KALIBRASI KAMERA NON METRIK DIGITAL PADA KEGIATAN FOTOGRAMETRI BAWAH AIR. Abstrak. Abstract

dokumen-dokumen yang mirip
METODE KALIBRASI IN-FLIGHT KAMERA DIGITAL NON-METRIK UNTUK KEPERLUAN CLOSE- RANGE PHOTOGRAMMETRY

APLIKASI CLOSE RANGE PHOTOGRAMMETRY UNTUK PERHITUNGAN VOLUME OBJEK

Perbandingan Penentuan Volume Suatu Obyek Menggunakan Metode Close Range Photogrammetry Dengan Kamera Non Metrik Terkalibrasi Dan Pemetaan Teristris

Analisa Kalibrasi Kamera Sony Exmor Pada Nilai Orientasi Parameter Interior untuk Keperluan Pemetaan (FUFK)

BAB IV ANALISIS PERCOBAAN

LAPORAN PRAKTIKUM FOTOGRAMETRI I (Individu)

Analisa Pengaruh Perbedaan Medium Air dan Udara Terhadap Kalibrasi Kamera Dengan Menggunakan Metode Zhang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGEMBANGAN KAMERA NON-METRIK UNTUK KEPERLUAN PEMODELAN BANGUNAN

UJICOBA PENENTUAN UNSUR-UNSUR ORIENTASI DALAM KAMERA DIGITAL NON-METRIK DENGAN METODE PENDEKATAN SEDERHANA STUDI KASUS : Kamera Nikon Coolpix 7900

Pemetaan Foto Udara Menggunakan Wahana Fix Wing UAV (Studi Kasus: Kampus ITS, Sukolilo)

Defry Mulia

LAPORAN PRAKTIKUM DIGITAL FOTOGRAMETRI DASAR ACARA II DIGITAL

Perbandingan Penentuan Volume Obyek Menggunakan Metode Close Range Photogrammetry- Syarat Kesegarisan dan Pemetaan Teristris

ANALISIS PARAMETER ORIENTASI LUAR PADA KAMERA NON-METRIK DENGAN MEMANFAATKAN SISTEM RTK-GPS

ANALISIS KETINGGIAN MODEL PERMUKAAN DIGITAL PADA DATA LiDAR (LIGHT DETECTION AND RANGING) (Studi Kasus: Sei Mangkei, Sumatera Utara)

II.1. Persiapan II.1.1. Lokasi Penelitian II.1.2. Persiapan Peralatan Penelitian II.1.3. Bahan Penelitian II.1.4.

Analisis Kesalahan Pengukuran Kecepatan Akibat Distorsi Lensa

APLIKASI CLOSE RANGE PHOTOGRAMMETRY DALAM PEMETAAN BANGUN REKAYASA DENGAN KAMERA DIJITAL NON METRIK TERKALIBRASI. Oleh:

HASIL DAN ANALISIS. Tabel 4-1 Hasil kalibrasi kamera Canon PowerShot S90

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Kamera

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Rumusan Masalah

Pemodelan Bangunan Dengan Memanfaatkan Kamera Non-Metrik

BAB 3 PEMBAHASAN START DATA KALIBRASI PENGUKURAN OFFSET GPS- KAMERA DATA OFFSET GPS- KAMERA PEMOTRETAN DATA FOTO TANPA GPS FINISH

Visualisasi 3D Objek Menggunakan Teknik Fotogrametri Jarak Dekat

BAB II DASAR TEORI. Tabel 2.1 Jenis Peta menurut Skala. Secara umum, dasar pembuatan peta dapat dinyatakan seperti Gambar 2.1

Oghy Octori 1, Agung Budi Cahyono 1 1 Jurusan Teknik Geomatika FTSP Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Swakalibrasi Kamera Menggunakan Matriks Fundamental

PELAKSANAAN PENGUKURAN DAN HITUNGAN VOLUME METODE FOTOGRAMETRI RENTANG DEKAT DAN METODE TACHYMETRI

ANALISIS KOREKSI GEOMETRIK MENGGUNAKAN METODE DIRECT GEOREFERENCING PADA CITRA SATELIT ALOS DAN FORMOSAT-2

PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1.

SISTEM KAMERA DENGAN PAN-TILT TRIPOD OTOMATIS UNTUK APLIKASI FOTOGRAFI

BAB 4 ANALISIS 4.1 Analisis Perbandingan Posisi Titik Perbandingan Posisi Titik dari Elektronik Total Station

ORTOREKTIFIKASI FOTO FORMAT KECIL UNTUK PERHITUNGAN DEFORMASI JEMBATAN

BAB 4 ANALISIS. Tabel 4.1 Offset GPS-Kamera dalam Sistem Koordinat Kamera

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

I. BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN I.1.

Rancang Bangun Sistem Pengujian Distorsi Menggunakan Concentric Circle Method Pada Kaca Spion Kendaraan Bermotor Kategori L3 Berbasis Edge Detection

Analisa Ketelitian Planimetris Citra Quickbird Guna Menunjang Kegiatan Administrasi Pertanahan (Studi Kasus: Kabupaten Gresik, 7 Desa Prona)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 4 ANALISA DAN BAHASAN

PENGUKURAN PERMEABILITAS BATUAN SAMPEL DENGAN MENGGUNAKAN METODE FALLING HEAD DAN PERBANDINGAN DENGAN ANALISIS CITRA DIGITAL TUGAS AKHIR

PENBENTUKAN BAYANGAN OLEH LENSA

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)

BAB I PENDAHULUAN I.1

OPTIMASI ALGORITMA IDENTIFIKASI STRABISMUS

BAB III METODOLOGI. bagian penting untuk dapat mengetahui sifat aliran fluida pada medium berpori.

Penggunaan Pencocokan String Metode Booyer-Moore dalam Digital Image Matching untuk Foto Udara Ideal

ANALISA DEFORMASI JEMBATAN SURAMADU DENGAN TEKNIK FOTOGRAMETRI RENTANG DEKAT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Gambar 3.1 merupakan desain penelitian yang akan digunakan pada

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan November 2013 s/d Mei 2014.

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN. simulasi untuk mengetahui bagaimana performanya dan berapa besar memori

2. TINJAUAN PUSTAKA. Fotogrametri dapat didefisinikan sebagai ilmu untuk memperoleh

BAB IV ANALISIS. Ditorsi radial jarak radial (r)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai analisis pola interferensi pada interferometer Michelson

BAB III UJICOBA KALIBRASI KAMERA

BAB III IMPLEMENTASI METODE CRP UNTUK PEMETAAN

BAB 2 STUDI REFERENSI

EVALUASI PEMETAAN JALAN RAYA DENGAN VIDEO KAMERA STEREO

KALIBRASI PARAMETER KAMERA DENGAN MENGGUNAKAN PROJECTOR UNTUK REKONSTRUKSI 3D BERBASIS METODE STRUCTURED LIGHT

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

APLIKASI IMAGE STABILIZER DENGAN METODE UNSHARP MASK

PERHITUNGAN DISTORSI RADIAL KAMERA CASIO EXILIM EX-ZS5

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Spesifikasi minimum dari perangkat keras yang diperlukan agar dapat. Graphic Card dengan memory minimum 64 mb

BAB III METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah seperangkat komputer yang

Analisa Kesesuaian Kartografi Peta Desa Skala 1:5000 Berdasarkan Peraturan Kepala BIG Nomor 3 Tahun 2016 (Studi Kasus: Desa Beran Kabupaten Ngawi)

Perancangan dan Implementasi Pengukuran Jarak dan Tinggi Objek Berbasis Kamera pada Perangkat Mobile

TAHAPAN STUDI. Gambar 3-1 Kamera Nikon D5000

PEMBUATAN MODEL ORTOFOTO HASIL PERKAMAN DENGAN WAHANA UAV MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK FOTOGRAMETRI

BAB 2 STUDI REFERENSI. Gambar 2-1 Kamera non-metrik (Butler, Westlake, & Britton, 2011)

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

Perancangan Sistem Pengujian Distorsi Kaca Spion Menggunakan Metode Radial Line

Aminudin NRP Dosen Pembimbing Dr. Ronny Mardiyanto, ST., MT. Dr.Ir. Djoko Purwanto, M. Eng.

BAB I PENDAHULUAN I.1.

Pemodelan 3 Dimensi Candi Wringinlawang Menggunakan Metode Structure From Motion untuk Dokumentasi Cagar Budaya

BAB III REKONTRUKSI 3D MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK PHOTOMODELER.

Studi Kehandalan Meter Air Reliability Study of Water Meter

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

Bab IV Kalibrasi dan Pengujian

BAB III KALIBRASI DAN VALIDASI SENSOR KAMERA UNTUK PENGEMBANGAN RUMUS POSISI TIGA DIMENSI OBYEK

Cahaya merupakan gelombang transversal yang termasuk gelombang elektromagnetik. Cahaya dapat merambat dalam ruang hampa dengan kecepatan 3 x 10 8 m/s.

BAB III PENGOLAHAN DATA

BAB V PEMBAHASAN UMUM

Oleh : Umar Maksum Dosen Pembimbing : Ahmad Zaini, ST, M.T. Dr. I Ketut Eddy Purnama.ST.,MT

Aplikasi Kamera Web Untuk Mengukur Luas Permukaan Sebuah Obyek 3D

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan dalam empat tahap, yaitu preprocessing citra, ekstraksi citra, SIFT, dan pencocokan citra.

BAB 3 TAHAPAN STUDI. 3.1 Percobaan Videogrametri di Laboratorium

REKONSTRUKSI MODEL 3D MENGGUNAKAN FOTO UDARA UNTUK MENDUGA TINGGI OBJEK

1.1 Latar Belakang Arsitektur lansekap meliputi perencanaan dan perancangan ruang di luar bangunan agar dapat dimanfaatkan untuk menampung kegiatan

3.2.1 Flowchart Secara Umum

Jurnal Geodesi Undip April 2013

BAB 3 METODE PERANCANGAN

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI PENGUKURAN JARAK DAN TINGGI OBJEK BERBASIS KAMERA PADA PERANGKAT MOBILE

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menjalankan aplikasi ini adalah : Prosesor Pentium IV 2.6 Ghz. Graphic Card dengan memori minimum 64 MB

STUDI PERUBAHAN SUHU PERMUKAAN LAUT (SPL) MENGGUNAKAN SATELIT AQUA MODIS

BAB III PENGOLAHAN DATA

Analisa Ketelitian Geometric Citra Pleiades Sebagai Penunjang Peta Dasar RDTR (Studi Kasus: Wilayah Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur)

Transkripsi:

KALIBRASI KAMERA NON METRIK DIGITAL PADA KEGIATAN FOTOGRAMETRI BAWAH AIR CALIBRATION OF NON METRIC DIGITAL CAMERA FOR UNDERWATER PHOTOGRAMMETRY ACTIVITY Muhammad Fikri Anshari 1, Agung Budi Cahyono 1 1 Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Email: agungbc@geodesy.its.ac.id Abstrak Kalibrasi kamera pada kegiatan otogrametri bawah air memerlukan perlakuan khusus pada proses kalibrasi kameranya dikarenakan adanya eek pembiasan cahaya antara dua medium yang berbeda. Dari hasil pengambilan data di air dapat dilihat oto mengalami pergeseran ke luar sehingga pendekatan nilai koeisien distorsi radial haruslah dilakukan perhitungan. Proses kalibrasi kamera di udara menghasilkan nilai parameter orientasi dalam (K 1, K 2, K 3, P1, P2, x 0, y 0, ) berturut-turut sebesar 0,065;-0,073; 0,009; 0,004; 0; 0 mm; 0 mm; dan 5,778 mm dengan kesalahan piksel x dan y sebesar 0,002 mm dan 0,003 mm serta nilai parameter orientasi dalam di air sebesar 0,342;0,312; 0,017; 0,002; 0; 0,039 mm; -0,084 mm; dan 5,759 mm dengan kesalahan piksel x dan y sebesar 0,008 mm dan 0,006 mm. Kesalahan piksel di bawah air bernilai lebih besar dibandingkan nilai kesalahan piksel di udara dikarenakan pengaruh distorsi radial yang cukup besar sebagai akibat dari pembiasan cahaya di medium air. Oleh karena itu, kalibrasi kamera pada kegiatan otogrametri bawah air harus dilakukan di bawah air dengan nilai pendekatan koeisien distorsi radial menggunakan perhitungan. Kata Kunci: Camera Calibration Toolbox, Distorsi radial, Indeks bias, Kalibrasi kamera, Pembiasan cahaya. Abstract Camera calibration in underwater photogrammetry needs special treatment on its process because reraction eect between two dierent mediums. From the data taken in underwater, the image has been shited to the outside, so estimation o radial distortion coeicient values must be calculated. Interior orientation parameter values (k1, k2, k3, P1, P2, x0, y0, ) rom camera calibration process in the air respectively 0.065; -0.073; 0.009; 0,004; 0; 0 mm; 0 mm; and 5.778 mm with pixel error x and y respectively 0.002 mm and 0.003 mm and interior orientation parameter values in underwater o 0.342; 0,312; 0,017; 0,002; 0; 0,039 mm; -0.084 mm; and 5.759 mm with pixel error x and y o 0.008 mm and 0.006 mm. Pixel errorin underwater is greater than pixel error in the air due to the eect o large radial distortion as a result o the reraction o light in water medium. Thereore, camera calibration in underwater photogrammetry should be donein underwater with estimation o radial distortion coeicient value must be done in calculations. Keywords: Camera calibration, Camera Calibration Toolbox, Index o reraction, Radial distortion, Reraction PENDAHULUAN LatarBelakang Kamera non-metrik pada sejatinya tidak didesain untuk keperluan otogrametri dikarenakan kualitas geometriknya yang kurang. Hal ini mengakibatkan penentuan posisi pada oto yang dihasilkan menjadi kurang akurat pula. Sehingga, sebelum digunakan untuk kegiatan otogrametri kamera yang akan digunakan haruslah dikalibrasi terlebih dahulu. Selain untuk memperbaiki okus kamera serta parameter orientasi dalam kamera, diasumsikan ada aktor lain yang mempengaruhi hasil kalibrasi dikarenakan adanya perambatan cahaya di medium air. Untuk dapat mengamati pengaruh perambatan cahaya di medium air, maka perlu kiranya dilakukan kegiatan kalibrasi di udara dan di air. Pada penelitian sebelumnya mengenai kegiatan otogrametri bawah air(diamanti, et al., 2011), diasumsikan adanya parameter lain yang perlu diperhatikan dalam kalibrasi kamera di bawah 52

air, sehingga dugaan sementara dari Diamanti dkk menyatakan tidak ada model matematis yang bisa menjelaskan parameter tersebut. Pada kegiatan kalibrasi kamera di penelitian ini, akan dicoba untuk dijelaskan persamaan matematis yang diperlukan untuk kegiatan kalibrasi kamera di bawah air. METODOLOGI PENELITIAN Data Dan Peralatan - Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Foto bidang kalibrasi berupa susunan titik yang membentuk grid. 2. Koordinat piksel pada oto dan koordinat titik pada bidang kalibrasi - Peralatan Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Kamera Digital Nikon Coolpix AW130 dengan resolusi maksimum 16 Megapixel serta ocus 4 mm 2. Akuarium kaca yang terisi air 3. Laptop dengan spesiikasi prosesor Intel Core i3 dan RAM 4 GB untuk pengolahan data 4. Perangkat lunak MatLab yang dilengkapi coding Camera Calibration Toolbox (Bouguet, 2013) Metode Penelitian Pada penelitian ini, tahap pengolahan data dapat dilihat pada diagram alir berikut ini. Gambar 1. Diagram Alir Pengolahan Data Pengambilan oto masing-masing dilakukan sebanyak 4 kali dikarenakan dalam kegiatan Laboratory Camera Calibration perlu digunakan lebih dari satu oto dengan κ yang berbeda jika oto tersebut memiliki ketinggian yang sama (misalkan bidang kalibrasi)(wol & Dewitt, 2000). Dikarenakan adanya pengaruh pembiasan cahaya yang mengakibatkan objek terlihat lebih besar ketika di oto, maka nilai koeisien distorsi radial harus didekati dengan persamaan berikut(wol & Dewitt, 2000): 3 5 r' r K r K r K r (1) 1 2 dengan nilai K merupakan koeisien distorsi radial dan r merupakan jarak oto terdistorsi yang diperoleh dari pengamatan langsung. Untuk mengetahui nilai r yang merupakan jarak sebenarnya, digunakan persamaan berikut ini: 3 2 2 2 9r' r (2) 2 2 7r' 16 Pers(2) merupakan persamaan Hukum Snell yang digabungkan dengan aturan phytagoras untuk mengetahui jarak r yang sebenarnya dengan menggunakan panjang okus. Koordinat piksel didapat dari estimasi dengan cara menentukan titik pojok oto grid. Titik awal serta rotasi pengambilan titik pojok harus sama untuk setiap oto. Hasil kalibrasi kamera di udara serta di air akan dibandingkan untuk mengetahui teknik 53

GEOID Vol. 01 No. 01 Agustus 2015 (52-56) kalibrasi kamera yang eekti untuk diaplikasikan pada kegiatan otogrametri bawah air. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengambilan Foto di Udara Kalibrasi kamera selayaknya dilakukan karena kamera Nikon Coolpix AW130 diasumsikan memiliki parameter kamera yang tidak stabil dikarenakan siatnya sebagai kamera non-metrik. Kalibrasi kamera dilakukan untuk mendapatkan parameter internal kamera (K 1, K 2, K 3, P1, P2, x 0, y 0, ). Kalibrasi kamera dilakukan dengan menggunakan Camera Calibration Tolbox. Pengambilan data dilakukan pada bidang kalibrasi berbentuk papan catur berukuran 27,2 20,4 cm. Gambar 2 Contoh Foto Hasil Pengambilan data di Udara Pengambilan Data di Air Agar hasil kalibrasi kamera dapat dipastikan bisa digunakan untuk kegiatan otogrametri bawah air, kamera haruslah juga dilakukan kalibrasi kamera di bawah air. Kalibrasi kamera dibawah air ini dilakukan untuk menguji kestabilan parameter kamera di air sehingga kamera bisa dinyatakan layak untuk digunakan pada kegiatan otogrametri bawah air. Adapun parameter yang dicari, nilai pendekatan, serta ukuran grid yang digunakan masih sama seperti proses kalibrasi kamera di udara. Gambar 3. Contoh Foto Hasil Pengambilan di Air Pada Gambar 3, terlihat pergeseran oto cenderung mengarah ke luar (pincushion), sehingga nilai koeisien distorsi radial tidak bisa didekati dengan nilai nol. Untuk meminimalisir eek distorsi radial ini maka pendekatan nilai perhitungan koeisien distorsi radial harus dihitung dengan Pers(1). Hasilperhitungannilaipendekatankoeisiendistorsi radial (K 1, K 2, K 3 ) berturut-turutyaitu 0,0109; - 0,006; serta 0. Kalibrasi Kamera di Udara Tabel 1. Hasil Kalibrasi Kamera di Udara Dengan Menggunakan Camera Calibration Toolbox Parameter Nilai Parameter StandarDeviasi x 4301,438 piksel 5,760 mm 530,706 piksel y 4402,815 piksel 5,796 mm 614,596 piksel x 0 2303,500 piksel 0 mm y 0 1727,500 piksel 0 mm K 1 0,065 0,048 K 2-0,073 0,218 K 3 0,009 0,004 P1 0,004 0,004 P2 0 0 pix. err x 1,889 piksel 0,002 mm pix. err y 2,052 piksel 0,003 mm 5,778 mm Dari kedua hasil kalibrasi yang telah dilakukan, dapat dilihat bahwa nilai panjang ocus memiliki perbedaan yang relative kecil sebesar 0,019 mm, sehingga seharusnya baik melakukan kalibrasi kamera di air maupun di udara sama-sama bisa digunakan untuk kegiatan otogrametri bawah air. Tetapi dari hasil pengambilan data di air terlihat oto mengalami pergeseran keluar (pincushion), sehingga dari pengamatan terhadap hasil pengambilan data dapat disimpulkan bahwa eek pembiasan cahaya berpengaruh terhadap distorsi radial kamera yang mengakibatkan pertambahan jarak radial pada oto serta pergeseran radial keluar. Tabel 2. Hasil Kalibrasi Kamera di Air Dengan Menggunakan Camera Calibration Toolbox Parameter Nilai Parameter StandarDeviasi x 4301,438 piksel 5,760 mm 530,706 piksel 0,711 mm y 4402,815 piksel 5,796 mm 614,596 piksel 0,809 mm x 0 2303,500 piksel 0 mm 54

y 0 1727,500 piksel 0 mm K 1 0,065 0,048 K 2-0,073 0,218 K 3 0,009 0,004 P1 0,004 0,004 P2 0 0 pix. err x 1,889 piksel 0,002 mm pix. err y 2,052 piksel 0,003 mm 5,778 mm Reproyeksi Titik Koordinat di Udara Terlihat selisih nilai K 1, K 2, serta K 3 pada hasil kalibrasi di air serta udara sebesar 0,277; 0,385; dan 0,008. Selisih yang cukup besar ini yang mengakibatkan kelengkungan pada oto terlihat lebih jelas. Distorsi radial yang bernilai positi menunjukkan pergeseran radial mengarah keluar (pincushion). Nilai kesalahan piksel di bawah air bernilai lebih besar dibandingkan nilai kesalahan piksel di udara dikarenakan pengaruh distorsi radial yang lebih besar pada oto yang diambil di bawah air yang mengakibatkan selisih antara koordinat oto terukur di air dengan koordinat oto hasil hitungan bernilai lebih besar dibandingkan selisih antara koordinat oto terukur di udara dengan koordinat oto hasil hitungan. Berdasarkan penjabaran di atas, pada kegiatan otogrametri bawah air kamera yang akan digunakan haruslah juga dikalibrasi di air. Hal ini diperlukan mengingat eek pembiasan cahaya yang terjadi berpengaruh terhadap distorsi radial kamera. Oleh karena itu, pada saat melakukan proses kalibrasi, nilai pendekatan distorsi radial tidak bisa didekati dengan nilai nol, tetapi dengan menggunakan persamaan distorsi radial dengan menggunakan selisih nilai r dari koordinat oto dengan nilai r sebenarnya yang didapat dari persamaan Hukum Snell. Gambar 4. Contoh Model Reproyeksi Pada Foto di Udara Dari model reproyeksi yang dihasilkan dapat dilihat bahwa plot kesalahan yang dihasilkan mengarah ke segala arah. Hal ini menunjukkan bahwa kamera telah terkalibrasi dengan baik dengan kesalahan piksel sumbu x hanya sebesar 0,002 mm serta kesalahan piksel sumbu y sebesar 0,003 mm. Reproyeksi Titik Koordinat di Udara Gambar 7. Contoh Model Reproyeksi Pada Foto di Air Dari semua model distorsi yang dihasilkan dapat dilihat bahwa arah distorsi cenderung mengarah secara tidak beraturan. Hal ini menunjukkan bahwa kamera telah terkalibrasi dengan baik dengan kesalahan piksel sumbu x hanya sebesar 0,008 mm serta kesalahan piksel sumbu y sebesar 0,006 mm. PENUTUP Kesimpulan Dari hasilpenelitianinidapatdisimpulkanbahwa: 55

GEOID Vol. 01 No. 01 Agustus 2015 (52-56) 1. Proses kalibrasi kamera menghasilkan nilai parameter orientasi dalam di udara (K 1, K 2, K 3, P1, P2, x0, y0, ) berturut-turut sebesar 0,065; -0,073; 0,009; 0,004; 0; 0 mm; 0 mm; dan 5,778 mm dengan kesalahan piksel x dan y sebesar 0,002 dan 0,003 mm serta nilai parameter orientasi dalam di air sebesar 0,342;0,312; 0,017; 0,002; 0; 0,039 mm; -0,084 mm; dan 5,759 mm dengan kesalahan piksel x dan y sebesar 0,008 dan 0,006 mm. Nilai kesalahan piksel di bawah air bernilai lebih besar dibandingkan nilai kesalahan piksel di udara dikarenakan pengaruh distorsi radial yang lebih besar pada oto yang diambil di bawah air dibandingkan oto yang diambil di udara. 2. Terdapat perbedaan nilai koeisien distorsi radial (k1, k2, k3) yang cukup besar antara hasil kalibrasi kamera di air dan udara (0,277; 0,385; 0,008) dikarenakan eek pembiasan cahaya yang berpengaruh terhadap distorsi radial kamera sehingga mengakibatkan pertambahan jarak radial pada oto serta pergeseran radial keluar (pincushion). Oleh karena itu, kamera yang akan digunakan pada kegiatan otogrametri bawah air harus dikalibrasi di bawah air juga dengan, nilai pendekatan koeisien distorsi radial didekati dengan menggunakan persamaan distorsi radial dengan menggunakan selisih nilai r dari koordinat oto terdistorsi dengan nilai r sebenarnya yang didapat dari persamaan Hukum Snell. banyak untuk meningkatkan kualitas kalibrasi kamera yang dihasilkan. DAFTAR PUSTAKA Bouguet, J. Camera Calibration Toolbox or MatLab. 2013. http://www.vision.caltech.edu/ bouguetj/calib_doc/(2 Desember2013). Diamanti, E., dkk, 2011. Geometric Documentation o Underwater Archaeological Sites. XIII CIPA International Symposium. Wol, P. R. dan Dewitt, B. A., 2000. Elements o Photogrammetry with Applications in GIS: 3rd Edition.New York: McGraw Hill. Saran 1. Kegiatan ini bisa diteruskan dengan menggunakan data sesungguhnya di lapangan pada kegiatan otogrametri bawah air. 2. Pada proses kalibrasi kamera di bawah air, nilai koeisien distorsi radial haruslah didekati terlebih dahulu.. 3. Perhatikan arah pergeseran titik pada oto. Jika arah pergeseran menuju kedalam (barrel) maka nilai Δr bernilai negati. Tetapi jika arah pergeseran menuju keluar (pincushion) maka nilai Δr bernilai positi. 4. Untuk penelitian kedepan bisa menggunakan oto yang lebih banyak maupun dengan titik kontrol yang lebih 56