PENGEMBANGAN DAN UJI COBA ALAT PUTAR STATUS GIZI BALITA (STANDAR WHO 2005) Leni Sri Rahayu, Ony Linda, Zulazmi Mamdy dan Evindyah Prita Dewi 1)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. normal melalui proses digesti, absorbsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme

BAB 1 PENDAHULUAN. yang berkualitas. Dukungan gizi yang memenuhi kebutuhan sangat berarti

HUBUNGAN STATUS GIZI BERDASARKAN INDEKS ANTROPOMETRI TUNGGAL DAN ANALISIS LANJUT DATA RISKESDAS 2007 YEKTI WIDODO & TIM

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian

Kartu Menuju Sehat (KMS)

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran

BAB 1 : PENDAHULUAN. Millenuim Development Goals (MDGs) adalah status gizi (SDKI, 2012). Status

BAB I PENDAHULUAN. Masa balita merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan berat

BAB I PENDAHULUAN. bagi kelangsungan hidup suatu bangsa. Status gizi yang baik merupakan

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pertumbuhan dan perkembangan secara keseluruhan. Guna. mendukung pertumbuhan dan perkembangan balita, orang tua perlu

BAB 1 PENDAHULUAN. faktor yang perlu diperhatikan dalam menjaga kesehatan, karena masa balita

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan case control retrospektif atau studi kasus - kontrol retrospektif

METODE PENELITIAN. n= z 2 1-α/2.p(1-p) d 2

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan Nasional Bangsa Indonesia sesuai Pembukaan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

INFOKES, VOL. 4 NO. 1 Februari 2014 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. Masalah gizi kurang sering terjadi pada anak balita, karena anak. balita mengalami pertumbuhan badan yang cukup pesat sehingga

BAB IPENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Balita menjadi istilah umum bagi anak dengan usia dibawah 5 tahun (Sutomo

METODE PENELITIAN. Sedep n = 93. Purbasari n = 90. Talun Santosa n = 69. Malabar n = 102. n = 87. Gambar 3 Teknik Penarikan Contoh

BAB 1 : PENDAHULUAN. yang kekurangan gizi dengan indeks BB/U kecil dari -2 SD dan kelebihan gizi yang

METODE PENELITIAN. d 2. dimana n : Jumlah sampel Z 2 1-α/2 : derajat kepercayaan (1.96) D : presisi (0.10) P : proporsi ibu balita pada populasi (0.

BAB I PENDAHULUAN. Masalah gizi khususnya balita stunting dapat menghambat proses

ABSTRAK. Kata kunci: anak balita, perkembangan, indeks antropometri, pertumbuhan, motorik kasar

PENILAIAN STATUS GIZI BALITA (ANTROPOMETRI) Saptawati Bardosono

BAB I PENDAHULUAN. kurang, gizi baik, dan gizi lebih (William, 2010).

PENGETAHUAN IBU DALAM PENATALAKSANAAN GIZI SEIMBANG PADA KELUARGA DI DESA SIBORBORON KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh

BAB 1 PENDAHULUAN. beberapa zat gizi tidak terpenuhi atau zat-zat gizi tersebut hilang dengan

BAB I PENDAHULUAN. mengancam kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang sangat diperlukan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan anak di periode selanjutnya. Masa tumbuh kembang di usia ini

BAB 1 PENDAHULUAN. dan kesejahteraan manusia. Gizi seseorang dikatakan baik apabila terdapat

BAB I PENDAHULUAN. http ://digilip.unimus.ac.id

METODE PENELITIAN. n = z 2 α/2.p(1-p) = (1,96) 2. 0,15 (1-0,15) = 48,9 49 d 2 0,1 2

IMPLEMENTASI ALGORITMA C4.5 PADA VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI BALITA DESA KUALA DUA KABUPATEN KUBU RAYA

JURNAL ILMU KESEHATAN MASYARAKAT PEMANTAUAN PERTUMBUHAN BALITA DI POSYANDU

PANDUAN PENGISIAN KUESIONER PEMANTAUAN STATUS GIZI (PSG) DAN MONITORING EVALUASI KEGIATAN PEMBINAAN GIZI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Permasalahan gizi masih menjadi masalah yang serius. Kekurangan gizi

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PEKERJAAN ORANGTUA SERTA POLA ASUH DENGAN STATUS GIZI BALITA DI KOTA DAN KABUPATEN TANGERANG, BANTEN

BAB I PENDAHULUAN. Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan. kualitas sumberdaya manusia yang mengoptimalkan potensi tumbuh kembang

Kata Kunci: Alat ukur panjang badan, kader posyandu, stunting

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. SDM yang berkualitas, yaitu SDM yang memiliki fisik yang tangguh, mental

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

METODE PENELITIAN 1 N

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

KUESIONER HUBUNGAN KARAKTERISTIK KELUARGA DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DENGAN PRAKTEK KADARZI DI KECAMATAN TRIENGGADENG KABUPATEN PIDIE JAYA

HUBUNGAN SOSIAL EKONOMI DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA DI DESA KANIGORO, SAPTOSARI, GUNUNG KIDUL

BAB I PENDAHULUAN. Masa balita adalah masa yang membutuhkan perhatian lebih dari

BAB III METODE PENELITIAN. penerapan 5 indikator kadarzi dan status gizi balita umur 6-59 bulan di Desa. Tanjung Kecamatan Klego Kabupaten Boyolali.

BAB I PENDAHULUAN. apabila prasyarat keadaan gizi yang baik terpenuhi. Masalah gizi yang sering

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

METODE. PAUD Cikal Mandiri. PAUD Dukuh. Gambar 2 Kerangka pemilihan contoh. Kls B 1 :25. Kls A:20. Kls B 2 :30. Kls B:25. Kls A:11

BAB I PENDAHULUAAN. Masa balita adalah masa kehidupan yang sangat penting dan perlu

BAB I PENDAHULUAN. Mulai dari kelaparan sampai pola makan yang mengikuti gaya hidup yaitu

METODE PENELITIAN Data yang Digunakan

BAB 1 PENDAHULUAN. kurang berfungsinya lembaga-lembaga sosial dalam masyarakat, seperti posyandu

GAMBARAN KARAKTERISTIK KELUARGA BALITA DENGAN STATUS GIZI KURANG DAN BURUK DI KELURAHAN LANDASAN ULIN TENGAH KECAMATAN LIANG ANGGANG KOTA BANJARBARU

MENARA Ilmu Vol. X Jilid 2 No.70 September 2016

STUDI TENTANG MANAJEMEN SISTEM PELAKSANAAN PENAPISAN GIZI BURUK DI DINAS KESEHATAN KABUPATEN BOYOLALI

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan penelitian observasional dengan

STUDI DESKRIPTIF POLA NUTRISI BALITA PENGUNJUNG POSYANDU I DI DESA DASUN Rt 02 Rw01 KECAMATAN LASEM KABUPATEN REMBANG. Oleh. Dewi Hartinah ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masa balita merupakan periode penting dalam proses. tumbuh kembang manusia. Pertumbuhan dan perkembangan

GAMBARAN KARAKTERISTIK KELUARGA BALITA PENDERITA GIZI BURUK DI KABUPATEN BENGKULU SELATAN TAHUN 2014

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi) Keluarga sadar gizi (Kadarzi) adalalah suatu keluarga yang mampu

BAB I PENDAHULUAN. SDM yang berkualitas dicirikan dengan fisik yang tangguh, kesehatan yang

Jumlah dan Teknik Pemilihan Sampel

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Stunting merupakan salah satu indikator masalah gizi yang menjadi fokus

BAB II TINJAUAN TEORI. dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Gizi merupakan faktor penting untuk mewujudkan manusia Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. digambarkan oleh pita warna hijau muda sampai hijau tua.

BAB I PENDAHULUAN. 24 bulan merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang pesat,

BAB I PENDAHULUAN. beban permasalahan kesehatan masyarakat. Hingga saat ini polemik penanganan

GAMBARAN PEMANFAATAN KMS OLEH KADER POSYANDU BALITA SEHAT DI DUSUN BEDOYO KIDUL,DESA BEDOYO, KECAMATAN PONJONG, KABUPATEN GUNUNGKIDUL, YOGYAKARTA

BAB 3 METODE PENELITIAN Disain Penelitian Disain penelitian yang digunakan adalah metode survei yaitu dengan rancangan cross-sectional.

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan nasional merupakan pembangunan berkelanjutan yang

Stevanny Keo, Rahel Rara Woda, Woro Indri Padmosiwi. Kata kunci: Riwayat pemberian ASI Eksklusif, panjang badan lahir, stunting

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terpadu kepada masyarakat dalam upaya untuk mengatasi masalah kesehatan serta

BAB 1 PENDAHULUAN. mortalitasnya yang masih tinggi. Diare adalah penyakit yang ditandai

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat diperlukan di masa mendatang (Depkes RI, 2007).

BAB 1 PENDAHULUAN. Kasus gizi buruk masih menjadi masalah dibeberapa negara. Tercatat satu

BAB 1 PENDAHULUAN. umur harapan hidup (life expectancy). Pembangunan kesehatan di Indonesia sudah

BAB I PENDAHULUAN. terutama penyakit infeksi. Asupan gizi yang kurang akan menyebabkan

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

PENGARUH PELATIHAN PEMBERIAN MAKAN PADA BAYI DAN ANAK TERHADAP PENGETAHUAN KADER DI WILAYAH PUSKESMAS KLATEN TENGAH KABUPATEN KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. upaya kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk mencapai kemampuan hidup

JUKNIS PELAKSANAAN KELAS GIZI TAHUN 2013 BAB I PENDAHULUAN

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK UMUR 1 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAKUAN BARU KOTA JAMBITAHUN 2013

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kesehatan termasuk dalam hal gizi. Hal ini terbukti dari

BAB I PENDAHULUAN. memprihatinkan karena mengancam kualitas sumber daya manusia yang akan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (Wong, 2009). Usia pra sekolah disebut juga masa emas (golden age) karena pada

BAB I PENDAHULUAN. (mordibity) dan angka kematian (mortality). ( Darmadi, 2008). Di negara

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan nasional bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya

Transkripsi:

PENGEMBANGAN DAN UJI COBA ALAT PUTAR STATUS GIZI BALITA (STANDAR WHO 2005) Leni Sri Rahayu, Ony Linda, Zulazmi Mamdy dan Evindyah Prita Dewi 1) 1) Staf Pengajar Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA ABSTRAK Masih tingginya prevalensi status gizi kurang yaitu sebesar 13%, gizi buruk (4,9%) maupun stunting (36,8%) pada balita di Indonesia memerlukan suatu penanganan yang tepat (Balitbangkes RI, 2010). Salah satu cara untuk mengetahui status gizi balita adalah dengan memantau status gizi pada balita sedini mungkin, sehingga kejadian gizi buruk dapat dicegah lebih dini. Pengetahuan dan keterampilan masyarakat terutama ibu balita dalam menilai status gizi balita perlu ditingkatkan untuk mengurangi dampak masalah gizi. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh suatu alat yang terstandar dan mudah digunakan oleh masyarakat untuk menilai status gizi balita. Penelitian di laksanakan di wilayah Kelurahan Kebayoran Lama Selatan, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Penelitian dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama dilakukan pengembangan alat putar penilaian status gizi yang akan diuji coba di kalangan kader posyandu. Tahap kedua setelah dilakukan perbaikan alat berdasarkan hasil evaluasi pada tahap pertama, untuk selanjutnya diuji coba pada masyarakat (ibu balita). Data hasil uji coba diolah secara statistik dan ditampilkan dalam bentuk tabel dan gambar untuk menilai tingkat kemudahan dalam penggunaan alat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan masyarakat tentang penilaian status gizi masih rendah. Hanya 25% dan 32,3% kader dan ibu balita yang memiliki tingkat pengetahuan baik. Alat Putar yang dirancang dapat digunakan dengan baik oleh masyarakat. Pada akhir uji coba diperoleh rata-rata skor nilai keterampilan kader dan ibu balita dalam menilai status gizi balita masing-masing adalah 90,6 dan 82,6. Penilaian terhadap Alat Putar II meliputi gagasan, kemudahan membaca pesan, kesedehanaan, kemudahan membaca angka, keterpaduan isi pesan, ketertarikan warna dan ketertarikan gambar cukup baik dengan persentasi responden yang menyatakan baik berturut-turut 96%, 85,5%, 77,8%, 91,2%, 85,4%, 88% dan 82%. Evaluasi perlu dilakukan secara berkala untuk mendapatkan alat yang benar-benar mudah dipakai oleh masyarakat umum. Sehingga Alat Putar dapat menjadi salat satu media untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam menilai status gizi balita. Key words: stunting, asi eksklusif, BBLR 1

PENDAHULUAN Keadaan gizi kurang dalam awal usia kanak-kanak yaitu stunting sedang dan berat, underweight dan wasting merupakan salah satu kondisi gizi utama yang berkaitan dengan perkembangan anak, kemampuan kognitif dan afektif orang dewasa (Henningham & McGregor, 2005). Saat ini Indonesia memiliki angka prevalensi stunting pada balita yang cukup tinggi yaitu sebesar 36,8%, gizi buruk sebesar 4,9% serta gizi kurang sebesar 13% (Balitbangkes RI, 2010). Prevalensi status gizi tersebut seringkali baru diketahui melalui suatu survei yang dilakukan seperti Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) yang dilakukan setiap tiga tahun sekali. Masyarakat atau keluarga balita sendiri belum banyak mengetahui cara menilai status gizi anaknya atau belum mengetahui pola pertumbuhan berat badan mereka. Pada saat ini penilaian status gizi untuk balita di Indonesia telah menggunakan standar WHO 2005. Selama ini telah dikembangkan alat pemantauan pertumbuhan balita di masyarakat yaitu KMS (Kartu Menuju Sehat) balita. KMS merupakan alat pemantauan pertumbuhan yang relatif mudah dipelajari, namun pada KMS hanya bisa melihat status gizi berdasarkan indeks berat badan menurut umur (BB/U) yang dibedakan berdasarkan jenis kelamin (Kemenkes, 2010). Sehingga kejadian stunting (TB/U) yang saat ini memiliki prevalensi yang cukup tinggi tidak dapat dipantau. Dikalangan akademisi telah dikembangkan sebuah software komputer WHO anthro 2005 untuk menilai status gizi berdasarkan berbagai indeks (BB/U, BB/TB, TB/U maupun IMT/U) namun penggunaannya masih sangat terbatas dan relatif sulit diakses oleh masyarakat umum. Karena itu diperlukan suatu alat yang sederhana dan mudah digunakan oleh masyarakat untuk dapat memantau status gizi balita berdasarkan berat badan maupun tinggi badan balita. Alat penilaian status gizi yang tepat dan mudah digunakan oleh masyarakat merupakan salah satu alat komunikasi untuk menyampaikan informasi status gizi dalam rangka upaya preventif sehingga timbul perubahan perilaku kesehatan masyarakat agar lebih mengutamakan pencegahan dan meningkatkan derajat kesehatan. Pengembangan suatu alat yang akan digunakan secara luas perlu dilakukan uji coba terlebih dahulu dengan tujuan untuk mengetahui apakah alat yang sudah dibuat sudah mencapai tujuan yang telah ditetapkan dan mengetahui ada tidaknya kesalahan yang dilakukan serta untuk mengidentifikasi apakah alat tersebut dapat diterima atau tidak oleh sasaran (Suiraoka & Supariasa, 2012). 2

Berdasarkan latar belakang tersebut penelitian ini akan dikembangkan dan dilakukan uji coba suatu alat putar penilaian status gizi yang mengacu pada standar WHO 2005. Uji coba dilakukan di Kelurahan Kebayoran Lama Selatan dimana pada tahun 2012 FIKES UHAMKA telah memberikan kegiatan pelatihan kader dan program pendampingan kegiatan seluruh posyandu disana (15 posyandu) selama 3 bulan berturut-turut. Salah satu hasil kegiatan tersebut adalah ditemukannya masalah gizi pada balita, yaitu prevalensi stunting rata-rata setiap bulan sebesar 14,0% (nasional sebesar 35,6%), gizi buruk sebanyak 9 orang dan gizi kurang sebesar 6,08% (nasional sebesar 17,9%). Angka stunting dan gizi kurang/ buruk yang didapat memang lebih rendah dibandingkan dengan angka stunting dan gizi kurang/buruk nasional. Namun ketika kita bicara jumlah maka angkanya lumayan banyak. Besarnya masalah gizi balita di Kelurahan Kebayoran Lama masih perlu dikaji kembali berkaitan dengan keakuratan data hasil penimbangan/ pengukuran, serta alat bantu yang dipakai untuk menentukan status gizi anak balita. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan untuk menguji suatu pengembangan alat baru. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2012 sampai dengan bulan Februari 2013 di 15 Posyandu Kecamatan Kebayoran Lama Jakarta Selatan. Variabel dalam penelitian ini adalah pengetahuan dan keterampilan kader posyandu dalam menilai status gizi berdasarkan indeks berat badan menurut umur (BB/U) dan tinggi badan menurut umur (TB/U). Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer yang meliputi tingkat pengetahuan dan keterampilan kader dalam menilai status gizi, hasil evaluasi alat yang diperoleh dari kader dan masyarakat umum meliputi tingkat kemudahan penggunaan alat putar. Penelitian ini dilakukan melalui 2 tahap. Pada Tahap I, populasi adalah seluruh kader posyandu yang aktif di 15 posyandu yang ada di wilayah Kecamatan Kebayoran Lama Jakarta Selatan. Sedangkan Subjek adalah seluruh kader posyandu yang telah mengikuti pelatihan Kader yaitu berjumlah 30 kader. Pada Tahap 2, populasi adalah seluruh ibu balita yang tinggal di 15 di wilayah Kecamatan Kebayoran Lama Jakarta Selatan, dengan kriteria inklusi ibu balita yang bersedia dijadikan sampel dan hadir di posyandu pada saat penelitian. 3

Penulisan metode penelitian didasarkan atas tahapan penelitian seperti pada gambar 1 : Tahap I Analisis pengetahuan dan keterampilan penilaian status gizi balita berdasarkan Indeks BB/U dan TB/U Pengembangan alat putar status gizi Uji Coba I (Penggunaan alat putar dan tabel penilaian status gizi) pada kader Pelatihan penggunaan alat putar dan tabel Evaluasi alat putar status gizi I Tahap II Perbaikan alat putar status gizi Uji Coba II pada ibu balita/masyarakat Pelatihan penggunaan alat putar Evaluasi alat putar status gizi II Produksi alat putar secara masal (digunakan masyarakat umum) Dari hasil wawancara dengan responden mengenai pendapat, kritik, saran terhadap alat putar penilaian gizi, akan diolah secara statistik deskrriptif untuk mengetahui proporsi penerimaan sampel terhadap penggunaan alat putar. Proporsi penerimaan tersebut akan disajikan dalam bentuk tabel untuk mendapatkan gambaran tingkat kemudahan dan manfaat dari alat putar penilaian status gizi balita. Analisis data dilakukan secara univariat untuk melihat gambaran masing-masing variabel dan selanjutnya disajikan secara tekstular, tabular, dan grafikal. 4

HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Karakteristik Responden Wilayah Kelurahan Kebayoran Lama Jakarta Selatan memiliki 15 Posyandu aktif dengan rata-rata jumlah kader setiap posyandu sebanyak 4 orang. Sebagian besar kader posyandu dan ibu balita memiliki tingkat pendidikan menengah ke atas seperti terlihat pada Gambar 5.1 berikut ini : Gambar 1 Tingkat Pendidikan Responden Kader Posyandu Ibu Balita 64.7 70 17.6 2.7 19.1 5.5 11.8 8.2 SD SMP SMA Diploma/PT Sebagian besar ibu bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga (76,5%) dan sisanya bekerja sebagai wiraswasta. Sedangkan pekerjaan ibu balita dapat dilihat pada Tabel 5.1 : Pekerjaan 1. Pegawai Swasta 2. Wiraswasta 3. Buruh 4. Ibu Rumah Tangga Jumlah Tabel 1. Distribusi Ibu Balita Berdasarkan Pekerjaan n % 12 10,9 6 5,5 1 0,9 91 82,7 110 100,0 Pada bulan September 2012 sebagian kader telah mendapatkan pelatihan tentang pengukuran dan penilaian status gizi balita oleh Tim Pengabdian Masyarakat FIKES Universitas Muhammadiyah Prof Hamka Jakarta. Berdasarkan hasil pengumpulan data diperoleh bahwa tingkat pengetahuan kader mengenai status gizi masih rendah. Nilai pengetahuan kader berkisar dari 45 91, dengan rata-rataa nilai sebesar 65,9. Tingkat pengetahuan tentang status gizi Responden dapat dilihat pada Gambar 5.2: 5

Gambar 2 Pengetahuan Status Gizi Responden Baik Kurang 75 67.3 25 32.7 Kader posyandu Ibu balita 2. Alat Putar I Pembuatan alat putar status gizi bertujuan untuk mempermudah masyarakat dalam menilai status gizi anak balita. Alat ini merupakan pengembangan dari Tabel Antropometri WHO 2005 yang saat ini digunakan oleh Departemen Kesehatan RI sebagai acuan untuk menilai status gizi. Pada awal penelitiann telah dirancang suatu alat putar I yang terdirii dari 8 halaman, dengan informasi yang diberikan berupa: 1. Standar berat badan dan tinggi badan berdasarkan umur menurut standar WHO 2005 2. Biodata pemilik 3. Foto pengukuran panjang badan dan tinggi badan 4. Informasi dampak malnutrisii 5. Informasi tentang Keluarga Sadar Gizi (KADARZI) 6. Pedoman Gizi Seimbang 7. Catatan 8. Foto balita 6