah, pihak swasta, dan sesama institusi pendidikan lainnya (perguruan tinggi, sekolah), akan menyempurnakan wacana mengenai implementasi Smart City di Bali, baik yang tengah direncanakan maupun yang sedang berjalan. Sebut saja di antaranya adalah Bali Smart Island oleh Pemerintah Provinsi Bali, Denpasar Smart City oleh Pemerintah Kota Denpasar, ataupun Smart City/Regency yang akan dicoba untuk diwujudkan oleh kabupaten-kabupaten di Bali (Badung, Gianyar, Buleleng, Jembrana, Klungkung, Bangli, Karangasem). Kesimpulan Smart City yang diawali dengan Smarter Planet dari IBM, kemudian meluas penerapanya di seluruh dunia, termasuk juga di Indonesia. Salah satu bidang dari Smart City adalah Smart Campus, serta keduanya ini memiliki hubungan erat. Universitas Udayana memiliki potensi besar untuk mewujudkan Smart Campus, serta terdapat jalan untuk mewujudkan hal tersebut. Apabila Smart Campus terwujud pada Universitas Udayana, maka akan membantu terwujudnya Smart City di Propinsi Bali dan daerah-daerah lainnya di Bali, melalui peran serta civitas akademisi Universitas Udayana, bersama dengan pemerintah, masyarakat, swasta, dan institusi pendidikan lainnya. Manfaat yang diperoleh melalui penerapan Smart City, secara garis besarnya, akan dinikmati oleh semua pihak. Referensi 1. Palmisano, Samuel. Welcome to the Decade of Smart. IBM. 2010. 2. Giffinger, Rudolf. Smart Cities European Smart Cities: The Need for A Place Related Understanding. Edinburg. 2011. 3. Eka Pratama, I Putu Agus. Smart City Beserta Cloud Computing Dan Teknologi-Teknologi Pendukung Lainnya. Penerbit Informatika. Bandung. 2014. 4. Shahrour, Isam. Smart Campus an Effective Concept for the Development of the Smart and Sustainable City. Polytech Lille France. 2014. E-ISSN: 2528-3049 5

5. Schoning, Johannes. From Smart Cities to Smart Campus Supporting the Campus Citizen. Hasselt University Belgium. 2013. E-ISSN: 2528-3049 6