PROFIL PERUSAHAAN A. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PERUSAHAAN

dokumen-dokumen yang mirip
II. PROFIL PERUSAHAAN

PROYEK AKHIR SISTEM MANAJEMEN MUTU PERUSAHAAN SARI ROTI. PT NIPPON INDOSARI CORPINDO,Tbk.

IV. KONDISI SISTEM ANTRIAN DI PT NIPPON INDOSARI CORPINDO

IV. KEADAAN PERUSAHAAN

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Menimbang Bahan Menimbang harus dilakukan dengan teliti dan tepat memilih alat Ssesuai dengan berat bahan yang akan ditimbang.

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN PANGAN

III METODE PENELITIAN

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1. Menambah wawasan serta pengetahuan yang lebih luas tentang bidang produksi yang dijalankan dari Pihak Instansi terkait.

II. TINJAUAN PUSTAKA. menggunakan ragi (Saccharomyces cerevisiae) dan bahan pengembang lainnya

BAB 1 PENDAHULUAN. usaha. Kegiatan memproduksi barang dan jasa merupakan ciri khas dari adanya

AUDIT PROSES PRODUKSI ROTI MANIS ISI DI PT NIPPON INDOSARI CORPINDO TBK. CIKARANG, BEKASI SKRIPSI ARUM NURHANDAYANI F

BAB I PENDAHULUAN. laba yang diinginkan, menjaga kelangsungan hidup dan perkembangan

BAB III OBYEK PENELITIAN. melakukan penelitian, yang meliputi dari awal suatu penelitian sampai pada akhir

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

CARA PEMBUATAN ROTI MANIS

BAB V PROSES PENGOLAHAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

PROSES PRODUKSI ROTI MANIS DI VIRGIN CAKE & BAKERY SEMARANG

BAB 1 PENDAHULUAN. PT. Federal Karyatama adalah suatu perusahaan yang bergerak di bidang

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN. Jakarta pada tahun PT BBU merupakan perusahaan pabrikasi dengan

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

Teknik tarik lipat pada proses Mixing Dough

LOGO BAKING TITIS SARI

KONDISI UMUM PERUSAHAAN

: 1. Mengetahui cara pembuatan roti standart dan roti wortel serta untuk. 2. Mengetahui volume adonan roti standart dan adonan roti wortel

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. beralamat di Jalan Prepedan Raya No 54, Kalideres, Jakarta Barat.

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA

BAB II GAMBARAN UMUM USAHA ROTI BOBO. 1980an oleh bapak Tedy Gunawan. Lokasi perusahaan beralamat di Jalan Kuras

BAB III STRUKTUR ORGANISASI DAN PENGELOLAAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. bidang packaging, seperti membuat bungkusan dari suatu produk seperti, chiki,

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. pada tahun 2003 sebagai perusahaan joint venture antara Indonesia Belanda.

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. dalam bidang industri pengolahan minyak goreng. Perusahaan Permata Hijau

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Proses Pembuatan Roti

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu lembaga yang diorganisir dan dijalankan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. negara. Dampak negatif dari hal tersebut adalah banyaknya warga negara yang

BAB X PENGAWASAN MUTU

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK. maka para pengusaha AMDK berusaha mengemas tempat untuk air agar konsumen

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

PENGOLAHAN ROTI DI UD MATAHARI PASURUAN LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN PANGAN

BAB I PENDAHULUAN. pada tanggal 4 September 2003 yang beralamat di JL. Raya R.C Veteran no

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

SKRIPSI PENYUSUNAN RENCANA HAZARD ANALYSIS CRITICAL CONTROL POINTS (HACCP) DI PT PANGAN RAHMAT BUANA, SENTUL - BOGOR

BAB II IDENTIFIKASI DATA. A. Data Produk

BAB 1 PENDAHULUAN. diare, dan lain-lain, bagi orang-orang yang menderita lactose intolerance.

BAB III PEMBAHASAN. produksi makanan berupa pia dan roti saronde. Kata Saronde diambil karena

IV. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. industry Adijaya Bakery.Home industry ini terletak di Kompleks Ruko Wijaya

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahan baku merupakan salah satu unsur yang menentukan kelancaran proses

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan ekonomi yang semakin cepat menimbulkan pesatnya

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penyangraian bahan bakunya (tepung beras) terlebih dahulu, dituangkan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

I PENDAHULUAN. Umumnya dalam sebuah penelitian diawali dengan identifikasi masalah. hipotesis dan sekaligus untuk menjawab permasalahan penelitian.

PROSES PENGOLAHAN ROTI TAWAR DAN ROTI MANIS DI RAMAYANA BAKERY SURABAYA

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. dasar yang dimuat dalam akta tanggal delapan April seribu sembilanratus

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN. kertas, dimana dapat diklarifikasikan dalam 2 (dua) kelompok besar, yaitu :

BAB IV PEMBAHASAN. Food Industries yang akan dibahas antara lain adalah: a) Tahapan audit yang dilakukan (survei pendahuluan dan evaluasi sistem

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

VI. RENCANA MANAJEMEN DAN ORGANISASI

INDUSTRI PENGOLAHAN ROTI MANIS DI DIVISI BAKERY HYPERMART ROYAL PLAZA SURABAYA

BAB 3 ANALISA SISTEM YANG BERJALAN. digital merk Jadever, LOCOSC & Vibra (Shinko Denshi Co, Ltd). Kategori produk

PROSES PEMBUATAN BISKUIT ORIORIO VANILA DI PT. SIANTAR TOP, Tbk WARU-SIDOARJO LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN PANGAN

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

Tugas dan tanggungjawab Quality Assurance (QA) / Jaminan Mutu

BAB VIII Membuat Produk Pastry Dengan Adonan Bread Pertemuan Ke

BAB III PROFIL PERUSAHAAN Profil Perusahaan Pabrik Jaya Bakpia Pathuk 25

BAB 3 TINJAUAN SISTEM INFORMASI YANG BERJALAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. PT. EP beroperasi secara komersial pada 8 Oktober 1996, dengan NPWP

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

PERENCANAAN INDUSTRI PENGOLAHAN ROTI MANIS DENGAN KAPASITAS TEPUNG TERIGU 200 KG / HARI TUGAS PERENCANAAN UNIT PENGOLAHAN PANGAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. produk, teknologi, pemasaran, namun juga input yang cukup penting yaitu

BAB III METODE PENELITIAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan produk plastik pada saat ini cukup pesat dimana semakin

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

Transkripsi:

II. PROFIL PERUSAHAAN A. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PERUSAHAAN Perusahaan berdiri berdasarkan akta nomor 24 tanggal 26 Mei 1994, dibuat dihadapan Notaris Liliana Arif Gondoutomo, SH dan telah mendapat persetujuan Menteri Kehakiman Republik Indonesia nomor C2.11.525.NT.01.01.Th.94 pada tanggal 2 Agustus 1994. Perusahaa ini merupakan perusahaan patungan Indonesia-Jepang, yaitu antara PT Sari Indoroti dengan Nissho Iwai Corporation dan Shikishima Baking Co. Ltd. di mana penanaman modal ini telah mendapat Surat Persetujuan Presiden atas Penanaman Modal Asing nomor B-91/Pres/02/1995 tanggal 16 Februari 1995 yang tertuang dalam Lampiran Surat Pemberitahuan tentang Persetujuan Presiden nomor 126/I/PMA/1995 tanggal 27 Februari 1995 yang dikeluarkan oleh Menteri Negara Penggerak Dana Investasi, Ketua Badan Koordinasi Penanaman Modal. Kemudian pada tanggal 8 Maret 1995 dengan akta nomor 11 didirikanlah perseroan terbatas dengan nama PT Nippon Indosari Corporation di hadapan notaris Beny Kristianto, SH yang berkedudukan di Jakarta dan diperbaiki dengan akta nomor 274 tanggal 29 April 1995 yang dibuat di hadapan notaris yang sama. Akta pendirian perseroan terbatas ini telah mendapat persetujuan tentang akta pendirian perseroan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia melalui Surat Keputusan nomor 02-6209.NT.01.01.Th.95 pada tanggal 18 Mei 1995. Perseroan ini bergerak dalam bidang industri makanan, khususnya produk bakeri. Perusahaan didirikan di atas lahan seluas 10,227 m 2 di Cikarang Industrial Estate, Bekasi, Jawa Barat. Perseroan ini memiliki kapasitas produksi awal sebesar 3,138 ton/tahun. Setelah proses konstruksi dan instalasi pabrik yang selesai pada bulan September 1996, perseroan memulai kegiatan produksinya dengan terlebih dahulu melakukan tes pasar pada bulan Oktober 1996 di mana saat itu diperkenalkan satu jenis roti tawar serta tiga jenis roti manis, dalam kemasan yang masih sederhana. Setelah tiga bulan melakaukan riset pasar, maka pada bulan Januari 1997 diluncurkan kemasan perdana Sari Roti dengan desain yang diharapkan dapat lebih menarik perhatian konsumen. Pada tanggal 10 Maret 1997, dilakukan peresmian kegiatan operasional PT Nippon Indosari Corporation oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia (pada saat itu) Prof. Dr. Sujudi. Dengan sasaran utama wanita karir dan ibu rumah tangga, perubahan skala industri bakeri diharapkan dapat lebih meningkatkan mutu produk bakeri yang dihasilkan. Dari industri tradisional yang terkadang kurang higienis, pengemasan yang kurang menarik, serta tidak adanya jaminan pangan halal, dan menggunakan teknologi tradisional, menjadi produk berteknologi tinggi dengan kemasan yang menarik dan terjamin kehalalan serta higienitas produknya. Untuk lebih meningkatkan pemasaran dan nilai jual produk, maka dikembangkan pula beberapa variasi produk yang tetap mengacu pada mutu interasional, namun dengan tidak meninggalkan cita rasa lokal. Pada bulan Januari 2001, diluncurkan pula merek dagang Boti dengan berbagai variasinya, dengan tujuan untuk memperluas pasar dan mencapai konsumen pada tingkat menengah ke bawah. Saat ini produk yang dipasarkan terdiri dari sekitar 8 jenis produk roti tawar dan lebih dari 15 jenis roti manis. Dengan misi untuk mejadi produsen produk bakeri terbesar di Indonesia, perseroan ini telah mengalami kemajuan pesat dari segi penjualan. Hal tersebut didukung pula oleh peningkatan jumlah outlet pemasaran produk serta armada distribusi yang diharapkan dapat memperluas jangkauan distribusi produk. Peningkatan produk ini harus diimbangi pula dengan tetap terjaganya mutu produk yang sampai di konsumen. Untuk itu diperlukan pula adanya pengawasan yang ketat terhadap 3

kualiatas bahan baku produk serta tetap terjaga kehalalan, kesehatan, dan higienitas dari produk yang dihasilkan, karena merupakan jaminan terhadap kepuasan pelanggan. Sebagai kepedulian terhadap konsumen dan jaminan atas mutu produk yang dihasilkan, produk-produk yang dipasarkan telah terdaftar di Badan Pengawasan Obat dan Makanan Departemen Kesehatan Republik Indonesia, serta telah mendapat sertifikat halal dari Lembaga Pengkajian Pengawasan Obat dan Makanan, Majelis Ulama Indonesia, nomor 00200009241298 untuk produk Sari Roti dan nomor 0010001560062001 untuk produk Boti. Namun produk roti merek Boti telah dihentikan poduksinya per Desember 2010. Saat ini pemasaran produk Sari Roti dilakukan melalui outlet reguler supermarket dan mini market, melalui agen-agen, serta melalui hotel dan restoran. Dengan jangkauan pemasaran yang luas serta promosi yang berkelanjutan, hasil survei pada tahun 2002 menunjukkan bahwa perseroan ni telah menjadi pemimpin bidang industri makanan produk bakeri. Dan saat ini jangkauan distribusi PT Nippon Indosari Corpindo Tbk telah mencangkup hampir seluruh wilayah di Pulau Jawa serta sebagian pulau Bali dengan mulai beroperasinya pabrik baru di PIER-Pasuruan, Jawa Timur sejak bulan September 2005 (soft opening) dan peresmian dilaksanakan pada tanggal 24 November 2005. Dengan semakin berkembangnya pasar dan permintaan dari konsumen yang cukup besar, maka sejak tanggal 15 Desember 2008 PT Nippon Indosari Coprindo Tbk mengoperasikan pabrik baru di Kawasan Industri Jababeka Blok U. Pabrik ini telah dilengkapi dengan peralatan produksi yang terbaru, dilengkapi dengan fasilitas auditorium factory visit. Ruangan ini digunakan untuk menerima konsumen dari berbagai segmen dan golongan yang hendak melihat proses produksi roti secara langsung, dan untuk lebih mendekatkan PT Nippon Indosari Corpindo Tbk dengan konsumennya. B. RUANG LINGKUP USAHA Nama Perusahaan : PT Nippon Indosari Corpindo Tbk. Alamat Perusahaan : Kawasan Industri Jababeka Blok W No. 40-41 Cikarang, Bekasi 17530. Telepon : 021-893 5088 Fax : 021 893 5286 Alamat Pabrik : 1. Kawasan Industri Jababeka Blok W No. 40-41 Cikarang, Bekasi 17530. Telepon : 021-893 5088 Fax : 021 893 5286 2. Kawasan Industri Jababeka Blok U No. 33 Cikarang, Bekasi 17530. Telepon : 021 8984 0348 3. Kawasan Industri PIER Jl. Rembang Industri Raya No. 29 Pasuruan, Jawa Timur. Telepon : 0343 740 388 Fax : 0343 740 387 4. Kawasan Industri Wijayakusuma Jl. Tugu Wijaya III No. 1 Semarang, Jawa Tengah 50152. Produk : Roti Tawar, Roti Manis, Chiffon Cake. Merek Produk : SARI ROTI, SARI CAKE. 4

Daerah pemasaran : 1. Cikarang Plant : Jabotabek, Lampung, Banten, Jawa Barat, dan sebagian Jawa Tengah 2. Pasuruan Plant : Jawa Timur dan Bali 3. Semarang Plant : Jawa Tengan dan D.I. Yogyakarta Jumlah Karyawan : 1. Cikarang Plant 1 : ± 250 orang 2. Cikarang Plant 2 : ± 350 orang 3. Pasuruan Plant : ± 250 orang 4. Semarang Plant : ± 100 orang Lini Produksi : 1. Cikarang Plant 1 : 4 line produksi 2. Cikarang Plant 2 : 2 line produksi 3. Pasuruan Plant : 3 line produksi 4. Semarang Plant : 2 line produksi Kapasitas Produksi : 1. Cikarang Plant 1 : 425,000 pack/hari 2. Cikarang Plant 2 : 425,000 pack/hari 3. Pasuruan Plant : 315,000 pack/hari 4. Semarang Plant : 250,000 pack/hari C. VISI, MISI, DAN KEBIJAKAN MUTU PERUSAHAAN Visi PT Nippon Indosari Corpindo Tbk adalah Menjadi perusahaan terbesar di Indonesia dalam bidang bakeri products dengan menghasilkan dan mendistribusikan produk-produk bermutu tinggi dengan harga yang terjangkau bagi rakyat Indonesia. Untuk mencapai visi tersebut, perusahaan memiliki misi, yaitu : membantu meningkatkan mutu hidup bangsa Indonesia dengan memproduksi dan mendistribusikan makanan yang bermutu tinggi, sehat, halal, dan aman bagi pelanggan. PT Nippon Indosari Corpindo Tbk mempunyai tanggung jawab untuk menerapkan suatu kebijakan mutu yang menjadi kebijakan perusahaan. Perusahaan mengikrarkan bersama untuk dapat dipahami, diterapkan, dan dipelihara oleh seluruh karyawan, yang merupakan suatu gagasan untuk menghasilkan produk yang bermutu sesuai dengan harapan serta kebutuhan pelanggan. Perusahaan senantiasa menghasilkan produk yang bermutu tinggi, sehat, halal, dan aman untuk dikonsumsi dalam rangka pencapaian visi dan misi perusahaan melalui penerapan Good Manufacturing Practices (GMP), Sanitation Standard Operating Procedures (SSOP), Hazard Analysis and Critical Control Point (HACCP), dan Sistem Jaminan Halal (SJH) sehingga dapat memberikan kepuasan kepada pelanggan. Menggalang partisipasi aktif dan positif seluruh karyawan dalam rangka memelihara, mengembangkan, dan meningkatkan mutu kerja secara berkelanjutan. Di dalam melaksanakan GMP, SSOP, dan HACCP, PT Nippon Indosari Corpindo Tbk mengacu pada beberapa pedoman atau regulasi teknis yang dikeluarkan oleh lembaga yang berwenang. Pedoman-pedoman yang menjadi acuan adalah: 1. Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, nomor 23/Men.Kes/SK/I/1978, tanggal 24 Januari 1978 tentang Pedoman Cara Produksi Makanan yang Baik (CPMB) atau Good Manufacturing Practices (GMP) atau Sanitation Standard Operating Procedures (SSOP) untuk menjamin persyaratan higienis dan sanitasi produk dan pengolahan 2. Standar Nasional Indonesia (SNI) 01-4852-1998 tentang Sistem Analisis dan Pengendalian Titik Kritis (Hazard Analysis and Critical Control Point HACCP) serta Pedoman Penerapannya 3. Pedoman BSN nomor 1004 2002 tentang Panduan Penyusunan Rencana Sistem Analisa Bahaya dan Pengendalian Titik Kritis (HACCP) 4. Codex Alimentarius Commission (CAC) RCP 1, Rev. 4 Tahun 2003 5

D. LOKASI DAN LETAK PERUSAHAAN Lokasi pabrik PT Nippon Indosari Corpindo Tbk terletak di Jl. Jababeka XVII B Blok U nomor 33 Cikarang, Bekasi, Jawa Barat. Perusahaan ini memiliki lokasi yang cukup strategis karena akses transportasi untuk menjangkaunya mudah, berdekatan dengan berbagai supplier bahan baku, serta ketersediaan berbagai sarana pendukung lainnya (listrik, air, tenaga kerja, penanganan limbah) yang baik. PT Nippon Indosari Corpindo Tbk dibangun dengan dua lantai. Lantai pertama digunakan untuk proses produksi seperti ruang penerimaan bahan baku (raw material), gudang penyimpanan bahan, ruang scalling (penimbangan), ruang produksi, ruang pengemasan, kantin, dan gudang produk (finished goods). Ada pun lantai kedua digunakan untuk ruang manajer PDQA, ruang PDQA (Product Development and Quality Assurance), ruang office GA (General Affair), musholla, dan auditorium factory visit. E. STRUKTUR ORGANISASI PERUSAHAAN Menurut pengertiannya struktur organisasi merupakan suatu hubungan dan susunan antara tiap bagian serta posisi yang ada pada suatu organisasi ataupun perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasional untuk mencapai tujuan tertentu. Struktur organisasi menggambarkan dengan jelas pemisahan kegiatan pekerjaan antara yang satu dengan yang lain dan bagaimana hubungan aktivitas dan fungsi dibatasi. Semua perusahaan memiliki hirarki yang jelas mengenai pembagian tugas dan tanggung jawab dalam menjalankan perusahaan. Struktur organisasi di PT Nippon Indosari Corpindo Tbk dipimpin oleh seorang presiden direktur, direktur, direktur operasional yang membawahi berbagai divisi yang dipimpin oleh seorang manager yang dibantu oleh supervisor. Divisi-divisi tersebut yaitu divisi Product Development and Quality Assurance (PDQA), divisi Human Resourches and Development (HRD), divisi Finance and Accounting, divisi Plant, divisi Sales and Marketing, dan divisi Supply Chain Management (SCM). Struktur organisasi PT Nippon Indosari Corpindo Tbk dapat dilihat pada Lampiran 1. Berikut ini merupakan penjelasan singkat mengenai struktur organisasi PT Nippon Indosari Corpindo Tbk beserta tugas dan tanggung jawab masing-masing divisi. 1. Presiden Direktur Presiden direktur, dalam hal ini adalah pimpinan tertinggi PT Nippon Indosari Corpindo Tbk memiliki wewenang penuh terhadap perusahaan. Dalam pelaksanaannya, presiden direktur dibantu oleh seorang direktur. 2. Direktur Direktur bersama-sama dengan direktur operasional membantu presiden direktur dan bertanggung jawab penuh atas jalannya kegiatan operasional perusahaan. 3. Direktur Operasional Direktur operasional bertanggung jawab atas berlangsungnya kegiatan perusahaan sehingga tujuan dari perusahaan tercapai, yakni mencapai prestasi yang tinggi dalam menghasilkan produk-produk yang bermutu. 6

4. Business Development Executive Business development executive bertanggung jawab penuh apabila terdapat perluasan pabrik dan penambahan lini-lini di dalam pabrik untuk meningkatkan kapasitas produksi seiring dengan peningkatan pangsa pasar. Selain itu, bertanggung jawab apabila terdapat penambahan mesin-mesin produksi. Business development executive bertanggung jawab langsung kepada direktur operasional. 5. General Manager (GM) Finance and Accounting General manager finance and accounting bertanggung jawab atas aliran keuangan yang dilakukan oleh PT Nippon Indosari Corpindo Tbk termasuk pembukuannya. Departemen ini terbagi menjadi beberapa sub bagian, yaitu : a. Finance and Accounting Manager (FAM) Cikarang Finance and Accounting Manager Cikarang bertanggung jawab untuk mengawasi keuangan hasil penjualan dan juga bertugas dalam menghitung stock opname terhadap bahan baku, biaya pajak, biaya produk-produk yang ditolak atau dikembalikan, maupun biaya operasional umum. FAM Cikarang membawahi accounting yang bertanggung jawab terhadap tagihan-tagihan para supplier, outlet, agen, dan yang lainnya. Sub bagian ini harus membuat pembukuan tentang lembar tagihan sehingga dapat dipertanggungjawabkan kepada GM finance and accounting. b. Internal Audit (IA) and System Procedur Manager Internal audit memiliki tugas melakukan pemeriksaan terhadap keuangan perusahaan dan pemeriksaan terhadap sistem perusahaan. Internal audit bertanggung jawab kepada direktur operasional dan keputusan diserahkan kepadanya. Sedangkan sistem prosedur memiliki tugas membuat sistem atau prosedur pembayaran, penagihan, dan halhal yang berhubungan dengan bagian accounting serta audit yang akan dibakukan oleh perusahaan. Bagian ini juga bertaggung jawab melakukan audit internal semua kegiatan yang berlangsung dalam PT Nippon Indosari Corpindo Tbk serta mengawasi prosedur SOP yang berlaku di perusahaan. c. Purchasing Manager Purchasing bertanggung jawab penuh terhadap pengadaan barang-barang untuk perusahaan, baik itu untuk keperluan produksi seperti bahan baku, bahan penunjang, mesin, peralatan maupun untuk keperluan perusahaan lainnya. d. Information Technology Manager Information technology bertanggung jawab terhadap sistem jaringan informasi dalam PT Nippon Indosari Corpindo Tbk. Information technology bertugas pula dalam hal komputerisasi di perusahaan. 6. Product Development and Quality Assurance (PDQA) Manager Departemen ini dipimpin oleh seorang manajer PDQA. Departemen PDQA bertanggung jawab terhadap pengembangan produk, menciptakan produk baru, pengawasan bahan baku, pengawasan saat proses produksi, dan pengawasan mutu produk. PDQA terbagi atas dua bagian, yaitu: 7

a. Product Development (PD) Product development bertugas untuk melakukan pengembangan produk baru, pengembangan produk yang sudah ada dengan beberapa alternatif, yaitu dengan pemakaian bahan baku yang berbeda, alternatif parameter proses, dan perubahan total dari konsep yang telah ada. Pembuatan konsep produk (diversifikasi produk) dalam rangka pengembangan maupun perbaikan produk untuk jangka panjang dilakukan oleh bagian spesialisasi dari PD. b. Quality Assurance (QA) Quality assurance bertanggung jawab atas kualitas mutu dan jaminan mutu produk yang dihasilkan, perbaikan, dan pengontrolan (pengawasan) mutu produk dengan rangkaian sistem pendukung seperti GMP (Good Manufacturing Practices), SSOP (Sanitation Standard Operating Procedures), HACCP (Hazard Analysis and Critical Point), dan Sistem Jaminan Halal (SJH). Pengontrolan dilakukan dari dalam yaitu dari area produksi langsung dan berdasarkan kontak keluhan konsumen. QA terbagi dalam empat bagian Quality Control (QC), yaitu: QC raw material, bertugas untuk memeriksa kondisi bahan baku saat diterima, apakah bahan baku yang telah datang sesuai dengan ketentuan mutu yang telah ditetapkan, serta memeriksa kondisi penyimpanan bahan baku. QC field, memiliki tugas dan tanggung jawab untuk mengawasi proses produksi mulai dari tahap pencampuran hingga produk jadi, menangani masalah yang muncul saat dilapangan produksi, menanalisa produk yang ditolak dan hilang (lost product) serta evaluasinya. QC field membawahi QC checker, yang bertugas mengawasi proses produksi saat pengemasan produk serta menolak produk yang tidak sesuai dengan standar produk jadi. QC system, yang lebih mengacu pada pembuatan dan perevisian sistem dan prosedur operasi standar produk jadi yang dilakukan untuk memenuhi syarat mutu atau mutu yang diinginkan, yaitu HACCP dan Sistem Jaminan Halal. Lab analysis, memiliki tugas dan tanggung jawab yaitu analisis mikrobiologi, analisis kimia, organoleptik, dan analisis lainnya. 7. National Sales Manager Departemen ini bertanggung jawab terhadap penjualan produk, biasanya dilakukan penetapan target jumlah penjualan yang harus dicapai. Bagian ini terbagi menjadi beberapa sub bagian yaitu : a. Branch Sales Jabotabek Bertanggung jawab terhadap pengaturan penjualan produk pada agen-agen di daerah Jabotabek hingga Purwakarta dan Banten. b. Branch Sales Jawa Barat Bertanggung jawab terhadapa pengaturan penjualan produk pada agen-agen di daerah Bandung dan Cirebon. c. Key Account Bertanggung jawab untuk menganalisa pasar, produk-produk yang ada di pasaran, menganalisa produk pada RO (Reguler Outlet) yaitu untuk estimasi banyaknya produk yang akan dijual, menangani display produk yang ada di pasaran serta bertanggung jawab terhadap pembukaan outlet-outlet baru. 8

8. Marketing Manager Bertanggung jawab dalam hal pemasaran produk, melakukan survei pasar dengan melakukan penilaian terhadap kompetitor, menampung keluhan konsumen yang masuk, membuat konsep awal produk-produk pengembangan yang telah diperkirakan akan segera diluncurkan bersama dengan bagian produk spesialis PD, dan melakukan perhitungan biaya keseluruhan. Sehingga dalam hal ini bekerja sama dengan bagian purchasing dan PDQA. 9. Supply Chain Management (SCM) Departemen ini bertugas dalam hal inventori bahan baku, pendistribusian produk jadi. Depertemen ini terbagi menjadi beberapa sub bagian, yaitu : a. Production Planning and Inventory Control (PPIC) Production planning and inventory control secara umum bertanggung jawab mengatur atau merencanakan banyaknya produk yang akan diproduksi, menerima, dan mengeluarkan bahan baku. Tangung jawab dilakukan oleh kedua bagian yaitu bagian inventory control yang bertugas mengatur pemesanan, penerimaan, penyimpanan bahan baku serta pengunaannya dalam produksi agar tidak terjadi penumpukan bahan baku di gudang. Sedangkan product planning bertugas mengumpulkan data tentang estimasi penjualan produk dalam rangka penentuan permintaan barang OTF (Order To Factory). b. Finished Goods (FG) and Distribution Finished goods bertanggung jawab terhadap barang (produk jadi) yang akan dikirim. Antara lain adalah pengaturan penempatan barang, jumlah barang berdasarkan OTF, waktu penerimaan dan pengiriman maksimal barang ke outlet-outlet, mengatur barang retur serta mengatur dan mengawasi pengaturan keluar-masuk krat-krat yang digunakan dalam pendistribusian barang. Sedangkan distribution bertanggung jawab mengatur pengiriman barang yang telah dikemas ke RO, distribution channel dan agen berdasarkan jumlah barang, agen atau outlet, serta area pemasaran. 10. General Manager Plant Departemen ini bertanggung jawab terhadap kegiatan operasional produksi roti. Departemen ini terbagi menjadi dua sub bagian, yaitu : a. Production Assistant Manager Production assistant manager bertanggung jawab terhadap semua hal yang terkait produksi dari tahap pencampuran hingga pengemasan, yaitu serah terima bahan baku dari gudang bahan baku hingga pengemasan barang jadi serta pengawasan serah terima barang jadi kepada bagian finished goods. b. Technician Assistant Manager Technician assistant manager bagian ini bertanggung jawab terhadap pengaturan, pengawasan dan perbaikan mesin dan peralatan yang digunakan oleh PT Nippon Indosari Corpindo Tbk. 11. Human Resources and Development-General Affair (HRD-GA) Manager Departemen ini bertanggung jawab terhadap hal yang berhubungan dengan hak dan kewajiban sumber daya manusia dalam PT Nippon Indosari Corpindo Tbk serta kegiatan operasional perusahaan secara umum. Departemen ini terbagi menjadi dua sub bagian, yaitu : 9

a. HRD Head HRD head bertugas mengatur prihal penerimaan karyawan dan pemenuhan kebutuhan jumlah karyawan PT Nippon Indosari Corpindo Tbk, mengatur hak dan kewajiban karyawan, fasilitas karyawan dalam bentuk uang serta bertugas untuk menjalankan fungsi sosial perusahaan seperti acara kunjungan pihak luar (masyarakat umum) dan penerimaan praktek lapang atau magang. b. General Affair (GA) General affair bertanggung jawab terhadap operasional perusahaan non produksi secara umum seperti pembayaran listrik, telepon, air, taman, kebersihan serta fasilitas karyawan seperti baju kerja, loker, kantin, dan lain-lain. F. KETENAGAKERJAAN PT Nippon Indosari Corpindo Tbk memiliki karyawan pria dan wanita dari berbagai tingkat pendidikan mulai dari sekolah menengah atas sampai dengan tingkat sarjana. Karyawan terdiri dari karyawan tetap, yaitu tenaga kerja yang bekerja secara tetap tanpa jangka waktu kontrak dan karyawan tidak tetap, yaitu tenaga kerja yang bekerja dalam jangka waktu tertentu, baik secara langsung dikontrak oleh perusahaan maupun melalui yayasan. Total tenaga kerja di PT Nippon Indosari Corpindo Tbk berjumlah 1200 orang. Pembagian jam kerja untuk karyawan PT Nippon Indosari Corpindo Tbk adalah sebagai berikut: 1. Jam Kerja Karyawan Karyawan PT Nippon Indosari Corpindo Tbk terbagi menjadi dua bagian, yaitu karyawan staf dan karyawan non staf. Untuk karyawan staf waktu kerja dalam seminggu adalah lima hari kerja dari Senin hingga Jumat. Karyawan tersebut mulai bekerja pukul 08.00-17.00 WIB, dengan waktu istirahat selama satu jam mulai pukul 12.00-13.00 WIB. Sedangkan untuk karyawan non staf yang ditempatkan pada bagian produksi dan raw material. Waktu kerja selama enam hari dalam seminggu dengan jumlah jam kerja tujuh jam sehari dan waktu istirahat selama satu jam, dengan pembagian waktu tiga shift, yaitu shift satu mulai pukul 07.00-15.00 WIB, shift dua mulai pukul 15.00-23.00 WIB, dan shift tiga mulai pukul 23.00-07.00 WIB dengan waktu istirahat selama 1 (satu) jam. 2. Sistem Penggajian Di PT Nippon Indosari Corpindo Tbk, gaji pokok yang diberikan ditetapkan atas dasar nilai jabatan, golongan jabatan, pendidikan, keahlian, prestasi, dan pengalaman kerja. Selain gaji pokok, semua karyawan mendapatkan beberapa macam tunjangan. Tunjangan yang diberikan adalah tunjangan kesehatan, tunjangan premi hadir, dan tunjangan transportasi. Sistem penggajian dan upah lembur yang berlaku untuk karyawan bagian produksi berdasarkan pada Upah Minimum Regional (UMR) yang berlaku, dalam hal ini Upah Minimum Regional Kabupaten Bekasi. 3. Kesejahteraan Pegawai Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan karyawan, PT Nippon Indosari Corpindo Tbk menyediakan fasilitas-fasilitas sebagai berikut : 10

a. Makan Penyediaan makan siang gratis bagi seluruh karyawan, serta makan sore dan malam khusus untuk karyawan shift kedua dan ketiga. Penyediaan koperasi dalam bentuk simpan pinjam dan penjualan dengan harga murah yang bertujuan untuk mensejahterakan dan memudahkan karyawan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. b. Poliklinik Fasilitas kesehatan berupa poliklinik di pabrik dan penggantian biaya pengobatan jika berobat di luar. Pemberian jaminan sebesar 100% dari total biaya perawatan rumah sakit yang diberikan kepada karyawan yang bersangkutan atau kepada istri dan dua orang anak yang sah terdaftar di perusahaan. Perusahaan memberikan bantuan untuk kelahiran bagi karyawan wanita atau istri karyawan yang akan melahirkan. Selain itu juga terdapat jaminan kesehatan (Jamsostek) bagi seluruh karyawan yang meliputi jaminan kematian, jaminan kecelakaan kerja, dan jaminan hari tua. c. Cuti Pemberian cuti tahunan kepada karyawan selama 12 hari kerja dengan upah penuh kepada karyawan yang telah bekerja selama 12 bulan berturut-turut. Khusus bagi karyawan wanita mendapatkan cuti hamil tiga bulan dan cuti nikah selama dua hari. d. Pakaian Pemberian pakaian seragam untuk karyawan bagian produksi dan staf sebanyak tiga stel setiap tahunnya. Untuk karyawan bagian produksi dan PDQA diberikan berupa baju berwarna putih, celana putih panjang, hairnet, masker, sarung tangan, dan sepatu karet putih. e. Training Pembinaan dan pengembangan karyawan seperti pengadaan training kepada setiap karyawan. f. Transportasi Fasilitas transportasi berupa bus antar jemput khusus bagi karyawan yang tinggal di luar daerah Cikarang, yakni Bekasi dan Jakarta. g. Tempat ibadah Fasilitas ibadah yang disediakan berupa musholla di dalam lingkungan perusahaan. G. PRODUK Produk adalah segala sesuatu yang bisa ditawarkan ke pasar dan dapat memenuhi kebutuhan konsumen. Kepuasan konsumen tidak hanya mengacu pada bentuk fisik produk, melainkan satu paket kepuasan yang didapat dari pembelian produk. Kepuasan tersebut merupakan akumulasi kepuasan fisik, psikis, simbolis, dan pelayanan yang diberikan oleh produsen. Dalam manajemen produk, identifikasi dari produk adalah barang dan jasa yang ditawarkan kepada konsumen. Produk digunakan untuk tujuan mempermudah pengujian pasar dan daya serap pasar, yang akan sangat berguna bagi tenaga pemasaran, manajer, dan bagian pengendalian mutu. Berikut merupakan daftar produk-produk yang dihasilkan oleh PT Nippon Indosari Corpindo Tbk. 11

Tabel 1. Produk-produk yang dihasilkan oleh PT Nippon Indosari Corpindo Tbk. Nama Nama Kode Tipe Proses Produk Produk Dagang Produk Roti Tawar Spesial RTS Sari Roti Roti Gandum (Whole Wheat) RTG Roti Choco chip RCC Roti Tawar Roti Tawar Roti Tawar Kupas RKU Disney Roti Tawar Susu RTSD Sandwich Sandwich Isi Kacang SAP Sandwich Isi Coklat SCK Roti Isi Sarikaya ISK Roti Isi Strawberry IST Roti Isi Keju IKJ Roti Manis Isi Sari Roti Roti Isi Coklat ICK Roti Isi Kelapa IKL Roti Isi Coklat Keju ICC Roti Isi Beef Barbeque IBQ Roti Isi Chicken Teriyaki ICT Roti Sobek Coklat dan Sarikaya TCS Roti Sobek Isi Coklat dan Keju TCC Roti Sobek Isi Coklat TOC Roti Sobek Sari Roti Roti Sobek Isi Coklat dan Strawberry TST Roti Manis Roti Sobek Isi Coklat dan Blueberry TCB Roti Sobek Isi Coklat dan Nanas TCN Roti Isi Krim Mocca SRM Roti Isi Krim Coklat SRC Sari Roti Roti Isi Krim Coklat Vanilla SCV Sandroll Roti Isi Krim Keju SCC Disney Roti Isi Krim Keju SRCD Roti Isi Krim Coklat SCCD Roti Kasur Sari Roti Roti Kasur Keju RKJ Chiffon Coklat CCC Chiffon Sari Cake Chiffon Pandan CCP Chiffon Strawberry CCS Roti Plain Roll dan Roti Burger Roti Plain Roll Roti Burger (Burger Bun) PLR BUR 12

H. PEMASARAN Di PT Nippon Indosari Corpindo Tbk, produk jadi yang telah diterima dari bagian pengemasan selanjutnya dilihat kesesuaian jumlah dan jenis yang tertera pada surat serah terima produk. Kemudian produk diatur proses distribusinya berdasarkan surat permintaan yang telah ada. Produk roti yang akan didistribusikan diletakkan dalam krat-krat distribusi, dus, detail (agen dan RO), serta global (cabang dan distributor). Setiap picking diberikan label yang berisi keterangan tentang jumlah, jenis produk serta tempat tujuan distribusi. Setelah itu dilakukan loading produk sesuai dengan tujuan daerah masing-masing. Pendistribusian dilakukan menggunakan alat transportasi mobil dengan menggunakan jasa transporter. Selain itu, dikerahkan armada menggunakan three cycle (gerobak sepeda) dan sepeda motor untuk menjangkau daerah-daerah tertentu. Adapun tempat tujuan pendistribusian produk antara lain : 1. DC (Distribusi Channel) Distribusi dilakukan di minimarket, seperti Alfamart, Indomart, dan lainnya. Daerah jangkauannya yaitu Jabotabek dan Bandung, Purwakarta, Cirebon. Distribusi ke distribusi center Cirebon mulai pukul 08.00-09.00 WIB. Distribusi center Jabotabek pagi dimulai pukul 03.00-06.00 WIB. Sedangkan distribusi center Jabotabek siang dimulai pukul 11.00-13.00 WIB. 2. RO (Reguler Outlet) Distribusi dilakukan di berbagai supermarket. Waktu pendistribusian sekitar pukul 04.00-07.00 WIB. 3. Agen Merupakan distribusi cabang pada daerah-daerah Jabotabek, Banten, dan Serang dengan menggunakan gerobak-gerobak sepeda. Waktu pendistribusian dimulai pada pukul 17.00-21.00 WIB. 4. Distributor Biasanya pendistribusian dilakukan menggunakan sepeda motor dengan tujuan langsung pada konsumen dan toko-toko kecil. Waktu pendistribusian dimulai pada pukul 20.00-22.00 WIB. 5. Institusi Biasanya pendistribusian institusi ini dilakukan sesuai dengan jumlah pemesanan sebelumnya dan diberikan berbarengan setelah kunjungan industri ke perusahaan yang dilakukan oleh institusi tersebut. I. PROSES PRODUKSI Proses produksi adalah cara atau metode untuk menciptakan atau menambah guna suatu barang atau jasa dengan memanfaatkan sumber yang ada. Tahap ini merupakan proses utama pada suatu 13

pabrik dalam menghasilkan produk. Setelah perancangan berbagai jenis produk, spesifikasispesifikasinya harus diterjemahkan ke dalam berbagai sistem pemrosesan yang menciptakan produk tersebut. Tahapan proses produksi roti manis isi di PT Nippon Indosari Corpindo Tbk adalah penerimaan bahan baku, penyimpanan bahan baku, penimbangan (scalling), tahap pencampuran dan pengadukan I (sponge mixing), tahap fermentasi awal, tahap pencampuran dan pengadukan II (dough mixing), floor time, tahap pembagian adonan (dividing), tahap pembulatan adonan (rounding), tahap pengistirahatan adonan (intermediate proofing), tahap pemipihan adonan (pressing/sheeting), tahap pengisian filler (filling), tahap pembentukan adonan (make-up), tahap peletakan adonan ke dalam loyang (panning), tahap fermentasi akhir (final fermentation), tahap pemanggangan (baking), tahap pengeluaran roti (depanning), tahap pendinginan (cooling),dan pengemasan (packaging). Diagram alir proses produksi roti manis isi dapat dilihat pada Lampiran 2. Berikut merupakan penjelasan dari masing-masing tahapan: 1. Penerimaan Bahan Baku Pada tahap ini, dilakukan penerimaan bahan baku dari supplier, lalu dilakukan pengecekan mutu setiap bahan baku oleh QC Raw Material. Setelah itu dilakukan penyimpanan bahan baku sebelum bahan tersebut mengalami proses penimbangan. 2. Penimbangan Bahan Baku (Scalling) Ruang penimbangan merupakan kunci utama dalam proses produksi di PT Nippon Indosari Corpindo Tbk. Setelah semua bahan yang bermutu baik dipilih, bahan untuk membuat roti tersebut kemudian ditimbang. Bahan baku ditimbang sesuai dengan komposisi yang telah ditetapkan dan jumlahnya disesuaikan dengan yang akan diproduksi. Penimbangan dan pengukuran yang dilakukan oleh operator menggunakan alat ukur standar, yaitu timbangan digital atau analog. Kemudian bahan baku yang telah ditimbang disimpan dalam kantong plastik, disusun di dalam rak, dan diberi identifikasi sesuai dengan batch yang digunakan untuk schedule tertentu yang selanjutnya akan diserahterimakan ke bagian produksi. Sebagian besar bahan baku yang ditimbang dilakukan secara manual oleh operator menggunakan timbangan dengan berbagai kapasitas sesuai dengan penjelasan sebelumnya. Khusus tepung terigu dan air, pengukuran dilakukan secara otomatis, untuk tepung terigu menggunakan silo yang berhubungan langsung dengan mixer, begitu pun air yang digunakan dihubungkan oleh pipa dan dialirkan menuju mixer. Ketepatan timbangan sangat mempengaruhi hasil roti. Apabila proses penimbangan dilakukan dengan benar sesuai dengan SOP yang telah ada maka hasil roti pun akan maksimal. 3. Pencampuran dan Pengadukan I (Sponge Mixing) Fungsi pengadukan di dalam pengolahan roti adalah menciptakan adonan yang homogen, membentuk dan melunakan gluten sehingga memungkinkan adonan menahan gas ketika proses pengembangan/fermentasi. Di dalam industri pengolahan roti dikenal ada tiga jenis metode. Pertama, metode sponge and dough, metode ini dibuat dengan dua tahap, pertama dengan membuat adonan biang, dari adonan biang kemudian ditambahkan bahanbahan lain, diaduk sampai kalis baru difermentasikan. Kedua, metode straight dough, yaitu metode di mana semua bahan dicampur bersama kemudian diolah hingga diperoleh adonan 14

yang kalis dan difermentasikan. Terakhir adalah metode no time dough, proses pembuatannya sama seperti metode straight dough namun proses fermentasinya dipersingkat bahkan terkadang tidak difermentasikan. Kekurangan metode ini, volume roti tidak akan maksimal, aroma khas roti tidak terbentuk dan memerlukan bread improver lebih banyak sebagai bahan pengembangnya. Tabel 2. Perbedaan jenis metode pencampuran. Metode Pencampuran Sponge and Dough Straight Dough No Time Dough Penimbangan v v v Sponge Mixing v v v Fermentasi I v v - Dough Mixing v - - Floor Time v - - Pemotongan Adonan v v v Pembulatan Adonan v v v Intermediate Proofing v v v Pressing v v v Filling v v v Pembentukan Adonan v v v Panning v v v Final Proofing v v v Pemanggangan v v v Depanning v v v Pendinginan v v v Pengemasan v v v Keterangan: (tidak dilakukan) V (dilakukan) PT Nippon Indosari Corpindo Tbk menggunakan metode yang pertama, yaitu spongedough untuk proses produksinya. Pada proses ini, pencampuran dan pengadukan dilakukan dalam dua tahapan, yaitu sponge mixing dan dough mixing. Pada proses sponge mixing dilakukan proses pencampuran bahan pertama yaitu sebagian bahan baku dicampurkan terlebih dahulu seperti tepung, air dingin, bread improver, emulsifier, ragi, dan telur. Setelah tercampur merata, adonan disimpan ke dalam dough box dan dimasukkan ke dalam ruang fermentasi (proses fermentasi I) selama 3 jam 15 menit. Suhu adonan sponge yang normal adalah sebesar 23±0.5 0 C. 4. Fermentasi Awal Pada tahap fermentasi gas yang terbentuk saat proses fermentasi akan tertahan oleh jaringan gluten, hasilnya adonan roti akan mengembang besar dan empuk teksturnya. Roti tidak akan mengembang tanpa menambahkan yeast atau ragi ke dalam adonan. Jenis ragi yang digunakan adalah golongan khamir jenis Saccaromyces cerevisiae. Mikroorganisme bersel satu 15

inilah yang berkerja selama proses fermentasi. Selama proses fermentasi yeast merubah karbohidrat dan gula menjadi gas karbondioksida (CO 2 ) dan alkohol. Hasil konversi proses fermentasi inilah (gas karbondioksida (CO 2 ) dan alkohol) yang menjadikan adonan mengembang, terbentuk serat-serat pada adonan, dan aroma harum khas roti. Kondisi lingkungan harus disesuaikan agar fermentasi berjalan sempurna. Untuk idealnya (suhu dan kelembaban) untuk berkembangnya ragi roti, adonan difermentasi pada suhu 27 C dengan kelembaban 75 % selama ± 3 jam 15 menit. 5. Pencampuran dan Pengadukan II (Dough Mixing) Setelah waktu fermentasi terpenuhi selama kurang lebih tiga jam, adonan sponge dimasukkan kembali ke dalam mixer dan dilanjutkan dengan proses dough mixing. Pada proses ini sisa bahan baku, yaitu susu, garam, gula, tepung, ragi, dan air dingin yang ditambahkan ke dalam adonan hingga adonan menjadi kalis. Adonan roti yang kalis ditandai dengan adonan yang elastis, halus, mengkilat dan tidak lengket di tangan. Cara mudah untuk mengetahui adonan yang sudah kalis atau belum adalah dengan merenggangkan sepotong adonan roti, bila adonan membentuk lapisan tipis yang tidak mudah robek atau berlubang artinya adonan sudah kalis. Setelah kalis, adonan dikeluarkan dari mixer dan dimasukkan kembali ke dalam dough box untuk diistirahatkan dahulu selama ± 15 menit (proses floor time). Suhu adonan dough yang normal adalah sebesar 26±0.5 0 C. Waktu pengadukan adonan harus tepat, karena jika terlalu lama diaduk (over mixing) adonan akan menjadi rusak, pecah, lengket dan roti akan melebar serta membuat kontrol fermentasi akan susah atau tidak merata. 6. Floor Time Floor time merupakan waktu pengistirahatan adonan. Adonan yang telah kalis di istirahatkan selama ±15 menit. Tujuan dari proses ini adalah untuk memaksimalkan fermentasi yang terjadi pada adonan, sehingga adonan akan mengembang sesuai dengan ukuran yang diinginkan. 7. Dividing Adonan yang telah diistirahatkan setelah dough mixing, diletakkan ke dough box elevator dan masuk ke dough hopper. Kemudian dimasukkan ke dalam mesin divider untuk dilakukan proses pemotongan adonan oleh stone piston sesuai dengan standar berat yang telah ditetapkan. Dengan menggunakan mesin, potongan adonan dapat lebih homogen dan diperoleh berat yang seragam. Standar stroke adonan adalah 24 stroke per menit, sedangkan proses pemotongan memiliki 6 stone piston, sehingga per menitnya dapat dihasilkan adonan roti sebanyak 144 pieces. 8. Rounding Setelah melewati tahap dividing, adonan berjalan melalui belt conveyor lalu dibulatkan membentuk bulatan yang halus dengan kulit yang relatif tebal dengan menggunakan rounder datar. Pada tahap ini dilakukan penimbangan dengan timbangan digital secara acak, untuk menyesuaikan berat aktual adonan dengan standar yang berlaku. Dalam hal ini roti manis isi Sari Roti memiliki standar berat (dough weight) sebesar 60 gram per pieces. Pada prinsipnya, rounding bertujuan untuk menahan gas karbondioksida yang terbentuk selama fermentasi serta 16

memudahkan adonan menyerap udara luar sehingga adonan dapat mencapai volume yang optimum. Gas CO 2 yang terbentuk dapat tertahan karena pada proses ini struktur permukaan adonan tertutup. 9. Intermediate Proofing Setelah proses pembulatan, adonan ditaburi tepung secara otomatis dengan menggunakan duster. Kemudian adonan tersebut masuk ke over head proving untuk proses Intermediate proofing, yang merupakan pengistirahatan adonan setelah proses pembulatan agar adonan lebih mudah ditangani pada proses selanjutnya. Pada tahap ini adonan akan melanjutkan proses fermentasi sehingga adonan kembali elastis setelah kehilangan gas, teregang, dan terkoyak selama dividing dan rounding. Waktu intermediate proofing pada roti manis berkisar antara 15 menit. 10. Pressing/Sheeting Adonan yang keluar dari ruang intermediate proofing selanjutnya dipipihkan dahulu (proses pressing) dengan pressing roll. Proses pemipihan ini bertujuan agar gas yang terdapat pada adonan merata ke seluruh bagian adonan sehingga diperoleh roti dengan pori-pori yang halus dan seragam. Pada proses pemipihan dilakukan pula pembubuhan tepung (dusting flour) agar adonan tidak lengket. 11. Filling dan Make up Pada roti manis isi proses filling atau pengisian bahan pengisi (filler) dilakukan secara manual dengan menggunakan paping bag yang berisi filler. Jenis filler yang digunakan berbeda-beda tergantung pada macam roti yang akan diisi. Adonan yang telah diisi dengan filler selanjutnya dibentuk sesuai dengan bentuk yang diinginkan pada roti, untuk roti manis isi pembentukan adonan (make-up) berbentuk bulat. Proses pembentukan adonan sangat penting karena akan menentukan bentuk akhir dari roti. Pada tahap ini filler tertutup rapat oleh adonan dan sambungan adonan berada pada bagian bawah. Pembentukan adonan dilakukan dengan cara menarik kedua sisi samping adonan ke bagian bawah adonan. 12. Panning Peloyangan atau panning adalah proses penempatan adonan yang telah dibentuk dan diisi ke dalam loyang. Adonan yang telah dibentuk, diletakkan di atas loyang yang telah di olesi minyak dengan posisi sambungan adonan di bawah. Untuk roti manis isi, standar penempatan pada loyang yaitu dalam satu loyang berisi delapan adonan dengan filler yang sama. Loyang yang berisi adonan selanjutnya diletakkan pada rak fermentasi sesuai dengan adonan yang terlebih dahulu telah dibentuk dan diisi. 13. Final Fermentation Pada final fermentation, adonan roti manis isi yang telah dibentuk dan telah diletakkan di atas loyang (panning) diletakkan di dalam rak dan difermentasikan kembali di dalam ruang final proofing yang merupakan proses fermentasi akhir selama satu jam dengan suhu 38 0 C dan 17

RH 82%. Pembuatan roti sangat dipengaruhi oleh suhu dan kelembaban udara, terutama pada saat fermentasi berlangsung. 14. Pemanggangan (Baking) Setelah adonan diletakkan di ruang fermentasi akhir selama satu jam, adonan akan mengembang sempurna sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Proses selanjutnya adalah memasukkan adonan yang telah cukup mengembang ke dalam oven untuk pematangan adonan. Pemanggangan merupakan proses pematangan adonan menjadi roti yang dapat dicerna oleh tubuh dan menimbulkan aroma yang khas. Suhu pemanggangan roti manis isi, meliputi zone top (depan=170 0 C, tengah=195 0 C, belakang=205 0 C), sedangkan zone bottom (depan=210 0 C, tengah=200 0 C, belakang=230 0 C). Waktu untuk pemanggangan (baking time) juga harus disesuaikan, yaitu selama 8 menit 30 detik. 15. Depanning Setelah proses pemanggangan selesai, roti yang telah matang dikeluarkan dari loyang (depanning). Depanning merupakan proses pelepasan/pengeluaran roti dari loyang setelah roti mengalami proses pemanggangan sampai matang untuk didinginkan. Setelah matang roti harus segera dikeluarkan dari oven dan dilepaskan dari loyang. Jika dibiarkan pada loyang yang masih panas, kemungkinan permukaan bawah roti yang kontak dengan loyang akan menjadi gosong. Setelah dikeluarkan dari loyang, roti tersebut diletakan di cooling conveyor untuk selanjutnya melewati proses pendinginan, namun sebelumnya roti tersebut diberi olesan minyak nabati di permukaan roti. 16. Pendinginan (Cooling) Pada proses pendinginan roti, roti tersebut diletakkan pada modular conveyor belt yang terbuat dari plastik dan strukturnya berlubang-lubang supaya uap panas keluar dan tidak mengembun pada permukaan roti. Pendinginan di tempat lembab bisa menyebabkan pengembunan pada permukaan dan kulit roti akan keriput. Proses pendinginan pada roti manis berlangsung selama 30 menit sampai pada ruang pengemasaan. 17. Pengemasan (Packaging) Pengemasan umumnya dilakukan setelah produk roti yang dihasilkan tidak panas lagi, karena pengemasan dalam keadaan panas akan menurunkan mutu pada roti, yakni roti menjadi lebih cepat berjamur. Sedangkan roti yang telah dingin berarti telah berada dalam keseimbangan dengan lingkungan, sehingga tidak terjadi lagi pengeringan maupun penyerapan air. Di PT Nippon Indosari Corpindo Tbk, setelah roti didinginkan (cooling) selanjutnya roti tersebut dialirkan ke mesin packaging. Di mesin ini terdapat mesin pencetak harga, tanggal kadaluarsa, dan tanggal produksi. Setelah itu, roti yang telah dibungkus plastik tersebut masuk pada tahapan terakhir yakni sealing. Suhu sealer berkisar antara 160-170 0 C. Setelah roti di seal, roti yang telah selesai dikemas dilewatkan di konveyor berjalan menuju metal detector. Kegunaan alat ini adalah apabila ada roti yang mengandung metal/logam, alarm akan berbunyi dan secara otomatis roti akan tertiup keluar dari konveyor. Setelah melewati tahap ini roti disusun pada krat dan selanjutnya diserahterimakan ke bagian gudang finished goods. 18